20
UPAYA BIOKONSERVASI DI KAWASAN LINDUNG Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biologi Konservasi yang Diampu oleh Dra. Erry Wiryani, MS Oleh : Nuzula Muharrahmi 24020111130016 Inggrit Amedia 24020111130018 Regita Andriani 24020111130019

Makalah Upaya Biokonservasi Di Kawasan Lindung

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Upaya Biokonservasi Di Kawasan Lindung

UPAYA BIOKONSERVASI DI KAWASAN LINDUNG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biologi Konservasi yang Diampu oleh

Dra. Erry Wiryani, MS

Oleh :

Nuzula Muharrahmi 24020111130016

Inggrit Amedia 24020111130018

Regita Andriani 24020111130019

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

Page 2: Makalah Upaya Biokonservasi Di Kawasan Lindung

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

rahmat dan hidayah-Nya Upaya Biokonservasi Di Kawasan Lindung dapat diselesaikan

sebagaimana mestinya.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menjelaskan secara rinci mengenai berbagai

upaya biokonservasi yang dilakukan di kawasan lindung untuk merevitalisasi fungsi kawasan

lindung itu sendiri.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra Erry Wiryani, MS selaku dosen pengampu mata kuliah Biologi Konservasi

Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro.

2. Teman-teman jurusan Biologi angkatan 2011sebagai partner perjuangan.

3. Sumber referensi atas jasanya terhadap ilmu pengetahuan.

Dalam penyelesaiannya, penulis menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari

kesalahan, sehingga saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca sagatlah

diharapkan demi perbaikan dan sebagai pedoman dalam penyusunan makalah selanjutnya.

Akhirnya, semoga makalah ini bermanfaat bagi perbaikan lingkungan kita semua.

Semarang, 12 November 2013

Penulis

ii

Page 3: Makalah Upaya Biokonservasi Di Kawasan Lindung

DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................... i

Kata Pengantar ............................................................................................................... ii

Daftar Isi ........................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1....................................................................................................................................Latar

Belakang .................................................................................................................. 1

1.2....................................................................................................................................Rumusa

n Masalah ................................................................................................................. 2

1.3....................................................................................................................................Tujuan

................................................................................................................................... 2

1.4....................................................................................................................................Manfaat

................................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Biokoservasi ............................................................................................................ 3

2.2. Kawasan Lindung ................................................................................................... 3

2.3. Upaya Biokonservasi di Kawasan Lindung ............................................................ 5

BAB III PENUTUP

3.1. Simpulan ................................................................................................................. 9

3.2. Saran ....................................................................................................................... 9

Daftar Pustaka ................................................................................................................ 10

Daftar Gambar ............................................................................................................... 20

iii

Page 4: Makalah Upaya Biokonservasi Di Kawasan Lindung

iv

Page 5: Makalah Upaya Biokonservasi Di Kawasan Lindung

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kawasan lindung adalah suatu ruang yang dibatasi secara geografis dengan jelas,

diakui, diabdikan, dan dikelola, menurut aspek hukum maupun aspek lain yang efektif,

untuk mencapai tujuan pelestarian alam jangka panjang, lengkap dengan fungsi-fungsi

ekosistem dan nilai-nilai budaya yang terkait. Kawasan lindung sebagai kawasan

konservasi dirasakan manfaatnya sebagai penyedia jasa lingkungan seperti pengatur tata

air, pengendali iklim mikro, habitat hidupan liar, sumber plasma nutfah serta fungsi

sosial budaya bagi masyarakat sekitarnya.

Penyelamatan lingkungan tidak semata–mata pada upaya menjaga kelestariannya

saja serta merehabilitasi hutan tanpa memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki.

Pemanfaatan sumber daya alam dapat dilakukan dengan mengadopsi prinsip pengelolaan

sumber daya alam lestari sehingga tidak menimbulkan terjadinya lahan kritis dan

mengganggu keseimbangan ekosistem lingkungan yang ada.

Kondisi kawasan lindung yang kesesuaian lahannya untuk tanaman bervegetasi

permanen, apabila pemanfaatannya tidak terkendali dan tidak berazaskan konservasi

maka akan menyebabkan perubahan lingkungan di daerah sekitar dan daerah

bawahannya. Hal ini akan berimplikasi pada kerusakan dan kelangkaan sumberdaya baik

alam maupun buatan. Selain itu, saat ini masih terdapat dukungan kuat bagi konservasi

keanekaragaman hayati melalui penyelenggaraan kawasan lindung, dimana biaya sosial

dan ekonomi pelarangan dianggap sebagai sarana yang penting untuk melindungi

keanekaragman hayati demi manfaat global yang lebih besar. Namun demikian,

dukungan tersebut juga telah mendorong adanya perdebatan sengit dan saling

bertentangan tentang dampak kawasan lindung bagi masyarakat setempat, di mana isu-

isu seperti hak-hak asasi manusia, peniadaan keadilan sosial dan ekonomi sering kali

dikedepankan.

Tujuan kawasan lindung sendiri mulia yaitu untuk menjaga kelestarian

lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam, sumber daya buatan, dan nilai

budaya demi pembangunan yang berkelanjutan. Namun dalam keberjalannya, ada

bebagai konflik seperti eksekusi yang tidak sesuai sehingga menyebabkan ketidak-

fungsionalan kawasan lindung.

1

Page 6: Makalah Upaya Biokonservasi Di Kawasan Lindung

1.1. Rumusan Masalah

a. Apakah yang dimaksud dengan biokonservasi

b. Apakah yang dimaksud dengan kawasan lindung

c. Bagaimana upaya biokonservasi di kawasan lindung

1.2. Tujuan

a. Mampu menjelaskan tentang biokonservasi

b. Mampu menjelaskan pengertian kawasan lindung

c. Mampu memaparkan upaya biokonservasi di kawasan lindung

1.3. Manfaat

a. Bagi Pemerintah Daerah

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Pemerintah daerah sebagai

bahan pertimbangan dalam menetukan kebijakan Perencanaan Tata ruang dan

Penataan Kawasan lindung.

b. Bagi masyarakat

Bagi masyarakat dapat dimanfaatkan dalam upaya mendapatkan informasi

tentang penataan dan pelestarian lingkungan agar kelestarian sumberdaya alam dapat

terjaga.

c. Bagi Ilmu Pengetahuan

Bagi pengembangan ilmu pengetahuan penelitian ini dapat menambah

pengetahuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang Konservasi dan

Perencanaan Tata Ruang dan Wilayah.

2

Page 7: Makalah Upaya Biokonservasi Di Kawasan Lindung

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Biokonservasi

Konservasi berasal dari kata Conservation yang terdiri atas kata con (together)

dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian mengenai upaya memelihara apa yang

kita punya (keep/save what you have), namun secara bijaksana (wise use). Konservasi

adalah menggunakan sumberdaya alam untuk memenuhi keperluan manusia dalam

jumlah yang besar dalam waktu yang lama. Konservasi adalah alokasi sumberdaya alam

antar waktu (generasi) yang optimal secara sosial. Konservasi merupakan manajemen

udara, air, tanah, mineral ke organisme hidup termasuk manusia sehingga dapat dicapai

kualitas kehidupan manusia yang meningkat termasuk dalam kegiatan manajemen adalah

survai, penelitian, administrasi, preservasi, pendidikan, pemanfaatan dan latihan (IUCN,

1968). Di Indonesia, kegiatan konservasi seharusnya dilaksanakan secara bersama oleh

pemerintah dan masyarakat, mencakup masayarakat umum, swasta, lembaga swadaya

masayarakat, perguruan tinggi, serta pihak-pihak lainnya.

Biologi konservasi adalah ilmu yang berorientasi pada tujuan yang mencari

penyelesaian untuk menghadapi krisis keanekaragaman biologis (biodiversity crisis),

yaitu penurunanan yang sangat cepat dalam keanekaragaman kehidupan bumi saat ini.

2.2. Kawasan Lindung

Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama

melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber

daya buatan. Kawasan pelestarian alam ataupun kawasan dilindungi ditetapkan oleh

pemerintah berdasarkan berbagai macam kriteria sesuai dengan kepentingannya. Hampir

di setiap negara mempunyai kriteria/kategori sendiri untuk penetapan kawasan

dilindungi, dimana masing-masing negara mempunyai tujuan yang berbeda dan

perlakuan yang mungkin berbeda pula.

Sedikitnya, sebanyak 124 negara di dunia telah menetapkan setidaknya satu

kawasan konservasinya sebagai taman nasional (bentuk kawasan dilindungi yang populer

dan dikenal luas). Walaupun tentu saja di antara masing-masing negara, tingkat

perlindungan yang legal dan tujuan pengelolaannya beragam, demikian juga dasar

penetapannya. Apabila suatu negara tidak memiliki kawasan dilindungi yang khusus

karena sulit untuk memenuhi standar yang ditetapkan, maka mereka dapat mengelola

3

Page 8: Makalah Upaya Biokonservasi Di Kawasan Lindung

kawasan alternatif seperti hutan produksi yang dialihkan sebagai kawasan dilindungi

sehingga penurunan/pengurangan plasma nutfah dapat ditekan.

Kategori klasifikasi kawasan dilindungi, dimana kategori pegelolaan harus

dirancang agar pemanfaatan seimbang, tidak lebih mementingkan salah satu fungsi

dengan meninggalkan fungsi lainnya.

Adapun kategori penetapan kawasan dilindungi yang tepat harus

mempertimbangkan beberapa hal, yaitu :

a. Karakteristik atau ciri khas kawasan yang didasarkan pada kajian ciri-ciri biologi dan

ciri lain serta tujuan pengelolaan.

b. Kadar perlakuan pengelolaan yang diperlukan sesuai dengan tujuan pelestarian.

c. Kadar toleransi atau kerapuhan ekosistem atau spesies yang terdapat di dalamnya.

d. Kadar pemanfaatan kawasan yang sesuai dengan tujuan peruntukan kawasan tersebut.

e. Tingkat permintaan berbagai tipe penggunaan dan kepraktisan pengelolaan.

Menurut Permen no 15 tahun 2009 kawasan lindung terdiri atas:

a. kawasan hutan lindung;

b. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, meliputi:

kawasan bergambut dan kawasan resapan air;

c. kawasan perlindungan setempat, meliputi: sempa dan pantai, sempa dan sungai, kawasan

sekitar danau atau waduk, kawasan sekitar mata air, serta kawasan lindung spiritual dan

kearifan lokal;

d. kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya meliputi: kawasan suaka alam,

kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya, suaka margasatwa dan suaka margasatwa

laut, cagar alam dan cagar alam laut, kawasan pantai berhutan bakau, taman nasional dan

taman nasional laut, taman hutan raya, taman wisata alam dan taman wisata alam laut,

serta kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan;

e. kawasan rawan bencana alam, meliputi: kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan

gelombang pasang, dan kawasan rawan banjir

f. kawasan lindung geologi, meliputi: kawasan cagar alam geologi, kawasan rawan bencana

alam geologi, dan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah; dan

g. kawasan lindung lainnya, meliputi: cagar biosfer, ramsar, taman buru, kawasan

perlindungan plasma-nutfah, kawasan pengungsian satwa, terumbu karang, dan kawasan

koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi.

4

Page 9: Makalah Upaya Biokonservasi Di Kawasan Lindung

2.3. Upaya Biokonservasi di Kawasan Lindung

Pengelolaan kawasan lindung adalah upaya penetapan, pelestarian dan

pengendalian pemanfaatan kawasan lindung. Pengelolaan kawasan lindung bertujuan

untuk mencegah timbulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup. Sasaran pengelolaan

fungsi lindung terhadap tanah air, iklim, tumbuhan dan satwa serta nilai sejarah dan

budaya bangsa;

Perlindungan dan pengamanan adalah upaya untuk mencegah dan membatasi

kerusakan flora dan fauna beserta ekosistemnya akibat dari adanya gangguan kawasan.

Gangguan kawasan yang bersumber dari perbuatan manusia antara lain, perambahan

kawasan, pencurian kayu, perburuan ilegal, dan lain-lain. Di samping itu, gangguan

kawasan bisa disebabkan karena hama dan penyakit atau akibat bencana alam.

Upaya penanggulangan gangguan kawasan dilakukan dengan pendekatan secara

preventif dan represif. Preventif, yaitu tindakan pencegahan yang dilakukan melalui

kegiatan operasi gabungan, patroli rutin secara intensif, mengembangkan pengamanan

swakarsa masyarakat, menjalin kemitraan dengan kader konservasi, dan lain-lain.

Sedangkan secara represif, yaitu penindakan sesuai dengan hukum yang berlaku, dan

dilakukan melalui upaya penindakan pelanggar secara langsung berdasarkan peraturan

perundangan yang berlaku.

Perlu dicermati juga sebagai perspektif lain dan pelengkap bahwa selain

terdapat pengaturan konservasi dan bentuk-bentuknya yang ditetapkan dengan hukum

negara, perlu dipahami juga bahwa terdapat pula aturan-aturan konservasi dan bentuk-

bentuknya yang diatur dengan nilai-nilai kearifan lokal, seperti misalnya sasi, lubuk

larangan, pamali, dsb. yang semuanya juga berlaku melengkapi hukum negara karena

keberadaannya jauh sudah ada lebih dahulu ketimbang konservasi-konservasi yang diatur

dengan hukum negara

Upaya nyata yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keberhasilan kawasan

lindung adalah membuat Rencana Tata Ruang Wilayah lebih ramah terhadap

lingkungan, memastikan bahwa wilayah tersebut mempunyai sistem penunjang

kehidupan yang berkelanjutan, termasuk mempertahankan fungsi wilayah tersebut

sebagai pengatur sumber daya air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, dan menjaga

kesuburan tanah.

5

Page 10: Makalah Upaya Biokonservasi Di Kawasan Lindung

Secara lebih detail kawasan lindung dijelaskan melalui Keputusan Presiden No.

32 Tahun 1990. Dalam pasal 2 disebutkan Sasaran Pengelolaan kawasan lindung adalah:

a. Meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan dan satwa serta

nilai sejarah dan budaya bangsa;

b. Mempertahankan keanekaragaman tumbuhan, satwa, tipe ekosistem, dan keunikan

alam.

Pengendalian Kawasan Lindung menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia No.

32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung adalah sebagai berikut :

1. Di dalam kawasan suaka alam dan  kawasan cagar budaya dilarang melakukan kegiatan

budidaya apapun, kecuali kegiatan yang berkaitan dengan fungsinya dan tidak

mengubah benteng alam, kondisi penggunaan lahan, serta ekosistem alami yang ada.

2. Di dalam kawasan suaka alam dan kawasan cagar budaya dilarang melakukan kegiatan

budidaya apapun, kecuali kegiatan yang berkaitan dengan fungsinya dan tidak

mengubah benteng alam, kondisi penggunaan  lahan, serta ekosistem alami yang ada.

3. Kegiatan budidaya yang sudah ada di kawasan lindung yang mempunyai dampak 

penting terhadap lingkungan hidup dikenakan ketentuan-ketentuan yang berlaku

sebagaimana dimaksud dalam Peraturan pemerintah Nomor 29 Tahun 1986 tentang

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

4. Apabila menurut Analisis mengenai Dampak Lingkungan kegiatan budidaya

menganggu fungsi lindung harus dicegah perkembangannya, dan fungsi sebagai

kawasan lindung dikembalikan secara bertahap.

2.3.1. Cagar Alam

Kawasan cagar alam adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan

alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau

ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung

secara alami.

Rencana pengelolaan cagar alam sekurang-kurangnya memuat tujuan

pengelolaan, dan garis besa kegiatan yang menunjang upaya perlindungan,

pengawetan dan pemanfaatan kawasan.

6

Page 11: Makalah Upaya Biokonservasi Di Kawasan Lindung

Upaya pengawetan kawasan cagar alam dilaksanakan dalam bentuk

kegiatan :

a. Perlindungan dan pengamanan kawasan,

b. Inventarisasi potensi kawasan,

c. Penelitian dan pengembangan yang menunjang pengawetan.

Beberapa kegiatan yang dilarang karena dapat mengakibatkan perubahan

fungsi kawasan cagar alam adalah :

1. Melakukan perburuan terhadap satwa yang berada di dalam kawasan

2. Memasukan jenis-jenis tumbuhan dan satwa bukan asli ke dalam kawasan

3. Memotong, merusak, mengambil, menebang, dan memusnahkan tumbuhan dan

satwa dalam dan dari kawasan

4. Menggali atau membuat lubang pada tanah yang mengganggu kehidupan

tumbuhan dan satwa dalam kawasan

2.3.2. Taman Nasional

Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai

ekosistem asli, dikelola dengan system zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan

penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan menunjang budidaya, pariwisata, dan

rekreasi.

Kawasan taman nasional dikelola oleh pemerintah dan dikelola dengan

upaya pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta

ekosistemnya. Suatu kawasan taman nasionali kelola berdasarkan satu rencana

pengelolaan yang disusun berdasarkan kajian aspek-aspek ekologi, teknis,

ekonomis dan sosial budaya.

Rencana pengelolaan taman nasional sekurang-kurangnya memuat tujuan

pengelolaan, dan garis besar kegiatan yang menunjang upaya perlindungan,

pengawetan dan pemanfaatan kawasan.

Pengelolaan Taman nasional didasarkan atas sistem zonasi, yang dapat

dibagi atas : zona inti, zona pemanfaatan zona rimba; dan atau yang ditetapkan

Menteri berdasarkan kebutuhan pelestarian sumberdaya alam hayati dan

ekosistemnya.

7

Page 12: Makalah Upaya Biokonservasi Di Kawasan Lindung

2.3.3. Hutan Lindung

Kawasan Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas

yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun

bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta memelihara

kesuburan tanah. Konservasi hutan lindung meliputi pengamanan hutan,

pengamanan tumbuhan dan satwa liar, pengelolaan tenaga dan sarana

perlindungan hutan dan penyidikan. Perlindungan Hutan diselenggarakan dengan

tujuan untuk menjaga hutan, kawasan hutan dan lingkungannya, agar fungsi

lindung, fungsi konservasi dan fungsi produksi dapat tercapai secara optimal dan

lestari. Perlindungan hutan ini merupakan usaha untuk :

a. Mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil

hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran,

bencana alam, hama serta penyakit.

b. Mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat dan perorangan

atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat yang

berhubungan dengan pengelolaan hutan.

Penanggulangan kebakaran hutan meliputi pengembangan sistem

penanggulangan kebakaran, deteksi dan evaluasi kebakaran, pencegahan dan

pemadaman kebakaran, dan dampak kebakaran.

8

Page 13: Makalah Upaya Biokonservasi Di Kawasan Lindung

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

a. Biologi konservasi adalah ilmu yang berorientasi pada tujuan yang mencari

penyelesaian untuk menghadapi krisis keanekaragaman biologis (biodiversity crisis),

yaitu penurunanan yang sangat cepat dalam keanekaragaman kehidupan bumi saat ini.

b. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi

kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya

buatan.

c. Upaya pengawetan kawasan cagar alam dilaksanakan dalam bentuk kegiatan

diantaranya, perlindungan dan pengamanan kawasan, inventarisasi potensi kawasan

dan penelitian dan pengembangan yang menunjang pengawetan.

3.2. Saran

Fasilitas pelestarian sumber daya alam seperti kawasan lindung dapat difungsikan

sebagaimana mestinya, dan semua elemen masyarakat bekerjasama untuk mewujudkan

kelestarian sumber daya alam melalui biokonservasi di kawasan lindung.

9

Page 14: Makalah Upaya Biokonservasi Di Kawasan Lindung

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. IPB. Bogor.

Kartasapoetra G. 2005. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Edisi ke lima. Rineka Cipta.

Jakrta.

Khadiyanto, P. 2005. Tata Ruang Berbasis Pada Kesesuaian Lahan. Edisi Pertama. Badan

Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Mitchell, B. dkk., 2000. Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan. Edisi Pertama. Gadjah

Mada University Press. Yogyakarta

Purba, J. 2002. Pengelolaan Lingkungan Sosial. Kementerian Lingkungan Hidup. Yayasan

Obor Indonesia.

Rahim, SE. 2003. Pengendalian Erosi Tanah Dalam Rangka Pelestarian Lingkungan

Hidup. Edisi ke dua. Bumi Aksara. Jakarta

Tarigan, R. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Edisi Revisi. Bumi Aksara.Jakarta.

Undang-Undang No. 41 Th. 1999 tentang Kehutanan.

Undang-Undang No. 26 Th. 2007 tentang Penataan Ruang.

10