14
Laporan Kasus TUMOR JINAK KONJUNGTIVA Oleh: Nurhafizah 0808121345 Pembimbing: dr. R Handoko P, Sp.M Bagian Ilmu Penyakit Mata

tumor jinak konjungtiva

Embed Size (px)

DESCRIPTION

klasifikasi

Citation preview

Page 1: tumor jinak konjungtiva

Laporan Kasus

TUMOR JINAK KONJUNGTIVA

Oleh:

Nurhafizah

0808121345

Pembimbing:

dr. R Handoko P, Sp.M

Bagian Ilmu Penyakit Mata

Fakultas Kedokteran Universitas Riau

RSUD Arifin Achmad Pekanbaru

2014

Page 2: tumor jinak konjungtiva

BAB I

Pendahuluan

A. Latar belakang

Tumor adalah pertumbuhan atau tonjolan abnormal ditubuh kita. Tumor

sendiri dibagi menjadi jinak dan ganas. Tumor mata merupakan penyakit dengan

multifactor yang terbentuk dalam jangka waktu lama dan mengalami kemajuan

melalui stadium berbeda-beda. Faktor nutrisi merupakan satu aspek yang sangat

penting, komplek, dan sangat dikaitkan dengan proses patologis tumor. Infeksi

virus seperti pada Papilloma dan neoplasia intraepitel pada konjungtiva juga

merupakan penyebab utama. Selain itu radiasi sinar UV juga menyebabkan

terjadinya tumor pada bagian tertentu di mata.

Diagnosis yang dapat di tegakkan lebih awal, maka angka kejadian dan

mortalitas pada kasus tumor mata dapat diturunkan. Tumor pada mata disebut

juga tumor orbita. Tumor pada mata di bagi dalam tiga kelompok yaitu: tumor

eksternal, tumor itraokuler, dan tumor retrobulber/ orbita. Tumor eksternal terdiri

dari tumor palpebra dan tumor pada konjungtiva.

Tumor konjungtiva yaitu tumor yang tumbuh pada lapisan konjungtiva

yang melapisi mata bagian depan.Tumor konjungtiva terbagi menjadi tumor ganas

dan jinak. Tumor konjungtiva jinak yaitu nevus, papiloma konjungtiva,granuloma,

dermolimpoma, fibroma dan angioma.Sementara tumor konjungtiva ganas terdiri

dari karsinomadan melanoma.

Page 3: tumor jinak konjungtiva

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Anatomi Konjungtiva

Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak bagian

belakang. Bermacam-macam obat mata dapat diserap melalui konjungtiva.

Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel Goblet.1

Konjungtiva dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu:1,2

a. Konjungtiva Palpebra

Pada sambungan mukokutaneus, lapisan epidermis dari kulit palpebra

berubah menjadi konjungtiva palpebra atau konjungtiva tarsal dan melanjut-kan

diri ke belakang melapisi permukaan posterior palpebra. Lapisan ini melekat

secara erat dengan lempeng tarsus.

b. Konjungtiva Forniks

Dari permukaan dalam palpebra, konjungtiva palpebra melanjutkan diri ke

arah bola mata membentuk dua resesus, yaitu forniks superior dan inferior. Pada

bagian medial, struktur ini menjadi karunkula dan plika semilunaris. Konjungtiva

forniks superior dan inferior melekat longgar dengan pembungkus otot rekti dan

levator yang terletak di bawahnya, sehingga ia akan ikut bergerak saat palpebra

maupun bola mata bergerak.

c. Konjungtiva Bulbi

Konjungtiva bulbi meluas dari daerah limbus ke daerah forniks. Lapisan

ini sangat tipis dan transparan sehingga sklera yang terletak di bawahnya dapat

terlihat. Konjungtiva bulbi melekat secara longgar dengan sklera sehingga

memungkinkan bola mata bergerak bebas ke segala arah.

Page 4: tumor jinak konjungtiva

Ket. Gambar : (1) Limbus, (2) Konjungtiva Bulbi, (3) Konjungtiva Forniks,(4) Konjungtiva Palpebra, (5) Pungtum Lakrimalis, (6) Konjungtiva Marginalis

Gambar 1. Anatomi Konjungtiva 3

Vaskularisasi konjungtiva berasal dari 2 sumber, yaitu arteri palpebralis dan

arteri siliaris anterior.

Gambar 2. Arteri-arteri Konjungtiva4

2. Fisiologi Konjungtiva

Page 5: tumor jinak konjungtiva

Konjungtiva mengandung sel goblet yang berfungsi dalam produksi mukus

yang merupakan salah satu lapisan tear film. Selain itu, konjungtiva juga memiliki

fungsi dalam melindungi mata dari patogen melalui mekanisme pertahanan fisik,

biokimia, dan imunologis.

3. Tumor Jinak konjungtiva

Tumor konjungtiva yaitu tumor yang tumbuh pada lapisan konjungtiva yang

melapisi mata bagian depan.Tumor konjungtiva terbagi menjadi tumor ganas dan

jinak.Tumor konjungtiva jinak yaitu nevus, papiloma konjungtiva,granuloma,

dermolimpoma, dermoid dan ipoma Lympphoid hiperplasi.4,5,6

3.1 Nevus

Nevus adalah tumor jinak pada konjungtiva yang disebabkan oleh pewarnaan

yang berlebihan dari melanosit. Biasanya terjadi pada saat lahir dan berkembang

selama 2 dekade setelah kelahiran. Pada ras kaukasia, kasusnya meningkat. Nevus

hampir tidak mempunyai gejala. Gejalanya adalah gangguan pada pertumbuhan

pembuluh darah, silau, gangguan penglihatan, dan bisa menyebabkan ablasio

retina. Nevus bisa menjadi bentuk ganas, sehingga pemeriksaan rutin sangat

diperlukan untuk mencegahnya. Pada nevus tidak perlu dilakukan operasi, tetapi

jika ada alasan kosmetik maka boleh dilakukan tindakan eksisi4.

3.2 Papilloma

Papilloma di konjungtiva terjadi karena infeksi Human Papilloma Virus

(HPV). Bisa terjadi pada semua umur, biasanya terjadi pada orang yang berumur

dibawah 20 tahun. Papilloma bisa bersifat jinak dan bersifat ganas. Papiloma

berdasarkan klinisnya bisa dibagi menjadi 2, yaitu bentuk pedunkel dan bentuk

sesil. Gejalanya bisa terjadi pada satu atau dua mata, pada bentuk pedunkel

biasanya bilateral, bisa dengan atau tanpa gangguan visus. Penatalaksanaan

tergantung besar lesi, jika lesi kecil bisa sembuh spontan, jika lesinya besar bisa

dieksisi. Apabila penyakitnya kambuh lagi, maka diberikan alpha-interferon atau

simetidin oral5.

3.3 Dermolipoma

Page 6: tumor jinak konjungtiva

Dermolipoma adalah tumor yang terjadi pada saat lahir, lesinya bisa meluas

atau tidak tergantung perkembangannya. Gejalanya asimptomatik, bila

menimbulkan gejala dapat berupa kantus yang bewarna merah jambu, lembut, dan

dapat digerakkan, dan ada masa di subkonjungtiva. Terjadi pada satu sisi mata .

Pengobatannya adalah observasi dan tindakan operasi untuk tujuan kosmetik4.

3.4 Granuloma

Granuloma adalah tumor jinak pada konjungtiva yang terjadi pada

hemangioma yang tidak aktif. Tidak ada pus, tidak ada giant sel. Bisa terjadi

karena trauma minor, kalazion yang parah, post operasi jaringan granulasi.

Adanya pedunkel yang bewarna merah, dan lesi yang halus. Pengobatannya

adalah kortikosteroid topikal dan eksisi4.

3.5 Dermoid

Bersifat kongenital, morfologinya bulat halus kekuninga, terdapat elemen

rambut dan tumbuh pada pubertas. Terapi Ekstirpasi. Tumor dermoid biasanya

terletak di limbus kornea, sementara kista dermoid umumnya terletak di

konjungtiva atau di bawah kulit.6

3.6 Lipoma Lympphoid hiperplasi

Biasanya mengenai orang dewasa, tidak ada hubungan dengan penyakit

sistemik, lipoma akan memberikan gambaran kuning pada konjungtiva atas.

Tindakan yang dilakukan adalah biopsi dan radioterapi.6

Page 7: tumor jinak konjungtiva

RAHASIA

STATUS BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

IDENTITAS PASIEN

Nama/ No. MR : Tn. JE / 87 41 27

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 21 tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Tampan-Pekanbaru

Masuk RS : 4 Desember 2014

AUTOANAMNESIS

Keluhan Utama

Benjolan di kelopak mata kanan bagian dalam sejak 3 minggu SMRS.

Riwayat Penyakit Sekarang

± 3 minggu SMRS pasien mengeluhkan ada benjolan pada kelopak mata

kanan bagian dalam, awalnya pada mata terdapat banyak sekret, mata

merah dan berair, pasien lalu berobat ke klinik dan diberi 3 macam obat

makan dan 1 obat tetes mata yang di pakai 3x sehari. Keluhan benjolan

pada kelopak mata kanan bagian dalam tidak ada perubahan, benjolan

masih ada dan terasa tetap mengganggu.

± 1 minggu SMRS benjolan tersebut terasa gatal dan terasa semakin

mengganggu pada mata, nyeri tidak ada, penglihatan kabur tidak ada.

Pasien lalu berobat ke RSUD AA.

Riwayat Penyakit Dahulu

- Riwayat trauma (-)

- Riwayat bintilan sebelumnya (-)

- Riwayat operasi mata (-)

Page 8: tumor jinak konjungtiva

Riwayat Penyakit Keluarga

Abang kandung pasien pernah mengeluhkan hal yang sama.

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Composmentis

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 84 x/i

Suhu : Afebris

Pembesaran KGB Preaurikuler : (-)

STATUS OPTHALMOLOGI

OD OS

20/25 Visus Tanpa Koreksi 20/25

Tidak dilakukan Visus Dengan Koreksi Tidak dilakukan

Orthoforia Posisi Bola Mata Orthoforia

Bebas ke segala arah Gerakan Bola Mata Bebas ke segala arah

Normal

( 12,2 mmHg)Tekanan Bola Mata

Normal

(10,2 mmHg)

Spasme(-), edema(-),

massa(-)Palpebra

Spasme(-), edema(-),

massa(-)

Injeksi siliar (-), injeksi

konjungtiva (-), massa

berukuran 3mm x 2mm x

1mm, hiperemis,

konsistensi kenyal, nyeri

tekan (-), pus (-).

KonjungtivaInjeksi siliar (-), injeksi

konjungtiva (-), massa (-)

Jernih Kornea

Jernih

Dalam COA Dalam

Page 9: tumor jinak konjungtiva

Warna iris coklat tua,

bentuk pupil bulat,

refleks cahaya langsung

dan tidak langsung (+)

Iris/Pupil

Warna iris coklat tua,

bentuk pupil bulat,

reguler, refleks cahaya

langsung dan tidak

langsung (+)

Bening Lensa Bening

Refleks fundus (+) Fundus Refleks fundus (+)

Gambar

DIAGNOSIS KERJA

Granuloma konjungtiva tarsal inferior ocular dextra

DIAGNOSIS BANDING

Papiloma konjungtiva

PENATALAKSANAAN

1. Eksisi granuloma pada konjungtiva tarsal inferior ocular dextra dengan

anastesi lokal

2. Post eksisi : Oksitetrasiklin salep mata, 6 kali 1 OD

PROGNOSIS

Quo Ad Vitam : bonam

Quo Ad Sanam : bonam

Quo Ad Kosmetikum : bonam

Page 10: tumor jinak konjungtiva

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas S.Anatomi dan Fisiologi Mata. Dalam: Ilmu Penyakit Mata Edisi

Ketiga.2007.Balai Penerbit FKUI.Jakarta. Hal:2-3.

2. Snell RS. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi Keenam. 2006.

EGC. Jakarta. Hal: 766-767

3. Gambar 1. [cited 2014 Desember 9]. Available from:

http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F3.bp.blogspot.com

%2F_MqadWF1jIo%2FTpPrLikxGnI%2FAAAAAAAAAKk

%2F70zlKMW3UFg

%2Fs1600%2FAcuteBacterialConjunctivitis1.jpg&imgrefurl=http%3A%2F

%2Fmajiidsumardi.blogspot.com

%2F2011%2F10%2Fkonjungtivitis.html&h=335&w=375&tbnid=y-

7ruDLbMv4hcM%3A&zoom=1&docid=vPel-

GMwQUo6dM&ei=trmKVILoEpKjugSd64C4Bw&tbm=isch&ved=0CBIQ

MygKMAo4ZA&iact=rc&uact=3&dur=914&page=6&start=107&ndsp=24

4. Ishihara S. The series of Plates designed As a test for colour deficiency.

2005. Kanehara Trading Inc. Tokyo

5. Virasch V. Neoplastic disorder of the conjunctiva. 2006. Department of

ophthalmology. UK

6. Crowford JB. Tumor Konjungtiva. Dalam: Oftalmologi Umum; alih bahasa:

Pendit BU; editor: Suyona D. Edisi 14. Jakarta: EGC, 2000; 125-127.

7. Sidharto B. Tumor Mata. [cited 2014 Desember 9]. Available from:

http://kedokteranebook.blogspot.com/2013/12/jenis-dan-macam-tumor-mata-

eye-tumors.html