Upload
susanty-agustina
View
717
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH PENJAS-ORKES
LATIHAN BEBAN DAPAT MENYEMBUHKAN KEROPOS TULANG
(OSTEOPOROSIS) BAGI WANITA
Oleh :
Susanti Agustin
103194215
Pendidikan Kimia B
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayahnya sehingga makalah Penjas-orkes dapat terselesaikan
dengan baik dan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini kami banyak berterima kasih kepada :
1. Selaku dosen mata kuliah Penjas-orkes yang telah memberikan bimbingan
serta motivasi sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik
2. Tak lupa teman – temanku yang memberikan informasi dari berbagai
sumber sehingga makalah Penjas-orkes yang berjudul “Latihan Beban
Dapat Menyembuhkan Keropos Tulang (Osteoporosis) Bagi Wanita”dapat
terselesaikan dengan baik.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih belum sempurna dan
untuk menjadi sempurna kami mengharapkan saran dari pihak lain.
Surabaya, 13 Desember 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar............................................................................................ i
Daftar isi..................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan masalah........................................................................... 3
1.3 Tujuan............................................................................................. 3
1.4 Manfaat........................................................................................... 4
BAB II Pembahasan
2.1 Hakikat latihan................................................................................ 5
2.2 Latihan beban.................................................................................. 5
2.3 Prinsip-prinsip dasar latihan............................................................ 6
2.4 Kekuatan otot lengan...................................................................... 7
2.5 Daya tahan kekuatan....................................................................... 8
2.6 Pengertian tulang............................................................................. 9
2.7 Pengertian osteoporosis................................................................... 10
2.8 Penyebab osteoporosis.................................................................... 12
2.9 Rasa yang diderita orang yang menderita osteoporosis................. 13
2.10 Latihan beban yang dapat menyembuhkan osteoporosis............... 13
2.11 Hal-hal yang berdampak pada kesehatan tulang........................... 20
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan..................................................................................... 21
3.2 Saran............................................................................................... 22
Daftar pustaka............................................................................................ 23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tujuan utama dari latihan dalam olahraga adalah meningkatkan
kondisi fisik dan prestasi atlet semaksimal mungkin. Penting di ketahui
bahwa pertumbuhan sel-sel otot, membutuhkan latihan dalam waktu yang
relatif lama. Dengan melakukan kegiatan latihan secara sistematis, berulang-
ulang dan berkelanjutan, maka organ mekanisme neurophisiologis tubuh akan
menjadi lebih baik.
Bompa (1994 : 3) menyatakan tujuan latihan ini adalah untuk
menambah kapasitas kerja organisme dan meningkatkan penampilan
olahragawan.
Untuk mencapai prestasi yang tinggi idaklah mudah, banyak faktor
yang mempengaruhi, diantaranya adalah : aspek biologis, psikologis,
lingkungan, penunjang (Sajoto, 1988 : 3-4). Keempat aspek tersebut perlu
mendapat perhatian yang seimbang dan ada prioritas sesuai dengan
periodisasi latihan, karena keempat aspek tersebut memberikan kontribusi
yang besar dalam upaya mencapai prestasi maksimal seorang atlet.
Untuk menghadapi suatu tantangan semakin meningkatnya aspirasi
masyarakat olahraga untuk mencapai suatu prestasi tinggi. Menurut Harsono
(1997 : 88) beberapa unsur fisik perlu dikembangkan antara lain adalah
kekuatan, kecepatan, daya tahan, kelentukan, keseimbangan dan kelincahan.
kekuatan adalah komponen kondisi fisik yang penting dalam
penampilan olahraga, kekuatan dapat menyokong atau mendukung
komponen-komponen lainnya, seperti kecepatan, kelincahan dan daya tahan
(Lukman dalam Muherman, 2002 :2).
Unsur terpenting dalam program latihan kondisi fisik ialah
kekuatan. Kekuatan merupakan daya penggerak dan sekaligus pencegahan
cidera (Iwan Setiawan, 2005 : 71). Oleh karena itu, unsur kekuatan ini harus
ditingkatkan kemampuannya sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
cabang olahraga.
Menyadari pentingnya peranan kecepatan dan kekuatan bagi
seorang perempuan sebagai kunci keberhasilan untuk mencapai kebugaran
jasmani dan dapat menyembuhkan keropos tulang (osteoporosis). Diharapkan
setelah selesai latiahan beban ini di peroleh informasi latihan mana yang
efektif dalam mengurangi dan menyembuhkan keropos tulang (osteoporosis)
bagi perempuan.
Latihan beban yang dapat mengurangi dan menyebuhkan keropos
tulang (osteoporosis) bagi perempuan yaitu latihan leg press dan dumb bell.
Dimana latihan tersebut dapat memberikan efek atau hasil yang baik bagi
tulang, khususnya pada tulang belakang. Bagi laki-laki dan wanita sekarang
ini banyak yang mendapatkan masalah yang berkaitan dengan tulang, karena
tulang pada umumnya mudah mengalami keropos, biasanya disebabkan
karena banyaknya aktivitas yang tidak diseimbangkan dengan olahraga yang
teratur.
Latihan beban dapat dilakukan pada waktu yang luang. Misalnya
pada waktu sebelum atau sesudah melakukan suatu aktivitas. Karena biasanya
orang sekarang ini sangat mementingkan aktivitasnya (misanya : pekerjaaan,
kuliah, dll) daripada olahraga. Bahwa setiap orang itu berfikir kesehatan
mudah didapat dengan obat. Contoh: sekarang ini waktu kita sakit langsung
berobat ke dokter. Apabila sakit itu tidak terlalu parah sebaiknya kita
melakukan olahraga yang teratur. Olahraga adalah obat yang paling
bermanfaat tanpa adanya kandungan unsur kimia yang membahayakan bagi
tubuh. Obat berfungsi untuk meredakan sakit yang hanya bersifat sementara
bukan selamanya, karena kandungan didalam obat hanya sedikit yang
bereaksi, semakin besar dosis obat yang terkandung maka semakin besar
ketergantungan kita pada obat. Terkadang obat juga dapat menimbulkan suatu
efek pada orang yang mengkonsumsinya, walaupun efek tersebut tidak secara
langsung tetapi efek itu akan timbul perlahan-lahan apabila kondisi fisik kita
menurun.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang dikemukakan, maka dapat
dirumuskan permasalahan yaitu :
1. Apakah hasil yang diperoleh dari latihan beban bagi wanita ?
2. Apakah ada faktor yang membantu untuk memaksimalkan latihan beban
tersebut ?
3. Apakah tidak terdapat akibat atau efek dari latihan tersebut bagi wanita ?
1.3 Tujuan
1. Tujuan latihan beban secara umum bagi wanita adalah :
Untuk mengetahui dan mengkaji keefektifan bentuk-bentuk
latihan beban dalam upaya meningkatkan kekuatan otot.
Untuk mengetahui bahwa pertumbuhan sel-sel otot
membutuhkan latihan dalam waktu yang lama. Dengan
melakukan kegiatan latihan secara sistematis dan berkelanjutan,
melalui pengulangan yang konstan maka organ mekanis seperti
neurophysiologi tubuh akan menjadi lebih baik.
2. Tujuan latihan beban secara khusus bagi wanita adalah :
Untuk meningkatkan keterampilan yang dimiliki dengan
semaksimal mungkin.
Untuk mencapai tujuan dengan adanya aspek-aspek latihan
yang dilatih secara seksama, antara lain :
a. Physical Training ( pelatihan fisik )
b. Technical Traning (pelatihan teknik)
c. Tactical Training (pelatihan taktik )
d. Psychological Training (pelatihan mental)
Untuk mengetahui hasil dari latihan beban dan faktor yang
membantu untuk memaksimalkan latihan beban.
Untuk mengetahui bahwa pelatihan beban ini terdapat adanya
akibat atau tidak dari latihan beban tersebut bagi wanita.
1.4 Manfaat
Hasil dari latihan beban ini diharapkan terdapat manfaat sebagai berikut :
1) Secara teoritis : dapat diperoleh masukan tentang manfaat dan fungsi
latihan yang diberikan terlebih kepada seorang wanita . hal tesebut sangat
bermanfaat dalam merancang program latihan untuk peningkatan
keterampilan gerak dan daya fikir orang tersebut.
2) Secara praksis: dalam latihan ini akan diberikan perlakuan berupa latihan
beban yang dapat mengurangi dan menyembuhkan keropos tulang
(osteoporosis) bagi wanita.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat latihan
Banyak orang berlatih tetapi sebenarnya mereka tidak berlatih. Hal
ini mungkin disebabkan karena mereka tidak memahami pengertian latihan
yang baik dan benar. Berdasarkan ciri-ciri latihan yang benar, maka
dapatlah dikemukakan definisi latihan sebagai berikut:
1) Latihan adalah suatu proses berlatih yang sistematis yang dilakukan
secara berulang-ulang dan semakin hari jumlah dalam berlatih semakin
bertambah ( Harsono,2005:43).
2) Latihan juga didefinisikan sebagai suatu proses kerja yang harus
dilakukan secara sistematis, berulang-ulang dan jumlah beban yang
diberikan semakimn hari bertambah ( Engkos Kosasih,1993:55 ).
Sedangkan Rusii Lutan (dalam Hartono, 2004:7) mengatakan
bahwa latihan adalah suatu konsep yang lebih komplek, tidak diduga oleh
kebanyakan orang karena dalam proses latihan diperlukan adanya
pimpinan, pengorganisasian dalam suatu latihan beban.
Dari definisi yang sudah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa
latihan adalah suatu proses yang terencana secara sistematis dan
berkelanjutan yang harus dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan
kemampuan fisik, kemampuan teknik, kemampuan taktik dan kemampuan
mental yang maksimal untuk menunjang penampilan dari suatu
keterampilan yang dimiliki dalam dirinya.
2.2 Latihan beban
O’Shea dalam Sujoto, Moehammad, (1988;114) mengatakan
bahwa latihan beban mempunyai dasar fisiologis yang dapat
mengembangkan kekuatan secara maksimal, pertama bahwa semua
program latihan harus berdasarkan “SAID” yaitu Specific Adaptation to
Impose Denmards. Prinsip tersebut mengatakan bahwa latihan hendaknya
bersifat khusus, sesuai dengan sasaran yang dicapai.
Latihan beban akan menyebabkan dua cara peningkatan ketahanan
otot yaitu meningkatkan sifat-sifat anaerobic dalam otot serta mengurangi
jumlah serat otot yang terlibat aktivitas permulaan sehingga menyimpan
sejumlah serat otot sebagai cadangan, jika suatu saat aktivitas
berkelanjutan. Pengurangan jumlah serat yang terlibat aktivitas permulaan,
sehingga menyimpan sejumlah serat sebagai cadangan, suatu saat aktivitas
berkelanjutan.
Pengurangan jumlah serat yang terlibat ada hubungannya dengan
peningkatan tenaga yang memungkinkan pelaksanaan pekerjaan yang
masih harus dilakukan dengan menggunakan usaha yang kecil. Baechie,
Thomas R. Groves Barney R (1997:10).
Sikap dan keuletan, percaya bahwa latihan beban dapat membuat
perubahan yang dramatis pada kesehatan serta fisik. Pasti akan terjadi
sangat penting agar kita mau untuk berlatih keras dan teratur. Anda akan
segera merasakan perbedaan pada otot (kepadatan), dan kekuatan serta
ketahanan akan berubah menjadi lebih nyata setelah beberapa minggu.
Akan tetapi, bersiap-siaplah terjadi variasi dalam usaha selam permulaan
masa latihan, tetapi jangan berkecil hati bila salah satu latihan beban tidak
mendapatkan hasinlnya sebagaimana latihan sebelumnya. Thomas R.
Barchie. Barney R. Groves (1997:3). Latihan menahan beban, sirkuit
latihan beban, aktivitas lainnya mengangkat sejumlah besar ulangan dapat
dipakai untuk mengembangkan daya tahan otot, Abdullah, Arma
(2003:25).
2.3 Prinsip-prinsip dasar latihan
Prinsip-prinsip dasar latihan yang harus dipahami dan dilaksanakan
dengan baik dan benar agar latihan dapat meningkatkan keterampilan
yaitu:
1) Prinsip Beban Berlebih
Untuk mendapatkan pengaruh latihan yang baik, organ tubuh
khususnya tulang belakang harus mendapatkan beban tubuh yang
melebihi beban yang biasa diterima dalam aktivitas sehari-hari.
2) Prinsip Beban Bertambah
Prinsip latihan ini adalah beban kerja dalam latihan ditingkatkan
secara bertahap dan disesuaikan dengan kemampuan fisiologis dan
psikologis.
3) Prinsip Latihan Beraturan
Dalam pelaksanaannya, latihan ada tiga tahap yang harus dikerjakan,
yakni pemanasan, pelatihan inti, dan pendinginan (polling down).
4) Prinsip Kekhususan
Latihan yang diberikan harus ada kaitannya dengan keterampilan
khusus atau sesuai dengan cabang olahraga yang digemari
5) Prinsip Individualisasi
Faktor individual harus diperhatikan karena pada dasarnya setiap
individu adalah sangat unik, mempunyai karakteristik berbeda.
6) Prinsip Pulih Asal
Kualitas yang diperoleh dari latihan dapat menurunkan kembali
apabila melakukan latihan dalam waktu tertentu saja.
7) Prinsip Beragam
Untuk mengatasi kebosanan dalam berlatih perlu diciptakan bentuk
latihan yang beragam.
2.4 Kekuatan otot lengan
Pengertian kekuatan otot adalah kemampuan atau kelompok otot
untuk melakukan kerja dengan menahan beban yang diangkat. Otot yang
kuat akan membuat kerja otot sehari secara efisien. Mochammad Sajoto
(1988:45).
Mochammad Sajoto (1988:45+) : kekuatan (strength) adalah
komponen kondisi fisik yang menyangkut masalah kemampuan seseorang
pada saat menggunakan otot-otot, menerima beban dalam waktu kerja
tertentu.
Prof. Drs. H. Sukarna mengatakan kekuatan otot sangat diperlukan
bagi otot (Mushulus) daalam melakukan kontraksi dan relaksasi guna
melakukan pekerjaan yang dapat membengkokkan dan meluruskan
persendian untuk bergerak
Kekuatan didefinisikan sebagai jumlah tenaga maksimum yang
dapat dilakukan sebuah otot atau sekelompok otot daalm suatu upaya
memanjat tali, latihan beban dan latihan-latihan menahan beban adalah
cara yang dapat dipakai untuk ini. Abdullah, Arna (2003:5).
Menurut Harsono (1997:88) beberapa unsur fisik perlu
dikembangkan antara lain adalah kelincahan, kekuatan, kecepatan, daya
tahan, dan keseimbangan karena kekuatan adalah komponen kondisi fisik
yang sangat penting dalam olahraga.
Menurut pengertian kekuatan merupakn basis dari latihan fisik.
Jadi meskipun banyak aktivitas olahraga yang banyak memerlukan
kelincahan, kecepatan, koordinasi, keseimbangan, dan sebagainya. Akan
tetapi faktor-faktor tersebut tetap dikombinasikan dengan faktor kekuatan
agar memperoleh gerakan yang dikehendaki.
2.5 Daya tahan kekuatan
Daya tahan kekuatan adalah kemampuan otot untuk
mempertahankan atau mengatasi kelelahan yang disebabkan pembebanan
kekuatan dalam waktu yang relativ lama. Oleh karena itu , kekuatan
membicarakan tentang kemampuan otot, maka daya tahan kekuatan sering
juga disebut daya tahan otot (muscle endurance). Kemampuan ini sangat
dibutuhkan dalam olahraga yang memerlukan dalam waktu yang relativ
lama.
Disamping jenis kekuatan yang dikemukakan diatas, secar umum
menurut Bompa (1983) ada 8 jenis kekuatan dalam olahraga, yaitu :
a) Kekuatan umum merupakan kekuatan dari seluruh system otot dan
merupakan fondasi dari seluruh program kekuatan.
b) Kekuatan khusus merupakan kekuatan yang khusus diperlukan
dalam suatu cabang olahraga tertentu dan merupakan karakteristik
setiap cabang olahraga.
c) Kekuatan maksimum yaitu kekuatan tertinggi yang dapat
dilakukan oleh system otot saraf selama suatu kontraksi.
d) Daya tahan otot yaitu kemampuan otot untuk mempraktekkan
kerjanya dalam waktu yang lama.
e) Power merupakan produk dari kekuatan dan kecepatan untuk
melakukan force maksimum dalam waktu yang sangat pendek.
f) Kekuatan absolute (absolute strength) merupakan kemampuan
seseorang untuk mengatasi force maksimum tanpa
memperhitungkan berat badannya.
g) Kekuatan relative (relative strength) merupakan perbandingan
antara kekuatan absolute dengan berat badannya.
h) Cadangan kekuatan (strength reserve) merupakan perbedaan antara
kekuatan absolute dari seseorang denga jumlah kekuatan yang
diperlukan unutk melakukan suatu keterampilan dalam latihan.
2.6 Pengertian tulang
Tulang adalah bagian sistem atau jaringan tubuh manusia atau
makhluk hidup yang termasuk golongan vertebrata. Tulang merupakan
jaringan tubuh yang keras dengan salah satutugasnya adalah turut
membentuk struktur tubuh manusia danmenyangga serta melindungi
bagian-bagian tubuh manusia. Tengkorak (batok kepala) misalnya,
melindung otak serta struktur-struktur lainnyadi dalam rongga kepala.
Tulang dada atau iga, melindungi paru-paru,jantung serta bagian-bagian
lainnya, sedangkan tulang belakangbertugas sebagai penyangga struktur
tubuh manusia secara keseluruhan bersama-sama dengan tulang betis dan
paha.Tulang juga berfungsi sebagai tempatlekatnya otot-otot
(origo daninsertio) sehingga otot dapat melakukan gerakanantar sendi
yang disusun oleh tulang-tulang sesuai fungsinya.
Tulang adalah organ tubuh yang “hidup” artinya, di dalam tulang
terjadiproses yang dinamis. Kita tahu, bahwa pada masa
pertumbuhan,tulang bertumbuh, bertambah panjang dan bertambah besar
sertabertambah berat. Hal ini berlangsung sampai kita berumur ± 30 tahun
(laki-laki) dan umur 20-an tahun pada wanita, setelah itu tulang akanmulai
mengalami pengeroposan. Di dalam tulang ada dua jenis seltulang yang
bertanggungjawab atas keseimbangan tulang yaitu osteoblast, sel tulang
yang bersifat membangun dan osteoclast yang bersifat merusak tulang.
Aktifitas kedua sel ini dipengaruhi oleh hormon-hormon seperti
Parathormon, estrogen (wanita) testosterone (pria), vitamin D, dan
calcitonin. Dalam keadaan normal, keduakegiatan membangun dan
merusak tulang dalam keadaan seimbang,namun karena sesuatu hal atau
karena ada peningkatan faktor-faktorrisiko, maka aktifitas osteoklas
menjadi lebih menonjol, sehinggaterjadilah pengeroposan tulang secara
perlahan-lahan. Akibat prosesini, massa tulang menjadi lebih tipis, ringan
dan keropos (porous).
2.7 Pengertian osteoporosis
Wanita tua itu pasti menderita penyakit osteoporosis yang
menyebabkan tulang punggungnya melengkung. Osteoporosis tidak
menampakkan tanda-tanda fisik yang nyata hingga terjadi keropos atau
keretakan pada usia senja.
Penyakit osteoporosis adalah berkurangnya kepadatan tulang yang
progresif, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Tulang terdiri
dari mineral-mineral seperti kalsium dan fosfat, sehingga tulang menjadi
keras dan padat. Jika tubuh tidak mampu mengatur kandungan mineral
dalam tulang, maka tulang menjadi kurang padat dan lebih rapuh, sehingga
terjadilah osteoporosis.
Pengertian osteoporosis adalah penyakit yang berkembang secara
bertahap, tanpa menimbulkan rasa sakit dan berjalan dalam kurun waktu
yang cukup lama dan pada suatu waktu timbul sebagai fraktur (patah) pada
tulang.
Gejala ini dapat terlihat karena tinggi badan seseorang menurun.
Dapat pula tampak pada seseorang yang menjadi bongkok punggungnya.
Pada osteoporosis tulang-tulang menjadi rapuh, tak dapat dilihat
dengan sinar X yang konvensional, sampai tulang kehilangan masanya
sekitar 30%.
Sekitar 80% persen penderita penyakit osteoporosis adalah wanita,
termasuk wanita muda yang mengalami penghentian siklus menstruasi
(amenorrhea). Hilangnya hormon estrogen setelah menopause
meningkatkan risiko terkena osteoporosis.
Penyakit osteoporosis yang kerap disebut penyakit keropos tulang
ini ternyata menyerang wanita sejak masih muda. Tidak dapat dipungkiri
penyakit osteoporosis pada wanita ini dipengaruhi oleh hormon estrogen.
Namun, karena gejala baru muncul setelah usia 50 tahun, penyakit
osteoporosis tidak mudah dideteksi secara dini.
Meskipun penyakit osteoporosis lebih banyak menyerang wanita,
pria tetap memiliki risiko terkena penyakit osteoporosis. Sama seperti pada
wanita, penyakit osteoporosis pada pria juga dipengaruhi estrogen.
Bedanya, laki-laki tidak mengalami menopause, sehingga osteoporosis
datang lebih lambat.
Kemungkinan penderita osteoporosis pada wanita adalah 8 kali
lebih banyak daripada pria. Dan kebanyakan terjadi pada wanita setelah
menopause.
2.8 Penyebab osteoporosis
Penuaan merupakan salah satu faktor risiko utama untuk
osteoporosis dan fraktur osteoporosis. Jika Anda cukup beruntung untuk
hidup lama, Anda akan jauh lebih mungkin mengembangkan tulang
melemah dari osteoporosis. Pada wanita, hilangnya estrogen pada
menopause menyebabkan hilangnya tulang hingga dua persen per tahun.
Putih wanita di atas usia 50 memiliki risiko seumur hidup fraktur sekitar
50 persen. Angka ini meningkat dengan meningkatnya usia.
Sejumlah faktor berkontribusi pada osteoporosis:
usia lanjut
jenis kelamin
berat badan rendah atau tipis dan ramping membangun
meningkatnya berat badan baru-baru ini
sejarah patah tulang
sejarah keluarga patah
perokok
alkohol
kurang olahraga
diperpanjang penggunaan obat tertentu (misalnya,
corticosteroids, Antikonvulsan, dan obat tiroid)
ada riwayat osteoporosis pada keluarga
kurangnya masukan zat kapur (Ca)
terlalu lama istirahat di tempat tidur
Faktor-faktor risiko ini sama pentingnya dengan ukuran massa
tulang yang rendah dalam menentukan seberapa besar kemungkinan anda
memiliki fraktur. Orang dengan massa tulang yang rendah tapi tidak ada
tambahan faktor-faktor risiko seringkali tidak mengembangkan patah
tulang. Orang-orang dengan sejumlah kecil tulang tetapi banyak faktor
risiko lebih mungkin untuk akhirnya mengembangkan patah tulang.
2.9 Rasa yang diderita orang yang menderita osteoporosis
Fraktur yang disebabkan oleh osteoporosis sering menyakitkan.
Tapi osteoporosis itu sendiri tidak memiliki gejala. Itulah sebabnya sangat
penting untuk mendapatkan dites jika Anda seorang wanita menopause
dan masa lalu memiliki salah satu faktor risiko di atas. Perempuan di atas
65 harus diuji apakah atau tidak mereka memiliki faktor risiko lainnya.
Orang dengan masalah tulang lainnya atau yang mengambil obat-obatan
yang melemahkan tulang juga harus diuji. Skrining awal osteoporosis tidak
menimbulkan rasa sakit dan muda.
2.10 Latihan beban yang dapat menyembuhkan osteoporosis
Latihan beban dapat memperbaiki kekuatan, memperbaiki
ketegapan otot, dan membuat badan lebih segar. Dan hal yang dapat
memperbaiki otot-otot kita, dapat pula berpengaruh positif pada tulang-
tulang kita.
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Stanford University,
ternyata latihan-latihan beban tidak hanya memperkuat otot-otot badan
tetapi dapat pula memperbaiki tulang-tulang kita.
Latihan-latihan yang intensitas tinggi, dan sedikit ulangan seperti
angkat besi lebih efektif untuk menguatkan tulang, jika dibandingkan
dengan latihan yang ulangannya banyak tetapi intensitasnya rendah seperti
jogging,lari, atau berenang.
Latihan beban yang dapat menyembuhkan atau mengurangi
osteoporosis adalah:
1. Latihan leg press
Leg press adalah latihan beban yang menggunakan alat
multiple, latihan beban menggunakan alat multiple pada saat
ini suda tidak asing lagi dikalangan pelatih olahraga Karena
dapat memberikan keuntungan-keuntungan yang tidak dapat
diperoleh dari latihan beban yang lainnya. Latihan leg press
sangat baik untuk pembentukan kekuatan otot kaki dan tulang
belakang, membantu stabilisasi persendian lutut, panggul serta
memadatkan otot dan juga untuk memadatkan tulang belakang
karena terjadi penahanan tulang pada tulang belakang.
Dilihat dari pola gerakan latihan leg press memberikan
stress pada otot quadriceps, harmstring, gluteus maximus,
erector spinae. Mesin latihan ini dirancang dengan beban yang
bergerak, memungkinkan tumpukan bebannya bergeser
mundur dan maju pada lengan mesin itu dalam usaha membuat
tekanan yang lebih konsisten pada otot sepanjang menjalani
latihan beban yang menggunakan leg press. (Beachle dalam
Muherman, 2002:27)
Alat-alat latihan beban lebih aman untuk digunakan
daripada alat biasa yang menggunakan beban bebas (barbel)
terutama bagi mereka yng kurang berpenngalaman, sifat
penting dari alat ini adalah bahwa tumpukan-tumpukna beban
terletak jauh dari orang yang menggunakannya dan tidak
dibutuhkan pembantu. Akan tetapi mengguanakan alt-alat
dengan ketahanan tetap dapat menyebabkan luka pada struktur
otot, tendon dan persendian bila momentum tidak dikendalikan
dan dikontrol.
Pelaksanaan latihan leg press:
Gerakan dari latihan ini terdiri dari 3 fase yakni fase
persiapan, fase pelaksanaan gerakan ke depan dan fase gerakan
ke belakang. Uraiannya seperti berikut:
Posisi persiapan :
1) Tubuh bagian atas tegak, punggung bersandar pada
sandaran kursi
2) Kedua kaki bertekuk 90º atau kurang
3) Kedua kaki sejajar dan pada permukaan pedal
4) Kedua lengan lurus, memegang handrail
Pelaksanaan gerakan ke depan :
1) Dorong pedal sampai kedua lutut lurus
2) Tubuh bagian atas dijaga agar tetap tegak
3) Hindarkan tubuh berputar saat mendorong pedal
4) Keluarkan nafas saat mendorong pedal
Pelaksanaan gerakan ke belakang:
1) Kembalikan kaki ke posisi bertekuk 90º
2) Tubuh bagian atas agar dijaga agar tetap tegak
3) Tarik nafas saat kedua lutut mulai ditekuk
2. Latihan dumbbell
Latihan dumbbell merupakan latihan dengan
menggunakan pemberat bebas seperti dumbbell.
Sedangkan latihan pull-up adalah latihan yang
menggunakan tubuh sendiri sebagai beban secara sebagian
maupun beban tubuh keseluruhan.
(
www.andriwongso.com/article244healthcorner_memilikimotiv
asi).
Latihan kontrol sendiri sebagai latihan yang bisa
dilakukan oleh pemain dalam melakukan latihan kekuatan
terlebih dahulu.
Dumbble curl
Posisi awal dalam latihan ini dapat dilakukan
dengan berdiri, duduk atau terlentang. Telapak tangan
supinasi. Gerakan yang dilakukan adalah angkat dumbble
bergantian ke atas, baik dalam posisi duduk atau berdiri.
Dan bila posisi terlentang,dumbble dapat diangkat
serentak dari samping badan kea rah dalam.
Macam-macam gerakan dalam persendian pada
umumnya terjadi dalam gerak olahraga, adalah sebagai
berikut :
Flexi siku-siku : pengecilan sudut antara tulang
lengan atas dengan tulang lengan bawah.
Extensi siku-siku : perluasan sudut antara lengan
atas dengan tulang lengan bawah.
Flexi pergelangan tangan : gerak penyempitan sudut
antara telapak tangan dengan lengan bawah.
Extensi pergelangan tangan : gerak perluasan sudut
antara telapak tangan dengan lengan bagian dalam
Untuk melengkapi penjelasan tentang gerak tersebut
diatas maka perhatikan gambar berikut:
Untuk latihan kekuatan otot bahu, lengan serta dada,
berawal yang diberikan antara 20-30 % berat badan.
Repetisi dan set
Yang dimaksud dengan repetisi adalah jumlah
ulangan mengangkat suatu beban, sedangkan set adalah
suatu rangka kegiatan dari satu repetisi. Misalnya,
seorang atlet dalam latihan mengangkat beban 10 Kg,
sebanyak 8 kali repetisi (ulangan) kemudian istirahat.
Berarti mereka melakukan latihan 8 kali ulangan
(repetisi) dalam satu set.
Menurut hasil penelitian peningkatan kekuatan otot,
ternyata menunjukkan beberapa variasi. Delorme dalam
laporan penelitiannya menyatakan bahwa kekuatan otot
akan meningkat bila program latihan yang dipakai adalah
1-3 repetisi untuk 3-4 set, dengan beban maksimum.
Latihan bertukuan untuk meningkatkan enduranceotot,
maka latihan hendaknya dengan 10-12 repetisi untuk 3-4
set.
J.P. O’Shea dan Berger menyatakan bahwa hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa dengan beban
mendekati maksimal (kira-kira 90%), dengan repetisi 5-6
untuk 3-4 set adalah merupakan program latihan beban
yang paling efektif.
Dumbell press
Posisi awal : latihan dengan dumbbell dapat
dilakukan dengan berdiri, duduk, membungkuk badan,
dan terlentang.
Gerakan : pada posisi berdiri atau duduk, lakukan gerakan
angkat dumbbell yang di pegang dengan posisi telapak
tangan ke depan secara bergantian.
Otot-otot yang terlatih :
1. Deltotids, middle and anterior (PM)
2. Triseps (PM)
3. Pectoralis Mayor (Asst)
4. Upper Trapezius (Asst)
2.11 Hal-hal yang berdampak pada kesehatan tulang
Kedua hal ini dapat berdampak pada kesehatan tulang secara keseluruhan.
Wanita berumur sekitar 30-an mereka harus:
1. Jauhkan garam dan kafein di cek. Terlalu banyak kalsium juga dapat
mempromosikan kerugian. Lanah J. Brenna, seorang ahli diet terdaftar
di Reaktif Nutrisi di Lafayette, Louisiana, menasihati perempuan untuk
membatasi asupan sodium untuk 1.300 mg sehari dan kafein untuk 200
sampai 300 mg sehari untuk membantu mengurangi keropos tulang.
2. Batasi minum. Konsumsi alkohol yang berlebihan (lebih dari dua gelas
sehari) telah dikaitkan dengan peningkatan risiko osteoporosis lainnya
pinggul dan patah tulang.
3. Pertimbangkan suplemen kalsium.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
latihan adalah suatu proses yang terencana secara sistematis dan
berkelanjutan yang harus dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan
kemampuan fisik, kemampuan teknik, kemampuan taktik dan kemampuan
mental yang maksimal untuk menunjang penampilan dari suatu
keterampilan yang dimiliki dalam dirinya.
Penyakit osteoporosis adalah berkurangnya kepadatan tulang yang
progresif, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Latihan beban dapat mengurangi keropos tulang baik terjadi pada
pria maupun wanita karena adanya kontak secara langsung antara latihan
tersebut dengan keropos tulang khususnya yaitu osteoporosis. Dimana
keropos tulang terjadi karena kurangnya kalsium pada tulang yang tidak
bisa di seimbangkan dengan aktivitas. Pada jaman sekarang ini orang lebih
memilih banyak beraktivitas tapi tidak seimbang dengan olahraga,
sebaiknya sebelum beraktivitas harus ada pemanasan yaitu olahraga
kecil,kemudian setelah semua aktivitas tersebut selesai harus berolahraga
lagi untuk mempersiapkan kondisi fisik untuk hari selanjutnya.
Cara mengurangi osteoporosis yaitu dengan cara olahraga latihan
beban dan juga didukung oleh makanan yang bergizi dan lebih banyak
minum untuk memperoleh mineral yang cukup.
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk
menambah pengetahuan tentang latihan beban dalam menyembuhkan
keropos tulang (osteoporosis). Pandangan masyarakat tentang latihan
beban ini hanya bagi pria saja tapi ternyata latihan ini bisa untuk wanita
karena dapat membentuk tubuh, dapat memperoleh stamina yang baik dan
kuat dalam arti bisa menghidarkan dari penyakit, dan juga dapat
menjadikan tulang anda menjadi kuat tapi hal itu juga harus seimbang
dengan makanan serta mineral.
DAFTAR PUSTAKA
Baechle,Thomas R. 2007. Bugar dengan Latihan Beban. 1-4. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada
http:// www.google.com/osteoporosis-blooket
http: //www.google.com/osteoporosis/seorang-pasien’s-guide-to-
osteoporosis_klinik_olahraga_dan_ortopedhi_singapura
http://www.google.com/osteoporosis/tips_tulang_sehat
Sumosardjuno, Sadoso.1993. Pengetahuan Praktis Kesehatan dalam Olahraga.
Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama