16
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, dimana kekayaan tersebut harus dikelola dengan baik agar nantinya dapat bermanfaat,  baik dari sektor industri maupun sektor kesejahteraan masyarakat. Salah satu kekayaan alam Indonesia yang bermanfaat di bidang industri dan memiliki manfaat yang besar untuk kebutuhan manusia adalah hasil olahan kelapa sawit. Salah satu hasil olahan minyak kelapa sawit adalah sabun. Sabun merupakan bahan logam alkali (basa) dengan rantai asam monocarboxylic yang panjang, sabun juga suatu kebutuhan manusia yang mendasar yang selalu digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk mendapatkan sabun dari minyak kelapa sawit, minyak kelapa sawit harus diolah terlebih dahulu melalui proses penyulingan, penjernihan dan penghilangan  bau atau RBDPO (  Refined Bleaching and Deodorized Palm Oil ). Disamping itu, minyak sawit dapat diuraikan untuk produksi minyak sawit padat (RBD Stearin) dan untuk produksi minyak sawit cair (RBD Olein). RBD Olein biasanya digunakan untuk pembuatan minyak goreng. Sedangkan RBD Stearin digunakan untuk pembuatan margarin dan  shortening , disamping itu juga untuk bahan industri sabun dan deterjen. 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui  proses pembuatan, reaksi pembentukan, bahan baku, kegunaan, dan jenis-jenis sabun sebagai produk turunan dari minyak kelapa sawit.

Makalah Tugas Sawit

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/24/2018 Makalah Tugas Sawit

    1/16

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar BelakangIndonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, dimana

    kekayaan tersebut harus dikelola dengan baik agar nantinya dapat bermanfaat,

    baik dari sektor industri maupun sektor kesejahteraan masyarakat. Salah satu

    kekayaan alam Indonesia yang bermanfaat di bidang industri dan memiliki

    manfaat yang besar untuk kebutuhan manusia adalah hasil olahan kelapa sawit.

    Salah satu hasil olahan minyak kelapa sawit adalah sabun.

    Sabun merupakan bahan logam alkali (basa) dengan rantai asam

    monocarboxylic yang panjang, sabun juga suatu kebutuhan manusia yang

    mendasar yang selalu digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

    Untuk mendapatkan sabun dari minyak kelapa sawit, minyak kelapa sawit harus

    diolah terlebih dahulu melalui proses penyulingan, penjernihan dan penghilangan

    bau atau RBDPO (Refined Bleaching and Deodorized Palm Oil). Disamping itu,

    minyak sawit dapat diuraikan untuk produksi minyak sawit padat (RBD Stearin)

    dan untuk produksi minyak sawit cair (RBD Olein). RBD Olein biasanya

    digunakan untuk pembuatan minyak goreng. Sedangkan RBD Stearin digunakan

    untuk pembuatan margarin dan shortening, disamping itu juga untuk bahan

    industri sabun dan deterjen.

    1.2Tujuan

    Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui

    proses pembuatan, reaksi pembentukan, bahan baku, kegunaan, dan jenis-jenis

    sabun sebagai produk turunan dari minyak kelapa sawit.

  • 5/24/2018 Makalah Tugas Sawit

    2/16

    2

    BAB II

    ISI

    2.1 Minyak Kelapa Sawit

    Minyak CPO (Crude Palm Oil) dihasilkan dari proses pengolahan daging

    dan kulit kelapa sawit dan selanjutnya diproses menjadi minyak RBDPO. Secara

    garis besar proses pengolahan CPO menjadi minyak RBDPO, terdiri dari dua

    tahap yaitu tahap pemurnian (refinery) dan pemisahan (fractionation). Tahap

    pemurnian terdiri dari penghilangan gum (degumming), pemucatan (bleaching)

    dan penghilangan bau (deodorization). Kemudian, tahap pemisahan terdiri dari

    proses pengkristalan (crystalization) dan pemisahan fraksi. CPO darihasil proses

    pemisahan ini disebut DPO (Degummed Palm Oil). DPO yang dihasilkan dari

    proses degumming akan di filtrasi. Hasil dari filtrasi ini adalah DBPO

    (Degummed Bleached Palm Oil) yang selanjutnya akan diproses untuk tahap

    deodorizing yaitu proses penghilangan zat-zat yang dapat menimbulkan bau

    dengan pemanasan pada temperatur 240-265C. Komposisi asam lemak yang

    terkandung dalam minyak sawit (RBDPO) ini digunakan sebagai bahan dalam

    pembuatan sabun.

    2.2 Sejarah Sabun

    Pada tahun 600 SM, masyarakat Funisia di mulut Sungai Rhone sudah

    membuat sabun dari lemak kambing dan abu kayu khusus. Disebutkan dalam

    Historia Naturalis, sabun sebagai bahan cat rambut dan salep dari lemak dan abu

    pohon beech yang dipakai masyarakat di Gaul, Prancis. Dan sekitar tahun 700-an

    di Italia membuat sabun sebagai seni. Seabad kemudian bangsa Spanyol sebagai

    pembuat sabun terkemuka di Eropa. Inggris baru memproduksi sabun di tahun

    1200-an. Akhir tahun 1700-an Nicolas Leblanc (Prancis) menemukan, larutan

    alkali dapat dibuat dari garam meja biasa. Di Amerika Utara industri sabun lahir

    tahun 1800-an, pengusaha nya mengumpulkan sisa sisa lemak yang lalu di

  • 5/24/2018 Makalah Tugas Sawit

    3/16

    3

    masak dalam panci besi yang besar. Selanjutnya adonan di masukkan ke dalam

    cetakan kayu. Setelah mengeras adonan di potong potong lalu siap untuk di jual.

    Begitupun abad XIX sabun menjadi barang biasa, bukan lagi barang mewah.

    2.3 Pembentukan Sabun

    Pembentukan sabun terbagi atas dua bagian yaitu pada proses saponifikasi

    reaksi asam lemak dengan basa NaOH/KOH dan rekasi asam lemak dengan

    metal/logam akan menghasilkan metallic soap. Dimana reaksinya sebagai berikut:

    Untuk memperoleh kembali asam lemak, sabun yang terbentuk

    direaksikan dengan HCL.

  • 5/24/2018 Makalah Tugas Sawit

    4/16

    4

    2.4 Macam-Macam Sabun

    1. Sabun Transparan

    Sabun transparan merupakan sabun yang tampilannya tembus pandang

    atau bening dan cenderung memiliki kadar yang rendah. Sabun ini mudah sekali

    larut karena sifatnya sulit mengering.

    2. Casti le Soap

    Sabun ini terbuat dari olive oil untuk komposisinya, dan sangat aman

    digunakan karena tidak mengandung lemak hewani sama sekali.

    3. Deodorant Soap

    Sabun ini sangat berfungsi untuk menghilangkan aroma yang tidak sedap

    pada bagian tubuh. Tidak baik jika digunakan pada kulit wajah karena memiliki

    kandungan zat yang dapat menyebabkan kulit iritasi.

    4. Acne Soap

    Sabun ini sangat baik digunakan untuk membunuh bakteri-bakteri diwajah yang dapat menimbulkan jerawat. Sering sekali sabun jerawat ini

    mengakibatkan kulit wajah menjadi kering bila pemakaiannya bersamaan dengan

    penggunaan produk anti acne lainnya. Maka kulit wajah akan iritasi dan kering,

    sehingga alternatif selanjutnya bisa menggunakan pelembab atau clarning lotion

    setelah menggunakan acne soap agar kulit wajah terlihat lebih lembab.

    5. Cosmetic Soapatau Bar Cleanser

    Sabun ini memiliki komposisi khusus seperti zat pemutih. Produk ini

    biasanya di produksi pada permintaan konsumen tertentu seperti pada whitening

    facial soap danfirming facial soap.

    6. Superfatted Soap

    Sabun ini sangat cocok digunakan untuk kulit kering karena di dalamnya

    terdapat kandungan gliserin, petrolium dan beeswax memiliki sifat lebih lembut

    dan kenyal yang dapat melindungi kulit dan mencegah iritasi serta jerawat.

  • 5/24/2018 Makalah Tugas Sawit

    5/16

    5

    7. Oatmeal Soap

    Sabun ini terbuat dari gandum yang mempunyai kandungan tahan terhadap

    iritasi. Sabun gandum ini lebih baik dalam menyerap minyak, menghaluskan kulit

    kering dan untuk kulit yang sensitif.

    8. Natural Soap

    Sabun alami merupakan sabun bersumber dari bahan alam yang memiliki

    komposisi sangat lengkap seperti vitamin, ekstrak buah, minyak nabati, ekstrak

    bunga,Aloe vera dan essential oil. Sabun ini cocok untuk semua jenis kulit dansangat kecil terjadinya iritasi.

    2.5 Bahan Baku Pembuatan Sabun

    1. Minyak atau lemakMinyak tumbuhan aupun lemak hewan mengandung senyawa trigliserida.

    Senyawa ini digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun karena memiliki

    panjang rantai karbon antara 12 sampai 18. Kandungan asam lemak tak jenuh

    memiliki ikatan rangkap sehingga titik lelehnya lebih rendah. Asam lemak tak

    jenuh ini seperti oleat, linoleat, dan linolenat.

    2. AlkaliPada proses saponifikasi jenis alkali yang umum digunakan adalah NaOH,

    KOH, Na2CO3, NH4OH, dan ethanolamines. NaOH merupakan alkali yang paling

    banyak digunakan dalam pembuatan sabun keras sedangkan KOH banyak

    digunakan dalam pembuatan sabun cair karena sifatnya yang mudah larut dalam

    air. Na2CO3(abu soda/natrium karbonat) merupakan alkali yang murah dan dapat

    menyabunkan asam lemak, tetapi tidak dapat menyabunkan trigliserida (minyak

    atau lemak). Ethanolamines merupakan golongan senyawa amin alkohol.

    Senyawa tersebut dapat digunakan untuk membuat sabun dari asam lemak. Sabun

    yang dihasilkan sangat mudah larut dalam air, mudah berbusa, dan mampu

    menurunkan kesadahan air.

  • 5/24/2018 Makalah Tugas Sawit

    6/16

    6

    3. Bahan pendukungBahan pendukung dalam proses pembuatan sabun adalah NaCl (garam)

    dan bahan-bahan aditif. NaCl berfungsi untuk memisahkan produk sabun dengan

    gliserin, NaCl yang digunakan umumnya benbentuk air garam atau padatan.

    Kemudian bahan aditif yang ditambahkan bertujuan untuk kualitas produk sabun,

    sehingga menarik konsumen. Contoh bahan aditif yang ditambahkan, yaitu seperti

    zat anti oksidan, pewarna, pewangi, dan lainnya.

    2.5.1 Sifat-Sifat Bahan Baku

    Sifat- sifat bahan baku yang digunakan dalam pembuatan sabun yaitu

    terdiri dari bahan baku utama dan bahan baku pendukung. Perbedaan sifat fisika

    dan kimia bahan baku tersebut dapat dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini.

    Tabel 2.1 Sifat fisika dan sifat kimia bahan baku

    Nama Bahan Sifat Fisika Sifat Kimia

    RBDPs(Refine Bleached

    Deodorized Palm

    Stearin)

    - Berbentuk padatan-

    Berbau khas- Berat molekul 312

    gr/mol

    - Titik leleh 20oC- Titik didih 291oC

    - Tidak larut dalam air-

    Rantai alkil (R) bisaberupa rantai

    karbon jenuh tau tak

    jenuh

    - Bersifat asam dalamair, dengan air

    membentuk ion

    H3O+

    - Bereaksi denganbasa membentuk

    garam.

    NaOH

    - Berat molekul : 40gr/mol

    - Titik didih pada 1 atm: 139 oC

    - Termasuk dalamgolongan basa kuat,

    sangat larut dalam

    air

  • 5/24/2018 Makalah Tugas Sawit

    7/16

    7

    - Densitas : 2,130gr/cm3

    - Hfo kristal : -426,73KJ/mol

    - Kapasitas panas pada0 oC : 80,3 J/K.mol

    - Bereaksi dengantrigliseridamembentuk sabun

    dan gliserin

    - Bereaksi denganester membentuk

    garam dan alkohol

    NaCl

    - Zat cair bening- Tidak berbau- pH : 6,5 . 8,5- Titik beku : -10 oC- Titik didih : > 100 oC

    - Dapat bercampurdengan air

    - Tidak mudahterbakar

    2.6 Proses Pembuatan Sabun

    2.6.1 Netralisasi Asam Lemak

    Tahap pertama proses pembuatan sabun ialah netralisasi, netralisasi

    merupakan suatu proses untuk memisahkan asam lemak bebas dari minyak atau

    lemak, dengan cara mereaksikannya dengan basa atau pereaksi lainnya sehingga

    membentuk sabun (soap stock). Pemisahan asam lemak bebas dapat juga

    dilakukan dengan cara penyulingan atau yang dikenal dengan istilah de-

    asidifikasi. Tujuan dari proses ini adalah untuk menghilangkan asam lemak

    bebas (FFA) yang dapat menghasilkan bau tengik.

    Mazzoni memperkenalkan sistem lain pada proses pembuatan sabun

    melalui netralisasi asam lemak ini, yaitu dengan menggunakan Na2CO3 akan

    membentuk CO2 menurut persamaan reaksi sebagai berikut:

  • 5/24/2018 Makalah Tugas Sawit

    8/16

    8

    Pada proses pemanasan, Na2CO3yang terbentuk akan terurai menjadi gas

    CO2 dan H

    2O. Gas CO

    2 yang dibebaskan akan membentuk busa dalam sabun

    yang mengapungkan partikel sabun di atas permukaan minyak. Gas tersebut dapat

    dihilangkan dengan cara mengalirkan uap panas atau dengan cara menurunkan

    tekanan udara di atas permukaan minyak dengan pompa vakum. Cara netralisasi

    adalah cara menetralkan minyak, dengan dipanaskan pada suhu 35-40 oC dengan

    tekana dibawah 1 atm.

    2.6.2 Saponifikasi

    Saponifikasi adalah proses reaksi hidrolisis asam lemak oleh basa lemah

    misalnya NaOH . Sabun terutama mengandung C12 dan C16 selain itu juga

    mengandung asam karboksilat. Hasil dari proses saponifikasi ini adalah sabun dan

    gliserol. Proses saponifikasi ini terdiri dari 2 cara yaitu:

    2.6.2.1 Saponifikasi Trigliserida Langsung

    Proses saponifikasi trigliserida langsung ini dilakukan dengan

    mereaksikan trigliserida (lemak/minyak) dengan basa secara langsung untuk

    menghasilkan sabun. Proses saponifikasi ini hampir sama dengan proses

    menggunakan ketel, hanya saja proses ini dilakukan secara kontinyu, sementara

    proses dengan ketel memakai sistem batch. Tahap pertama dari proses

    saponifikasi ini adalah pembentukan sabun dimana trigliserida ( lemak/minyak)

    dipanaskan dengan basa KOH didalam tangki saponifikasi dan diaduk pada suhu

    80o

    C dan tekanan 1 atm. Banyaknya lemak yang berhasil disaponifikasikan padaproses ini adalah lebih dari 95%. Dimana produk yang terbentuk dari proses ini

    yaitu sabun dan gliserol. Berikut ini reaksi yang terjadi selama proses penyabunan

    (saponifikasi) yaitu :

  • 5/24/2018 Makalah Tugas Sawit

    9/16

    9

    2.6.2.2 Saponifikasi Metil Ester Asam Lemak

    Metil ester asam lemak dihasilkan dari reaksi-esterifikasi trigliserida

    (lemak/minyak) dengan metanol dengan produk samping gliserin. Seperti pada

    proses saponifikasi asam lemak, gliserin tidak terlibat dalam proses saponifikasi,

    hal ini akan mempermudah proses pemurnian sabun. Pemisahan metil ester asam

    lemak dengan gliserin dilakukan melalui proses destilasi. Metilester asam lemak

    kemudian direaksikan dengan kaustik soda didalam sebuah reaktor alir turbulen

    pada suhu 120 oC sehingga dihasilkan produk sabun dengan konversi asam

    lemak yang cukup tinggi. Metanol yang terdapat dalam campuran reaksidipisahkan dengan menggunakan flash drum, produk sabun yang telah bebas dari

    metanol dialirkan ke reaktor alir turbuler dengan melalui kedua pompa vakum

    untuk menyempurnakan reaksi. Hasilnya berupa sabun yang dikeringkan pada

    pengering vakum untuk menghasilkan lembaran-lembaran sabun. Proses ini

    hampir sama dengan proses saponifikasi asam lemak, perbedaan terletak pada

    adanya metanol yang dihasilkan dalam proses saponifikasi metil ester asam

    lemak. Secara umum persamaan reaksi dari proses ini dinyatakan sebagai berikut:

  • 5/24/2018 Makalah Tugas Sawit

    10/16

    10

    2.7 Pemilihan Proses

    Dalam proses pembuatan sabun digunakan proses saponifikasi langsung

    trigliserida. Berikut ini beberapa keuntungan dan kekurangan proses pembuatan

    sabun dengan saponifikasi langsung trigliserida, saponifikasi asam lemak dan

    saponifkasi metil ester dapat dilihat pada tabel 2.2 di bawah ini:

    Tabel 2.2 Perbandingan ketiga proses saponifikasi berdasarkan keuntungan dan

    kekurangan pada masing- masing proses

    Nama Proses Keuntungan Kekurangan

    Saponifikasi langsung

    trigliserida

    1. Adanya Gliserolterlibat dalam Proses.

    2. Trigliserida langsungdigunakan tanpa

    proses.

    3. Temperatur dantekanan yang

    digunakan tidak

    begitu tinggi

    4. (T = 80 OC, P = 1atm).

    5. Tidak ada Limbah6. Biaya pemeliharaan

    lebih murah.

    7. Prosesnya sederhana.8. Penanganan

    operasinya lebih

    mudah.

    Konversi reaksi 95%

    Saponifikasi asam

    lemak

    1. Asam Lemaklangsung digunakan

    tanpa proses.

    1. Tidak ada gliserolterlibat dalam

    proses.

  • 5/24/2018 Makalah Tugas Sawit

    11/16

    11

    2. Tidak ada Limbah3.

    Konversi reaksi 97 %

    2. Temperatur dantekanan yangdigunakan begitu

    tinggi untuk proses

    fat splitting ( T=

    120 OC, P= 2 atm).

    3. Biaya pemeliharaanmahal.

    4. Prosesnya rumit.

    Saponifikasi metil ester 1. Adanya Gliserolterlibat dalam proses.

    2. Temperatur dantekanan yang

    dibutuhkan tida

    begitu tinggi. (T = 60

    oC, P = 1 atm)

    3. Konversi reaksi 98 %

    1. Adanya Prosespendahuluan yaitu

    reaksi inter

    esterifikasi.

    2. Biaya pemeliharaanmahal.

    3. Prosesnya rumit.4. Menghasilkan

    limbah

    2.8 Deskripsi Proses

    Tangki umpan (T-01) dan (T-02) sejumlah minyak kelapa sawit (RBDPO)

    99,85% dan Virgin Coconut Oil (VCO) 99,95% dengan perbandingan

    RBDPO:VCO = 80% : 20% dipompakan ke tangki saponifikasi (TS) bersama

    dengan larutan KOH 30 % (TM-01) yang berfungsi menetralisir asam pada proses

    saponifikasi yang berlangsung pada suhu 80 oC dan tekanan 1 atm. Panas yang

    diperoleh berasal darisaturated steamdengan kondisi 100 oC pada tekanan 1 atm.

    Sabun yang berbentuk pasta keluar dari tangki saponifkasi kemudian dimasukkan

    ke separator untuk memisahkan sabun dengan gliserol dan air. Lalu hasil

    pemisahan dialirkan ke cooler(C) untuk menurunkan temperatur menjadi 40 oC,

  • 5/24/2018 Makalah Tugas Sawit

    12/16

    12

    kemudian dialirkan ke tangki mixer(T-02). Lalu dilakukan penambahan zat aditif

    berupa etanol 96% sebanyak 19 % yang berfungsi untuk menjernihkan larutan

    sabun, lalu ditambahkan gliserin sebanyak 15 % dari tangki penyimpanan (T-05)

    yang berfungsi untuk melembutkan, melembabkan kulit serta mencegah iritasi.

    Kemudian penambahan asam sitrat 3 % dari gudang penyimpanan bahan baku (G-

    01) yang berfungsi sebagai zat pengawet dan menurunkan kadar alkali, sehingga

    menghasilkan pH yang seimbang. Dan yang terakhir adalah penambahan pewangi

    (essential oil) yang beraroma melati (Jasmine ) 7 % dari tangki penyimpanan (T-

    06) yang berfungsi memberi wangi aromatik pada sabun transparan. Kemudian,

    diberi penambahan warna (E129/FD&C No.40) 5% dan gula dari gudang

    penyimpanan bahan baku (G-01) yang berfungsi untuk memberi warna pada

    sabun transparan dan memberikan warna lebih mengkilat.

    Sabun yang keluar dari tangki mixer (TM-02) disebut sabun transparan

    setengah jadi. Sabun transparan setengah jadi ini lalu dialirkan ke bagian

    penanganan produk yaitu dimasukkan ke dalam mesin pencetakan pada

    temperatur 40 oC dengan tekanan 1 atm. Setelah dicetak sabun transparan

    didinginkan pada suhu kamar sebelum dilakukan pengepakan. Dan yang terakhir

    sabun transparan yang sudah jadi, dikemas dan di pak dan selanjutnya akan

    dibawa ke gudang produk sebelum di ekspor.

    2.9 Kegunaan Sabun

    Beberapa kegunaan sabun yaitu sebagai berikut:

    1. Sabun alkali digunakan sebagai sabun mandi dan untuk mencuci pakaian;2. Industri tekstil menggunakan sejumlah sabun dalam pembuatan kain katun,

    kain wol dan kain sutera untuk menghilangkan kotoran kotoran dan

    membuat tekstur kain tersebut lebih halus;

    3. Sabun memegang peranan penting dalam proses emulsi polimerisasi yangdigunakan dalam industri karet dan industri plastik;

    4. Sabun berperan sebagai emulsi antara monomer terdispersi dan fasa larutanselama polimerisasi dalam produksi SBR ( Stirena-butadinea rubber );

  • 5/24/2018 Makalah Tugas Sawit

    13/16

    13

    5. Sabun secara luas digunakan dalam industri kosmetik untuk mengemulsisejumlah pembersih dan kondisioner. Sabun ini terbuat dari minyak nabati,

    asam asam lemak, lilin, dan minyak mineral. Produk sabun ini berbentuk

    cairan, pasta, atau gel;

    6. Sabun natrium dan sabun litium digunakan untuk mengentalkan minyakmineral;

    7. Sabun merupakan salah satu komponen insektisida dan fungisida dalampertanian.;

    8. Ammonia dan alkanolamine, seperti mono- dan triethanolamine,monoisopropanolamine, dan 2-amino-2-metil-1-propanol (AMP) digunakan

    untuk menetralisir asam asam lemak untuk membentuk sabun;

    9. Sabun merupakan zat pengemulsi yang baik dan banyak digunakan dalamindustri tekstil, cat mobil, dan cat minyak.

    2.10 Analisa Mutu Sabun

    Tes analisa mutu sabun biasanya dilakukan baik pada saat berlangsungnya

    proses maupun setelah proses selesai. American Oil Chemists Society

    memperkenalkan suatu metode analisa pada sabun dan produk sabun. Beberapa

    tes analisa yang penting antara lain analisa jumlah asam asam lemak, analisa

    warna asam asam lemak, analisa alkali bebas, analisa garam, dan analisa

    gliserol.

    Analisa jumlah asam asam lemakPada analisa ini ampel dihidrolisa dengan asam dan asam asam lemak

    diekstraksi dengan eter, yang kemudian dievaporasi, dan residunya ditimbang.

    Analisa warnaWarna sabun biasanya mendekati warna asam asam lemak cucian yang

    sudah dipisahkan dari sampel. Warna asam asam lemak lebih terang

    dibandingkan dengan warna standar padaLovibond tintometer.

  • 5/24/2018 Makalah Tugas Sawit

    14/16

    14

    Analisa alkali bebasPada analisa alkali bebas dimana sampel dilarutkan dengan pelarut alkohol

    dan dititrasi dengan menggunakan indikator phenolphthalein (pp) dan asam

    standar. Titik akhir titrasi ditandai dengan pembentukan Na2O.

    Analisa GaramAnalisa garam ditentukan melalui titrasi dengan perak nitrat, dan

    menggunakan kalium kromat sebagai indikatornya.

    Analisa gliserolDalam menganalisa gliserol dimana sabun dihidrolisa dengan asam

    mineral. Analisa ini dilakukan pada fasa cair karena dapat teroksidasi baik dan

    indikator yang digunakan yaitu kalium dikromat atau kalium periodat.

  • 5/24/2018 Makalah Tugas Sawit

    15/16

    15

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Berdasarkan dari uraian pembahasan tentang proses pembuatan sabun,

    maka dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya

    1. Proses pembuatan sabun bisa dilakukan dengan tiga proses yaitu prosessaponifikasi langsung trigliserida, saponifikasi asam lemak, dan saponifikasi

    metil ester;

    2. Bahan baku dalam pembuatan sabun yaitu dengan menggunakan asam lemakRBDPO terkandung dalam minyak sawit yang direaksikan dengan alkali basa

    kemudian ditambahkan zat aditif;

    3. Macam- macam sabun terdiri atas sabun transparan, castile soap, deodorantsoap, acne soap, cosmetic soap atau bar cleanser, superfatted soap, oatmeal

    soap, dan natural soap;4. Pada proses saponifikasi trigliserida langsung dilakukan dengan mereaksikan

    trigliserida dengan basa secara langsung untuk menghasilkan sabun;

    5. Salah satu kegunaan sabun adalah sebagai zat pengemulsi yang baik danbanyak digunakan dalam industri tekstil, cat mobil, dan cat minyak;

    6. Tes analisa mutu sabun bisa dilakukan sebelum dan sesudah proses,diantaranya analisa jumlah asam-asam lemak, analisa warna, analisa alkali

    bebas, analisa garam, dan analisa gliserol.

  • 5/24/2018 Makalah Tugas Sawit

    16/16

    16

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonimous, 2011, Industri Pembuatan Sabun dan Deterjen, http://industri-

    pembuatan-sabun-dan-deterjen_21.html, diakses pada tanggal 10 Maret

    2014 pukul 20.00 WIB.

    Anonimous, 2011,Tinjauan Pustaka [pdf],http://repository.usu.ac.id/bitstream/

    Chapter%20II.pdf, diakses pada tanggal 08 Maret 2014 pukul 18.00

    WIB.

    Anonimous, 2011, Pabrik Sabun Padat dari RBDPS (Refined Bleached

    Deodorized Palm Stearine) dan CNO (Coconut Natural Oil)

    Menggunakan Proses Saponifikasi Trigliserida Secara Kontinyu[pdf],http://digilib.its.ac.id/public/ITS-NonDegree-16900-2308030007-

    Chapter1.pdf,diakses pada tanggal 08 Maret 2014 pukul 18.00 WIB.

    Anonimous, 2009, Sabun [pdf], http://ocw.usu.ac.id/course/tkk-

    322_handout_sabun.pdf, diakses pada tanggal 08 Maret 2014 pukul

    18.00 WIB.

    Robert H. Perry, 1997, Perrys Chemical Engineers Handbook, 7th edition,, Mc

    Graw Hill International Editions, New York.

    http://industri-pembuatan-sabun-dan-deterjen_21.html/http://industri-pembuatan-sabun-dan-deterjen_21.html/http://digilib.its.ac.id/public/ITS-NonDegree-16900-2308030007-Chapter1.pdfhttp://digilib.its.ac.id/public/ITS-NonDegree-16900-2308030007-Chapter1.pdfhttp://ocw.usu.ac.id/course/tkk-322_handout_sabun.pdfhttp://ocw.usu.ac.id/course/tkk-322_handout_sabun.pdfhttp://ocw.usu.ac.id/course/tkk-322_handout_sabun.pdfhttp://ocw.usu.ac.id/course/tkk-322_handout_sabun.pdfhttp://digilib.its.ac.id/public/ITS-NonDegree-16900-2308030007-Chapter1.pdfhttp://digilib.its.ac.id/public/ITS-NonDegree-16900-2308030007-Chapter1.pdfhttp://industri-pembuatan-sabun-dan-deterjen_21.html/http://industri-pembuatan-sabun-dan-deterjen_21.html/