37
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) Perkembangan yang sangat pesat dalam teknologi farmasi dewasa ini mengakibatkan perubahan-perubahan yang sangat cepat pula dalam konsep serta persyaratan CPOB. Konsep CPOB yang bersifat dinamis memerlukan penyesuaian dari waktu ke waktu mengikuti perkembangan atau teknologi dalam bidang farmasi. Demikian pula perkembangan penerapan CPOB di Indonesia. Terkait dengan telah ditanda-tanganinya Harmonisasi pasar ASEAN 2008 oleh ke-11 pemimpin negara ASEAN, di mana kesehatan/produk farmasi, merupakan salah satu komoditi yang ikut serta dalam harmonisasi pasar ASEAN. Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan industri farmasi nasional, Badan POM Republik Indonesia selaku regulator industri farmasi nasional, telah mencanangkan penerapan CPOB edisi tahun 2006 (CPOB Terkini) bagi industri farmasi di Indonesia mulai 1 Januari 2007 dengan surat keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.00.053.0027 tahun 2006.

Manajemen Mutu Iso 9000

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Manajemen Mutu Iso 9000

Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)

Perkembangan yang sangat pesat dalam teknologi farmasi dewasa ini

mengakibatkan perubahan-perubahan yang sangat cepat pula dalam konsep serta

persyaratan CPOB. Konsep CPOB yang bersifat dinamis memerlukan

penyesuaian dari waktu ke waktu mengikuti perkembangan atau teknologi dalam

bidang farmasi. Demikian pula perkembangan penerapan CPOB di Indonesia.

Terkait dengan telah ditanda-tanganinya Harmonisasi pasar ASEAN 2008 oleh

ke-11 pemimpin negara ASEAN, di mana kesehatan/produk farmasi, merupakan

salah satu komoditi yang ikut serta dalam harmonisasi pasar ASEAN. Sebagai

upaya untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan industri farmasi nasional,

Badan POM Republik Indonesia selaku regulator industri farmasi nasional, telah

mencanangkan penerapan CPOB edisi tahun 2006 (CPOB Terkini) bagi industri

farmasi di Indonesia mulai 1 Januari 2007 dengan surat keputusan Kepala Badan

POM Nomor HK.00.053.0027 tahun 2006.

Dalam Pedoman CPOB edisi tahun 2006, acuan yang digunakan antara

lain WHO Technical Report Series yaitu TRS 902/2002 Aneks 6, TRS 908/2003

Aneks 4, TRS 929/2005 Aneks 2,3,4, TRS 937/2006 Aneks 2,4 GMP for Medical

Products PIC/S 2006, dan lain-lain.

Apabila dilihat dari perjalanan sejarah penerapan CPOB di Indonesia,

maka penerapan CPOB Terkini, merupakan CPOB edisi ke-3, sejak

diberlakukannya penerapan CPOB bagi industri farmasi di Indonesia tahun 1989.

Berbeda dengan CPOB edisi 1988 maupun 2001 yang dikenal sekarang, c-GMP

Page 2: Manajemen Mutu Iso 9000

atau CPOB terkini (2006) lebih menekankan pada sistem atau manajemen

(management/system) pada setiap kegiatan di industri serta konsistensi industri

farmasi yang bersangkutan dalam melaksanakan berbagai peraturan dan

persyaratan tersebut. Hal-hal baru yang diatur dalam CPOB Terkini antara lain

adalah Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System/QMS), Sistem

Tata Udara (Air Handling System/AHS), terutama untuk produk-produk steril serta

persyaratan Air Untuk Produksi (water system).

CPOB merupakan pedoman yang harus diterapkan dalam seluruh

rangkaian proses di industri farmasi dalam pembuatan obat jadi, sesuai dengan

keputusan Menteri Kesehatan RI No. 43/Menkes/SK/II/1988 tentang Cara

Pembuatan Obat yang Baik. Pedoman CPOB bertujuan untuk menghasilkan

produk obat yang senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah ditetapkan

sesuai dengan tujuan penggunaannya.

Obat yang berkualitas adalah obat jadi yang benar-benar dijamin bahwa

obat tersebut : mempunyai potensi atau kekuatan untuk dapat digunakan sesuai

tujuannya. Memenuhi persyaratan keseragaman, baik isi maupun bobot.

Memenuhi syarat kemurnian. Memiliki identitas dan penandaan yang jelas dan

benar. Dikemas dalam kemasan yang sesuai dan terlindung dari kerusakan dan

kontaminasi. Penampilan baik, bebas dari cacat atau rusak.

Berikut adalah perbedaan antara masing-masing CPOB dibahas menurut

perbabnya:

Page 3: Manajemen Mutu Iso 9000

Bab 1. Quality Management (Manajemen Mutu)

CPOB: 2001

Tidak diatur

CPOB : 2006

Konsep Mutu

Manajemen bertanggung jawab agar obat dibuat sedemikian rupa agar

sesuai dengan tujuan penggunaan, memenuhi persyaratan dan tidak

menimbulkan resiko yang membahayakan penggunanya, karena tidak

aman, mutu rendah atau tidak efektif.

Manajemen membuat “Kebijakan Mutu” perusahaan dan “Manajemen

Mutu” yang didesain secara menyeluruh dan diterapkan secara benar.

Kebijakan Mutu

Konsep keterkaitan antara Manajemen Mutu – Pemastian Mutu – CPOB –

Pengawasan Mutu

Pemastian Mutu (Quality Assurance)

Pemastian Mutu adalah suatu konsep luas yang mencakup semua hal, baik

secara tersendiri maupun kolektif, yang akan mempengaruhi mutu dari

obat yang dihasilkan

Pemastian Mutu (QA) mencakup CPOB ditambah dengan faktor lain,

seperti desain dan pengembangan produk, Cara Uji Klinik yang Baik

(CUKB) atau Good Clinical Practices (GCP), Good Laborary

Practices(GCP) dan Good Distribution Practices(GDP).

Quality Management System (Sistem Manajemen Mutu)

Page 4: Manajemen Mutu Iso 9000

Pengkajian Mutu Produk

Tujuan: membuktikan konsistensi proses, kesesuaian dari spesifikasi

bahan awal, bahan pengemas dan obat jadi; untuk melihat trend dan

mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan untuk produk dan proses.

Pengkajian Mutu Produk dilakukan secara berkala, setiap 1 tahun sekali

disebut Pengkajian Produk Tahunan (PPT)

Bab 2. Personalia

Organisasi, Kualifikasi dan Tanggung Jawab

CPOB: 2001

Tidak ada Penanggung Jawab Penjaminan Mutu (QA = Quality

Assurance)

CPOB: 2006

Penyesuaian struktur organisasi menurut Sistem Mutu

Penanggung Jawab Produksi

Penanggung Jawab Pengawasan Mutu

Penanggung Jawab Pemastian Mutu

Page 5: Manajemen Mutu Iso 9000

Bab 3. Bangunan dan Fasilitas

Persyaratan Kelas Kebersihan

Kaskade (Perbedaan) Tekanan Udara

CPOB 2001

Tidak diatur secara spesifik

Non beta-laktam :  Ruang Produksi Liquid/Semi Solid (tidak berdebu)  >

Koridor > Ruang Produksi Solid (berdebu) > Udara luar (black area)

Beta-laktam : Ruang produksi (solid)  < Koridor < Udara Luar (black area)

CPOB 2006

Prinsip : Clean koridor

Tekanan udara di Koridor > Ruang Produksi (solid maupun liquid/semi-

solid)

Ruang Penimbangan

CPOB 2001

Tidak diatur secara khusus

CPOB 2006

Penimbangan bahan dilakukan di area terpisah yang didesain khusus untuk

kegiatan tersebut.

Page 6: Manajemen Mutu Iso 9000

Bab 4. Peralatan

Desain dan Konstruksi

CPOB 2001

Peralatan harus dikualifikasi (KI, KO, dan KK) sebelum digunakan

Persyaratan 

CPOB 2006

Kulaifikasi dalam Bab tersendiri

Bab 5. Sanitasi dan Higiene

Secara umum, untuk bab 5 ini tidak banyak perbedaan antara CPOB: 2001 dengan

CPOB: 2006, kecuali beberapa hal misalnya tentang “Label Bersih” (sedikit

beda), dan persyaratan fasilitas sanitasi (locker, tempat sepatu, wastafel, dan lain-

lain).

CPOB: 2001

· Personalia

· Bangunan

· Peralatan

· Validasi dan Keandalan Prosedur

Page 7: Manajemen Mutu Iso 9000

CPOB: 2006

· Higiene Perorangan

· Sanitasi Bangunan dan Fasilitas

· Pembersihan dan Sanitasi Peralatan

· Validasi Prosedur Pembersihan dan Sanitasi

Bab 6. Produksi

a. Umum

Pada bab ini terdapat banyak sekali perbedaan antara CPOB: 2001 dengan CPOB:

2006. Perbedaan utama di antaranya adalah dihilangkannya klausul tentang

“Produk Steril”, dimana pada CPOB: 2006 di buat dalam bab tersendiri (Anneks 1

“Pembuatan Produk Steril”) sehingga jauh lebih lengkap. Perbedaan lain yang

utama adalah perubahan beberapa “Glosarium” (pengertian istilah), di antaranya :

· Bahan Awal terbatas pada bahan baku aktif dan bahan baku pembantu (pada

CPOB: 2001, bahan awal adalah bahan baku aktif, bahan penolong dan bahan

pengemas)

· Bahan pengemas dipisahkan dari bahan cetak (etiket dan leaflet)

· Istilah “contoh” diganti dengan “sampel“

Page 8: Manajemen Mutu Iso 9000

· Istilah “Obat Jadi” diganti dengan “Produk Jadi“

Perbedaan lain, “Validasi Proses”, pada CPOB: 2006 dibuat Bab tersendiri (Bab

12. Kualifikasi dan Validasi). Di samping itu, pada CPOB: 2006 juga di atur

tentang “Penggunaan Fasilitas Bersama” dengan produk “Non Obat”, misal

kosmetika, produk komplemen (food supplement/complimentary products), dan

obat tradisional non simplisia, harus mendapat persetujuan dari Otoritas Pengawas

Obat (Badan POM).

b. Bahan Awal

CPOB: 2001

· Tidak ada ketentuan mengenai “Daftar Pemasok Yang Disetujui” dan “Nama

Pemasok”

· Persyaratan suhu ruangan penyimpanan :

· Label status bahan awal, untuk zat berkhasiat harus tiap wadah. Sedangkan

untuk wadah bahan awal lain, direkatkan paling sedikit satu label pada wadah

terbawah dari tumpukan wadah yang tersimpan di atas satu palet.

· Kalibrasi timbangan, tidak ada ketentuan lembaga yang melakukan kalibrasi

· Bahan awal yang “Ditolak”, di simpan di tempat khusus (tidak ada ketentuan

harus terkunci).

Page 9: Manajemen Mutu Iso 9000

CPOB : 2006

· Harus dibuat “Daftar Pemasok yang disetujui” dan “Nama Pemasok” yang

dicantumkan dalam “Spesifikasi Bahan”

· Persyaratan suhu ruangan penyimpanan :

· Label status bahan awal, tiap wadah bahan awal harus ada status.

· Kalibrasi timbangan, dibagi menjadi 2 macam, yaitu kalibrasi internal dan

kalibrasi eksternal. Kalibrasi internal dilakukan rutin tiap 6 bulan dengan

menggunakan batu timbang standar terkalibrasi. Kalibrasi eksternal hanya boleh

dilakukan oleh laboratorium kalibrasi terakreditasi (memiliki sertifikat KAN),

pemasok/perusahaan lain yang terakreditasi atau oleh Badan Metrologi untuk

memenuhi legalitas oleh pemerintah.

· Bahan Awal yang “Ditolak” harus tersimpan ditempa khusus yang terkunci.

c. Penimbangan dan Penyerahan

CPOB: 2001

· Tidak ada persyaratan ruang khusus untuk menyimpan bahan yang sudah

ditimbang atau dihitung (Staging Area)

CPOB: 2006

· Sesudah ditimbang atau dihitung, semua bahan untuk tiap bets disimpan dalam

Page 10: Manajemen Mutu Iso 9000

satu kelompok dalam ruang khusus (Staging Area) dan diberi penandaan yang

jelas (lihat Bab 3. Bangunan dan Fasilitas)

d. Pengolahan

CPOB: 2001

· Tidak ada ketentuan pemantauan suhu dan kelembaban udara, sebelum

dilakukan

proses pengolahan.

· Persyaratan “Air Untuk Produksi” :

· Tidak ada ketentuan mengenai jenis pelumas mesin yang digunakan.

· Tidak ada ketentuan khusus mengenai “Batas Waktu” dan “Kondisi

Page 11: Manajemen Mutu Iso 9000

Penyimpanan” Produk-Dalam-Proses (produk antara sebelum dilakukan

pengemasan primer).

· Proses pengolahan produk steril

CPOB: 2006

· Sebelum dilakukan proses pengolahan, dilakukan pemantauan suhu dan

kelembaban ruangan produksi.

· Persyaratan “Air untuk Produksi”

Page 12: Manajemen Mutu Iso 9000

· Pelumas mesin yang digunakan harus “food grade”.

· “Batas Waktu” dan “Kondisi Penyimpanan” Produk-Dalam-Proses, harus

ditetapkan agar produk tidak mengalami penurunan mutu selama penyimpanan

sebelum dilakukan proses selanjutnya.

· Pembuatan Produk Steril diatur dalam Bab tersendiri (Anneks 1).

e. Bahan Pengemas

CPOB: 2001

· Dimasukkan dalam “Bahan Awal”

CPOB: 2006

· Bahan Pengemas dibedakan Bahan Pengemas Primer, Bahan Pengemas Cetak

(leaflet dan etiket), dan Bahan Cetak Lain.

· Bahan Pengemas Cetak harus disimpan dengan kondisi pengamanan memadai

(terkunci) dan orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk.

· Kodifikasi (pemberian kode nomor bets) dilakukan di ruangan terpisah dan

hanya bahan cetak tertentu saja yang boleh diletakkan di tempat kodifikasi pada

saat yang sama.

Bab 7. Pengawasan Mutu

Salah satu perubahan pokok dalam CPOB 2006, bila dibandingkan dengan CPOB

2001 adalah Bab mengenai Pengawasan Mutu. Perubahan fundamental tersebut di

antaranya adalah mengenai adanya Cara Berlaboratorium Pengawasan Mutu Yang

Baik (dalam CPOB 2001 tidak ada), metode pengambilan sampel, dan program

stabilitas. Untuk Validasi Metode Analisa, pada CPOB 2006 dibahas dalam bab

Page 13: Manajemen Mutu Iso 9000

tersendiri (Bab 12. Kualifikasi dan Validasi). Hal lain yang berbeda adalah Bagian

QC hanya berhak untuk meluluskan/menolak Bahan Awal, Bahan Pengemas,

Produk Antara dan Produk Ruahan, sedangkan untuk Produk Jadi yang berhal

meluluskan atau menolak adalah Bagian QA (Quality Assurance). Pada CPOB

2006 ini juga dikenal istilah Cara Berlaboratorium Pengawasan Mutu Yang Baik

(CBPMB), yang mengacu pada GLP (Good Laboratory Practices). Aspek-aspek

dalam CBPMB adalah Bangunan dan fasilitas, Personil, Peralatan, Pereaksi dan

Media Perbenihan, Baku Pembanding, Spesifikasi dan Prosedur

Pengujian, serta Catatan Analisis.

Cara Berlaboratorium Pengawasan Mutu Yang Baik (CBPMB)

a. Bangunan dan Fasilitas

CPOB : 2001

· Persyaratan untuk ruang Pengambilan Sampel, Ruang Pengujian Mikrobiologi

tidak di atur secara spesifik

· Bangunan Laboratorium pengujian untuk hewan boleh dalam satu bangunan

(gedung) dengan syarat menggunakan sistem pengendalian udara terpisah dan

dilengkapi dengan ruang penyangga.

· Suhu ruangan Laboratorium: 24 – 28 derajat C, Kelembaban Nisbi (RH : 60 – 80

%)

CPOB : 2006

· Persyaratan Ruang Pengujian Mikrobiologi dan Ruang Pengambilan Sampel di

atur lebih spesifik.

Page 14: Manajemen Mutu Iso 9000

· Bangunan Laboratorium Pengujian Hewan HARUS TERPISAH dengan sistem

pengendalian udara yang terpisah dan dilengkapi ruang antara sebagai ruang

penyangga.

· Suhu ruangan Laboratorium : Max. 28 derajat Celcius, Kelembaban Nisbi:

Maksimum 80%.

b. Personil

· Hampir sama, hanya saja pada CPOB: 2006, dijelaskan mengenai Uraian Tugas

masing-masing Kepala Seksi.

· Harus ada personil pengganti apabila pejabat yang bersangkutan berhalangan.

c. Peralatan

CPOB: 2001

· Tidak ada ketentuan lokasi Protap untuk mengoperasikan tiap instrumen atau

peralatan

· Tidak ada persyaratan Kualifikasi/Validasi peralatan, instrumen atau perangkat

lunak terkait

· Syarat kalibrasi alat tidak jelas dan spesifik

CPOB: 2006

· Protap (Prosedur Tetap) untuk pengoperasian tiap instrumen dan peralatan

Page 15: Manajemen Mutu Iso 9000

tersedia dan DILETAKKAN Di DEKAT instrumen atau peralatan yang

bersangkutan

· Peralatan, instrumen dan perangkat lunak (software) terkait HARUS

dikualifikasi/divalidasi, dirawat dan dikalibrasi dalam selang waktu yang telah

ditetapkan serta didokumentasikan.

· Tanggal kalibrasi, perawatan dan kalibrasi ulang HARUS sesuai dengan jadwal

dan tertera dengan jelas pada peralatan ybs.

d. Pereaksi dan Media Perbenihan

· CPOB: 2001 = CPOB: 2006

e. Baku Pembanding

CPOB : 2001

· Tidak dijelaskan secara rinci prosedur pembuatan Baku Pembanding (primer,

sekunder, maupun kerja)

· Tidak ada persyaratan pencantuman tanggal penerimaan dan pertama kali wadah

dibuka pada tiap wadah bahan yang digunakan.

CPOB: 2006

· Baku Pembanding terdiri dari Baku Pembanding Primer, Baku Pembanding

Sekunder dan Baku Kerja.

· Baku Kerja dapat dibuat dari bahan aktif yang telah dibakukan terhadap Baku

Pembanding Primer atau Baku Pembanding Sekunder, minimal dilakukan 6 x

pengulangan dengan RSD < 2%.

· Tanggal penerimaan dan pertama kali wadah dibuka HARUS dicantumkan pada

tiap wadah bahan yang digunakan.

Page 16: Manajemen Mutu Iso 9000

f. Pengambilan Sampel

CPOB: 2001

· Pola pengambilan contoh Bahan Baku (bahan baku aktif dan bahan tambahan)

dan Bahan Pengemas

· Uji Identitas: Contoh diambil dari tiap wadah, tidak ada aturan tentang validasi

yang menjamin tidak ada wadah dengan penandaan yang salah.

· Diatur mengenai jumlah contoh yang harus diambil.

· Kegiatan pengambilan contoh dapat dilakukan di Ruang Kelas IV dengan

memanfaatkan teknik udara laminar.

· Tidak ada aturan khusus mengenai validasi pembersihan alat pengambil sampel

dan batas waktu penyimpanan.

CPOB: 2006

· Pola pengambilan sampel Bahan Awal (bahan baku aktif dan bahan tambahan)

dan Bahan Pengemas, dilakukan menurut pola sebagai berikut:

Page 17: Manajemen Mutu Iso 9000

· Uji Identitas : Sistem pengambilan sampel dari sebagian jumlah wadah yang

diterima secara proporsional diperbolehkan apabila telah dilakukan validasi yang

menjamin tidak ada wadah dengan penandaan yang salah.

· Kegiatan pengambilan sampel harus dilakukan di dalam Ruang Pengambilan

Sampel (Ruang Sampling) yang setara dengan kelas kebersihan jenis produk yang

diproduksi dan dilengkapi dengan dust extractor dan LAF (Laminar Air Flow).

· Harus dilakukan Validasi Pembersihan Alat Pengambil Sampel dan alat yang

sudah dibersihkan diberi batas waktu penyimpanan.

g. Persyaratan Pengujian

CPOB: 2001

· Tidak ada aturan mengenai pengurangan parameter pengujian Bahan Awal

(Bahan Baku Aktif dan Bahan Baku Penolong).

· Tidak ada aturan mengenai batas waktu pengujian (lama penyimpanan) Produk

Antara/Produk Ruahan.

· Tidak ada aturan mengenai pengurangan pengujian produk jadi yang telah

disetujui pada saat pemberian izin edar.

CPOB: 2006

· Parameter pengujian tertentu untuk Bahan Awal dapat dikurangi bila tren

seluruh parameter yang diuji telah memenuhi syarat tertentu.

· Batas waktu pengujian (lama waktu penyimpanan) Produk Antara/Produk

Ruahan harus ditetapkan dan divalidasi

· Parameter pengujian untuk produk jadi yang telah disetujui pada saat pemberian

izin edar dapat dikurangi bila tren seluruh parameter yang diuji telah memenuhi

Page 18: Manajemen Mutu Iso 9000

persyaratan tertentu, antara lain: Proses Pembuatan sudah divalidsi, uji stabilitas

memenuhi syarat dan tersedia data validsi retrospektif atau peninjauan produk

tahunan.

h. Studi Stabilitas

CPOB: 2001

· Kriteria pengujian: ICH Guideline (ICH QIA)

· Tidak ada aturan mengenai jenis perubahan yang memerlukan uji stabilitas

· Tidak ada aturan yang spesifik mengenai studi stabilitas produk yang beredar.

CPOB: 2006

· Kriteria pengujian : ASEAN Guideline on Stability Study of Drug Product dan

Guideline resmi lain, misalnya ICH.

· Beberapa perubahan, harus dilakukan uji stabilitas :

Page 19: Manajemen Mutu Iso 9000

· Studi Stabilitas produk yang beredar, dibedakan antara lain: Uji stabilitas untuk

produk yang beredar dengan didukung data Pengkajian Produk Tahunan (Annual

Product Review), kondisi penyimpanan sampel sesuai dengan yang disyaratkan

(on going stability), Follow Up Study (FUS), In-use stability dan study

survaillence.

BAB 8. INSPEKSI DIRI DAN AUDIT MUTU

a. Aspek Untuk Inspeksi Diri

Page 20: Manajemen Mutu Iso 9000

b. Tingkat Kekritisan

CPOB: 2001

CPOB 2006

c. Audit Mutu

CPOB: 2001

· Tidak diatur

CPOB: 2006

· Audit Mutu digunakan untuk melengkapi program Inspeksi Diri

Page 21: Manajemen Mutu Iso 9000

· Audit Mutu meliputi pemeriksaan dan penilaian semua atau sebagian dari Sistem

Manajemen Mutu dengan tujuan spesifik untuk meningkatkan mutu.

· Audit Mutu dilaksanakan oleh spesialis dari luar atau independen atau tim yang

dibentuk khusus untuk hal ini oleh manajemen perusahaan.

d. AUDIT DAN PERSETUJUAN PEMASOK

CPOB: 2001

· Diatur dalam Bab 7. Pengawasan Mutu

CPOB: 2006

· Harus dibuat Prosedur Tetap (Protap). Merupakan tanggung jawab Bagian

Pemastian Mutu (QA).

· Dibuat Daftar Pemasok Yang Disetujui (Approved Supplier) dan ditinjau ulang

secara berkala.

· Dilakukan evaluasi sebelum pemasok disetujui.

· Kemampuan pemasok memenuhi standar CPOB.

BAB 9. PENANGANAN KELUHAN TERHADAP PRODUK, PENARIKAN

KEMBALI PRODUK DAN PRODUK KEMBALIAN

CPOB : 2001

· Penanggung jawab tidak diatur

· Tidak definisi mengenai Penarikan Kembali Produk dan Produk Kembalian

CPOB: 2006

· Penanggung jawab : Kepala Bagian Pemastian Mutu

· Definis: Lihat halaman Bab 9.

Page 22: Manajemen Mutu Iso 9000

BAB 10. DOKUMENTASI

Tidak ada perbedaan signifikan antara CPOB: 2001 dengan CPOB: 2006

BAB 11. PEMBUATAN DAN ANALISIS BERDASARKAN KONTRAK

CPOB: 2001

· Bagian dari Bab 6. Produksi: Pembuatan Obat Berdasarkan Kontrak

CPOB: 2006

BAB 12. KUALIFIKASI DAN VALIDASI

CPOB: 2001

· Tersebar dalam beberapa Bab.

CPOB : 2006

· Kualifikasi

Kualifikasi desain : unsur pertama dalam melakukan validasi terhadap fasilitas,

sistem atau peralatan baru. POP CPOB 2006 : spesifikasi fasilitas, sistem dan alat

yang akan digunakan Lampiran 12.8 Spesifikasi Kebutuhan Pengguna

Kualifikasi fasilitas, peralatan dan sistem terpasang yang telah operasional :

Page 23: Manajemen Mutu Iso 9000

Bukti yang mendukung dan memverifikasi parameter dan batas variabel kritis

pengoperasian alat Kalibrasi, prosedur pengoperasian, pembersihan, perawatan

preventif , Prosedur dan catatan pelatihan operator

Validasi

Prinsip : berlaku untuk proses baru, perubahan proses dan validasi ulang.

Fasilitas, sistem dan peralatan telah terkualifikasi

Metode analisis sudah tervalidasi

Personil sudah mendapat pelatihan

Prospektif

Ukuran bets sama dengan ukuran bets produksi yang direncanakan. Bila bets akan

dipasarkan maka pembuatan sesuai CPOB, hasil validasi memenuhi spesifikasi

dan sesuai izin edar.

Konkuren

Bets diluluskanberdasarkan hasil serangkaian uji Pengawasan Mutu yang intensif,

pengkajian kondisi pembuatan, dan persetujuan dari Pemastian Mutu.

POP CPOB 2006 : Dalam hal tertentu, Validasi Konkuren dilakukan terhadap

produk yang sudah diproduksi secara rutin, misal: perubahan pabrik pembuat

eksipien dengan spesifikasi yang sama; dan perubahan mesin dengan spesifikasi

yang sama.

Retrospektif

Hanya untuk produk yang sudah mapan, tidak berlaku bila ada perubahan

formula, prosedur pembuatan, peralatan, pemasok bahan awal. Berdasar riwayat

Page 24: Manajemen Mutu Iso 9000

produk, perlu protokol khusus dan laporan hasil kajian data. Bets yang dipilih

mewakili seluruh bets yang dibuat termasuk yang tidak memenuhi persyaratan

Pada umumnya 10 – 30 bets berurutan untuk menilai konsistensi dan kehandalan

POP CPOB 2006 : mencakup analisis kecenderungan (trend analysis) dengan

menggunakan control chart dari data riwayat pembuatan dan pengendalian mutu

(misal hasil uji kadar, uji disolusi, pH dan bobot jenis). Kehandalan proses

(process capability/Cpk) hendaklah mencapai minimal 1,33.

Validasi Pembersihan

Validasi Pembersihan : konfirmasi efektivitas prosedur pembersihan

Metode analisis tervalidasi, batas deteksi peka untuk mendeteksi tingkat residu

atau cemaran. Dapat dilakukan dengan pendekatan kondisi terburuk dengan

memerhatikan isu kriitis. Batas perolehan kembali (recovery) pada validasi

metode analisis pemeriksaan residu hendaklah tidak kurang dari 80%. (POP

12.36). Dilakukan 3 kali berurutan dengan hasil memenuhi persyaratan (12.39)

Kriteria penerimaan : Lihat penjelasan pada POP butir 12.38

Pengendalian Perubahan

Validasi Ulang secara berkala, perubahan signifikan yang memerlukan validasi

ulang ditetapkan melalui pengkajian risiko.

Validasi Metode Analisa

Uji identifikasi

Uji kuantitatif kandungan impuritas

Uji batas impuritas

Page 25: Manajemen Mutu Iso 9000

Uji kuantitatif zat aktif dalam sampel bahan atau obat atau komponen tertentu

dalam obat. Karakteristik validasi yang perlu diperhatikan untuk tiap uji.

Lampiran 12.45a : Protap validasi Metode Analisis

Lampiran 12.45b : Protokol Validasi Metode Analisis Penetapan kadar