Upload
phyo-evolution
View
56
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
makalah PKN
PENANAMAN RASA PERSATUAN DAN
NASIONALISME UNTUK MEMBANGUN
KEINDONESIAAN KITA
Disusun oleh:
Violita Bella Sandya (10317244016)
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI INTERNASIONAL
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Melihat keadaan Indonesia yang dewasa ini semakin memprihatinkan dalam hal
penerapan Pancasila sebagai dasar negara dalam kehidupan sehari-hari., penulis tertarik untuk
mengangkat judul “Penanaman Rasa Persatuan dan Nasionalisme untuk Membangun
KeIndonesiaan Kita”. Melalui makalah ini, penulis akan mengulas lebih lanjut mengenai
peran, upaya penanaman, dan kondisi Indonesia selama ini dalam perwujudan sila ke-3
Pancasila yaitu Persatuan Indonesia.
Dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini, tidak lepas dari bantuan dan peran
serta dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan kemurahan dan rahmatNya.
2. Bapak Murtamaji selaku dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, yang
senantiasa memberikan dorongan dan bimbingan.
3. Rekan-rekan kami khusunya Prodi Pendidikan Biologi Internasional angkatan 2010,
yang senantiasa memberikan motivasi.
4. Seluruh keluarga besar Universitas Negeri Yogyakarta khususnya Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
5. Seluruh pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
kritikan, masukan dan saran yang membangun sangat penulis harapkan sebagai bahan
perbaikan.
Akhir kata, semoga penulisan makalah ini dapat memberikan manfaat dan semua
pihak terkait pada umumnya, dan bagi pihak penulis sendiri pada khususnya, sebagai
penunjang dan motivator dalam penyusunan makalah berikutnya. Amin.
Yogyakarta, Desember 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Rasa cinta tanah air atau nasionalisme adalah rasa kebanggaan, rasa memiliki,
rasa menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh setiap individu
pada negara tempat ia tinggal yang tercermin dari perilaku membela tanah airnya,
menjaga dan melindungi tanah airnya, rela berkorban demi kepentingan bangsa dan
negaranya, mencintai adat atau budaya yang ada dinegaranya dengan melestarikannya
dan melestarikan alam dan lingkungan.
Individu yang memiliki rasa cinta pada tanah airnya akan berusaha dengan
segala daya upaya yang dimilikinya untuk melindungi, menjaga kedaulatan,
kehormatan dan segala apa yang dimiliki oleh negaranya. Rasa cinta tanah air inilah
yang mendorong perilaku individu untuk membangun negaranya dengan penuh
dedikasi. Oleh karena itu, rasa cinta tanah air perlu ditumbuhkembangkan dalam jiwa
setiap individu yang menjadi warga dari sebuah negara atau bangsa agar tujuan hidup
bersama dapat tercapai.
Salah satu cara untuk menumbuhkembangkan rasa cinta tanah air adalah
dengan menumbuhkan rasa bangga terhadap tanah airnya melalui proses pendidikan.
Rasa bangga terhadap tanah air dapat ditumbuhkan dengan memberikan pengetahuan
dan dengan membagi dan berbagi nilai-nilai budaya yang kita miliki bersama. Oleh
karena itu, pendidikan berbasis nilai-nilai budaya dapat dijadikan sebagai sebuah
alternatif untuk menumbuhkembangkan rasa bangga yang akan melandasi munculnya
rasa cinta tanah air.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah persatuan dan nasionalisme di Indonesia?
2. Mengapa rasa persatuan dan nasionalisme perlu ditanamkan kepada warga
negara Indonesia?
3. Bagaimana upaya yang perlu dilakukan untuk menanamkan rasa persatuan
dan nasionalisme pada warga negara Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui sejarah persatuan dan nasionalisme di Indonesia.
2. Mengetahui sebab dan alasan mengapa rasa persatuan dan nasionalisme
perlu ditanamkan kepada warga negara Indonesia.
3. Mengetahui dan memahami upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk
menanamkan rasa persatuan dan nasionalisme pada warga negara
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Persatuan dan Nasionalisme Indonesia
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan
kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris “nation”) dengan mewujudkan satu
konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.Nation adalah jiwa dan prinsip
spiritual yang menjadi ikatan bersama, baik dalam pengorbanan (sacrifice) maupun
dalam kebersamaan (solidarity),Nasion pada awalnya lebih dalam bentuk imajinasi
dan pikiran belaka. Namun, nasion kemudian terbayang sebagai komunitas, dan
diterima sebagai persahabatan yang kuat dan dalam. Nasionalisme sering kali
dikonotasikan dengan aspek-aspek emosional, kolektif, dan idola serta sarat memori
histori. Nasionalisme selalu melibatkan dimensi emosi atau rasa, seperti seperasaan,
sepenanggungan, seperantauan, dan senasib (Sri Sultan Hamengkubuwono X ,2008).
Faktor historis adalah faktor kecenderungan yang dibangun untuk menumbuhkan
perasaan “bersatu” dalam sebuah konsep kebangsaan tertentu.
Bentuk-bentuk Nasionalisme
Nasionalisme dapat menonjolkan dirinya sebagai sebagian paham negara atau
gerakan (bukan negara) yang populer berdasarkan pendapat warganegara, etnis,
budaya, keagamaan dan ideologi.
1. Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis
nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari
penyertaan aktif rakyatnya, “kehendak rakyat”; “perwakilan politik”.
2. Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme dimana negara
memperoleh kebenaran politik dari budaya asal sebuah masyarakat.
3. Nasionalisme nasionalisme organik/identitas adalah lanjutan dari
nasionalisme etnis dimana negara memperoleh kebenaran politik secara
semula jadi (“organik”) hasil dari bangsa atau ras; menurut semangat
romantisme.
4. Nasionalisme romantik adalah bergantung kepada perwujudan budaya
etnis yang menepati idealisme romantik; kisah tradisi yang telah direka
untuk konsep nasionalisme romantik.
5. Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara
memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya “sifat
keturunan” seperti warna kulit, ras dan sebagainya.
6. Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan,
selalu digabungkan dengan nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik
adalah kuat sehingga diberi lebih keutamaan mengatasi hak universal dan
kebebasan.
7. Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara
memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama. Walaupun begitu,
lazimnya nasionalisme etnis adalah dicampuradukkan dengan
nasionalisme keagamaan.
Pada hakekatnya, sila Persatuan Indonesia mengandung unsur-unsur
nasionalisme, cinta bangsa dan tanah air, cinta persatuan dan kesatuan bangsa.
Persatuan Indonesia juga mengandung cita-cita persahabatan dan persaudaraan
dengan semua bangsa yang diliputi oleh suasana kebenaran, keadilan, dan kejujuran.
Hasrat untuk bersatu pada bangsa Indonesia , tercermin pada sila ketiga Pancasila
“Persatuan Indonesia” dan Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi, “...mengantarkan
rakyat Indonesia ke depan pintu Gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur”, serta pasal 1 UUD 1945 yang
mengatakan bahwa ‘Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk
Republik”. Yang dimaksud dengan persatuan adalah terikatnya beberapa bagian
menjadi suatu kesatuan. Usaha memperkokoh pertumbuhan bangsa ini merupakan
bagian penting dan tujuan tersendiri bagi pembangunan Indonesia, terutama karena
masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk, dengan berbagai latar belakang
adat istiadat, budaya, dan agama yang berbeda. Sebelum kita mencapai kemerdekaan,
bangsa kita hidup di bawah penjajahan asing. Penjajahan harus dilawan karena itu
bertentangan dengan rasa keadilan dan kemanusiaan. Kemerdekaan itu wajib kita
pertahankan karena dengan kemerdekaan itu kita akan dapat membina kebudayaan
kita sendiri dan menyelenggarakan kehidupan kita secara layak. Dengan persatuan
dan kesatuan, kita dapat mengembangkan kebudayaan kita. Kebudayaan itu merupakn
cermin kepribadian kita, yang wajib kita pelihara.
Pembentukan suatu bangsa berkaitan dengan identitas yang tersedia untuk
menyatukan masyarakat. Faktor-faktor yang diperkirakan menjadi identitas bersama
suatu masyarakat meliputi : primordial, sakral, tokoh, bhineka tunggal ika, konsep
sejarah, perkembangan ekonomi dan kelembagaan (Surbakti, 1992).
a. Primordial
Ikatan kekerabatan (darah dan keluarga), suku bangsa, daerah, bahasa dan adat
istiadat merupakan faktor-faktor primordial yang dapat membentuk negara bangsa
tidak hanya menimbulkan pola perilaku yang sama tetapi juga melahirkan persepsi
yang sama tentang masyarakat-negara yang dicita-citakan.
b. Sakral
Kesamaan agama yang dipeluk oleh suatu masyarakat atau ikatan ideologi yang
kuat merupakan faktor sakral yang dapat membentuk negara bangsa. Ajaran-
ajaran agama dan ideologi ini menggambarkan cara hidup yang seharusnya dan
tujuan suci.
c. Tokoh
Kepemimpinan dari seorang tokoh yang disegani dan dihormati secara luas..
Pemimpin ini menjadi panutan sebab warga masyarakat mengidentifikasikan diri
kepada sang pemimpin dan ia dianggap sebagai penyambung lidah masyarakat.
d. Sejarah
Persepsi yang sama tentang asal-usul (nenek moyang) dan persepsi yang sama
tentang pengalaman masa lalu seperti penderitaan yang sama yang disebabkan
dengan penjajahan tidak hanya melahirkan solidaritas (sependeritaan dan
sepenanggungan), tetapi juga tekad dan tujuan yang sama antar kelompok
masyarakat.
e. Bhineka Tunggal Ika
Faktor lain yang dapat menjadi identitas pembentuk bangsa-negara berupa prinsip
bersatu dalam perbedaan (unity in diversity). Yang dimaksudkan dengan bersatu
dalam perbedaan ialah kesetiaan warga masyarakat pada suatu lembaga yang
disebut negara atau pemerintahan yang mereka pandang dan yakini mendatangkan
kehidupan yang lebih manusiawi tetapi tanpa menghilangkan keterikatan kepada
suku bangsa, adat istiadat, ras atau agama.
f. Kelembagaan
Faktor lain berupa lembaga-lembaga pemerintahan dan politik seperti
birokrasi, angkatan bersenjata dan partai politik. Setidaknya terdapat dua
sumbangan birokrasi pemerintahan bagi proses pembentukan negara bangsa,
yakni mempertemukan berbagai kepentingan dalam instansi pemerintah dengan
berbagai kepentingan di kalangan penduduk sehingga terpenting suatu
kepentingan nasional, watak kerja dan pelayannya yang bersifat impersonal.
Dalam proses perjuangan bangsa Indonesia mencapai kemerdekaannya,
terdapat tahap-tahap pembinaan persatuan bangsa Indonesia antara lain adalah sebagai
berikut.
1. Perasaan SenasibSelama tiga setengah abad seluruh rakyat Indonesia
berada dalam cengkeraman penjajah, mereka bersama-sama berusaha
mengusir penjajah dari daerahnya masing-masing. Para pejuang sebelum
tahun 1908 tersebut berusaha untuk mengusir dan membebaskan tanah air
dari penjajah.
2. Kebangkitan Nasional
Kegagalan perjuangan persenjataan tersebut kemudian menimbulkan
kesadaran untuk mulai merintis persatuan dan mengubah sistem perjuangan
bersenjata menjadi perjuangan politik. Pada tahun 1908 bangsa Indonesia
dipelopori oleh generasi muda menuju kancah perjuangan melalui politik
modern, diawali dengan berdirinya Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908
yang pada awalnya lebih bersifat kultural dan terbatas pada masyarakat Jawa,
namun kelahirannya menjadi titik tolak dalam memacu kesadaran yang lebih
luas. Disusul lahirnya Indische Partij pada tahun 1912, yaitu suatu organisasi
politik yang pertama kali mengembangkan cita-cita kemerdekaan tanah air
Indonesia. Adanya berbagai organisasi tersebut mendorong lahirnya kesadaran
bahwa hanya dengan persatuan diantara organisasi-organisasi yang ada,
perjuangan akan lebih efektif.
3. Sumpah Pemuda
Persatuan dan kesatuan kemudian ditegaskan lagi melalui ikrar
Sumpah Pemuda pada Kongres Pemuda II di Jakarta, oleh pemuda Indonesia
pada 28 Oktober 1928 dalam Sumpah Pemuda, yang berbunyi:
1. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu,
tanah air Indonesia.
2. Kami putra dan puti Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa
Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia.
4. Proklamasi Kemerdekaan
Sejarah Perjuangan bangsa Indonesia yang mulai dirintis oleh para pahlawan
nasional di berbagai daerah mencapai puncaknya dengan di proklamasikannya
kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Sebenarnya sebelum Indonesia
merdeka, hampir semua daerah di Indonesia berasal dari berbagai kerajaan dan
masyarakat etnis.Kemudian lahir kesadaran politik dan di proklamasikannya
kemerdekaan Indonesia. Setelah itu masyarakat melepaskan baju identitas etnis
dan menjadi satu bangsa Indonesia.
B. Pentingnya Penanaman Rasa Persatauan dan Nasionalisme pada Warga Negara
Indonesia.
Cinta Tanah Air adalah suatu ilmu yang mermpelajari sikap kita rela
berkorban terhadap Negara Indonesia. Untuk memahami pentingnya mewujudkan
cinta tanah air, dapat kita wujudkan setiap hari dengan bagaimana kita sikap kita
dalam menjalani hidup berbangsa dan bertanah air dengan giat, pantang
menyerah,peduli,dan saling membantu antar umat. Itu merupakan cerminan dari
Cintra Tanah Air. Kita harus menanamkan sifat bangga sebagai warga Negara
Indonesia yang mempunyai beragam adat istiadat, sebagai contoh orang yang
memperjual-belikan produk Indonesia di Negara lain itu sudah termasuk menanamkan
sikap cinta tanah air, meski tidak terdefinisi.karena dia dapat membawa dan
mengharumkan nama bangsa Indonesia di negara lain.Karena sekarang ini sudah
mengalami perubahan, seperti sekarang ini sudah memasuki zaman globalisasi
persaingan terjadi dimana-mana tidak di dalam maupun di luar negara, mungkin
sekarang sudah banyak orang yang melupakan akan pentingnya Cinta Tanah Air,
karena alasan untuk bertahan hidup.Meskipun begitu kita sebagai warga negara yang
baik harus menanam sikap cinta tanah air dalam kondisi apapun supaya dapat
mewariskan di masa yang akan datang.
Sebagai warga negara Indonesia sudah selayaknya kita menghormati bangsa
dan negara kita sendiri apapun adanya dan kondisinya. Dengan adanya rakyat yang
mencintai tanah airnya, maka negara akan aman dari berbagai macam gangguan yang
datang baik dari dalam maupun dari luar negara. Dengan cinta tanah air kita dapat
bahu membahu membangun negeri ini agar bisa sejajar dengan negara-negara maju.
Dengan menyayangi Negara Indonesia ini kita akan berupaya sekuat tenaga
memberikan yang terbaik bagi sesama, bukan malah menghancurkannya. Banyak
pihak asing yang ingin menguasai dan merusak negara kita, sehingga perlu kita jaga
dan pertahankan hingga titik darah penghabisan.Untuk dapat menjaga persatuan dan
kesatuan, masyarakat Indonesia dituntut untuk sanggup dan rela berkorban demi
kepentingan bangsa dan negara yang dilandasi oleh rasa cinta kepada tanah air. Rasa
cinta tanah air memungkinkan digalangnya persatuan dan kesatuan, sehingga mampu
mengatasi perbedaan suku, agama, kebudayaan, dan kondisi-kondisi geografis dan
demografis lainnya dengan mengacu kepada prinsip Bhinneka Tunggal Ika. Persatuan
dikembangkan atas dasar prinsip bhinneka tunggal ika dengan menekankan
kesetiakawanan demi kesatuan dan persatuan bangsa, adat istiadat,bahas, agama, dan
saling berhubungan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
C. Contoh Penanaman Rasa Persatuan dan Nasionalisme pada warga negara
Indonesia
1. Anak Usia Dini
Rasa Cinta Tanah Air dapat ditanamkan kepada anak sejak usia dini agar rasa
terhadap cinta tanah air tertananam di hatinya dan dapat menjadi manusia yang
dapat menghargai bangsa dan negaranya. Hal ini dapat diwujudkan dengan
mengajarkan anak mencintai bangsa dan negaranya melalui kegiatan-kegiatan
sederhana seperti:
a. Memperingati hari kemerdekaan dan hari-hari pahlawan
Hal ini dimaksudkan agar anak mengetahui sejarah perjuangan para
pahlawan yang telah gugur dalam membela dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. Dengan kegiatan seperti ini anak diharapkan untuk
menghormati dan menghargai jasa-jasa mereka yang telah gugur sehingga
timbul rasa bangga dari hati anak kepada bangsa dan tanah air.
b. Mengajarkan lagu-lagu kebangsaan
Kegiatan seperti ini bertujuan agar sejak kecil seorang anak mengenal dan
memahami isi lagu kebangsaan sebagai bagian dari kehidupannya sehingga
diharapkan untuk selanjutnya anak dapat menerapkannya dalam perilaku
kehidupan sehari-hari.
c. Mengajarkan bahasa Indonesia yang baik dan benar
Bahasa merupakan identitas suatu bangsa, sehingga diharapkan dengan anak
diajarkan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dengan
baik dan benar maka anak tersebut akan semakin menghargai dan bangga
menjadi bagian dari bangsa Indonesia.
d. Mengenalkan anak kepada budaya bangsa sendiri.
Pengenalan budaya semacam ini bertujuan agar anak mencintai budaya bangsa
sendiri dan diharapkan anak dapat melestarikan budaya bangsa sebagai
identitas bangsa dimulai dengan budaya daerah mereka sendiri.
2. Pelajar
a. Mengikuti upacara bendera hari senin dan hari besar lain.
Sebebarnya kegiatan ini selain untuk mengenang dan menghormati negara,
bangsa, dan pahlawan yang telah gugur juga dapat dijadikan sebagai sarana
pendisiplinan. Di dalam sebuah upacara, Bendera Merah putih dikibarkan diiringi
dengan alinan lagu Indonesia Raya kemudian juga dibacakan teks Pancasila dan
naskah pembukaan UUD 1945 sehingga siswa diharapkan akan terbiasa dan
mampu menanamkan nilai-nilai tersebut sehingga dapat mengaplikasikannya
dalam kehidupan.
b. Belajar dengan giat dan sungguuh-sungguh sebagai pelajar.
Menumbuhkan dan menanamkan rasa nasionalisme cukup dengan melakukan
kewajiban mereka sebagai pelajar, yaitu belajar. Selebihnya diharapkan untuk
tidak bertindak negatif, cukup berbuat sewajarnya adalah bentuk sikap patriotik.
Tak perlu menggunakan gencatan senjata seperti zaman dahulu. Jiwa
nasionalisme ini perlu ditekankan kepada pelajar karena merekalah yang akan
memegang kekuasaan di negara ini. Jadi, dengan memiliki sikap nasionalisme
mereka akan mengetahui bagaimana seharusnya memimpin bangsa agar terus
berkembang dan tidak terjajah lagi.
Selain itu, penting pula mengajarkan sejarah kepada pelajar agar mereka
mengetahui asal-usul negara ini dan betapa beratnya perjuangan para pahlawan
plus mengetahui jati diri bangsa. Fenomena yang terjadi saat ini, banyak pelajar
yang tak acuh terhadap urusan kenegaraan.Padahal, sebagai pelajar yang juga
warga negara haruslah peka terhadap masalah bangsa. Jiwa nasionalisme itu
sangat penting karena kemerdekaan dan nasionalisme adalah hal yang saling
berkaitan. Dalam mengisi kemerdekaan harus dibarengi dengan nasionalisme agar
kemerdekaan tersebut nggak sia-sia. Sehingga pelajar harus berbuat hal positif.
c. Berprestasi di kancah Nasional maupun Internasional dengan membawa
nama baik Indonesia.
Berprestasi adalah salah satu cara untuk mengharumkan nama
Indonesia.Apalagi apabila hal ini terjadi dlama kancah internasional, maka
otomatis akan mengharumkan dan membawa nama baikI ndonesia.Atau
setidaknya mampu membuktikan bahwa nak bangsa tak kalah dengan nagara lain
yang bahkan lebih maju.
3. Warga Negara Indonesia secara Umum
Sebagai warga negara yang baik, maka rasa cinta tanah air atau nasionalisme
dapat diwujudkan dengan tindakan-tindakan yang dapat mempererat rasa
persatuan Indonesia.
1. Mempelajari sejarah perjuangan para pahlawan pejuang kemerdekaan kita serta
menghargai jasa para pahlawan kemerdekaan.
2. Menghormati upacara bendera sebagai perwujudan rasa cinta tanah air dan
bangsa Indonesia.
3. Menghormati simbol-simbol negara seperti lambang burung garuda, bendera
merah putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan lain sebagainya.
4. Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri agar pengusaha lokal bisa
maju sejajar dengan pengusaha asing.
5. Ikut membela mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan bangsa dan
negara Indonesia dengan segenap tumpah darah secara tulus dan ikhlas.
6. Turut serta mengawasi jalannya pemerintahan dan membantu meluruskan yang
salah sesuai dengan mekanisme yang berlaku.
7. Membantu mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia kepada warga
negara asing baik di dalam maupun luar negeri serta tidak melakukan tindakan-
tindakan yang mencoreng-moreng nama baik bangsa indonesia.
8. Menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar pada acara-acara resmi
dalam negeri.
9. Beribadah dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk kemajuan bangsa
dan negara Indonesia.
10. Membantu mewujudkan ketertiban dan ketentraman baik di lingkungan sekitar
kita maupun secara nasional.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Rasa persatuan dan nasionalisme indonesia muncul akibat adanya perasaan
senasib karena dijajah oleh bangsa lain sehingga bangsa Indonesia menginginkan
adanya kemerdekaan. Nasionalisme mulai bangkit semenjak Kebangkitan
Nasional, kemudian disusul oleh Sumpah Pemuda dan Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia 17 Agustus 1945.Rasa persatuan dan nasionalisme perlu ditanamkan
karena penting untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
agar tak bercerai berai dan terpecah belah. Hal tersebut juga penting untuk
menjaga stabilitas nasional.Rasa persatuan dan nasionalisme dapat ditanamkan
kepada warga negara sesuai perannya masing-masing. Wujud dari rasa cinta
tanah air dapat berupa tindakan positif yang tidak memecah belah rasa persatuan.
B. SARAN
Kita sebagai warga Negara yang cinta tanah air Bangsa Indonesia
menanamkan sikap cinta tanah air dari usia dini yang mempunyai beraneka ragam
kebudayaan dara Sabang sampai Meraoke dan juga mempunyai perjalanan sejarah
yang sangat panjang dari zaman kerajaan hinnga mempertahankan kemerdekaan
dengan melawan penjajah kita sebagai generasi yang akan datang wajib
mempertahankan dan memperjuangkan atas pengorbanan para pahlawan kita,
seperti belajar dengan sungguh-sungguh, mematuhi dan mentaati peraturan
Negara dan mengharumkan nama bangsa di dunia dalam pentas lomba antar
bangsa itu juga contoh cerminan kita cinta terhadap tana air Indonesia.
Sebagai warga negara Indonesia sudah selayaknya kita menghormati bangsa
dan negara kita sendiri apapun adanya dan kondisinya. Orang-orang yang tidak
menghormati serta membenci bangsa dan negara tempat kelahirannya bisa disebut
sebagai penghianat. Apa salahnya tanah air kita yang begitu kaya raya dan indah,
karena kesalahan hanya ada pada manusia-manusianyalah yang menciptakan
kebencian.
DAFTAR PUSTAKA
Buwono X, Hamengku. 2008.Meraju Kembali KeIndonesiaan Kita..Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1996. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas untuk Kelas 2.Jakarta:
Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1996. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas untuk Kelas 3.Jakarta:
Balai Pustaka.
Simorangkir, dkk. 1970. Aku Warga Negara Indonesia Jilid 1.Jakarta: PT. Gunung
Agung.
Pitaloka, Dwi Ayu.2011.Pengembangan Cinta Tanah Air Indonesia.diunduh dari
http://dewiayupitaloka.wordpress.com/2011/02/12/%E2%80%9Cpengembangan-
rasa-cinta-tanah-air-indonesia%E2%80%9D/ pada 30 April 2011
Andrigundar.2010.Cinta Tanah Air. Diunduh darihttp://andrigundar.wordpress.com pada
30 April 2011