10
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan profesionalisme keperawatan di Indonesia dimulai sejak diterima dan diakuinya keperawatan sebagai profesi pada Lokakarya Nasional Keperawatan (1983). Sejak saat itu, berbagai upaya telah dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Kesehatan dan organisasi profesi, diantaranya adalah dengan membuka pendidikan pada tingkat sarjana, mengembangkan Kurikulum Diploma III keperawatan, mengadakan pelatihan bagi tenaga keperawatan, serta mengembangkan standar praktik keperawatan. Upaya penting lainnya adalah dibentuknya Direktorat Keperawatan di Departemen Kesehatan di Indonesia. Semua upaya tersebut bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme keperawatan agar mutu asuhan keperawatan dapat ditingkatkan. Walaupun sudah banyak hal positif yang telah dicapai di bidang pendidikan keperawatan, tetapi gambaran pengelolaan layanan keperawatan belum memuaskan. Layanan keperawatan masih sering mendapat keluhan masyarakat, terutama tentang sikap dan kemampuan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien atau keluarga. Layanan keperawatan yang ada di Rumah Sakit masih bersifat okupasi. Artinya, tindakan keperawatan yang dilakukan hanya pada pelaksanaan prosedur, pelaksanaan tugas berdasarkan instruksi dokter. Pelaksanaan tugas tidak didasarkan pada tanggung jawab moral serta tidak 1

Mankep Kelompok 1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Mankep Kelompok 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan profesionalisme keperawatan di Indonesia dimulai sejak diterima

dan diakuinya keperawatan sebagai profesi pada Lokakarya Nasional Keperawatan

(1983). Sejak saat itu, berbagai upaya telah dilakukan oleh Departemen Pendidikan

Nasional, Departemen Kesehatan dan organisasi profesi, diantaranya adalah dengan

membuka pendidikan pada tingkat sarjana, mengembangkan Kurikulum Diploma III

keperawatan, mengadakan pelatihan bagi tenaga keperawatan, serta mengembangkan

standar praktik keperawatan. Upaya penting lainnya adalah dibentuknya Direktorat

Keperawatan di Departemen Kesehatan di Indonesia. Semua upaya tersebut bertujuan

untuk meningkatkan profesionalisme keperawatan agar mutu asuhan keperawatan

dapat ditingkatkan.

Walaupun sudah banyak hal positif yang telah dicapai di bidang pendidikan

keperawatan, tetapi gambaran pengelolaan layanan keperawatan belum memuaskan.

Layanan keperawatan masih sering mendapat keluhan masyarakat, terutama tentang

sikap dan kemampuan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien

atau keluarga.

Layanan keperawatan yang ada di Rumah Sakit masih bersifat okupasi.

Artinya, tindakan keperawatan yang dilakukan hanya pada pelaksanaan prosedur,

pelaksanaan tugas berdasarkan instruksi dokter. Pelaksanaan tugas tidak didasarkan

pada tanggung jawab moral serta tidak adanya analisis dan sintesis yang mandiri

tentang asuhan keperawatan. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan

restrakturing, reengineering, dan redesigning system pemberian asuhan keperawatan

melalui pengembangan model Metode Praktik Keperawatan Profesional (MPKP).

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan model praktik keperawatan?

2. Apa tujuan dari model keperawatan ?

3. Apa yang dimaksud dengan metode fungsional?

4. Bagaimana pembagian peran pada metode fungsional?

5. Apa saja contoh penerapan metode fungsional ?

6. Bagaimana keuntungan dan kelemahan dari metode fungsional ?

1

Page 2: Mankep Kelompok 1

C. Tujuan

1. Mengetahui definisi model praktik keperawatan.

2. Mengetahui tujuan dari model keperawatan.

3. Mengetahui Defenisi Metode Fungsional

4. Mengetahui bagaimana pembagian peran pada metode Fungsional.

5. Mengetahui contoh penerapan metode fungsional

6. Mengetahui keuntungan dan kelemahan dari Metode Fungsional

2

Page 3: Mankep Kelompok 1

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Model praktik keperawatan adalah diskripsi atau gambaran dari praktik

keperawatan yang nyata dan akurat berdasarkan kepada filosofi, konsep dan teori

keperawatan.

Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut

perawat, sebagai suatu profesi, memberi pelayanan kesehatan yang optimal. Indonesia

juga berupaya mengembangkan model praktik keperawatan profesional (MPKP).

B. Tujuan Model Keperawatan

1. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan

2. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan asuhan

keperawatan oleh tim keperawata.

3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.

4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan.

5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi

setiap anggota tim keperawatan.

Ada lima komponen MPKP :

1. Nilai professional

2. Pendekatan manajemen

3. Metode pemberian asuhan keperawatan

4. Hubungan professional

5. System penghargaan dan kompensasi

C. Metode Keperawatan Fungsional

Metode fungsional merupakan metode yang berdasarkan orientasi tugas dari

filosofi keperawatan yang merupakan pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan

yang didasarkan kepada pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan.

Metode Fungsional yaitu pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang

didasarkan kepada pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Metode

ini dibagi menjadi beberapa bagian dan tenaga ditugaskan pada bagian tersebut secara

3

Page 4: Mankep Kelompok 1

umum, antara lain kepala ruangan, perawat staf,perawat pelaksana dan pembantu

perawat.

Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan

keperawatan sebagai pilihan utama (ada saat perang dunia kedua). Pada saat itu

karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap perawat hanya

melakukan 1-2 jenis intervensi (misalnya merawat luka) keperawatan kepada semua

pasien di bangsal.

D. Pembagian Peran Pada Metode Keperawatan Fungsional

a. Kepala Ruangan, tugasnya :

Merencanakan pekeriaan, menentukan kebutuhan perawatan pasein, membuat

penugasan, melakulan supervisi, menerima instruksi dokter.

b. Perawat staf, tugasnya :

- Melakukan askep langsung pada pasien

- Membantu supervisi askep yang diberikan oleh pembantu tenaga keperawatan

c. Perawat Pelaksana, tugasnya :

Melaksanakan askep langsung pada pasien dengan askep sedang, pasein dalam

masa pemulihan kesehatan dan pasein dengan penyakit kronik dan membantu

tindakan sederhana (ADL).

d. Pembantu Perawat, tugasnya :

Membantu pasien dengan melaksanakan perawatan mandiri untuk mandi,

menbenahi tempat tidur, dan membagikan alat tenun bersih.

4

Page 5: Mankep Kelompok 1

E. Contoh Penerapan

Diagram 1. Sistem Asuhan Keperawatan “Fungsional Method Nursing”

Contoh:

Perawat A bertugas menyutik, perawat B tugasnya mengukur suhu badan klien.

Seorang perawat dapat melakukan dua jenis tugas atau lebih untuk semua klien yang

ada di unit tersebut. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas

tersebut dan menerima laporan tentang semua pasien serta menjawab semua

pertanyaan tentang pasien.

F. Keuntungan dan Kelemahan

Keuntungan :

1. Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang jelas, dan

pengawasan yang baik

2. Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga

3. Perawat senior diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawat pasien diserahkan

kepada perawat junior dan/atau belum berpengalaman

4. Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang berpengalaman

untuk satu tugas yang sederhana.

5

Kepala Ruangan

Perawat :

pengobatan

Perawat :

Merawat Luka

Perawat :

pengobatan

Perawat :

Merawat Luka

Pasien/ klien

Page 6: Mankep Kelompok 1

5. Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staff atau peserta didik yang

praktek untuk ketrampilan tertentu.

Kelemahan :

1. Tidak memberikan kepuasan kepada pasien dan perawat

2. Pelayanan keperawatan terpsah-pisah, tidak dapat menerapkan proses

keperawatan

3. Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan keterampilan

saja.

4. Kebutuhan pasien secara individu sering terabaikan

5. Pelayanan pasien secara individu sering terabaikan

6. Pelayanan terputus-putus

7. Kepuasan kerja secara keseluruhan sulit tercapai

6

Page 7: Mankep Kelompok 1

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari Metode Fungsional adalah setiap perawat mendapat tugas

yang berbeda dalam merawat setiap pasien

B. Saran

Adapun saran penulis terhadap pembaca, yaitu agar memahami berbagai metode

praktik keperawatan terutama metode fungsional dan mampu mengaplikasikannya

dengan sebaik mungkin serta tidak menjadikan kelemahan-kelemahan metode untuk

memberikan pelayanan yang optimal.

7

Page 8: Mankep Kelompok 1

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin. 2001. Dasar – Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Widya Medika.

Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan

Profesional Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Russel, M. 2000. Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan vol 1. EGC : Jakarta

8