17
Pembelahan Sel dalam Sel Kanker Dola Lonita 10.2013.342/D3 Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510 No. Telp (021) 5694-2061 [email protected] Pendahuluan 1. Latar Belakang Dalam masa pertumbuhan, tubuh kita bertambah besar dan tinggi. Begitu juga dengan hewan dan tumbuhan. Hal ini dikarenakan sel-sel penyusun tubuh makhluk hidup mengalami pembelahan sehingga bertambah banyak. Pertambahan jumlah sel inilah yang menyebabkan tubuh bertambah besar dan tinggi. Pembelahan sel juga tidak hanya terjadi pada saat pertumbuhan. Ketika sel-sel dalam jaringan tubuh kita rusak, misalnya ketika kulit kita terluka, sel-sel pada jaringan tersebut juga akan melakukan pembelahan untuk memperbaiki jaringan yang rusak. Sel merupakan unit dasar semua makhluk hidup. Berbagai jenis aktivitas hidup yang berlangsung di dalam tubuh organisme pada dasarnya berlangsung di dalam sel dengan mekanisme sistem yang sangat harmonis. 1 1

Makalah Pbl Pembelahan Sel Dalam Sel Kanker

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pbl blok 3

Citation preview

Pembelahan Sel dalam Sel KankerDola Lonita10.2013.342/D3Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510No. Telp (021) [email protected]

Pendahuluan1. Latar Belakang Dalam masa pertumbuhan, tubuh kita bertambah besar dan tinggi. Begitu juga dengan hewan dan tumbuhan. Hal ini dikarenakan sel-sel penyusun tubuh makhluk hidup mengalami pembelahan sehingga bertambah banyak. Pertambahan jumlah sel inilah yang menyebabkan tubuh bertambah besar dan tinggi. Pembelahan sel juga tidak hanya terjadi pada saat pertumbuhan. Ketika sel-sel dalam jaringan tubuh kita rusak, misalnya ketika kulit kita terluka, sel-sel pada jaringan tersebut juga akan melakukan pembelahan untuk memperbaiki jaringan yang rusak. Sel merupakan unit dasar semua makhluk hidup. Berbagai jenis aktivitas hidup yang berlangsung di dalam tubuh organisme pada dasarnya berlangsung di dalam sel dengan mekanisme sistem yang sangat harmonis.1Aktivitas satu sel menunjang aktivitas sel yang lain membentuk suatu sistem yang sangat harmonis untuk menunjang sebuah kehidupan yang fungsional. Pada saat sel membelah, kromosom umumnya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Kromosom berbentuk seperti untaian yang mengandung unit pewarisan sifat yangdisebut gen.Sel yang membelah disebut sebagai sel induk dan turunannya disebut sel anakan.Sel induk memiliki sejumlah kromosom yang berisi informasi genetik. Pada pembelahan sel, sel induk memindahkan salinan informasi genetik yang terdapat di dalam kromosom kepada sel anakan yang menjadi sel generasi berikutnya. Dari pembelahan sel inilah kita memperoleh penurunan sifat-sifat dari kedua orang tua kita. Begitu juga dengan hewan dan tumbuhan.Sifat-sifat yang tampak merupakan penurunan dari sifat induknya. 2Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk membuat pembaca memahami tentang dasar biologi sel khususnya pembelahan sel. Pemahaman tentang pembelahan sel sangat penting, karena semua proses yang terjadi di tubuh manusia dimulai dari pembelahan sel, baik yang normal maupun tidak normal. 2.1 Pembelahan SelPembelahan sel adalah suatu proses dimana material seluler dibagi kedalam dua sel anak. Pada organisme tersebut, yang umumnya dimulai dari satu sel tunggal. Pembelahan sel juga merupakan suatu proses dimana jaringan-jaringan yang telah rusak diganti dan diperbaiki. Sel mempunyai kemampuan untuk memperbanyak diri dengan melakukan pembelahan. Pada hewan uniseluler cara ini digunakan sebagai alat reproduksi, sedangkan pada hewan multi seluler cara ini digunakan dalam memperbanyak sel somatis untuk pertumbuhan dan pada sel gamet untuk proses pewarisan keturunan hingga akhirnya membantu membentuk individu baru. Ada dua macam pembelahan sel, yaitu pembelahan secara langsung amitosis dan pembelahan secara tidak langsung yaitu mitosis dan meiosis. 2.2 Mitosis dan Meiosis1. MitosisPembelahan mitosis menghasilkan sel anakan yang jumlah kromosomnya sama dengan jumlah kromosom sel induknya, pembelahan mitosis terjadi pada sel somatik (sel penyusun tubuh). Sel sel tersebut juga memiliki kemampuan yang berbeda beda dalam melakukan pembelahannya. Ada sel sel yang mampu melakukan pembelahan secara cepat, ada yang lambat dan ada juga yang tidak mengalami pembelahan sama sekali setelah melewati masa pertumbuhan tertentu, misalnya sel sel germinatikum kulit mampu melakukan pembelahan yang sangat cepat untuk menggantikan sel sel kulit yang rusak atau mati. Akan tetapi sel sel yang ada pada organ hati melakukan pembelahan dalam waktu tahunan, atau sel sel saraf pada jaringan saraf yang sama sekali tidak tidak mampu melakukan pembelahan setelah usia tertentu. Sementara itu beberapa jenis bakteri mampu melakukan pembelahan hanya dalam hitungan jam, sehingga haya dalam waktu beberapa jam saja dapat dihasilkan ribuan, bahkan jutaan sel bakteri. Sama dengan bakteri, protozoa bersel tunggal mampu melakukan pembelahan hanya dalam waktu singkat, misalkan amoeba, paramecium, didinium, dan euglena.Pada sel sel organisme multiseluler, proses pembelahan sel memiliki tahap tahap tertentu yang disebut siklus sel. Sel sel tubuh yang aktif melakukan pembelahan memiliki siklus sel yang lengkap. Siklus sel tersebut dibedakan menjadi dua fase(tahap ) utama, yaitu interfase dan mitosis. Interfase terdiri atas 3 fase yaitu fase G, ( growth atau gap), fase S (synthesis), fase G2(growth atau Gap2).3Pembelahan mitosis dibedakan atas dua fase, yaitu kariokinesis dan sitokinesis, kariokinesis adalah proses pembagian materi inti yang terdiri dari beberapa fase, yaitu Profase, Metafase, dan Telofase. Sedangkan sitokinesis adalah proses pembagian sitoplasma kepada dua sel anak hasil pembelahan. - Kariokinesis Kariokinesis selama mitosis menunjukkan cirri yang berbeda beda pada tiap fasenya. Beberapa aspek yang dapat dipelajari selama proses pembagian materi inti berlangsung adalah berubah ubah pada struktur kromosom,membran inti, mikro tubulus dan sentriol. Ciri dari tiap fase pada kariokinesis adalah:a) Profase : Benang benang kromatin berubah menjadi kromosom. Kemudian setiap kromosom membelah menjadi kromatid dengan satu sentromer. Dinding inti (nukleus) dan anak inti (nukleolus) menghilang. Pasangan sentriol yang terdapat dalam sentrosom berpisah dan bergerak menuju kutub yang berlawanan. Serat serat gelendong atau benang benang spindle terbentuk diantara kedua kutub pembelahan.

b) Metafase Setiap kromosom yang terdiri dari sepasang kromatida menuju ketengah sel dan berkumpul pada bidang pembelahan (bidang ekuator), dan menggantung pada serat gelendong melalui sentromer atau kinetokor.

c) AnaphaseSentromer dari setiap kromosom membelah menjadi dua dengan masing masing satu kromatida. Kemudian setiap kromatida berpisah dengan pasangannya dan menuju kekutub yang berlawanan. Pada akhir nanfase, semua kroatida sampai pada kutub masing masing. d) TelofasePada telofase, kromatida yang berada pada kutub berubah menjasadi benang benang kromatin kembali. Terbentuk kembali dinding inti dan nukleolus membentuk dua inti baru. Serat serat gelendong menghilang. Terjadi pembelahan sitoplasma (sitokenesis) menjadi dua bagian, dan terbentuk membrane sel pemisah ditengah bidang pembelahan. Akhirnya , terbentuk dua sel anak yang mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan kromosom induknya. Hasil mitosis adalah satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 2 sel anakan yang masing masing diploid. Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induknya.- Sitokinesis Selama sitokinesis berlangsung, sitoplasma sel hewan dibagi menjadi dua melalui terbentuknya cincin kontraktil yang terbentuk oleh aktin dan miosin pada bagian tengah sel. Cincin kontraktil ini menyebabkan terbentuknya alur pembelahan yang akhirnya akan menghasilkan dua sel anak. Masing masing sel anak yang terbentuk ini mengandung inti sel, beserta organel organel selnya. Pada tumbuhan, sitokinesis ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah ditengah tengah sel. Tahap sitokinesis ini biasanya dimasukkan dalam tahap telofase. 2. MeiosisMeiosis adalah salah satu cara sel untuk mengalami pembelahan. Ciri pembelahan secara meiosis adalah tempat terjadi di sel kelamin, jumlah sel anaknya 4. jumlah kromosen setengah dari induknya, dan pembelahan terjadi 2 kali. Meiosis hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada jaringan nuftah. Pada meiosis, terjadi perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi pengurangan jumlah kromosom induk terhadap sel anak. Disamping itu, pada meiosis terjadi dua kali periode pembelahan sel, yaitu pembelahan I (meiosis I) dan pembelahan II (meiosis II). 4- Meiosis I a) Interfase : Pada interfase, sel berada pada tahap persiapan untuk mengadakan pembelahan. Persiapannya adalah berupa penggandaan DNA dari satu salinan menjadi dua salinan (sama seperti pada interfase mitosis). Tahap akhir interfase adalah adanya dua salinan DNA yang telah siap dikemas menjadi kromosom.b) Profase I : DNA dikemas dalam kromosom. Pada akhir profase I terbentuk kromosom homolog yang berpasangan membentuk tetrad. Tahap-tahap profase I : - Leptoten : Benang-benang kromatin memendek dan menebal ,serta mudah menyerap zat warna dan membentuk kromosom mengalami kondensasi. - Zigoten : Sentromer membelah menjadi dua dan bergerak kearah kutub yang berlawanan,sementara itu kromosom homolog saling berpasangan (sinapsis). -Pakiten: Terjadi duplikasi kromosom.-Diploten: Kromosom homolog saling menjauhi, terjadi perlekatan berbentuk X yang disebut kiasma dan merupakan tempat terjadinya Crossing Over. -Diakinesis : Terbentuk benang-benang spindel, dua sentriol sampai pada kutub yang berlawanan, membran inti dan nukleus menghilang.c) metafase I : Pasangan kromosom homolog berderet di daerah ekuator. Sentromer menuju kutub dan mengeluarkan benang2 spindel. d) anafase I : Pada anafase I tiap kromosom homolog (yang berisi dua kromatid kembarannya) masing-masing mulai ditarik oleh benang spindel nenuju ke kutub pembelahan yang berlawanan arah. Tujuan anafase I adalah membagi isi kromosom diploid menjadi haploid.e) telofase I : Pada telofase I tiap kromosom homolog kini telah mencapai kutub pembelahan.f) sitokinesis I : Pada sitokinesis I tiap kromosom homolog dipisahkan oleh sekat sehingga sitokinesis menghasilkan dua sel, masing-masing berisi kromosom dengan kromatid kembarnya.- Meiosis II a) Profase II : Pada profase II kromatid kembaran masih melekat pada tiap sentromer kromosom. Tahap ini kadang terjadi dalam waktu yang singkat karena diikuti tahap berikutnya.b) Metafase II : Pada metafase II tiap kromosom (yang berisi dua kromatid) merentang pada bidang ekuator. Terbentuk benang-benang spindel, satu ujung melekat pada sentromer, dan ujung lain membentang menuju ke kutub pembelahan yang berlawanan arah.c) Anafase II : Pada anafase II benang spindel mulai menarik kromatid menuju ke kutub pembelahan yang berlawanan tersebut. Akibatnya, kromosom memisahkan kedua kromatidnya dan bergerak menuju kutub yang berbeda. Kromatid yang terpisah kini dinamakan kromosom.d) telofase II : Pada telofase II, kromatid (atau kini disebut kromosom) telah mencapai kutub pembelahan. Hasil total dari tahap ini adalah terbentuk empat inti. Tiap inti mengandung setengah pasang kromosom (haploid) dan satu salinan DNA (1n,1c).e) sitokinesis II : Pada sitokinesis II tiap inti mulai dipisahkan oleh sekat sel dan akhirnya menghasilkan empat sel kembar haploid.

3. Pembelahan sel secara abnormalPembelahan sel secara abnormal adalah pembelahan sel yang berlangsung dengan tidak normal, terkadang tidak terkontrol karena adanya gangguan sistem tubuh manusia maupun karena faktor lainnya. Salah satu pembelahan sel abnormal yang sesuai dengan konteks skenario yang dibahas yaitu mengenai kanker atau neoplasia adalah suatu pertumbuhan sel-sel abnormal yang cenderung menginvasi jaringan di sekitarnya dan menyebar ke tempat-tempat yang jauh. Sel-sel kanker ini bereproduksi dengan kecepatan yang inheren. Pergerakan sel-sel dari suatu bagian tubuh ke bagian yang lain disebut metastatis.5Proses metastatis dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu: InfiltrasiSuatu tumor yang menginfiltrasi pembuluh-pembuluh darah ato limfe lokal agar dapat menembus dinding pembuluh tersebut dan memiliki akses kesirkulasi darah. Sel-sel tumor ini mengeluarkan enzim-enzim spesifik untuk dapat mengintegrasi pembuluh.1 Pelepasan atau detachmentKeluarnya sel-sel tumor dari sel asalnya setelah masuk ke darah atau limfa. Sel-sel tumor dapat keluar dengan mudah karena memiliki sedikit afinitas terhadap jenis jaringan mereka sendiri. Semakin banyak sel yang dilepaskan maka semakin besar kemungkinan sel-sel tersebut dalam darah dan tumbuh menjadi semakin besar.1 Penyebaran dan penyemaianAdalah pergerakan sel-sel tumor di dalam darah atau limfe. Apabila sel-sel ini berpindah secara berkelompok maka sebagian sel-sel tumor akan terperangkapdi suatu kapiler atau jaringan limfe sehingga banyak sel yang mati. Walaupun jumlah sel yang mati cukup banyak, namun sebagian sel tumor dapat bertahan di tempat yang baru dan dapat tumbuh dan berkembang.4.1 Komunikasi SelUntuk melakukan aktivitas di dalam tubuh sel-sel di dalam tubuh melakukan komunikasi satu sama lain agar setiap organ di dalam tubuh dapat melakukan tugasnya dengan baik sehingga keberlangsungan hidup dapat berjalan sistematis. Sel biasanya melakukan komunikasi dengan cara mengeluarkan sinyal-sinyal kepada sel target yang disebut persinyalan lokal,dan dengan cara kontak langsung ataupun dengan cara menyampaikan sinyal melalui hormon-hormon yang disebut persinyalan jarak jauh. Sel yang berkomunikasi dengan cara kontak langsung baik sel hewan maupun sel tumbuhan memiliki sambungan langsung yang bila memang ada memberikan kontinuitas sitoplasmik diantara sel-sel yang berdekatan. Dalam hal ini, bahan pesinyalan yang larut dalam sitosol dapat dengan bebas melewati sel yang berdekatan. Disamping itu, sel hewan mungkin melakukan kontak langsung diantara molekul-molekul di dalam permukaannya, komunikasi ini terjadi melalui zat kimia yang dilepaskan ke cairan ektrasel (intersisial), untuk berkomunikasi dengan sel lain yang berdekatan. Sel yang berkomunikasi dengan cara mengirimkan molekul-molekul sinyal atau komunikasi se persinyalan lokal, melakukan komunikasi dengan cara mengirimkan molekul-molekul sinyal secara difusi menuju sel target yang berada dekat dengannya, ataupun dengan cara menyampaikan neurotransmiter seperti adrenalin, asetil, kolin, dll. Melewati celah sinapsis(celah atau ruang kecil antar sel).2Sel yang berkomunikas jarak jauh berkomunikasi melalui sinyal listrik yang dihantarkan dengan sinyal kimia (hormon atau neurohormon) ynag dialirkan melalui darah, hormon dapat mencapai hampir seluruh sel tubuh, tetapi jika dengan persinyalan lokal hanya untuk sel target tertentu yang memiliki jarak berdekatan dan mengenali serta merespon sinyal kimiawi yang diberikan.4.2 Macam-macam komunikasi selDalam penyampaian molekul sinyal terdapat empat tipe, yaitu:1) Endokrin: sel target jauh, menggunakan mediator hormon. Hormon dibawa melalui pembuluh darah.2) Parakrin: mediator lokal. Mempengaruhi sel target tetangga, dirusak oleh suatu enzim ekstraselular atau dimobilisasi oleh Ekstra Cellular Matriks3) Autokrin: Sel responsif terhadap substansi yang dihasilkan oleh sel itu sendiri4) Sinaptik: Penyampaian sinyal dapat dilakukan dengan cara protein dari suatu sel berikatan langsung dengan protein lain pada sel lain.a) Komunikasi Langsung : komunikasi antar sel yang sangat berdekatan. Komunikasi ini terjadi dengan mentransfer sinyal listrik (ion-ion) atau sinyal kimia melalui hubungan yang sangat erat antara sel satu dengan lainnya. Gap junction merupakan protein saluran khusus yang dibentuk oleh protein connexin. Gap junction memungkinkan terjadinya aliran ion-ion (sinyal listrik) dan molekul-molekul kecil (sinyal kimia), seperti asam amino, ATP, cAMP dalam sitoplasma kedua sel yang berhubungan.3b) Komunikasi Lokal : Pensinyalan lokal yakni pensinyalan antar sel yang terjadi antar sel yang berdekatan, ada 2 macam tipe pensinyalan lokal yakni parakrin dan sinaptik. Pada pensinyalan lokal sel akan mengeluarkan pesan pesan atau sinyal sinyal molekul kepada sel lain hanya pada jarak lokal tidak menjangkau jarak yang jauh seperti hormonal. Persinyalan Parakrin : Parakrin merupakan tipe komunikasi sel jarak lokal yang tidak memerlukan kontak langsung dengan sel target, dan molekul-molekul pesan mencapai sel target dengan cepat melalui proses difusi. Mekanisme persinyalan parakrin : Reception (penerimaan) merupakan pendeteksian sinyal yang datang dari luar sel oleh sel target. Transduksi, diawali dengan pengikatan molekul sinyal yang nantinya akan mengubah protein reseptor. Tahap transduksi ini akan mengubahn sinyal kedalam suatu bentuk yang dapat menimbulkan respon seluler spesifik. Respon, pada tahap ketiga persinyalan sel, sinyal yang ditransduksi akhirnya memicu respon seluler spesifik.4 Persinyalan Sinaptik : Sinaptik merupakan tipe komunikasi sel jarak lokal yang terspesialisasi pada sel saraf. Sel saraf akan melepas molekul neurotransmitter ke dalam sinapsis antar sel lain. Mekanisme persinyalan sinaptik : reception (penerimaan) sinyal listrik di sepanjang sel memicu sekresi sinyal kimiawi yang dibawa oleh molekul neurotransmiter. Transduksi, molekul berdifusi melintasi sinapsis (ruang sempit antar sel saraf dan sel targetnya). Responnya, neurotransmiter akan merangsang sel target.5c) Komunikasi Jarak Jauh : komunikasi antar sel yang mempunyai jarak cukup jauh. Komunikasi ini berlangsung melalui sinyal listrik yang dihantarkan sel saraf dan atau dengan sinyal kimia (hormon atau neurohormon) yang dialirkan melalui darah.5. Kematian SelKerusakan sel ada yang terjadi secara terus menerus, irreversible dan akhirnya sel tidak memiliki kemampuan untuk memperbaiki kerusakan sehingga menyebabkan sel mati. Ada dua macam kematian sel yang dibedakan dari morfologi, mekanisme dan perubahan fisiologis dan penyakit yaitu appoptosis dan nekrosis. 1\Apopptosis adalah kematian sel oleh sel itu sendiri yang disebabkan oleh growth factor atau DNA sel atau protein yang dihancurkan dengna maksud perbaikan. Memiliki karakteristik sel dimana inti sel mengalami pemadatan dan tidak terjadi kerusakan membran sel. Appoptosis memerlukan sintersis aktif RNA dan protein dan merupakan suatu proses yang memerlukan energi. Secara morfologis, proses ini ditandai oleh pemadatan kromatin di sepanjang membran inti. Nekrosis adalah kejadian dimana terjadi kerusakan membran, lisosom mengeluarkan enzim ke sitoplasma dan menghancurkan sel, isi keluar dikarenakan kerusakan membran plasma dan mengakibatkan reaksi inflamatori. Nekrosis adalah pathway yang secara umum terjadi pada kematian sel yang diakibatkan oleh ischemia, keracunan, infeksi dan trauma.1

PenutupMelalui pembahasan materi diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam memecahkan sebuah masalah klinis, kita harus lebih dulu menguasai teori dasar biologi sel. Dalam kasus ini, dengan mempelajari tentang kematian sel, pembelahan sel normal dan abnormal, serta komunikasi sel, kita dapat menyimpulkan bahwa luka yang tidak sembuh dikarenakan sel mengalami hambatan pembelahan yang menyebabkan sel rusak atau mengalami kematian dan tidak dapat beregenerasi lagi. Penguasaan teori dasar biologi sel terbukti sangat diperlukan dalam memecahkan masalah klinis dan untuk mengetahui gangguan yang ada didalam tubuh seseorang agar segera mendapatkan pelayanan khusus bila abnormal, dan untuk mengetahui apakah mekanisme pembelahan sel didalam tubuh kita sudah normal sebagaimana mestinya.

Daftar Pustaka1. Anthony JF Jeffrey H , David T, Richard C ,William M. An Introduction to Genetic Analyisis. New York: W.H Freeman; 2010. h 103-20. 2. Azhar T. Dasar-dasar Biologi Molekular. Bandung: Widya Padjajaran; 2008. h 321-40. 3. Diah A, Choirul M. Biologi SMA dan MA. Jakarta: ESES; 2009. h 105-40. 4. Campbell N, Mitchell L. Biologi. Jakarta: Erlangga; 2011. h 121-9. 5. Priadi, Arif. Biologi 3. Bogor: Yudhistira; 2009. h 112-9.

1