25
MAKALAH SISTEM PENCERNAAN III ASUHAN KEPERAWATAN “ REGURGITASI ” Dosen Pembimbing : Dadang Kusbiantoro, S.Kep.,Ns, M.Si Oleh Kelompok 2 : Firsta Tanti H (1302011336) Istifadhatul K (1302011342) Fitri Listyawati (1302011337) Khoirul Waritzin (1302011343) Fitrotut Tazkiyah (1302011338) Kholifaturrahmah (1302011344) Handoko Sulistanto (1302011339) Lisa Ariyanti (1302011345) Harnina Samantha A (1302011340) Maulidina Farizta (1302011346)

Makalah Penc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

nurse

Citation preview

Page 1: Makalah Penc

MAKALAH

SISTEM PENCERNAAN III

ASUHAN KEPERAWATAN “ REGURGITASI ”

Dosen Pembimbing :

Dadang Kusbiantoro, S.Kep.,Ns, M.Si

Oleh Kelompok 2 :

Firsta Tanti H (1302011336) Istifadhatul K (1302011342)

Fitri Listyawati (1302011337) Khoirul Waritzin (1302011343)

Fitrotut Tazkiyah (1302011338) Kholifaturrahmah (1302011344)

Handoko Sulistanto (1302011339) Lisa Ariyanti (1302011345)

Harnina Samantha A (1302011340) Maulidina Farizta (1302011346)

Ihwatin Zaedah (1302011341) Mawanda S (1302011347)

S1 KEPERAWATAN

STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN

2015

Page 2: Makalah Penc

LEMBAR PENGESAHAN

Makalah ini telah diperiksa dan disetujui untuk Dipresentasikan Kepada

Teman-Teman Mahasiswa Program S1 Keperawatan Semester IV D Stikes

Muhammadiyah Lamongan, dengan judul Asuhan Keperawatan Regurgitasi

Oleh

Oleh Kelompok 2:

Lamongan,  Juni 2015

Mengetahui

Dosen Pembimbing

Dadang Kusbiantoro, S.Kep.,Ns, M.Si

Page 3: Makalah Penc

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa

melimpahkan taufiq serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah ini sebagai tugas mata kuliah Sistem Pencernaan III.

Makalah ini disusun berdasarkan bekal ilmu pengetahuan sebatas yang

penulis miliki, sehingga tanpa bantuan, bimbingan dan dorongan dari beberapa

pihak akan sulit bagi penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu,

ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yth:

1. Drs. H. Budi Utomo, Amd. Kep., M. Kes, selaku Ketua Stikes Muhammadiyah

Lamongan.

2. Arifal Aris, S. Kep, Ns, M. Kes, selaku Kaprodi S-1 Keperawatan Stikes

Muhammadiyah Lamongan.

3. Dadang Kusbiantoro, S.Kep.,Ns, M.Si, selaku dosen pembimbing mata kuliah

Sistem Pencernaan III di Stikes Muhammadiyah Lamongan.

4. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis cantumkan, yang telah turut

mendukung dan membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna

karena keterbatasan kemampuan penulis dalam membahas dan memaparkan. Oleh

karena itu, segala sesutu dan koreksi lebih lanjut sangat penulis harapkan dari

semua pembaca.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat memenuhi tugas mata kulih

Sistem Pencernaan III, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan pembaca pada umumnya.

                                                                                            Lamongan, Juni 2015

                                                                                                                Penulis,

Page 4: Makalah Penc

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ludah atau disebut juga regurgitasi adalah hal yang biasa terjadi pada bayi. Merekakadang kala suka meludah, bahkan ada yang biasa meludah setiap selesai makan. Hal initerjadi baik pada bayi yang mengkonsumsi ASI maupun pada bayi yang mengkonsumsi susuformula.Bayi biasanya meludahkan susu yang telah tercampur dengan air ludah dan mukus pada saat mereka bersendawa, hal ini terjadi karena mereka mengkonsumsi terlalu banyak sampai perut mereka sudah tidak dapat menampungnya. Bila susu yang dikonsumsi bayihanya sampai melewati esofagus, maka susu yang diludahkan akan berwarna persis samaseperti pada saat bayi mengkonsumsinya. Tetapi bila susu tersebut telah sampai diperut, makasusu yang diludahkan akan tampak dan berbau asam.

Fungsi saluran pencernaan bervariasi menurut kematangannya; gejala tidak normal pada usia yang lebih tua seperti regurgitasi, mungkin normal pada bayi. Janin dapat menelan cairan ketuban pada awal minggu ke-12 kehamilan, tetapi fungsi mengisap makanan pada bayi baru lahir berkembang pertama kalinya pada umur 34 minggu. Regurgitasi, merupakan refluk gastroesofagus, sering terjadi pada usia 12 sampai 18 bulan pertama. Kesulitan mengeluarkan muntahan dapat menyebabkan adanya tetesan cairan disekitar mulut. Volume muntahan biasanya berkisar

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian regurgitasi/gumoh?

2. Apakah etiologi regurgitasi/gumoh?

3. Apa manifestasi klinis dari regurgitasi/gumoh?

4. Bagaimana patofisiologi dari regurgitasi/gumoh?

5. Bagaimanakah pathway regurgitasi/gumoh?

6. Bagaimana penatalaksanaan dari regurgitasi/gumoh?

7. Bagaimana cara mencegah terjadinya regurgitasi/gumoh?

8. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada pasien regurgitasi/gumoh?

Page 5: Makalah Penc

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian regurgitasi/gumoh

2. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari regurgitasi/gumoh

3. Untuk mengetahui etiologi regurgitasi/gumoh

4. Untuk mengetahui patofisiologi dari regurgitasi/gumoh

5. Untuk mengetahui pathway regurgitasi/gumoh

6. Untuk mengetahui dampak regurgitasi/gumoh

7. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari regurgitasi/gumoh

8. Untuk mengetahui cara mencegah terjadinya regurgitasi/gumoh

9. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien regurgitasi/gumoh

1.4 Manfaat

Meningkatkan pemahaman mengenai

1. Pengertian regurgitasi/gumoh

2. Manifestasi klinis dari regurgitasi/gumoh

3. Etiologi regurgitasi/gumoh

4. Patofisiologi dari regurgitasi/gumoh

5. Pathway regurgitasi/gumoh

6. Dampak regurgitasi/gumoh

7. Penatalaksanaan dari regurgitasi/gumo

8. Cara mencegah terjadinya regurgitasi/gumoh

9. Asuhan keperawatan pada pasien regurgitasi/gumoh

Page 6: Makalah Penc

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian

Regurgitasi adalah keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan melalui mulut dan tampa paksaaan beberapa saat setelah minum susu ( Depkes R.I, 1999). Gumoh adalah keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan ketika beberapa saat setelah minum susu botol / menyusui dan dalam jumlah sedikit ( Depkes R.I,2007)

Regurgitasi merupakan keadaan normal yang sering terjadi pada bayi dibawah usia 6 bulan. seiring bertambahnya usia, yaitu sampai anak diusia 6 bulan, regurgitasi semakin jarang dialami.

Ada beberapa penyebab terjadinya regurgitasi, yaitu saat posisi menyusui yang tidak tepat, minum terburu-buru, atau anak sudah kenyang tapi tetap diberi minum karena orang tuanya khawatir anaknya kekurangan makan. bayi yang gumoh sesudah menyusui biasanya merupakan kondisi yang normal. gumoh menjadi abnormal jika jumlahnya banyak dan pertambahan berat badan bayi tidak adekuat.

2.2 Etiologi

1. Anak atau bayi yang sudah kenyang

2. Posisi anak atau bayi yang salah saat menyusui akibatnya udara masuk kedalam lambung.

3. Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam menghisap

4. Kegagalan mengeluarkan udara

5. ASI atau susu yang diberikan melebihi kapasitas lambung. Lambung yang penuh juga bisa membuat bayi gumoh. Ini terjadi karena makanan yang terdahulu belum sampai ke usus, sudah di isi makanan lagi. Akibatnya bayi muntah.

6. Posisi menyusui

a. Sering ibu menyusui sambil tiduran dengan posisi miring sementara si bayi tidur terlentang. Akibatnya, cairan tersebut tidak masuk ke saluran pencernaan, tapi kesaluran nafas, bayipun gumoh.

b. Pemakaian bentuk dot

Page 7: Makalah Penc

Jika si bayi suka dot besar diberi dot kecil, ia akan malas menghisap karena lama. Akibatnya, susu tetap keluar dari dot dan memenuhi mulut bayi dan lebih banyak udara yang masuk. Udara masuk ke lambung membuat bayi muntah.

2.3 Manifestasi Klinis

1. Mengeluarkan kembali susu saat diberikan minum

2. Gumoh yang normal terjadi kurang dari empat kali sehari

3. Tidak sampai mengganggu pertumbuhan berat badan bayi

4. Bayi tidak menolak minum .

2.4 Pencegahan

1. Perbaiki teknik menyusui. Cara menyusui yang benar adalah mulut bayi menempel pada bagian areola dan dagu payudara ibu

2. Berikan ASI saja sampai 6 bulan ( ASI eksklusif ). Pemberian makan tambahan dibawah 6 bulan memperbesar resiko alergi, diare, obesitas serta mulut dan lidah bayi masih dirancang untukmenghisap bukan menelan makanan.

3. Beri bayi ASI sedikit-sedikit tetapi sering ( minimal 2 jam sekali), jangan langsung banyak.

4. Jangan memakaikan gurita terlalu ketat

5. Posisikan bayi tegak beberapa lama ( 15-30 menit ) setelah menyusu

6. Tinggikan posisi kepala dan dada bayi saat tidur.

7. Jangan mengajak bayi banyak brgerak sesaat setelah menyusu

8. Jika gumoh disebabkan oleh kelainan atau cacat bawaan segera bawa ke petugas medis agar mendapat penanganan yang tepat sedini mungkin.

Page 8: Makalah Penc

2.5 Patofisiologi

1. Biasanya bayi mengalami gumoh setelah diberi makan. Selain karena pemakaian gurita dan posisi saat menyusui, juga karena ia ditidurkan telentang setelah diberi makan. Cairan yang masuk di tubuh bayi akan mencapai posisi yang paling rendah. Bila ada mkanan yang masuk ke esophagus atau saluran sebelum ke lambng, maka ada reflex yang bisa menyebabkan bayi gumoh.

2. Pada keadaan gumoh, biasanya lambung sudah dalam keadaan terisi penuh, sehingga terkadang gumoh bercampur dengan air liur yang mengalir kembali ke atas dan keluar melalui mulut pada sudut-sudut bibir. Hal tersebut disebabkan karena otot katub di ujung lambung tidak bisa bekerja dengan baik. Otot tersebut seharusnya mendorong isi lambung kebawah.

3. Lambung yang penuh juga bisa membuat bayi gumoh. Ini terjadi karena makanan yang terdahulu belum sampai ke usus, sudah diisi makanan lagi. Akibatnya bayi tidak hanya mengalami gumoh tetapi juga muntah. Ambung bayi punya kapasitasnya sendiri. Misalnya bayi umur sebulan, ada yang sehari bisa minum 100cc, tapi ada juga yang 120 cc.

2.6 Pathway

Tidak bisa mendorong isi lambung ke bawah

Makanan atau cairan masih di dalam esophagus

Atau

Masih dalam saluran sebelum lambung

pemakaian gurita

posisi saat menyusui

ditidurkan telentang setesetelah diberi makan

Page 9: Makalah Penc

kurangnya pengetahuan

tentang regurgitasi Reflek gumoh

MK : Kecemasan orang tua

Output cairan berlebih defisit vol.cairan

MK : Resiko terjadinya hipertermi

MK : Resiko tinggi defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh

2.7 Penatalaksanaan

a. Cepat miringkan tubuh bayi, atau diangkat kebelakang seperti disendawakan atau ditengkurapkan agar muntahannya tak masuk ke saluran nafas yang dapat menyumbat dan berakibat fatal.

b. Jika muntahnya keluar lewat hidung, orang tua tidak perlu khawatir. Bersihkan saja segera bekas muntahannya. Justru yang berbahaya bila dari hidung masuk lagi terisap ke saluran nafas. Karena itu bisa masuk ke paru-paru dan enyumbat jalan nafas. Jika ada muntahan masuk ke paru-paru tidak bisa dilakukan tindakan apa-apa, kecuali membawanya segera ke dokter untuk itangani lbih lanjut.

2.8 Komplikasi

1. Infeksi pada saluran pernafasan

2. Cairan gumoh kembali ke paru-paru dapat menyebbkan radang

3. Nafas berhenti sesaat

4. Bayi tersedak dan batuk

Page 10: Makalah Penc

5. Cairan gumoh dapat menyeabkan iritasi

6. Pucat pada wajah bayi karena tidak bisa bernafas

Page 11: Makalah Penc

BAB 3

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN REGURGITASI

3.1. PENGKAJIAN

3.1.1. IDENTITAS

a. Biodata Pasien

Nama : -

Alamat           : -

Jenis Kelamin : -

Umur : biasanya terjadi pada bayi dengan usia dibawah 6 bulan

Agama : -

Suku/Bangsa : -

Pendidikan : -

Pekerjaan : -

b. Biodata Penanggung jawab

Nama : -

Alamat : -

Jenis Kelamin : -

Umur : -

Suku/Bangsa : -

Pendidikan :biasanya pada orang tua yang berpendidikan rendah

Pekerjaan -

Hubungan dengan px  : -

3.1.2. RIWAYAT KESEHATAN

a. Keluhan Utama

Biasanya bayinya mengeluarkan kembali susu yang telah ditelan 2 kali

sehari.

b. Riwayat Penyakit SekarangBiasanya orang tua pasien mengatakan anaknya mengeluarkan air susu setelah menyusu.pada pemeriksaan tanda tanda vital di dapatkanTD : Meningkat ( >70-90/50 mmHg) S : Normal (370C)  N: Meningkat (>130 x/menit )  R : Meningkat (>40 x/menit) Bibir bayi kering Mukosa bibir kering turgor >3dtk, Biasanya terkadang orang tua pasien mengatakan anaknya juga mengalami demam dengan suhu di atas 37

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Page 12: Makalah Penc

Orang tua pasien mengatakan sebelumnya anaknya tidak pernah mengalami gumoh sesering sekarang, dan orang tua pasien mengatakan anaknya tidak memiliki penyakit yang berhubungan dengan kejadian sekarang.

d. Riwayat Penyakit Keluarga

Ibu pasien mengatakan bahwa keluarganya tidak ada yang mempunyai

penyakit menurun dan menular seperti DM .

3.2 Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum          : Baik

Tanda-Tanda Vital      :

TD : Meningkat ( >70-90/50 mmHg)

S : Normal (370C) meningkat jika terjadi hipertermi

N : Meningkat (>130 x/menit )         

R : Meningkat (>40 x/menit)

a.       Kepala  : Mesocephal, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri

tekan, ubun-ubun datar, rambut hitam, tidak ada cephal hematom, tidak

ada caput sucedaneum.

b.      Muka : oval, bersih, tidak ada bekas luka.

c.       Mata  : simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda,

penglihatan baik, tidak ada strabismus, tidak ada tanda infeksi.

d.      Hidung : berlubang, tidak ada polip, tidak ada sekret.

e.       Mulut : bibir bersih, lidah merah keputihan, kotor, terdapat lendir

berwarna kuning, gusi tidak berdarah, tidak ada labiokisis,

labiopalatokisis, tidak ada palatokisis.

f.       Telinga  : simetris, tidak ada serumen, tidak ada tanda infeksi,

pendengaran baik.

g.      Leher : tidak ada pembesaran kelenjar parotis, limfe, tiroid, dan

vena jugularis.

h.      Dada : simetris, puting datar, pernafasan teratur, gerakan aktif,

tidak ada ronche.

i.        Abdomen : datar, lembek pada saat diam,keras pada saat menangis,

j.        Ekstremitas atas  : simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap.

Page 13: Makalah Penc

k.      Ekstremitas bawah     : simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap.

l.        Genitalia                     : ada lubang vagina,ada lubang uretra, ada labia

mayora dan    minora, ada klitoris.

m.    Anus                           : ada lubang anus, tidak ada hemoroid

n.      Punggung                   : tidak  ada spinabifida,tidak ada lordosis, tidak ada

skoliosis,tidak ada kifosis.

o.      Kulit                         : tidak ada tanda lahir, tidak ada bintik merah, warna

kulit merah mudah.

3.2 Analisa Data

No. Data Etiologi Problem

1 Ds:

Biasanya orang tua pasien mengatakan anaknya mengeluarkan air susu setelah menyusu

Do:

TTV:

TD : Meningkat ( >70-90/50

mmHg)

S : Normal (370C) 

N: Meningkat (>130

x/menit )      R : Meningkat

(>40 x/menit)

Bibir bayi kering

Mukosa bibir kering

Turgor >3detik

output cairan berlebih. Resiko tinggi defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh

2 Ds:

Biasanya orang tua pasien mengatakan anaknya

defisit volume cairan (dehidrasi).

Resiko terjadinya hipertermi

Page 14: Makalah Penc

mengalami demam

Do:

TTV

TD : Meningkat ( >70-90/50

mmHg)

S : meningkat ( > 370C) 

N: Meningkat (>130

x/menit )      R : Meningkat

(>40 x/menit)

3 Ds:

Orang tua biasanya mengatakan binggung dan tidak mengerti cara menangani gumoh yang terjadi pada anaknya

Do:

Orang tua pasien tampak gelisah

kurangnya pengetahuan tentang regurgitasi.

Kecemasan orang tua

3.3 Diagnosa

1. Resiko tinggi defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan output cairan berlebih.

2. Resiko terjadinya hipertermi berhubungan dengan defisit volume cairan

(dehidrasi).

3. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kurangnya pengetahuan

tentang regurgitasi.

Page 15: Makalah Penc

3.4 Intervensi

TglNoDx

Tujuan dan Kriteria Hasil

Intervensi Rasional

1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan volume cairan dapat seimbang dan tidak terjadi dehidrasi

Kriteria Hasil :

-  K: Orang tua pasien mengetahui penyebab dari defisit cairan

-  A: Orang tua pasien mengetahui cara mengatasi agar tidar terjadi defisit cairan

-  P: Pasien mampu mengatasi keluhan dengan melakukan tindakan yang telah diajarkan oleh perawat

-  P: Tanda – tanda dehidrasi tidak ada, mukosa mulut dan bibir lembab, cairan seimbang.

Ukur tanda-tanda vital.

Hitung intake dan output dan konsentrasi urine.

Anjurkan pada keluarga untuk memberi minum sedikit demi sedikit tapi sering.

Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian cairan infuse bila diperlukan.

Merupakan indikator secara dini trasi urine akan meningkatkan tentang hypovolemia.

Menurunnya output dan konsentrasi urine akan meningkatakan kepekaan/ endapan sebagai salah satu kesan adanya dehidrasi dan membutuhkan peningkatan cairan

Untuk meminimalakan hilangnya cairan

Untuk meminimalakan hilangnya cairan

2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan tidak

Ukur tanda-tanda vital.

Merupakan indicator secara dini terhadap hipertermi

Page 16: Makalah Penc

terjadi hipertermi

Kriteria hasil :

-K: Orang tua pasien mengetahui penyebab terjadinya hipertermi

-A: Orang tua mengetahui cara bagaimana mengatasi keadaan hipertermi

-P: Orang tua pasien mampu melakukan tindakan yang diajarkan perawat

-P: Tidak ada kenaikan suhu yang menandakan terjadinya hipertermi

Pantau keseimbangan intake dan output cairan.

Ajarkan kompres hangat kepada keluarga pasien

Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat antipiretik

Ketidakseimbangan antara input dan output akibat regurgitasi merupakan indikator awal terjadinya hipertermi akibat dehidrasi.

Untuk tindakan mandiri penurunan suhu secara sederhana

Untuk menurunkan panas agar tidak terjadi komplikasi

3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan orang tua pasien dapat mengetahui ilmu mengenai regurgitasi dan dapat mengatasi masalahnya

Kriteria hasil :

-   Pasien mengetahui penyebab kecemasan

Kaji sejauh mana pengetahuan keluarga tentang regurgitasi.

Berikan pengetahuan pada keluarga tentang regurgitasi dan cara cepat penanganannya.

-    Anjurkan pada keluarga untuk melakukan tindakan secepatnya

Merupakan indikator  pertama untuk melakukan intervensi.

Mengurangi rasacemas pada keluarga akibat kurangnya pengetahuan.

-    Kecemasan pada keluarga berkurang dan

Page 17: Makalah Penc

-   Orang tua pasien mengetahui cara mengatasi kecemasan

-   Orang tua pasien mampu melakukan tindakan untuk menghilangkan kecemasan

-   Kecemasan berkurang atau bahkan hilang dan orang tua pasien mengetahui dan memahami cara penyelesaian yang membuat timbulnya kecemasan

apabila regurgitasi masih terjadi lagi. Misalnya dengan perbaikan teknik menyusui, cara minum menggunakan botol, sendawakan bayi setelah minum.

-    Kolaborasi dengan tim medis untuk memberikan edukasilain berkaitan dengan regurgitasi

masalah pada anak tertangani

Memaksimalkan penanganan secepatnya pada regurgitasi

BAB 4

Page 18: Makalah Penc

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Regurgitasi atau biasa dikenal dengan istilah gumoh adalah proses

dikeluarkannyaisi lambung melalui mulut akibat belum sempurnanya

katub antara lambung danesofagus (kerongkongan).

Regurgitasi sering disebabkan oleh asam yang naik dari lambung (refluk

asam).

Regurgitasi dikoordinasi oleh pusat muntah di formasio reticularis

medullaoblongata.

Asam yang berasal dari lambung menyebabkan regurgitasi dari bahan-

bahan yangterasa asam atau pahit.

4.2. Saran

Regugitasi atau biasa disebut dengan gumoh yang biasa terjadi

pada anak usia kurang dari 1 tahun sering dianggap hal yang biasa oleh

orang tua, namun jika hal ini tidak mendapat tindak lanjut maka nantinya

juga dapat berpengaruh buruk pada bayi.

Apabila regugitasi terus berlanjut pada bayi sebaiknya para orang

tua segera membawa bayi ke pusat pelayanan kesehatan terdekat.