Upload
haneiyah
View
123
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
makalah seminar
Citation preview
SEMINAR BEDAH UMUM
Management of Benign Tumor
Disusun oleh :
Haniyah Bahasuan
160112120040
Pembimbing :
Lucky Riawan, drg., Sp BM
UNIVERSITAS PADJADJARANFAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
PROGRAM PROFESI KEDOKTERAN GIGIBANDUNG
2013
1. Pendahuluan
Menurut kamus kedokteran Merriam Webster (1994), tumor didefinisikan
sebagai pertumbuhan baru suatu jaringan atau massa yang bersifat jinak atau
ganas yang bukan merupakan suatu jaringan inflamasi dan tidak mempunyai
fungsi fisiologis. Tumor disebut juga dengan neoplasma. Menurut Kamus
Kedokteran Dorland (1998), neoplasma merupakan pertumbuhan baru dan
abnormal khususnya pertumbuhan neoplasma dimana multiplikasi sel tidak
terkontrol dan progresif.
Menurut Cortran (2005), neoplasma adalah massa abnormal dari jaringan, di
mana pertumbuhannya berlebihan dan tidak terkoordinasi oleh pertumbuhan
jaringan normal, dan menetap walaupun telah dilakukan penghentian rangsangan
yang semula menyebabkannya. Berdasarkan sifatnya tumor dibagi menjadi tumor
jinak dan ganas. Tumor jinak bersifat ekspansif, tumbuh lambat dan terlokalisir.
Sedangkan tumor ganas bersifat invasive, destruktif, infiltrative, dan tumbuh
cepat.
Tumor jinak tumbuh terlokalisir pada organ tempat asalnya timbul dan tidak
bermetastase. Tumbuh secara ekspansif, dengan mendesak jaringan normal di
sekitarnya. Sel jaringan di sekitarnya yang terdesak menjadi pipih dan
membentuk kapsul yang membungkus tumor tersebut. Batas antara tumor dan
jaringan sekitar tegas (Sukardja, 2000).
Gambar. Tumor Jinak.
Selain tumor jinak, terdapat tumor like lesion (non neoplasma) yang
merupakan tumor yang sel nya bukan merupakan sel neoplasma namun berasal
dari sel tubuh normal yang mengalami perubahan. Contohnya seperti kista, yaitu
suatu tumor yang berupa kantong abnormal yang berisi cairan.
Gambar. Kista pada ovarium
Pertumbuhan tumor jinak umumnya lambat dalam waktu tahunan. Kadang
dapat tumbuh cepat terutama jika tumor dalam bentuk kista atau terjadi
perdarahan dalam tumor. Dalam pertumbuhan, terdapat jenis tumor jinak yang
setelah mencapai besar tertentu kelihatan pertumbuhannya berhenti, tetapi ada
pula yang terus membesar sampai menjadi sangat besar. Misalnya kista sarcoma
filoides mamae dapat mencapai diameter 40 cm atau lebih dengan berat lebih dari
9 kg, myoma uteri dapat mencapai berat lebih dari 10 kg.
Tumor jinak umumnya tidak mengalami regresi atau pengecilan. Sedangkan
tumor non neoplasma dapat mengalami progresi dan regresi, bahkan dapat
menghilang sama sekali.
2. Klasifikasi
Klasifikasi tumor jinak didasarkan atas hasil pemeriksaan mikroskopis dari sel
tumor itu. Gambaran mikroskopis ini penting untuk menentukan morfologi
suatu tumor. (Sukardja, 2000).
a) Histogenesisnya
Pemeriksaan histogenesis untuk mencari asal sel neoplasma itu.
Neoplasma dapat berasal dari :
Sel endodermal atau ektodermal, yang merupakan sel epitel,
sel kelenjar, sel mukosa , sel otak, sel saraf dst.
Sel mesodermal, seperti sel jaringan lunak, sel jaringan ikat, sel
jaringan lemak, sel darah, sel tulang, sel otot, gigi, sel
pembuluh darah dan limfe, sel germinal, sel gonad. dst
Tabel . Klasifikasi Tumor Jinak berdasarkan histogenesisnya (Wikipedia.com)
b) Sifat
Dari bentuk, susunan dan
invasivitas sel dapat
ditentukan sifat neoplasma
itu, apakah ganas invasive, in
situ, atau jinak.
c) Derajat
diferensiasinya
Derajat diferensiasi sel yaitu jauhnya sel itu menyimpang dari bentuk
yang normal dan menentukan derajat keganasan sel. Makin jauh sel
menyimpang umumnya makin ganas. Derajat keganasan ini dipakai
antara lain untuk menentukan prognosa tingkat kesakitan. Neoplasma
yang lokasinya, tipe selnya dan stadiumnya sama, tetapi derajat
diferensiasinya berbeda akan memberikan prognosa yang berbeda.
3. Karakteristik Tumor Jinak
a. Sel sel tumor
Cell Origin Cell type Tumor
Endodermal Biliary tree Cholangioma
Colon Colonic polyp
Glandular Adenoma,
Papilloma
Cystadenoma
Liver Liver cell adenoma
Placental Hydatiform mole
Renal Renal tubular adenoma
Squamous Squamous cell papilloma
Lambung Gastric polyp
Mesenchymal Blood vessel Hemangioma
Bone Osteoma
Cartilage Chondroma
Fat tissue Lipoma
Fibrous tissue Fibroma
Lymphatic vessel
Lymphangioma
Smooth muscle Leiomyoma
Striated muscle Rhabdomyoma
Ectodermal Glia Astrocytoma
Melanocytes Nevus
Meninges Meningioma
Nerve cells Ganglioneuroma
Sel tumor jinak berupa sel matur, yang bentuknya mendekati sel
normal asalnya : bentukny teratur, uniform, sedikit mitosis.
b. Struktur jaringan
Susunan jaringan sedikit teratur.
c. Kapsul
Mempunyai kapsul yang jelas yang terjadi dari sel normal di
sekitarnya yang terdekat sehingga bentuknya pipih. Tidak ada infiltrasi
sel ke luar kapsul.
Gambar. Perbedaan Tumor Jinak dan Tumur Ganas
4. Penatalaksanaan Tumor Jinak
Pasien yang datang dengan keluhan benjol (tumor jinak), dilakukan anamnesa,
pemeriksaan fisik, status penyakit, pemeriksaan penunjang sehingga mendapatkan
diagnosa yang tepat sehingga terapi yang diberikan juga sesuai.
Untuk penderita tumor atau neoplasma terdapat 2 diagnosa yaitu diagnosa klinik
dan diagnosa patologi. Diagnosa klinik yaitu diagnosa yang didapat dari hasil
pemeriksaan klinis. Diagnosa patologi didasarkan pada hasil pemeriksaan
mikroskopis.
a. Anamnesa
Untuk mengetahui neoplasma perlu diketahui :
Keluhan utama dan lama terjadinya
Riwayat penyakit / progresifitas penyakit
Pengobatan yang telah diberikan dan bagaimana hasilnya
Faktor etiologi
Topografi atau lokasi penyakit dalam organ
Morfologi atau histologi penyakit
Prognosa : luas atau stadium penyakit, derajat keganasan, sifat tumor,
jenis kasus
Keluhan penderita dengan tumor jinak umumnya tidak banyak. Keluhannya
berupa:
Tumor
Tekanan atau desakan oleh tumor
Obstruksi saluran tubuh
Perdarahan
Kosmetik
Gangguan hormon
b. Pemeriksaan Klinis
Dalam pemeriksaan klinis, tumor jinak dapat dibedakan dengan tumor ganas
berdasarkan karakteristik sebagai berikut (Sukardja, 2000) :
Tabel . Karakteristik tumor Jinak dan Tumor GanasNo Karakteristik Tumor Jinak Tumor Ganas
1 Tumor 1 Batas jelas tidak jelas
2 kapsul jelas
tidak jelas, ada
pseudokapsul
3 bentuk teratur tidak teratur
4 Kecepatan Tumbuh umumnya lambat umumnya cepat atau sangat cepat
5 Cara Tumbuh ekspansif ekspansif dan infiltratif
6 Infiltrasi tidak ada ada dan merupakan tanda khas
7 Progresi umumnya lambat umumnya cepat sampai fatal
8 Vaskularisasi sedikit banyak, ada neovaskularisasi
9 Temperatur normal hipertensi
10 Ulserasi sangat jarang sering
11
Struktur Jaringan khas menunjukkan asal jaringan atypikal sebagai jaringan
12
Struktur Sel
1) bentuk sel uniform poliform
2) warna inti normal hiperkromasi dan polikromasi
3) warna sitoplasma normal hiperkromasi dan polikromasi
4) rasio nuklear/plasma normal naik
5) rasio nuklear/nuklear normal naik
6) jumlah mitosis sedikit banyak
7) tipe mitosis normal abnormal2 Ultrastruktur 1 Selaput Sel reguler desmosom sering tidak
ada
2 selaput inti reguler irreguler
3 sitoplasma normal sering terdapat RNA bebas dan tersebar
4 mitokondria normal kurang dan sering abnormal
5 retikulum normal kurang dan umumnya halus
6 badan golgi normal sering terdapat mikrovesikel
3 Metastase tidak ada sering
4 Residif jarang sering
5 Efek Sistemik
jarang, kecuali tumor endokrin
sering
Keadaan umum dan penampilan penderita umumnya tetap baik, kecuali pada
tumor yang berasal dari kelenjar endokrin. Keadaan tumor jinak umumnya :
Bentuk teratur : bulat, oval, atau polipoid
Batas tegas
Tidak ada infiltrasi atau melekat dengan organ atau jaringan di
sekitarnya
Tumbuh terbatas lokal saja, tidak menyebar
Vaskularisasi normal
c. Pemeriksaan Penunjang
i. Pemeriksaan Radiografi
Pemeriksaan radiografi ada bermacam-macam, yaitu :
Radiografi polos
Contoh : Ro foto tengkorak, leher, thorax, abdomen, mamografi,
tulang, dll
Gambar. Gambaran Radiografi Odontogenic Keratocyst
CT-Scan (Computerized Tomography Scanning)
Contoh : Scan thyroid, thorax, dll
Gambar. Gambaran CT Scan pada Tumor Jinak pada Otak
MRI (Magnetic Resonance Imaging)
MRI menggunakan kekuatan magnet inti terutama hydrogen.
MRI dapat digunakan untuk otot, pembuluh darah, dll.
USG (Ultrasonografi) menggunakan gelombang suara.
Contoh : mammosonografi, USG abdomen.
ii. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratotium rutin untuk mendiagnosis neoplasma
digunakan untuk mengetahui keadaan pasien, apakah terdapat komplikasi
atau penyakit sekunder dan untuk persiapan operasi. Berikut beberapa
pemeriksaan laboratorium :
Darah
Urin
Feses
Fungsi hati
SGOT SGPT
Fungsi ginjal
Gula darah
Kolesterol
Fungsi hemostatik
Protein serum
iii. Pemeriksaan Endoskopi
Endoskopi adalah alat untuk melihat secara langsung bagian dalam
tubuh, terutama saluran dan rongga tubuh. Dengan endoskopi, dapat
dilihat :
Sinonasal
Nasofaring
Laring
Bronkus
Mediastinum
Rectum-kolon
Ginjal
Vagina-serviks
Dll
Gambar. Gambaran Endoskopi Lipoma pada Usus Halus.
iv. Pemeriksaan Sitologi
Pemeriksaan sitologi merupakan pemeriksaan jenis sel. Bahan pemeriksaan
dapat diambil dari :
Sel epitel yang dilepaskan oleh tubuh secara alami dari permukaan
tubuh atau mukosa seperti :sputum, urine, lender vagina, dll
Sel epitel yang dilepaskan oleh tubuh dengan manipulasi seperti :
kerokan, sikatan, gosokan, dll
Pemeriksaan sitologi berkembang menjadi :
Pemeriksaan FNAB
FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy). Dengan menggunakan jarum
halus, sel tumor diambil dengan spuit lalu dioleskan di atas kaca
pemeriksaan, difiksasi dan diberi cat. Sediaan langsung dilihat melalui
mikroskop.
Gambar. Teknik FNAB. Aspirasi dapat dilakukan secara sejajar atau tegak lurus. Pada teknik sejajar
(A dan B), Ultrasound (US) diletakkan diatas nodul, dan jarum dimasukkan secara parallel dari US
beam. Keuntungan teknik ini bahwa seluruh arah jarum dapat terlihat. Pada teknik tegak lurus (C dan
D) jarum masuk secara tegak lurus dari US beam dengan ujung jarum terlihat ketika jarum menyadap
bidang pencitraan.
Pemeriksaan Histokimia
Pemeriksaan imunohistokimia
v. Pemeriksaa Patologi
Pemeriksaan patologi adalah pemeriksaan morfologi tumor. Pemeriksaan ini
berupa makroskopi dan mikroskopi. Bahan untuk pemeriksaan dapat diambil
dengan biopsy. Biopsi yang dilakukan untuk tumor yaitu biopsi insisi
maupun eksisi. Biopsi insisi yaitu mengambil sebagian kecil tumor dengan
pisau untuk pemeriksaan. sedangkan biopsy eksisi mengambil seluruh tumor.
Untuk tumor jinak biopsy eksisi ini sekaligus merupakan terapi.
d. Terapi
Tujuan terapi pada tumor secara prinsip terdiri dari 3 macam , yaitu:
1. Terapi kuratif (Penyembuhan)
Tujuan terapi kuratif adalah untuk meyembuhkan penderita dari kanker dan
hanya dimungkinkan pada stadium dini. Terapi yang dipilih adalah yang
radikal, biasanya tindakan bedah dan menimbulkan mutilasi yang terpaksa
diterima, dapat pula direncanakan terapi kombinasi.
2. Terapi paliatif
Tujuan terapi paliatif adalah
- Memperbaiki kualitas hidup dan memeperbesar angka harapan hidup
- Mengatasi komplikasi yang terjadi.
- Mengurangi atau meringankan keluhan penderita
Terapi ini diberikan untuk kanker yang sudah stadium lanjut.Terapi untuk
kanker dapat berupa tindakan Pembedahan, Radioterapi, Kemoterapi,
Imunoterapi dan terapi Hormonal atau kombinasi.
3. Terapi simptomatik
Terapi ini diberikan pada pasien yang tidak mempunyai harapan lagi, baik
dengan terapi pembedahan, radiasi maupun dengan kemoterapi. Pada pasien
tersebut diberikan obat –obatan untuk mengurangi atau menghilangkan gejala.
Pada tumor jinak , terapi yang dilakukan adalah :
Tumor primer : eksisi sederhana
Tumor residif : re-eksisi
Sedangkan pada tumor like lesion :
Dapat dicoba terapi konservatif/ non operatif dulu. Bila tidak
berhasil dilakukan operasi
Eksisi sederhana tumor
e. Terapi pada Tumor Jinak
Salah satu cara terapi untuk tumor jinak adalah bedah eksisi. Bedah
eksisi adalah membuang jaringan (tumor) dengan cara memotong. Tindakan
ini dilakukan untuk berbagai tujuan antara lain pemeriksaan penunjang
(biopsi), pengobatan lesi jinak, dan memperbaiki penampilan secara kosmetis
(Soedarwoto, 2000).
Beberapa keuntungan bedah eksisi yaitu seluruh spesimen dapat
diperiksa untuk diagnosis histologi dan sekaligus eksisi total. Pasien juga
tidak memerlukan follow up yang berkepanjangan setelah eksisi karena
angka kekambuhan setelah eksisi total sangat rendah. Penyembuhan luka
primer biasanya tercapai dengan memberikan hasil kosmetik yang baik.
Adapun beberapa macam bedah eksisi yang dilakukan pada tumor jinak :
1) Eksisi sederhana
Eksisi sederhana ini biasanya dilakukan pada tumor jinak. Terapi ini
ditujukan kepada penderita yang tidak memungkinkan untuk operasi
lebih besar atau untuk membantu radioterapi. Eksisi sederhana ini
lokal terbatas pada area lokasi tumor.
2) Eksisi luas
Eksisi luas adalah operasi untuk mengangkat seluruh tumor beserta
ekstensi lokalnya. Garis eksisi dibuat pada jaringan yang sehat sedikit
jauh mengelilingi tumor. Jarak yang diambil dari tumor tergantung
pada topografi tumor, besar tumor, derajat keganasan, stadium
penyakit, rekurensi dll. Adapun beberapa pedoman jarak tepi tumor
ke garis eksisi :
Jaraknya jauh, 5-10 cm atau lebih untuk tumor besar dengan
derajat keganasan tinggi
Jaraknya sedang 2-5 cm untuk tumor yang ukurannya dan
derajat keganasannya sedang
Jaraknya dekat, ½ - 2 cm untuk tumor kecil dengan derajat
keganasan rendah dan untuk tumor jinak
3) Kauterisasi
Tumor di koagulasi dengan elktrokauter untuk menghentikan
perdarahan, menghilangkan bau busuk atau melubangi saluran yang
buntu.
5. Contoh
a. Penatalaksanaan Nodul Tiroid
Pertama-tama dilakukan pemeriksaan klinis untuk menentukan apakah nodul
tiroid tersebut suspek maligna atau suspek benigna (Albar, 2004)
b. Penatalaksanaan Nevus Pigmentosus
Nevus pigmentosus merupakan setiap kelompok nevus yang
berpigmen biasanya ditemukan sejak lahir (Kumala, 1998) . Nevus
umumnya berupa nodus atau plak kecil, kurang dari 1 cm, pada kulit,
namun juga terdapat pada mukosa mulut, rectum, konjungtiva.
Hampir semua orang mempunyai nevus, ada yang jumlahnya sedikit
dan ada yang banyak, ada yang berambut, ada yang telah ada sejak lahir
namun sebagian besar timbul setelah pubertas. Nevus juga dapat berubah
dari jinak menjadi ganas, melanoma malignan.
Umumnya nevus tidak membutuhkan terapi, kecuali untuk estetik dan
mencegah terjadinya kanker.
Eksisi- simple
Re- eksisi luas
Jika pada pemeriksaan patologi dicurigai suatu melanoma maligna,
lakukan eksisi luas.
c. Penatalaksanaan Lipoma
Lipoma merupakan tumor jinak jaringan lemak. Tumor ini sering
bercampur dengan jaringan lain sehingga terdapat bermacam tipe seperti
fibrolipoma, fibromyxolipoma, dll.
Lipoma dapat berupa single dan multiple. Bentuk lipoma jika masih
kecil bulat, jika sudah membesar berbenjol benjol atau lobuler karena
adanya sekat jaringan ikat yang masuk kedalam tumor. Lipoma dapat
mencapai ukuran yang sangat besar 10 kg atau lebih dan dapat
menggantung dari kulit seperti buah. Terapi lipoma yaitu eksisi (Sukardja,
2000).
Terapi untuk lipoma dapat dilakukan secara medis dan pembedahan.
Terapi medis termasuk eksisi endoskopik tumor di traktus gastrointestinal
bagian atas (misalnya: esophagus, perut (stomach), dan duodenum) atau
colon. Sedangkan terapi pembedahan (complete surgical excision) dengan
kapsul sangatlah penting untuk mencegah kekambuhan setempat (local
recurrence).
Gambar. Lipoma pada sisi kanan kepala
d. Penatalaksanaan Hemangioma
Hemangioma merupakan tumor jinak yang berasal dari pembuluh
darah. Tumor ini berwarna merah atau merah kebiruan. Hemangioma
terutama terdapat pada bayi dan anak-anak. Sering disebut tanda lahir.
Hemangioma terdapat di kulit dan subkutan, sebagian besar di daerah
kepala dan leher. Hemangioma akan tumbuh besar pada usia 6-12 bulan
dan mengecil dalam beberapa tahun. Sebagian besar hemangioma tidak
menimbulkan masalah sehingga tidak perlu dilakukan terapi.
Hemangioma ada yang dapat mengalami regresi spontan dan ada yang
tidak. Hemangioma artial dan kapiler umumnya dapat mengalami regresi.
Terapi hemangioma dapat berupa :
Eksisi
Bila eksisi mudah dikerjakan, sebaiknya dilakukan eksis. Jika
tumor masih kecil, umumnya eksisi tidak sukar dan memberikan
hasil yang baik.
Ekspektatif
Terapi ini dilakukan pada hemangioma yang sukar di eksisi dan
diharapkan dapat mengalami regresi spontan
Medikamen
Dengan kortikosteroid. Prednisone 20-30 ,g sehari untuk 2-3
minggu lalu dosisnya diturunkan 3-4 bulan.
Radioterapi
Hemangioma mempunya sifat radiosensitive.
Cryosurgery
Hemangioma dibekukan dengan karbondioksida
Abrasi
Gambar. Hemangioma
DAFTAR PUSTAKA
Albar, ZA, et al. 2004. Protokol Penatalaksanaan Kasus Bedah Onkologi Peraboi:
Bandung
Cortran S, et al. Robbins’ Pathologic Basis of Disease. 7th edition. Philadelphia :
Saunders. 2005
Kumala, P. dkk. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland ed 25. EGC : Jakarta
Soedarwoto, AD. 2000. Kombinasi bedah eksisi, skin flaps, dan injeksi triamsinolon
intra lesi pada keloid di cuping telinga. Universitas Diponegoro : Semarang.
Sukardja DG. 2000. Onkologi Klinik ed 2. Airlangga University Press : Surabaya
www.artikelkedokteran.com
www.baylorcollegeofmedicine.edu
www.wikipedia.com