Makalah Vitamin D

Embed Size (px)

Citation preview

BAB 1 PENDAHULUAN

Vitamin merupakan zat-zat organic kompleks yang tidak dapat dibetuk oleh tubuh dan dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil. Vitamin harus didatangkan dari makanan. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin mempunyai tugas spesifik di tubuh. Vitamin dapat rusak karena penyimpanan dan pengolahan.1 Maksud vitamin berasal dari bahasa Latin yaitu vita (dibutuhkan untuk hidup) dan amine (unsure nitrogen). Oleh sebab itu, diberikan nama vitamine. Setelah dilakukan penelitian selanjutnya, dibuktikan bahwa ada beberapa jenis vitamine yang tidak merupakan amine. Kemudia, istilah vitamine diubah menjadi vitamin.1 Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam dan folat). Walau memiliki pantotenat, biotin, vitamin yang sangat penting, B6, vitamin tubuh hanya B12, dapat

peranan

memproduksi vitamin D dan vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif. Oleh karena itu, tubuh memerlukan asupan vitamin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat diperoleh melalui suplemen makanan.2 Terdapat dua jenis vitamin yaitu vitamin larut lemak dan vitamin larut air. Vitamin larut lemak adalah vitamin A, D, E dan K. Vitamin C dan D pula merupakan vitamin larut air. Dalam makalah ini, akan dibahaskan tentang salah satu vitamin larut lemak yaitu vitamin D. Sebagian besar vitamin larut lemak diabsorpsi bersama lipida lain. Absorpsi membutuhkan cairan empedu dan pankreas. Vitamin larut lemak akan diangkut ke hati melalui sistem limfe sebagai bagian dari lipoprotein kemudian disimpandi beragai jaringan tubuh dan biasanya tidak dikeluarkan melalui urin.1

1

Vitamin ini sendiri merupakan turunan dari molekul steroid yang merupakan salah satu turunan dari kolesterol. Terdapat dua bentuk aktif dari vitamin ini, yaitu vitamin D2 dan vitamin D3. Vitamin D2 atau dikenal juga dengan nama ergokalsiferol ini berasal dari turunan senyawa kolesterol yang banyak ditemukan pada ragi dan tanaman. Vitamin D3 (kolekalsiferol) sendiri berasal dari turunan senyawa 7-dehidrokolesterol. Golongan vitamin inilah yang paling banyak ditemukan pada kulit manusia. Pada ginjal, vitamin D dikonversi menjadi bentuk aktif yang disebut 1,25-dihidroksikolekalsiferol.3 Sumber yang mengandung vitamin D adalah minyak ikan, susu, telur dan keju. Selain itu, sinar matahari juga merupakan sumber vitamin D yang bagus. Antara penyakit yang bisa timbul akibat kekurangan vitamin D adalah gigi akan lebih mudah rusak, otok bisa mengalami kejang-kejang dan pertumbuhan tulang yang tidak normal yaitu biasanya betis kaki akan membentuk huruf O atau X.4

2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Sejarah

Sejak berabad yang lalu, penyakit riketsia banyak ditemukan pada anak di negara dingin seerti di bagian Eropa. Pada tahun 1980, Palm megamati bahwa riketsia jarang terjadi bila anak terkena sinar matahari. Pada tahun 1919, Mellanby dapat menunjukkan pada anjing percobaan bahwa penyakit ini adalah penyakit kekurangan gizi. Bila hewan percobaan diberi minyak ikan, penyakit ini akan sembuh. Ia menduga zat yang menyebabkan penyembuhan ini adalah vitamin A. Pada tahun 1922, Mac Collum menemukan bahwa minyak ikan mengandung zat lainyang dinamakan faktor antirakitik atau vitamin D yang bisa mengobati riketsia. Penelitian juga menunjukkan bahwa sinar matahari atau sinar ultra violet bisa mencegah dan menyembuhkan riketsia pada anak-anak. Kira-kira 50 tahun yang lalu, da Luca menemukan bahwa bentuk aktif vitamin D membutuhkan sintesis di dalam ginjal.1

2.2.

Nomenklatur dan Sintesis

Vitamin D merupakan nama generik dari dua molekul yaitu ergokalsiferol (vitamin D2) dan kolekalsiferol (vitamin D3). Prekursor vitamin D hadir dalam fraksi sterol dalam jaringan hewan (dibawah kulit) dan tumbuh-tumbuhan dalam bentuk 7-dehidrokolesterol dan ergosterol. Dibutuhkan sinar radiasi ultra violet untuk mengubahnya ke bentuk provitamin D2 dan D3. Kedua vitamin mengubah bentuk aktifnya melalui penambahan dua gugus hidroksil. Gugus hidroksil pertama ditambah di hati hingga membentuk 25-hidroksivitamin manakala gugus hidroksi kedua ditambah di ginjal sehingga membentuk1,25dihidroksi-vitamin D. Provitamin D berasal dari hewan, dikenal sebagai kalsitriol. Erkalsitriol pula berasal dari tumbuh-tumbuhan.1

3

Gambar 2.1 Bentuk vitamin D2 dan vitamin D3

Asal hewan 7-dehidrokolesterol (prekursor D3) Sumber : epidermis hewan Vitamin D3 Kolekasiferol Sumber : radiasi prekursor 25-hidroksi kolekalsiferol Kolekalsiferol 25(OH)D3 Sumber : perubahan di dalam hati Vitamin D3 (bentuk aktif) 1,25-dihidroksi kolekalsiferol Kalsitriol 1,25 (OH)2D3 Sumber : perubahan di dalam ginjal

Asal tumbuh-tumbuhan Ergosterol (prekursor D2) Sumber : tumbuh-tumbuhan Vitamin D2 Ergokalsiferol Sumber : radiasi prekursor 25-hidroksi ergokalsiferol Ergokalsiferol 25(OH)D2 Sumber : perubahan di dalam hati Vitamin D2 (bentuk aktif) 1,25-dihidroksi ergokalsiferol Erkalsitriol 1,25(OH)2D2 Sumber: perubahan di dalam ginjal

Tabel 2.1

Terminologi vitamin D dan ekivalen

4

Gambar 2.2 Sintesis vitamin D didalam tubuh

2.3.

Absorpsi, Transportasi dan Penyimpanan

Vitamin D diabsorpsi dalam usus halus bersama lipida dengan dibantu oleh cairan empedu. D-plasma binding protein (DBP) akan mengangkut vitamin D dari bagian atas usus halus ke tempat penyimpanan di hati, kulit, otak, tulang dan jaringan lain. Pada orang tua absorpsi vitamin D kuang efisien bila kandungan kalsium makanan rendah. Hal ini kemungkinan karena adanya gangguan ginjal dalam metabolism vitamin D.1

2.4.

Metabolisme

Vitamin D3 dibentuk di dalam kulit oleh sinar ultra violet dari 7-dehidrokolesterol. Provitamin D3 juga dapat diubah oleh sinar matahari menjadi bahan yang tidak aktif. Jumlah provitamin D dan bahan tidak aktif yang dibentuk bergantung pada intensitas radiasi ultra violet. Faktor lain yang mempengaruhi pembentukan provitamin D3 dalah pigmentasi, penggunaan alas penahan matahari dan lama waktu terpapar terhadap matahari.15

Vitamin D3 di dalam hati diubah menjadi bentuk aktif 25-hidroksi kolekalsiferol [25(OH)D3] yang lima kali lebih aktif daripada vitamin D3. Bentuk ini paling banyak didapati di dalam darah dan banyaknya bergantung pada konsumsi dan paparan tubuh terhadap cahaya matahari. Kalsitriol merupakan bentuk paling aktif yaitu 10 kali lebih aktif dari vitamin D3 dan dibuat di ginjal. Pada usus halus, kalsitriol meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfor dan pada tulang akan meningkatkan mobilisasinya.1 Taraf kalsium dan fosfor dalam serum mengatur sintesis kalsitriol. Hormone paratiroid (PTH) yang dikeluarkan bila kalsium dalam serum rendah meransang produksi [1,25(OH)2D3] oleh ginjal. Kadar kalsium serum yang rendah menggambarkan taraf konsumsi kalsium yang rendah. Ini akan mempengaruhi sekresi PTH dan peningkatan sintesis kalsitriol oleh ginjal. Taraf fosfat dari makanan mempunyai pengaruh yang sama, tetapi tidak membutuhkan PTH.1

Gambar 2.3 Metabolisme vitamin D di dalam tubuh

6

2.5.

Fungsi

Vitamin D, salah satu vitamin larut lemak yang mempunyai sifat sifat sebagai vitamin dan hormon, yang diperlukan untuk penyerapan dan penggunaan kalsium dan phosphorus. Ia juga perlu untuk tumbesaran, ia penting terutamanya untuk tumbesaran tulang dan gigi yang normal pada kanak-kanak. Ia mencegah daripada otot menjadi lemah dan ia terlibat mengatur denyutan jantung. Ia juga penting dalam pencegahan dan rawatan kanser kolon, osteoarthritis, osteoporosis, dan hypocalcemia, meningkatkan imuniti, ia juga perlu untuk fungsi tairoid pembekuan darah yang normal.1,4 Fungsi utama vitamin D adalah membantu pembentukan dan pemeliharaan tulang bersama dengan vitamin A dan vitamin C, hormon-hormon paratiroid dan kalsitonin, protein kolagen serta mineral-mineral kalsium, fosfor, magnesium dan fluor. Selain itu, vitamin D juga membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur agar kalsium dan fosfor tersedia dalam darah untukdiendapkan pada proses pengerasan tulang. Hal ini dilakukan seperti berikut : a) Saluran cerna : kalsitriol akan meningkatkan absorpsi aktif vitamin D dengan cara meransang sintesis protein pengikat-kalsium dan protein pengikat-fosfor pada mukosa usus halus. b) Tulang : kasitriol dan PTH akan meransang pelepasan kalsium dar permukaan tulang ke dalam darah. c) Ginjal : kalsitriol meransang reabsorpsi kalsium dan fosfor.1

2.5. Satuan

Pengukuran internasional (Inggris: international unit disingkat IU atau Perancis: unit

internationale disingkat UI) dalam farmakologi adalah satuan pengukuran untuk jumlah zat berdasarkan aktivitas biologis (atau efek biologis) yang terukur. Satuan ini umum digunakan untuk menyatakan jumlah zat dalam vitamin, hormon, obat, vaksin,

produk darah dan zat biologis aktif sejenis lainnya. Walaupun namanya "satuan internasional", satuan ini tidak merupakan bagian dari sistem satuan internasional yang digunakan dalam fisika dan kimia.5 Definisi satu IU untuk satu jenis zat berbeda dengan definisi satu IU untuk zat yang lain dan ditetapkan oleh kesepakatan secara internasional. Untuk mendefinisikan satu IU7

untuk suatu zat, sebuah pedoman referensi disiapkan oleh Komite Standarisasi Biologi (Committee on Biological Standardization) dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang berisi angka IU dalam pedoman tersebut serta sebuah prosedur biologis yang digunakan untuk membandingkan pedoman lain dengan pedoman referensi. Tujuan disini agar pedoman lain dengan efek biologis yang sama akan mengandung angka IU yang sama pula. Massa beberapa zat yang setara dengan 1 IU:5,6

1 IU Insulin: setara secara biologis dengan 45,5 g kristal insulin murni (tepatnya 1/22 mg) 1 IU Vitamin A: setara secara biologis dengan 0,3 g retinol, atau 0,6 g betakarotin 1 IU Vitamin C: 50 g L-asam askorbik 1 IU Vitamin D: setara secara biologis dengan 0,025 g kolekalsiferol/ergokalsiferol (tepatnya 1/40 g) 1 IU Vitamin E: setara secara biologis dengan sekitar 0,667 mg d-alphatokoferol (tepatnya 2/3 mg), atau 1 mg dl-alfa-tokoferol asetat

Satuan sejenis lainnya dalam farmakologi adalah satuan enzim yang juga dikenal dengan "International unit of enzyme activity" disingkat "U". Selama bertahun-tahun satuan ukuran vitamin yang tidak larut dalam air (A, D, dan E) adalah International Unit (UI). Satuan ini didasarkan pada aktivitas biologis, yaitu jumlah substansi (vitamin, hormone, dan racun) yang menghasilkan efek tertentu pada tubuh. Misalnya 1 IU vitamin A komponen trans retinol analog dengan bobot 0,300 mikrogram, sementara 1 IU vitamin D analog dengan 0,025 mg. Untuk vitamin yang larut dalam air dinyatakan dengan dasar bobot (g, mg atau microgram). Contoh vitamin K dinyatakan dengan microgram.6 Walaupun satuan Internasional masih digunakan untuk mengukur vitamin D, terminology yang dianjurkan adalah microgram (ug) vitamin D3. Vitamin D2 (ergokalsiferol) dan D3 (kolekalsiferol) mempunyai tingkat aktivitas biologis yang sama dan biasanya disebut sebagai vitamin D3.7

8

Konsentrasi serum 25-hidroksi-vitamin D biasanya digunakan untuk menentukan status vitamin D. Hal ini mencerminkan vitamin D diproduksi di kulit serta yang diperoleh dari diet, dan memiliki sirkulasi yang cukup panjang paruh 15 hari. Ini tidak, bagaimanapun, mengungkapkan jumlah vitamin D yang tersimpan dalam jaringan tubuh lainnya. Tingkat serum 1,25-dihidroksi-vitamin D biasanya tidak digunakan untuk menentukan status vitamin D karena memiliki paruh pendek 15 jam dan secara ketat diatur oleh hormon paratiroid, kalsium, dan fosfat, sehingga tidak menurun secara signifikan sampai kekurangan vitamin D sudah cukup maju.6

2.5.

Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan

Pengaruh vitamin D dalam memperlambat proses terjadinya osteoporosis sangat vital. Vitamin D mampu memelihara kesehatan tulang dengan cara meningkatkan penyerapan mineral kalsium dari system pencernaan erta mengurangi pembuangannya dari ginjal. Angka kecukupan vitamin D yang dianjurkan menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi LIPI (1998) adalah 5-10 ug atau 400 IU (International Unit), tetapi bagi lansia, diperlukan asupan yang lebih besar lagi yaitu sekitar 800 IU.4,6 Berbeda dengan vitamin lainnya yang hanya diperoleh dari konsumsi makanan, vitamin D dapat juga diperoleh melalui sinar matahari. Penduduk di daerah tropik umumnya tidak perlu khawatir kerana sinar matahari terdapat sepanjang hari. Sebaiknya, berjemur di bawah sinar matahari dilakukan pada pagi hari sebelum pukul 09.00 dan hanya dilakukan sebentar saja yaitu 10-15 menit. Menurut para ahli, waktu tersebut sudah cukup untuk sintesis vitamin D pada kulit. Angka kecukupan vitamin D yang dianjurkan untuk berbagai golongan umur dan jenis kelamin di Indonesia dapat dilihat pada table 2.2 di bawah.7

9

Golongan umur 0-6 bln 7-12 th 1-3 th 4-6 th 7-9 th

AKG*(ug) 7,5 10 10 10 10

Golongan umur Wanita : 10-12 th 13-15 th 16-19 th 20-45 th 46-59 th Hamil 60 th

AKG*(ug)

10 10 10 5 5 5 10

Pria : 10-12 th 13-15 th 16-19 th 20-45 th 46-59 th 60 th 10 10 10 5 5 5

Menyusui 0-6 bln 7-12 bln 10 10

Tabel 2.2 2.6. Sumber Vitamin D

Angka kecukupan Gizi yang dianjurkan

Sinar matahari merupakan sumber utama vitamin D. Vitamin ini diproduksi di kulit selama paparan sinar matahari secara langsung. Penduduk di daerah tropic tidak perlu menghiraukan kemungkinan kekurangan vitamin D. Bayi dan anak-anak dianjurkan berada di bawah sinar matahari beberapa waktu setiap hari. Dua puluh menit di bawah sinar matahari, tiga kali seminggu, sudah cukup bagi bagi mendapatkan vitamin D. Kekurangan vitamin D lebih mungkin terjadi di Negara-negara yang tidak selalu mendapat sinar matahari.7 Sumber utama vitamin D di daerah nontropik adalah dari makanan. Makanan hewani merupakan sumber utama vitamin D dalam bentuk kolekalsiferol, yaitu kuning telur, hati, krim, mentega dan minyak hati ikan. Susu sapi dan Asi bukan merupakan sumber protein vitamin D yang baik. Untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan vitamin D,10

dilakukan fortifikasi makanan, terutama terhadap susu, mentega dan makanan untuk bayi dengan vitamin D2 (ergosterol yang diradiasi). Minyak hati ikan sering digunakan sebagai suplemen vitamin D untuk bayi dan anak-anak. Dalam keadaan normal suplemen vitamin D sebetulnya tidak diperlukan. Bagi seseorang yang vegetarian, mereka mungkin mengalami kekurangan vitamin D dalam diet seharian mereka. Bagi golongan ini, disarankan untuk mengonsumsi suplemen vitamin D.6,7 Tabel 2.3: Sumber Makanan Terpilih vitamin D 8 Makanan Cod liver oil, 1 sendok makan Salmon (sockeye), dimasak, 3 ons Makarel, dimasak, 3 ons Ikan tuna, kalengan dalam air, dikeringkan, 3 ons Jus jeruk yang diperkaya dengan vitamin D, 1 cangkir (periksa label produk, sebagai jumlah bervariasi ditambahkan vitamin D) Susu, tanpa lemak, mengurangi lemak, dan utuh, yang diperkaya vitamin D, 1 cangkir Yogurt, diperkaya dengan 20% dari DV untuk vitamin D, 6 ons (lebih berat yogurt dibentengi menyediakan lebih dari DV) Margarin, dibentengi, 1 sendok makan Hati, daging sapi, dimasak, 3,5 ons Sarden, kalengan dalam minyak, tiriskan, 2 sarden Telur, 1 besar (vitamin D ditemukan dalam kuning telur) Siap-makan sereal, diperkaya dengan 10% dari DV untuk vitamin D, 0,75-1 cangkir (lebih berat sereal mungkin menyediakan lebih dari DV) IU per porsi * 1,360 447 388 154 137 Persen DV ** 340 112 97 39 34

115-124

29-31

88 60 49 46 41

22 15 12 12 10

40

10

11

Makanan Keju, Swiss, 1 ons * IU = International Unit.

IU per porsi * 6

Persen DV ** 2

** DV = Nilai Harian. Dvs dikembangkan oleh US Food and Drug Administration untuk membantu konsumen membandingkan isi nutrisi antara produk dalam konteks diet harian total. DV untuk vitamin D adalah saat ini ditetapkan pada 400 IU untuk orang dewasa dan anak usia 4 dan lebih tua. Label makanan, bagaimanapun, tidak diminta untuk daftar isi vitamin D kecuali makanan telah diperkaya dengan nutrisi ini. Makanan memberikan 20% atau lebih dari DV dianggap sumber nutrisi tinggi, namun makanan memberikan persentase lebih rendah dari DV juga berkontribusi untuk diet sehat.8

2.7.

Akibat Kekurangan Vitamin D

Vitamin D sangat penting untuk banyak aspek kesehatan, termasuk penyerapan kalsium dan fosfor dari makanan dan membangun tulang yang kuat. Selain itu, vitamin D juga penting untuj regulasi hormone, pengurangan peradangan, dan fungsi optimal dari system saraf dan system kekebalan tubuh. Hal ini penting untuk perkembangan normal dan pertumbuhan sel, tulang dan gigi. Penyebab utama defisiensi vitamin D adalah terbatasnya paparan sinar matahari. Kulit memproduksi vitamin D apabila terkena sinar

matahari. Banyak orang yang tinggal di lintang Utara memadai untuk mendapatkan eksposur sinar matahari karena sinar matahari tidak cukup kuat selama musim dingin. Memiliki pekerjaan dalam ruangan dan menggunakan tabir surya juga membatasi jumlah paparan sinar matahari yang diterima seseorang.9 Kekurangan vitamin D dapat disebabkan oleh tidak mengkonsumsi makanan kaya vitamin D, seperti hati, telur, ikan berminyak, dan susu dan produk susu. Golongan yang berisiko menderita kekurangan vitamin D termasuk vegetarian, vegan dan bayi, terutama bayi yang menyusui. Kekurangan vitamin D juda dapat disebabkan oleh kondisi di mana ginjal tidak dapat mengkonversi vitamin D menjadi bentuk aktifnya yang dapat digunakan oleh tubuh. Semakin bertambah usia, ginjal kurang mampu mengkonversi vitamin D menjadi bentuk aktif secara efektif. Penyakit tertentu dari sistem pencernaan juga dapat12

menyebabkan malabsorpsi vitamin D dari makanan di usus. Ini termasuk penyakit Crohn, penyakit celiac, dan cystic fibrosis. Obesitas dan operasi bypass lambung juga dapat menurunkan vitamin D di dalam tubuh.9 Kekurangan vitamin D menyebabkan kelainan pada tulang yang dinamakan riketsia pada anak-anak dan osteomalasia pada orang dewasa. Karena ASI tidak mengandung vitamin D dalam jumlah yang besar, bayi yang hanya mendapatkan ASI bisa menderita rakitis, meskipun tinggal di daerah tropis jika bayi tidak mendapatkan sinar matahari yang cukup. Kekurangan vitamin D bisa terjadi pada orang yang lebih tua karena kulit mereka menghasilkan sedikit vitamin D saat terpapar sinar matahari.7 Riketsia terjadi bila pengerasan tulang pada anak-anak terhambat sehingga menjadi lembek. Gejalanya adalah kaki membengkok, ukuran kepala membesar akibat penutupan fontanel terlambat, ujung-ujung tulang panjang membesar (lutut dan pergelangan), tulang rusuk membengkok, gigi terlambat keluar, bentuk gigi tidak teratur dan mudah rusak. Riketsia jarang dapat disembuhkan sepenuhnya. Sebelum ditemukan fortifikasi makanan dengan vitamin D, riketsia banyak terdapat di negara-negara dengan empat musim. Sekarang masih terdapat pada anak-anak miskin di kota-kota industri yang kurang mendapat sinar matahari.5,7

Gambar 2.4 Akibat Kekurangan vitamin D

13

Kejang otot (tetani) yang disebabkan oleh rendahnya kadar kalsium bisa merupakan pertanda awal terjadinya rakitis pada bayi. Bayi yang lebih besar mungkin akan terlambat untuk belajar duduk dan merangkak, dan penutupan ubun-ubun (fontanel) mengalami penundaan. Anak-anak usia 1- 4 tahun bisa memiliki kelainan lengkung tulang belakang, kaki O (bengkok ke dalam), kaki X (bengkok ke luar) dan terlambat berjalan. Anak-anak yang lebih tua atau remaja, akan merasakan nyeri bila berjalan.5,7,10 Osteomalasia adalah riketsia yang terjadi pada orang dewasa. Biasanya terjadi pada wanita yang konsumsi kalsiumnya rendah, tidak banyak mendapat sinar matahari dan mengalami kehamilan serta sedang menyusui. Selain itu, osteomalasia juga bisa terjadi pada mereka yang menderita penyakit saluran cerna, hati, kantung empedu atau ginjal. Pada penderita ini, tulang menjadi lembek, menyebabkan gangguan dalam bentuk tulang, terutama pada kaki, tulang belakang, toraks, dan pelvis. Gejala awalnya adalah rasa sakit seperti reumatik disertai rasa lemah, dan kadang muka menggamit (twitching), tulang membengkok (bentuk O atau X) dan dapat menyebabkan fraktur. Diagnosa rakitis atau osteomalasia berdasarkan kepada:5,7 gejala-gejalanya kram otot (pada bayi) gambaran tulang pada foto rontgen rendahnya kadar kalsium, fosfat dan vitamin D dalam darah kesulitan dalam bernapas dan tulang rapuh (dan tengkorak) rentan terhadap patah tulang

Rakitis dan osteomalasia dapat diobati dengan pemberian vitamin D per-oral (ditelan) sebanyak 5 kali dosis harian yang dianjurkan, selama 2-3 minggu. Bentuk-bentuk rakitis tertentu yang diturunkan (herediter), biasanya akan membaik bila diobati dengan hormon vitamin D.10 Vitamin D memainkan peran yang sangat penting ketika dalam pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Sekiranya perkembangan anak-anak terlalu lambat serta tidak adanya kemajuan yang berarti dalam pertumbuhan, ini mungkin terjadi akibat kekurangan vitamin D. Selain itu, pertumbuhan gigi yang tertunda atau tidak keluar juga berhubungan dengan kekurangan vitamin D. Ada kasus yang melibatkan kekurangan vitamin D yang parah pada anak-anak dilaporkan, terkait dengan masalah jantung tertentu yang terjadi14

akibat kelemahan otot jantung yang membahayakan kehidupan anak-anak ini. Kasus seperti itu jarang, namun perlu dipastikan anak-anak mendapat asupan vitamin D yang cukup untuk perkembangan normalnya.10,11 Orang dengan asupan rendah vitamin D, terutama anak-anak perempuan, dapat menyebabkan menstruasi lebih awal. Hal ini dapat menimbulkan risiko masalah kesehatan bagi remaja putri maupun perempuan di kemudian hari. Para peneliti dari Universitas Michigan bagian Kesehatan Masyarakat melakukan penelitian selama 30 bulan, dengan mengukur kadar tingkat vitamin D dalam darah. Mereka menggunakan 242 responden perempuan di Bogota, Kolombia, dengan rentang usia 5-12 tahun. Hasilnya, anak perempuan dengan kadar vitamin D rendah, berisiko rentan dua kali lebih mungkin untuk menstruasi, dibanding mereka yang cukup mengonsumsi vitamin D. Menstruasi dini karena kekurangan vitamin dapat mengembangkan penyakit kardiometabolik dan kanker, terutama kanker payudara. Selain itu masalah perilaku akibat perkembangan fisik dan psikis juga akan dialami lebih awal pada remaja ini. Tulang panggul yang mendatar pada remaja putri menyebabkan jalan lahir menjadi sempit. Pada orang dewasa kehilangan kalsium dari tulang, terutama tulang belakang, panggul dan tungkai, menyebabkan kelemahan dan bisa mengakibatkan terjadinya patah tulang.11 Kekurangan vitamin D sering dikaitkan dengan obesitas, sebagai tingkat vitamin D tidak cukup menahan produksi hormon leptin, yang mengatur lemak dalam tubuh. Kurangnya paparan sinar matahari mengganggu fungsi normal tubuh, menentukan individu untuk makan lebih dari itu perlu bagi tubuh.12

2.7.

Akibat Kelebihan Vitamin D

Konsumsi vitamin D dalam jumlah berlebihan mencapai lima kali AKG, yaitu lebih dari 25 mikrogram (1000SI) sehari, akan menyebabkan keracunan. Gejalanya adalah kelebihan absorpsi vitamin D yang pada akhirnya menyebabkan kalsifikasi berlebihan pada tulang dan jaringan tubuh, seperti ginjal, paru-paru, dan organ tubuh lain. Tanda-tanda khas adalah akibat hiperkalsemia, seperti lemah, sakit kepala, kurang nafsu makan, diare, muntah-muntah, gangguan mental dan pengeluaran urin berlebihan. Bayi yang diberi vitamin D berlebihan, menunjukkan gangguan saluran cerna, rapuh tulang, gangguan pertumbuhan dan kelambatan perkembangan mental.715

2.8.

Penatalaksanaan Kekurangan Vitamin D Umumnya kebutuhan sehari-hari vitamin D dapat terpenuhi dengan sinar matahari.

Beberapa tindakan pada pasien kekurangan vitamin D sebagai berikut :8

Atasi/cegah kerapuhan tulang dengan pemberian kalsium Atasi/cegah radiasi pada kulit dengan member komponen ultraviolet, yaitu sinar matahari. Atasi/cegah dehidrasi melalui pemberian cairan Koreksi kadar kalsium pada tulang Mencegah infeksi dengan memberikan antibiotik Fasilitas tubuh kejar yaitu pada masa pemulihan diperlukan pelbagai pendekatan dan kebutuhan vitamin D secara terapeutik.

Pada penderita rakhitis, pendekatan orthopaedi dapat dilakukan untuk mengoreksi kelainan tulang yang terjadi. Namun jika hal yang mendasari (kekurangan kalsium) tidak diperbaiki, maka kelainan tulang yang telah dikoreksi dapat berubah kembali. Jika kelainan tulang yang terjadi tidak begitu parah, maka dapat digunakan suatu alat yang dinamakan splint yang digunakan pada malam hari. Splint ini bertujuan untuk mengoreksi secara perlahan kelaianan tulang (genu varum, genu valgum) yang ada. Jika kelainan tulang yang terjadi termasuk kategori parah, maka dapat dilakukan tindakan osteotomi (memotong tulang) sehingga bentuknya mendekati normal.13 Bagi penatalaksanaan untuk osteomalasia, pikirkan penyebab yang mendasari kelainan (kekurangan vitamin D, gagal ginjal kronik, atau renal tubular asidosis) ini mesti dikoreksi terlebih dahulu. Jika penyebabnya kekurangan vitamin D, maka dapat disuntikkan vitamin D 200.000 IU per minggu selama 4-6 minggu, yang kemudian dilanjutkan dengan 1.600 IU setiap hari atau 200.000 IU setiap 4-6 bulan. Jika terjadi kekurangan fosfat (hipofosfatemia), maka dapat diobati dengan mengonsumsi 1,25dihydroxy vitamin D. Setealah terlaksana terapi medis yang baik, jika masih terdapat sisa kelainan tulang yang ada, dapat dilakukan tindakan osteotomi (pemotongan sebagian tulang) pada tulang yang masih menunjukkan kelainan.14

16

BAB 3 KESIMPULAN

Vitamin D mempunyai suatu karakteristik yang membedakannya dari vitamin yang lain yaitu dapat diproduksi oleh sinar matahari. Hal ini berarti bahwa vitamin D dapat diperoleh dengan penerpaan tetap sinar matahari secara teratur, dan tidak perlu tambahan konsumsi vitamin D. RDA untuk vitamin D adalah 5 mikro-gram perhari. Meskipun jumlah vitamin D yang terbentuk meningkat sepanjang kulit terkena sinar matahari, tetapi sinar matahari sendiri tidak dapat menyebabkan vitamin D sampai pada tingkat keracunan. Sumber utama vitamin D adalah dari sinar matahari, sedangkan sumber-sumber makanan dari vitamin D adalah telur, hati dan ikan, seperti halnya susu dan margarine yang diperkaya dengan vitamin D.5,6,7 Terdapat beberapa bentuk vitamin D , termasuk vitamin D2 (ergocaliciferol), yang datang dari sumber makanan; vitamin D3 (cholecalciferol), yang disintesis dalam kulit kesan tindakbalas kepada dedahan cahaya ultraunggu matahari ; dan dalam bentuk tiruan dikenali sebagai vitamin D5. Daripada tiga bentuk vitamin D tersebut, vitamin D3 dianggap sebagai vitamin D dalam bentuk semulajadi dan lebih aktif.7 Vitamin D bekerja pada mineralisasi tulang dengan meningkatkan penyerapan kalsium dan fosfor di dalam sistem pencernaan,sehingga kadarnya di dalam darah meningkat. Hal ini dilakukan dengan mengambil kalsium dari tulang dan dengan mendorong penyimpanannya oleh ginjal. Penyebab kekurangan vitamin D sama dengan gejala kekurangan kalsium. Tulang tidak dapat mengeras dengan cara biasa.Tulang dapat menjadi lemah seperti halnya tulang bengkok akibat berat badan.Kekurangan vitamin D dapat juga menyebabkan kelainan bentuk dan rasa nyeri pada lengan dan tungkai, punggung, torax (rongga dada) dan panggul. Kekurangan vitamin D juga merusak sistem syaraf dan otot, yang menyebabkan kekejangan otot.12 Kelebihan vitamin D menyebabkan peningkatan konsentrasi kalsium didalam darah. Kalsium dapat membentuk batu ginjal. Kadar kalsium yang tinggi di dalam darah juga dapat menyebabkan pembuluh darah mengeras, yang sangat berbahaya bagi arteri pada hati dan paru-paru dan dapat berakibat fatal.3,5,7

17

DAFTAR PUSTAKA :

1. Almatsier S., Vitamin dan Vitamin Larut Lemak. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Edisi ke VII. 153-173. 2. Vitamin D dan kesehatan tulang. Diunduh dari: http://majalahkesehatan.com/vitamin-d-dan-kesehatan-tulang [Diakses pada 16 Agustus 2011] 3. DeLuca HF. The vitamin D story: a collaborative efort of basic science and clinical medicine.1988;2:224-36. 4. Pengertian dan Definisi Vitamin - Fungsi, Guna, Sumber, Akibat Kekurangan, Macam dan Jenis Vitamin. Diunduh dari: http://organisasi.org/pengertian_dan_definisi_vitamin_fungsi_guna_sumber_akibat kekurangan_macam_dan_jenis_vitamin [Diakses pada 16 Augustus 2011] 5. http://www.mayoclinic.com/health/vitamin-d/NS_patient-vitamind 6. http://www.algaecal.com/vitamin-d/vitamin-d-sources.html 7. Sunita Almatsier, Prinsip Dasar Ilmu Gizi; Jakarta 2004 8. Departemen Pertanian AS, Agricultural Research Service. 2010. USDA Gizi Nasional database untuk Standar Referensi, Release 23. Diunduh dari : http://ods.od.nih.gov/factsheets/vitamind/ 9. http://www.bettermedicine.com/article/vitamin-d-deficiency 10. http://www.vitaminddeficiencysymptomsguide.com/ 11. E. Villamor, C. Marin, M. Mora-Plazas, A. Baylin; Kekurangan vitamin D dan usia saat menarche: sebuah studi prospektif American Journal of Clinical

Nutrition, 2011. Diunduh dari : http://www.uptodate.com/contents/patient-information-absent-or-irregular-periods 12. L. George, F. Bacha, S. Lee, H. Tfayli, E. Andreatta, S. Arslanian Perkiraan pengganti Sensitivitas Insulin dalam Pemuda obesitas Sepanjang Spektrum Toleransi Glukosa dari Normal ke prediabetes Diabetes.. Journal of Clinical Endocrinology & Metabolisme, 2011. Diunduh dari : http://esciencenews.com/articles/2011/04/27/vitamin.d.deficiency.associated.with.di fferent.types.obesity.black.and.white.children18

13. http://www.infokedokteran.com/bedah/penatalaksanaan-pada-pasien-denganrakitis.html

14. http://www.referatkedokteran.com/bedah/penatalaksanaan-pada-pasien-denganosteomalasia-16.html

19