Author
buicong
View
257
Download
8
Embed Size (px)
Pedoman
Pencacahan Konsumsi Rumah Tangga
Survei Penyusunan Diagram Timbang
Nilai Tukar Petani 16 Kabupaten
2014
BADAN PUSAT STATISTIK
Buku 2
iii
KATA PENGANTAR
Buku Pedoman Pencacahan Konsumsi Survei Penyusunan Diagram Timbang Nilai
Tukar Petani 16 Kabupaten (SPDT NTP) 2014 adalah buku pedoman bagi petugas pencacah
dan pengawas. Buku pedoman ini memuat petunjuk dan acuan yang harus dilakukan oleh
petugas dalam pelaksanaan lapangan SPDT NTP 16 Kabupaten 2014.
Kegiatan SPDT NTP 16 Kabupaten yang dilaksanakan pada 2014, terdiri dari
persiapan, pelaksanaan lapangan, entri data, proses pengolahan, dan tabulasi, sedangkan
penyusunan diagram timbang serta penghitungan NTP dilakukan pada 2015.
Mengingat kualitas data sangat ditentukan oleh keberhasilan pengumpulan data di
lapangan, untuk itu diperlukan petugas yang mempunyai kualifikasi yang sangat baik. Oleh
karena itu seluruh petugas harus mengerti, memahami dan mengikuti petunjuk yang ada
dalam buku pedoman ini. Dengan demikian diharapkan dalam pelaksanaan survei nanti dapat
berjalan dengan baik, lancar, dan sesuai dengan rencana dan jadwal yang ditetapkan.
Kepada seluruh petugas SPDT NTP 16 Kabupaten agar bekerja dengan sungguh-
sungguh dan cermat supaya pelaksanaan lapangan SPDT NTP 16 Kabupaten 2014 dapat
berjalan lancar, sehingga data yang dihasilkan berkualitas.
Terima kasih dan selamat bekerja.
Jakarta, Juli 2014
iv
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2. Landasan Hukum ............................................................................................ 1
1.3. Tujuan ............................................................................................................. 2
1.4. Ruang Lingkup ................................................................................................ 2
1.5. Buku Pedoman dan Jenis Dokumen ............................................................... 2
BAB II ORGANISASI SURVEI ...................................................................................... 5
2.1. Penanggung Jawab Pelaksanaan Survei ......................................................... 5
2.2. Tugas Pemeriksa (PMS) .................................................................................. 5
2.3. Tugas Pencacah (PCS) ..................................................................................... 5
2.4. Hubungan antara PCS dan PMS .................................................................... 6
2.5. Alur Dokumen ................................................................................................ 6
BAB III METODOLOGI .................................................................................................. 9
3.1. Ruang Lingkup Survei .................................................................................... 9
3.1.1. Cakupan Wilayah ......................................................................................... 9
3.1.2. Cakupan Subsektor ...................................................................................... 9
3.1.3. Cakupan Komoditas Utama ......................................................................... 10
3.2. Kerangka Sampel ............................................................................................ 11
3.3. Desain Sampel ................................................................................................. 11
3.4. Cakupan Rumah Tangga ................................................................................. 21
3.5. Tata Cara Berwawancara ................................................................................. 22
BAB IV PENGISIAN DAFTAR ...................................................................................... 23
4.1. Tata Cara Pengisian Daftar .............................................................................. 23
4.2. Daftar SPDT12-K ........................................................................................... 24
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 53
1 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sektor Pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja di
Indonesia, dimana sekitar 34,4 persen (Sakernas Agustus 2013) distribusi tenaga kerja
diserap oleh sektor tersebut. Hal ini mencerminkan bahwa sektor pertanian
sesungguhnya masih menjadi tumpuan bagi penduduk Indonesia dan sekaligus sebagai
penyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi. Sehubungan dengan itu, maka di
perlukan suatu indikator yang secara akurat dapat mengukur kemampuan daya beli
petani sebagai salah satu pelaku utama di sektor pertanian. Ukuran ini di sajikan sebagai
bentuk perhatian dan kepedulian pemerintah yang berguna sebagai dasar pengambilan
kebijakan.
Salah satu indikator proxy untuk mengukur kemampuan daya beli petani di daerah
perdesaan adalah Nilai Tukar Petani (NTP). NTP merupakan perbandingan indeks
harga komoditas pertanian yang diproduksi oleh petani terhadap indeks harga
barang/jasa yang dibayar petani untuk keperluan konsumsi rumah tangga dan biaya
produksi. Salah satu bahan dasar dalam penghitungan NTP adalah diagram timbang dan
paket komoditas dimana diagram timbang dan paket komoditas didapat dari hasil survei
penyusunan diagram timbang.
Selama ini penghitungan NTP dilakukan untuk menghasilkan angka di tingkat
nasional dan provinsi. Pada tahun 2014, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mulai
menghitung NTP di 16 kabupaten terpilih sehingga selain menghasilkan angka NTP di
tingkat provinsi juga dapat dihasilkan angka NTP untuk kabupaten-kabupaten tersebut.
1.2. Landasan Hukum
Pelaksanaan Survei Penyusunan Diagram Timbang NTP 16 Kabupaten 2014 dilandasi
oleh:
a. Undang-undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik.
b. Peraturan Pemerintah RI No. 51 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik.
c. Keputusan Presiden No. 3 Tahun 2002 Jo Keputusan Presiden No. 103 Tahun 2001
tentang Kedudukan, Fungsi, Kewenangan, dan Susunan Organisasi Lembaga
Pemerintah Non Departemen.
2 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
1.3. Tujuan
Tujuan dari survei ini adalah:
a. Memperoleh nilai produksi dan jenis komoditas pertanian yang banyak dihasilkan
petani dan persentase marketed surplusnya.
b. Memperoleh nilai konsumsi dan biaya produksi serta komoditas yang banyak di
gunakan oleh rumah tangga pertanian, baik untuk keperluan rumah tangga maupun
digunakan dalam proses produksi pertanian.
c. Menyusun struktur input untuk setiap komoditas serta rasio biaya produksi terhadap
total produksi.
d. Sebagai bahan untuk menyusun paket komoditas diagram timbang Nilai Tukar Petani (NTP).
e. Sebagai dasar untuk menghitung NTP tingkat kabupaten terpilih.
1.4. Ruang Lingkup
Kegiatan survei dilakukan di 16 kabupaten yang tersebar di 16 provinsi di Indonesia
(Daftar nama kabupaten rumah tangga pertanian terpilih terlampir pada Blok III
Metodologi). Responden adalah rumah tangga pertanian terpilih di 5 (lima) subsektor
yang meliputi: rumah tangga pertanian Tanaman Pangan, Tanaman Hortikultura,
Tanaman Perkebunan Rakyat, Peternakan, dan Perikanan (Tangkap dan Budidaya).
Materi pencacahan meliputi pendapatan petani dari penjualan hasil produksi,
pengeluaran rumah tangga petani untuk keperluan produksi, dan konsumsi rumah
tangga.
1.5. Buku Pedoman dan Jenis Dokumen
a. Buku 1, digunakan sebagai pedoman teknis BPS Provinsi/ Kabupaten/Innas.
b. Buku 2, digunakan sebagai pedoman pencacahan konsumsi rumah tangga.
c. Buku 3, digunakan sebagai pedoman pencacahan produksi.
d. Buku 4, digunakan sebagai pedoman pengawasan/pemeriksaan.
e. Buku 5, digunakan sebagai pedoman pengolahan.
f. Buku 6, digunakan sebagai master komoditas
3 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
g. Daftar SPDT14-TP, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data produksi, serta
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada Subsektor Tanaman
Pangan.
h. Daftar SPDT14-TH, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data produksi,
serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada Subsektor Tanaman
Hortikultura.
i. Daftar SPDT14-TPR, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data produksi,
serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada Subsektor Tanaman
Perkebunan Rakyat.
j. Daftar SPDT14-TRK, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data produksi,
serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada Subsektor
Peternakan.
k. Daftar SPDT14-IT, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data produksi, serta
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada Subsektor Perikanan
Tangkap.
l. Daftar SPDT14-IB, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data produksi, serta
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada Subsektor Perikanan
Budidaya.
m. Daftar SPDT14-K, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan keterangan rumah
tangga dan pengeluaran konsumsi rumah tangga yang berasal dari pembelian, tidak
termasuk pemberian dari pihak lain maupun produksi sendiri.
n. Daftar SPDT14-LKK, daftar ini digunakan untuk membantu atau sebagai lembar
kerja pengumpulan data pengeluaran konsumsi rumah tangga selama seminggu
yang lalu.
o. Daftar SPDT14-LKP, daftar ini digunakan sebagai lembar kerja untuk membantu
pengumpulan data produksi yang dihasilkan petani dijual, dikonsumsi sendiri, yang
diberikan kepada pihak lain, dan rata-rata harganya selama setahun yang lalu.
Satu rumah tangga sampel dicacah dengan satu daftar SPDT14-K dan salah
satu daftar SPDT14 yang sesuai dengan kegiatan subsektor yang diusahakan.
4 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
Tabel 1.
Jadwal Kegiatan SPDT NTP 16 Kabupaten 2014
Kegiatan Pusat Daerah
A. Persiapan
1. Pembahasan Persiapan Survei Februari Juni
2. Penggandaan Kuesioner dan Pedoman Pencacahan
Juli Mg III
3. Pengiriman Dokumen ke Daerah Juli Mg IV
4. Pelatihan Instruktur Nasional
Agustus Mg III
(12 16 Agustus 2014)
5. Pelatihan Petugas Pencacah dan
Pengawas
Agustus Mg III - IV
B. Pelaksanaan Lapangan
1. Pencacahan SPDT NTP September
2. Pengawasan/Pemeriksaan Dokumen September
3. Entri Data Sept Mg II-Okt Mg I
4. Pengiriman Data (softcopy) ke BPS Oktober Mg II
C. Pengolahan di Pusat (Tabulasi) Okt Mg III Des Mg II
D. Pengolahan Diagram Timbang Jan Feb 2015
E. Tabulasi Diagram Timbang Mar Apr 2015
F. Penyajian Diagram Timbang Mei Mg I 2015
5 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
II. ORGANISASI SURVEI
2.1 Penanggung Jawab Pelaksanaan Survei
Penanggung jawab Pusat : Direktur Statistik Harga
Penanggung jawab Daerah : Kepala BPS Provinsi dan Kepala BPS
Kabupaten terpilih
Pengawas/Pemeriksa (PMS) : Staf BPS Kabupaten yang ditunjuk atau
Kepala Seksi Statistik Distribusi
Pencacah (PCS) : Koordinator Statistik Kecamatan
(KSK)/Mitra
2.2 Tugas Pemeriksa (PMS)
a. Mengikuti pelatihan petugas survei.
b. Mengatur pendistribusian dokumen dan perlengkapan pencacah (PCS) yang
menjadi tanggung jawabnya.
c. Mengawasi jalannya pelaksanaan pencacahan agar sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
d. Mengatasi masalah teknis yang dihadapi oleh petugas pencacah.
e. Mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan semua dokumen serta hasil
pencacahan yang dilakukan PCS.
f. Mengisi kode jenis komoditas.
g. Menyerahkan semua dokumen yang telah diperiksa kepada BPS Kabupaten.
h. Mematuhi jadwal waktu yang telah ditetapkan.
2.3 Tugas Pencacah (PCS)
a. Mengikuti pelatihan petugas survei.
b. Melakukan pencacahan dengan menggunakan daftar SPDT NTP 16 Kabupaten
2014 ke rumah tangga sampel.
c. Mencatat seluruh permasalahan dan informasi penting dalam blok catatan.
d. Memeriksa kelengkapan isian hasil pencacahan.
e. Menyerahkan Daftar SPDT NTP 16 Kabupaten 2014 yang telah diisi kepada PMS
secara bertahap tanpa menunggu selesainya seluruh beban tugas yang menjadi
tanggung jawabnya.
6 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
f. Memperbaiki isian daftar pertanyaan yang dinyatakan salah oleh PMS.
g. Mematuhi jadwal waktu yang telah ditetapkan.
2.4 Hubungan Antara PCS dan PMS
a. PMS harus membantu, memeriksa dan memberikan bimbingan kepada
pencacah/PCS.
b. PCS dan PMS bersama-sama mendiskusikan dan memutuskan kesulitan yang
dijumpai selama melaksanakan pencacahan. Apabila tidak dapat memecahkan
permasalahan, harus segera melaporkan kepada Kepala BPS Kabupaten.
2.5 Alur Dokumen
1. PCS menyerahkan dokumen hasil pencacahan kepada PMS
2. PMS meneliti kelengkapan isiannya. Jika belum lengkap atau ada isian yang
meragukan, dokumen tersebut dikembalikan ke PCS untuk dilengkapi dan
diperbaiki.
3. Seluruh dokumen yang sudah bersih dari kesalahan selanjutnya dientri di BPS
Kabupaten.
4. Sebelum proses entri dokumen dilakukan editing coding terlebih dahulu oleh
petugas.
5. Setelah proses data entri selesai, seluruh hasilnya segera dikirimkan via email ke
BPS RI cq. Subdit Statistik Harga Perdesaan.
7 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
8 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
9 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
III. METODOLOGI
3.1. Ruang Lingkup Survei
3.1.1. Cakupan Wilayah
SPDT NTP 16 Kabupaten dilaksanakan di 16 kabupaten terpilih yang tersebar di 16 propinsi.
Tabel 2.
Daftar Kabupaten terpilih SPDT NTP 16 Kabupaten 2014
No Provinsi Kabupaten
1 Sumatera Utara Simalungun
2 Lampung Lampung Selatan
3 Jawa Barat Karawang
4 Jawa Tengah Banyumas
5 DI Yogyakarta Gunung Kidul
6 Jawa Timur Pasuruan
7 Banten Pandeglang
8 Bali Buleleng
9 Nusa Tenggara Barat Lombok Timur
10 Nusa Tenggara Timur Sumba Barat Daya
11 Kalimantan Barat Sambas
12 Kalimantan Selatan Barito Kuala
13 Sulawesi Selatan Bulukumba
14 Gorontalo Gorontalo Utara
15 Maluku Utara Halmahera Barat
16 Papua Barat Manokwari
3.1.2. Cakupan Subsektor
SPDT NTP 16 Kabupaten mencakup semua subsektor dalam sektor pertanian kecuali
subsektor kehutanan, sehingga bisa dinyatakan bahwa subsektor yang menjadi
cakupan survei NTP adalah:
Subsektor Tanaman Pangan,
Subsektor Tanaman Hortikultura,
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat,
Subsektor Peternakan,
Subsektor Perikanan Kelompok Penangkapan Ikan,
Subsektor Perikanan Kelompok Budidaya Ikan.
10 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
3.1.3. Cakupan Komoditas Utama
Terkait dengan tujuan survei tersebut, maka selain mendefinisikan cakupan subsektor
maka perlu mendefinisikan komoditas yang akan dicakup dalam survei. Komoditas
yang dicakup adalah sebagai berikut:
Subsektor Tanaman Pangan
Komoditas utama: gabah, jagung, kacang hijau, kacang kedelai, kacang tanah,
ketela pohon/ubi kayu, dan ubi jalar.
Subsektor Tanaman Hortikultura
Komoditas utama: alpukat, anggur, apel, buah nona/srikaya, duku, durian, jambu
air, jambu biji, jeruk, langsat, mangga, manggis, markisa, nangka, nanas, pepaya,
pisang, rambutan, salak, sawo, semangka, stroberi, jengkol, melinjo, petai, bawang
daun, bawang merah, bawang prei, bawang putih, bayam, buncis, cabai hijau, cabai
merah besar, cabai merah keriting, cabai rawit, jamur, kacang panjang, kangkung,
kentang, kubis, labu siam, ketimun, paria/pare, petsai/sawi putih, sawi, terung,
tomat, wortel, kapulaga, jahe, kencur, dan kunyit.
Subsektor Perkebunan
Komoditas utama: aren/enau, cengkeh, jambu mete, kakao, kapok, karet, kelapa
sawit, kelapa, kemiri, kopi, lada, pala, pinang/jambe, sagu, teh, kapas, tebu, dan
tembakau.
Subsektor Peternakan
Komoditas utama: kerbau, kuda, sapi perah, sapi potong, babi, domba, kambing,
ayam kampung, ayam ras pedaging, ayam ras petelur, itik, dan itik manila.
Subsektor Perikanan Kelompok Penangkapan Ikan
Khusus penangkapan laut maupun penangkapan perairan umum tidak
diperlukan informasi mengenai komoditas. Informasi yang dibutuhkan adalah
jenis kapal/perahu yang digunakan. Jenis kapal/perahu yang digunakan antara
lain: kapal motor, perahu motor tempel, perahu tanpa motor, dan tanpa perahu.
Subsektor Perikanan Kelompok Budidaya Ikan
Budidaya air tawar: bawal air tawar, betok, gabus, gurami, lele, mas, mujair,
nila, nilem, patin, dan tawes.
Budidaya laut: kerapu, kuwe, rumput laut, dan udang.
Budidaya air payau: kerapu, udang, bandeng, dan nila
11 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
3.2. Kerangka Sampel
Beberapa hal penting terkait pembentukan kerangka sampel dalam Survei Diagram
Timbang NTP adalah sebagai berikut:
Kerangka sampel rumah tangga yang digunakan dalam SPDT NTP 16 kabupaten
2014 adalah daftar rumah tangga usaha pertanian hasil pencacahan lengkap ST2013
pada blok sensus perdesaan.
Rumah tangga eligible survei SPDT NTP 16 kabupaten 2014 adalah rumah tangga:
1) Jumlah anggota rumah tangga 2-10 (jumlah isian pada R107 pada daftar
ST2013-L adalah 2-10).
2) Sumber penghasilan utama rumah tangga adalah dari sektor pertanian (R218=1).
3) Khusus untuk tanaman pangan, tanaman hortikultura, dan tanaman perkebunan
rakyat, rumah tangga eligible dibatasi dengan kriteria batas minimal usaha
(BMU). Kriteria penentuan BMU dilihat dari isian pada R214 pada daftar
ST2013-L, dan selanjutnya disesuaikan dengan subsektor masing-masing.
Secara lengkap kriteria BMU untuk masing-masing komoditas terdapat di
lampiran 1.
4) Selain BMU, khusus untuk subsektor palawija, hortikultura, perkebunan, dan
peternakan, jumlah komoditas yang diusahakan yang memenuhi BMU juga
menjadi pertimbangan dalam penarikan sampel rumah tangga pertanian tersebut.
3.3. Desain Sampel
Survei SPDT NTP 16 kabupaten 2014 dirancang dengan metode two stagestratified
systematic sampling, dengan tahapan sebagai berikut:
Pengambilan sampel dilakukan dengan menentukan kabupaten terpilih yaitu
kabupaten potensi pertanian.
Tahap selanjutnya memilih rumah tangga usaha tani di kabupaten terpilih dengan
sistematic sampling.
Stratifikasi rumah tangga
Stratifikasi rumah tangga dilakukan pada masing-masing subsektor. Rumah
tangga pada BS cakupan dibagi menjadi beberapa strata sesuai dengan subsektor
masing-masing. Strata tersebut adalah sebagai berikut:
12 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
a) Subsektor Tanaman Pangan
1) Strata pada Kelompok Padi:
- Strata 1: apabila jumlah luas tanam padi yang diusahakan oleh rumah tangga
pertanian tersebut kurang dari atau sama dengan nilai rata-rata luas tanam
padi yang diusahakan per jenis komoditas padi dalam kabupaten tertentu.
- Strata 2: apabila jumlah luas tanam padi yang diusahakan oleh rumah tangga
pertanian tersebut lebih dari nilai rata-rata luas tanam padi yang diusahakan per
jenis komoditas padi dalam kabupaten tertentu.
2) Strata pada Kelompok Palawija:
- Strata 1: apabila jumlah luas tanam komoditas palawija yang diusahakan oleh
rumah tangga pertanian tersebut kurang dari atau sama dengan nilai rata-rata
luas tanam komoditas palawija yang diusahakan per jenis komoditas palawija
dalam kabupaten tertentu.
- Strata 2: apabila jumlah luas tanam komoditas palawija yang diusahakan oleh
rumah tangga pertanian tersebut lebih dari nilai rata-rata luas tanam komoditas
palawija yang diusahakan per jenis komoditas palawija dalam kabupaten
tertentu.
b. Subsektor Tanaman Hortikultura
Strata pada Subsektor Hortikultura:
- Strata 1:
(1) untuk tanaman hortikultura tahunan: apabila jumlah pohon/rumpun/
luas tanam yang sudah berproduksi dari tanaman yang diusahakan oleh
rumah tangga pertanian tersebut kurang dari atau sama dengan rata-
rata jumlah pohon/rumpun/luas tanam yang sudah berproduksi dari
tanaman yang diusahakan per jenis komoditas dalam kabupaten tertentu.
(2) untuk tanaman hortikultura semusim: apabila jumlah pohon/rumpun/
luas tanam yang diusahakan/dikelola oleh rumah tangga pertanian
tersebut kurang dari atau sama dengan rata-rata jumlah pohon/rumpun/
luas tanam yang diusahakan/dikelola per jenis komoditas dalam
kabupaten tertentu.
- Strata 2:
(1) untuk tanaman hortikultura tahunan: apabila jumlah pohon/rumpun/
luas tanam yang sudah berproduksi dari tanaman yang diusahakan oleh
rumah tangga pertanian tersebut lebih dari rata-rata jumlah pohon/
13 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
rumpun/luas tanam yang sudah berproduksi dari tanaman yang
diusahakan per jenis komoditas dalam kabupaten tertentu.
(2) untuk tanaman hortikultura semusim: apabila jumlah pohon/rumpun/
luas tanam yang diusahakan/dikelola oleh rumah tangga pertanian
tersebut lebih dari rata-rata jumlah pohon/rumpun/luas tanam yang
diusahakan/dikelola per jenis komoditas dalam kabupaten tertentu.
c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat
Strata pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat:
- Strata 1:
(1) untuk tanaman perkebunan tahunan: apabila jumlah pohon/lajar/
rumpun yang sudah berproduksi dari tanaman yang diusahakan oleh
rumah tangga pertanian tersebut kurang dari atau sama dengan rata-
rata jumlah pohon/lajar/rumpun yang sudah berproduksi dari tanaman
yang diusahakan per jenis komoditas dalam kabupaten tertentu.
(2) untuk tanaman hortikultura semusim: apabila jumlah luas tanaman/
luas tanam yang diusahakan/dikelola oleh rumah tangga pertanian
tersebut kurang dari atau sama dengan rata-rata jumlah luas
tanaman/luas tanam yang diusahakan/dikelola per jenis komoditas dalam
kabupaten tertentu.
- Strata 2:
(1) untuk tanaman perkebunan tahunan: apabila jumlah pohon/lajar/
rumpun yang sudah berproduksi dari tanaman yang diusahakan oleh
rumah tangga pertanian tersebut lebih dari rata-rata jumlah pohon/lajar/
rumpun yang sudah berproduksi dari tanaman yang diusahakan per jenis
komoditas dalam kabupaten tertentu.
(2) untuk tanaman hortikultura semusim: apabila jumlah luas tanaman/
luas tanam yang diusahakan/dikelola oleh rumah tangga pertanian
tersebut lebih dari rata-rata jumlah luas tanaman/luas tanam yang
diusahakan/dikelola per jenis komoditas dalam kabupaten tertentu.
d. Subsektor Peternakan
Strata pada Subsektor Peternakan:
- Strata 1: apabila jumlah ternak yang dipelihara/dikuasai pada 1 Mei 2013 untuk
usaha peternakan (pengembangbiakan/penggemukan/pembibitan/pemacekan)
oleh rumah tangga pertanian tersebut kurang dari atau sama dengan rata-rata
14 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
jumlah ternak (ekor) yang diusahakan per jenis komoditas dalam kabupaten
tertentu.
- Strata 2: apabila jumlah ternak yang dipelihara/dikuasai pada 1 Mei 2013 untuk
usaha peternakan (pengembangbiakan/penggemukan/pembibitan/pemacekan)
oleh rumah tangga pertanian tersebut lebih dari rata-rata jumlah ternak (ekor)
yang diusahakan per jenis komoditas dalam kabupaten tertentu.
e. Subsektor Perikanan
1. Strata pada Perikanan Tangkap
Perikanan Tangkap distratifikasi berdasarkan jenis kapal/perahu yang
digunakan. Strata tersebut antara lain:
- Strata 1: Penangkapan ikan di laut dengan kapal motor
- Strata 2: Penangkapan ikan di laut dengan perahu motor tempel
- Strata 3: Penangkapan ikan di laut dengan perahu tanpa motor
- Strata 4: Penangkapan ikan di perairan umum dengan kapal motor
- Strata 5: Penangkapan ikan di perairan umum dengan perahu motor
tempel
- Strata 6: Penangkapan ikan di perairan umum dengan perahu tanpa
motor
- Strata 7: Penangkapan ikan di perairan umum tanpa perahu
2. Strata pada Perikanan Budidaya
- Strata 1: apabila luas baku budidaya pada saat pencacahan (dari
seluruh wadah yang digunakan) dari rumah tangga pertanian tersebut
kurang dari atau sama dengan nilai rata-rata luas baku budidaya
pada saat pencacahan (dari seluruh wadah yang digunakan) per jenis
budidaya dalam kabupaten tertentu.
- Strata 2: apabila luas baku budidaya pada saat pencacahan (dari
seluruh wadah yang digunakan) dari rumah tangga pertanian tersebut
lebih dari nilai rata-rata luas baku budidaya pada saat pencacahan (dari
seluruh wadah yang digunakan) per jenis budidaya dalam kabupaten
tertentu.
Selain stratifikasi diatas, khusus subsektor tanaman pangan kelompok palawija,
subsektor hortikultura, subsektor perkebunan, dan subsektor peternakan dilakukan
stratifikasi yang kedua berdasarkan jumlah komoditas yang diusahakan oleh rumah
tangga. Stratifikasi tersebut adalah sebagai berikut:
15 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
1) Subsektor tanaman pangan kelompok palawija
Strata 1: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak 1-2 komoditas
Strata 2: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak 3-4 komoditas
Strata 3: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak > 4 komoditas
2) Subsektor tanaman hortikultura
Strata 1: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak 1-3 komoditas
Strata 2: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak 4-7 komoditas
Strata 3: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak > 7 komoditas
3) Subsektor tanaman perkebunan rakyat
Strata 1: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak 1-3 komoditas
Strata 2: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak 4-7 komoditas
Strata 3: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak > 7 komoditas
4) Subsektor peternakan
Strata 1: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak 1-3 komoditas
Strata 2: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak 4-7 komoditas
Strata 3: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak > 7 komoditas
16 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
Tahapan pengambilan sampel
Survei Penyusunan Diagram Timbang Nilai Tukar Petani 16 kabupaten
(SPDT NTP 16 kabupaten ) 2014
17 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
1. Alokasi sampel
Jumlah sampel SPDT NTP16 kabupaten 2014 dirancang untuk estimasi tingkat
kabupaten. Alokasi sampel untuk tiap kabupaten sekitar 600 rumah tangga usaha tani. Total
sampel dialokasikan secara compromise allocation untuk masing-masing komoditas.
Formula alokasi yang digunakan adalah sebagai berikut:
dengan
= compromise allocation
= equal allocation
= proportional allocation
= power of allocation
2. Daftar sampel rumah tangga utama SPDT NTP 16 kabupaten 2014 (SPDT14-DSRTU)
Daftar sampel rumah tangga utama SPDT NTP 16 kabupaten 2014 adalah daftar yang
memuat nama kepala rumah tangga yang menjadi sampel utama dalam survei SPDT NTP 16
kabupaten 2014. Daftar sampel tersebut dibuat dalam satu kecamatan. Rincian yang terdapat
dalam SPDT14-DSRTU adalah sebagai berikut:
i) Rincian Provinsi: yang tercantum dalam rincian ini adalah kode dan nama provinsi
ii) Rincian Kabupaten/Kota: yang tercantum dalam rincian ini adalah kode dan nama
kabupaten/kota
iii) Rincian Kecamatan: yang tercantum dalam rincian ini adalah kode dan nama
kecamatan
iv) Kolom (1) : No, yang tercantum pada kolom ini adalah nomor urut
v) Kolom (2) : Kode dan Nama Desa/Kelurahan
vi) Kolom (3) : Nomor Blok Sensus
vii) Kolom (4) : NURT, adalah nomor urut rumah tangga tani yang diurutkan dalam
satu kabupaten
viii) Kolom (5) : Nama Kepala rumah Tangga
ix) Kolom (6) : Alamat
x) Kolom (7) : Subsektor sampel SPDT NTP 16 kabupaten
xi) Kolom (8) : Komoditas sampel terpilih SPDT NTP 16 kabupaten
xii) Kolom (9): Kode hasil pencacahan, berisi kode hasil pencacahan rumah tangga
yaitu:
18 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
1 : rumah tangga ditemukan dan komoditas yang diusahakan sesuai dengan
komoditas terpilih sampel dan output yang dihasilkan merupakan produk
standar
2 : rumah tangga ditemukan dan komoditas yang diusahakan sesuai dengan
komoditas terpilih sampel tetapi output yang dihasilkan bukan merupakan
produk standar
3 : rumah tangga ditemukan tetapi komoditas yang diusahakan tidak sesuai
dengan komoditas terpilih sampel
4 : bukan rumah tangga pertanian
5 : tidak dapat diwawancarai sampai batas waktu pencacahan
6 : menolak
7 : tidak ditemukan
3. Pembentukan sampel pengganti
Pembentukan sampel pengganti dilakukan untuk menyediakan daftar rumah tangga
usaha pertanian sebagai sampel pengganti dari Daftar SPDT14-DSRTU. Pembentukan
sampel pengganti ini dilakukan dengan paket program bersamaan dengan penarikan sampel
utama dan diuraikan sebagai berikut:
Pemilihan rumah tangga sampel pengganti dilakukan setelah pemilihan rumah tangga sampel
utama dalam satu kabupaten selesai dilakukan. Rumah tangga yang telah terpilih sebagai
sampel utama tidak boleh dijadikan sebagai sampel pengganti. Rumah tangga sampel
pengganti adalah rumah tangga dengan subsektor dan jenis komoditas yang sama dengan
rumah tangga sampel utama. Pemilihan rumah tangga sampel pengganti dilakukan melalui
tahap berikut:
1) Pencarian rumah tangga dilakukan pada desa yang sama dengan rumah tangga
sampel utama
2) Cari rumah tangga yang berusaha dalam subsektor dan komoditas yang sama
dengan sampel utama
3) Jika pada desa/kelurahan yang sama tidak ditemukan rumah tangga dengan
subsektor dan komoditas yang sama dengan sampel utama maka pencarian
dilakukan dalam kecamatan yang sama.
4) Jika dalam kecamatan yang sama tidak ditemukan rumah tangga dengan subsektor
dan komoditas yang sama dengan sampel utama maka pencarian dilakukan pada
kecamatan lain (berbeda kecamatan).
19 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
4. Daftar sampel rumah tangga pengganti SPDT NTP 2014 16 kabupaten (SPDT14-DSRTP)
Daftar sampel rumah tangga pengganti SPDT NTP 2014 adalah daftar yang memuat
nama kepala rumah tangga yang menjadi sampel pengganti dalam survei SPDT NTP 16
kabupaten 2014. Rincian yang terdapat dalam SPDT14-DSRTP adalah sebagai berikut:
i) Rincian Provinsi : yang tercantum dalam rincian ini adalah kode dan nama provinsi
ii) Rincian Kabupaten/Kota : yang tercantum dalam rincian ini adalah kode dan nama
kabupaten/kota
iii) Rincian Kecamatan: yang tercantum dalam rincian ini adalah kode dan nama
kecamatan
iv) Kolom (1) : No, yang tercantum pada kolom ini adalah nomor urut
v) Kolom (2) : Kode dan Nama Desa/Kelurahan
vi) Kolom (3) : Nomor Blok Sensus
vii) Kolom (4) : NURT, adalah nomor urut rumah tangga tani yang diurutkan dalam
satu kabupaten
viii) Kolom (5) : Nama Kepala rumah Tangga
ix) Kolom (6) : Alamat
x) Kolom (7) : Subsektor sampel SPDT NTP
xi) Kolom (8) : Komoditas sampel terpilih SPDT NTP
xii) Kolom (9): Kode hasil pencacahan, berisi kode hasil pencacahan rumah tangga
yaitu:
1 : rumah tangga ditemukan dan komoditas yang diusahakan sesuai dengan
komoditas terpilih sampel dan output yang dihasilkan merupakan produk
standar
2 : rumah tangga ditemukan dan komoditas yang diusahakan sesuai dengan
komoditas terpilih sampel tetapi output yang dihasilkan bukan merupakan
produk standar
3 : rumah tangga ditemukan tetapi komoditas yang diusahakan tidak sesuai
dengan komoditas terpilih sampel
4 : bukan rumah tangga pertanian
5 : tidak dapat diwawancarai sampai batas waktu pencacahan
6 : menolak
7 : tidak ditemukan
20 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
5. Prosedur penggantian sampel
Penggantian sampel rumah tangga usaha pertanian dapat dilakukan apabila hasil
pencacahan rumah tangga (isian kolom 9 SPDT14-DSRTU) tersebut berkode 2 sampai 7.
Jika rumah tangga ditemukan dan komoditas yang diusahakan sesuai dengan komoditas
terpilih sampel tetapi output yang dihasilkan bukan merupakan produk standar, rumah
tangga ditemukan tetapi komoditas yang diusahakan tidak sesuai dengan komoditas terpilih
sampel, rumah tangga tersebut bukan rumah tangga pertanian, rumah tangga tersebut tidak
dapat diwawancarai sampai batas waktu pencacahan, menolak atau tidak ditemukan, maka
pencacah harus melaporkan kondisi tersebut kepada pemeriksa. Selanjutnya pemeriksa
melaporkan ke BPS Kabupaten untuk dicarikan sampel pengganti rumah tangga
tersebut.Prosedur penggantian sampel yang dilakukan oleh BPS Kabupaten adalah mencari
rumah tangga pada daftar sampel pengganti SPDT14-DSRTP sesuai dengan komoditas
rumah tangga sampel utama BPS Kabupaten menginformasikan rumah tangga sampel
pengganti tersebut kepada pemeriksa dan selanjutnya pemeriksa menginformasikannya
kepada pencacah.
Jika rumah tangga pengganti tidak berhasil dicacah karena beberapa alasan, maka
prosedur penggantian sampel sama dengan prosedur sebelumnya. BPS Kabupaten melakukan
pencarian rumah tangga sampel pengganti pada daftar SPDT14-DSRTP.
Contoh:
Dari daftar sampel NURT 005 adalah rumah tangga Pak Amin sebagai sampel usaha palawija
dengan komoditas jagung dikunjungi oleh pencacah. Namun ternyata Pak Amin tidak
mengusahakan jagung melainkan kedelai. Maka carilah sampel pengganti dari SPDT14-
DSRTP dengan komoditas yang sesuai dengan komoditas sampel utama sebagai sampel
pengganti untuk rumah tangga pak Amin. Misalkan ditemukan rumah tangga Pak Toni nomor
urut 008 pada daftar SPDT14-DSRTP mengusahakan komoditas yang sama dengan Pak
Amin yaitu jagung. Maka rumah tangga Pak Toni menjadi sampel pengganti dari rumah
tangga Pak Amin.
21 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
3.4. Cakupan Rumah Tangga
Responden dalam survei ini adalah rumah tangga tani Subsektor Tanaman Pangan,
Tanaman Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat, Peternakan dan Perikanan
(Tangkap dan Budidaya).
Bila suatu rumah tangga tani telah menjadi responden pada suatu subsektor, maka
rumah tangga tersebut tidak bisa menjadi responden pada subsektor yang lain.
Rumah tangga dibedakan menjadi dua macam:
1. Rumah tangga biasa
2. Rumah tangga khusus
Dalam kegiatan ini yang dicakup hanya rumah tangga biasa.
Rumah tangga biasa adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian
atau seluruh bangunan fisik/sensus dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu
dapur.
Yang dimaksud makan dari satu dapur adalah jika pengurusan kebutuhan sehari-hari
dikelola bersama-sama menjadi satu.
Rumah tangga tani adalah rumah tangga biasa yang salah satu atau lebih anggota
rumah tangganya berusaha di sektor pertanian.
Petani adalah orang yang mengusahakan/mengelola usaha pertanian baik pertanian
tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, perikanan dan
kehutanan yang bertujuan sebagian atau seluruh hasil produksinya untuk dijual. Namun
yang dicakup dalam survei ini hanya petani yang mengusahakan usaha pertanian
Subsektor Tanaman Pangan, Tanaman Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat,
Peternakan dan Perikanan.
Petani yang dimaksud adalah petani penggarap baik sebagai pemilik lahan pertanian,
penyewa maupun bagi hasil. Dengan demikian, orang yang bekerja disawah/ladang
orang lain dengan menerima upah (buruh tani) bukan petani. Begitu juga dengan orang
yang mengembalakan ternak, tukang memberi makan ternak milik orang lain dengan
menerima upah, bukanlah peternak.
Syarat rumah tangga tani yang dapat menjadi responden survei ini bila:
a. Jumlah anggota rumah tangganya lebih dari 1 dan kurang dari 11 (1
22 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
b. Salah satu anggota rumah tangga mengusahakan komoditas utama pertanian
terpilih.
c. Persentaserumah tangga selama setahun yang lalu dari sektor pertanian harus lebih
dari 50 persen dari total penghasilan rumah tangga.
d. Komoditas jenis usaha sektor pertanian harus memenuhi syarat Batas Minimal
Usaha (BMU).
e. Komoditas yang diusahakan sudah menghasilkan dan dijual selama referensi waktu
survei. Referensi waktu survei ini adalah selama setahun yang lalu.
f. Hasil produksi komoditas jenis usaha subsektor pertanian minimal 11 persen dari
produksi normal.
g. Rumah tangga berdomisili di wilayah sampel minimal 1 tahun.
h. Usaha sektor pertanian tidak berbadan hukum.
3.5. Tata Cara Berwawancara
a. Pada saat berkunjung hendaknya berpakaian yang wajar dan sopan.
b. Sebelum memasuki rumah untuk mengadakan wawancara, mintalah ijin dahulu
dengan mengucapkan salam, mengetuk pintu atau dengan cara lain yang biasa
berlaku.
c. Awali wawancara dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud
kedatangan pencacah. Bila perlu tunjukkan surat tugas dan tanda pengenal petugas.
d. Pada saat melakukan pencacahan, banyak ditemui berbagai macam sikap dan
tingkah laku responden, gunakan kecakapan, kesabaran, keramahan selama
berwawancara.
e. Jika responden membelokkan percakapan kepada hal-hal yang menyimpang dari
pelaksanaan survei, kembalikan pembicaraan secara bijaksana ke arah daftar isian.
f. Jangan memberikan tanggapan yang tidak baik terhadap jawaban yang diberikan
dan jangan kehilangan kesabaran. Bersikaplah tenang dalam menghadapi suasana
yang tidak diinginkan.
g. Bersabarlah terhadap rasa ingin tahu responden dan jawablah pertanyaan
responden dengan tepat dan jelas.
h. Setelah selesai melakukan pencacahan, jangan lupa mengucapkan terima kasih dan
memberitahukan tentang kemungkinan kunjungan ulang bila masih ada keterangan
yang diperlukan.
i. Lakukan kunjungan ulang jika diperlukan. Hal ini mungkin terjadi jika pada
kunjungan pertama keterangan yang diperlukan tidak berhasil diperoleh.
23 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
IV. PENGISIAN DAFTAR
4.1 Tata Cara Pengisian Daftar
a. Daftar isian harus diisi dengan menggunakan pensil hitam.
b. Daftar isian harus diisi dengan huruf cetak/balok.
c. Jika terdapat kesalahan dalam penulisan harus diperbaiki dengan menggunakan
penghapus pensil, tidak diperbolehkan memperbaikinya dengan cara mencoret.
d. Daftar isian harusnya diisi dengan kaidah rata kanan.
e. Isikan kotak yang tersedia sesuai dengan kodenya.
f. Kualitas terbuka dalam kuesioner harus selalu diisi untuk memudahkan dalam
pengisian nilai komoditas/jasa yang akurat dan rasional.
g. Jika ada komoditas/jasa yang dicacah tidak tertampung dalam kuesioner, maka coret
komoditas/jasa yang tidak ada harganya di daftar isian untuk diganti menjadi
komoditas/jasa yang tercacah/dijumpai.
h. Komoditas yang dicacah harus menggunakan satuan yang standar, jika ada
komoditas/jasa yang masih menggunakan satuan lokal atau setempat, maka petugas
harus mengkonversikannya ke dalam satuan standar.
i. Mencatat hal-hal yang tidak bisa ditampung atau tidak dapat dimasukkan ke blok
lainnya dalam blok catatan.
Usaha di sektor pertanian yang dicakup dalam survei ini meliputi:
a. Kegiatan usaha pertanian Subsektor Tanaman Pangan,
b. Kegiatan usaha pertanian Subsektor Tanaman Hortikultura,
c. Kegiatan usaha pertanian Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat,
d. Kegiatan usaha pertanian Subsektor Peternakan,
e. Kegiatan usaha pertanian Subsektor Perikanan Kelompok
Penangkapan Ikan,
f. Kegiatan usaha pertanian Subsektor Perikanan Kelompok Budidaya
Ikan
24 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
4.2 Daftar SPDT14-K (Nilai Konsumsi)
Daftar SPDT14-K merupakan daftar yang digunakan untuk mencatat semua
pengeluaran konsumsi rumah tangga pertanian terpilih dalam referensi waktu baik
selama seminggu yang lalu untuk makanan maupun selama sebulan dan setahun yang
lalu untuk non makanan.
Pengeluaran yang dimaksud di sini adalah pengeluaran konsumsi rumah
tangga untuk semua barang/jasa yang diperoleh secara pembelian baik tunai maupun
kredit oleh rumah tangga tersebut, tetapi tidak untuk keperluan usaha maupun
investasi. Oleh karena itu, pengeluaran untuk tabungan, asuransi jiwa, kontribusi dana
pensiun, investasi dan pemberian kepada pihak lain, tidak termasuk dalam konsumsi
rumah tangga.
Konsep pengeluaran konsumsi rumah tangga yang digunakan pada survei ini
dibedakan atas dasar 2 (dua) konsep pendekatan, yaitu:
a. Pengeluaran konsumsi rumah tangga menurut konsep akuisisi adalah jumlah nilai
seluruh barang/jasa yang diperoleh rumah tangga selama periode referensi survei
tanpa memperhatikan apakah barang tersebut sudah digunakan atau belum baik
diperoleh secara tunai maupun kredit.
Contoh: - membeli pakaian dengan kontan pada September 2014 yang akan
digunakan pada bulan berikutnya (diluar referensi survei), maka nilai
pakaian tersebut yang dicatat sebagai konsumsi bulan September (di
dalam referensi waktu survei).
- membeli mesin cuci seharga Rp. 2.500.000,- pada Juli 2014 dengan
cara kredit selama 12 bulan dan cicilan pertama dibayar pada Agustus
2014. Ketika pencacahan dilaksanan bulan September maka nilai
pengeluaran konsumsi diisi adalah nilai kontan tanpa melihat jumlah
kredit yang sudah dibayarkan.
b. Pengeluaran konsumsi rumah tangga menurut konsep pemakaian adalah jumlah
nilai seluruh barang/jasa yang benar-benar telah dikonsumsi/dipakai oleh rumah
tangga selama periode referensi survei. Konsep ini digunakan untuk pengeluaran
konsumsi bahan makanan, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau.
Contoh : - membeli beras 5 kg seharga Rp. 35.000,- tetapi hanya dikonsumsi 2
kg, maka pengeluaran konsumsi beras yang dicatat adalah
sebesar Rp. 14.000,- (diperoleh dari Rp 35.000/5 kg x 2 kg).
25 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
Adapun beberapa contoh pengeluaran konsumsi rumah tangga selain makanan,
makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, yang termasuk dicatat dalam survei ini
antara lain :
a. Pengeluaran perumahan,air, listrik, gas dan bahan bakar seperti: sewa rumah,
kontrak rumah, upah pembantu rumah tangga, semen, cat, air minum
pikulan/PAM, listrik, kipas angin, gas elpiji, sabun cuci, dan lain-lain.
b. Pengeluaran sandang, seperti: kemeja, celana, pembalut wanita, emas perhiasan
yang sifatnya bukan investasi.
c. Pengeluaran konsumsi kesehatan, seperti: obat batuk, biaya dokter, pasta gigi,
sabun mandi, sampo, biaya gunting rambut, dan lain-lain.
d. Pengeluaran konsumsi pendidikan, rekreasi dan olahraga seperti: uang sekolah,
buku tulis, penggaris, koran, majalah, bioskop, sepeda anak, TV, dan lain-lain.
e. Pengeluaran konsumsi transportasi dan komunikasi, seperti: sepeda, motor, mobil,
bensin, solar, busi, ban, HP, dan lain-lain.
f. Pengeluaran lainnya, seperti: PBB, pajak motor, pajak mobil, dan lain-lain.
Beberapa pengeluaran yang tidak termasuk pengeluaran konsumsi rumah tangga antara
lain:
a. Pengeluaran untuk usaha.
b. Pengeluaran untuk investasi seperti pembelian tanah, bangunan, surat-surat
berharga, menabung dan pembelian barang lainnya untuk investasi.
c. Pengeluaran untuk pesta, denda, judi dan sejenisnya.
d. Pemberian kepada pihak lain, sumbangan dan sejenisnya.
e. Pembayaran premi asuransi, kontribusi dana pensiun.
Agar konsumsi makanan jadi, minuman dan rokok yang dibeli di luar rumah
tidak terlewat maka harus ditanyakan langsung kepada anggota rumah tangga
yang bersangkutan
Daftar SPDT14-K terdiri dari 7 blok, yaitu:
1. Blok I : Pengenalan Tempat
Tujuan blok ini digunakan untuk mendapatkan keterangan yang lengkap dan jelas
mengenai lokasi/tempat pencacahan dan jenis komoditas utama yang diusahakan
Rincian 1: Provinsi
26 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
Rincian 2: Kabupaten
Rincian 3: Kecamatan
Rincian 4: Desa/Kelurahan
Rincian 5: Nomor Urut Rumah Tangga DSRT
Rincian 6: Nomor Urut Sampel
Rincian 7: Nama Kepala Rumah Tangga
Rincian 8: Subsektor
Isikan subsektor yang menjadi usaha pertanian utama. Kemudian isikan
kodenya pada kotak sebelah kanan.
Kode subsektor:
Kode 1, bila subsektor tanaman pangan.
Kode 2, bila subsektor tanaman hortikultura.
Kode 3, bila subsektor tanaman perkebunan rakyat.
Kode 4, bila subsektor peternakan.
Kode 5, bila subsektor perikanan tangkap.
Kode 6, bila subsektor perikanan budidaya.
Rincian 9a: Jenis komoditas utama
Isikan jenis komoditas utama yang diusahakan (komoditas utama mengacu
pada daftar sampel komoditas yang telah ditentukan). Penentuan komoditas
utama dalam rumah tangga sampel adalah komoditas yang mempunyai nilai
produksi yang paling besar. Kemudian pengawas menuliskan kode jenis
komoditas utama tersebut pada kotak di sebelah kanannya.Rincian 8 diisi
jika rincian 8 berkode selain kode 5.
Jenis-jenis komoditas tiap subsektor.
Jenis Tanaman Pangan meliputi:
a) Padi-padian
Tanaman padi meliputi: padi sawah dan padi ladang/gogo.
- Padi sawah adalah padi yang ditanam di lahan sawah. Yang termasuk padi
sawah adalah padi rendengan, padi gadu, padi pasang surut, padi lebak, padi
rembesan dll.
Rincian 1 sampai dengan 5 dan rincian 7 diisi sesuai SPDT14-DSRTU (DSRT Utama).
Jika terjadi penggantian sampel, maka diisi sesuai SPDT14-DSTRP (DSRT Pengganti).
Rincian 6 diisi sesuai nomor urut sampel yang ditentukan BPS Kabupaten)
27 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
- Padi ladang adalah padi yang ditanam di lahan bukan sawah. Yang termasuk
padi ladang adalah padi gogo/ladang/huma.
b) Palawija
Tanaman palawija antara lain meliputi:
- Biji-bijian: jagung, gandum, sorgum.
- Umbi-umbian: ketela pohon, ketela rambat, talas, gembili, ganyong, irut dan
lainnya.
Beberapa nama daerah untuk ubi kayu/ketela pohon/singkong adalah hui
jenderal, sampeu, hui perancis, ketela pohung, ketela matriks, ketela cangkel,
ketela mantri, kaspe, menyok.
Beberapa nama daerah untuk ketela rambat/ubi jalar adalah mantang, boled,
ketela pendem, ketela jawa.
- Kacang-kacangan: kacang tanah, kacang kedele, kacang hijau, kacang merah,
kacang jogo/tolo/tunggak dan lainnya.
Nama lain kedele adalah kacang jepun.
Beberapa nama daerah untuk kacang tanah adalah kacang suuk, kacang cina,
kacang hole, kacang waspada, kacang jebrul, kacang bandung, kacang
manggala, kacang kerentil, kacang kerentul.
Nama lain kacang hijau adalah kacang herang.
Jenis tanaman hortikultura meliputi:
a) Sayur-sayuran meliputi: kentang, ketimun, kacang panjang, kol/kubis, cabe hijau,
cabe rawit, cabe merah, tomat sayur, buncis muda, labu siam, wortel, terung
panjang, kangkung, bayam, bawang daun, lobak, petsai, sawi hijau, sawi putih,
bawang putih bersih, bawang merah, petai tua, oyong/emes/gambas, jengkol,
leunca/rimbang, pare, seledri, melinjo, kacang merah dan lainnya. Tomat sayur,
pepaya sayur, dan nangka sayur adalah buah tomat, pepaya, dan buah nangka yang
digunakan untuk sayur.
b) Buah-buahan meliputi: pisang, pepaya, jeruk besar, jeruk keprok/siam, jeruk
lainnya, jambu, sawo, mangga, alpukat, duku, durian, nanas, rambutan, salak,
tomat buah, apel, belimbing, kedondong, nangka, semangka, sirsak, lengkeng,
anggur, bengkuang, melon, dan lainnya.
c) Tanaman Obat-obatan meliputi: jahe, kencur, kunyit, lengkuas, temu lawak, dan
sebagainya.
28 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
Jenis tanaman perkebunan rakyat meliputi: kelapa, kopi, teh, coklat, karet, tebu,
cengkeh, tembakau, kapuk, lada putih/merica, pala, kayu manis, kapas, jarak,
jambu mete, sereh, vanili, aren/enau, kemenyan, kelapa sawit, pandan anyam,
rumput gajah, akar wangi, pinang, murbei, dan lainnya.
Jenis ternak/unggas meliputi:
a) Ternak besar: sapi perah fries holland (FH), sapi perah persilangan, sapi bali, sapi
peranakan onggale (PO), sapi madura, sapi brangus, sapi simmental, sapi hisar,
sapi persilangan, kerbau murah, kerbau lumpur/lokal.
b) Ternak kecil: kambing kacang, kambing ettawa/peranakan ettawa (PE), domba
ekor gemuk, domba aduan, babi lokal, babi ras, babi persilangan, kijang, kelinci.
c) Unggas: ayam, itik/bebek, itik manila, angsa, ayam kalkun, burung merpati,
burung puyuh, dan unggas lainnya.
d) Hasil-hasil ternak/unggas: susu sapi, telur ayam ras, telur ayam buras, dan
lainnya.
Jenis ikan meliputi:
Ikan kelompok penangkapan ikan,
a) Ikan tangkap perairan umum: bandeng, gabus, mas, patin, udang, kepiting air
tawar, dan lainnya.
b) Ikan tangkap laut: baronang, bawal, belanak, biji nangka, cakalang, cucut, ekor
kuning, kakap, dan lainnya.
Ikan kelompok budidaya ikan,
a) Ikan budidaya air tawar: bawal, betutu, gabus, gurame, lele, mujair, nila, patin,
tawes, siput/bekicot, dan lainnya.
b) Ikan budidaya air laut: baronang, kakap, kepiting, rajungan, penyu, cumi-cumi,
teripang, rumput laut, dan lainnya.
c) Ikan budidaya air payau: bandeng, belanak, kakap, kerapu, mujair, nila,
rajungan, dan lainnya.
Rincian 9b : Jenis perahu
Isikan jenis perahu yang digunakan. Kemudian, pengawas menuliskan kode
jenis perahu tersebut pada kotak sebelah kanannya. Rincian 9 diisi jika
rincian 8 berkode 5.
29 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
Kode perahu,
Kode 1, bila tanpa perahu.
Kode 2, bila perahu tanpa motor.
Kode 3, bila perahu motor tempel.
Kode 4, bila kapal motor.
2. Blok II : Keterangan Pencacahan
Tujuan blok ini digunakan untuk mencatat keterangan petugas pencacah dan pemeriksa.
Isikan nama petugas, kode petugas, tanggal pelaksanaan serta tanda tangan dari
pencacah dan pemeriksa di kolom yang tersedia.
3. Blok III : Keterangan Rumah Tangga
Tujuan blok ini digunakan untuk mencatat keterangan anggota rumah tangga, sumber
penghasilan utama, dan jenis komoditas yang diusahakan.
Blok III.A. : Keterangan Anggota Rumah Tangga
Blok ini digunakan untuk mencatat keterangan anggota rumah tangga yang meliputi
nomor urut anggota rumah tangga, nama anggota rumah tangga, hubungan dengan
kepala rumah tangga, jenis kelamin, umur, pendidikan tertinggi yang ditamatkan,
apakah berusaha pada sektor pertanian, apakah bekerja sebagai buruh sektor pertanian
dan berusaha pada subsektor apa di sektor pertanian. Blok III.A ditanyakan kepada
semua anggota rumah tangga.
Blok ini terdiri dari 9 kolom, yaitu:
Kolom (1): Nomor urut.
Nomor urut sudah tercetak dari nomor 1 sampai 10.
Kolom (2): Nama anggota rumah tangga.
Tuliskan nama semua anggota rumah tangga yang tinggal di rumah tangga tersebut dan
diurutkan mengikuti aturan baku SP 2010 sebagai berikut:
1. Nomor urut pertama adalah nama kepala rumah tangga dan diikuti nama istri/suami
(pasangannya).
Kepala rumah tangga adalah salah seorang dari anggota rumah tangga yang
bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga atau orang yang
dituakan/ditunjuk sebagai kepala rumah tangga.
Kode petugas harus berurut dalam satu kabupaten. Misalnya 001, 002, ...dst.
Penentuan kode petugas dilakukan oleh Kasi Statistik Distribusi sebelum pelatihan
petugas.
30 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
2. Nomor urut berikutnya adalah nama anak-anaknya yang belum menikah diurutkan
mulai dari yang tertua.
3. Nomor urut berikutnya adalah nama anak yang telah menikah dan pasangannya
diikuti anak-anak dari pasangan ini yang belum menikah. Demikian seterusnya,
untuk para anak-anak dari kepala rumah tangga yang telah menikah disusun
berurutan bersama pasangannya dan anak-anaknya.
4. Nomor urut berikutnya adalah anggota rumah tangga selain anak, yang sudah
menikah diikuti oleh pasangannya dan anak-anaknya yang belum menikah.
5. Nomor urut berikutnya adalah anggota rumah tangga lainnya yang tanpa pasangan
dan tanpa anak mulai dari orang tua/mertua, famili lain, pembantu/sopir/tukang
kebun, dan lainnya.
Anggota rumah tangga adalah semua orang yang tergabung dalam satu kesatuan
rumah tangga baik dalam satu tempat tinggal maupun tidak pada saat pencacahan.
Anggota rumah tangga yang telah bepergian 6 bulan atau lebih, dan anggota rumah
tangga yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah/akan
meninggalkan rumah 6 bulan atau lebih, tidak dianggap sebagai anggota rumah tangga.
Tamu yang telah tinggal di rumah tangga 6 bulan atau lebih dan tamu yang telah tinggal
di rumah tangga kurang dari 6 bulan tetapi akan bertempat tinggal 6 bulan atau lebih,
dianggap sebagai anggota rumah tangga. Seorang pembantu rumah tangga/sopir yang
tinggal di rumah majikannya, dianggap sebagai anggota rumah tangga majikannya.
Sebaliknya, jika pembantu rumah tangga/sopir tersebut tidak tinggal di rumah
majikannya, ia dianggap sebagai anggota rumah tangga di mana ia bertempat tinggal.
Kolom (3): Hubungan dengan kepala rumah tangga.
Isikan salah satu kode 1, 2, 3, , atau 9, hubungan anggota rumah tangga pada kolom
(2) dengan kepala rumah tangga.
Hubungan dengan kepala rumah tangga, yaitu:
1. Kepala rumah tangga adalah salah seorang dari kelompok anggota rumah tangga
yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga tersebut atau
yang dianggap/ditunjuk sebagai kepala di dalam rumah tangga tersebut.
2. Istri/suami dari kepala rumah tangga.
3. Anak adalah anak kandung, anak tiri, dan atau anak angkat yang diangkat oleh
kepala rumah tangga.
4. Menantu adalah suami/istri dari anak kandung, anak tiri, dan atau anak angkat.
31 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
5. Cucu adalah anak dari anak kandung, anak tiri, dan atau anak angkat.
6. Orang tua/mertua adalah bapak/ibu dari kepala rumah tangga atau bapak ibu dari
istri/suami kepala rumah tangga.
7. Famili lain adalah orang-orang yang ada hubungan famili dengan kepala rumah
tangga atau ada hubungan famili dengan istri/suami kepala rumah tangga misalnya
adik, kakak, keponakan, bibi, paman, ipar, kakek, nenek dan sebagainya.
8. Pembantu rumah tangga adalah seseorang yang bekerja sebagai pembantu yang
menginap di rumah tangga tersebut dengan menerima upah/gaji baik berupa uang
ataupun barang, termasuk juga sopir yang tinggal di rumah majikannya.
9. Lainnya adalah orang yang tidak ada hubungan famili dengan kepala rumah
tangga, seperti tamu, teman, orang yang mondok dengan makan dan sebagainya.
Kolom (4): Jenis kelamin.
Isikan kode 1 pada kotak bila anggota rumah tangga pada kolom (2) berjenis kelamin
laki-laki, dan isikan kode 2 bila perempuan.
Kolom (5): Umur.
Isikan umur masing-masing anggota rumah tangga pada kolom (5).Umur dituliskan
dalam tahun menurut kalender masehi dan dibulatkan ke bawah.Bayi yang berumur
kurang dari 1 tahun harus dituliskan angka 00 (nol).
Contoh: - Umur 5 tahun 8 bulan, maka pada kolom (5) dituliskan 05.
- Bayi umur 4 bulan, maka pada kolom (5) dituliskan 00.
- Untuk umur 98 tahun atau lebih, maka pada kolom (5) dituliskan 98.
Kolom (6): Pendidikan tertinggi yang ditamatkan.
Isikan salah satu kode pada kotak di kolom (6), yaitu:
Kode 0, bila anggota rumah tangga pada kolom (2) tidak/belum pernah sekolah.
Kode 1, bila anggota rumah tangga pada kolom (2) tidak/belum tamat SD/sederajat.
Kode 2, bila anggota rumah tangga pada kolom (2) tamat SD/sederajat.
Kode 3, bila anggota rumah tangga pada kolom (2) tamat SMP/sederajat.
Kode 4, bila anggota rumah tangga pada kolom (2) tamat SMA/SMK/sederajat.
Kode 5, bila anggota rumah tangga pada kolom (2) tamat Akademi/Perguruan Tinggi.
Sekolah adalah pendidikan formal mulai dari pendidikan dasar, menengah dan tinggi.
Ijazah/STTB adalah surat keterangan yang diberikan kepada seseorang yang telah
menyelesaikan pelajaran pada kelas atau tingkat terakhir suatu jenjang sekolah di
sekolah negeri maupun swasta.
32 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
Belum/tidak pernah sekolah adalah seseorang yang tidak atau belum pernah sekolah,
termasuk yang tamat taman kanak-kanak dan tidak melanjutkan ke Sekolah Dasar.
Tidak/belum tamat SD/Sederajat adalah seseorang yang pernah duduk di bangku
Sekolah Dasar/sederajat tetapi belum/tidak tamat. Termasuk seseorang yang sampai
saat ini masih duduk di bangku Sekolah Dasar/sederajat.
Tamat Sekolah Dasar (SD)/Sederajat adalah tamat dan mempunyai ijazah Sekolah
Dasar, Sekolah Rakyat, Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar, Sekolah Dasar Kecil,
Sekolah Dasar Pamong, Madrasah Ibtidaiyah dan lulus Paket A. Termasuk seseorang
yang sampai saat ini masih bersekolah di bangku SMP/sederajat.
Tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Sederajat adalah tamat dan mempunyai
ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama/Setara misalnya SLTP, SMP, MULO, HBS 3
tahun, Sekolah Luar Biasa Tingkat Pertama, Madrasah Tsanawiyah atau tamat dan
mempunyai ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Kejuruan misalnya SKKP,
SMEP, SPMP, ST, PGA 4 tahun, SGB, Kursus Karyawan Perusahaan, Pendidikan
Pegawai Urusan Peradilan Agama, termasuk lulus Paket B. Termasuk seseorang yang
sampai saat ini masih bersekolah di SMA/sederajat.
Tamat Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sederajat adalah tamat dan mempunyai
ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas/Setara misalnya SMA, HBS 5 tahun, AMS,
Madrasah Aliyah, atau tamat dan mempunyai ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
Kejuruan misalnya SPMA, SMKK, SMEA, STM, SPG, KPG, SGO/SMOA, PGA 6
tahun, SAKMA, SAA/SMF, KPAA, termasuk lulus Paket C.
Tamat Akademi/Perguruan Tinggi adalah tamat dan mempunyai ijazah program
pendidikan sarjana, pasca sarjana, doktor, diploma III atau IV, akta IV atau V, spesialis
I/II pada suatu Universitas/Institut/Sekolah Tinggi.
Penjelasan :
Seseorang yang tamat dan mempunyai ijazah program D1/D2 seperti Program
Diploma I dan II, PGSLP, D1 Sekretaris, D1 Komputer dianggap hanya Tamat
SMA/Sederajat (bukan Tamat Perguruan Tinggi). Demikian juga seseorang yang
masih/sedang kuliah di perguruan tinggi dianggap Tamat SMA/Sederajat.
Bila seseorang telah memiliki ijazah/STTB pada jenjang sekolah tertentu tetapi hilang,
maka dianggap memiliki ijazah/STTB.
33 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
Kolom (7) s.d. (9) ditanyakan khusus untuk anggota rumah tangga yang berumur
10 tahun ke atas.
Kolom (7): Apakah berusaha pada sektor pertanian selama setahun yang lalu?
Isikan kode 1 pada kotak bila selama setahun yang lalu anggota rumah tangga pada
kolom (2) berusaha pada sektor pertanian, dan isikan kode 2 bila tidak.
Berusaha adalah suatu kegiatan yang menghasilkan barang/jasa dengan tujuan
sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijualdan menanggung resiko.
Usaha di sektor pertanian adalah kegiatan yang menghasilkan produksi pertanian
dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijualdan menanggung resiko.
Usaha di sektor pertanian meliputi:
a. Kegiatan usaha pertanian subsektor tanaman pangan.
b. Kegiatan usaha pertanian subsektor tanaman hortikultura.
c. Kegiatan usaha pertanian subsektor tanaman perkebunan.
d. Kegiatan usaha pertanian subsektor peternakan.
e. Kegiatan usaha pertanian subsektor perikanan
f. Kegiatan usaha pertanian subsektor kehutanan
Setahun yang lalu adalah referensi waktu survei yang digunakan untuk pengumpulan
data dihitung berdasarkan periode satu tahun yang berakhir sehari sebelum tanggal
pencacahan.
Kolom (8): Apakah bekerja sebagai buruh tani selama seminggu yang lalu?
Isikan kode 1 bila anggota rumah tangga pada kolom (2) sebagai buruh di sektor
pertanian, dan isikan kode 2 bila tidak.
Buruh/pekerja adalah orang yang mengerjakan suatu kegiatan tertentu dengan tidak
menanggung resiko sendiri.
Buruh/Pekerja terdiri dari:
1. Pekerja dibayar adalah mereka yang bekerja pada suatu kegiatan dengan tujuan
mendapatkan upah/gaji baik berupa uang maupun barang dan tidak menanggung
resiko sendiri.
2. Pekerja tidak dibayar adalah status pekerjaan bagi mereka yang bekerja dengan
tidak mendapatkan upah/gaji baik berupa uang maupun barang. Misalnya pekerja
keluarga.
34 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
Kolom (9): Jika kolom (7) berkode 1, bekerja pada subsektor
Kolom ini ditanyakan jika anggota rumah tangga pada kolom (2) berusaha di sektor
pertanian.
Kode subsektor:
Kode 1, bila berusaha di Subsektor Tanaman Pangan.
Kode 2, bila berusaha di Subsektor Tanaman Hortikultura.
Kode 4, bila berusaha di Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat.
Kode 8, bila berusaha di Subsektor Peternakan.
Kode 16, bila berusaha di Subsektor Perikanan
Kode 32, bila berusaha di Subsektor Kehutanan.
Misalnya:
Pak Ahmad Sutejo mempunyai lahan sawah seluas 2 Ha yang diusahakan sendiri.
Selain itu ia juga mempunyai usaha ternak kambing yang berada dibelakang rumahnya
dan lahan seluas 1 Ha untuk tanaman bawang merah. Dalam hal ini Pak Ahmad Sutejo
berusaha di subsektor:
Tanaman Pangan - 01
Tanaman Hortikultura - 02,
Peternakan - 08,
Sehingga isian pada kotak adalah 11, yaitu jumlah dari 1+2+8.
Blok III.B. : Sumber Penghasilan Utama Rumah Tangga
Subblok ini digunakan untuk mengetahui rata-rata persentase penghasilan rumah
tangga dari usaha sektor pertanian setahun terhadap total penghasilan rumah tangga.
Isikan rata-rata persentase penghasilan rumah tangga dari sektor pertanian terhadap
total penghasilan rumah tangga.
Contoh:
Pak Hendriyansyah adalah seorang petani dibantu dengan anak tertuanya. Dia
mempunyai tanah yang diusahakan untuk tanaman cabai rawit dankentang. Selain itu,
istri Pak Hendriyansyah membuka warung di rumah. Penghasilan dari usaha pertanian
Pak Hendriyansyah lebih besar daripada penghasilan istrinya (60:40).
Setiap anggota rumah tangga bisa berusaha di beberapa subsektor pertanian. Bila
anggota rumah tangga mempunyai lebih dari satu jenis usaha di sektor pertanian,
maka isian pada kotak merupakan jumlah dari kode subsektor usahanya.
35 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
Cara pengisian Blok III.B:
Rata-rata persentase penghasilan rumah tangga dari sektor pertanian = 60 % terhadap
total penghasilan rumah tanggasetahun.
Blok III.C. : Jenis Komoditas Pertanian Yang Diusahakan
Subblok ini digunakan untuk mencatat jumlah dan jenis komoditas pertanian yang
memenuhi BMU pada subsektor terpilih yang diusahakan/dihasilkan dan dijual oleh
seluruh anggota rumah tangga dalam referensi waktu survei.
Rincian 1: Isikan jumlah komoditas pertanian yang memenuhi BMU pada subsektor
terpilih yang diusahakan dan dijual oleh rumah tangga tersebut selama setahun yang
lalu.
Jumlah komoditas pertanian adalah banyaknya jenis komoditas pertanian yang
memenuhi BMU pada subsektor terpilih yang diusahakan dan dijual oleh rumah tangga
dalam referensi waktu survei.
Rincian 2: Isikan jenis komoditas pertanian yang memenuhi BMU pada subsektor
terpilih yang diusahakan/dihasilkan dan dijual oleh rumah tangga selama
setahun yang lalu. Nomor urut 1 adalah jenis komoditas yang mempunyai
nilai produksi terbesar atau yang telah ditetapkan sebagai sampel komoditas
terpilih.
Rincian ini terdiri 3 kolom yaitu:
Kolom (1): nomor urut
Nomor urut sudah tercetak 1 sampai dengan 40.
Kolom (2): jenis komoditas pertanian
Isikan jenis komoditas pertanian yang memenuhi BMU pada subsektor
terpilih yang diusahakan/dihasilkan dan dijual oleh rumah tangga selama
setahun yang lalu.
Kolom (3): kode
Kode untuk setiap jenis komoditas pertanian diisi oleh pengawas
berdasarkan master komoditas
Cara pengisian Blok III.D:
Pak Hendriyansyah mengusahakan 2 jenis komoditas, yaitu: cabai rawit dan kentang,
dimana cabai rawit merupakan komoditas yang mempunyai nilai produksi terbesar.
36 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
Rincian 1 : 2
Rincian 2 kolom (2) baris pertama : CABAI RAWIT
Rincian 2 kolom (3) baris pertama : 3101008 (kode diisi pengawas)
Rincian 2 kolom (2) baris kedua : KENTANG
Rincian 2 kolom (3) baris kedua : 3101014 (kode diisi pengawas)
4.Blok IV :Konsumsi Rumah Tangga Untuk Bahan Makanan, Makanan Jadi,
Minuman, Rokok dan Tembakau Selama Seminggu Yang Lalu Yang
Berasal dari Pembelian.
Tujuan blok ini digunakan untuk mencatat konsumsi rumah tangga untuk bahan
makanan, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau selama seminggu yang lalu
yang berasal dari pembelian saja. Konsumsi yang dicatat adalah nilai pengeluaran
untuk konsumsi rumah tangga selama seminggu yang lalu yang berasal dari pembelian
(tunai/kredit), tidak termasuk yang diproduksi sendiri dan pemberian dari pihak lain.
Perlu diperhatikan bahwa ada kemungkinan responden memberikan keterangan tentang
apa yang ia beli padahal mungkin tidak seluruhnya dikonsumsi, maka yang dicatat
hanya yang benar-benar dikonsumsi oleh rumah tangga selama seminggu yang lalu.
Konsumsi makanan/bahan makanan yang diambil dari warung/toko milik rumah tangga
yang bersangkutan dan bersumber dari pembelian termasuk dalam pencatatan.
Seminggu yang lalu adalah referensi waktu survei yang digunakan untuk pengumpulan
data konsumsi bahan makanan, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dihitung
berdasarkan periode satu minggu yang berakhir sehari sebelum tanggal pencacahan
rumah tangga. Misalnya pencacahan dilakukan tanggal 16 September 2014, maka yang
dimaksud seminggu yang lalu adalah tanggal 9 s.d 15 September 2014.
Misalnya seorang ibu membeli bahan makanan pokok seperti beras, gula, garam,
minyak goreng dan sebagainya untuk keperluan satu bulan, maka dalam hal ini yang
harus dicatat hanyalah beras, gula, garam, minyak goreng dan sebagainya yang
dikonsumsi selama seminggu yang lalu.
Makanan dan minuman jadi yang diperoleh dengan cara membeli baik yang dimakan di
rumah maupun di luar rumah, juga harus dicatat sebagai konsumsi rumah tangga.
Blok IV terdiri dari 6 kolom, yaitu:
Kolom (1) : Jenis barang
Kolom (2) : Kualitas/merk
Kolom (3) : Satuan standar
37 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
Kolom (4) : Kode Komoditas (diisi oleh pengawas).
Kolom (5) : Banyaknya barang yang dikonsumsi.
Kolom (6) : Nilai barang yang dikonsumsi.
Isikan banyaknya barang yang telah dikonsumsi selama seminggu yang lalu dalam
satuan standar, kemudian catatlah nilai barang tersebut dalam satuan rupiah. Apabila
satuan yang digunakan masih dalam satuan setempat maka harus dikonversi ke dalam
satuan standar. Pada pengisian harga tersebut, harap diperhatikan oleh petugas
pencacah agar pengisiannya sesuai dengan kotak-kotak yang tersedia dalam kolom (6)
yang terdiri dari 6 kotak, menurut kaidah penuh tepi kanan.
Untuk mengisi blok ini, disalin dari daftar SPDT14-LKK.
Kolom (2) kualitas/merk disalin dari daftar SPDT14-LKK kolom (2).
Kolom (5) banyaknya disalin dari daftar SPDT14-LKK kolom (18) untuk jenis barang
yang sesuai.
Kolom (6) nilai (Rupiah) disalin dari daftar SPDT14-LKK kolom (19) untuk jenis
barang yang sesuai.
Daftar SPDT14-LKK (Lembar Kerja Konsumsi):
Sebuah daftar yang digunakan untuk memperoleh keterangan jenis komoditas bahan
makanan, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yang dikonsumsi rumah
tangga pertanian selama seminggu yang lalu yang diperoleh dengan cara pembelian.
Catatlah pengeluaran rumah tangga selama seminggu yang lalu dengan mencantumkan
jenis komoditas, konsumsi bahan makanan, makanan jadi, minuman, rokok dan
tembakau sejak hari pertama sampai dengan hari ke tujuh, banyaknya dan nilai (Rp)
secara keseluruhan, dengan satuan standar yang terdapat dalam daftar SPDT14-K.
Cara pengisian Daftar SPDT14-LKK
Isikan keterangan tempat sesuai dengan daftar SPDT14-K Blok I
Daftar SPDT14-LKK terdiri dari 19 kolom.
Kolom (1): nomor
Isikan nomor urut
Jika jenis barang sama namun terdiri dari bermacam-maca kualitas, maka hanya
satu macam kualitas/merk yang lebih seiring dikonsumsi yang dicatat di kuesioner.
38 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
Kolom (2): jenis barang
Isikan seluruh jenis barang berikut kualitas/merk yang dikonsumsi oleh
seluruh anggota rumah tangga selama seminggu yang lalu yang berasal dari
pembelian
Kolom (3): satuan
Isikan satuan standar dari komoditas pada kolom (2) sesuai dengan daftar
SPDT14-K
Kolom (4), (6), (8), (10), (12), (14), (16): banyaknya
Isikan banyaknya (volume) dari komoditas yang dikonsumsi pada kolom
(2) pada hari pertama sampai hari ke tujuh sesuai satuan standar pada
kolom (3)
Kolom (5), (7), (9), (11), (13), (15), (17): nilai (Rp)
Isikan nilai dari komoditas yang dikonsumsi pada kolom (2) pada hari
pertama sampai hari ke tujuh
Kolom (18): banyaknya
Isian kolom ini merupakan penjumlahan dari kolom (4), (6), (8), (10), (12),
(14), (16)
Kolom (19): nilai (Rp)
Isian kolom ini merupakan penjumlahan dari kolom (5), (7), (9), (11), (13),
(15), (17)
Jenis komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga per harinya dapat terdiri dari
beras, lauk pauk (ikan, ayam, telur dan sebagainya), sayur-sayuran, bumbu-bumbuan
atau kombinasi dari berbagai macam aneka komoditas makanan tersebut, sesuai
jawaban responden.
Subblok IV.A. Bahan Makanan
Subblok IV.A1. Padi-padian,Umbi-umbian dan hasil-hasilnya
Subblok ini terdiri dari beras, tepung terigu, jagung pipilan, ketela pohon, dan lain-lain.
Jenis Beras terdiri dari beras biasa dan beras ketan. Contoh kualitas beras biasa seperti:
beras IR42, IR 64,IR 36, Cisadane, Cianjur, Ciherang, Rojo Lele dan lain sebagainya.
Jika jenis barang tidak memiliki kualitas/merk, maka diisi
kondisi dari jenis barang tersebut.
39 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
Beras Ketan adalah sejenis beras yang dihasilkan dari daerah-daerah tertentu dan pada
umumnya beras ini mempunyai rasa yang khas.
Contoh:
Seminggu yang lalu, rumah tangga Pak Hendriyansyah rutin memasak beras kualitas
cisadane yang berasal dari pembelian sebanyak 1,5 kg setiap hari. Harga per kilogram
beras tersebut Rp.7.000,-. Selain itu, rumah tangga Pak Hendriyansyah juga membeli
ketela pohon kualitas tidak pahit sebanyak 5 kg dan habis dikonsumsi dengan harga per
kilogram Rp.3.000,-
Cara Pengisian Blok IV.A.1.
Rincian 1 kolom (2): CISADANE
kolom (5): 10,5 diperoleh dari 1,5kg x 7 = 10,5kg
kolom (6): 73500 diperoleh dari Rp.7000,- x 10,5 = Rp.73.500,-
Rincian 10 kolom (2): TIDAK PAHIT
kolom (5): 5
kolom (6):15000 diperoleh dari Rp.3000 x 5 = Rp.15.000,-
Subblok IV A.2. Daging dan hasil-hasilnya
Daging Sapi dibedakan antara daging has/biasa dan bistik. Daging has adalah kualitas
daging tanpa tulang, lemak, urat-urat yang keadaannya masih segar dan baik.
Daging Ayam dibedakan antara daging ayam ras dan daging ayam kampung/bukan ras.
Hasil-hasilnya (Olahan Daging),misalnya: Bakso Daging Sapi, Sosis Daging Sapi,
Sosis Ayam, dan sebagainya.
Subblok IV.A.3. Ikan Laut
Ikan laut adalah kualitas ikan laut yang masih segar dan berasal dari laut seperti:
Cakalang, Tenggiri, Teri, Bawal, Tuna, Kakap, Kembung, dan sebagainya.
Subblok IV.A.4. Ikan Air Tawar/Tambak
Ikan air tawar/tambak adalah kualitas ikan air tawar/tambak yang masih segar yang
berasal dari air tawar atau tambak seperti: Mujair, Mas, Gurame, Lele dan sebagainya.
Subblok IV.A.5. Ikan Diawetkan
Ikan Diawetkan adalah kualitas ikan yang diasinkan, diasap atau dipindang seperti
ikan layang diawetkan, ikan bandeng diasap, ikan tongkol yang dipindang dan
sebagainya.
40 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
Ikan dalam Kaleng adalah produk ikan laut yang telah diolah dengan proses mesin
dalam kemasan kaleng dan bermerk seperti sardencis, botan, tuna dalam kaleng dan
sebagainya.
Subblok IV.A.6. Susu, Telur, dan hasil-hasilnya
Susu Perah adalah susu segar yang langsung diperoleh dari hewan seperti susu sapi,
susu kambing dan susu kuda.
Susu Bubuk adalah susu yang dikemas dalam kaleng maupun kardus dalam bentuk
bubuk seperti susu bubuk cap Bendera, Dancow, Produgen dan lain-lain termasuk susu
bubuk kiloan.
Subblok IV.A.7. Sayur-sayuran
Semua jenis sayuran yang biasa dikonsumsi disuatu daerah termasuk untuk lalap. Isikan
banyaknya dan nilai sayur-sayuran yang masih segar yang dikonsumsi dari pembelian.
Untuk beberapa macam/jenis sayuran yang dijual dengan satuan setempat seperti ikat,
tumpuk atau satuan setempat lainnya, maka sebelum dicatat harus dikonversikan
terlebih dahulu ke satuan standar yang ada pada kuesioner.
Subblok IV.A.8. Buah-buahan
Isikan banyaknya dan nilai buah-buahan yang dibeli dan dikonsumsi rumah tangga
petani selama seminggu yang lalu sesuai dengan satuan standar yang ada pada
kuesioner seperti pisang, jeruk, apel, pepaya dan sebagainya.
Subblok IV.A.9. Kacang-kacangan
Isikan banyaknya dan nilai kacang-kacangan sesuai dengan satuan standar yang ada
pada kuesioner seperti kacang tanah, kacang hijau, termasuk produk hasil dari kacang-
kacangan seperti tempe kedele, tahu mentah dan sebagainya.
Subblok IV.A.10. Bumbu-bumbuan
Isikan banyaknya dan nilai bumbu-bumbuan sesuai dengan satuan standar yang ada
pada kuesioner seperti bawang merah, cabai merah, cabai rawit, jahe, lengkuas,
penyedap masakan, kecap (asin dan manis), bumbu jadi/kemasan dan sebagainya.
Subblok IV.A.11. Lemak dan Minyak
Kelapa tua belum dikupas adalah kelapa yang masih ada tempurung/batoknya.
Sedangkan kelapa sudah dikupas (ukuran sedang) adalah kelapa yang tidak berbatok.
41 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
Minyak Goreng adalah minyak yang sudah dimurnikan, dibuat oleh pabrik dan
biasanya memakai cap/merk seperti Filma, Barco, Bimoli dan sebagainya. Sedangkan
bahan bakunya bisa berasal dari kelapa sawit, bunga matahari, jagung atau kacang.
Subblok IV.A.12. Bahan Makanan Lainnya
Misalnya: kerupuk, emping dan sebagainya.
Subblok IV.B. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau
Subblok IV.B.1. Makanan Jadi
Makanan jadi adalah makanan yang tidak disiapkan atau dimasak oleh rumah tangga,
namun langsung dapat dikonsumsi baik di dalam maupun di luar rumah seperti di
warung, di kantor atau di sekolah seperti mie bakso, roti, biskuit dan sebagainya.
Subblok IV.B.2. Bahan Minuman/Minuman Tidak Beralkohol
Bahan minuman adalah jenis komoditas untuk membuat minuman misalnya gula pasir,
kopi bubuk, jahe instan, jeruk instan, sirop dan lain-lain. Minuman tidak beralkohol
termasuk minuman kemasan, softdrink, air mineral dan lain-lain.
Subblok IV.B.3. Tembakau dan Minuman Beralkohol
Yang termasuk dalam subblok ini yaitu rokok putih, rokok kretek, tembakau shag dan
sebagainya. Sedangkan komoditas minuman beralkohol seperti bir, anggur obat, arak
dan lain-lain.
5. Blok V: Konsumsi Rumah Tangga Untuk Barangbarang Bukan Makanan
dan Jasa Selama Sebulan danSetahun yang Lalu yang Berasal dari
Pembelian.
Tujuan blok ini digunakan untuk mencatat konsumsi rumah tangga untuk barang-
barang bukan makanan dan jasa selama sebulan dan setahun yang lalu yang berasal dari
pembelian saja.
Konsumsi rumah tangga untuk barang-barang bukan makanan selama sebulan
yang lalu adalah nilai pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga selama sebulan yang
lalu berakhir sehari sebelum pencacahan, yang berasal dari pembelian. Pengeluaran
konsumsi betul-betul dikeluarkan selama sebulan yang lalu, bukan pengeluaran selama
setahun yang lalu dibagi 12.
42 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
Konsumsi rumah tangga untuk barang-barang bukan makanan selama setahun
yang lalu adalah pengeluaran yang betul-betul dikeluarkan selama setahun yang lalu.
Pengeluaran setahun yang lalu berarti mencakup pengeluaran sebulan yang lalu.
Barang-barang yang dicatat hanya yang benar-benar dikonsumsi oleh rumah tangga
selama setahun yang lalu yang berasal dari pembelian saja baik tunai maupun kredit.
Barang-barang yang dibeli tapi untuk diberikan kepada pihak lain tidak dimasukkan
sebagai pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga ini. Untuk pembelian barang atau
jasa yang sudah dikonsumsi tetapi pembayaran belum dilakukan (kredit/hutang), tetap
dicatat sebagai pengeluaran.
Blok V terdiri dari 7 kolom, yaitu:
Kolom (1): Jenis barang/jasa
Kolom (2): Kualitas/merk
Kolom (3): Satuan standar
Kolom (4): Kode komoditas (diisi oleh pengawas)
Kolom (5): Banyaknya barang selama sebulan yang lalu.
Isikan banyaknya barang bukan makanan yang telah dikonsumsi
selama sebulan yang lalu.
Kolom (6): Nilai barang selama sebulan yang lalu.
Isikan nilai barang bukan makanan yang telah dikonsumsi selama
sebulan yang lalu.
Kolom (7): Nilai barang selama setahun yang lalu.
Isikan nilai barang bukan makanan yang telah dikonsumsi selama
setahun yang lalu.
Subblok V.A Perumahan, Air, Listrik& Bahan Bakar
Subblok V.A.1. Biaya Tempat Tinggal
Isikan nilai bahan-bahan bangunan yang digunakan oleh responden untuk pemeliharaan
dan perbaikan rumahnya menurut jenis dan spesifikasinya yang sudah ditentukan,
Misal: Kayu balok untuk tiang, kualitas meranti ukuran 10 x 10 x 400 cm, Seng plat
dengan spesifikasinya B.W.G.32, Bilik dari bambu 2,5 x 3 m.
Sewa Rumah adalah suatu tempat tinggal yang digunakan oleh rumah tangga atau
salah seorang anggota rumah tangga dengan pembayaran secara teratur dan terus
menerus tanpa batas waktu tertentu. Uang sewa biasanya dibayar secara bulanan.
43 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
Kontrak Rumah adalah suatu tempat tinggal yang digunakan oleh rumah tangga atau
salah seorang anggota rumah tangga dalam jangka waktu tertentu berdasarkan
perjanjian kontrak antara pemilik dan pemakai, misalnya satu atau dua tahun. Cara
pembayaran kontrak biasanya sekaligus dimuka atau diangsur menurut persetujuan
kedua belah pihak. Apabila kontrak lebih dari satu tahun, maka yang dicatat adalah
rata-rata kontrak pertahunnya.
Pada masa akhir perjanjian pihak pengontrak harus meninggalkan tempat tinggal yang
didiami dan bila kedua belah pihak setuju bisa diperpanjang kembali dengan
mengadakan kontrak baru. Jika jangka waktu kontrak adalah 2 tahun maka nilai
kontrak rumah setahun adalah dibagi dua.
Subblok V.A.2. Bahan Bakar, Penerangan dan Air
a. Kayu Bakar
Isikan pengeluaran sebulan dan setahun yang lalu untuk nilai kayu. Satu pikul kayu
bakar sama dengan dua ikat kayu bakar.
b. Biaya Listrik adalah biaya listrik PLN maupun non PLN. Tanyakan pengeluaran
untuk listrik selama sebulan dan setahun yang lalu.
c. Biaya Air
Untuk rumah tangga yang membeli air untuk keperluan rumah tangga baik menjadi
pelanggan PAM (Perusahaan Air Minum), atau perusahaan air minum lainnya,
jumlah pembayaran rekeningnya selama sebulan dan setahun yang lalu harus ada
isian. Air yang berasal dari sumur/pompa sendiri tidak perlu diperkirakan nilainya.
Catatan :
Apabila rumah tangga mendapatkan air dari tempat lain, maka yang dicatat hanya
ongkos angkut atau iurannya saja jika ada.
Subblok V.A.3. Perlengkapan Rumah Tangga
Isikan nilai barangperlengkapan rumah tangga yang dibeli responden selama sebulan
dan setahun yang lalu seperti tikar, kursi, lemari, piring, gelas dan lain-lain
a) Tikar menurut jenisnya dibagi menjadi tiga, yaitu tikar pandan, tikar mendong dan
tikar plastik. Isikan nilai pembelian dari kedua jenis barang tersebut termasuk
ukuran dan kualitasnya.
b) Meja Kursi adalah suatu set meja dan kursi. Isikan nilai meja kursi serta model
yang dibeli rumah tangga petani, apabila terjadi pembelian dalam referensi waktu
yang ditentukan.
44 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
c) Gelas Minum Biasa termasuk gelas yang tebuat dari plastik, melamin, keramik,
ataupun bahan lainnya.
d) Lemari 2 pintu adalah semua lemari pakaian yang terbuat dari kayu bukan hanya
yang mempunyai 2 pintu. Jika lemari pakaian terbuat dari bahan lain (misalnya
plastik), maka termasuk jenis komoditas yang baru yang diisikan pada baris titik-
titik.
e) Selimut bergaris adalah semua jenis selimut.
f) Ulekan dan cobek batu apabila dibeli terpisah, maka termasuk jenis komoditas
baru yang diisikan pada baris titik-titik.
Subblok V.A.4. Penyelenggaraan Rumah Tangga
Isikan nilai barang penyelenggaraan rumah tangga yang dibeli responden selama
sebulan dan setahun yang lalu seperti sabun, pembasmi nyamuk, upah pembantu rumah
tangga dan lain-lain
a) Sabun Cuci
Menurut jenisnya dibagi menjadi empat yaitu sabun batangan, sabun deterjen
bubuk, sabun cream dan sabun cair. Contoh untuk sabun batangan adalah sabun
batangan cap tangan, gunung sewu dan lain-lain;sabun deterjen bubuk seperti
Rinso, So klin, Attack, Surf dan lain-lain; sabun cream seperti Ekonomi, B-29, So
Klin dan sebagainya; sabun cair seperti Rinso Cair, Mama Lemon dan sebagainya.
b) Pembasmi Nyamuk
Menurut jenisnya pembasmi nyamuk dibagi menjadi lima yaitu: batang/bakar,
spray, lotion, cair dan elektrik. Pembasmi nyamuk bakar antara lain Tiga Roda,
Baygon dan lain-lain; pembasmi nyamuk spray antara lain Baygon, Hit dan
sebagainya; pembasmi nyamuk cair antara lain: Baygon, Hit; pembasmi nyamuk
berupa lotion adalah Autan, Soffell; sedangkan pembasmi nyamuk elektrik
contohnya adalah Baygon, Hit dan sejenisnya.
c) Pembantu Rumah Tangga adalah seseorang yang bekerja untuk membantu
penyelenggaraan sehari-hari kegiatan suatu rumah tangga dengan menerima jasa,
baik berupa uang maupun barang. Jika balas jasa yang diterima berupa barang,
maka harga barang tersebut dinilai berdasarkan harga pasar setempat pada saat
pencacahan. Tidak termasuk dalam pengertian pembantu rumah tangga di sini
adalah supir, pengasuh bayi (baby sitter) dan pekerja keluarga.
45 Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 16 KABUPATEN
Subblok V.B Sandang
Subblok V.B.1. Sandang Pria
Isikan nilai jenis pakaian yang umumnya dikenakan oleh orang laki-laki dewasa seperti
kemeja panjang pria, celana panjang pria, kaos singlet, baju kaos/t-shirt, jaket, sarung,
sepatu kulit, kaos kaki, sandal pria dewasa dan sebagainya.
Subblok V.B.2. Sandang Wanita
Isikan nilai jenis pakaian yang umumnya dikenakan oleh wanita dewasa seperti kebaya,
kain batik/panjang, rok dalam, gaun terusan, blouse, bra/bh, rok luar, daster, sepatu,
sandal wanita dan sebagainya.
a) Kain batik/panjang adalah kain panjang batik yang biasanya digunakan oleh kaum
wanita, bukan bahan dengan motif batik yang digunakan untuk