37
STUDI INVENTARISASI KAWASAN KARST DAERAH SUKOLILO SEBAGAI KAWASAN LINDUNG GEOLOGI, KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH LAPORAN KERJA PRAKTIK Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Pendidikan Program Sarjana S-1 di FakultasTeknik Program Studi Teknik Geologi Universitas Diponegoro Disusun Oleh : Maulana Ridwan Atmadisastra 21100111140087 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS DIPONEGORO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI SEMARANG APRIL 2015

Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kp

Citation preview

Page 1: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

STUDI INVENTARISASI KAWASAN KARST DAERAH

SUKOLILO SEBAGAI KAWASAN LINDUNG GEOLOGI,

KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan

Pendidikan Program Sarjana S-1 di FakultasTeknik

Program Studi Teknik Geologi

Universitas Diponegoro

Disusun Oleh :

Maulana Ridwan Atmadisastra

21100111140087

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

SEMARANG

APRIL 2015

Page 2: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

i

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTIK

STUDI INVENTARISASI KAWASAN KARST DAERAH SUKOLILO

SEBAGAI KAWASAN LINDUNG GEOLOGI, KABUPATEN PATI, JAWA

TENGAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Kurikulum Program S-1

Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

Semarang

Telah disetujui dan disahkan pada:

Hari/Tanggal:…………………………..

Menyetujui,

Dosen Pembimbing,

Ir. Prakosa Rachwibowo, MS

NIP.195203091983031001

Penyusun,

Maulana Ridwan Atmadisastra

NIM. 21100111140087

Page 3: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

ii

PRAKATA

Puji syukur Penulis atas kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayat-

Nya, Penulis dapat menyelesaikan laporan “Kerja Praktik” dengan baik.

Tulisan yang berjudul “STUDI INVENTARISASI KAWASAN KARST

DAERAH SUKOLILO SEBAGAI KAWASAN LINDUNG GEOLOGI,

KAPUPATEN PATI, JAWA TENGAH” berisi tentang tentang kegiatan dan hasil

kerja praktik penulis selama berada di Bidang Geologi, Mineral, dan Batubara

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah.

Dalam kesempatan kali ini Penulis ingin mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Allah SWT atas nikmat ilmu dan pengetahuan serta kekuatan yang diberikan

sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan kerja praktik.

2. Ir. Prakosa Rachwibowo, MS. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan

banyak pengarahan serta didikan yang sangat bermanfaat dalam penyusunan laporan

kerja praktik ini.

3. Kedua orangtua Penulis, Abdul Wahid, BA dan Juhariah, kakak Penulis, Rina

Septiani S.Si, yang selalu memberikan doa, dukungan moril dan materil, serta

motivasi kepada Penulis.

4. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah atas waktu,

kesempatan, dan bimbingannya.

5. Dama Hervita yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan bantuan selama

kegiatan berlangsung hingga penulisan laporan ini.

6. Rekan-rekan mahasiswa Teknik Geologi UNDIP 2011.

7. Seluruh pihak yang telah banyak memberikan dukungan kepada Penulis yang tidak

dapat disebutkan satu persatu.

Semarang, April 2015

Penulis

DAFTAR ISI

Page 4: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

iii

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i

PRAKATA ........................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii

DAFTAR TABEL .................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 6

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 6

1.2 Maksud dan Tujuan .............................................................................. 7

1.3 Jadwal Pelaksanaan .............................................................................. 7

1.4 Ruang Lingkup ..................................................................................... 8

1.5 Tahapan Kerja ...................................................................................... 8

1.6 Diagram Alir Pembuatan Laporan Kerja Praktik ................................. 9

BAB II PROFIL INSTANSI DINAS ESDM JAWA TENGAH ............................. 9

2.1 Sejarah Singkat Dinas ESDM Jawa Tengah ...................................... 10

2.2 Lokasi Dinas ESDM Jawa Tengah..................................................... 11

2.3 Kedudukan Dinas ESDM Jawa Tengah ............................................. 11

2.4 Visi dan Misi Dinas ESDM Jawa Tengah .......................................... 11

2.5 Tugas, Pokok, dan Fungsi Dinas ESDM Jawa Tengah ...................... 12

2.6 Uraian Tugas Dinas ESDM JAWA TENGAH .................................. 13

2.7 Struktur Organisasi Dinas ESDM Jawa Tengah ................................ 16

BAB III TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 18

3.1 Bentang Alam Karst ........................................................................... 18

3.2 Geologi Regional Sukolilo ................................................................. 21

3.3 Pengelolaan Kawasan Karst ............................................................... 24

3.4 Inventaris Sumber Mataair ................................................................. 27

BAB IV PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK .................................................... 29

4.1 Jenis Pekerjaan Yang Dilakukan ........................................................ 29

4.2 Peralatan Yang Digunakan ................................................................. 29

4.3 Tahapan Pekerjaan ............................................................................. 30

4.4 Hasil Pekerjaan ................................................................................... 30

4.5 Evaluasi Pekerjaan ............................................................................. 33

4.6 Manfaat Yang Diperoleh .................................................................... 33

BAB V KESIMPULAN ......................................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 35

LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Page 5: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

iv

Gambar 1.1 Diagram Alir Kegiatan Kerja Praktik................................................... 9

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas ESDM Jawa Tengah ................................ 17

Gambar 3.1 Kerucut Karst ..................................................................................... 19

Gambar 3.2 Dolina ................................................................................................. 20

Gambar 3.3 Lorong Gua ........................................................................................ 21

Gambar 3.4 Peta Geologi Daerah Sukolilo ............................................................ 22

Gambar 3.5 Kenampakan Bukit Kerucut Karst Sukolilo ....................................... 24

Gambar 3.6 Standar Kebutuhan Air ....................................................................... 27

Gambar 4.2 Kenampakan Sayatan Batuan Nikol bersilang ................................... 32

Page 6: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktik ........................................................... 8

Page 7: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kawasan karst di Indonesia, luasnya sekiar 154.000 kilometer persegi.

Hampir seluruhnya memiliki peran penting dalam kehidupan dan lingkungan.

Dan hampir seluruhnya memiliki sumber daya yang penting dan bernilai

sangat tinggi. Keberadaan kawasan ini menunjukkan bahwa pulau-pulau

Indonesia banyak yang pernah menjadi dasar laut, namun kemudian terangkat

dan mengalami pengerasan. Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki

kawasan karst yang memiliki banyak keunikan adalah kawasan karst yang

berada pada daerah Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Kawasan karst merupakan kawasan yang terbentuk dari susunan

batuan karbonat. Kawasan karst terbentuk dikarenakan adanya proses-proses

pelarutan pada batuan karena sifat batuan penyusun yang memiliki derajat

pelarutan yang lebih tinggi dari derajat pelarutan batuan lainnya.

Keunikan-keunikan kawasan karst memiliki nilai-nilai yang sangat

berharga diantaranya nilai ilmiah, nilai ekonomi, dan nilai kemanusiaan. Dari

nilai-nilai tersebut masing-masing memiliki aspek-aspek tersendiri di dalam

yang dapat dijadikan suatu nilai jual yang dapat dimanfaatkan dari kawasan

karst yang dimiliki oleh Indonesia.

Keunikan yang dimiliki oleh kawasan karst tersebut dapat

dimanfaatkan oleh masyarakat sekitarnya. Manfaat tersebut dapat berupa

manfaat materi maupun moral. Sudah banyak masyarakat yang

memanfaatkan kawasan karst sebagai tempat tinggal, lahan mencari nafkah,

dan lainnya. Telaga menjadi salah satu aspek dalam kawasan karst yang

banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai wadah penampung air

alami, selain itu beberapa masyarakat menjadikan telaga sebagai lahan

memelihara dan perkembangbiakan ikan. Keunikan kawasan karst lainnnya

yang banyak dimanfaatkan adalah gua dan tebing-tebing terjal. Gua dijadikan

sebagai tempat menyelenggarakan adat istiadat yang diyakini oleh

Page 8: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

7

masyarakat sekitar. Kegiatan adat istiadat yang umumnya dilaksanakan di gua

adalah menyemayamkan jasad sanak keluarga yang telah meninggal dunia.

Gua pun dapat dijadikan sebagai tempat beribadah oleh warga yang memiliki

ajaran seperti itu dalam keyakinannya. Tebing-tebing di kawasan karst

banyak dimanfaatkan sebagai area panjat tebing yang banyak dilakukan oleh

para pencinta alam. Tebing-tebing karst berlubang juga menyimpan manfaat

dimana burung walet banyak membuat sarang di lubang tersebut.

Sisi lain dari berlimpahnya manfaat, terdapat hal yang perlu

diperhatikan dari segi pemanfaatan kawasan karst yang banyak juga tidak

sesuai aturan-aturan pemerintah yang menyebabkan terjadinya kerusakan-

kerusakan terhadap kawasan karst. Beberapa pertambangan yang ada pada

beberapa kawasan karst telah mengantongi ijin dari pemerintah setempat dan

beberapa lainnya hanyalah pertambangan illegal yang pada proses

penambangannya merusak kawasan karst sekitarnya.

Berdasarkan hal-hal yang disebutkan diatas, maka inventarisasi

kawasan karst sebagai kawasan lindung geologi diperlukan. Keberadaan

kawasan karst sebagai kawasan lindung geologi akan bermanfaat untuk

daerah kawasan karst dan juga daerah sekitarnya. Oleh karena itu,

inventarisasi ini untuk dapat menjaga kawasan karst bermanfaat bagi makhluk

hidup lainnya.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

1. Melakukan kajian mengenai kawasan karst daerah Sukolilo.

2. Melakukan inventarisasi kawasan karst daerah Sukolilo sebagai kawasan lindung

geologi.

1.2.2 Tujuan

1. Dapat mengetahui kondisi kawasan karst daerah Sukolilo.

2. Dapat meninventarisasi kawasan karst daerah Sukolilo sebagai kawasan karst

geologi.

1.3 Jadwal Pelaksanaan

Page 9: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

8

Kegiatan kerja praktik dilaksanakan pada 1 - 27 September 2014.

Berikut jadwal pelaksanaan kegiatan kerja praktik (Tabel 1.1).

Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktik

No. Kegiatan September 2014

I II III IV

1 Persiapan peralatan dan data sekunder

2 Studi pustaka mengenai kawasan karst

dan inventarisasi kawasn karst

3 Survey lapangan

4 Analisis data

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup pekerjaan studi inventarisasi kawasan karst daerah

Sukolilo sebagai kawasan lindung geologi meliputi:

1. Studi kepustakaan mengenai kawasan karst daerah Sukolilo.

2. Studi inventarisasi kawasan karst daerah Sukolilo.

3. Survey lapangan.

1.5 Tahapan Kerja

Tahapan kerja kegiatan kerja pratik ini dibagi menjadi 3, yaitu tahap

persiapan, tahap survey lapangan, dan tahap penyusunan laporan.

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mencari data-data

sekunder yang dapat membantu kita pada saat di lapangan seperti, Peta

Topografi skala 1 : 25.000, Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) skala 1 :

25.000, studi literatur pendukung.

2. Tahap Survey Lapangan

Tahap pelaksanaan meliputi tahapan identifikasi inventaris pada

kawasan karst dan kondisi geologi daerah dan sekitarnya.

3. Tahap Penyusunan Laporan

Page 10: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

9

Tahap penyusunan laporan merupakan tahap akhir berupa analisis

dan pendataan data hasil survey lapangan dan analisis hasil dari data

sekunder.

1.6 Diagram Alir Pembuatan Laporan Kerja Praktik

Gambar 1.1 Diagram Alir Kegiatan Kerja Praktik

BAB II

Tahap Persiapan

Data Sekunder: Peta topografi atau peta rupa bumi

skala 1:25.000

Peta Geologi Lembar Ngawi (1996)

dan Lembar Bojonegoro (1992).

Literatur

Peralatan survey lapangan

Tahap Survey Lapangan

Tahap Analisis

Pembuatan Laporan

Selesai

Mulai

Page 11: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

10

PROFIL INSTANSI DINAS ESDM JAWA TENGAH

2.1 Sejarah Singkat Dinas ESDM Jawa Tengah

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa

Tengah telah memasuki usia yang genap 6 tahun sejak terbentuknya Struktur

Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) baru dalam Pemerintah Provinsi Jawa

Tengah, yaitu pada bulan Juni 2008 yang sebelumnya bernama Dinas

Pertambangan dan Energi Provinsi Jawa Tengah. Dewasa ini fungsi dan

peran Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah menjadi

semakin penting sebagai salah satu komponen untuk mewujudkan program

peningkatan ekonomi dan penguatan infrastruktur guna memperkuat

kehidupan perekonomian rakyat.

Selanjutnya dengan telah diterbitkannya PP No.41 Tahun 2007

tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka dalam rangka optimalisasi tugas

Dinas ESDM di Kabupaten/Kota sebagai unsur pelaksanaan otonomi daerah

telah diterbitkan Perda Provinsi Jawa Tengah No. 6 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Provinsi Jawa Tengah, dimana dalam

pembentukan dinas baru tersebut Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi

Jawa Tengah berganti menjadi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral

Provinsi Jawa Tengah yang kemudian diperkuat dengan adanya Peraturan

Gubernur Jawa Tengah No. 74 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tupoksi dan

Tata Kerja Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah.

Untuk melaksanakan sebagian tugas teknis operasional dan/atau

kegiatan teknis penunjang dalam rangka melaksanakan kewenangan

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang berada di Kabupaten/Kota,

keberadaan fungsinya dalam memenuhi pelayanan kepada masyarakat

semakin meningkat, maka berdasarkan Perda Provinsi Jawa Tengah No. 5

Tahun 2006, Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Jawa Tengah memiliki

unit pelaksana teknis sebagai berikut:

1. Balai Pengelola Pertambangan dan Energi Wilayah Solo;

2. Balai Pengelola Pertambangan dan Energi Wilayah Kendeng Muria;

Page 12: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

11

3. Balai Pengelola Pertambangan dan Energi Wilayah Serayu.

Seiring dengan diberlakukannya Peraturan Daerah Provinsi Jawa

Tengah No. 6 Tahun 2008, maka unit pelaksana teknis pada Dinas ESDM

Provinsi Jawa Tengah mengalami perubahan sesuai Peraturan Gubernur Jawa

Tengah No. 46 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana

Teknis pada Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah sebagai berikut :

1. Balai Energi dan Sumber Daya Mineral Wilayah Serayu Utara;

2. Balai Energi dan Sumber Daya Mineral Wilayah Serayu Selatan;

3. Balai Energi dan Sumber Daya Mineral Wilayah Kendeng Muria;

4. Balai Energi dan Sumber Daya Mineral Wilayah Solo.

2.2 Lokasi Dinas ESDM Jawa Tengah

Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Provinsi Jawa Tengah

beralamat di Jalan Madukoro AA – BB No. 44, Semarang. 50144.

2.3 Kedudukan Dinas ESDM Jawa Tengah

Berdasarkan Peraturan Daerah Provini Jawa Tengah Nomor 6 tahun

2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Tengah

dan sesuai dengan Peraturan Pemeritah Nomor 38 Tahun 2007 yang

menyatakan bahwa kewenangan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral

(ESDM) Provinsi Jawa Tengah meliputi: Geologi, Mineral, dan Batubara, Air

Tanah dan Panas Bumi, Ketenagalistrikan, serta Minyak dan Gas Bumi.

2.4 Visi dan Misi Dinas ESDM Jawa Tengah

2.4.1 Visi Dinas ESDM Jawa Tengah

Dalam pembangunan daerah bidang energi dan sumber daya

mineral, keseimbangan antara pemanfaatan dan kelestarian sumber daya

mineral dan energi menjadi pertimbangan utama dan harus diupayakan

secara konsisten. Kekayaan sumber daya mineral dan keanekaragaman

potensi energi tidak saja dimanfaatkan untuk masyarakat saat ini, tetapi

juga untuk generasi yang akan datang. Oleh karena itu, visi

pembangunan daerah bidang energi dan sumber daya mineral

Page 13: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

12

adalah:“Menuju Masyarakat Sejahtera Melalui Penguatan Pengelolaan

ESDM dan Kemandirian Energi.”

2.4.2 Misi Dinas ESDM Jawa Tengah

Misi dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral adalah sebagai

berikut:

1. Meningkatkan Pengelolaan Pertambangan dan Air Tanah yang Berkelanjutan;

2. Meningkatkan Pengelolaan dan Pendayagunaan Ketenagalistrikan dan Migas

untuk Menjamin Ketersediaan Energi melalui Infrastruktur dan Diversifikasi

Energi;

3. Mengembangkan Potensi Energi Baru dan Terbarukan melalui Optimalisasi dan

Penerapan Teknologi Tepat Guna secara Mandiri;

4. Meningkatkan Upaya Pencegahan Risiko Bencana Geologi;

5. Meningkatkan Kinerja Pelayanan Publik yang Profesional di Bidang ESDM.

2.5 Tugas, Pokok, dan Fungsi Dinas ESDM Jawa Tengah

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa

Tengah sebagai suatu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang

bertanggung jawab melaksanakan sebagian tugas Pemerintah Provinsi Jawa

Tengah di bidang energi dan sumber daya mineral, diharapkan mampu

mewujudkan visi dan misi pembangunan daerah sebagaimana yang

digariskan dalam RPJMD Provinsi Jawa Tengah 2008 - 2013.

Arah kebijakan RPJMD Provinsi Jawa Tengah 2008 - 2013 yang

terkait dengan pembangunan energi dan sumber daya mineral, merupakan

acuan dasar dalam menyusun Rencana Strategis Dinas Energi dan Sumber

Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah. Tugas pokok Dinas Dan Sumber Daya

Mineral Provinsi Jawa Tengah adalah melaksanakan urusan pemerintah

daerah bidang energi dan sumber daya mineral berdasarkan azas otonomi

daerah dan tugas pembantu. Adapun fungsinya adalah melakukan :

1. Perumusan kebijakan teknis bidang energi dan sumber daya mineral;

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang energi dan sumber

daya mineral;

3. Pembinaan dan fasilitas bidang energi dan sumber daya mineral;

4. Pelaksanaan tugas di bidang geologi, mineral dan batubara, air tanah dan panas bumi,

ketenagalistrikan, minyak dan gas bumi;

Page 14: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

13

5. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan bidang energi dan sumber daya mineral;

6. Pelaksanaan kesekertariatan dinas;

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas pokok dan

fungsinya.

2.6 Uraian Tugas Dinas ESDM JAWA TENGAH

Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya Dinas Energi Dan Sumber

Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Perumusan kebijakan teknis bidang energi dan sumber daya mineral;

2. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum bidang energi dan sumber daya

mineral;

3. Pembinaan dan fasilitasi bidang energi dan sumber daya mineral lingkup Provinsi dan

Kabupaten / Kota;

4. Pelaksanaan tugas di bidang :Geologi, mineral dan batubara, air tanah dan panas bumi,

ketenagalistrikan, minyak dan gas bumi;

5. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang energi dan sumber daya mineral;

6. Pelaksanaan kesekretariatan Dinas;

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya Kepala Dinas Energi Dan

Sumber Daya Mineral Provinsi JawaTengah membawahi :

1. Sekretaris

Sekretariat Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah mengembang fungsi untuk

melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian

penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang

program, keuangan, umum dan kepegawaian.

Fungsi :

1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian

penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di

bidang program;

2. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian

penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di

bidang keuangan;

3. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian

penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di

bidang umum dan kepegawaian;

Page 15: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

14

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

Membawahi :

1. Sub bagian Program;

2. Sub bagian Keuangan;

3. Sub bagian Umum Dan Kepegawaian

2. Bidang Geologi, Mineral, dan Batubara

Tugas pokok :

Bidang Geologi, Mineral dan Batubara mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang pemetaan potensi dan teknologi, bina pengusaha

mineral dan batubara, dan kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan.

Fungsi :

1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan

pelaksanaan di bidang pemetaan potensi dan teknologi;

2. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang bina pengusahaan mineral dan batubara;

3. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan;

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Membawahi :

1. Seksi Pemetaan Potensi Dan Teknologi;

2. Seksi Bina Pengusahaan Mineral Dan Batubara;

3. Seksi Kesehatan, Keselamatan Kerja Dan Lingkungan.

3. Bidang Air Tanah dan Panas Bumi

Tugas pokok :

Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, Pembinaan

dan pelaksanaan di bidang hidrogeologi dan penyelidikan panasbumi, dan

eksploitasi air tanah dan panasbumi.

Page 16: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

15

Fungsi :

1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang hidrogeologi dan penyelidikan panas bumi;

2. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang eksploitasi air tanah dan panas bumi;

3. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Membawahi :

1. Seksi Hidrogeologi Dan Penyelidikan Panas Bumi;

2. Seksi Eksploitasi Air Tanah Dan Panas Bumi.

4. Bidang Ketenagalistrikan

Tugas pokok :

Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan

dan pelaksanaan di bidang pengembangan ketenagalistrikan, dan

pembinaan dan kelaikan ketenagalistrikan.

Fungsi :

1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang pengembangan ketenagalistrikan.

2. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang pembinaan dan kelaikan ketenagalistrikan.

3. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Membawahi :

1. Seksi Pengembangan Ketenagalistrikan.

2. Seksi Pembinaan Dan Kelaikan Ketenagalistrikan.

5. Bidang Miyak dan Gas Bumi

Tugas pokok :

Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan

dan pelaksanaan di bidang pengembangan teknologi dan pengusahaan

minyak dan gas bumi, dan pengawasan minyak dan gas bumi.

Page 17: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

16

Fungsi :

1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang pengembangan tenologi dan pengusahaan

minyak dan gas bumi.

2. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang pengawasan minyak dan gas bumi.

3. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Membawahi :

1. Seksi Pengembangan Teknologi Dan Pengusahaan Minyak Dan Gas

Bumi.

2. Seksi Pengawasan Minyak Dan Gas Bumi.

2.7 Struktur Organisasi Dinas ESDM Jawa Tengah

Page 18: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

17

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas ESDM Jawa Tengah

KEPALA DINAS

Ir Teguh Dwi Paryono, MT

NIP. 19621222 199003 1 005

SEKRETARIS

Sudaryadi, SH, MH

NIP. 19650512 199009 1 001

Kasubbag Program

Eni Lestari, ST, MT

NIP. 19721201 199803 2 011

Kasubbag Umum dan

Kepegawaian

Dra. Aprilina DS., MT

NIP. 19650416 199102 2 001

Kasubbag Keuangan

Setyo Hartoyo, SH

NIP. 19611204 198503 1 007

Kabid Geologi Mineral dan

Batubara

Ir. Achmad Gunawan, MT

NIP. 19640327 199203 1 009

Kabid Air Tanah dan Panas

Bumi

Ir. Bambang Mandala P., MT

NIP. 19630311 199302 1 001

Kabid Ketenagalistrikan

Ir. Edi Sucipto, MT

NIP. 19601011 198903 1 006

Kabid Minyak dan Gas

Ir. Eliana Sri Murniati, M.Pi

NIP. 19591103 198703 2 003

Kasi Pemetaan Potensi dan

Teknologi

BE. Eko Purwanti, SE

NIP. 19590221 198612 1 001

Kasi Bina Pengusahaan

Mineral dan Batubara

Budi Susetyo, ST

NIP. 19610714 198803 1 008

Kasi K3 dan Lingkungan

Supriharjiyamto, ST, MT

NIP. 19660902 199803 1 004

Kasi Hidrogeologi dan

Penyelidikan Panas Bumi

Agus Sugiharto, ST, MT

NIP. 19710416 199803 1 010

Kasi Eksploitasi Air Tanah

dan Panas Bumi

M.Sholeh,S.Kom. M.Kom,MT

NIP. 19691227 198903 1 002

Kasi Pengembangan

Ketenagalistrikan

Suhardi, ST, MSi

NIP. 19700602 199603 1 004

Kasi Pembinaan dan Kelaikan

Ketenagalistrikan

Heru Sugiharto, ST, MT

NIP. 19690410 199803 1 010

Kasi Pengembangan

Pengusahaan Migas

Akhmad Irianto, SST

NIP. 19620329 198903 1 002

Kasi Pengawasan Migas

Ir. Haryanto, M.Si

NIP. 19590908 199203 1 003

Kepala BESDM Wilayah Solo

Ir. Soesono, MT

NIP. 19590603 198903 1 004

Kepala BESDM Wilayah

Kendeng Muria

Ir. Imam Nugraha HS.,M.Si

NIP. 19630903 199203 1 007

Kepala BESDM Wilayah

Serayu Selatan

Ir. Sunarso, MT

NIP. 19610217 199403 1 002

Kepala BESDM Wilayah

Serayu Utara

Ir. Hasan Basri, MM

NIP. 19641018 199108 1 001

Kasubbag Tata Usaha

Drs. RAS. Subagya

NIP. 19650419 199003 1 009

Kasi Bimbingan dan

Penyuluhan

Panut Priyanto, ST

NIP. 19720507 199803 1 006

Kasi Pegawasan dan

Pengendalian

Haryadi Joko P.,ST

NIP. 1968 1027 199803 1 004

Kasubbag Tata Usaha

Supa’at, SH

NIP. 19620302 198903 1 003

Kasi Bimbingan dan

Penyuluhan

Dwi Suryono, ST, MT

NIP. 19781102 200312 1 007

Kasi Pegawasan dan

Pengendalian

Edi Subiyanto, SH

NIP. 19620412 199011 1 001

Kasubbag Tata Usaha

Sri Wahyu S, SH, S.Sos

NIP. 19601006 198110 2 01

Kasi Bimbingan dan

Penyuluhan

Pudji Suprajitno, ST, M.Si

NIP. 19630331 198903 1 007

Kasi Pegawasan dan

Pengendalian

JABATAN FUNGSIONAL

Kasubbag Tata Usaha

Kodimunir, SH

NIP. 19610111 199003 1 003

Kasi Bimbingan dan

Penyuluhan

Ir. Joko Wiyanto, MT

NIP. 19640214 199803 1 003

Kasi Pegawasan dan

Pengendalian

Irwan E. Kuncoro, ST

NIP. 19710904 200312 1 005

Page 19: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

18

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Bentang Alam Karst

Karst adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan daerah

dengan cirri khas yang memiliki gua dan sistem air bawah tanah yang luas

yang berkembang pada batuan yang mudah larut seperti batugamping,

marmer, dan gipsum (Samodra, 2001). Berdasarkan definsi sebelumnya,

dapat simpulkan bahwa bentang alam karst adalah suatu topografi yang

terbentuk pada daerah dengan litologi berupa batuan yang mudah larut,

menunjukkan relief yang khas, penyaluran yang tidak teratur, aliran

sungainya secara tiba-tiba masuk kedalam tanah dan meninggalkan lembah

kering untuk kemudian keluar ditempat lain sebagai mata air yang besar.

Proses pembentukan bentang alam karst adalah akibat adanya proses

karstifikasi dimana proses yang utama adalah proses pelarutan oleh air pada

batugamping. Batugamping sendiri akan mudah mengalami proses pelarutan

apabila terletak dekat dengan permukaan bumi dimana air meteorik maupun

air permukaan akan lebih mudah untuk melarutkan dan mengerosi

batugamping.

3.1.1 Kartisifikasi

Kegiatan tektonik yang mengangkat cekungan pengendapan

batugamping menyebabkan batuan tersebut berada di atas permukaan

laut. Begitu berada di atas permukaan air laut, batugamping mengalami

serangkaian proses pelapukan, pengikisan, dan denudasi, yang dikenal

sebagai proses karstifikasi (Samodra, 2001).

Menurut Ko (1997, dalam Samodra tahun 2001), agar dapat

membentuk morfologi karst, faktor-faktor yang harus dipenuhi oleh

lapisan batugamping diantaranya:

Lapisan batugampingnya cukup tebal.

Curah hujan di daerah itu cukup tinggi.

Batuannya terkekarkan, atau banyak mengandung celah dan rongga.

Page 20: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

19

Letaknya lebih tinggi dibanding daerah sekitarnya dan mempunyai sungai

permukaan yang berfungsi sebagai muka-dasar air setempat.

Ditutupi oleh vegetasi yang rapat.

3.1.2 Bentuk-Bentuk Hasil Kartifikasi

Karst sering dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu eksokarst dan

endokarst. Eksokarst adalah bentang alam lahan karst yang terlihat

dipermukaan bumi, sedangkan endokarst adalah bagian dalam atau

dibawah permukaan bumi dari kawasan karst. Meliputi orong atau

ruang yang berada didalam perut bumi atau sering disebut luweng atau

gua. Gua mempunyai dua jenis dibedakan dari bentuk lorongnya, yaitu

horisontal dan vertikal. Sedangkan berdasarkan letak dari mulut guanya,

dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu tophill ialah mulut gua yang

berada pada puncak dari suatu bukit. Swallow hole ialah letak mulut gua

yang berada pada ketinggian dari suatu bukit, namun belum mencapai

puncaknya. Dan dolina ialah mulut gua yang berada pada posisi di

bawah dari kedua buah bukit atau berada pada aliran air sungai.

Kerucut Karst

Kerucut karst yaitu bukit karst yang berbentuk kerucut, berlereng terjal dan

dikelilingi oleh depresi yang biasanya disebut dengan bintang.

Gambar 3.1 Kerucut Karst (Sumber: Dok. Maulana, 2014)

Dolina

Cekungan atau legokan pada kawasan karst dengan bentuk permukaan yang

bervariasi kadang menyerupai piring cekung, mangkok atau corong, dijumpai di

Page 21: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

20

kawasan karst ini, tetapi ukurannya relatif kecil. Dolina biasanya akan berkembang

pada kawasan karst yang mempunyai iklim dengan curah hujan tinggi.

Gambar 3.2 Dolina (Sumber: William, 1996)

Telaga

Telaga atau genangan air biasanya terbentuk pada lembah-lembah karst,

merupakan urutan dari proses pelarutan yang terjadi pada sebaran batu gamping.

Batugamping akan mengalami proses pelarutan, lambat cepatnya akan seiring

dengan tinggi rendahnya curah hujan. Pelarutan akan membentuk lubang-lubang

pelarutan, semakin lama akan semakin membesar dan akan membentuk alur air ke

bawah tanah, seiring dengan proses pelarutan terjadi pula proses erosi pada batuan

lapukan di sekitarnya. Proses erosi ini membawa material tanah yang akhirnya

akan mengendap dan secara perlahan akan kedap, dan akhirnya dapat

menyimpan/menampung air permukaan yang masuk ke lembah tersebut.

Gua

Gua kering atau gua fosil adalah gua yang sudah tidak dialiri air lagi, tetapi

merupakan indikasi bahwa pada masa lalu muka air tanah pernah mencapai elevasi

gua tersebut, selanjutnya muka air tanah turun seiring dengan proses geologi yaitu

pengangkatan, umumnya terdapat di puncak atau tubuh perbukitan. Gua sebagai

lubang yang terdapat di bawah permukaan tanah sebagian mempunyai hubungan

dengan keberadaan sungai bawah tanah dan mataair.

Page 22: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

21

Gambar 3.3 Lorong Gua (Sumber: Petrasa, 2014)

3.2 Geologi Regional Sukolilo

Morfologi kawasan karst Kendeng Utara secara regional merupakan

komplek perbukitan karst yang terletak pada struktur perbukitan lipatan.

Setelah perlipatan mengalami proses pelarutan, pada bagian puncak

perbukitan karst di permukaan (eksokarst) ditemukan morfologi bukit-bukit

kerucut (conical hills), cekungan-cekungan hasil pelarutan (dolina), lembah-

lembah aliran sungai yang membentuk mulut gua (sinkhole), mata air dan

telaga karst ditemukan pada bagian bawah. Morfologi bawah permukaan

(endokarst) kawasan karst tersebut terbentuk morfologi sistem perguan dan

sungai bawah tanah. Pada bagian Utara dan Selatan batas akhir batuan

kapur/batugamping merupakan dataran.

Page 23: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

22

Gambar 3.4 Peta Geologi Daerah Sukolilo (Sumber: Dinas ESDM Prov.

Jawa Tengah, 2014)

Page 24: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

23

Stratigrafi kawasan karst Kendeng Utara menurut Pringgoprawiro

(1983, dalam Dinas ESDM, 2012) masuk ke dalam Formasi Wonocolo,

Formasi Bulu, Formasi Ngrayong, Formasi Tawun dan Formasi Tuban.

Formasi penyusun kawasan karst Kendeng Utara ini terbentuk pada masa

Miosen Tengah – Miosen Atas, terbentuk 25 juta tahun yang lalu berdasarkan

skala waktu geologi. Formasi Wonocolo disusun oleh napal pasiran dan

napal lempungan yang kaya akan foram plankton terdapat sisipan kalkarenit

dengan tebal lapisan 5 - 20 cm. Penyebarannya relatif Barat - Timur, mulai

dari Sukolilo (di Barat) - Sedan - Wonosari - Kedungwaru - Metes Banyuasin

- Mantingan - Bulu, Antiklin Ledok, Antiklin Kawengan, lanjut ke arah

Manjung - Tawun, Jojogan - Klumpit, menipis ke arah Tuban di Timur. Tebal

satuan ini 89 m - 600 m, berumur Miosen Akhir bagian bawah hingga Miosen

Akhir bagian tengah (N15 - N16). Diendapkan pada lingkungan laut terbuka

(neritik luar) - batial atas. Hubungan dengan Formasi Ledok di atasnya adalah

selaras. Di bawahnya diendapkan Formasi Bulu disusun oleh (litologi)

batugamping masif yang mengandung koral, alga dan perlapisan batugamping

yang juga mengandung foram laut berupa koral, orbitoid dan alga, sesekali

diselangselingi oleh batupasir kuarsa bersifat karbonatan dan sisipan

batulempung. Penyebarannya luas mulai dari Ngrejeg - Klumpit - Rengel

hingga Purwodadi, dan menghilang di daerah Pati tertutup endapan alluvial.

Ketebalan satuan ini 54 m - 248 m. Berdasarkan fosil kecil, umur Formasi

Bulu adalah Miosen Akhir bagian bawah (N14 - N15). Diendapkan pada

lingkungan neritik luar - batial atas. Hubungan dengan Formasi Wonocolo di

atasnya adalah selaras. Pada bagian bawah Formasi Bulu ini terendapkan

Formasi Ngrayong yang disusun oleh perselang-selingan batupasir kuarsa,

batugamping pasiran dan batulempung. Pada batugamping pasiran disusun

oleh alga dan cangkang binatang laut. Kemudian pada bagian lapisan formasi

di bawahnya (lebih tua) adalah Formasi Tawun yang disusun oleh

batulempung dengan sisipan batupasir kuarsa dan batupasir karbonatan, di

beberapa tempat ditemui lapisan batulempung yang mengandung gipsum.

Pada bagian terbawah diendapkan Formasi Tuban disusun oleh batulempung

Page 25: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

24

sisipan batugamping. Singkapan yang baik terdapat di K. Sirwula, Ds. Drajat

dengan ketebalan 144 m - 665 m.

Gambar 3.5 Kenampakan Bukit Kerucut Karst Sukolilo (Sumber :

Paripurno, 2008)

Struktur geologi yang berkembang di kawasan karst Kendeng Utara

adalah struktur lipatan. Pada bagian Formasi Bulu yang menjadi kawasan

karst merupakan bagian dari sinklin dengan arah sayap lipatan Utara -

Selatan. Sumbu sinklin terdapat pada bagian puncak komplek perbukitan

karst yang memanjang dari Beketel hingga wilayah Wirosari, perbatasan

dengan Blora. Terdapat juga struktur patahan yang berarah relatif Timur Laut

- Barat Daya. Struktur-struktur patahan tersebut terjadi akibat dari proses

perlipatan Pegunungan Kendeng Utara ini. Kondisi struktur geologi demikian

menyebabkan batugamping sebagai batuan dasar penyusun formasi karst

Kendeng Utara memiliki banyak rekahan, baik yang berukuran minor

maupun mayor. Rekahan-rekahan ini merupakan cikal bakal pembentukan

dan perkembangan sistem perguaan di kawasan karst setelah mengalami

proses pelarutan dalam ruang dan waktu geologi.

3.3 Pengelolaan Kawasan Karst

Berdasarkan daerah kajian dalam Penetapan Kawasan Lindung Geologi

di Jawa Tengah, yang merupakan kategori diusulkan sebagai Kawasan

Lindung Geologi Daerah Karst adalah Kawasan Karst Gombong, Kawasan

Kars Sukolilo, dan Kawasan Karst Wonogiri Selatan.

Page 26: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

25

Pasal 4 ayat 1 Permen ESDM no. 17 Tahun 2012 menjelaskan bahwa

Bentang Alam Karst merupakan Bentang Alam karst yang menunjukan

bentuk eksokarst maupun endokarst tertentu. Sedangkan pada pasal 4 ayat 4

pada Permen ESDM no.17 tahun 2012 dijelaskan kriteria eksokarst dan

endokarst tertentu mempunyai kriteria sebagai berikut :

1. Memiliki fungsi ilmiah sebagai obyek penelitian dan penyelidikan bagi pengembangan

ilmu pengetahuan.

2. Memiliki fungsi sebagai daerah imbuhan air tanah yang mampu menjadi media

meresapkan air permukaan ke dalam tanah.

3. Memiliki fungsi sebagai media penyimpanan air tanah secara tetap (permanen) dalam

bentuk akuifer yang keberadaannya mencukupi fungsi hidrologi.

4. Memiliki mata air permanen.

5. Memiliki gua yang membentuk sungai atau jaringan sungai Bawah Tanah.

Maka penentuan Cagar Alam Geologi bagi kawasan berbatugamping

yang membentuk bentang alam karst adalah dengan mendeskripsi unsur-

unsur eksokarst dan endokarst. Semakin lengkap intensitas aspek eksokarst

maupun endokarst (terutama pada keberadaan jaringan sungai bawah tanah

dan beberapa gua yang berair atau mata-air di kawasan karst), maka area

jaringan hulu hilir sungai bawah tanah dan unsur-unsur kelengkapan

morfologi eksokarst tersebut, maka kawasan tersebut berpeluang besar

sebagai Cagar Alam Geologi dengan kategori Bentang Alam Karst.

Kawasan lindung geologi berdasarkan pada Peraturan Pemerintah no 26

Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Pasal

52 ayat 5 menyatakan: Kawasan Lidung Geologi terdiri atas :

1. Kawasan Cagar Alam Geologi

Kawasan cagar alam geologi dalam hal ini meliputi kawasan

keunikan batuan dan fosil (ditetapkan dengan kriteria: memiliki

keragaman batuan dan dapat berfungsi sebagai laboratorium alam,

memiliki batuan yang mengadung jejak atau sisa kehidupan masa lampau,

memiliki nilai paleo-antropologi dan arkeologi, memiliki tipe geologi

unik, memiliki satu-satunya batuan dan atau jejak struktur geologi masa

lalu), kawasan keunikan bentang alam (dalam hal ini adalah bentang alam

Page 27: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

26

gumuk pasir pantai, bentang alam berupa kawah, kaldera, maar, leher

vulkanik dan gumuk vulkanik, bentang alam goa, bentang alam

ngarai/lembah, bentang alam kubah, dan bentang alam karst), kawasan

keunikan proses geologi.

2. Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi.

3. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Air Tanah.

4. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah dalam hal ini

adalah kawasan imbuhan air tanah dan kawasan sempadan mata air.

Pada kajian ini, yang dimaksud dalam kawasan lindung geologi adalah

Cagar Alam Geologi (CAG). Cagar Alam Geologi dalam kajian ini

merupakan Cagar Alam Geologi berbasis Bentang Alam. Kawasan CAG

sebagaimana PP no.26 tahun 2008 tentang RTRWN pasal 53 ayat 1, meliputi:

1. Kawasan keunikan batuan dan fosil.

2. Kawasan keunikan bentang alam.

3. Kawasan keunikan proses geologi.

Kajian kawasan lindung geologi Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 ini

meliputi 6 kawasan geologi, yaitu : kawasan geologi Karangsambung

(Kebumen), kawasan geologi karst Gombong (Kebumen); kawasan geologi

karst Sukolilo (Pati); kawasan geologi Bayat (Klaten); kawasan geologi DAS

Klawing (Purbalingga); dan kawasan geologi karst Pracimantoro – Giritontro

(Wonogiri). Berdasarkan karakter geologi dan keunikan geologinya,

menunjukkan bahwa acuan perlindungan geologi kawasan geologi karst

Sukolilo, berdasarkan pendekatan bentang alam karst sebagaimana pada

Permen ESDM No.17 tahun 2012 tentang Penetapan Bentang Alam Karst.

Menurut Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral No. 17

tahun 2012, telah dijelaskan pada pasal 1 mengenai beberapa terminologi

yang berhubungan dengan morfologi karst, diantaranya :

1. Karst adalah bentang alam yang terbentuk akibat pelarutan air pada batugamping dan/atau

dolomit.

2. Kawasan Bentang alam karst adalah karst yang menunjukkan bentuk eksokarst dan

endokarst tertentu.

3. Mata air permanen adalah mata air yang selalu mengalir sepanjang tahun.

Page 28: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

27

4. Bukit karst adalah bukit dengan bentuk kerucut (conical) membulat (sinusoida), menara

(tower), meja (table) dan/atau bentuk lainnya.

5. Dolina adalah lekukan tertutup di permukaan akibat proses pelarutan yang memiliki

ukuran bervariasi dengan kedalaman antara 2 (dua) sampai dengan 100 (seratus) meter

dan diameter antara 10 (sepuluh) sampai dengan 1.000 (seribu) meter.

6. Uvala adalah gabungan dari 2 (dua) atau lebih Dolina.

7. Polje adalah gabungan dari 2 (dua) atau lebih Uvala.

8. Telaga adalah uvala atau polje yang tergenang air.

9. Sungan bawah tanah adalah sungai yan mengalir di bawah permukaan tanah.

10. Speleoterm adalah bentukan hasil proses pelarutan kalsium karbonat (CaCo3) yang

menhiasi bagian dalam gua seperti stalaktit, stalakmit, pilar dan flowstone.

11. Akuifer adalah lapisan batuan jenuh air tanah yang didapat menyimpan dan meneruskan

air tanah dalam jumlah cukup dan ekonomik.

3.4 Inventaris Sumber Mataair

Menurut Petrasa (2014), dalam kawasan karst Kendeng Utara ini

terdapat 33 sumber mataair yang mengelilingi kawasan karst Grobogan dan

79 sumber mata air yang mengelilingi kawasan karst Sukolilo Pati (Kendeng

Utara). Keseluruhan mataair tersebut bersifat parenial artinya terus mengalir

dalam debit yang konstan meskipun pada musim kemarau. Dari hasil

perhitungan dapat diketahui bahwa pemunculan air di sepanjang musim selalu

berubah. Pada musim kemarau berdasarkan perhitungan dari 38 sumber air

yang ada di kawasan Sukolilo mencapai lebih dari 1.009 lt/mnt, dan

mencukupi kebutuhan air lebih dari 7.882 KK yang ada di Kecamatan

Sukolilo, dari 18 sumber air yang ada di Kecamatan Tawangharjo mencapai

debit 462,796 lt/mnt dan mencukupi kebutuhan air lebih dari 5.000 KK yang

ada di Kecamatan Tawangharjo dan Wirosari, Kabupaten Grobogan.

Gambar 3.6 Standar Kebutuhan Air (SNI, 2002)

Kebutuhan air Kabupaten Grobogan, yaitu:

Jumalah KK : 5.000 KK

Debit Air : 462,796 L/mnt = 666.426,24 L/hari

Kebutuhan air penduduk = Σpenduduk x 120 L/hari

Page 29: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

28

= 5.000 x 120L

= 600.000 L/hari

Kebutuhan air Kawasan Sukolilo, yaitu:

Jumalah KK : 7.882 KK

Debit Air : 1.009 L/mnt = 1.452.960 L/hari

Kebutuhan air penduduk = Σpenduduk x 120 L/hari

= 7.882 x 120L

= 945.840 L/hari

Hasil perhitungan kebutuhan air Kabupaten Grobogan dan Kawasan

Sukolilo dapat terpenuhi hanya dengan beberapa sumber mataair yang ada.

Kabupaten yang memiliki 33 mataair, hanya dengan 18 mataair yang ada

sudah dapat memenuhi kebutuhan air penduduk Kabupaten Grobogan.

Kawasan Sukolilo memiliki jumlah penduduk yang lebih besar dibandingkan

Kabupaten Grobogan, namun dapat memenuhi kebutuhan air penduduk hanya

dengan 38 mataair dari 79 mataair yang ada. Sumber air yang menghasilkan

air dalam jumlah besar tersebut disalurkan ke daerah sekitar Kawasan Kart

Sukolilo dan juga sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan pertanian

dan lainnya. Jadi unsur perlindungan geologi pada kawasan karst Sukolilo

didasarkan pada fungsi hidrologi dan jaringan sungai bawah tanah untuk

kepentingan air bersih dan pertanian.

Page 30: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

29

BAB IV

PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK

4.1 Jenis Pekerjaan Yang Dilakukan

Dalam pelaksanaan kerja praktik di Bidang Minyak dan Gas Dinas

Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah, penulis

melakukan kegiatan studi inventarisasi kawasan karst daerah Sukolilo sebagai

kawasan lindung geologi. Pekerjaan studi pendahuluan tersebut meliputi studi

pustaka mengenai gas rawa, studi pustaka mengenai geologi regional daerah

potensi gas rawa, serta survey lapangan.

Studi pustaka yang mengenai kawasan karst Sukolilo sebagai kawasan

lindung geologi, baik berupa buku, jurnal, maupun laporan-laporan yang

terkait dengan kegiatan studi inventarisasi kawasan karst Sukolilo sebagai

kawasan lindung geologi. Sebagai salah satu alat penunjang, peta geologi dan

peta kawasan karst daerah Sukolilo digunakan untuk penyusunan laporan.

Survey lapangan dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengetahui

kondisi lokasi kawasan karst Sukolilo untuk dijadikan sebagai kawasan

lindung geologi. Selain itu, survey lapangan juga dilaksanakan guna

mengetahu inventaris yang ada pada kawasan karst Sukolilo dalam segala

aspek geologi dan hal lainnya yang berkaitan dengan kawasan lindung

geologi untuk kawasan karst. Hasil dari survey lapangan ini dijadikan sebagai

acuan dalam inventarisasi dan hipotesis mengenai kawasan karst Sukolilo

untuk dijadikan sebagai kawasan lindung geologi.

4.2 Peralatan Yang Digunakan

Selama kegiatan kerja praktik, digunakan beberapa peralatan

pendukung, yaitu:

1. Peta Geologi Lembar Ngawi tahun 1996, sebagai data sekunder.

2. Peta Geologi Lembar Bojonegoro tahun 1992, sebagai data sekunder.

3. Peta Rupa Bumi Lembar Ngawi, sebagai data sekunder.

4. Peta Rupa Bumi Lembar Bojonegoro, sebagai data sekunder.

5. Peta Penetapan Kawasan Lindung Karst Sukolilo, sebagai data sekunder.

Page 31: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

30

6. Literatur berupa buku, jurnal penelitian, maupun laporan-laporan, sebagai data sekunder.

7. Perangkat lunak ArcGIS 10.0 dan Microsoft Office, sebagai media pengolah data

lapangan.

8. Kamera, sebagai alat memotret objek analisis.

9. Buku catatan lapangan dan alat tulis, sebagai media pencatat hasil pengamatan.

4.3 Tahapan Pekerjaan

Pelaksanaan kerja praktik ini dimulai dari tanggal 1 September 2014

hingga 27 September 2014, dimana kegiatan kerja praktik sesuai dengan

kegiatan perkantoran yang dilaksanakan dari hari Senin hingga hari Jumat

dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Berikut merupakan kegiatan

yang dilakukan selama kegiatan Kerja Praktik:

1. Minggu pertama pelaksanaan kerja praktik adalah orientasi lingkungan kerja praktik dan

penempatan divisi saat kerja praktik di Dinas ESDM Propinsi Jawa Tengah.

2. Minggu kedua dan minggu ketiga pada pelaksanaan kerja praktik adalah melakukan

persiapan alat survey lapangan, melakukan studi literatur dan kegiatan survey lapangan.

Kegiatan survey lapangan dilkaukan untuk mengetahui kondisi lokasi penelitian agar

dapat dipelajari lebih lanjut.

3. Minggu keempat pelaksanaan kerja praktik adalah melakukan studi mengenai

inventarisasi yang ada pada kawasan karst Sukolilo dan pembuatan laporan.

4.4 Hasil Pekerjaan

Kawasan karst Sukolilo - Grobogan merupakan kawasan karst yang

berada di puncak tertinggi dari kawasan karst Perbukitan Kendeng Utara

berada pada ketinggian 500 mdpl memiliki bermacam keunikan. Keunikan-

keunikan tersebut menjadi nilai lebih sebagai suatu kawasan karst yang ada di

Indonesia. Keunikan tersebut meliputi keunikan endokarst dan juga eksokarst

yang menampilkan suatu keindahan tersendiri yang menarik perhatian dari

berbagai kalangan, baik dari dari kalangan peneliti hingga penikmat

keindahan alam Indonesia.

Kawasan karst Sukolilo memiliki keunikan baik dari sisi endokarst

maupun eksokarst. Pada kawasan ini memiliki bentukan karst berupa kerucut

karst, dolina, telaga, gua kering, maupun gua basah. Dari keunikan kawasan

karst ini diperlukan adanya pengelolaan kawasan karst berupa kegiatan

Page 32: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

31

inventarisasi, penyelidikan, pemanfaatan, dan perlindungan sumberdaya

karbonat bermorfologi karst. Seluruh kegiatan tersebut dilakukan guna

melindungi kawasan karst dengan mempertimbangkan daya dukung

lingkungan, yang merupakan hubungan timbal-balik yang dinamis antara

manusia dengan sumberdaya alam di sekitarnya.

Kawasan karst sendiri memiliki banyak nilai-nilai diantaranya nilai

ilmiah, nilai ekonomi, dan nilai kemanusian. Nilai ilmiah berkaitan dengan

ilmu-ilmu kebumian, speleologi, biologi, arkeologi, dan paleontologi. Nilai

ekonomi berkaitan dengan usaha pertanian, kehutanan, pertambangan,

pengelolaan air, dan pariwisata. Dan nilai kemanusian berkaitan dengan

keindahan, rekreasi, pendidikan, unsure-unsur spiritual dan agama atau

kepercayaan.

Dari nilai-nilai tersebut perlu adanya inventarisasi Kawasan Karst

Sukolilo, dimana dalam hal ini mendata mengenai aspek-aspek geologi yang

ada pada kawasan tersebut sehingga nilai ilmiah dapat terangkat yang secara

tidak langsung dapat mendukung nila-nilai lainnya. Dengan adanya

inventarisasi, dapat diketahui inventaris yang ada pada kawasan karst ini.

Kawasan karst Sukolilo memiliki beberapa inventarisasi berupa

endokarst maupun eksokarst. Inventaris berupa eksokarst yang berada pada

kawasan karst Sukolilo berupa telaga, dolina, kerucut karst, dan beberapa

gua, selain itu terdapat inventaris berupa endokarst yaitu gua basah dan

sungai bawah tanah. Kerucut karst merupakan undakan-undakan bukit yang

berbentuk kerucut (umumnya mempunyai sudut 45°) yang terbentuk akibat

adanya perlarutan-pelarutan yang disebabkan oleh media pelarut yaitu air.

Kerucut karst merupakan kenampakan khas yang ada pada kawasan karst

dimana pengaruh pelrarutan berpengaruh besar terhadap terbentuknya

kenampakan tersebut. Inventaris lainnya berupa dolina atau sinkhole yang

merupakan bentukan cekungan membundar atau depresi tertutup di

permukaan topografi karst. Menurut Kusumayudha (2005), dolina dapat

terbentuk karena proses pelarutan (disolusi), runtuhan (collapse), kombinasi

pelrutan dan runtuhan (suffusion), dan proses runtuhnya atap gua subsiden

Page 33: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

32

yang berada dibagian bawah dolina tersebut (subsidence). Dolina dapat

mengalirkan air dari permukaan ke bawah permukaan melalui pembuluh yang

terlebarkan atau melalui soil menuju ke sistem atau jaringan saluran bawah

tanah (gua) dibawah permukaan (White, 1988 dalam Samodra tahun 2001).

Inventaris lain yang ada pada kawasan karst Sukolilo adalah gua baik

gua kering maupun gua basah. Gua ini terbentuk akibat pelarutan

batugamping yang membentuk lubang-lubang yang saling berintegrasi ayang

akan memebntuk suatu pembuluh yang akan berkembang menjadi bentukan

gua. Gua kering merupakan terowongan-terowongan yang yang saling

terhubung tanpa adanya aliran air didalamnya, dan untuk gua basah

merupakan gua dimana ditemukannya aliran sungai bawah tanah.

Gambar 4.2 Kenampakan Sayatan Batuan Nikol bersilang

Batuan penyusun kawasan karst Sukolilo merupakan batugamping

terumbu dimana batuan tersebut tumbuh atau terbentuk pada zona terumbu.

Setelah melakukan analisis melalaui kenampakan mikroskopis, pertama

terihat kenampakan berwarna coklat terang pada nikol bersilang dengan

susunan komposisi mineraloginya adalah fragmen foraminifera (61%),

fragmen kuarsa (20%), mikrit (5%), dan matriks lempung silisiklastik (14%).

Setelah analisis tersebut diketahui bahwa batuan tersebut adalah Sandy

Allochem Limestone (Klasifikasi Mount, 1985 dalam Dinas ESDM tahun

2012). Sedangkan contoh batuan ke dua memiliki kenampakan berwarna

coklat kemerahan pada nikol sejajar dan abu-abu kecoklatan pada nikol

bersilang. Batuan ke dua ini tersusun atas fragmen foraminifera besar (79%),

fragmen kuarsa (5%), dan mikrit (16%). Berdasarkan hasil analisis batuan

Page 34: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

33

tersebut, batuan tersebut memiliki penamaan Assilina Rudstone (Klasifikasi

Embry & Klovan, 1975 dalam Dinas ESDM tahun 2012).

Adanya inventarisasi kawasan karst Sukolilo dimaksudkan untuk

menjadikan kawasan karst ini sebagai kawasan lindung geologi. Karst yang

dijadikannya kawasan lindung geologi ini, agar kawasan karst dapat

terlindungi dari perusakan-perusakan yang menimmbulkan dampak negative

yang dapat merugikan warga ataupun masyarakat yang tinggal di kawasan

karst sukolilo dan sekitarnya.

Perhatian dari pemerintah terhadap perlindungan kawasan seperti ini

sangat diharapkan terus berlasung agar kondisi alam di Indonesia, khusunya

yang bermanfaat bagi semua pihak terus berlanjut. Pihak masyarakat pun

turut andil dalam pengawasan dan pengelolaan kawasan ini agar tercipta

suatu hubungan yang sangat menguntungkan.

4.5 Evaluasi Pekerjaan

Dari seluruh kegiatan yang telah dilakukan pada saat melakukan kerja

praktik, maka ada beberapa kendala pada saat pelaksanaan yang didapatkan

antara lain sebagai berikut :

1. Keterbatasan data primer sebagai pendukung untuk dilakukannya pengolahan data.

2. Literatur maupun peneliti terdahulu yang maisih kurang.

3. Hasil kajian pemetaan kurang detil yang menyebabkan keterbatasan data yang dapat

diolah sebagai data penunjang analisis mengenai kawasan karst.

4.6 Manfaat yang Diperoleh

Kegiatan kerja praktik di Bidang Geologi Mineral dan Batubara Dinas

Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah membantu penulis

dalam mengenal dunia pekerjaan kedinasan di bidang sumber daya energi.

Selain itu, kegiatan kerja praktik ini juga memberikan pengetahun lebih

kepada penulis tentang inventarisasi kawasan karst Sukolilo sebagai kawasan

lindung geologi, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Page 35: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

34

BAB V

KESIMPULAN

1. Inventaris yang ada pada kawasan karst berupa eksokarst berupa kerucut karst, dolina, dan

telaga, dan juga endokarst berupa gua basah, gua kering, dan sungai bawah tanah. Kawasan

karst Sukolilo tersusun atas batugamping yang terbentuk pada lingkungan batugampng

terumbu.

2. Hasil temuan fosil yang berada di wilayah karst Sukolilo menjadikan nilai tambah dijadikannya

kawasan karst Sukolilo sebagai kawasan lindung geologi untuk menunjang pemahaman ilmiah

wilayah karst Sukolilo.

3. Hasil inventarisasi kawasan Sukolilo memiliki kurang lebih 102 mataair yang tersebar

dibeberapa wilayah. Kecamatan Sukolilo dengan 79 mataair dengan debit air 1-178,90

liter/detik dan Kabupaten Grobogan dengan 33 mataair dengan debit air 6-64 liter/detik yang

dapat memenuhi kebutuhan air Kawasan Sukolilo dan sekitarnya.

4. Berdasarkan inventarisasi kawasan karst Sukolilo dan Peraturan Pemerintah no 26 Tahun 2008

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Pasal 52 ayat 5, Peraturan

Pemerintah no.26 tahun 2008 tentang RTRWN pasal 53 ayat 1, Permen ESDM No.17 tahun

2012 tentang Penetapan Bentang Alam Karst, dan Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya

Mineral No. 17 tahun 2012, kawasan karst Sukolilo telah dapat dijadikan kawasan lindung

geologi yang didukung oleh aspek-aspek yang berada dalam kawasan karst.

5. Diperlukan adanya perhatian lebih dari pihak pemerintah dan masyarakat guna melindungi dan

melestarikan kawasan karst Sukolilo sebagai kawasan lindung geologi.

Page 36: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional. 2002. Penyusunan Neraca Sumber Daya – Bagian

1: Sumber Daya Air Spasial. Jakarta

Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. 2012.

Laporan Akhir Penetapan Kawasan Lindung Geologi di Jawa Tengah di

Kabupaten Kebumen, Kabupaten Pati, Kabupaten Purbalingga, Klaten, dan

Wonogiri. Tidak dipublikasikan.

Samodra, H. 2001. Nilai Strategis Kawasan Kars di Indonesia: Pengelolaan dan

Perlindungannya. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi

Bemmelen, R.W.. 1949. The Geology of Indonesia, Vol. 1A. Amsterdam:

Government Printing Office, The Hague.

Kusumayudha, S.B.. 2005. Hidrogeologi Karst Dan Geometri Fraktal Di Daerah

Gunungsewu. Yogryakarta

Petrasa, dkk. 2014. Kajian Potensi Kawasan Karst Kendeng Utara Pegunungan

Rembang Madura Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Page 37: Laporan Kerja Praktik Studi Inventarisasi Kawasan Karst Daerah Sukolilo Sebagai Kawasan Lindung Geologi

LAMPIRAN