Upload
padhede
View
226
Download
32
Embed Size (px)
Citation preview
MANAJEMEN PENETASAN
TELUR UNGGAS
PROSES PENETASAN. alamiah buatan
usaha untuk menetaskan telur unggas dengan bantuan mesin penetas telur dengan cara kerja mengadopsi tingkah laku (behaviour) induk unggas selama masa mengeram.
FUNGSI MESIN TETAS. pengganti induk (tidak memiliki/kehilangan sifat mengeram) mempermudah manajemen pemeliharaan
praktis ekonomis
(menetaskan telur secara serentak dalam jumlah banyak) higienis (mencegah/memutus jalur penyebaran penyakit)
PRINSIP PENETASAN.
penguapan air (evaporation) pertukaran gas/udara (ventilation): O2 dan CO2 pengaturan kelembaban (humidity) pemutaran telur (egg turning) kebersihan (cleanliness)
BAGIAN MESIN TETAS (INCUBATOR).
SETTER mesin pengeraman telur diputar/dibalik (rotasi minimal 3 x /hari)
HATCHER mesin penetasan telur tidak diputar/dibalik
SINGLE STAGE DOUBLE STAGE
SETTER & HATCHER SETTER & HATCHER
SINGLE STAGE INCUBATOR
SETTER HATCHER
DOUBLE STAGE INCUBATOR
PERALATAN MESIN TETAS.
sumber suhu (heater) pengatur suhu (thermostat) pengukur suhu (thermometer) sumber kelembaban (sprayer, bak air) pengatur kelembaban (hygrostat) pengukur kelembaban (hygrometer) kipas (fan) ventilasi (ventilation) pemutar telur (egg rotation rotor) lampu pilot (indicator lamp)
JENIS MESIN TETAS.
Still Air Incubator (SAI) tanpa kipas (udara diam) kapasitas kecil posisi telur horisontal pemutaran telur manual
Forced /Draft Air Incubator (FDI) dengan kipas (udara dipaksa bergerak) kapasitas sedikit sampai banyak posisi telur horisontal atau vertikal pemutaran telur manual atau otomatis
JENIS MESIN TETAS.
Berdasarkan otomasi: manual semi automatic full automatic
PROSEDUR PENETASAN.
seleksi telur tetas bentuk dan bobot telur normal sesuai spesies kerabang telur
utuh: tidak pecah, tidak retakbersih: tidak kotor
umur telur tetas < 7 hari dari induk bebas pullorum berukuran seragam fertil (dibuahi)
sanitasi telur tetas sanitasi peralatan dan mesin tetas setting telur tetas transfer telur tetas (setter ke hatcher) panen (pull chick)
SANITASI: PERALATAN, MESIN, DAN TELUR TETAS.
desinfeksi (suci hama) detergen fumigasi
menggunakan asap (fume) gas formaldehid (HCHO) yang dilarutkan ke dalam air (40%) formalin 40%
kalium permanganat (KMnO4) larutan formalin bereaksi dengan Kalium Permanganat
(KMnO4) menghasilkan gas fumigan (tidak berwarna,aroma khas dan menyengat)
DOSIS FUMIGASI.
Satu dosis fumigasi =40 ml formalin 40% + 20 g KMnO4 /volume ruangan 2.83 m
3
Peralatan dan mesin tetas: 3 dosis, minimal 30 menit Telur tetas: 1 dosis , minimal 30 menit
Ayam Itik Entok Puyuh Kalkun Ayam Mutiara
Periode
Penetasan (hari)
21 28 35 17 28 28
Suhu (oC)
Tanpa Fan 39.4 38.6 38.6 38.75 M1= 38.1
M2= 38.6
M3= 39.2
M4= 39.4
38.75
Dengan Fan 37.6 37.5 37.5 37.6 37.5 37.6
Kelembaban (%) H 1-19= 55-60
H >19= 70
H 1-24= 70
H 24 - kerabang
retak= 60-65
H > retak= 70
H 1-32= 60
H >32= 75
H 1-4= 55-60
H 14-17= 70
H 1-24= 65
H 24-28= 75
H 1-25= 55
H 25-28= 70
Pemutaran telur 18 24 31 15 24 24
RUANG PENETASAN.
Faktor penting: suhu kelembaban kebersihan (sanitasi, desinfeksi) ketenangan infra struktur
listrik air
PEMBENTUKAN TELUR TETAS.
reproduksi jantan testis. vas deferens. papilae. kloaka.
glandula spermatik (di oviduct). sperma bertahan 2 minggu. pembuahan di infundibulum
blastoderm + sperma zigot. pembelahan sel di isthmus ovum + spermatozoa
2 sel 20.00 sel. jenis dan fungsi berbeda.
PEMBENTUKAN TELUR TETAS.
reproduksi betina : ovarium
kiri berkembang. kanan rudimenter.
oviduct : infundibulum. magnum. isthmus. uterus. vagina. kloaka.
ovulasi ovum ukuran 40 mm FSH, LH. estrogen, progesteron.
REPRODUKSI BETINA.
REPRODUKSI BETINA.
OVARIUM DAN OVUM.
OVIPOSISI.
STRUKTUR TELUR.
PENEROPONGAN (CANDLING).
KONDISI EMBRIO.
KONDISI EMBRIO.
EMBRIO: MEMBRAN DAN PEMBULUH DARAH.
MEMBRAN.
AMNION. pelindung embrio dari benturan saat penetasan (induk/
mesin). ALANTOIS.
respirasi (suplay O2, menyerap CO2). ekskresi dari ginjal. pencernaan (menyerap zat-zat dari albumin dan Ca dari
kerabang). YOLK SACK.
menghasilkan enzim, antibiotik, antibodi. sumber zat makanan (lemak, vitamin, mineral).
CHORION. menghubungkan selaput dalam dan luar.
Hari 1
bagian tengah lempeng(germinal disc) sel/germ
seperti telur di dalam telur membesar selama
inkubasi umur 3-4 hari danmembentuk jaringan danorgan
Hari 2
germinal disc berkembang4x lebih besar
sel di bagian tengahmembentuk pseudo-embryo (formasi embrio kecil) bakalan anak ayam
pseudo-embryo tidakterlihat saat candling
PERKEMBANGAN EMBRIO.
Hari Cir-ciri
1 Awal sel pencernaan, jaringan otak dan syaraf, tulang belakang, darah, baian kepala.
Formasi hubungan jaringan otak dan syaraf.
2 Embrio mulai bergeser ke kiri.
Saluran darah, seluruh jaringan otak, selaput cairan, tenggorokan.
3 Hidung, sayap, kaki, dan jaringan pernafasan.
Selaput cairan sudah menutupi seluruh bagian embrio.
Jantung mulai berdenyut.
4 Lidah, pigmentasi mata, embrio terpisah dari kuning telur dan berputar ke kiri
Saluran pernafasan mulai menembus selaput cairan
5 Saluran pencernaan dan tembolok
Jaringan reproduksi (penentuan jenis kelamin)
PERKEMBANGAN EMBRIO.
Hari Cir-ciri
6 Pembentukan awal paruh dan gigi paruh
Pembentukan awal kaki dan sayap
Embrio mulai bergerak
7, 8, 9 Pembentukan jari kaki dan sayap
Pembentukan awal jeroan (perut menonjol)
Pembentukan awal bulu
Mulut terbuka
10, 11 Paruh mengeras
Gigi paruh jelas
Jari-jari kaki sepenuhnya terpisah
Pori-pori kulit tubuh mulai berkembang
12 Pembentukan jari-jari kaki
Pemunculan bulu pertama
13, 14 Pembentukan sisik dan jari kaki
Tubuh sepenuhnya ditumbuhi bulu
Embrio berputar sehingga kepala berada pada bagian tumpul (hari ke-14)
Hari Cir-ciri
16, 17 Sisik kaki, kuku dan paruh mengeras
Tubuh sepenuhnya tertutup bulu
Putih telur sudah terserap
Kuning telur meningkat fungsinya sebagai bahan makanan bagi embrio
Paruh megarah ke rongga kantung udara
Selaput cairan mulai berkurang
Embrio mulai melakukan persiapan untuk bernafas
18, 19 Pertumbuhan embrio mendekati sempurna
Kuning telur masuk ke dalam rongga perut melalui tali pusat
Embrio semakin besar (memenuhi seluruh rongga telur kecuali kantung udara)
20 Kuning telur masuk sepenuhnya ke dalam tubuh embrio
Embrio menembus selaput cairan
Embrio mulai bernafas menggunakan kantung udara
Saluran pernafasan mulai berfungsi dan bekerja sempurna
21 Anak ayam menembus lapisan kulit telur dan menetas
KANTUNG UDARA.
PENYIMPANAN TELUR TETAS.
sejuk: suhu 13 19 oC (embrio berkembang tetapi lambat) suhu < 13 oC : menurunkan daya tetas suhu > 19 oC : embrio mati
lembab: Rh 75% Rh < 75%: dehidrasi Rh > 75%: perkembangan mikroorganisme
lama penyimpanan 5 10 hari : maksimal > 10 hari : penurunan daya tetas > 3 minggu ; tidak menetas
pra inkubasi : telur dihangatkan di suhu kamar (25 oC)
DAYA TUNAS (FERTILITY).
telur tetas - telur infertil x 100% telur tetas
> 85%
DAYA TETAS (HATCHABILITY).
telur fertil - telur tidak menetas x 100% telur fertil
> 80%
PANEN ANAK UNGGAS (PULLCHICK).
bobot tetas : 60-70% bobot telur syarat anak unggas:
sehat, kaki normal, dapat berdiri tegak, segar dan aktif, tidak dehidrasi, tidak ada kelainan bentuk /fisik, duburkering, pusat kering dan tertutup, warna bulu seragamsesuai strain, kering, dan berkembang.
bobot badan: broiler : 37-45 g layer : > 33 g Kampung : > 33 g itik : > 39 g entog : > 40 g puyuh : 6-7 g
mortalitas saat transportasi < 2%
VASKINASI.
Embrio (Mareks, IB, ND, IBD) Anak unggas (Mareks, IB)
JENIS KELAMIN DOC (SEXING).
Auto colour sexing
Vent sexing : ada tonjolan di kloaka : tidak ada tonjolan di kloaka
Feather sexing : bulu primer sama panjang dengan covert : bulu primer lebih panjang dibandingkan
covert
KUALITAS DOC.
SNI 01-4868.1-2005 : Mutu Bibit Ayam Ras Niaga (final stock) umur sehari (DOC)
Penimbangan: berat DOC/ekor > 37 g (broiler) > 33 g (layer) Organoletik:
kondisi fisik sehat, kaki normal dan dapat berdiri tegak, tampak segar dan aktif, tidak dehidrasi, tidak ada kelainan bentuk , tidak cacat fisik, sekitar pusar dan dubur kering, dan pusar tertutup
warna bulu seragam sesuai dengan warna galur (strain) dan kondisi bulu kering dan berkembang
Jaminan kematian DOC: selama transportasi < 2%.
PENGEMASAN (PACKAGING)
Tujuan: jaminan keamanan terhadap kematian DOC. mempertahankan kestabilan mutu DOC.
Faktor berpengaruh: KEMASAN DOC. GERBONG ANGKUTAN DOC.
KEMASAN DOC (SNI 19-2043-1990)
box yang digunakan untuk mengangkut DOC mulai dariprodusen sampai di konsumen
bahan dasar: kertas karton, tahan terhadap tekanan yang merusak (sesuai SII 1875-1986).
bentuk: trapesium, bagian dalam ada sekat Pemisah sertabagian atasnya ada tonjolan
sanitasi: di tempat penyimpanan DOC ventilasi kemasan DOC harus ada dan cukup (di bagian
kiri, kanan, depan, belakang, dan atas). ukuran kemasan:
panjang x lebar bawah > 64 x 48 cm panjang x lebar atas > 60 x 44 cm tinggi kotak kemasan > 15 cm tinggi tonjolan > 64 cm
berat kemasan kosong > 0,8 kg. kapasitas isi < 105 ekor. frekuensi pemakaian hanya 1 kali. penandaan kemasan:
label (informasi: galur/strain DOC, jenis ayam bibit (GPS, PS, FS), jumlah, tanggal vaksinasi Marek, nama, alamat, dan cap perusahaan
warna label: Petelur (layer): biru tua (GPS), biru muda (PS), kuning (FS)Pedaging (broiler): merah tua (GPS), merah muda (PS)
GERBONG ANGKUTAN DOC (SNI 19-2044-1990)
kendaraan khusus pengangkut DOC bahan: kayu, alumunium, dan kawat kasa bentuk 4 persegi panjang, tertutup, dan dilengkapi
pengatur suhu sanitasi sebelum mengangkut DOC ventilasi cukup (jaminan sirkulasi udara), Rh 60-70%,
suhu 21-24 oC kapasitas < 14 box/m2
tidak disatukan dengan ternak lain, hasil ternak, obat-obatan, pakan, dll sebagai sumber kontaminan.