31
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting dalam keseluruhan proses pendidikan. Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan di tempat lain seperti di museum, di laboratorium, dan dimana saja. Sedangkan Pembelajaran mengandung makna adanya kegiatan mengajar dan belajar, di mana pihak yang mengajar adalah guru dan yang belajar adalah siswa yang berorientasi pada kegiatan mengajarkan materi yang berorientasi pada pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa sebagai sasaran pembelajaran. Dalam proses pembelajaran akan mencakup berbagai komponen

Makalah Pendidikan Manajemen Lingkungan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah pendidikan manajemen lingkungan

Citation preview

Page 1: Makalah Pendidikan Manajemen Lingkungan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat

fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan,

kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting dalam

keseluruhan proses pendidikan. Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap

individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk

pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman

untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Kegiatan belajar

tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan di tempat lain seperti di

museum, di laboratorium, dan dimana saja. Sedangkan Pembelajaran mengandung

makna adanya kegiatan mengajar dan belajar, di mana pihak yang mengajar adalah

guru dan yang belajar adalah siswa yang berorientasi pada kegiatan mengajarkan

materi yang berorientasi pada pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan

siswa sebagai sasaran pembelajaran. Dalam proses pembelajaran akan mencakup

berbagai komponen lainnya, seperti media, kurikulum, dan fasilitas pembelajaran. 

Sebagai rujukan terhadap hal di atas, Aunurrahman (2009) mengemukakan

bahwa sebuah system belajar maupun pembelajaran dapat dipengaruhi oleh berbagai

faktor baik yang bersifat internal maupun eksternal. Faktor internal yang dapat

mempengaruhi proses belajar siswa adalah karakteristik siswa, sikap terhadap belajar,

motivasi belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar, menggali hasil belajar,

rasa percaya diri dan kebiasaan belajar. Sedangkan faktor-faktor eksternal yang dapat

berpengaruh dalam kegiatan proses pembelajaran tersebut, diantaranya faktor guru,

kurikulum sekolah, sarana dan prasarana, serta faktor lingkungan. Dalam konteks

pembelajaran sebagai proses pendidikan terhadap individu, pembelajaran bukan

Page 2: Makalah Pendidikan Manajemen Lingkungan

hanya sekedar menyampaikan materi, akan tetapi juga dimaknai sebagai proses

mengatur lingkungan supaya setiap siswa belajar.

Proses belajar-mengajar merupakan fenomena menarik yang kompleks.

Segala sesuatu yang terjadi di dalam proses belajar mengajar memiliki arti penting

bagi peserta didik.  Setiap kata, pikiran, tindakan, dan asosiasi merupakan objek yang

menjadi pengalaman belajar bagi peserta didik. Oleh karena itu, pembelajaran sangat

ditentukan oleh iklim lingkungan belajar, presentasi dan rancangan pengajaran yang

diciptakan oleh guru. Dalam hal ini, kelas atau sekolah sebagai lingkungan belajar,

harus dikelolah dengan efektif. Ketika kelas dikelola secara efektif, kelas akan

berjalan lancar dan siswa akan aktif dalam pembelajaran. Dalam rangka mencapai

tujuan pengajaran yang efektif dan efisien, maka kondisi yang menguntungkan di

dalam kelas merupakan prasyarat bagi terjadinya proses belajar mengajar yang

efektif.

Banyak hal menarik yang terkandung dalam materi pengelolaan kelas atau

manajemen lingkungan sehingga tercipta pembelajaran yang efektif, dan hal-hal

seperti inilah yang melatarbelakangi untuk dibahas lebih dalam lagi.

B. Rumusan Masalah

a. Apa definisi manajemen pembelajaran ?

b. Apakah fungsi dari manajemen pembelajaran ?

c. Bagaimana pandangan tentang manajemen kelas ?

d. Seberapa penting manajemen kelas dalam pembelajaran ?

e. Bagaimana menciptakan lingkungan kondusif untuk belajar ?

f. Bagaimana mengajar efektif dan manajemen pengajaran yang efektif ?

Page 3: Makalah Pendidikan Manajemen Lingkungan

C. Tujuan

a. Mengetahui definisi manajemen pembelajaran

b. Mengetahui fungsi dari manajemen pembelajaran

c. Mengetahui pandangan tentang manajemen kelas

d. Mengetahui pentingnya manajemen kelas dalam pembelajaran

e. Mengetahui cara menciptakan lingkungan kondusif untuk belajar.

f. mengetahui mengajar efektif dan manajemen pengajaran yang efektif

Page 4: Makalah Pendidikan Manajemen Lingkungan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian manajemen pembelajaran

Menurut Ibrahim Bafadhal, manajemen pembelajaran adalah segala usaha

mengatur proses belajar mengajar dalam rangka tercapainya proses belajar

mengajar yang efektif dan efisien. Manajemen program pembelajaran sering

disebut dengan manajemen kurikulum dan pembelajaran. Manajemen

pembelajaran dapat juga diartikan sebagai usaha ke arah pencapaian tujuan-tujuan

melalui aktivitas-aktivitas orang lain atau membuat sesuatu dikerjakan oleh orang-

orang lain, berupa peningkatan minat, perhatian, kesenangan, dan latar belakang

siswa (orang yang belajar), dengan memperluas cakupan aktivitas (tidak terlalu

dibatasi), serta mengarah kepada pengembangan gaya hidup di masa mendatang.

Beberapa pakar pendidikan dan manajemen memiliki definisi masing-masing

tentang manajemen pembelajaran, sesuai dengan pola pikir dan latar belakang

profesionalisme mereka. Namun demikian, secara global definisi mereka nyaris

memiliki kesamaan, bahwa manajemen pembelajaran merupakan proses

mengelola, yang meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian

(pengarahan), dan pengevaluasian kegiatan yang berkaitan dengan proses

membelajarkan peserta didik dengan mengikutsertakan berbagai faktor

didalamnya, guna mencapai tujuan yang diinginkan. Sehingga dapat disimpulkan

Page 5: Makalah Pendidikan Manajemen Lingkungan

bahwa managemen pembelajaran adalah kegiatan penuh dalam pengelolaan proses

pembelajaran.

Dalam manajemen pembelajaran, yang bertindak sebagai manajer adalah guru

atau pendidik. Sehingga pendidik memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk

melakukan beberapa langkah kegiatan manajemen yang meliputi merencanakan

pembelajaran, mengorganisasikan pembelajaran, mengendalikan (mengarahkan)

serta mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan.

Pada kegiatan merencanakan pembelajaran, pendidik menentukan tujuan

pembelajaran, yakni tujuan yang ingin dicapai setelah terjadinya proses-kegiatan

pembelajaran. Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan

berdasarkan hasil berpikir secara rasional, tentang sasaran dan tujuan pembelajaran

tertentu. Pada kegiatan mengorganisasikan pembelajaran, pendidik mengumpulkan

dan menyatukan berbagai macam sumber daya dalam proses pembelajaran; baik

pendidik, peserta didik, ilmu pengetahuan serta media belajar. Dan dalam waktu

yang sama, mensinergikan antara berbagai sumberdaya yang ada dengan tujuan

yang akan dicapai. Pada kegiatan mengendalikan (mengarahkan) pembelajaran,

pendidik melaksanakan rencana kegiatan pembelajaran yang telah dibuat di awal

dalam perangkat pembelajaran, guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pada kegiatan mengevaluasi pembelajaran, pendidik melakukan penilaian

(evaluasi) terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Dalam kegiatan menilai

itu lah pendidik dapat menemukan bagaimana proses berlangsungnya

pembelajaran serta sejauh mana tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sehingga

kemudian dapat menemukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran berikutnya. Melalui kegiatan mengevaluasi pembelajaran ini

kemudian dapat dilakukan upaya perbaikan pembelajaran.

Page 6: Makalah Pendidikan Manajemen Lingkungan

Manajemen pembelajaran merupakan bagian penting dalam proses

pembelajaran dan pendidikan. dalam manajemen pembelajaran pun memiliki

beberapa kegiatan dan hal-hal penting untuk diperhatikan.

B. Fungsi Manajemen Pembelajaran

Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan adalah salah satu fungsi awal dari aktivitas manajemen dalam

mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Menurut Anderson (1989:47),

perencanaan adalah pandangan masa depan dan menciptakan kerangka kerja

untuk mengarahkan tindakan seseorang dimasa depan.

menurut Davis (1996) perencanaan pembelajaran adalah pekerjaan yang

dilakukan oleh seorang guru untuk merumuskan tujuan mengajar. Dalam

kedudukannya sebagai seorang pengajar atau yang mengatur, guru melakukan

perencanaan pembelajaran yang mencakup usaha untuk  menganilisis tugas,

mengidentifikasi kebutuhan pelatihan atau belajar, menulis tujuan belajar, model

perencanaan Pengajaran mengadung beberapa langkah yaitu identifikasi Tugas-

tugas, analisis Tugas, penetapan Kemampuan, spesifikasi Pengetahuan,

keterampilan dan sikap, identifikasi Kebutuhan Pendidikan dan Latihan,

perumusan Tujuan dan lain lain

Tujuan pengajaran

Setiap lembaga pendidikan nasional bermuara kepada pencapaian tujuan dan

fungsi pendidikan, tujuan dalam pengajaran adalah deskripsi tentang penampilan

atau prilaku (performance) murid-murid yang diharapkan setelah mereka

Page 7: Makalah Pendidikan Manajemen Lingkungan

mempelajari bahan pelajaran yang disajikan oleh guru. Menurut pendapat Bloom

(1956) bahwa tujuan pengajaran harus mengaju kepada tiga dominan (kawasan

pembinaan) untuk pengembangan pribadi anak, yaitu : Kognitif,Afektif,

dan Psikomotorik. Guru sebagai manajer dapat mengorganisasikan bahan

pelajaran untuk disampaikan kepada murid dengan beberapa metode seperti

ceramah, diskusi, pemberian tugas, Tanya jawab dll.

Pengelolaan kelas

Menurut Arikunto (1992) pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan

oleh guru dalam membantu murid sehingga dicapai kondisi yang optimal dalam

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar seperti yang diharapkan. Pengelolaan

kelas berkaitan dengan dua kegiatan utama, yaitu :

a.       Pengelolaan yang berkaitan dengan siswa.

b.      Pengelolaan yang berkaitan dengan fisik (ruangan, perobot dll)

Adapun tujuan pengeloalaan kelas adalah agar setiap anak dikelas dapat bekerja

dengan tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan

efisien. Pengelolaan kelas yang berkaitan dengan siswa adalah mengenai besar

atau kecilnya ukuran atau jumlah siswa dalam satu kelas.

Besarnya jumlah siswa dalam satu kelas diharapkan dapat memberikan dampak,

diantaranya pada produktivitas kelompok maupun pengetahuan pribadi tentang

hasil (tugas) dan Perselisiihan kelompok, rasa harga diri individu (relasi antar

anggota siswa).

Kepemimpinan dalam Pembelajaran

Kepemimpinan dianggap sebagi prilaku seorang pimpinan dalam mempengaruhi

individu dan kelompok orang dapat berlangsung dimana saja. Kepemimpinan

dalam organisasi sekolah adalah kepemimpinan pendidikan. Menurut Sue dan

Page 8: Makalah Pendidikan Manajemen Lingkungan

Glover (2000) dalam konteks pembelajaran, peran guru adalah mendorong murid

untuk mengembangkan kapasitas pembelajaran, yang memungkinkan aktivitas

manajemen, struktur organisasi, sistem dan proses yang diperlukan untuk

menangani kegiatan mengajar dan peluang belajar para murid secara maksimal.

Dalam situasi pembelajaran diperlukan manajemen pembelajaran untuk semua

yang terlibat dalam memudahkan proses pembelajaran. Guru adalah motivator

untuk mempengaruhi siswa melakukan kegiatan belajar. Oleh karena itu, guru

sebagi pemimpin melakukan dua usaha utama, yaitu :

a.       Memperkokoh Motivasi Siswa.

b.      Memilih Strategi mengajar yang tepat.

Menurut Gordon (1997:23) hubungan antara guru dengan murid paling tidak ada

beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :

a.       Keterbukaan dan transparan.

b.      Penuh perhatian.

c.       Saling ketergantungan dari pihak yang satu dengan pihak yang lain.

d.      Keterpisahan, untuk memungkikan guru dan murid menumbuhkan dan

mengembangkan keunikan, kreativitas, dan individualis masing-

masing.

e.       Pemenuhan kebutuhan bersama.

Memperkuat motivasi Siswa

Motivasi bukan hanya kajian dalam psikologi, tetapi juga berkaitan dengan

manajemen dan pembelajaran. Menurut Davis (1996) kegiatan motivasi ialah

”Kekuatan yang tersembunyi didalam diri dan mendorong seseorang berkelakuan

Page 9: Makalah Pendidikan Manajemen Lingkungan

dan bertindak dengan cara yang khusus”. Menurut Mitchell (Sue dan Glover,

2000) berpendapat bahwa motivasi adalah sebagai suatu tingkatan kejiwaan

berkaitan dengan keinginan individu dan pilihan untuk melakukan prilaku

tertentu.

Evaluasi Pembelajaran

Dalam konteks manajemen pembelajaran, kontrol (pengawasan) adalah suatu

pekerjaan yang dilakukan seorang guru untuk menentukan apakah fungsi

organisasi serta pimpinananya telah dilaksanakan dengan baik mencapai tujuan-

tjuan yang ditentukan.

Johnson, dkk (1978) mengutip pendapat Henri Fayol (1949), Mokler (1970), dan

Wiener (1950), yang memberikan dasar teori kontrol lebih awal mengenai konsep

ilmu tentang kontrol diatas sistem yang kompleks, informasi dan komunikasi.

Oleh karena itu, Hamalik memberikan tiga implikasi, yaitu :

- Evaluasi adalah proses yang terus-menerus bukan hanya pada akhir

pengajaran, akan tetapi dimulai sebelum dilaksanakannya pengajaran

sampai dengan berakhirnya pengajaran.

- Proses evaluasi senantiasa diarahkan kepada tujuan tertentu, yaitu untuk

mendapatkan jawaban-jawaban tentang bagaimana memperbaiki

pengajaran.

- Evaluasi menuntut pengguanaan alat-alat ukur yang akurat dan 

bermakna untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan guna

membuat keputusan.

Page 10: Makalah Pendidikan Manajemen Lingkungan

Jenis-jenis Evaluasi adalah sebagai berikut :

- Evaluasi formatif adalah yang berfungsi untuk memperbaiki proses

belajar mengajar.

- Evaluasi sumatif adalah evaluasi untuk menentukan angka kemajuan

hasil belajar siswa.

Insrumen evaluasi hasil belajar disebut juga teknik tes atau teknik non

tes. Evaluasi menempati posisi yang sangat strategis dalam proses belajar

mengajar Kedudukan evaluasi hampir sama dengan tujuan dan memiliki

hubungan yang erat dalam sistem pengjaran.

C. Pandangan Tentang Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas artinya proses membangun dan memelihara lingkungan kelas

yang kondusif bagi pembelajaran dan prestasi siswa. Arti pengelolaan kelas

sendiri dapat ditinjau dari beberapa pandangan :

- Pandangan otoriter bahwa pengelolaan kelas sebagai proses

mengontrol tingkah laku siswa atau seperangkat kegiatan guru untuk

mempertahankan ketertiban kelas.

- Pandangan permisif bahwa pengelolaan kelas adalah seperangkat

kegiatan guru untuk memaksudkan kebebasan siswa.

- Pandangan behavarior modivikation adalah seperangkat kegiatan

guru untuk mengubah tingkah laku siswa. (proses pengubahan

tingkah laku) kearah positif.

- Pandangan proses kelompok, bahwa pengelolaan keles adalah

seperangkat kegiatan guru untuk menambahkan organisasi kelas yang

efektif.

Page 11: Makalah Pendidikan Manajemen Lingkungan

D. Pentingnya manajemen kelas dalam pembelajaran

Pengelolaan kelas merupakan salah satu keterampilan penting yang harus

dikuasai guru. Pengelolaan kelas berbeda dengan pengelolaan pembelajaran.

Pengelolaan pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan dalam suatu

pembelajaran. Sedangkan pengelolaan kelas lebih berkaitan dengan upaya-upaya

untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya

proses belajar (pembinaan rapport, penghentian perilaku peserta didik yang

menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran, penyelesaian tugas oleh

peserta didik secara tepat waktu, penetapan norma kelompok yang produktif),

didalamnya mencakup pengaturan orang (peserta didik) dan fasilitas. Terdapat

dua macam masalah pengelolaan kelas, yaitu :

Masalah Individual :

- Attention getting behaviors (pola perilaku mencari perhatian)

- Power seeking behaviors (pola perilaku menunjukkan kekuatan)

- Revenge seeking behaviors (pola perilaku menunjukkan balas dendam)

- Helplessness (peragaan ketidakmampuan).

Masalah individual diatas akan tampak dalam berbagai bentuk tindakan atau

perilaku menyimpang, yang tidak hanya akan merugikan diri peserta didik

sendiri tetapi juga dapat merugikan orang lain atau kelompok.

Masalah Kelompok :

- Kelas kurang kohesif, karena alasan jenis kelamin, suku, tingkatan

sosial ekonomi, dan sebagainya.

- Penyimpangan dari norma-norma perilaku yang telah disepakati

sebelumnya.

- Kelas mereaksi secara negatif terhadap salah seorang anggotanya.

- Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang

tengah digarap.

Page 12: Makalah Pendidikan Manajemen Lingkungan

- Semangat kerja rendah atau semacam aksi protes kepada guru, karena

menganggap tugas yang diberikan kurang fair. Kelas kurang mampu

menyesuakan diri dengan keadaan baru.

Apabila dalam pengelolaan kelas ditemui beberapa masalah masalah seperti

diatas maka ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu :

- Behavior Modification Approach (Behaviorism Apparoach), yaitu

asumsi yang mendasari penggunaan pendekatan ini adalah bahwa

perilaku “baik” dan “buruk” individu merupakan hasil belajar. Upaya

memodifikasiperilaku dalam mengelola kelas dilakukan melalui

pemberian positive reinforcement (untuk membina perilaku positif)

dannegative reinforcement (untuk mengurangi perilaku negatif). Kendati

demikian, dalam penggunaan reinforcement negatif seyogyanya

dilakukan secara hati-hati, karena jika tidak tepat malah hanya akan

menimbulkan masalah baru.

- Socio-Emotional Climate Approach (Humanistic Approach), yaitu

asumsi yang mendasari penggunaan pendekatan ini adalah bahwa proses

belajar mengajar yang baik didasari oleh adanya hubungan interpersonal

yang baik antara peserta didik – guru dan atau peserta didik – peserta

didik dan guru menduduki posisi penting bagi terbentuknya iklim sosio-

emosional yang baik. Carl A. Rogers mengemukakan pentingnya sikap

tulus dari guru berupa menerima dan menghargai peserta didik sebagai

manusia (acceptance, prizing, caring, trust) dan mengerti dari sudut

pandangan peserta didik sendiri (emphatic understanding). Sedangkan

Haim C. Ginnot mengemukakan bahwa dalam memecahkan masalah,

guru berusaha untuk membicarakan situasi, bukan pribadi pelaku

pelanggaran dan mendeskripsikan apa yang ia lihat dan rasakan; serta

mendeskripsikan apa yang perlu dilakukan sebagai alternatif

penyelesaian. Hal senada dikemukakan William Glasser bahwa guru

Page 13: Makalah Pendidikan Manajemen Lingkungan

seyogyanya membantu mengarahkan peserta didik untuk

mendeskripsikan masalah yang dihadapi; menganalisis dan menilai

masalah; menyusun rencana pemecahannya; mengarahkan peserta didik

agar committedterhadap rencana yang telah dibuat; memupuk keberanian

menanggung akibat “kurang menyenangkan”; serta membantu peserta

didik membuat rencana penyelesaian baru yang lebih baik.

Sementara itu, Rudolf Draikurs mengemukakan pentingnya Democratic

ClassroomProcess, dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk dapat memikul tanggung jawab; memperlakukan peserta didik

sebagai manusia yang dapat secara bijak mengambil keputusan dengan

segala konsekuensinya; dan memberi kesempatan kepada peserta didik

untuk menghayati tata aturan masyarakat.

- Group Process Approach, yaitu asumsi yang mendasari penggunaan

pendekatan ini adalah bahwa pengalaman belajar berlangsung dalam

konteks kelompok sosial dan tugas guru adalah membina dan memelihara

kelompok yang produktif dan kohesif. Richard A. Schmuck & Patricia A.

Schmuck mengemukakan prinsip – prinsip dalam penerapan pendekatan

group proses, yaitu : (a) mutual expectations; (b) leadership; (c) attraction

(pola persahabatan); (c) norm; (d) communication; (d) cohesiveness.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pengelolaan kelas memang tidak

segampang yang kita fikirkan akan tetapi seorang guru harus mengerti keadaan

murid-murinya dan dapat mengatasi hal-hal yang dilakukan oleh murid-muridnya

yang menyimpang dari proses pembelajaran misalkan menjaili temanya ketika

guru menerangkan, membuat sebuah kegaduhan, dan masi banyak prilaku atau

tinhkah laku murid yang keluar dari proses pembelajaran. maka dari itu guru

dituntut agar dapat mengarti dan memahami keadaan, perilaku ,dan masalah apa

yang dimiliki murid-muridnya agar tecapainya proses pembelajaran yang

diinginkan.

Page 14: Makalah Pendidikan Manajemen Lingkungan

E. Cara menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar.

Menciptakan dan mempertahankan suatu lingkungan dimana para siswa selalu

terlibat dalam aktivitas yang produktif dapat menjadi tugas yang sulit,

bagaimanapun juga harus dilakukan akomodasi kebutuhan unik dari banyak siswa

yang berbeda , terkadang harus mengkoordinasikan beberapa aktivitas pada saat

yang sama, dan harus mengambil keputusan cepat tentang bagaimana merespon

peristiwa peristiwa yang tak terduga ( W. Doyle, 1986). Selanjutnya harus

dilakukan variasi dalam teknik teknik pengelolaan kelas kita yang tergantung

pada strategi strategi pengajaran. Model umum yang baik untuk pengelolaan yang

efektif adalah pola pengasuhan otoritatif dimana terdapat lingkungan yang penuh

kasih saying dan suportif, memiliki ekspektasi dan standar yang tinggi bagi

perilaku anak anak. Terdapat delapan strategi pengelolaan umum yaitu

Menciptakan pengaturan fisik yang membantu memfokuskan perhatian siswa

pada pelajaran kelas dan pokok bahasan akademik, hal seperti ini dapat

dilakukan antara lain seperti :

- Mengatur perabotan dalam cara cara yang mendorong interaksi

siswa dan ubahlah kalau ternyata malah kontraproduktif

- Meminimalkan kemungkinan distraksi (pengalihan perhatian)

- Mengatur kelas sedemikian rupa sehingga pengajar dapat

berinteraksi dengan siswa.

- Mengidentifikasi lokasi lokasi yang mempermudah untuk

melakukan pemantauan pada siswa.

Menetapkan dan mempertahankan hubungan kerja yang baik dengan siswa,

dalam hal ini ialah membangun dan mempertahankan hubungan guru-siswa

yang produktif. Penelitian selalu menunjukan bahwa kualitas guru-siswa

adalah salah satu factor terpenting untuk mempengaruhi motivasi dan

pembelajaran siswa selama di sekolah, saat siswa memiliki hubungan positif

dengan guru maka kemungkinan besar siswa memiliki self efficacy yang lebih

Page 15: Makalah Pendidikan Manajemen Lingkungan

tinggi. Strategi beriut ini dapat membuat hubungan antara siswa-guru menjadi

produktif, yaitu :

- Mengkomunikasikan secara rutin kepedulian dan respek kepada

siswa sebagai individu

- Kepedulian dan respek melibatkan sekedar dari afeksi.

- Memperbaiki hubungan yang terlanjut dingin dengan siswa sejak

awal.

Menciptakan iklim psikologis yang efektif

Kita menginginkan suatu kelas dimana siswanya merasa nyaman dan aman,

sehingga membuat pembelajaran menjadi prioritas yang tinggi. Berikut ini

beberapa strategi agar tercipta lingkungan yang kondusif :

- Membuat suasana menyenangkan dalam pencapaian tujuan

- Mengkomunikasikan kepada peserta didik dan menunjukkan

bahwa tugas sekolah dan pokok bahasan akademik sangatlah

berharga

- Member kesempatan pada siswa untuk mengendalikan aktivitas-

aktivitas dalam kelas.

- Meminimalkan persaingan yang tidak sehat diantara para siswa

- Meningkatkan rasa kebersamaan dan keterjalinan. Seperti

menggunakan strategi mengajar yang interaktif, menkankan nilai

nilai prososial atau kerjsama, mengawasi kemungkinan ada

insiden insiden bullying.

Menetapkan batasan yang masuk akal bagi perilaku

Strategi yang dapat dilakukan yaitu :

- Menetapkan peraturan dan prosedur di awal

- Menyajikan peraturan dan prosedur dengan cara yang

informasional dari pada cara yang kesannya terlalu mengontrol

Page 16: Makalah Pendidikan Manajemen Lingkungan

- Meninjau secara periodic kegunaan peraturan dan prosedur yang

ada

- Menegakan peraturan secara konsisten dan tidak pandang bulu.

Merencanakan aktivitas yang membuat siswa focus pada tugas

Strategi yang dapat dilakukan yaitu :

- Memastikan bahwa siswa selalu terlibat secara produktif dalam

kegiatan yang bermanfaat

- Memilih tugas yang sesuai kemampuan dan keterampilan siswa

- Menyediakan struktur untuk berbagai aktivitas dan tugas.

Memonitor apa yang dilakukan siswa

Guru guru dapat memantau kelas dan sering melakukan kontak dengan

siswanya secara individual, ketika guru dengan sering memantau maka para

siswa cenderung tetapfokus pada tugasnya dan menunjukkan perilaku yang

baik di kelas.

Memodifikasi strategi pengajaran

Guru harus berpikir tentang apa yang dapat atau akan mereka lakukan secara

berbeda untuk membuat siswa dapat tetap belajar, sehingga akhirnya

terkadang guru membuat modifikasi strategi pengajaran mereka berdasarkan

hasil hasil refleksi atas pengamatannya terhadap perilaku siswanya.

Mempertimbangkan perbedaan individual dan perbedaan perkembangan.

Salah satu sumber perbedaan individual penting yang mempengaruhi perilaku

di kelas adalah temperamen (perangai) kecenderungan seorang siswa untuk

bersikap enerjik, beradaptasi, marah implusif dan sebagainya. Perbedaan

perkembangan juga dalam batas tertentu harus menjadi pertimbangan kita

dalam proses menyusun strategi strategi pengelolaan kelas.

F. Mengajar efektif dan manajemen pengajaran yang efektif

Mengajar efektif

Page 17: Makalah Pendidikan Manajemen Lingkungan

Mengajar efektif adalah mengajar yang dapat membawa belajar yang efektif.

Untuk dapat mengajar secara efektif guru harus mampu menciptakan iklim belajar

yang menunjang terciptanya kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar.

Kondisi yang dimaksudkan hanya dapat tejadi apabila guru mengajar

menggunakan prinsip-prinsip mengajar. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai

berikut:

- Konteks belajar, sebagian besar tergantung pada konteks be1ajar itu

sendiri. Situasi problematis yang mencakup tugas untuk belajar

hendaknya dinyatakan dalam kerangka konteks yang dianggap penting

dan memaksa bagi pelajar dan melibatkan siswa menjadi peserta yang

aktif, justru karena tujuan itu sendiri.

- Fokus, Proses mengajar harus dilakukan secara fokus agar mencapai

hasil yang diinginkan atau sesuai tujuan.

- Sosialisasi, Kondisi sosial pada suatu kelas banyak sekali pengaruhnya

terhadap proses belajar yang sedang berlangsung di kelas itu. Sehingga

seorang guru harus mampu bersosialisasi dengan siswa.

- Individualisasi, Dalam mengorganisasi belajar mengajar guru

memperhatikan taraf kesanggupan siswa dan merangsangnya untuk

menentukan bagi dirinya sendiri apa yang dapat dilakukan sebaik-

baiknya.

- Urutan, Guru harus mempertimbangkan efektivitas dari serangkaian

pelajaran yang disusun secara tepat menurut waktu atau urutannya.

- Evaluasi, dilaksanakan untuk meneliti hasil dan proses belajar siswa,

untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang melekat pada proses belajar

itu. Usaha belajar yang efektif dan sukses ditambah oleh evaluasi yang

bermutu dan diskriminatif akan mengenai pada semua aspek belajar.

Evaluasi merupakan bagian mutlak dari pengajaran sebagai unsur

intergral di dalam organisasi belajar yang wajar.

Page 18: Makalah Pendidikan Manajemen Lingkungan

Manajemen pengajaran efektif

Pengelolaan atau manajemen adalah kemampuan dan keterampilan untuk

melakukan suatu kegiatan, baik bersama orang lain atau melalui orang lain dalam

mencapai tujuan organisasi.

Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan berkaitan dengan manajemen dalam

suatu model pembelajaran , yaitu :

- Manajemen efektif adalah hasil dari sejumlah faktor, tidak ada cetak

biru/pedoman yang sederhana bagi manajemen kelas yang efektif.

- Manajemen efektif mendorong keberhasilan murid.

- Manajemen efektif bebas dan tidak terbatas. Banyak guru

mempercayai bahwa jika manajemen terlalu terstruktur, hal itu

mengurangi kreativitas murid.

- Efektifitas manajemen bersifat konsisten. Para guru harus bekerja

dalam cara yang sama untuk pengungkapan yang sama dari perilaku

salah. Guru tidak seharusnya menghukum dengan marah atau putus

asa. Tentu saja, guru pun seharusnya jangan takut untuk amarah

sepanjang marah itu tidak mengurangi motivasi dan hukuman yang

diberikan.

BAB III

PENUTUP

Page 19: Makalah Pendidikan Manajemen Lingkungan

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 20: Makalah Pendidikan Manajemen Lingkungan

Ormrod, E.J. 2009. Sixth edition Educational Psychology developing learners

(terjemahan). Erlangga : Jakarta

Maryanti.F dkk. 2011. Psiologi pendidikan pengelolaan kelas. Jakarta:UNJ

Djiwandoro, Sri Esti Wuryani. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Grasindo.

Hamalik, Oemar. 2002. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Santrock, John W. 2011:251. Psikologi Pendidikan. Jakarta:Salemba Humanika.

Syafaruddin dan Nasution, I. 2005. Manajemen Pembelajaran. Jakarta:Penerbit Quantum Teaching

Mahmudin.2010. manajemen lingkungan pembelajaran berbasis psikologi. Pada https://mahmuddin.wordpress.com/2010/02/18/manajemen-lingkungan-pembelajaran-berbasis-psikologi/ (diakses 14 April 2015)