Upload
edhy-el-ninov
View
203
Download
23
Embed Size (px)
DESCRIPTION
makalah tentang rukun iman dan fungsinya
Citation preview
Makalah Rukun Iman dan Fungsinya
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai salah satu syarat dari iman adalah adanya keyakinan. Dan keyakinan tersebut
dapat muncul dari pengetahuan atau ilmu tentang hal tersebut. Dan masalah keyakinan telah
dijelaskan oleh para ulama dengan penjelasan yang tuntas dan sangat jelas bagi umat.
Keyakinan itu berupa enam landasan asas dalam islam yang sering kita sebut dengan rukun
iman.
Rukun iman adalah suatu keyakinan yang diucapkan dengan sepenuh hati bahwa di
dalam agama islam ada landasan kepercayaan yang wajib diyakini oleh setiap muslim. Selain
itu rukun-rukun Iman yang enam merupakan rumusan aqidah Islam yang mampuh
menjelaskan masalah-masalah terbesar dalam kehidupan manusia. Keenam rukun ini saling
terkait dan membentuk mata rantai dan bingkai paradigma yang jelas untuk menjawab
tuntutan kebutuhan dasar manusia.
Iman kepada Allah, eksistensi, sifat-sifat dan nama-nama baik-Nya adalah poros yang
menjadi orbit kelima rukun iman lainnya. Rukun pertama ini menjadi puncak seluruh
kebenaran pengabdian manusia. Karena kelima rukun lain bagian dari kehendak-Nya dan
sangat terkait dengan cara dan metodologi memahami dan mengetahui kebenaran kehendak-
Nya serta cara menyikapinya. Iman kepada malaikat sebagai makhluk yang selalu berada di
sisi Allah dan patuh tak pernah maksiat kepada-Nya menempati posisi ke dua. Mengingat
salah satu sifat dasar dan fitrah manusia yang lain adalah meniru dan mencontoh seseorang.
Maka Allah mengutus para rasul-Nya sebagai uswah hasanah yang mewariskan pemahaman
dan penerapan yang benar kepada para pengikut-nya yang setia. Saat meyakini akibat dan
balasan yang diperolehnya berdampak besar dalam mengawasi dan mengontrol
kehidupannya. Maka urgensi beriman kepada hari akhir untuk memasuki alam akhirat
dan pembalasan menempati rukun iman ke lima. Namun semua itu akan bermuara pada
ketetapan Allah, baik maupun buruk, dalam qada’ dan qadar-Nya.
BAB II
PEMBAHASAN
ENAM PERKARA ASAS DALAM ISLAM
Para ulama menetapkan bahwa setiap umat islam harus percaya kepada enam perkara
asas dalam islam yang sering kita kenal sebagai “Rukun Iman”. Sebagai salah satu syarat dari
iman adalah adanya keyakinan dan kepercayaan. Keyakinan tersebut dapat muncul dari
pengetahuan atau ilmu tentang hal tersebut yang telah dijelaskan oleh para ulama dengan
penjelasan yang tuntas dan sangat jelas bagi umat islam. Rukun iman meliputi :
1. Percaya kepada Allah
2. Percaya kepada Malaikat-Malaikat
3. Percaya kepada Kitab-Kitab
4. Percaya kepada Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul
5. Percaya kepada Hari Akhirat
6. Percaya kepada Qada’ dan Qadar
Dalil Al Quran tentang Rukun Iman yaitu QS An-Nisaa’:136 :
Artinya : " Wahai orang-orang yang beriman! Tetapkanlah iman kamu kepada Allah
dan RasulNya, dan kepada Kitab Al-Quran yang telah diturunkan kepada RasulNya
(Muhammad s.a.w) dan juga kepada Kitab-kitab Suci yang telah diturunkan dahulu daripada
itu dan sesiapa yang kufur ingkar kepada Allah dan Malaikat-malaikatNya, dan Kitab-
kitabNya dan Rasul-rasulNya dan juga Hari Akhirat, maka sesungguhnya dia telah sesat
dengan kesesatan yang amat jauh."
Dalil Hadis tentang Rukun Iman
Dalil hadis tentang rukun iman yaitu hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata :
“ Pada suatu hari, Rasulullah S A W muncul di antara kaum muslimin. Lalu datang
seorang laki-laki dan bertanya: Wahai Rasulullah, apakah Iman itu? Rasulullah S A W
menjawab : Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
pertemuan dengan-Nya, rasul-rasul-Nya dan kepada hari berbangkit. Orang itu bertanya lagi :
Wahai Rasulullah, apakah Islam itu? Rasulullah S A W menjawab : Islam adalah engkau
beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun, mendirikan solat
fardu, menunaikan zakat wajib dan berpuasa di bulan Ramadan. Orang itu kembali bertanya :
Wahai Rasulullah, apakah Ihsan itu? Rasulullah SAW menjawab : Engkau beribadah kepada
Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Dan jika engkau tidak melihat-Nya, maka
sesungguhnya Dia selalu melihatmu”. Orang itu bertanya lagi Wahai Rasulullah, kapankah
hari kiamat itu? Rasulullah S A W menjawab : Orang yang ditanya : mengenai masalah ini
tidak lebih tahu dari orang yang bertanya. Tetapi akan aku ceritakan tanda-tandanya : apabila
budak perempuan melahirkan anak tuannya, maka itulah satu di antara tandanya. Apabila
orang yang miskin papa menjadi pemimpin manusia, maka itu tarmasuk di antara tandanya.
Apabila para penggembala domba saling bermegah-megahan dengan gedung. Itulah sebagian
dari tanda-tandanya yang lima, yang hanya diketahui oleh Allah.
Penyusunan rukun iman yang terdapat dalam ayat-ayat dan hadits-hadits memiliki
banyak hikmahnya. Diawali dengan beriman kepada Allah maknanya bahwa beriman kepada
Allah merupakan dasar (asas), maka rukun-rukun yang lainnya akan mengikutinya.
Kemudian disebutkan beriman kepada para malaikat dan para Rasul-Nya, maknanya bahwa
para malaikat dan Rasul adalah perantara antara Allah dan makhluk-Nya dalam
menyampaikan risalah-Nya. Para malaikat menyampaikan wahyu kepada para Rasul, sedang
para Rasul menyampaikan (mendakwahkannya) kepada ummat manusia. Allah Ta’ala
berfirman dalam QS An-Nahl :2 yang berbunyi :
Artinya : “Dia menurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu dengan
perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, yaitu:
Peringatkanlah olehmu sekalian,bahwasanya tidak ada Ilah (yang hak) melainkan Aku, maka
hendaklah kamu bertaqwa kepada-Ku”.
Kemudian disebutkan beriman kepada kitab-kitab-Nya, maknanya bahwa kitab-kitab
Allah adalah hujjah dan rujukan yang diturunkan kepada para Rasul oleh malaikat sebagai
penjelas dari sisi Allah akan untuk menghukumi permasalahan manusia yang mana mereka
berselisih padanya. Allah Ta’ala berfirman dalam QS Al-Baqarah : 213 yang berbunyi :
Artinya : “Manusia adalah umat yang satu(setelah timbul perselisihan), maka Allah
mengutus para nabi, sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah
menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia
tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan
orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka
keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah
memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka
perselisihkan itu dengan kehendakNya”.
Disebutkan pula beriman kepada hari akhir, maknanya bahwa
dikarenakan hari akhir adalah sebagai balasan dari segala perbuatan kita serta hasil dari
beriman kepada Allah,para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, serta rasul-rasul-Nya atau
sebaliknya. Pada hari inilah Allah menunjukkan akan keadilan-Nya antara orang-orang yang
dzolim dan yang terdzolimi serta menegakkan keadilan di antara manusia dan terakhir
disebutkan beriman kepada qodlo yang baik dan buruk, maknanya bahwa keutamaannya
adalah untuk melindungi kaum muslimin terhadap amalan-amalan mereka, menjadikannya
sebab-sebab yang bermanfaat. Sebagai penjelas bahwasannya tidak ada pertentangan antara
syari’at Allah yang mana para Rasul diutus serta diturunkannya kitab-kitab kepada mereka
dengan qodlo dan qodar-Nya. Berbeda dengan orang-orang yang membangkang akan
permasalahan ini dari golongan ahlul bid’ah dan orang-orang musyrik yang mana mereka
berkata dalam QS An-Nahl : 35 yang berbunyi :
Artinya : “Dan berkatalah orang-orang musyrik: Jika Allah menghendaki, niscaya
kami tidak akan menyembah sesuatu apapun selain Dia, baik kami maupun bapak-bapak
kami, dan tidak pula kami mengharamkan sesuatupun tanpa (izin)-Nya”.
Pertama, Iman Kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Beriman kepada Allah SWT mempunyai makna bahwa kita meyakini dengan
sepenuh hati bahwa Allah itu ada,diucapkan dengan lisan dan di buktikan dengan perbuatan
dengan menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Tidak dikatakan
beriman kepada Allah SWT seorang muslim jika dia tidak bertauhid terhadap tiga hal yaitu
Ar-Rububiyah,Al- Uluhiyah dan Al-Asma’Was Sifat. Secara Ar-Rububiyah Allah artinya
bahwa Allah adalah Rabb : Pencipta, Penguasa dan Pengatur segala yang ada di alam semesta
ini. Allah SWT berfirman dalam QS An-Nahl : 17 yang berbunyi sbb.:
Artinya :”Maka apakah (Alla) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat
menciptakan(apa-apa)?.Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran”.
Tauhid yang kedua yaitu secara Al-Uluhiyah Allah Subhanahu Wa Ta’ala artinya
Allah adalah ialah pengesaan Allah dengan penyembahan [`ibadah], dengan hendaklah
manusia tidak mengambil bersama Allah sesuatu pun yang disembahnya dan didekati
kepadanya, sebagaimana dia menyembah Allah Ta`ala dan dia mendekat kepada-Nya, dan
jenis inilah daripada tauhid yang orang-orang musyrikun telah sesat padanya, yang Nabi telah
memerangi mereka dan menawan wanita-wanita, zuriat, harta, tanah dan negeri mereka, dan
inilah tauhid yang dibangkitkan dengannya para rasul, dan diturunkan dengannya kitab-kitab.
Keimanan seseorang kepada Allah belumlah lengkap kalau tidak mengimani Asma’ dan
Sifat-Nya, artinya bahwa Allah memiliki Nama-nama yang maha Indah serta sifat-sifat yang
maha sempurna dan maha luhur. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam QS. Maryam: 65
yang berbunyi :
Artinya: “(Dia adalah) Tuhan seluruh langit dan bumi serta semua yang ada di antara
keduanya. Maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beridat kepada-Nya. Adakah
kamu mengetahui ada sesuatu yang sama dengan-Nya (yang patut disembah)?”.
Selain itu Allah juga berfirman dalam QS. Asy-Syura:11 yang berbunyi :
Artinya: “Dia pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu
sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan
(pula),dijadikan-Nya kamu berkembangbiak dengan jalan itu.Tiada sesuatupun yang serupa
dengan-Nya. Dan Dia-lah yang maha mendengar lagi Maha melihat”.
Sebagai seorang umat islam kita juga wajib beriman kepada wujud Allah. Wujud
Allah telah dibuktikan oleh fitrah,akal,syara’,dan indra. Bukti fitrah tentang wujud Allah
adalah bahwa iman kepada sang Pencipta merupaka fitrah setiap makhluk hidup,tanpa
terlebih dahulu berpikir atau belajar. Tidak akan berpaling dari tuntutan fitrah ini keculai
orang yang di dalam hatinya terdapat sesuatu yang memalingkannya. Rasulullah SAW
bersabda yang artinya ”Semua bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, ibu bapaknyalah yang
menjadikan ia yahudi,nasrani,ataupun majusi”.(HR. Al-Bukhari). Bukti akal tentang wujud
Allah adalah proses terjadinya semua makhluk, bahwa semua makhluk, yang terdahulu
maupun yang akan datang, pasti ada yang menciptakan. Tidak mungkin makhluk
menciptakan dirinya sendiri, dan tidak mungkin pula terjadi secara kebetulan. Tidak mungkin
wujud itu ada dengan sendirinya, karena segala sesuatu tidak akan dapat mencipakan dirinya
sendiri.. Kalau makhluk tidak dapat menciptakan dirinya sendiri, dan tidak tercipta secara
kebetulan, maka jelaslah, makhluk-makhluk itu ada yang menciptakan, yaitu Allah Rabb
semesta alam. Allah SWT menyebutkan dalail aqli (akal) dan dalil qath'i dalam surat Ath
thur: 35 yang berbunyi:
Artinya : "Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang
menciptakan (diri mereka sendiri).
Bukti syara' tentang wujud Allah SWT bahwa seluruh kitab samawi ( yang diturunkan
dari langit) berbicara tentang itu. Seluruh hukum yang mengandung kemaslahatan manusia
yang dibawa kitab-kitab tersebut merupakan dalil bahwa kitab-kitab itu datang dari Robb
yang maha Bijaksana dan Mengetahui segala kemaslahatan makhluk-Nya sedangkan bukti
inderawi tentang wujud Allah SWT dapat dibagi menjadi dua yaitu kita dapat mendengar dan
menyaksikan terkabulnya do'a orang-orang yang berdo'a serta penolong-Nya yang diberikan
kepada orang-orang yang mendapatkan musibah. Hal ini menunjukkan secara pasti tentang
wujud Alah SWT.
Allah berfirman dalam QS. Al-Anbiya : 76 yang berbunyi :
Artinya : "Dan (ingatlah kisah) Nuh sebelum itu ketika dia berdo'a, dan Kami
memperkenankan do'anya, lalu Kami selamatkan dia beserta keluarganya dari bencana yang
besar."
Bukti inderawi tentang wujud Allah SWT dapat dibagi menjadi dua: bukti pertama
kita dapat mendengar dan menyaksikan terkabulnya do'a orang-orang yang berdo'a serta
penolong-Nya yang diberikan kepada orang-orang yang mendapatkan musibah. Hal itu
menunjukan secara pasti tentang wujud Allah SWT dan bukti kedua yaitu tanda-tanda para
Nabi yang disebut mukjizat, yang dapat disaksikan atau didengar banyak orang merupakan
bukti yang jelas tentang wujud yang mengutus para Nabi tesebut, yaitu Allah SWT, karena
hal-hal itu berada di luar kemampuan manusia. Allah melakukannya sebagai penguat dan
penolong bagi para Rasul.
Fungsi Beriman Kepada Allah
Beriman kepada Allah mempunyai banyak fungsi yaitu pertama mengakui dan
menyakini akan kebesaran Allah SWT kedua menyadari akan sifat kedoiyan kita jika
dibandingkan dengan keagungan Allah SWT ,ketiga dengan menyakini kebesaran Allah,
sehingga kita beribadah hanya kepada Allah SWT dan dengan beriman kepada Allah SWT,
kita beramal hanya semata-mata mencari keridoan-Nya serta kita menyakini bahwa Allah
SWT selalu berada dekat dengan kita, menjadi tambatan hati serta menjiwai seluruh kegiatan
kita.
Kedua,Iman Kepada Malaikat-Malaikat
Kata malaikat merupakan jamak dari kata Arab malak (مالك) yang bererti kekuatan.
Jadi malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh pada ketentuan dan perintah Allah.
Malaikat dalam Islam, merupakan hamba dan ciptaan Allah yang dijadikan daripada cahaya
lagi mulia dan terpelihara daripada maksiat. Mereka tidak berjantina, tidak bersuami atau
isteri, tidak beribu atau berbapa dan tidak beranak. Mereka tidak tidur dan tidak makan serta
tidak minum. Mereka mampu menjelma kepada rupa yang dikehendaki dengan izin Allah.
Sebagai contoh malaikat datang kepada kaum Lut menyerupai lelaki yang kacak (Surah Hud
11, ayat 78). Malaikat dikatakan mempunyai sayap dan mampu terbang dengan laju (sesuai
dengan dengan cahaya yang bergerak laju). Beriman kepada malaikat adalah percaya dan
membenarkan dengan hati bahawa malaikat Allah SWT benar-benar wujud. Setiap muslim
wajib beriman kepada malaikat dengan tafsil (تفصيل) dan ijmal (إجمال). Beriman dengan
tafsil adalah beriman akan setiap satu daripada mereka secara berasingan dan bukan
mempercayai mereka itu sebagai satu (contoh: satu kumpulan) dan percaya yang tiap satunya
adalah malaikat.
Sepuluh Malaikat yang Wajib Diketahui
Berikut adalah sepuluh malaikat yang wajib diketahui secara tafsil yaitu :
Nama Arab Tugas
Jibrail جبريل/ جبرائيل Menyampaikan wahyu Allah.
Mikail ميكائيلMenyampaikan/membawa rezeki yang ditentukan
Allah.
Israfil إسرافيلMeniup sangkakala apabila diperintahkan Allah di
hari Akhirat [
Izrail عزرائيل Mencabut nyawa.
Munkar منكر Menyoal mayat di dalam kubur.
Nakir نكير Menyoal mayat di dalam kubur.
Ridhwan رضوان Menjaga pintu syurga dan menyambut ahli syurga.
Malik مالك Menjaga pintu neraka dan menyambut ahli neraka.
Raqib رقيب Mencatat segala amalan baik manusia.
Atid عتيد Mencatat segala perlakuan buruk manusia.
Dari nama-nama malaikat di atas tiga yang disebut dalam Al Qur'an, yaitu Jibril (QS Al
Baqarah : 97,98 dan QS 66 At Tahrim : 4), Mikail (QS 2 Al Baqarah : 98) dan Malik (QS Al Hujurat).
roqb dan atid, ma yalfizu min qoulin illa ladaihi roqib wa atid. (lihat alquran ) Sedangkan Israfil,
Munkar dan Nakir disebut dalam Hadits. Nama Malaikat Maut, Izrail, tidak ditemukan sumbernya
baik dalam Al Quran mahupun Hadits. Kemungkinan nama malaikat Izrail didapat dari sumber
Israiliyat. Dalam Al Qur'an dia hanya disebut Malaikat Maut. Walau namanya hanya disebut dua kali
dalam Al Qur'an, malaikat Jibril juga disebut di banyak tempat dalam Al Qur'an dengan sebutan lain
seperti Ruhul Qudus, Ruhul Amin dan lain lain. Selain dari
sepuluh malaikat ini terdapat beberapa malaikat yang tidak diketahui berapa banyak bilangannya
melainkan Allah s.w.t.Salah satu daripada mereka diberi nama Zabaniyah yang merupakan malaikat
Allah s.w.t yang ditugaskan untuk membawa ahli neraka ke neraka dan menyeksa mereka serta
menyeksa dan menangkap Iblis ketika ketibaan sakaratulmaut Iblis,umumnya malaikat Zabaniyah
diberikan tugas untuk melakukan azab-azab tertentu dengan perintah Allah s.w.t.Malaikat-malaikat
juga diturunkan Allah s.w.t ketika umat Islam berperang membantu tentera Islam sehingga tentera
kafir gentar melihat bilangan tentera Islam yang banyak. Sedangkan Beriman kepada malaikat yang
ajmal ialah percaya akan wujudnya malaikat yang lain selain daripada sepuluh malaikat yang wajib
diketahui tersebut dan wujudnya beberapa malaikat lain yang tidak diketahui berapa bilangannya
melainkan Allah. Antara malaikat yang wajib diketahui secara ajmal ialah malaikat pemegang atau
yang menanggung Arasy yaitu empat malaikat dan pada hari akhirat akan ditambah sebanyak empat
lagi menjadikannya lapan malaikat penanggung arasy. Juga diketahui akan wujudnya malaikat
penjaga manusia atau Hafzah. Ia juga sering digelar Qarin. Qarin turut wujud dalam bentuk syaitan.
Berikut merupakan malaikat lain selain daripada 10 yang wajib diketahui ialah :
Malaikat Zabaniyah - malaikat penyeksa didalam neraka yang banyak bilangannya
sehingga ada riwayat menyebut bilangan mereka sehingga 70,000.
Hamalatul Arsy - empat malaikat penanggung Arasy Allah (pada hari kiamat
jumlahnya akan ditambah empat menjadi lapan)
Malaikat Rahmat (kitab Daqoiqul Akhbar)
Malaikat Kiraman Katibin - pencatat amal baik dan buruk
Malaikat Harut dan Marut.
Berkah dan Manfaat Beriman Kepada Malaikat
Beriman kepada malaikat akan membawa berkah dan manfaat yang besar bagi
kehidupan manusia antara lain kita akan lebih bersyukur kepada Allah SWT atas perhatian
dan perlindungannya terhadap hamba-hamba-Nya dengan menugaskan para malaikat untuk
menjaga dan mendoakannya, akan lebih mengenal kebesaran dan kekuasaan Allah SWT yang
menciptakan dan menugaskan para malaikat, sebagai seorang muslim haruslah selalu optimis,
tidak boleh ragu-ragu dan tidak putus asa dalam menghadapi masalah hidup karena kita
percaya bahwa ada malaikat yang akan memberikan pertolongan dan bantuan serta kita akan
berusaha untuk hati-hati dalam menjalani hidup ini karena ada malaikat yang diberi tugas
untuk mengamati dan mencatat semua tingkah laku manusia.
Ketiga,Iman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT
Kitab yaitu kumpulan wahyu Allah yang disampaikan kepada para rasul
untuk diajarkan kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Iman kepada kitab-
kitab Allah SWT artinya bahwa kita percaya Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menurunkan
kepada rasul-rasul-Nya kitab-kitab sebagai hujjah buat umat manusia dan sebagai pedoman
hidup bagi orang-orang yang mengamalkannya, dengan kitab-kitab itulah para rasul
mengajarkan kepada umatnya kebenaran dan kebersihan jiwa mereka dari kemuysrikan.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hadid: 25 yang berbunyi :
Artinya : “ Sesungguhnya kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa
bukti-bukti yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka Al-kitab dan
neraca(keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan kami ciptakan besi yang
padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia,(supaya mereka
mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya
dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi
Maha Perkasa”. Kitab-kitab yang wajib kita ketahui sejak zaman
dahulu sampai sekarang antara lain pertama Kitab Taurat yang Allah turunkan kepada nabi
Musa alaihi sallam yang berisi hokum-hukum syariat dan kepercayaan yang benar, kitab
kedua yaitu Zabur, ialah kitab yang diberikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada nabi Daud
alaihi sallam yang berisi do’a-do’a,dzikir,nasihat dan hikmah-hikmah,tidak ada di dalamnya
hokum syariat,karena nabi daud a.s. diperintahkan mengikuti syariat Nabi Musa a.s., ketiga
kitab Injil, diturunkan Allah kepada nabi Isa, sebagai pembenar dan pelengkap Taurat yang
berisi seruan kepada manusia agar bertauhid kepada Allah,menghapuskan bagian dari
hokum-hukum yang terdapat dalam kitab Taurat yang tidak sesuai dengan zamanya agar
umatnya bertaqwa kepada Allah AWT, kitab terakhir yang Allah turunkan adalah Al-Qur’an.
Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir
atau penutup para nabi. Al-Qur’an berisi syariat yang menghapuskan sebagian isi kitab-kitab
Taurat,Zabur,dan Injil yang tidak sesuai dengan zamannya. Selain itu Allah juga menurunkan
Suhuf yaitu wahyu Allah yang disampaikan kepada rasul, tetapi masih berupa lembaran-
lembaran yang terpisah. Suhuf tersebut diturunkan kepada beberapa nabi antara lain Nabi
Adam, Nabi Syits, Nabi Idris, dan Nabi Ibrahim.
Hikmah Beriman Kepada Kitab Allah
Adapun hikmah kita beriman kepada kitab Allah antara lain menjadikan manusia
tidak kesulitan atau agar kehidupan manusia menjadi aman,tenteram,damai,sejahtera dunia
akhirat serta mendapat ridha Allah dalam menjalani kehidupan, untuk mencegah dan
mengatasi perselisihan diantara sesama manusia yang disebabkan perselisihan pendapat dan
merasa bangga terhadap apa yang dimilkinya masing-masing, meskipun berbeda pendapat
tetap diperbolehkan, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan
bertakwa, untuk membenarkan kitab-kitab suci sebelum Al-Qur’an, untuk menginformasikan
kepada setiap umat bahwa nabi dan rasul terdahulu mempunyai syariat (aturan) dan jalannya
masing-masing dalam menyembah Allah, untuk menginformasikan bahwa Allah tidak
menyukai agama tauhid Nya (islam) dipecah belah, Untuk menginformasikan bahwa Al
Qur’an berisi perintah-perintah Allah, larangan-larangan Allah, hukum-hukum Allah, kisah-
kisah teladan dan juga kumpulan informasi tentang takdir serta sunatullah untuk seluruh
manusia dan pelajaran bagi orang yang bertakwa, serta dapat menjadi pedoman hidup bagi
manusia yang takwa agar selamat dunia dan akhirat.
Perilaku yang Mencerminkan Keimanan Kepada Kitab-Kitab Allah
AllahAda beberapa perilaku yang mencerminkan keimanan kita terhadap
Kitab Allah SWT antara lain kita meyakini bahwa kitab Allah itu benar datang dari Allah,
menjadikan kitab Allah sebagai pedoman (hudan) khusus kitab yang diturunkan kepada kita,
memahami isi kandungannya, dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai umat
muslim kita harus menyakini bahwa Allah telah menurunkan kitab-kitanb-Nya kepada para
Nabi atau rasul sebagai pedoman hidup bagi umatnya masing-masing dan Al-Qur’an sebagai
kitab Allah yang terakhir dan penyempurna sebelumnya telah diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Keempat, Iman Kepada Nabi dan Rasul
Nabi dalam Islam merujuk kepada orang yang diberi wahyu (ajaran Islam
yang mengandung peraturan tertentu) oleh Allah sebagai panduan hidup, sementara Rasul
pula adalah nabi yang diperintahkan Allah untuk menyampaikan wahyu tersebut kepada
manusia sejagat pada zamannya. Rasul dan nabi terakhir ialah Nabi Muhammad yang
ditugaskan untuk menyampaikan Islam dan peraturan yang khusus kepada manusia di
zamannya hingga hari kiamat. Selepas kewafatannya, tugasnya itu disambung oleh orang
Islam yang menjadi pengikutnya. Iman terhadap Rasul (Nabi Muhammad S A W) dalilnya
adalah aqli, karena pengetahuan akan Al-Quran sebagai kalam Allah dan ia dibawa oleh
Rasul (Nabi Muhammad S A W) adalah sesuatu yang dapat diindera. Dengan mengindera Al-
Quran dapat diketahui bahwa Muhammad itu Rasulullah. Hal itu dapat dijumpai sepanjang
zaman dan setiap generasi. Iman terhadap
para Nabi dalilnya adalah naqli, kerana dalil (bukti) kenabian para Nabi yaitu Mukjizat-
Mukjizat mereka- tidak dapat diindera kecuali oleh orang-orang yang sezaman dengan
mereka. Bagi orang-orang yang datang setelah mereka hingga zaman sekarang bahkan
sampai kiamat pun, mereka tidak menjumpai mukjizat tersebut. Bagi seseorang tidak ada
bukti yang dapat diindera atas kenabiannya. Karena itu bukti atas kenabiannya bukan dengan
dalil aqli melainkan dengan dalil naqli. Lain lagi bukti atas kenabian (Nabi Muhammad S A
W) yang berupa mukjizat beliau. Mukjizat tersebut (selalu) ada dan dapat diindera, yaitu Al-
Quran. Jadi dalilnya adalah aqli. Jumlah para nabi tidak secara pasti dapat dapat diperkirakan
mereka berjumlah lebih kurang 124.000 orang sedangkan para rasul diperkirakan berjumlah
315 orang berdasarkan hadis oleh Imam At-Tabrani yang meriwayatkan dari Abu Umamah.
Rasul yang Mendapat Gelar Ulul Azmi
Diantara para rasul ada beberapa rasul yang mendapat gelar ulul azmi. Ulul Azmi
adalah gelaran yang diberikan kepada para rasul yang memiliki kedudukan tinggi/istimewa
kerana ketabahan dan kesabaran yang luar biasa, dalam menyebarkan dan menyampaikan
agama Islam (Tauhid al-Islami). Ada beberapa kriteria yang menjadi acuan untuk
mendapatkan gelar ulul azmi, di antara lain adalah memiliki kesabaran yang tinggi ketika
berdakwah, senantiasa memohon kepada Allah agar tidak menurunkan azab kepada kaumnya
dan senantiasa berdoa agar Allah memberi hidayah kepada kaum mereka. Di antara 25 rasul,
terdapat 5 orang rasul yang mendapatkan gelaran Ulul Azmi yaitu Nabi Nuh a.s.,Nabi
Ibrahim a.s.,Nabi Musa a.s,Nabi Isa a.s, dan Nabi Muhammad S A W.
Kisah pertama adalah Nabi Nuh Nabi Nuh as
adalah rasul pertama yang diutus Allah untuk meluruskan akidah dan akhlak umat yang telah
menyimpang jauh dari ajaran yang benar. Kualifikasi Nuh sebagai ulul azmi di antaranya
karena kesabarannya dalam berdakwah dan mendapat hinaan dari kaumnya. Nuh tanpa
menyerah terus menerus mendakwahi keluarga, kerabat dan masyarakat umum, untuk
kembali kejalan yang lurus. Hampir 1000 tahun usianya jumlah umat yang mengikutinya
tidak lebih dari 200 orang. Bahkan istri dan anaknya yang bernama Kan’an termasuk
penentangnya. Atas kehendak Allah umat Nuh yang membangkang ditenggelamkan dengan
gelombang air bah dan semuanya hancur, kecuali Nuh dan pengikutnya yang beriman.
Kisah kedua yaitu kisah Nabi Sejak masih bayi Ibrahim harus diasingkan ke dalam
gua, yang disebabkan oleh perintah Raja Namrudz untuk membunuh setiap bayi laki-laki
yang baru lahir. Setelah dewasa, ia harus berhadapan dengan raja dan masyarakat penyembah
berhala termasuk kedua orang tuanya yang pembuat berhala. Bahkan ia harus menerima
siksaan yang pedih, yaitu dibakar hidup-hidup dan diusir dari kampung halamannya. Sudah
hampir seratus tahun usia dan pernikahannya dengan Sarah, ia belum dikaruniai anak hingga
istrinya meminta ia menikahi seorang budak berkulit hitam bernama Hajar untuk dijadikan
istri. Akhirnya Hajar dapat melahirkan seorang anak yang diberi nama Ismail. Allah
memerintahkan Ibrahim untuk “mengasingkan” istri dan anak yang baru lahir dan sangat
dicintainya itu ke tanah gersang di Makkah. Karena kesabaran dan kepatuhannya, perintah itu
dilaksanakan. Namun, perintah lebih berat diterima Ibrahim, yaitu harus mengorbankan
Ismail yang baru beranjak remaja. Hal ini pun ia laksanakan, meskipun akhirnya yang
disembelih adalah seekor domba. selain itu ujian Ibrahim yang lain adalah membangun
Ka'bah, membersihkan ka'bah dari kemusyrikan, menghadapi Raja Namrudz yang zalim.
Kisah ketiga yaitu Nabi Musa, Nabi Musa termasuk orang sabar dalam menghadapi
dan mendakwahi Firaun. Selain itu, dia juga mampu untuk bersabar dalam memimpin
kaumnya yang sangat pembangkang. Ketika Musa akan menerima wahyu di Bukit Sinai,
pengikutnya yang dipimpin Samiri menyeleweng dengan menyembah berhala emas anak
sapi. Harun yang ditugasi mengganti peran Musa, tidak sanggup untuk menghalangi niat
mereka, bahkan ia diancam hendak dibunuh. Tetapi, Musa pernah tidak dapat bersabar ketika
berguru kepada Khidir. Keempat kisah Nabi Isa yaitu banyak hal yang
menunjukkan bahwa Isa memiliki kesabaran dan keteguhan dalam menyampaikan ajaran
Allah. Terutama, ketika Isa sabar menerima cobaan sebagai seorang yang miskin,
pengkhianatan seorang muridnya, Yudas Iskariot, menghadapi fitnah, penolakan, hendak
diusir dan dibunuh oleh kaum Bani Israil. Kehidupan Isa menggambarkan kezuhudan dan
ketaatan dalam beribadah. Kisah kelima adalah Nabi
Muhammad SAW, Beliau sejak kecil sampai selalu mengalami masa-masa sulit. Pada usia 6
tahun dia sudah menjadi yatim piatu. Setelah dewasa ia harus membantu meringankan beban
paman yang merawatnya sejak kecil. Tantangan terberat yang dihadapi adalah setelah
diangkatnya menjadi seorang rasul. Penentangan bukan saja dari orang lain, tetapi juga dari
Abu Lahab, pamannya sendiri. Muhammad juga harus ikut menderita tatkala Bani Hasyim
diboikot (diasingkan) di sebuah lembah dikarenakan dakwahnya. Tokoh-tokoh Quraisy
mempelopori pemboikotan tersebut yang isinya antara lain melarang berhubungan jual beli,
pernikahan, dan hubungan sosial lainya kepada Bani Hasyim. Pemboikotan yang berjalan
sekitar 3 tahun itu dan telah menghabiskan hartanya dan istrinya, Khadijah.
25 Nama Nabi yang Wajib Diketahui
Seorang muslim wajib mengetahui 25 rasul yaitu :
1. Nabi Adam a.s. (Manusia pertama yang diciptakan oleh Allah)
2. Nabi Idris a.s.
3. Nabi Nuh a.s.
4. Nabi Hud a.s.
5. Nabi Salih a.s.
6. Nabi Ibrahim a.s. (bapak dari Nabi Ismail a.s. & Nabi Ishaq a.s.)
7. Nabi Luth a.s. (anak saudara Nabi Ibrahim a.s)
8. Nabi Ismail a.s. (anak Nabi Ibrahim a.s.& saudara tiri Nabi Ishaq a.s.)
9. Nabi Ishaq a.s. (anak Nabi Ibrahim a.s.& saudara tiri Nabi Ismail a.s.)
10. Nabi Ya'akub a.s. (anak Nabi Ishaq a.s.)
11. Nabi Yusuf a.s. (anak Nabi Ya'akub a.s.)
12. Nabi Ayub a.s.
13. Nabi Syu'aib a.s. (bapak mertua Nabi Musa a.s.)
14. Nabi Musa a.s. (saudara Nabi Harun a.s.)
15. Nabi Harun a.s. (saudara Nabi Musa a.s.)
16. Nabi Zulkifli a.s.
17. Nabi Daud a.s. (bapak Nabi Sulaiman a.s.)
18. Nabi Sulaiman a.s. (anak Nabi Daud a.s.)
19. Nabi Ilyas a.s.
20. Nabi Ilyasa’ a.s.
21. Nabi Yunus a.s.
22. Nabi Zakaria a.s.
23. Nabi Yahya a.s. (anak Nabi Zakaria a.s. & duapupu kepada Nabi Isa a.s)
24. Nabi Isa a.s.
25. Nabi Muhammad s.a.w. (Penghulu segala Nabi & Rasul, juga sebagai Nabi &
Rasulullah terakhir diutuskan Allah ke muka bumi).
Adapun tugas pokok para rasul Allah ialah menyampaikan wahyu yang mereka terima
dari Allah SWT kepada umatnya. Tugas ini sungguh sangat berat, tidak jarang mereka
mendapatkan tantangan, penghinaan, bahkan siksaan dari umat manusia. Karena begitu berat
tugas mereka, maka Allah SWT memberikan keistimewaan yang luar biasa yaitu berupa
mukjizat. Mukjizat ialah suatu keadaan atau kejadian luar biasa yang dimiliki para nabi atau
rasul atas izin Allah SWT untuk membuktikan kebenaran kenabian dan kerasulanya dan
sebagai senjata untuk menghadapi musuh-musuh yang menentang atau tidak mau menerima
ajaran yang dibawakannya. Adapun tugas para nabi dan rasul antara lain
mengajarkan aqidah tauhid yaitu pertama menanamkan keyakinan kepada umat manusia
bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa dan satu-satunya dzat yang harus disembah,
Allah adalah maha pencipta, pencipta alam semesta dan segala isinya serta mengurusi,
mengawasi dan mengaturnya dengan sendirinya, Allah adalah dzat yang pantas dijadikan
Tuhan, sembahan manusia dan Allah mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan
makhlukNya. Kedua mengajarkan kepada umat manusia bagaimana cara menyembah atau
beribadah kepada Allah swt. Ibadah kepada Allah swt. sudah dicontohkan dengan pasti oleh
para rasul, tidak boleh dibikin-bikin atau direkayasa. Ibadah dalam hal ini adalah ibadah
mahdhah seperti salat, puasa dan sebagainya. Menambah-nambah, merekayasa atau
menyimpang dari apa yang telah dicontohkan oleh rasul termasuk kategori “bid’ah” dan
bid’ah adalah kesesata. Ketiga menjelaskan hukum-hukum dan batasan-batasan bagi
umatnya, mana hal-hal yang dilarang dan mana yang harus dikerjakan menurut perintah
Allah SWT. Keempat memberikan contoh kepada umatnya bagaimana cara menghiasi diri
dengan sifat-sifat yang utama seperti berkata benar, dapat dipercaya, menepati janji, sopan
kepada sesama, santun kepada yang lemah, dan sebagainya. Kelima menyampaikan kepada
umatnya tentang berita-berita gaib sesuai dengan ketentuan yang digariskan Allah SWT.
Keenam memberikan kabar gembira bagi siapa saja di antara umatnya yang patuh dan taat
kepada perintah Allah swt. dan rasulNya bahwa mereka akan mendapatkan balasan surga,
sebagai puncak kenikmatan yang luar biasa. Sebaliknya mereka membawa kabar derita bagi
umat manusia yang berbuat zalim (aniaya) baik terhadap Allah swt, terhadap manusia atau
terhadap makhluq lain, bahwa mereka akan dibalas dengan neraka, suatu puncak penderitaan
yang tak terhingga. Tanda-tanda beriman kepada rasul-rasul Allah akan tampak
antara lain pertama teguh keimanannya kepada Allah SWT. Artinya bahwa semakin kuat
keimanan seseorang kepada para rasul Allah, maka akan semakin kuat pula keimanannya
kepada Allah SWT . Ketaatan kepada para rasul adalah bukti keimanan kepada Allah SWT.
Seseorang tidak bisa dikatakan beriman kepada Allah swt. tanpa disertai keimanan kepada
rasulNya. Dua kalimat syahadat sebagai rukun Islam pertama adalah pernyataan seorang
muslim untuk tidak memisahkan antara keimanan kepada Allah swt. di satu sisi, dan
keimanan kepada Rasulullah di sisi lainnya. Dalam bahasa lain, beriman kepada para rasul
Allah dengan melaksanakan segala sunah-sunahnya dan menghindari apa yang dilarangnya
adalah dalam rangka ketaatan kepada Allah SWT. Tanda
kedua meyakini kebenaran yang dibawa para rasul. Kebenaran yang dibawa para rasul tidak
lain adalah wahyu Allah baik yang berupa Al-Quran maupun hadis-hadisnya. Ketiga
meyakini kebenaran wahyu Allah adalah masalah yang sangat prinsip bagi siapapun yang
mencari jalan keselamatan, karena wahyu Allah sebagai sumber petunjuk bagi manusia.
Seseorang akan bisa meyakini kebenaran wahyu Allah, jika terlebih dahulu dia beriman
kepada rasul Allah sebagai pembawa wahyu tersebut. Mustahil ada orang yang langsung bisa
menerima suatu kebenaran yang dibawa oleh orang lain, padahal dia tidak yakin bahkan tidak
mengenal terhadap sipembawa kebenaran tersebut. Bagi tiap-tiap orang yang beriman wajib
meyakini kebenaran yang dibawa oleh para rasul, kemudian mengamalkan atau menepati
kebenaran tersebut. Bagi umat Nabi Muhammad tentulah kebenaran atau ajaran yang
diamalkannya ialah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Tanda ketiga tidak
membeda-bedakan antara rasul yang satu dengan yang lain. Artinya seorang mukmin dituntut
untuk meyakini kepada semua rasul yang pernah diutus oleh Allah SWT tidak akan terlintas
sedikitpun dalam hatinya untuk merendahkan salah satu dari rasul-rasul Allah atau beriman
kepada sebagian rasul dan kufur kepada sebagian yang lain. Tanda
keempat beriman kepada rasul selanjutnya yaitu menjadikan para rasul sebagai uswah
hasanah .Para rasul yang ditetapkan oleh Allah swt untuk memimpin umatnya adalah orang-
orang pilihan di antara mereka. Sebelum menerima wahyu dari Allah SWT mereka adalah
orang-orang yang terpandang di lingkungan umatnya, sehingga selalu menjadi acuan perilaku
atau suri tauladan bagi orang-orang di lingkungannya.Apalagi setelah menerima wahyu,
keteladanan mereka tidak diragukan lagi, karena mereka selalu mendapat bimbingan dari
Allah SWT. Selain itu, keharusan kita meneladani rasul-rasul Allah karena alasan-
alasan seperti pertama semua rasul-rasul dima’shum oleh Allah swt. Artinya mereka selalu
dipelihara dan dijaga oleh Allah SWT untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan keji atau
dosa. Selaku manusia sebenarnya bisa jadi mereka berbuat kesalahan, tetapi langsung oleh
Allah SWT ditegur atau diluruskan. Alasan kedua bahwa semua rasul Allah mempunyai
sifat-sifat terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan pribadi mereka.
Sifat-sifat terpuji yang dimiliki malaikat
adalah shiddiq (benar) artinya bahwa mereka selalu berkata benar, dimana, kapan dan dalam
keadaan bagaimanapun mereka tidak tidak akan berdusta (kadzib), amanah, yaitu dapat
dipercaya, jujur, tidak mungkin khianat, tabligh artinya mereka senantiasa konsekuen
menyampaikan kebenaran (wahyu) kepada umatnya dan tidak mungkin mereka
menyembunyikan kebenaran yang diterimanya dari Allah SWT (kitman), meskipun mereka
harus menghadapai resiko yang besar, fathanah, artinya semua rasul-rasul adalah manusia-
manusia yang cerdas yang dipilih Allah SWT dan tidak mungkin mereka bodoh atau idiot
(baladah) dan Khusus nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin para rasul (sayyidul
mursalin) mendapat sanjungan dan pujian yang luar biasa dari Allah SWT disebabkan karena
akhlaknya, meyakini rasul-rasul Allah sebagai rahmat bagi alam semesta .
Setiap rasul yang diutus oleh Allah SWT pasti membawa rahmat bagi
umatnya. Artinya kedatangan rasul dengan membawa wahyu Allah adalah bukti kasih
sayang (rahmat) Allah terhadap manusia. Rahmat itu akan betul-betul bisa diraih oleh
manusia (umatnya) manakala mereka langsung merespon terhadap tugas rasul tersebut. Di
dalam Al-Quran dikatakan bahwa diutusnya Nabi Muhammad SAW ke dunia merupakan
rahmat (kesejahteraan) hidup di dunia dan akhirat.
Kelima, Iman Kepada hari Akhir (Kiamat)
Dikatakan hari akhir karena dia adalah hari terakhir bagi dunia ini, tidak ada lagi hari
keesokan harinya. Hari akhir adalah hari dimana Allah Ta’ala mewafatkan seluruh makhluk
yang masih hidup ketika itu -kecuali yang Allah perkecualikan-, lalu mereka semua
dibangkitkan untuk mempertanggung jawabkan amalan mereka. Iman kepada hari akhir
adalah mempercayai bahwa suatu saat nanti dunia yang kita tempati pastilah akan berakhir
dan diganti dengan alam yang baru. Allah berfirman dalam QS Al-Anbiya’:104 yang
berbunyi sebagai berikut :
Artinya “(Yaitu) pada hari kiamat kami gulung langit sebagai menggulung lembaran-
lembaran kertas,Sebagaimana kami telai memulai penciptaan pertama begitulah kami akan
mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti kami tepai,sesungguhnya kamilah yang akan
melaksanakannya”.
Makna hari akhir secara khusus, walaupun sebenarnya beriman kepada hari akhir itu
mencakup 3 perkara yaitu pertama mengimani semua yang terjadi di alam barzakh yaitu alam
di antara dunia dan akhirat- berupa fitnah kubur oleh 2 malaikat, nikmat kubur bagi yang
lulus dari fitnah, dan siksa kubur bagi yang tidak selamat darinya, kedua mengimani tanda-
tanda hari kiamat, baik tanda-tanda kecil yang jumlahnya puluhan, maupun tanda-tanda besar
yang para ulama sebutkan jumlahnya ada 10. Di antaranya: Munculnya Imam Mahdi,
keluarnya Dajjal, turunnya Nabi Isa alaihissalam, keluarnya Ya`juj dan Ma`jun, dan
seterusnya hingga terbitnya matahari dari sebelah barat dan ketiga mengimani semua yang
terjadi setelah kebangkitan. Dan kejadian ini kalau mau diruntut sebagai berikut: Kebangkitan
lalu berdiri di padang mahsyar, lalu telaga, lalu hisab (tanya jawab dan pembagian kitab),
mizan (penimbangan amalan), sirath, neraka, qintharah (titian kedua setelah shirath), dan
terakhir surga.
Tanda-Tanda Kiamat
Menurut agama Islam merupakan suatu petunjuk atau isyarat yang sudah
hampirnya Hari Kiamat. Bermula dengan tanda-tanda kecil dan kemudian disusuli dengan
tanda-tanda besar. Diantara tanda-tanda besar tersebut antara lain hijaunya bumi Arafah,
lahirnya ramai anak-anak hasil perbuatan zina yakni dari perkahwinan tidak sah atau
perceraian yang tidak diluluskan oleh mahkamah, keluar sejenis binatang dari perut bumi
yang digelar Dabbatul Ardh, keluar asap tebal dibumi Hijaz, munculnya nabi-nabi palsu yang
ke 40, berlaku perang besar di kawasan Kaukasus, runtuhnya Kaabah akibat diserang oleh
orang Habsyah, 3 kali gempa bumi, bermulalah kekuasaan Dajja, munculnya Imam Mahdi,
turunnya Nabi Isa a.s.dan membunuh Dajja, keluarnya suku Yakjuj dan Makjuj, diangkat Al-
Quran dan ilmu-ilmu agama (Addin) dari manusia, matahari terbit dari ufuk barat dan
terdengar tiupan sangkakala pertama dan kedua.
Tanda-tanda kecil datangnya hari kiamat telah muncul dan terbukti seperti yang
dinyatakan dalam hadis. Kebanyakan hadis-hadis ini dapat ditemukan di dalam Sahih
Muslim, Sahih Bukhari dan Riwayat Tarmizi diantara tanda tersebut yaitu penaklukan
Baitulmuqaddis, zina merajalela, pemimpin yang terdiri dari orang jahil dan fasik, alat musik
yang merajalela, menghias masjid dan membanggakannya, munculnya kekejian,memutuskan
kerabat dan hubungan dengan tetangga tidak baik, ramai orang menuntut ilmu karena pangkat
dan kedudukan, ramai orang saleh meninggal dunia, orang hina mendapat tempat yang
terhormat, mengucapkan salam kepada orang yang dikenal saja, banyak wanita yang
berpakaian tetapi hakikatnya telanjang, bulan sabit kelihatan besar, banyak dusta dan tidak
tepat dalam menyampaikan berita, banyak saksi palsu dan menyimpan yang kesaksian benar,
negara Arab menjadi padang rumput dan sungai, jarak-jarak antara pasar menjadi dekat
(menunjukkan banyaknya kegiatan perdagangan), banyaknya sifat bohong dan ia menjadi
perkata biasa, dan masih banyak tanda-tanda kiamat kecil lainya ynag terjadi di muka bumi
ini.
Teori Datangnya Hari Kiamat Menurut Teori Para Ahli dari Beberapa Bidang
Adapun teori yang dikemukakan oleh para ahli tentang terjadinya hari kiamat
adalah: Teori pertama, menurut ahli astronomi, bumi dan planet-planet lainnya
berputar menggelilingi matahari secara teratur dan sempurna masing-masing planet
mempunyai daya tarik-menarik sehingga beredar dan bergerak seimbang/serasi. Namun daya
tarik-menarik itu semakin lama akan berkurang bahkan hilang sama sekali akhirnya akan
saling bertabrakan dan hancur. Teori kedua, menurut ahli geologi, di dalam perut bumi
terdapat gas yang sangat panas yang terus berkembang dan terus menekan ke arah luar bumi.
Akan tetapi bumi itu sendiri mendapat tekanan dari luar permukaannya, sehingga terjadilah
keseimbangan. Namun diperkirakan bahwa tekanan dari luar semakin lama semakin
melemah, bahkan tak berdaya lagi akhirnya mengakibatkan gas bumi akan meledak dengan
ledakan yang sangat dahsyat dan akan mengeluarkan bola api raksasa yang membawa
kehancuran.
Teori ketiga, menurut ahli fisika,
menurut teori ilmu alam bahwa sumber energi terbesar yang dapat memenuhi kebutuhan
semua kehidupan di dunia adalah matahari. Begitu juga daya tarik antara benda-benda
angkasa itu ada ketergantungan dengan energi matahari. Namun lambat laun sinar matahari
semakin melemah akibatnya mempengaruhi daya tarik diantara planet-planet tersebut
akhirnya tidak ada keseimbangan maka terjadilah kiamat.
Nama-Nama Hari Kiamat
Nama-nama hari kiamat dalam islam yang disebutkan dalam al-qur’an sebagai berikut
:
Jenis-Jenis Kiamat
Jenis pertama yaitu kiamat sughra atau kiamat kecil adalah berupa kejadian atau
Rumi (transliterasi) Arab Terjemahan
Yawm al-Qiyāmaṯ القيامة يوم Hari kebangkitan
al-Sā'aṯ الساعة Waktu
Yawm al-Akhīr اآلخر يوم Hari Akhir
Yawm al-Dīn الدين يوم Hari akhir (agama)
Yawm al-Faṣl الفصل يوم Hari keputusan
Yawm al-Ḥisāb الحساب يوم Hari perhitungan
Yawm al-Fatḥ الفتح يوم Hari pengadilan
Yawm al-Talāq التالق يوم Hari perpisahan
Yawm al-Jam'(i) الجمع يوم Hari pengumpulan
Yawm al-Khulūd الخلود يوم Hari kekekalan
Yawm al-Khurūj الخروج يوم Hari Keluar
Yawm al-Ba'th البعث يوم Hari Kebangkitan
Yawm al-Ḥasraṯ الحسرة يوم Hari penyesalan
Yawm al-Tanād التناد يوم Hari pemanggilan
Yawm al-Āzifaṯ اآلزفة يوم Hari mendekat
Yawm al-Taghābun التغابن يوم Hari terbukanya aib
Yawm al-Wa'īd الوعيد يوم
Yawm al-Aẕīm العظيم اليوم Hari agung
al-Yawm al-Masyhūd المشهود Hari penyaksianاليوم
al-Qāri’aṯ القارعة Bencana yang menggetarkan
al-Ghāsyiaṯ الغاشية Bencana yang tak tertahankan
al-Ṣākhkhaṯ الصاخة Bencana yang memilukan
al-Tāmmaṯ al-Kubrā الطامة
الكبرىBencana yang melanda
al-Ḥāqqaṯ الحاقة Kebenaran besar
al-Wāqi'aṯ الواقعة Peristiwa besar
musibah yang terjadi di alam ini, seperti kematian setiap saat, banjir bandang,angin puting
beliung, gunung meletus, gempa bumi, peperangan, kecelakaan kendaraan, kekeringan yang
panjang, hama tanaman yang merajalela. Keseluruhan kejadian tersebut ditinjau dari segi
aqidah merupakan peringatan dari Allah. Bagi umat yang beriman hal ini merupakan
peringatan dan ujian.
Jenis kedua yaitu kiamat kubra adalah kehancuran alam semesta secara masal dan
berakhirnya kehidupan alam dunia serta hari mulai dibangkitkannya semua manusia yang
sudah mati sejak zaman Nabi Adam sampai manusia terakhir untuk menjalani proses
kehidupan berikutnya.
Proses Menuju Fase-Fase Kehidupan Akhirat
Pada hari kiamat nanti manusia mengalami beberapa proses tahapan yang antara lain :
pertama, yaumul barzakh yaitu massa penantian sebelum terjadinya hari kiamat besar(kiamat
Kubra), kedua ,yaumul Ba’ats yaitu hari dibangkitkannya manusia dari alam kubur, ketiga,
yaumul hasyr adalah hari dikumpulkannya manusia di padang mahsyar, keempat yaitu
yaumul hisab adalah hari perhitungan dan pemeriksaan amal ibadah manusia selama hidup di
dunia, kelima,yaumul mizan yaitu hari dihitungnya amal perbuatan manusia dan yang
terakhir yaumul jaza yaitu hari pembalasan amal perbuatan manusia ketika hidup di dunia.
Jika ia melakukan kebaikan dan beramal saleh maka akan mendapatkan surga tapi sebaliknya
jika ia melakukan perbuatan keji dan mungkar serta tidak beriman kepada Allah SWT maka
ia akan mendapatkan siksaan di neraka.
Balasan untuk orang yang beriman adalah surga. Surga adalah tempat kehidupan di
akhirat yang penuh dengan kenikmatan hakiki dan abadi yang telah dijanjikan oleh Allah.
Adapun nama-nama surga yang disebutkan dalam al-qur’an an yaitu surga
‘Adn,surga Na’im, surga Ma’wa, surga Firdaus, Darus-Salam, surga Darul Khulud, Darul
Muqonah , Maqam Amin.
Balasan bagi orang-orang yang ingkar kepada Allah,musyrik dan orang-orang
munafik adalah neraka. Neraka adalah tempat dehidupan di akhirat yang merupakan tempat
penyiksaan yang sangat hebat dan dahsyat.
Adapun nama-nama neraka yang disebutkan dalam al-qur’an antara lain neraka jahim,
neraka jahannam, neraka hawiyah, neraka hueamah, neraka saqar, neraka sa’ir dan neraka
laia.
Hikmah Percaya pada hari Kiamat
Keyakinan kepada hari akhirat akan memberikan beberapa hikmah kepada orang yang
mengimaninya, sebagai berikut:
Hikmah pertama, tidak akan meniru pola hidup orang kafir (yang tidak beriman).
Allah SWT telah memperingatkan kita supaya tidak terpedaya dan ikut-ikutan gaya hidup
orang kafir, yang penuh dengan kebebasan (foya-foya, dugem, mabok, free sex, dll). Itu
adalah kesenangan sementara saja, selama hidup didunia. Tetapi akibatnya ditanggung
selama-lamanya didalam neraka jahanam. Naudzubillahi min dzaalik. Firman Allah SWT
dalam QS Ali-‘Imran : 196-197 yang berbunyi sebagai berikut :
Artinya : “Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir
bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal
mereka ialah Jahanam; dan Jahanam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya.”
Hikmah kedua, selalu beramal sholeh dan meningkatkan ketakwaan. Orang yang
beriman dengan adanya hari akhir yakin dan mengharap akan bertemu dengan Allah, oleh
karena itu dia akan selalu berusaha beramal sholeh dan meningkatkan ketakwaan kepada
Allah. Sehingga ketika menemui-Nya dalam keadaan siap.
Hikmah ketiga, selalu berbuat baik dan benar. Orang yang beriman kepada hari akhir
akan selalu berbuat baik dan benar dalam hidupnya. Mengapa harus baik dan benar? Karena
perbuatan baik belum tentu benar, tetapi perbuatan benar sudah pasti baik. Misalnya,
perbuatan menolong orang adalah baik, tetapi belum tentu benar. Menolong orang dalam
rangka apa? Apakah menolong dalam rangka kebaikan dan takwa, atau dalam rangka dosa.
Menolong orang berbuat dosa atau jahat adalah tidak benar dan tidak dibenarkan dalam
Islam. Bukan hanya harus melakukan perbuatan baik dan benar, perkataan pun harus baik dan
benar, sebagaimana sabda Rasulullah SAW : “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari
akhir hendaklah ia berhata benar atau diam.” (HR Bukhari dan Muslim).
Hikmah keempat, mau berjihad
di jalan Allah dengan jiwa dan harta. Berjihad bagi orang yang beriman kepada hari akhir
adalah sebuah kemestian, karena jihad dengan jiwa dan harta merupakan jual beli seorang
mukmin dengan Allah, serta merupakan pembenaran atas keimanannya.
Hikmah kelima, tidak
bakhil (kikir) dalam berinfaq. Ketika seseorang beriman kepada hari akhir, ia akan selalu
berinfak dijalan Allah dengan tidak kikir. Karena ia tahu akibat kikir terhadap hartanya itu
dikemudian hari, serta ia tahu pahala yang berlipat ganda yang diterimanya bila ia berinfak
dijalan Allah SWT. Hikmah
keenam, memiliki kesabaran dalam kebenaran dan ketika tertimpa musibah.
Ketika keimanan kepada hari akhir tertanam dalam hati, maka orang itu akan selalu sabar
dalam kebaikan dan dalam keadaan apapun. Meskipun musibah menimpa dirinya, ia akan
tetap sabar bahkan meningkatkan kesabarannya. Ia tahu bahwa dunia ini hanya sementara,
semua akan mati.
Keenam, Iman kepada Qada’ dan Qadar
Qadha dan Qadar itu bermakna ketetapan dan perhinggaan. Dimaksudkan
ialah ketetapan dan perhinggaan dari pihak Allah terhadap makhluk-Nya. Iman kepada qada’
dan qadar maksudnya kita percaya akan ketentuan yang telah ditetapkan Allah untuk seluruh
mahkluk-Nya sesuai dengan ilmu-Nya dan menurut hikmah kebijakan-Nya.
Beriman kepada takdir Allah tidak teranggap
sempurna hingga mengimani 4 perkara : Perkara pertama, mengimani bahwa Allah
Ta’ala mengimani segala sesuatu kejadian, yang baik maupun yang buruk. Bahwa Allah
mengetahui semua kejadian yang telah berlalu, yang sedang terjadi, yang belum terjadi, dan
semua kejadian yang tidak jadi terjadi seandainya terjadi maka Allah tahu bagaimana
terjadinya. Allah Ta’ala berfirman dalam QS. Ath-Thalaq: 12 yang berbunyi :
Artinya : “ Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.
Perintah Allah berlaku padanya agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.”
Perkara kedua, mengimani bahwa Allah Ta’ala telah menuliskan semua takdir
makhluk di lauh al-mahfuzh, 50.000 tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi.
Perkara ketiga, mengimani bahwa tidak ada satupun gerakan dan diamnya makhluk di
langit, di bumi, dan di seluruh alam semesta kecuali semua baru terjadi setelah Allah
menghendaki. Tidaklah makhluk bergerak kecuali dengan kehendak dan izin-Nya,
sebagaimana tidaklah mereka diam dan tidak bergerak kecuali setelah ada kehendak dan izin
dari-Nya.
Perkara keempat , mengimani bahwa seluruh makhluk tanpa terkecuali, zat mereka
beserta seluruh sifat dan perbuatan mereka adalah makhluk ciptaan Allah.
Allah Azza wa Jalla berfirman dalam QS. Az-Zumar: 62 yang berbunyi :
Artinya : “Allah menciptakan segala sesuatu.”
Beriman kepada qada’ dan qadar ada empat tingkatan yaitu :
Pertama, ‘Ilmu ialah mengimani bahwa Allah Maha tahu atas segala
sesuatu,mengetahui apa yang terjadi, dengan ilmu-Nya yang Azali dan abadi. Allah sama
sekali tidak menjadi tahu setelah sebelumnya tidakmenjadi tahu dan sama sekali tidak lupa
dengan apa yang dikehendaki.
Kedua, Kitabah ialah mengimani bahwa Allah telah mencatat di Lauh Mahfuzh apa
yang terjadi sampai hari kiamat. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: ”Apakah
kamu tidak mengetahui bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi.
sesungguhnya tu (semua) tertulis dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh).
Ketiga, Masyi’ah ialah mengimani bawa Allah Subhanahu Wa Ta’ala. telah
menghendaki segala apa yang ada di langit dan di bumi, tiada sesuatupun yang terjadi tanpa
dengan kehendak-Nya. Apa yang dikehendaki Allah itulah yang terjadi dan apa yang tidak
dikehendaki Allah tidak akan terjadi.
Keempat, Khal ialah mengimani Allah Subhanahu Wa Ta’ala. adalah pencipta segala
sesuatu. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: ” Alah menciptakan segala
sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. Hanya kepunyaan-Nyalah kunci-kunci
(perbendaharaan) langit dan bumi.” (QS. Az-Zumar: 62-63).
Keempat tingkatan ini meliputi apa yang terjadi dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala
sendiri dan apa yang terjadi dari mahkluk. Maka segala apa yang dilakukan oleh mahkluk
berupa ucapan, perbuatan atau tindakan meninggalkan, adalah diketahui, dicatat dan
dikehendaki serta diciptakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Hikmah Beriman Kepada Qada’ dan Qadar
Hikmah yang dapat diambil dari beriman kepada qada’ dan qadar adalah
pertama,dapat membangkitkan semangat dalam bekerja dan berusaha, serta memberikan
dorongan untuk memperoleh kehidupan yang layak di dunia ini, tidak membuat sombong
atau takabur, karena ia yakin kemampuan manusia sangat terbatas, sedang kekuasaan Allah
Maha Tinggi, memberikan pelajaran kepada manusia bahwa segala sesuatu yang ada di alam
semesta ini berjalan sesuai dengan ketentuan dan kehendak Allah SWT, mempunyai
keberanian dan ketabahan dalam setiap usaha serta tidak takut menghadapi resiko, karena ia
yakin bahwa semua itu tudak terlepas dari takdir Allah SWT, selalu merasa rela
menerimasetiap yang terjadi pada dirinya, karena ia mengerti bahwa semua berasal dari Allah
SWT. Dan akan dikembalikan kepadanya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Aqidah Islamiah dibangun di atas rukun iman yang enam, yaitu: Iman kepada Allah,
para malaikat-Nya, kitab-kitabNya, para rasul-Nya, hari akhirat, dan iman kepada takdir yang
baik dan yang buruk. Rukun iman adalah suatu keyakinan yang dipercayai sepenuh jiwa dan
hati bahwa di dalam agama Islam itu ada dasar-dasar yang harus diyakini setiap muslim .
Penyusunan rukun iman yang terdapat dalam ayat-ayat dan hadits-hadits memiliki
banyak hikmahnya. Diawali dengan beriman kepada Allah maknanya bahwa beriman kepada
Allah merupakan dasar (asas), maka rukun-rukun yang lainnya akan mengikutinya.
Kemudian disebutkan beriman kepada para malaikat dan para Rasul-Nya, maknanya bahwa
para malaikat dan Rasul adalah perantara antara Allah dan makhluk-Nya dalam
menyampaikan risalah-Nya. Para malaikat menyampaikan wahyu kepada para Rasul, sedang
para Rasul menyampaikan (mendakwahkannya) kepada ummat manusia. Allah Ta’ala.
Kemudian disebutkan beriman kepada kitab-kitab-Nya, maknanya bahwa kitab-kitab Allah
adalah hujjah dan rujukan yang diturunkan kepada para Rasul oleh malaikat sebagai penjelas
dari sisi Allah akan untuk menghukumi permasalahan manusia yang mana mereka berselisih
padanya Kemudian disebutkan beriman kepada hari akhir, maknanya bahwa dikarenakan hari
akhir adalah sebagai balasan dari segala perbuatan kita serta hasil dari beriman kepada
Allah,para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, serta rasul-rasul-Nya atau sebaliknya. Pada hari
inilah Allah menunjukkan akan keadilan-Nya antara orang-orang yang dzolim dan yang
terdzolimi serta menegakkan keadilan di antara manusia dan terakhir disebutkan beriman
kepada qodlo yang baik dan buruk, maknanya bahwa keutamaannya adalah untuk melindungi
kaum muslimin terhadap amalan-amalan mereka, menjadikannya sebab-sebab yang
bermanfaat. Sebagai penjelas bahwasannya tidak ada pertentangan antara syari’at Allah yang
mana para Rasul diutus serta diturunkannya kitab-kitab kepada mereka dengan qodlo dan
qodar-Nya.
DAFTAR PUSTAKA
http://quran.alislam.com/Targama/DispTargam.asp?
nType=1&nSeg=0&l=mal&nSora=4&nAya=136&t=mal
http://quran.alislam.com/Targama/DispTargam.asp?
nType=1&nSeg=0&l=mal&nSora=57&nAya=22&t=mal
http://hadith.al-islam.com/bayan/Display.asp?
Lang=ind&ID=2 Self Defeating Exercises to the
Extremists http://www.mykhilafah.com/ebook/Nizhamul-islam(bahasa).zip
Lewis, Bernard; Holt, P. M.; Holt, Peter R.; Lambton, Ann
Katherine Swynford (1977). Bin Abdul Lateef Az-Zubaidi, Al-Imam Zain-ud-Din
Ahmad; Dr. Muhammad Muhsin Khan (1996). bab: “104”, The translation of the
Meanings of Summarized Sahih Al-Bukhari (dalam bahasa Bahasa Arab dan Bahasa
Inggeris), 638, Riyadh, Arab Saudi: Darussalam.
http://sahab.net/forums/showthread.php?t=372956
http://ilmucomputer2.blogspot.com/2009/11/fungsi-iman-kepada-malaikat.html
http://ilmucomputer2.blogspot.com/2009/11/fungsi-iman-kepada-allah-swt.html
Daradjat,zakiah.1984. Dasar-Dasar Agama Islam,Jakarta:Bulan Bintang
http://quran.com/4: 136
http://quran.com/2: 213
http://quran.com/16: 35
http://quran.com/19: 65 http://quran.com/26:
11 http://quran.com/52: 35
http://quran.com/21: 76
http://quran.com/65: 12
http://quran.com/39: 62
http://quran.com/3: 196-197