34
24 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Industri Kimia Program Studi Teknik Kimia S1. Adapun cakupan pembahasan dalam makalah ini yakni mengenai proses pengolahan minyak kelapa sawit. Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran penulis harapkan demi penyajian yang lebih baik di masa mendatang. Keberadaan makalah ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.Oleh karena itu,penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Penulis mengharapkan pembaca dapat mengambil manfaat dan mendapat ilmu sehingga akan membuka wawasan baru dari makalah ini.

Makalah Industri Kelapa Sawit - PIK

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Industri Kelapa Sawit - PIK

24

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan

hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan baik.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Industri Kimia

Program Studi Teknik Kimia S1. Adapun cakupan pembahasan dalam makalah ini

yakni mengenai proses pengolahan minyak kelapa sawit.

Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran penulis harapkan demi penyajian yang

lebih baik di masa mendatang. Keberadaan makalah ini juga tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak.Oleh karena itu,penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Penulis mengharapkan pembaca dapat mengambil manfaat dan mendapat ilmu

sehingga akan membuka wawasan baru dari makalah ini.

Pekanbaru, Juli 2011

Penulis

Page 2: Makalah Industri Kelapa Sawit - PIK

24

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1

1.1 Latar Belakang....................................................................... 1

1.2 Permasalahan......................................................................... 1

1.3 Tujuan.................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Industri Kelapa Sawit.............................. 5

2.2 Industri minyak kelapa sawit........................................... 6

2.3 Standar mutu minyak kelapa sawit.................................. 6

2.4 Komposisi kimia minyak kelapa sawit............................ 7

2.5 pengolahan minyak kelapa sawit..................................... 9

2.6 limbah yang dihasilkan.................................................... 21

2.7 diagram alir proses........................................................... 18

2.8 manfaat lain minyak kelapa sawit.................................... 23

BAB III PENUTUP................................................................................... 24

3.1 Kesimpulan............................................................................ 24

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 25

Page 3: Makalah Industri Kelapa Sawit - PIK

24

Bab I

Pendahuluan1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah

Malaysia. Perkebunan kelapa sawit di Indonesia menghasilkan keuntungan besar

sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan

kelapa sawit.

Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak

sawit yang digunakan sebagai bahan baku minyak makan, margarin, sabun,

kosmetika, dan industri farmasi.

Kelapa sawit didatangkan ke Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda

pada tahun 1848. Beberapa bijinya ditanam di Kebun Raya Bogor, sementara

sisa benihnya ditanam di tepi-tepi jalan sebagai tanaman hias di Deli, Sumatera

Utara pada tahun 1870-an. Pada saat yang bersamaan meningkatlah permintaan

minyak nabati akibat Revolusi Industri pertengahan abad ke-19. Dari sini

kemudian muncul ide membuat perkebunan kelapa sawit berdasarkan tumbuhan

seleksi dari Bogor dan Deli

1.2 Permasalahan

Permasalahan yang akan diangkat dalam makalah ini yaitu bagaimana proses

pengolahan kelapa sawit dilakukan sedemikian rupa sehingga didapatkannya

minyak sawit kasar yang biasa disebut dengan Crude Palm Oil (CPO) serta produk

samping lainnya dengan menyertai limbah yang dihasilkan.

1.3 Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk memenuhi mata kuliah Pengantar Industri Kimia pada jurusan

teknik kimia universitas riau.

2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis serta rekan-rekan

mahasiswa atas pengetahuan dibidang industri kimia, khususnya mengenai

pengolahan kelapa sawit sehingga menghsilkan CPO.

Page 4: Makalah Industri Kelapa Sawit - PIK

24

Bab II

Pembahasan2.1 Perkembangan Industri Kelapa Sawit

Perkembangan Industri Kelapa Sawit Indonesia selama periode 20 tahun

terakhir (1985-2005) sangat pesat dimana terjadi penambahan luas kebun mencapai

lima juta hektare atau meningkat 837%. Masa depan industri kelapa sawit sangat

cerah. Kontribusi minyak sawit terhadap ekspor nasional mencapai 6%. Komoditas ini

juga nomor satu dari produksi Indonesia, dengan share 8%. Jumlah nilai ekspor

minyak sawit pada 2004 terhadap nilai ekspor non migas mencapai 8% atau sebesar

US$54 miliar. Selama 2005, minyak sawit menjadi minyak makan terbesar di dunia.

Konsumsi minyak sawit dunia mencapai 26% dari total konsumsi minyak makan

dunia. Begitu juga dengan pertumbuhannya, yang mencapai 9%, lebih tinggi

dibandingkan minyak soya.

Pasokan crude palm oil (CPO) untuk produksi dalam negeri meningkat menjadi

12,8 juta ton pada 2005, bila dibandingkan dengan 12,5 juta ton pada 2004. Pada 2010

diperkirakan perkebunan kelapa sawit dapat menyerap hingga 500.000 tenaga kerja

dan menghasilkan 2,7 juta TBS (tandan buah segar) per tahun. Komposisi

kepemilikan kebun kelapa sawit adalah 57% swasta, 30% perkebunan rakyat, dan

13% perkebunan negara - keterangan dari Wakil Presiden Direktur PT Smart Tbk.

Tan Siauw Liang, pada diskusi Strategi Perkebunan Nasional di Dalam Kompetisi

Global: Tantangan dan Peluang. Managing Director SMART Simon Lim

menjelaskan bahwa perseroan terus menambah jumlahlahan perkebunan minimal

5.000 ha setiap tahunnya. Arifin Panigoro dari Medco mengakui bahwa

pengembangan kebun kelapa sawit tidak gampang dan memiliki keterbatasan,

misalnya satu tahun hanya bisa dibuka 5.000 ha dan maksimal 10.000 ha.

Kecenderungan penggunaan bio fuel sebagai alternatif pengganti fossil fuel

memberikan alternatif penggunaan baru yang pada akhirnya akan meningkatkan

kebutuhan dunia akan minyak sawit. Beberapa perusahaan besar yang siap

mengembangkan bio fuel antara lain Medco agribisnis [melalui anak perusahaan Meta

Page 5: Makalah Industri Kelapa Sawit - PIK

24

Epsi Agro (MEA), PT Ciptatani Kumai Sejahtera melalui pola Inti - Plasma, PT

Sabuk Mas Abadi, Astra Agro, Itochu, Bakrie Sumatra, Wilmar International Holding,

Elnusa dan SMART - sumber: Investor Indonesia Anak perusahaan PT Indofood

Sukses Makmur Tbk, PT Salim Ivomas Pratama, segera merealisasikan pembelian

60% saham Rascal Holdings Ltd (Rascal). Rencana akuisisi tersebut meliputi lahan

perkebunan kelapa sawit milik Rascal seluas 85.500 hektare (ha) atau senilai Rp 125

miliar. Rascal memiliki saham pada tiga perusahaan,yaitu PT Mentari Subur Abadi

(MSA), PT Swadaya Bhakti Negaramas (SBN), dan PT Mega Citra Perdana (MCP).

Kebun sawit yang akan diakuisisi tersebut berlokasi di Sumatera Selatan, Kalimantan

Timur, dan Kalimantan Tengah.

2.2 INDUSTRI MINYAK KELAPA SAWIT

Produk minyak kelapa sawit sebagai bahan makanan mempunyai dua aspek

kualitas. Aspek pertama berhubungan dengan kadar dan kualitas asam lemak,

kelembaban dan kadar kotoran. Aspek kedua berhubungan dengan rasa, aroma dan

kejernihan serta kemurnian produk. Kelapa sawit bermutu prima (SQ, Special

Quality) mengandung asam lemak (FFA, Free Fatty Acid) tidak lebih dari 2 % pada

saat pengapalan. Kualitas standar minyak kelapa sawit mengandung tidak lebih dari 5

% FFA. Setelah pengolahan, kelapa sawit bermutu akan menghasilkan rendemen

minyak 22,1 % ‐ 22,2 % (tertinggi) dan kadar asam lemak bebas 1,7 % ‐ 2,1 %

(terendah).

2.3 STANDAR MUTU MNYAK KELAPA SAWIT

Mutu minyak kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua arti, pertama, benar‐

benar murni dan tidak bercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak kelapa sawit

tersebut dapat ditentukan dengan menilai sifat‐sifat fisiknya, yaitu dengan mengukur titik

lebur angka penyabunan dan bilangan yodium. Kedua, pengertian mutu sawit berdasarkan

ukuran. Dalam hal ini syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu

internasional yang meliputi kadar ALB, air, kotoran, logam besi, logam tembaga,

peroksida, dan ukuran pemucatan. Kebutuhan mutu minyak kelapa sawit yang digunakan

sebagai bahan baku industri pangan dan non pangan masing‐masing berbeda. Oleh karena

Page 6: Makalah Industri Kelapa Sawit - PIK

24

itu keaslian, kemurnian, kesegaran, maupun aspek higienisnya harus lebih Diperhatikan.

Rendahnya mutu minyak kelapa sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor. Faktor‐

faktor tersebut dapat langsung dari sifat induk pohonnya, penanganan pascapanen, atau

kesalahan selama pemrosesan dan pengangkutan.

Dari beberapa faktor yang berkaitan dengan standar mutu minyak sawit tersebut, didapat

hasil dari pengolahan kelapa sawit, seperti di bawah ini :

a) Crude Palm Oil

b) Crude Palm Stearin

c) RBD Palm Oil

d) RBD Olein

e) RBD Stearin

f) Palm Kernel Oil

g) Palm Kernel Fatty Acid

h) Palm Kernel

i) Palm Kernel Expeller (PKE)

j) Palm Cooking Oil

k) Refined Palm Oil (RPO)

l) Refined Bleached Deodorised Olein (ROL)

m) Refined Bleached Deodorised Stearin (RPS)

n) Palm Kernel Pellet

o) Palm Kernel Shell Charcoal

Syarat mutu inti kelapa sawit adalah sebagai berikut:

a) Kadar minyak minimum (%): 48; cara pengujian SP‐SMP‐13‐1975

b) Kadar air maksimum (%):8,5 ; cara pengujian SP‐SMP‐7‐1975

c) Kontaminasi maksimum (%):4,0; cara pengujian SP‐SMP‐31‐19975

d) Kadar inti pecah maksimum (%):15; cara pengujian SP‐SMP‐31‐1975

2.4 KOMPOSISI KIMIA MINYAK KELAPA SAWIT

Minyak kelapa sawit dan inti minyak kelapa sawit merupakan susunan dari fatty

acids, esterified, serta glycerol yang masih banyak lemaknya. Didalam keduanya tinggi

serta penuh akan fatty acids, antara 50% dan 80% dari masing‐masingnya. Minyak kelapa

sawit mempunyai 16 nama carbon yang penuh asam lemak palmitic acid berdasarkan

Page 7: Makalah Industri Kelapa Sawit - PIK

24

dalam minyak kelapa minyak kelapa sawit sebagian besar berisikan lauric acid . Minyak

kelapa sawit sebagian besarnya tumbuh berasal alamiah untuk tocotrienol, bagian dari

vitamin E. Minyak kelapa sawit didalamnya banyak mengandung vitamin K dan

magnesium. Napalm namanya berasal dari naphthenic acid, palmitic acid dan

pyrotechnics atau hanya dari cara pemakaian nafta dan minyak kelapa sawit. Ukuran dari

asam lemak (Fas) dalam minyak kelapa sawit sebagai acuan:

Kadar Asam Lemak Dalam Minyak Sawit

Tipe Asam

Lemak

Presentase

Palmitic C16 = 44.3%

Stearic C18 = 4.6%

Myristic C14 = 1.0%

Oleic C18 = 38.7%

Linoleic C18 = 10.5%

Lainnya = 0.9%

Hijau: Lemak Jenuh; Biru: Satu Lemak Tidak Jenuh; Jingga:

Banyak Lemak Tidak Jenuh

Bahan baku yang digunakan dalam proses ini adalah tandan buah segar (TBS).

Untuk mendapatkan minyak kelapa sawit yang berkualitas baik, diperlukan proses

panjang dan kontrol yang cermat. Mulai dari pengangkutan tandan buah segar (TBS)

dari kebun ke pabrik sampai dihasilkan minyak sawit dan hasil sampingan lain. Secara

garis besar, Proses Pengolahan Kelapa sawit melalui tahap – tahap:

1. Stasiun Penerimaan TBS (fruit Reception Station)

2. Stasiun Perebusan (Sterilizer Station)

3. Stasiun Penebahan (Threshing Station)

4. Stasiun Pembakaran Jajangan Kosong (Incenerator Station)

5. Stasiun Pengepressan (Pressing Station)

6. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station)

7. Stasiun Pengolahan Biji (Kernel Station)

Page 8: Makalah Industri Kelapa Sawit - PIK

24

Berikut ini akan diuraikan mengenai tahapan – tahapan tersebut:

1. Stasiun Penerimaan TBS

Stasiun penerimaan buah berfungsi sebagai tempat penerimaan TBS dari kebun.

Kualitas minyak kelapa sawit yang baik adalah dihasilkan dari kualitas yang baik.

Stasiun penerimaan buah adalah stasiun pertama yang paling menentukan hasil

pabrik. Bila operasi di stasiun penerimaan buah sudah tidak baik, maka tujuan dan

tugas pabrik dapat dinyatakan gagal. Pada stasiun ini terdapat beberapa peralatan,

yaitu:

a. Jembatan Timbang (Weight Bridge)

Jembatan Timbang (Weight Bridge) berfungsi untuk menimbang berapa banyak

TBS yang masuk ke dalam pabrik. Selain itu, jembatan timbang juga berfungsi untuk

Menimbang minyak kelapa sawit dan kernel yang dipasarkan.

b. Loading Ramp

Loading ramp adalah tempat penerimaan buah di dalam pabrik yang berfungsi :

Sebagai tempat penerimaan dan pensortasian

Sortasi dilakukan untuk mengontrol mutu TBS yang akan diolah dan untuk

mengetahui sejauh mana kualitas buah dari TBS yang dihasilkan oleh pihak

kebun.

Mengurangi kadar kotoran TBS, seperti pasir, batu, kelopak buah, dan

lain- lain.

Memudahkan pengisian TBS kedalam lori buah.

c. Alat Penarik (Capstan)

Fungsi capstan adalah untuk menarik lori keluar dan masuk sterilizer.

d. Lori Buah (Fruit Cages)

Dari loading ramp, TBS diisikan kedalam lori – lori yang terbuat dari besi plat

dan mempunyai lubang – lubang kecil yang berfungsi untuk meratakan

distribusi steam dan pengeluaran air kondensat.

e. Jaringan Rail (Rail Track)

Page 9: Makalah Industri Kelapa Sawit - PIK

24

Rail Track adalah sebagai fasilitator untuk pergerakan lori dari dank e loading

ramp, transfer carriage dan rebusan. Lori berisi TBS ditarik kedalam sterilizer

untuk diteruskan kepengolahan berikutnya.

f. Transfer Carriage System

Fungsi transfer carriage system adalah :

Memindahkan lori berisi TBS ke jalur rebusan

Memindahkan lori kosong ke jalur loading ramp.

2. Stasiun Rebusan (Sterilizer Station)

Lori yang telah berisi TBS dimasukkan kedalam sterilizer untuk proses

perebusan. Sterilizer merupakan bejana tekan yang menggunakan uap dengan tekanan

sekitar 3.5 kg/cm2 dan dilengkapi dengan pintu (depan dan belakang). Proses

perebusan adalah menggunakan panas uap untuk “merebus” TBS dengan cara

perpindahan panas, yaitu :

1. Perpindahan secara konveksi, yaitu dari uap ke fruitlet

2. Perpindahan secara konduksi, yaitu panas masuk ke dalam kernel dan lapisan

dalam buah

Pada stasiun ini, buah serta lorinya direbus dalam tempat rebusan dengan

mengalirkan / menekankan uap panas selama 60 menit ke dalam tempat rebusan. Suhu

uap yang digunakan adalah 125 0C dan tekanan dalam ruang sterilisasi 2,5 atmosfir.

Adapun tujuan perebusan TBS :

Menonaktifkan enzym-enzym (lipase) yang dapat menyebabkan

kenaikan ALB (asam lemak bebas), karena enzym lipase non aktif

pada suhu 45 derajat celcius

Memudahkan proses pelepasan fruitlet (brondolan) dari janjang

Mengkondisikan daging buah, sehingga sel minyak dapat terlepas untuk

diekstraksi di stasiun press dan dimurnikan di stasiun klarifikasi.

Mengurangi kadar air pada biji, sehingga memudahkan pemecahan dan

menaikkan efisiensi pemecahan

Untuk memudahkan terlepasnya inti dari cangkangnya.

Untuk mengkoagulasikan protein sehingga proses pemurnian minyak

lebih mudah.

Page 10: Makalah Industri Kelapa Sawit - PIK

24

Hal yang perlu diperhatikan dalam proses perebusan ini adalah sebaiknya

perebusan jangan terlalu lama dan jangan terlalu cepat. Perebusan yang terlalu lama

dapat menurunkan kadar minyak dan pemucatan minyak. Sebaliknya, perebusan yang

terlalu cepat menyebabkan semakin banyak buah yang tidak lepas dari tandannya.

3. Stasiun Penebahan (Threshing Station)

Stasiun penebahan merupakan stasiun setelah proses perebusan. Stasiun ini

berfungsi untuk melepaskan/ mengeluarkan/ memisahkan buah dari tandan atau

janjangan. Lori yang berisikan TBS masak dituangkan ke dalam automatic feeder.

Automatic feeder (pengumpan otomatis) adalah alat yang berfungsi untuk mengatur

pemasukan buah yang akan ditebahkan ke dalam thresher. Di thresher terjadi

pemisahan brondolan dengan janjangan kosong. Janjangan kosong akan masuk pada

horizontal Empty Bunch Conveyor, sedangkan brondolan jatuh melalui kisi – kisi

thresher dan masuk ke Conveyor janjangan. Below Thresher, yang kemudian

diteruskan ke fruit elevator untuk dinaikkan ke Top Cross Conveyor dan kemudian

masuk ke Disgester.

4. Station Pembakaran Janjangan Kosong (Incenerator Station)

Tandan buah kosong yang sudah tidak mengandung buah diangkut oleh

horizontal Empty Bunch Conveyor ke tempat pembakaran (incinerator) sampai

menjadi abu yang dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan uap yang

digunakan dalam proses sterilisasi. Sisa pembakaran berupa abu yang mengandung

30% K2O, yang digunakan untuk pemupukan Kalium di kebun. Sebagian tandan

kosong digunakan sebagai bahan mulsa. Incenerator dilengkapi dengan :

Pintu masuk janjangan kosong

Cerobong asap

Celah – celah pada bagian bawahnya

Pintu tempat pengeluaran abu, tempat masuknya udara untuk

memperlancar pembakaran.

5. Stasiun Pengempaan (Pressing Station)

Berondolan yang terpisah dari janjangan (tandan) selanjutnya akan di proses

pada stasiun pengempaan (Press Station). Tujuan utama proses pengempaan adalah

Page 11: Makalah Industri Kelapa Sawit - PIK

24

untuk mengeluarkan minyak dari buah. Press station terdiri dari beberapa unit

peralatan, yaitu:

a. Fruit Elevator dan Distributing Conveyor

Alat ini berfungsi untuk membawa buah yang telah dipipil atau ditebas menuju

ketel aduk atau digester guna mempersiapkan proses pelumatan buah.

b. Digester (Ketel Aduk)

Fungsi Digester :

Melepaskan sel - sel minyak dari daging buah dengan cara mencabik dan

mengaduknya

Memisahkan daging buah dengan nut dan  Menghomogenkan massa

brondolan/fruitlet sebelum diumpan ke press.

Mempertahankan temperatur massa campuran fruitlet agar tetap pada suhu 90

- 95 derajat celcius , untuk dapat menghasilkan pengutipan minyak yang

efektif pada proses pengepresan.

Hal – hal yang perlu diperhatikan pada digester :

Pelumatan (peremasan) buah harus baik, maksudnya daging buah dengan

sempurna terlepas dari bijinya

Temperatur digester harus tetap dijaga yaitu antara 90 – 100oC

Pisau – pisau pengaduk harus pada kondisi baik, jika aus segera diganti.

c. Screw Press

Fungsi alat pengempa (Screw Press) adalah untuk memisahkan minyak kasar

(crude oil) dari daging buah (mesocarp) dan biji (nut). Proses pengempaan bertujuan

untuk membantu mengeluarkan minyak dan melarutkan sisa-sisa minyak yang

terdapat di dalam ampas.  Proses pengempaan dilakukan dengan melakukan

penekanan dan pemerasan pulp yang dicampur dengan air yang bersuhu 95o C. Prinsip

kerja screw press adalah menekan bahan lumatan dalam tabung yang berlubang

dengan alat ulir yang berputar sehingga minyak akan keluar lewat lubang – lubang

tabung. Minyak dari screw press ditampung oil gutter dan dialirkan ke sand trap tank

sedangkan ampas press di umpan ke Cake Breaker Conveyor (CBC) untuk diproses

lebih lanjut.

Page 12: Makalah Industri Kelapa Sawit - PIK

24

6. Stasiun Pemurnian (Clarification Station)

Cairan yang dihasilkan dari stasiun pengempaan pada awalnya ditampung pada

crude oil gutter (talang minyak). Selanjutnya minyak akan dikirim ke stasiun

pemurnian. Stasiun ini merupakan stasiun terpenting di dalam usaha memperkecil

kehilangan minyak (oil losses). Peralatan utama yang digunakan :

a. Sand Trap Tank

Minyak yang berasal dari screw press ditampung dalam oil gutter. Selanjutnya

minyak tersebut dialirkan ke sand trap tank untuk mengendapkan pasir – pasir yang

terikut secara gravitasi. Minyak yang telah terpisah dengan pasir selanjutnya akan

dialirkan ke ayakan getar (vibration screen).

b. Vibrating Screen

Minyak kasar dari sand trap tank dipompakan ke vibrating screen untuk

memisahkan kotoran yang bukan padatan/ non oil solid (NOS) yang masih terbawa

oleh minyak dimana kotoran dikembalikan ke digester sedangkan minyak ditampung

pada crude oil tank.

Fraksi yang dipisahkan dalam ayakan getar ini adalah :

Pasir dan tanah yang berasal dari panenan

Serat atau ampas yang terikut dalam minyak

c. Crude Oil Tank

Alat ini berfungsi untuk mengendapkan partikel – partikel yang tidak larut dan

lolos dari ayakan getar (vibrating screen). Di dalamnya terjadi proses pemanasan

dengan menggunakan coil pemanas yang bertujuan untuk memprtahankan suhu pada

90o C.

d. Clarifier Tank

Minyak yang berada di lapisan atas crude oil tank dipompakan ke clarifier tank

setelah melalui distributing tank untuk proses sentrifusi. Prinsip dari proses pemurnian

minyak di tangki pemisah (clarifier tank) adalah melakukan pemisahan bahan

berdasarkan berat jenis bahan sehingga campuran minyak kasar dapat terpisah dari

air. Tangki ini berupa dua ruangan bersekat untuk memisahkan minyak pada bagian

Page 13: Makalah Industri Kelapa Sawit - PIK

24

atas tangki dan sludge di bagian bawah tangki. Minyak yang mengalir dari atas

dipompakan oleh skimmer menuju wet oil tank sedangkan bagian bawah dipompakan

menuju sludge tank.

e. Wet Oil Tank

WO Tank merupakan tempat penampungan minyak yang berasal dari clarifier

tank yang untuk selanjutnya akan dipompakan pada oil purifier.

f. Sludge Tank

Sludge tank berfungsi sebagai penampung sludge dari clarifier yang masih

mengandung minyak sekitar 7 – 9 %.

g. Sand Cyclone

Alat ini berfungsi untuk mengurangi jumlah pasir dan padatan yang mungkin

masih terdapat pada minyak yang berasal dari sludge tank. Alat ini terbuat dari logam

yang dapat memisahkan lumpur/ pasir secara grafitasi dan ditempatkan pada pipa

aliran antara sludge tank dengan sand tank yang kemudian dialirkan menuju buffer

tank.

h. Buffer Tank

Buffer tank berfungsi untuk menampung minyak yang berasal dari sludge tank

untuk diteruskan ke decanter. Letaknya disamping Hot Water Tank yaitu wadah yang

berisikan air panas yang diperlukan untuk menambah kebutuhan air pengenceran

disamping air kondensat, dan untuk pencucian decanter dan purifier.

i. Decanter

Decanter merupakan peralatan untuk menjernihkan minyak dari buffer tank,

dimana crude oil dipisah menjadi solid, light phase (oil), dan heavy phase (sludge).

Solid akan jatuh pada decanter solid conveyer dan diangkut keluar pabrik untuk

dijadikan pupuk. Minyak yang terdapat pada sludge dipompakan ke crude oil tank

Page 14: Makalah Industri Kelapa Sawit - PIK

24

melalui oil recovery tank. Light phase (oil) dialirkan ke wet oil tank menuju oil

purifier untuk dimurnikan dari Lumpur yang masih ada.

j. Oil Purifier

Berfungsi untuk memisahkan minyak dengan air dan kotoran – kotoran halus

yang masih ada di dalam minyak.

k. Vacuum Dryer

Minyak yang terpisah oleh tekanan dari oil purifier akan naik ke vacuum dryer

untuk dikeringkan kandungan airnya dengan system pengapan hampa. Pemisahan air

dari minyak dalam vacuum dryer dipengaruhi oleh suhu minyak, kehampaan udara

dan interaksi suhu minyak dengan kehampaan.

l. Strorage Tank

Storage tank merupakan tangki penimbunan minyak sementara sebelum dikirim

ke konsumen. Tangki ini dilengkapi dengan alat pemanas dimana agar kondisi minyak

tetap berkualitas baik.

m. Collecting Tank

Colleting tank berfungsi untuk menampung minyak yang over flow dari semua

tangki. Alat ini terletak di lantai bawah sehingga mudah menampung minyak yang

berlebih tersebut.

n. Fat Pit

Di dalam fat pit ini dilakukan pengutipan minyak untuk mengurangi banyaknya

minyak yang hilang pada buangan akhir. Minyak hasil kutipan ini dikumpulkan di

recovery tank.

7. Station Pengolahan Biji (Kernel Station)

Pada stasiun ini biji yang tidak dipakai untuk mendapatkan minyak akan diolah

sehingga dapat menjadi barang produksi. Peralatan yang digunakan dalam stasiun

pengolahan biji ini :

Page 15: Makalah Industri Kelapa Sawit - PIK

24

a. Cake Breaker Conveyor (CBC)

CBC berfungsi sebagai pemecah cake yang bergumpal dari pressan, sehingga

serat dan biji dapat dipisahkan.

b. Depericarper

Depericarper berfungsi untuk memisahkan ampas dan biji yang telah terurai

pada CBC, dimana terjadi pemisahan fraksi ringan dan fraksi berat. Fraksi ringan

akan keluar melalui bagian atas menuju shell hopper untuk dijadikan bahan bakar

boiler. Fraksi berat diolah dengan Polishing Drum. Pada depericarper ampas buah

yang masih mengandung serabut dan biji diaduk dan dipanaskan sampai keduanya

terpisah.  Selanjutnya dilakukan pemisahan secara pneumatis.  Serabut selanjutnya

dibawa ke boiler, sedangkan biji disalurkan ke dalam nut cleaning atau polishing

drum.  Tujuannya adalah agar biji bersih dan seragam. 

c. Polishing Drum

Polishing Drum berfungsi menghilangkan serat – serat yang asih melekat pada

biji yang dapat mengganggu jalannya proses pemecahan biji pada Nut Creaker.

d. Secondary Depericarper

Serat yang telah dipisahkan dari biji pada polishing drum akan diteruskan ke

secondary depericarter, sehingga biji akan jatuh ke ripple mill.

e. Ripple Mill

Ripple Mill berfungsi untuk memecahkan biji. Pada Ripple Mill, biji akan

dipecah menjadi kernel (inti) dan cangkang (shell).

f. Shell Winower

Shell Winower berfungsi untuk memisahkan cangkang dari kernel.

g. Hydrocyclone

Page 16: Makalah Industri Kelapa Sawit - PIK

24

Hydrocyclone berfungsi untuk mengutip kernel dari cracked mixture terutama

broken kernel.

h. Kernel Drying (pengering inti)

Kernel drying berfungsi untuk menurunkan kandungan air dengan

menghembuskan udara panas dan keluar dari lubang – lubang yang sudah ada,

sehingga pengeringan inti setiap lapisan terjadi dengan baik.

i. Bunker Kernel

Bunker kernel berfungsi untuk penyimpanan kernel produksi sebelum

dipasarkan atau dikirim pada proses lebih lanjut.

Diagram Proses Pengolahan Kelapa sawit

Page 17: Makalah Industri Kelapa Sawit - PIK

24

Proses Pengolahan Kelapa Sawit

Page 18: Makalah Industri Kelapa Sawit - PIK

24

(Sumber : www.chemeng.ui.ac.id)

Page 19: Makalah Industri Kelapa Sawit - PIK

24

Prosessing

(Sumber : www.chemeng.ui.ac.id)

Page 20: Makalah Industri Kelapa Sawit - PIK

24

2.5 Limbah yang dihasilkan

Limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan kelapa sawit adalah berupa

limbah padat dan limbah cair.

1. Limbah padatnya berupa tandan buah kosong dan cangkang sawit.  Tandan

buah kosong umunya dapat dimanfaatkan kembali dilahan perkebunan kelapa

sawit untuk dijadikan pupuk kompos. Prosesnya terlebih dahulu dicacah

sebelum diaplikasikan (dibuang) ke lahan. Sedangkan cangkang buah sawit

dapat dimanfaatkan kembali sebagai alternatif bahan bakar (alternative fuel

oil) pada boiler dan power generation.

2. Limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan industri pengolahan minyak sawit

merupakan sisa dari proses pembuatan minyak sawit yang berbentuk cair.

Limbah ini  masih banyak mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh

tanaman dan tanah.  Limbah cair ini biasanya digunakan sebagai alternatif

pupuk di lahan perkebunan kelapa sawit yang sering disebut dengan land

application.

2.6 Manfaat kelapa sawit

Kelapa sawit merupakan tanaman yang memiliki beberapa kegunaan di antaranya:

A. Daging buah

1. Minyak sawit (CPO)

Minyak kelapa sawit merupakan bahan baku untuk industri :

Pangan : minyak goreng, margarin, lemak kue, dan lain – lain

Oleokimia : stearin, sabun, asam lemak, detergen, pelumas, dan kosmetik

2. Sabut

Bahan bakar boiler

Bahan baku pulp kertas

3. Sludge

Makanan ternak

Sabun

Pupuk

Page 21: Makalah Industri Kelapa Sawit - PIK

24

B. Biji Sawit

1. Inti sawit

Inti sawit yang menghasilkan

minyak inti sawit (KPO) digunakan sebagai bahan kosmetika, minyak

goreng, salad oil dan oleokimia.

bungkil : makanan ternak dan pupuk

2. Cangkang

Cangkang atau tempurungnya dapat digunakan sebagai

bahan baker, yaitu arang aktif yang biasa digunakan dalam industri

kesehatan.

Arang, karbon aktif

Bahan pengisi

C. Tandan Kosong

Tandan kosong digunakan sebagai bahan bakar ketel uap, mulsa dan abu sebagai

pupuk kalium.

D. Ampas

Ampas lumatan daging buah digunakan untuk bahan baker ketel uap.

E. Batang pohon

Batang pohon digunakan sebagai bahan kontruksi dan sumber energi

2.7 MANFAAT LAIN MINYAK KELAPA SAWIT

Page 22: Makalah Industri Kelapa Sawit - PIK

24

Manfaat lain dari proses industri minyak kelapa sawit antara lain:

a. Sebagai bahan bakar alternatif Biodisel

b. Sebagai nutrisi pakanan ternak (cangkang hasil pengolahan)

c. Sebagai bahan pupuk kompos (cangkang hasil pengolahan)

d. Sebagai bahan dasar industri lainnya (industri sabun, industri kosmetik, industri

makanan)

e. Sebagai obat karena kandungan minyak nabati berprospek tinggi

Page 23: Makalah Industri Kelapa Sawit - PIK

24

Bab IV

Kesimpulan

Kelapa sawit merupakan penghasil minyak yang penting dan pengolahannya

memerlukan proses yang panjang serta control yang cermat, agar didapat hasil dengan

kualitas yang baik. Dalam pengolahannya kelapa sawit melewati 7 tahapan proses :

1. Stasiun Penerimaan TBS (fruit Reception Station)

2. Stasiun Perebusan (Sterilizer Station)

3. Stasiun Penebahan (Threshing Station)

4. Stasiun Pembakaran Jajangan Kosong (Incenerator Station)

5. Stasiun Pengepressan (Prssing Station)

6. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station)

7. Stasiun Pengolahan Biji (Kernel Station)

Setelah melewati 7 tahap ini maka akan didapat minyak kelapa sawit dan hasil

samping. Minyak kelapa sawit didapat dari pengolahan daging buah. Sebenarnya

kelapa sawit memiliki banyak kegunaan. Setiap bagian dari kelapa sawit memiliki

kegunaannya masing – masing.

Daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit, sabut dan sludge.Biji sawit

terdiri dari Inti sawit dan cangkang. Inti sawit menghasilkan minyak inti sawit (KPO)

dan bungkil. Sedangkan cangkang digunakan sebagai bahan bakar, arang, dan bahan

pengisi. Tandan kosong digunakan sebagai bahan baker ketel uap, mulsa dan abu

sebagai pupuk kalium. Ampas lumatan daging buah digunakan untuk bahan baker

ketel uap. Batang pohon digunakan sebagai bahan kontruksi dan sumber energi

Page 24: Makalah Industri Kelapa Sawit - PIK

24

Daftar Pustaka

Andika, Yudi. 1997. Penuntun Proses Pengolahan Kelapa Sawit. Pasaman Barat :

Incasi Raya Group.

Mahmudi, Muhammad Muttaqim. 2000. Alat Dan Mesin Pengolahan Kelapa Sawit.

Dharmasraya : Incasi Raya Group.

Naibaho, Ponten M. 1998. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Medan : Pusat

Penelitian Kelapa Sawit.

Syahrian, Alex. 2006. Penuntun Proses Pengolahan Kelapa Sawit. Dharmasraya :

Incasi Raya Group.