Upload
hercoffee
View
262
Download
15
Embed Size (px)
Citation preview
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)
Perkembangan yang sangat pesat dalam teknologi farmasi dewasa ini
mengakibatkan perubahan-perubahan yang sangat cepat pula dalam konsep serta
persyaratan CPOB. Konsep CPOB yang bersifat dinamis memerlukan
penyesuaian dari waktu ke waktu mengikuti perkembangan atau teknologi dalam
bidang farmasi. Demikian pula perkembangan penerapan CPOB di Indonesia.
Terkait dengan telah ditanda-tanganinya Harmonisasi pasar ASEAN 2008 oleh
ke-11 pemimpin negara ASEAN, di mana kesehatan/produk farmasi, merupakan
salah satu komoditi yang ikut serta dalam harmonisasi pasar ASEAN. Sebagai
upaya untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan industri farmasi nasional,
Badan POM Republik Indonesia selaku regulator industri farmasi nasional, telah
mencanangkan penerapan CPOB edisi tahun 2006 (CPOB Terkini) bagi industri
farmasi di Indonesia mulai 1 Januari 2007 dengan surat keputusan Kepala Badan
POM Nomor HK.00.053.0027 tahun 2006.
Dalam Pedoman CPOB edisi tahun 2006, acuan yang digunakan antara
lain WHO Technical Report Series yaitu TRS 902/2002 Aneks 6, TRS 908/2003
Aneks 4, TRS 929/2005 Aneks 2,3,4, TRS 937/2006 Aneks 2,4 GMP for Medical
Products PIC/S 2006, dan lain-lain.
Apabila dilihat dari perjalanan sejarah penerapan CPOB di Indonesia,
maka penerapan CPOB Terkini, merupakan CPOB edisi ke-3, sejak
diberlakukannya penerapan CPOB bagi industri farmasi di Indonesia tahun 1989.
Berbeda dengan CPOB edisi 1988 maupun 2001 yang dikenal sekarang, c-GMP
atau CPOB terkini (2006) lebih menekankan pada sistem atau manajemen
(management/system) pada setiap kegiatan di industri serta konsistensi industri
farmasi yang bersangkutan dalam melaksanakan berbagai peraturan dan
persyaratan tersebut. Hal-hal baru yang diatur dalam CPOB Terkini antara lain
adalah Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System/QMS), Sistem
Tata Udara (Air Handling System/AHS), terutama untuk produk-produk steril serta
persyaratan Air Untuk Produksi (water system).
CPOB merupakan pedoman yang harus diterapkan dalam seluruh
rangkaian proses di industri farmasi dalam pembuatan obat jadi, sesuai dengan
keputusan Menteri Kesehatan RI No. 43/Menkes/SK/II/1988 tentang Cara
Pembuatan Obat yang Baik. Pedoman CPOB bertujuan untuk menghasilkan
produk obat yang senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah ditetapkan
sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Obat yang berkualitas adalah obat jadi yang benar-benar dijamin bahwa
obat tersebut : mempunyai potensi atau kekuatan untuk dapat digunakan sesuai
tujuannya. Memenuhi persyaratan keseragaman, baik isi maupun bobot.
Memenuhi syarat kemurnian. Memiliki identitas dan penandaan yang jelas dan
benar. Dikemas dalam kemasan yang sesuai dan terlindung dari kerusakan dan
kontaminasi. Penampilan baik, bebas dari cacat atau rusak.
Berikut adalah perbedaan antara masing-masing CPOB dibahas menurut
perbabnya:
Bab 1. Quality Management (Manajemen Mutu)
CPOB: 2001
Tidak diatur
CPOB : 2006
Konsep Mutu
Manajemen bertanggung jawab agar obat dibuat sedemikian rupa agar
sesuai dengan tujuan penggunaan, memenuhi persyaratan dan tidak
menimbulkan resiko yang membahayakan penggunanya, karena tidak
aman, mutu rendah atau tidak efektif.
Manajemen membuat “Kebijakan Mutu” perusahaan dan “Manajemen
Mutu” yang didesain secara menyeluruh dan diterapkan secara benar.
Kebijakan Mutu
Konsep keterkaitan antara Manajemen Mutu – Pemastian Mutu – CPOB –
Pengawasan Mutu
Pemastian Mutu (Quality Assurance)
Pemastian Mutu adalah suatu konsep luas yang mencakup semua hal, baik
secara tersendiri maupun kolektif, yang akan mempengaruhi mutu dari
obat yang dihasilkan
Pemastian Mutu (QA) mencakup CPOB ditambah dengan faktor lain,
seperti desain dan pengembangan produk, Cara Uji Klinik yang Baik
(CUKB) atau Good Clinical Practices (GCP), Good Laborary
Practices(GCP) dan Good Distribution Practices(GDP).
Quality Management System (Sistem Manajemen Mutu)
Pengkajian Mutu Produk
Tujuan: membuktikan konsistensi proses, kesesuaian dari spesifikasi
bahan awal, bahan pengemas dan obat jadi; untuk melihat trend dan
mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan untuk produk dan proses.
Pengkajian Mutu Produk dilakukan secara berkala, setiap 1 tahun sekali
disebut Pengkajian Produk Tahunan (PPT)
Bab 2. Personalia
Organisasi, Kualifikasi dan Tanggung Jawab
CPOB: 2001
Tidak ada Penanggung Jawab Penjaminan Mutu (QA = Quality
Assurance)
CPOB: 2006
Penyesuaian struktur organisasi menurut Sistem Mutu
Penanggung Jawab Produksi
Penanggung Jawab Pengawasan Mutu
Penanggung Jawab Pemastian Mutu
Bab 3. Bangunan dan Fasilitas
Persyaratan Kelas Kebersihan
Kaskade (Perbedaan) Tekanan Udara
CPOB 2001
Tidak diatur secara spesifik
Non beta-laktam : Ruang Produksi Liquid/Semi Solid (tidak berdebu) >
Koridor > Ruang Produksi Solid (berdebu) > Udara luar (black area)
Beta-laktam : Ruang produksi (solid) < Koridor < Udara Luar (black area)
CPOB 2006
Prinsip : Clean koridor
Tekanan udara di Koridor > Ruang Produksi (solid maupun liquid/semi-
solid)
Ruang Penimbangan
CPOB 2001
Tidak diatur secara khusus
CPOB 2006
Penimbangan bahan dilakukan di area terpisah yang didesain khusus untuk
kegiatan tersebut.
Bab 4. Peralatan
Desain dan Konstruksi
CPOB 2001
Peralatan harus dikualifikasi (KI, KO, dan KK) sebelum digunakan
Persyaratan
CPOB 2006
Kulaifikasi dalam Bab tersendiri
Bab 5. Sanitasi dan Higiene
Secara umum, untuk bab 5 ini tidak banyak perbedaan antara CPOB: 2001 dengan
CPOB: 2006, kecuali beberapa hal misalnya tentang “Label Bersih” (sedikit
beda), dan persyaratan fasilitas sanitasi (locker, tempat sepatu, wastafel, dan lain-
lain).
CPOB: 2001
· Personalia
· Bangunan
· Peralatan
· Validasi dan Keandalan Prosedur
CPOB: 2006
· Higiene Perorangan
· Sanitasi Bangunan dan Fasilitas
· Pembersihan dan Sanitasi Peralatan
· Validasi Prosedur Pembersihan dan Sanitasi
Bab 6. Produksi
a. Umum
Pada bab ini terdapat banyak sekali perbedaan antara CPOB: 2001 dengan CPOB:
2006. Perbedaan utama di antaranya adalah dihilangkannya klausul tentang
“Produk Steril”, dimana pada CPOB: 2006 di buat dalam bab tersendiri (Anneks 1
“Pembuatan Produk Steril”) sehingga jauh lebih lengkap. Perbedaan lain yang
utama adalah perubahan beberapa “Glosarium” (pengertian istilah), di antaranya :
· Bahan Awal terbatas pada bahan baku aktif dan bahan baku pembantu (pada
CPOB: 2001, bahan awal adalah bahan baku aktif, bahan penolong dan bahan
pengemas)
· Bahan pengemas dipisahkan dari bahan cetak (etiket dan leaflet)
· Istilah “contoh” diganti dengan “sampel“
· Istilah “Obat Jadi” diganti dengan “Produk Jadi“
Perbedaan lain, “Validasi Proses”, pada CPOB: 2006 dibuat Bab tersendiri (Bab
12. Kualifikasi dan Validasi). Di samping itu, pada CPOB: 2006 juga di atur
tentang “Penggunaan Fasilitas Bersama” dengan produk “Non Obat”, misal
kosmetika, produk komplemen (food supplement/complimentary products), dan
obat tradisional non simplisia, harus mendapat persetujuan dari Otoritas Pengawas
Obat (Badan POM).
b. Bahan Awal
CPOB: 2001
· Tidak ada ketentuan mengenai “Daftar Pemasok Yang Disetujui” dan “Nama
Pemasok”
· Persyaratan suhu ruangan penyimpanan :
· Label status bahan awal, untuk zat berkhasiat harus tiap wadah. Sedangkan
untuk wadah bahan awal lain, direkatkan paling sedikit satu label pada wadah
terbawah dari tumpukan wadah yang tersimpan di atas satu palet.
· Kalibrasi timbangan, tidak ada ketentuan lembaga yang melakukan kalibrasi
· Bahan awal yang “Ditolak”, di simpan di tempat khusus (tidak ada ketentuan
harus terkunci).
CPOB : 2006
· Harus dibuat “Daftar Pemasok yang disetujui” dan “Nama Pemasok” yang
dicantumkan dalam “Spesifikasi Bahan”
· Persyaratan suhu ruangan penyimpanan :
· Label status bahan awal, tiap wadah bahan awal harus ada status.
· Kalibrasi timbangan, dibagi menjadi 2 macam, yaitu kalibrasi internal dan
kalibrasi eksternal. Kalibrasi internal dilakukan rutin tiap 6 bulan dengan
menggunakan batu timbang standar terkalibrasi. Kalibrasi eksternal hanya boleh
dilakukan oleh laboratorium kalibrasi terakreditasi (memiliki sertifikat KAN),
pemasok/perusahaan lain yang terakreditasi atau oleh Badan Metrologi untuk
memenuhi legalitas oleh pemerintah.
· Bahan Awal yang “Ditolak” harus tersimpan ditempa khusus yang terkunci.
c. Penimbangan dan Penyerahan
CPOB: 2001
· Tidak ada persyaratan ruang khusus untuk menyimpan bahan yang sudah
ditimbang atau dihitung (Staging Area)
CPOB: 2006
· Sesudah ditimbang atau dihitung, semua bahan untuk tiap bets disimpan dalam
satu kelompok dalam ruang khusus (Staging Area) dan diberi penandaan yang
jelas (lihat Bab 3. Bangunan dan Fasilitas)
d. Pengolahan
CPOB: 2001
· Tidak ada ketentuan pemantauan suhu dan kelembaban udara, sebelum
dilakukan
proses pengolahan.
· Persyaratan “Air Untuk Produksi” :
· Tidak ada ketentuan mengenai jenis pelumas mesin yang digunakan.
· Tidak ada ketentuan khusus mengenai “Batas Waktu” dan “Kondisi
Penyimpanan” Produk-Dalam-Proses (produk antara sebelum dilakukan
pengemasan primer).
· Proses pengolahan produk steril
CPOB: 2006
· Sebelum dilakukan proses pengolahan, dilakukan pemantauan suhu dan
kelembaban ruangan produksi.
· Persyaratan “Air untuk Produksi”
· Pelumas mesin yang digunakan harus “food grade”.
· “Batas Waktu” dan “Kondisi Penyimpanan” Produk-Dalam-Proses, harus
ditetapkan agar produk tidak mengalami penurunan mutu selama penyimpanan
sebelum dilakukan proses selanjutnya.
· Pembuatan Produk Steril diatur dalam Bab tersendiri (Anneks 1).
e. Bahan Pengemas
CPOB: 2001
· Dimasukkan dalam “Bahan Awal”
CPOB: 2006
· Bahan Pengemas dibedakan Bahan Pengemas Primer, Bahan Pengemas Cetak
(leaflet dan etiket), dan Bahan Cetak Lain.
· Bahan Pengemas Cetak harus disimpan dengan kondisi pengamanan memadai
(terkunci) dan orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk.
· Kodifikasi (pemberian kode nomor bets) dilakukan di ruangan terpisah dan
hanya bahan cetak tertentu saja yang boleh diletakkan di tempat kodifikasi pada
saat yang sama.
Bab 7. Pengawasan Mutu
Salah satu perubahan pokok dalam CPOB 2006, bila dibandingkan dengan CPOB
2001 adalah Bab mengenai Pengawasan Mutu. Perubahan fundamental tersebut di
antaranya adalah mengenai adanya Cara Berlaboratorium Pengawasan Mutu Yang
Baik (dalam CPOB 2001 tidak ada), metode pengambilan sampel, dan program
stabilitas. Untuk Validasi Metode Analisa, pada CPOB 2006 dibahas dalam bab
tersendiri (Bab 12. Kualifikasi dan Validasi). Hal lain yang berbeda adalah Bagian
QC hanya berhak untuk meluluskan/menolak Bahan Awal, Bahan Pengemas,
Produk Antara dan Produk Ruahan, sedangkan untuk Produk Jadi yang berhal
meluluskan atau menolak adalah Bagian QA (Quality Assurance). Pada CPOB
2006 ini juga dikenal istilah Cara Berlaboratorium Pengawasan Mutu Yang Baik
(CBPMB), yang mengacu pada GLP (Good Laboratory Practices). Aspek-aspek
dalam CBPMB adalah Bangunan dan fasilitas, Personil, Peralatan, Pereaksi dan
Media Perbenihan, Baku Pembanding, Spesifikasi dan Prosedur
Pengujian, serta Catatan Analisis.
Cara Berlaboratorium Pengawasan Mutu Yang Baik (CBPMB)
a. Bangunan dan Fasilitas
CPOB : 2001
· Persyaratan untuk ruang Pengambilan Sampel, Ruang Pengujian Mikrobiologi
tidak di atur secara spesifik
· Bangunan Laboratorium pengujian untuk hewan boleh dalam satu bangunan
(gedung) dengan syarat menggunakan sistem pengendalian udara terpisah dan
dilengkapi dengan ruang penyangga.
· Suhu ruangan Laboratorium: 24 – 28 derajat C, Kelembaban Nisbi (RH : 60 – 80
%)
CPOB : 2006
· Persyaratan Ruang Pengujian Mikrobiologi dan Ruang Pengambilan Sampel di
atur lebih spesifik.
· Bangunan Laboratorium Pengujian Hewan HARUS TERPISAH dengan sistem
pengendalian udara yang terpisah dan dilengkapi ruang antara sebagai ruang
penyangga.
· Suhu ruangan Laboratorium : Max. 28 derajat Celcius, Kelembaban Nisbi:
Maksimum 80%.
b. Personil
· Hampir sama, hanya saja pada CPOB: 2006, dijelaskan mengenai Uraian Tugas
masing-masing Kepala Seksi.
· Harus ada personil pengganti apabila pejabat yang bersangkutan berhalangan.
c. Peralatan
CPOB: 2001
· Tidak ada ketentuan lokasi Protap untuk mengoperasikan tiap instrumen atau
peralatan
· Tidak ada persyaratan Kualifikasi/Validasi peralatan, instrumen atau perangkat
lunak terkait
· Syarat kalibrasi alat tidak jelas dan spesifik
CPOB: 2006
· Protap (Prosedur Tetap) untuk pengoperasian tiap instrumen dan peralatan
tersedia dan DILETAKKAN Di DEKAT instrumen atau peralatan yang
bersangkutan
· Peralatan, instrumen dan perangkat lunak (software) terkait HARUS
dikualifikasi/divalidasi, dirawat dan dikalibrasi dalam selang waktu yang telah
ditetapkan serta didokumentasikan.
· Tanggal kalibrasi, perawatan dan kalibrasi ulang HARUS sesuai dengan jadwal
dan tertera dengan jelas pada peralatan ybs.
d. Pereaksi dan Media Perbenihan
· CPOB: 2001 = CPOB: 2006
e. Baku Pembanding
CPOB : 2001
· Tidak dijelaskan secara rinci prosedur pembuatan Baku Pembanding (primer,
sekunder, maupun kerja)
· Tidak ada persyaratan pencantuman tanggal penerimaan dan pertama kali wadah
dibuka pada tiap wadah bahan yang digunakan.
CPOB: 2006
· Baku Pembanding terdiri dari Baku Pembanding Primer, Baku Pembanding
Sekunder dan Baku Kerja.
· Baku Kerja dapat dibuat dari bahan aktif yang telah dibakukan terhadap Baku
Pembanding Primer atau Baku Pembanding Sekunder, minimal dilakukan 6 x
pengulangan dengan RSD < 2%.
· Tanggal penerimaan dan pertama kali wadah dibuka HARUS dicantumkan pada
tiap wadah bahan yang digunakan.
f. Pengambilan Sampel
CPOB: 2001
· Pola pengambilan contoh Bahan Baku (bahan baku aktif dan bahan tambahan)
dan Bahan Pengemas
· Uji Identitas: Contoh diambil dari tiap wadah, tidak ada aturan tentang validasi
yang menjamin tidak ada wadah dengan penandaan yang salah.
· Diatur mengenai jumlah contoh yang harus diambil.
· Kegiatan pengambilan contoh dapat dilakukan di Ruang Kelas IV dengan
memanfaatkan teknik udara laminar.
· Tidak ada aturan khusus mengenai validasi pembersihan alat pengambil sampel
dan batas waktu penyimpanan.
CPOB: 2006
· Pola pengambilan sampel Bahan Awal (bahan baku aktif dan bahan tambahan)
dan Bahan Pengemas, dilakukan menurut pola sebagai berikut:
· Uji Identitas : Sistem pengambilan sampel dari sebagian jumlah wadah yang
diterima secara proporsional diperbolehkan apabila telah dilakukan validasi yang
menjamin tidak ada wadah dengan penandaan yang salah.
· Kegiatan pengambilan sampel harus dilakukan di dalam Ruang Pengambilan
Sampel (Ruang Sampling) yang setara dengan kelas kebersihan jenis produk yang
diproduksi dan dilengkapi dengan dust extractor dan LAF (Laminar Air Flow).
· Harus dilakukan Validasi Pembersihan Alat Pengambil Sampel dan alat yang
sudah dibersihkan diberi batas waktu penyimpanan.
g. Persyaratan Pengujian
CPOB: 2001
· Tidak ada aturan mengenai pengurangan parameter pengujian Bahan Awal
(Bahan Baku Aktif dan Bahan Baku Penolong).
· Tidak ada aturan mengenai batas waktu pengujian (lama penyimpanan) Produk
Antara/Produk Ruahan.
· Tidak ada aturan mengenai pengurangan pengujian produk jadi yang telah
disetujui pada saat pemberian izin edar.
CPOB: 2006
· Parameter pengujian tertentu untuk Bahan Awal dapat dikurangi bila tren
seluruh parameter yang diuji telah memenuhi syarat tertentu.
· Batas waktu pengujian (lama waktu penyimpanan) Produk Antara/Produk
Ruahan harus ditetapkan dan divalidasi
· Parameter pengujian untuk produk jadi yang telah disetujui pada saat pemberian
izin edar dapat dikurangi bila tren seluruh parameter yang diuji telah memenuhi
persyaratan tertentu, antara lain: Proses Pembuatan sudah divalidsi, uji stabilitas
memenuhi syarat dan tersedia data validsi retrospektif atau peninjauan produk
tahunan.
h. Studi Stabilitas
CPOB: 2001
· Kriteria pengujian: ICH Guideline (ICH QIA)
· Tidak ada aturan mengenai jenis perubahan yang memerlukan uji stabilitas
· Tidak ada aturan yang spesifik mengenai studi stabilitas produk yang beredar.
CPOB: 2006
· Kriteria pengujian : ASEAN Guideline on Stability Study of Drug Product dan
Guideline resmi lain, misalnya ICH.
· Beberapa perubahan, harus dilakukan uji stabilitas :
· Studi Stabilitas produk yang beredar, dibedakan antara lain: Uji stabilitas untuk
produk yang beredar dengan didukung data Pengkajian Produk Tahunan (Annual
Product Review), kondisi penyimpanan sampel sesuai dengan yang disyaratkan
(on going stability), Follow Up Study (FUS), In-use stability dan study
survaillence.
BAB 8. INSPEKSI DIRI DAN AUDIT MUTU
a. Aspek Untuk Inspeksi Diri
b. Tingkat Kekritisan
CPOB: 2001
CPOB 2006
c. Audit Mutu
CPOB: 2001
· Tidak diatur
CPOB: 2006
· Audit Mutu digunakan untuk melengkapi program Inspeksi Diri
· Audit Mutu meliputi pemeriksaan dan penilaian semua atau sebagian dari Sistem
Manajemen Mutu dengan tujuan spesifik untuk meningkatkan mutu.
· Audit Mutu dilaksanakan oleh spesialis dari luar atau independen atau tim yang
dibentuk khusus untuk hal ini oleh manajemen perusahaan.
d. AUDIT DAN PERSETUJUAN PEMASOK
CPOB: 2001
· Diatur dalam Bab 7. Pengawasan Mutu
CPOB: 2006
· Harus dibuat Prosedur Tetap (Protap). Merupakan tanggung jawab Bagian
Pemastian Mutu (QA).
· Dibuat Daftar Pemasok Yang Disetujui (Approved Supplier) dan ditinjau ulang
secara berkala.
· Dilakukan evaluasi sebelum pemasok disetujui.
· Kemampuan pemasok memenuhi standar CPOB.
BAB 9. PENANGANAN KELUHAN TERHADAP PRODUK, PENARIKAN
KEMBALI PRODUK DAN PRODUK KEMBALIAN
CPOB : 2001
· Penanggung jawab tidak diatur
· Tidak definisi mengenai Penarikan Kembali Produk dan Produk Kembalian
CPOB: 2006
· Penanggung jawab : Kepala Bagian Pemastian Mutu
· Definis: Lihat halaman Bab 9.
BAB 10. DOKUMENTASI
Tidak ada perbedaan signifikan antara CPOB: 2001 dengan CPOB: 2006
BAB 11. PEMBUATAN DAN ANALISIS BERDASARKAN KONTRAK
CPOB: 2001
· Bagian dari Bab 6. Produksi: Pembuatan Obat Berdasarkan Kontrak
CPOB: 2006
BAB 12. KUALIFIKASI DAN VALIDASI
CPOB: 2001
· Tersebar dalam beberapa Bab.
CPOB : 2006
· Kualifikasi
Kualifikasi desain : unsur pertama dalam melakukan validasi terhadap fasilitas,
sistem atau peralatan baru. POP CPOB 2006 : spesifikasi fasilitas, sistem dan alat
yang akan digunakan Lampiran 12.8 Spesifikasi Kebutuhan Pengguna
Kualifikasi fasilitas, peralatan dan sistem terpasang yang telah operasional :
Bukti yang mendukung dan memverifikasi parameter dan batas variabel kritis
pengoperasian alat Kalibrasi, prosedur pengoperasian, pembersihan, perawatan
preventif , Prosedur dan catatan pelatihan operator
Validasi
Prinsip : berlaku untuk proses baru, perubahan proses dan validasi ulang.
Fasilitas, sistem dan peralatan telah terkualifikasi
Metode analisis sudah tervalidasi
Personil sudah mendapat pelatihan
Prospektif
Ukuran bets sama dengan ukuran bets produksi yang direncanakan. Bila bets akan
dipasarkan maka pembuatan sesuai CPOB, hasil validasi memenuhi spesifikasi
dan sesuai izin edar.
Konkuren
Bets diluluskanberdasarkan hasil serangkaian uji Pengawasan Mutu yang intensif,
pengkajian kondisi pembuatan, dan persetujuan dari Pemastian Mutu.
POP CPOB 2006 : Dalam hal tertentu, Validasi Konkuren dilakukan terhadap
produk yang sudah diproduksi secara rutin, misal: perubahan pabrik pembuat
eksipien dengan spesifikasi yang sama; dan perubahan mesin dengan spesifikasi
yang sama.
Retrospektif
Hanya untuk produk yang sudah mapan, tidak berlaku bila ada perubahan
formula, prosedur pembuatan, peralatan, pemasok bahan awal. Berdasar riwayat
produk, perlu protokol khusus dan laporan hasil kajian data. Bets yang dipilih
mewakili seluruh bets yang dibuat termasuk yang tidak memenuhi persyaratan
Pada umumnya 10 – 30 bets berurutan untuk menilai konsistensi dan kehandalan
POP CPOB 2006 : mencakup analisis kecenderungan (trend analysis) dengan
menggunakan control chart dari data riwayat pembuatan dan pengendalian mutu
(misal hasil uji kadar, uji disolusi, pH dan bobot jenis). Kehandalan proses
(process capability/Cpk) hendaklah mencapai minimal 1,33.
Validasi Pembersihan
Validasi Pembersihan : konfirmasi efektivitas prosedur pembersihan
Metode analisis tervalidasi, batas deteksi peka untuk mendeteksi tingkat residu
atau cemaran. Dapat dilakukan dengan pendekatan kondisi terburuk dengan
memerhatikan isu kriitis. Batas perolehan kembali (recovery) pada validasi
metode analisis pemeriksaan residu hendaklah tidak kurang dari 80%. (POP
12.36). Dilakukan 3 kali berurutan dengan hasil memenuhi persyaratan (12.39)
Kriteria penerimaan : Lihat penjelasan pada POP butir 12.38
Pengendalian Perubahan
Validasi Ulang secara berkala, perubahan signifikan yang memerlukan validasi
ulang ditetapkan melalui pengkajian risiko.
Validasi Metode Analisa
Uji identifikasi
Uji kuantitatif kandungan impuritas
Uji batas impuritas
Uji kuantitatif zat aktif dalam sampel bahan atau obat atau komponen tertentu
dalam obat. Karakteristik validasi yang perlu diperhatikan untuk tiap uji.
Lampiran 12.45a : Protap validasi Metode Analisis
Lampiran 12.45b : Protokol Validasi Metode Analisis Penetapan kadar