21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obligasi (bond) merupakan suatu kontrak jangka panjang dimana pihak penjamin setuju untuk melakukan pembayaran bunga dengan dan pokok pinjaman pada tanggal tertentu kepada pemegang obligasi tersebut. Sampai tahun 1970-an, sebagian besar obligasi berbentuk selembar kertas yang dihias dengan indah, dan persyaratan utamanya, termasuk nilai pari obligasi tersebut, dicantumkan pada obligasi intu sendiri. Namun dewasa ini, hampir seluruh obigasi diwakili oleh data elektronik yang tersimpan dalam komputer-komputer yang aman, sama halnya seperti “uang” yang disimpan dalam rekening bank. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan maka dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut: 1.2.1 Apa obligasi? 1.2.2 Apa saja jenis-jenis obligasi? 1.2.3 Siapa sajakah yang menerbitkan obligasi? 1.2.4 Apa valuasi obligasi? 1.2.5 Bagaimanakah peringkat obligasi? 1.2.6 Bagaimanakah menilai tingkat risiko obligasi? 1.2.7 Bagaimanakah penilaian obligasi tanpa bunga? 1.2.8 Bagaimanakah penilaian obligasi disertai dengan bunga? 1.3 Tujuan 1.3.1 Untuk mengetahui pengertian obligasi. 1.3.2 Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis obligasi. 1.3.3 Untuk mengetahui siapa saja yang menerbitkan obligasi. 1.3.4 Untuk mengetahui pengertian valuasi obligasi. 1.3.5 Untuk mengetahui peringkat obligasi.

Manajemen Keuangan (Autosaved)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

manajemen keuangan

Citation preview

Page 1: Manajemen Keuangan (Autosaved)

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangObligasi (bond) merupakan suatu kontrak jangka panjang dimana pihak penjamin

setuju untuk melakukan pembayaran bunga dengan dan pokok pinjaman pada tanggal tertentu kepada pemegang obligasi tersebut.

Sampai tahun 1970-an, sebagian besar obligasi berbentuk selembar kertas yang dihias dengan indah, dan persyaratan utamanya, termasuk nilai pari obligasi tersebut, dicantumkan pada obligasi intu sendiri. Namun dewasa ini, hampir seluruh obigasi diwakili oleh data elektronik yang tersimpan dalam komputer-komputer yang aman, sama halnya seperti “uang” yang disimpan dalam rekening bank.

1.2 Rumusan MasalahDari latar belakang yang telah diuraikan maka dapat diperoleh rumusan masalah

sebagai berikut:1.2.1 Apa obligasi?1.2.2 Apa saja jenis-jenis obligasi?1.2.3 Siapa sajakah yang menerbitkan obligasi?1.2.4 Apa valuasi obligasi?1.2.5 Bagaimanakah peringkat obligasi?1.2.6 Bagaimanakah menilai tingkat risiko obligasi?1.2.7 Bagaimanakah penilaian obligasi tanpa bunga?1.2.8 Bagaimanakah penilaian obligasi disertai dengan bunga?

1.3 Tujuan1.3.1 Untuk mengetahui pengertian obligasi.1.3.2 Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis obligasi.1.3.3 Untuk mengetahui siapa saja yang menerbitkan obligasi.1.3.4 Untuk mengetahui pengertian valuasi obligasi.1.3.5 Untuk mengetahui peringkat obligasi.1.3.6 Untuk mengetahui bagaimana menilai tingkat risiko obligasi.1.3.7 Untuk mengetahui bagaimana penilaian obligasi tanpa bunga.1.3.8 Untuk mengetahui bagaimana penilaian obligasi disertai dengan bunga.

Page 2: Manajemen Keuangan (Autosaved)

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Karakteristik ObligasiMeskipun semua obligasi memiliki karakteristik umum yang sama, setiap obligasi

juga memiliki beberapa fitur kontraktual yang berbeda-beda. Misalnya, sebagian besar obligasi perusahaan memiliki ketentuan untuk melakukan pelunasan di awal (fitur penebusan ata call), tetapi beberapa ketentuan penebusan spesifik dapat sangat bervariasi dari satu obligasi ke obligasi yang lainnya. Dalam hal yang sama, beberapa obligasi dijamin oleh aset spesifik yang harus diserahkan kepada pemegang obligasi jika emiten gagal bayar, sementara obligasi lain tidak memiliki jaminan seperti itu. Perbedaan ketentuan kontraktual, dan juga dalam kekuatan keuangan fundamental yang mendasari perusahaan penjamin obligsai, juga menyebabkan terjadinya perbedaan dalam risiko, harga dan perkiraan pengambilan obligasi. Untuk memahami obligasi, penting artinya bagi andamemahami pernyataan-pernyataan berikut ini: Nilai Pari

Nilai pari (par value) merupakan nilai pari obligasi yang dinyatakan; untuk tujuan ilustrasi, kita biasanya berasumsi nilai pari adalah $1.000 meskipun setiap keliapatan $1.000 (misalnya, $5.000 atau $5 juta) juga dapat didigunakan. Nilai pari biasanya mencerminkan jumlah uang yang dipinjam oleh perusahaan dan dijanjikan untuk dilunasi kembali pada saat jatuh tempo.

Tingkat Bunga KuponDalam beberapa kasus, pembayaran kupon suatu obligasi dimungkinkan

untuk bervariasi dari waktu ke waktu. Obligasi dengan tingkat bungan mengembang (floating-rate bonds) ini bekerja dengan cara berikut. Tingkat bunga ditentukan untuk suatu periode awal, sering kali selama enam bulan pertama. Selanjutnya, tingkat ini akan disesuaikan setiap enam bulan berdasarkan suatu tingkat pasar terbuka tertentu. Misalnya, banyak emisi perusahaan dikaitkan dengan tingkat obligasi pemerintah 10 tahun. Ketentuan-ketentuan lainnya juga dapat dimasukkan dalam obligasi ini. Misalnya, beberapa obligasi dapat dikonversi atas opsi pemegang ke utang dengan tingkat bungatetap, sedangkan yang lainnya memiliki batas atas dan batas bawah (“cap” dan “flow”) untuk seberapa tinggi dan seberapa rendah perubahan bunga doperkenankan.

Beberapa obligasi bahkan tidak membayar kupon sama sekali, tetapi ditawarkan dengan diskon di bawah nilai parinya sehingga mmberikan apresiasi modal sebagai ganti dari pendapatan bunga. Efek seperti ini disebut obligasi dengan kupon nol (zero coupon bonds atau zero). Obligasi lain membayar sebagian bunga kupon, tetapi tidak cukup untuk memungkinkan obligasi tersebut diterbitkan pada nilai pari. Pada umumnya, setiap obligasi yang sejak

Page 3: Manajemen Keuangan (Autosaved)

awal ditawarkan dengan harga jauh dibawah nilai pari disebut sebagai obligasi dengan diskon emisi awal (otiginal issue discount-OID).

Tanggal Jatuh TempoObligasi umumnya memiliki tanggal jatuh tempo (maturity date) yang telah

ditentukan di mana nilai pari harus dilunasi. Kebanyakan obligasi memiliki jatuh tempo awal (original maturity), atau waktu jatuh tempo saat obligasi tersebut pertama kali diterbitkan, yang berkisar antara 10 hingga 40 tahun (meskipun begitu, secara legal, waktu jatuh tempo lainnya masih tetap diperkenankan. Tentu, jatuh tempo efektif suatu obligasi akan turun setiap tahun setelah obligasi tersebut diterbitkan.

Ketentuan PenebusanKetentuan penebusan biasanya menyatakan bahwa emiten harus membayar

jumlah yang lebih besar dari nilai pari kepada pemegang obligasi jika obligasi tersebut ingin ditebus. Jumlah tambahan tersebut, yang disebut sebagai premi penebusan (call premium), sering ali ditentukan sama dengan bunga selama satu tahun. Misalnya, premi penebusan suatu obligasi 10 tahun dengan kupon tahunan 10 persen dan nilai pari $1.000 adalah $100, yang artinya emiten harus membayar $1.000 kepada investor (nilai premi ditambah premi penebusan) jika mereka ingin menebus kembali obligasinya. Yang kebanyakan terjadi, ketentuan dalam kontrak obligasi ditentukan sedemikian rupa sehingga premi penebusan lama-kelamaan akan turun seiring dengan makin dekatnya waktu jatuh tempo obligasi. Meskipun beberapa obligsai dapat segera ditebus, dalam kebanyakan kasus, obligsai sering kali tidak dapat ditebus sampai beberapa tahun (biasanya 5 sampai 10 tahun) setelah diterbitkan. Ini dikenal sebagai suatu penebusan yang ditangguhkan (deffered call), dan obligasi tersebut dikatakan memiliki proteksi penebusan (call protection).

Seandainya suatu perusahaan menjual obligasi ketika tingkat bunga relatif tinggi. Jika emisi tersebut dapat ditebus, perusahaan dapat menjual emisi baru efek yang dapat memberikan imbal hasil rendah jika dan ketika tingkat bunga turun. Kemudian, perusahaan menggunakan hasil penjualan emisi yang baru itu untuk menebus emisi dengan tingkat bunga yang tinggi sehingga menurunkan beban bunganya. Proses ini disebut operasi pendanaan kembali (refunding operation). Jadi, hak untuk melakukan penebusan merupakan hak yang berharga bagi perusahaan, tetapi merugikan bagi investor jangka panjang yang terpaksa harus menginvestasikan kembali jumlah yang mereka terima pada tingkat bunga baru yang lebih rendah. Karena itu, tingkat bunga emisi baru dari obligasi yang dapat ditebus akan lebih tinggi dari obligasi baru yang tidak dapat ditebus.

Dana PelunasanDewasa ini, ketentuan dana pelunasan mengharuskan emiten menebus

presentase tertentu dari emisi ini setiap tahunnya. Kegagalan dalam memenuhi persyaratan dana pelunasan akan dikatagorikan sebagai gagal bayar yang dapat

Page 4: Manajemen Keuangan (Autosaved)

membuat perusahaan dinyatakan bangkrut. Jadi, dana pelunasan akan menjadi sumber pengeluaran kas yang signifikan bagi perusahaan.

Umumnya, emiten dapat memenuhi persyaratan dana pelunasan dengan melakukan salah satu dari dua cara di bawah ini:1. Perusahaan dapat memebeli untuk menebus (pada nilai parinya) obligasi

dalam presentase tertentu setiap tahunnya; misalnya, perusahaan dapat menebus 5 persen dari total jumlah emisi awal dengan harga $1.000 per obligasi. Obligasi diberi nomer secara berurutan, dan obligasi yang akan dibeli kembali untuk ditebus akan ditentukan oleh pengundian yang diatur oleh trustee.

2. Alternatifnya, perusahaan dapat membeli obligasi yang diminta di pasar terbuka.Perusahaan akan memilih metode yang biayanya paling murah. Jika tingkat

bunga telah mengalami kenaikan sejak obligasi tersebut diterbitkan, maka obligasi akan dijual pada harga di bawah nilai nominalnya sehingga perusahaan aka membeli obligasi di pasar terbuka dengan mendapat diskon. Dilain pihak, jika tingkat bunga menurun dan harga obligasi naik di atas nilai parinya, perusahaan akan menggunakan pilihan penebusan.

Meskipun dan pelunsan dirancang untuk melindungi investor dengan memastikan obligasi dilunasi dengan cara yang berurutan. Anda hendaknya menyadari bahwa cara kerja dana pelunasan dapat merugikan pemegang obligasi. Namun, sisi baiknya, obligasi yang memiliki dana pelunasan dinilai lebih aman daripada obligasi yang tidak memiliki ketentuan. Dengan demikian, pada saat diterbitkan, obligasi dengan dana pelunasan memiliki tingkat kupon yang lebih rendah dari pada obligasi lain yang serupa, tetapi tanpa dana pelunasan.

2.2 Jenis-jenis ObligasiBeberapa jenis obligasi yang cukup sering digunakan juga perlu kita bahas.

Obligasi yang dapat dikonversiObligasi yang dapat dikonversi (convertible bond) adalah obligasi yang dapat

ditukar dengan lembar saham biasa pada suatu harga tetap berdasarkan opsi pemegang obligasi. Obligasi yang dapat dikonversi memiliki tingkat kupon yang lebih rendah daripada utang yang tidak dapat dikonversi dengan resiko kredit yang sama, tetapi obligasi tersebut menawarkan kesempatan kepada investor untu mendapatkan keuntungan modal sebagai kompensasi atas tingkat kupon yang lebih rendah.

WaranObligasi yang diterbitkan dengan waran (warrant) mirip dengan obligasi

yang dapat dikonversi. Waran adalah opsi yang dapat memungkinkan pemegang obligasi membeli saham pada satu harga yang telah ditentukansehingga

Page 5: Manajemen Keuangan (Autosaved)

mmberikan suatu keuntungan modal jika harga saham tersebut naik. Obligasi yang diterbitkan dengan waran, sama halnya seperti obligasi yang dapat dikonversi, memberikan tingkat kupon yang lebih rendah dibandingkan dengan obligasi biasa.

Obligasi yang dapat dijual kembaliBerbeda dengan obligasi yang dapat ditebus yang memeberikan opsi kepada

emiten untuk membeli kembali utangnya sebelum jatuh tempo, obligasi yang dapat dijual kembali (putable bond) memungkinkan investor menjual obligasi kembalipada perusahaan sebelum jatuh tempo pada harga yang telah ditentukan. Jika tingkat bunga naik, maka investor akan menjual obligasi kembali pada perusahaan dan menginvestasikannya kembali pada obligasi dengan kupon yang lebih tinggi.

Obligasi pendapatanObligasi pendapatan (income bond) yang hanya akan membayarkan bunga

jika perusahaan memiliki laba yang cukup untuk membayar bunga. Jadi, obligasi pendapatan tidak akan membuat bangkrut perusahaa. Namun, dari sudut pandang investor, obligasi ini lebih berisiko dari pada obligasi “biasa”.

Obliagasi terindeksObligasi teindeks atau obligasi daya beli (indexed/purchasing power bond).

Timgkta bunga obligasi ini didasrkan pada suatu indeks inflasi seperti indeks harga konsumen sehingga bunga yang dibayarkan akan naik secara otomatis ketika tingkat inflasi meningkat. Akibatnya, pemegang obligasi akan terlindungi dari inflasi. Pemerintah AS adalah emiten utama obligasi terindeks.

2.2.1 Berbagai Jenis Obligasi PerusahaanRisiko gagal bayar dipengaruhi oleh kemampuan financial emiten dan

persyaratan-persyaratan yang terdapat dalam kontrak obligasi, termasuk apakah ada agunan yang dijaminkan untuk mengamankan obligasi. Obligasi Hipotek atau Obligasi Dengan Jaminan

Dalam suatu obligasi hipotek (mortgage bond), perusahaan akan menjaminkan asset spesifik sebagai jaminan bagi obligasi.

Seluruh obligasi hipotek menjadi subjek dari perjanjian perwalimatan (indenture) yang merupakan dokumen hokum yang menyatakan hak-hak pemegang obligasi dan perusahaan secara terperinci. Perjanjian perwalimatan bagi kebanyakan perusahaan besar tertulis 20, 30, 40, atau bertahun-tahun yang lalu. Perjanjian perwalimatan ini biasanya “terbuka”, yang artinya obligasi baru dapat diterbitkan kapan saja untuk perjanjian perwalimatan yang sama. Namun, jumlah obligasi baru yang dapat diterbitkan hampir selalu dapat dibatasihingga persentase tertentu dari total “properti perusahaan yang dapat dijaminkan” yang biasanya mencakup seluruh tanah, bangunan dan peralatan.

Page 6: Manajemen Keuangan (Autosaved)

Obligasi Tanpa JaminanObligasi Tanpa Jaminan (debenture) merupaka obligasi yang tidak

dijamin, sehingga tidak memberikan agunan spesifik sebagai jaminan bagi obligasi. Karena, itu pemegang obligasi tanpa jaminan merupakan kreditor biasa yang klaimnya dilindungi oleh property yang tidak digunakan. Pada praktiknya, penggunaan obligasi tanpa jaminan akan bergantung pada sifat aset perusahaan dan kekuatan kreditnyasecara umum.

Obligasi Tanpa Jaminan SubordinasiIstilah subordinsai yang artinya “di bawah” atau “lebih lemah” dan dalam

kejadian kebangkrutan, utang subordinsai memiliki klaim atas aset hanya setelah utang senior dibayar penuh. Obligasi tanpa subordinasi (subordinated debenture) dapat disubordinasikan ke wesel bayar yang ditunjuk (biasanya pinjaman bank) atau seluruh utang yang lain. Dalam peristiwa likuidasi atau reorganisasi, pemegang obligsi tanpa jaminan subordinasi tidak akan menerima apapun sampai seluruh utang senior seperti yang disebutkan dalam perjanjian perwalimatan obligasi tanpa jaminan telah dibayar.

2.3 Siapa yang Menerbitkan Obligasi?Investor memiliki banyak pilihan berinvestasi dalam obligasi, tetapi obligasi

dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) jenis utama; yaitu, obligasi pemerintah (treasury bonds), obligasi perusahaan (corporate bonds), obligasi pemerintah daerah (municipal bonds), dan obligasi luar negeri (foreign bonds). Setiap jenis obligasi berbeda dalam hal tingkat pengembalian yang diharapkan dan risikonya. obligasi pemerintah

Obligasi pemerintah (treasury bonds), yang terkadang disebut juga obligasi Negara, diterbitkan oleh pemerintah federal. Sangatlah beralasan untuk berasumsi bahwa pemerintah federal akan memenuhi pembayaran yang akan memenuhi pembayaran yang dijanjikannya sehingga obligasi pemerintah tidak memiliki gagal bayar. Namun, harga obligasi ini telah menurun ketika tingkat bunga naik sehingga obligasi ini tidak sepenuhnya bebas risiko.

Obligasi perusahaanObligasi perusahaan (corporate bonds), dari namanya, kita tahu bahwa

obligasi ni diterbitka oleh perusahaan. Tidak seperti obligasi pemerintah, obligasi perusahaan memiliki risiko gagal bayar-jika perusahaan emiten mengalami masalah, perusahaan mungkin tidak mampu melakukan pembayaran atas bunga dan pokok seperti yang dijanjikannya. Setiap obligasi perusahaan memiliki tingkat risiko gagal bayar yang berbeda-beda, tergantung pda

Page 7: Manajemen Keuangan (Autosaved)

karakteristik perusahaan emiten dan ketentuan spesifik dari setiap obligasi. Risiko gagal bayar sering disebut sebagai “risiko kredit”.

Obligasi pemerintah daerahObligasi pemerintah daerah (municipal bonds atau muni),siterbitkan oleh

pemerintah negara bagian dan pemerintah local. Seperti obligasi perusahaan, obligasi pemerintah daerah juga memiliki risiko gagal bayar. Akan tetapi, obligasi pemerintah daerah memberikan suatu keunggulan penting dibandingkan jenis-jenis obligasi yang lain. Sepertiyang telah dibahas, bunga yang diterima atas sebagian besar obligasi pemerintah daerah dikecualikan dari pajak federal, dan dari pajak Negara bagian jika pemegangnya merupakan penduduk dari negara bagian yang menerbitkan. Akibatnya, tingkat bunga obligasi pemerintah daerah jauh lebih rendah dari pada obligasi pemerintah dengan risiko yang ekuivalen.

Obligasi luar negeriObligasi luar negeri (foreign bonds) diterbitkan oleh pemerintah luar negeri

atau perusahaan luar negeri. Obligasi perusahaan luar negeri tentunya juga memiliki tingkat risiko gagal bayar, begitu pla dengan obligasi beberapa pemerintah luar negeri. Munculnyarisiko tambahan jika obligasi dinyatakan dalam mata uang selain mata uang Negara investor. Misalnya, anda membeli obligasi perusahaan yang dinyatakan dalam mata uang yen Jepang, Anda masih dapat mengalami kerugian-sekalipun perusahaan tersebut tidak gagal bayar-jika yen Jepang nilainya mengalami penurunan terhadap mata uang Negara Anda.

2.4 Valuasi ObligasiNilai dari suatu asset-saham, obligasi, sewa guna usaha, atau bahkan aset fisik

seperti gedung apartemen atau mesin-hanyalah nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan akan dihasilkan oleg aset tersebut.

Arus kas untuk obligasi standar dengan kupon, terdiri atas pembayaran bunga sepanjang usai 15 tahun obligasi ditambah jumlah pinjaman (bisanya nilai pari) ketika obligasi tersebut jatuh tempo. Dalam hal obligasi dengan tingkat bunga mengambang, pembayaran bunga ajan bervariasi dari waktu ke waktu. Untuk obligasi dengan kupon nol, tidak ada pembayaran bunga sehingga satu-satunyaarus kas adalah nilai pari ketika obligasi jatuh tempo. Untuk obligasi “biasa” dengan tingkat arus tetap, berikut adalah situasinya.

0 rd 1 2 3 NNilai obligasi INT INT INT INT

M

Page 8: Manajemen Keuangan (Autosaved)

Di mana: rd = tingkat bunga pasar obligasiN = jumlah tahun sebelum obligasi jatuh tempoINT = bunga yang dibayarkan setiap tahunnya dalam dolarM = nilai pari, atau jatuh tempo, obligasi.

Persamaan umum di bawah ini dapat digunakan untuk menghitung nilai obligasi:

Nilai obligasi, V B ¿∫¿

(1+rd )1 +∫¿

(1+rd )2+

∫¿

( 1+rd )3+…+

∫¿

(1+rd )N+ M

(1+rd )M¿¿¿¿

¿∑t=1

15

¿¿

Tingkat kupon akan tetap sama setelah obligasi diterbitkan, tetapi tingkat bunga di pasar akan bergerak naik dan turun. Dengan memperhatikan persamaan 7-1, kita melihat bahwa suatu kenaikan tingkat bunga pasar (rd) akan menyebabkan turunnya harga obligasi beredar, sedangkan kenaikkan tingkat bunga akan meyebabkan naiknya harga obligasi.

2.5 Peringkat ObligasiSejak awal tahun 1909-an, obligasi telah diberikan peringkat mutu yang

mencerminkan kemungkinan akan mengalami gagal bayar. Tiga lembaga peringkat utama antara lain John Moody’s standard & poor’s Corporation (S&P) dan Fitch Investor’s Service.

Kriteria Peringkat Obligasi1. Rasio-rasio: Termsauk rasio utang dan rasio kelipatan pembayaran bunga.

Semakin baik rasionya, maka makin tinggi peringkatnya.2. Ketentuan Hipotek: apakah obligasi dijamin oleh hipotek? Jika ya dan property

tersebut memiliki nilai yang relatif tinggi terhadap jumlah utang yang diobligasikan, maka peringkatnya akan meningkat.

3. Ketentuan subordinasi: Apakah obligasi disubordinasikan ke utang lain? Jika ya, obligasi tersebut akan diberi peringkat paling sedikit satu tingkat di bawah peringkat yang seharusnya diberikan jika tidak disubordinasikan. Sebaliknya, obligasi yang memiliki subordinasi utang lain akan memiliki peringkat yang lebih tinggi.

4. Ketentuan jaminan: Beberapa obligasi dijamin oleh perusahaan lain. Jika utang suatu perusahaan lemah dijamin oleh perusahaan yang kuat (biasanya induk perusahaan yang lemah tersebut), maka obligasinya akan diberikan peringkat yang sama dengan perusahaan yang kuat.

Page 9: Manajemen Keuangan (Autosaved)

5. Dana pelunasan: Apakah obligasi memiliki dana pelunasan yang menjamin adanya pelunasan secara sistematis? Fitur ini menjadi nilai tambah di mata lembaga peringkat.

6. Jatuh tempo: Jika hal lain sama, obligasi dengan jatuh tempo yang lebih singkat dinilai lebih berisiko dibandingkan obligasi dengan jangka waktu yang lebih panjang dan hal ini akan tercermin pada peringkatnya.

7. Stabilitas: Apakah penjualan dan laba emiten stabil?8. Regulasi: Apakah emiten diregulasi dan dapatkah suatu iklim regulasi yang

merugikan menyebabkan poasisi perekonomian perusahaan mengalami penurunan? Regulasi memiliki arti penting, khususnya bagi perusahaan komunikasi, fasilitas umum dan asuransi.

9. Antitrust: Apakah ada gugatan antitrust yang ditunjukkan bagi perusahaan yang dapat merugikan posisinya?

10. Operasi diluar negeri: Berapa persentase penjualan, asset dan laba perusahaan yang berasal dari operasi di luar negeri, dan bagaimana iklim politis di Negara-negara tersebut?

11. Factor lingkungan hidup: Apakah perusahaan memiliki kemungkinan mengeluarkan biaya dalam jumlah besar untuk penanggulangan masalah polusi?

12. Kewajiban atas produk: Apakah produk perusahaan aman? Perusahaan-perusahaan rokok selama beberapa waktu ini berada di bawah tekanan, bnegitu pula peringkta obligasinya.

13. Kewajiban pensiun: Apakah perusahaan memiliki kewajiban pensiun dan/atau asuransi kesehatan karyawan yang belum didanai yang dapat menimbulkan masalah di masa depan?

14. Masalah ketenagakerjaan: Apakah terdapat potensi masalah ketenaga kerjaan di masa mendatang dan akan memperlemah posisi perusahaan?

15. Kebijakan akuntansi: Jika kebijakan akuntansi suatu perusahaan dan laba yang dilaporkannya menjadi dipertanyakan, maka hal ini akan memberikan dampak negative pada peringkat obligasinya.

Perwakilan lembaga-lembaga peringkat telah menyatakan secara konsisten bahwa tidak ada satu rumusan pasti yang digunakan untuk menentukan periangkat suatu perusahaan. Seluruh faktor yang disebutkan diatas, ditambah beberapa faktor lainnya, juga ikut diperhitungkan, tetapi tidak dengan cara yang secara matematis akurat. Studi-studi statistik telah membuktikan argumentasi ini karena para peneliti yang mencoba untuk meramalkan peringkat obligasi berdasarkan data-data kuantitatif ternyata kurang berhasil. Hal itu mengindikasikan bahwa lembaga-lembaga tersebut menggunakan pertimbangan subjektif ketika menentukan peringkat suatu perusahaan.

Page 10: Manajemen Keuangan (Autosaved)

2.6 Menilai Tingkat Risiko Obligasi Risiko Tingkat Bunga

Tingkat bunga akan terus berfluktuasi dari waktu ke waktu dan kenaikan tingkat bunga akan mengarah pada penurunan nilai obligasi beredar. Risiko penurunan nilai obligasi yang diakibatkan oleh naiknya tingkat bunga ini disebut sebagai risiko tingkat bunga (interest rate risk) atau risiko harga tingkat bunga (interest rate price risk). Tingkat bunga dapat dan memang naik, kenaikkan tingkat bunga dapat menimbulkan kerugian nilai bagi pemegang obligasi. Jadi, orang atau perusahaan yang berinvestasi dalam obligasi akan berhadapan denagn risiko akibat meningkatnya tingkat bunga.

Risiko tingkat bunga akan lebih tinggi pada obligasi dengan jatuh tempo yang lebih panjang dibandingkan dengan obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat. Hal ini terjadim karena makin panjang waktu jatuh tempo, makin lama obligasi tersebut akan dilunasi dan makin lama pula pemegang obligasi dapat menggantikannya dengan obligasi yang memiliki kupon lebih tinggi.

Risiko Tingkat ReinvestasiSeperti yang telah kita lihat pada bagian sebelumnya, suatu kenaikkan tingkat

bunga akan merugikan pemegang obligasi karena hal tersebut akan menyebabkan turunnya nilai suatu portofolio obligasi. Namun, apakah penurunan tingkat bunga juga akan merugikan pemegang obligasi? Sebenarnya, jawabannya adalah “ya” karena jika tingkat bunga turun, pemegang obligasi jangka panjang akan mengalami penurunan pendapatan. Misalnya, seoarang pensiunan memiliki suatu portofolio obligasi dan hidup dari pendapatan yang dihasilkan dari portofolio tersebut. Obligasi-obligasi didalam portofolio memiliki tingkat kupon rata-rata sebesar 10 persen, kini seandainya tingkat bunga turun menjadi 5 persen, akan banyak obligasi yang ditebus. Saat penebusan itu terjadi, pemegang obligasi harus mengganti obligasi 10 persen dengan obligasi 5 persen. Bahkan obligasi yang tidak dapat di tebus akan jatuh tempo. Ketika hal itu terjadi, obligasi tersebut juga akan diganti dengan obligasi yang memberikan imkbal hasil lebih rendah. Jadi, pensiunan tadi akan mengalami penurunan pendapatan.

Risiko terjadinya penurunan pendapatan akibat turunnya tingkat bunga disebut risiko tingkat reinvestasi (reinvestment rate risk), dan pentingnya arti risiko ini telah ditunjukkan kepada seluruh pemegang obligasi dalam beberapa tahun terakhir sebagai akibat dari merosotnya tingkat bunga secara tajam sejak tahun 1980-an. Ririko tingkat reinvestasi ini sudah pasti akan tinggi pada obligasi yang dapat di tebus. Risiko ini juga tinggi pada obligasi jangka pendek karena makin pendek waktu jatuh tempo obligasi , makin sedikit jumlah tahun sebelum obligasi lama dengan kupon yang relative tinggi digantikan dengan emisi baru dengan kupon rendah. Jadi, pensiunan yang kepemilikan utamanya adalah obligasi jangka pendek atau utang lainnya akan sangat dirugikan oleh penurunan tingkat bunga. Namun pemegang obligasi jangka panjang yang tidak dapat ditebus akan terus menikmati tingkat bunga lama yang tinggi.

Page 11: Manajemen Keuangan (Autosaved)

2.7 Penilaian Obligasi Tanpa Bunga (Zero Coupon bonds)

2.8 Penilaian Obligasi Disertai Dengan Bunga (Coupon bonds)

Page 12: Manajemen Keuangan (Autosaved)

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan1. Pengertian obligasi maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Obligasi (bond)

merupakan suatu kontrak jangka panjang dimana pihak penjamin setuju untuk melakukan pembayaran bunga dengan dan pokok pinjaman pada tanggal tertentu kepada pemegang obligasi tersebut.

2. Dari uraian diatas maka karakteristik obligasi adalah sebagai berikut:a. Nilai Parib. Tingkat Bunga Kuponc. Tanggal Jatuh Tempod. Ketentuan Penebusane. Dana Pelunasan

3. Dari uraian diatas, maka jenis-jenis obligasi adalaha sebagai berikut:a. Obligasi yang dapat dikonversib. Waranc. Obligasi yang dapat dijual kembalid. Obligasi pendapatane. Obliagasi terindeksBerbagai Jenis Obligasi Perusahaan:a. Obligasi Hipotek atau Obligasi Dengan Jaminanb. Obligasi Tanpa Jaminanc. Obligasi Tanpa Jaminan Subordinasi

4. Investor memiliki banyak pilihan berinvestasi dalam obligasi, tetapi obligasi dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) jenis utama; yaitu, obligasi pemerintah (treasury bonds), obligasi perusahaan (corporate bonds), obligasi pemerintah daerah (municipal bonds), dan obligasi luar negeri (foreign bonds). Setiap jenis obligasi berbeda dalam hal tingkat pengembalian yang diharapkan dan risikonya.

Page 13: Manajemen Keuangan (Autosaved)

DAFTAR PUSTAKA

Brigam, Eugene F dan Housten, Joel F. 2013. Dasar-dasar manajemen keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Page 14: Manajemen Keuangan (Autosaved)

LAMPIRAN