32
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keamanan dan keselamatan pasien merupakan hal mendasar yang perlu diperhatikan oleh tenaga medis saat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit memberikan asuhan kepada pasien secara aman serta mencegah terjadinya cidera akibat kesalahan karena melaksanakan suatu tindakan atau tidak melaksanakan suatu tindakan yang seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan

MAKALAH PASIEN SAFETY.doc

  • Upload
    wisnu

  • View
    3.217

  • Download
    468

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKALAH PASIEN SAFETY.doc

1

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1  LATAR BELAKANG

Keamanan dan keselamatan pasien merupakan hal mendasar yang perlu

diperhatikan oleh tenaga medis saat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.

Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit memberikan asuhan

kepada pasien secara aman serta mencegah  terjadinya cidera akibat kesalahan karena

melaksanakan suatu tindakan atau tidak melaksanakan suatu tindakan yang

seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan

pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis

insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi untuk

meminimalkan resiko (Depkes 2008).

Setiap tindakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien sudah

sepatutnya memberi dampak positif dan tidak memberikan kerugian bagi pasien. Oleh

karena itu, rumah sakit harus memiliki standar tertentu dalam memberikan pelayanan

kepada pasien. Standar tersebut bertujuan untuk melindungi hak pasien dalam

menerima pelayanan kesehatan yang baik serta sebagai pedoman bagi tenaga

kesehatan dalam memberikan asuhan kepada pasien. Selain itu, keselamatan pasien

juga tertuang dalam undang-undang kesehatan. Terdapat beberapa pasal dalam

undang-undang kesehatan yang membahas secara rinci mengenai hak dan

keselamatan pasien.

Keselamatan pasien adalah hal terpenting yang perlu diperhatikan oleh setiap

petugas medis yang terlibat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.

Tindakan pelayanan, peralatan kesehatan, dan lingkungan sekitar pasien sudah

seharusnya menunjang keselamatan serta kesembuhan dari pasien tersebut. Oleh

karena itu, tenaga medis harus memiliki pengetahuan mengenai hak pasien serta

Page 2: MAKALAH PASIEN SAFETY.doc

2

mengetahui secara luas dan teliti tindakan pelayanan yang dapat menjaga keselamatan

diri pasien.

1.2       TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian dari patient safety.

2. Untuk mengetahui standar keselamatan pasien rumah sakit.

3. Untuk mengetahui .tujuan dari patien safety

4. Untuk mengetahui langkah-langkah menuju patient safety

 

1.3       MANFAAT

1. Mampu memahami pengertian dari patient safety.2. Mampu memahami standar keselamatan pasien rumah sakit.3. Mampu memahami tujuan dari patien safety4. Mampu memahami langkah-langkah menuju patient safety

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 3: MAKALAH PASIEN SAFETY.doc

3

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1  PATIENT SAFETY DAN CLINICAL RISK MANAGEMENT

Menurut penjelasan Pasal 43 UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 yang dimaksud

dengan keselamatan pasien (patient safety) adalah proses dalam suatu rumah sakit

yang memberikan pelayanan kepada pasien secara aman termasuk didalamnya

pengkajian mengenai resiko, identifikasi, manajemen resiko terhadap pasien,

pelaporan dan analisis insiden, kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti

insiden, dan menerapkan solusi untuk mengurangi serta meminimalisir timbulnya

risiko. Yang dimaksud dengan insiden keselamatan pasien adalah keselamatan medis

(medical errors), kejadian yang tidak diharapkan (adverse event), dan nyaris terjadi

(near miss).

Menurut Institute of Medicine (IOM), Patient Safety didefinisikan sebagai freedom

from accidental injury. Accidental injury disebabkan karena error yang meliputi

kegagalan suatu perencanaan atau memakai rencana yang salah dalam mencapai

tujuan. Accidental injury juga akibat dari melaksanakan suatu tindakan (commission)

atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission). Accidental injury

dalam prakteknya berupa kejadian tidak diinginkan atau hampir terjadi kejadian tidak

diinginkan (near miss). Near miss ini dapat disebabkan karena:

1. Keberuntungan

Contoh : pasien menerima suatu obat kontra indikasi, tetapi tidak timbul reaksi

obat.

2. Pencegahan

Contoh : suatu obat dengan overdosis lethal akan diberikan, tetapi staf lain

mengetahui dan membatalkannya sebelum obat tersebut diberikan.

3. Peringanan

Contoh : suatu obat dengan overdosis lethal diberikan, tetapi diketahui secara dini

Page 4: MAKALAH PASIEN SAFETY.doc

4

lalu diberikan antidotenya.

 

Resiko terjadinya kesalahan atau kecelakaan kerja saat memberikan pelayanan

kesehatan kepada pasien dapat diminimalisir dengan pengorganisasian risiko atau risk

management secara benar. Risk management tersebut meliputi :

1. Identifikasi risiko.

Bertujuan untuk mengidentifikasi konsekuensi serta kemungkinan risiko

yang akan terjadi  serta untuk membagi penanganan terhadap suatu risiko

berdasarkan tingkat prioritas atau kebutuhan.

2. Analisis risiko.

Bertujuan untuk menganalisis serta memisahkan risiko kecil yang dapat

diterima dengan risiko besar yang tidak dapat diterima. Selain itu, analisis risiko

juga bertujuan untuk mengumpulkan data yang dapat bermanfaat dalam proses

evaluasi dan perencanaan penanganan risiko.

3. Evalausai terhadap risiko yang terjadi.

Bertujuan untuk membandingkan tingkat atau level dari suatu risiko yang

ditemukan dengan kriteria risiko yang tidak dapat dihindari. Hasil akhir dari

tahap ini adalah menyusun prioritas risiko sebagai dasar dalam melakukan

tindakan yang lebih lanjut.

4. Penanganan terhadap risiko yang terjadi

Bertujuan untuk mengidentifikasi atau menentukan pilihan tindakan yang

dapat dilakukan untuk menangani suatu risiko, mengkaji pilihan tindakan

tersebut, merencanakan persiapan untuk penanganan risiko, dan melakukan

pilihan tindakan tersebut

Page 5: MAKALAH PASIEN SAFETY.doc

5

.

5. Pengamatan secara terus menerus

Bertujuan untuk menjamin atau memastikan bahwa pengorganisasian

tindakan yang telah direncanakan bermanfaat dan dapat mengontrol pelaksanaan

dari penganganan risiko tersebut.

2.2  STANDAR KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT

Dalam melakukan prosedur perawatan pada pasien, terdapat tujuh standar

keselamatan. Standar ini mengacu pada “Hospital Patient Safety Standards” yang

dikeluarkan oleh Joint Commision on Accreditation of Health Organizations, Illinois,

USA, tahun 2002. Tujuh standar tersebut adalah sebagai berikut.

1. Hak pasien

Standar :

Pasien dan keluarga mempunyai hak untuk mendapatkan informasi mengenai

rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya KTD (Kejadian

Tidak Diharapkan).

Kriteria :

1. Harus ada dokter sebagai penanggung jawab pelayanan

2. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan

3. Dokter sebagai penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan

yang jelas dan benar kepada pasien dan keluarga tentang rencana dan hasil

pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan

terjadinya kejadian tidak diharapkan.

2. Mendidik pasien dan keluarga

Standar :

Page 6: MAKALAH PASIEN SAFETY.doc

6

Rumah sakit harus mampu mendidik pasien dan keluarga mengenai kewajiban

dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.

Kriteria :

Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan

keterlibatan pasien dimana pasien berperan sebagai partner dalam proses

pelayanan. Karena itu, rumah sakit harus memiliki sistem dan mekanisme untuk

mendidik pasien dan keluarga mengenai kewajiban dan tanggung jawab pasien

dalam asuhan pasien. Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien dan

keluarga memiliki kemampuan untuk :

1. Memberikan info yang benar, jelas, lengkap dan jujur

2. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab

3. Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti

4. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan

5. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit

6. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa

7. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati 

3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan

Standar :

Rumah sakit  menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi

antar tenaga dan antar unit pelayanan.

Kriteria :

1. Koordinasi pelayanan secara menyeluruh

2. Koordinasi pelayanan disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan kelayakan

sumber daya

3. Koordinasi pelayanan mencakup peningkatan komunikasi

4. Komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan

Page 7: MAKALAH PASIEN SAFETY.doc

7

4. Penggunaan metode-metode dalam peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien

Standar :

Rumah sakit harus mendesain proses baru atau memperbaiki proses yang ada,

memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis

secara intensif kejadian tidak diharapkan, dan melakukan perubahan untuk

meningkatkan kinerja.

Kriteria :

1. Setiap rumah sakit harus melakukan proses perancangan yang baik sesuai

dengan ‘Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit’.

2. Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja

3. Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif

4. Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil analisis

5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien

Standar :

1. Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan

pasien melalui penerapan ‘Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien

Rumah Sakit.’

2. Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk mengidentifikasi

risiko keselamatan pasien dan program mengurangi kejadian tidak diharapkan.

3. Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi serta koordinasi antar

unit dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang

keselamatan pasien.

4. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur,

mengkaji, dan meningkatkan kinerja rumah sakit serta meningkatkan

keselamatan pasien.

Page 8: MAKALAH PASIEN SAFETY.doc

8

5. Pimpinan mengukur dan  mengkaji efektifitas kontribusinya dalam

meningkatkan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien

Kriteria :

1. Terdapat tim pendisiplin untuk mengelola program keselamatan pasien.

2. Tersedia program proaktif untuk mengidentifikasi risiko keselamatan dan

program meminimalkan insiden atau kejadian tidak diharapkan.

3. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari

rumah sakit terintegrasi dan berpartisipasi.

4. Tersedia prosedur “cepat-tanggap” terhadap insiden termasuk asuhan kepada

pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain, dan

penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan analisis.

5. Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan

insiden.

6. Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden.

7. Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan

antar pengelola pelayanan.

8. Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan.

9. Tersedia sasaran terukur, serta pengumpulan informasi menggunakan kriteria

objektif untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja rumah sakit dan

keselamatan pasien.

6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien

Standar :

1. Rumah sakit memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap

jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien secara jelas.

2. Rumah sakit menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan

untuk meningkatkan dan memelihara kompetensi staf serta mendukung

pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien.

Page 9: MAKALAH PASIEN SAFETY.doc

9

Kriteria :

1. Memiliki program diklat dan orientasi bagi staf baru yang memuat topik

mengenai keselamatan pasien

2. Mengintegerasikan topik keselamatan pasien dalam setiap kegiatan inservice

training dan memberi pedoman yang jelas tentang pelaporan insiden.

3. Menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok guna mendukung

pendekatan interdisiplin dan kolaboratif dalam rangka melayani pasien.

7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.

Standar :

1. Rumah sakit merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi

keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan

eksternal.

2. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat.

Kriteria :

1. Tersedia anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses manajemen

untuk memperoleh data dan informasi tentang hal-hal terkait dengan

keselamatan pasien.

2. Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk

merevisi manajemen informasi yang ada.

2.3 TUJUAN PASIEN SAFETY

1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit  

2. Meningkatnya akuntabilitas Rumah Sakit terhadap pasien dan masyarakat  

3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di Rumah Sakit  

4. Terlaksananya program-program pencegahansehingga tidak terjadi

Page 10: MAKALAH PASIEN SAFETY.doc

10

Sedangkan tujuan keselamatan pasien secara internasional adalah:1. Identify patients correctly (mengidentifikasi pasien secara benar)

2. Improve effective communication (meningkatkan komunikasi yang efektif)

3. Improve the safety of high-alert medications (meningkatkan keamanan dari

pengobatan resiko tinggi)

4. Eliminate wrong-site, wrong-patient, wrong procedure surgery (mengeliminasi

kesalahan penempatan, kesalahan pengenalan pasien, kesalahan prosedur operasi)

5.   Reduce the risk of health care-associated infections (mengurangi risiko infeksi

yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan)

6. Reduce the risk of patient harm from falls (mengurangi risiko pasien terluka

karena jatuh)

2.4 ISU, ELEMEN DAN AKAR PENYEBAB YANG PALING UMUM DALAM PASIEN SAFETY1.      Lima isu penting terkait keselamatan (hospital risk) yaitu:

a. keselamatan pasien;b.   keselamatan pekerja (nakes);c.   keselamatan fasilitas (bangunan, peralatan);d.   keselamatan lingkungan;e.   keselamatan bisnis.

2. Elemen Patient safetya) Adverse drug events(ADE)/ medication errors (ME) (ketidakcocokan

obat/kesalahan pengobatan)

b) Restraint use (kendali penggunaan)

c) Nosocomial infections (infeksi nosokomial)

d) Surgical mishaps (kecelakaan operasi)

e) Pressure ulcers (tekanan ulkus)

f) Blood product safety/administration (keamanan produk

darah/administrasi)

g) Antimicrobial resistance (resistensi antimikroba)

h) Immunization program (program imunisasi)

i) Falls (terjatuh)

Page 11: MAKALAH PASIEN SAFETY.doc

11

j) Blood stream – vascular catheter care (aliran darah – perawatan kateter

pembuluh darah)

k) Systematic review, follow-up, and reporting of patient/visitor incident

reports (tinjauan sistematis, tindakan lanjutan, dan pelaporan

pasien/pengunjung laporan kejadian)

3. Most Common Root Causes of Errors (Akar Penyebab Kesalahan yang

Paling Umum):

a.   Communication problems (masalah komunikasi)

b.   Inadequate information flow (arus informasi yang tidak memadai)

c.    Human problems (masalah manusia)

d.    Patient-related issues (isu berkenaan dengan pasien)

e. Organizational transfer of knowledge (organisasi transfer

pengetahuan)

f.     Staffing patterns/work flow (pola staf/alur kerja)

g.    Technical failures (kesalahan teknis)

h. Inadequate policies and procedures (kebijakan dan prosedur yang tidak

memadai) [AHRQ (Agency for Healthcare Research and Quality)

Publication, 2003]

  

 2.4 LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PELAKSANAAN PATIENT SAFETY ADALAH

A. Di Rumah Sakit

1. Rumah sakit agar membentuk Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit, dengan

susunan organisasi sebagai berikut: Ketua: dokter, Anggota: dokter, dokter gigi,

perawat, tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya.

2.     Rumah sakit agar mengembangkan sistem informasi pencatatan dan pelaporan

internal tentang insiden

Page 12: MAKALAH PASIEN SAFETY.doc

12

3.    Rumah sakit agar melakukan pelaporan insiden ke Komite Keselamatan Pasien

Rumah Sakit (KKPRS) secara rahasia

4. Rumah Sakit agar memenuhi standar keselamatan pasien rumah sakit dan

menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit.

5. Rumah sakit pendidikan mengembangkan standar pelayanan medis berdasarkan

hasil dari analisis akar masalah dan sebagai tempat pelatihan standar-standar yang

baru dikembangkan.

B. Di Provinsi/Kabupaten/Kota

1. Melakukan advokasi program keselamatan pasien ke rumah sakit-rumah sakit di

wilayahnya

2.    Melakukan advokasi ke pemerintah daerah agar tersedianya dukungan anggaran

terkait dengan program keselamatan pasien rumah sakit.

3.     Melakukan pembinaan pelaksanaan program keselamatan pasien rumah sakit

C. Di Pusat

1. Membentuk komite keselamatan pasien Rumah Sakit dibawah Perhimpunan

Rumah Sakit Seluruh Indonesia

2. Menyusun panduan nasional tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit

3. Melakukan sosialisasi dan advokasi program keselamatan pasien ke Dinas

Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota, PERSI Daerah dan rumah sakit pendidikan

dengan jejaring pendidikan.

4.    Mengembangkan laboratorium uji coba program keselamatan pasien.

BAB III

KESIMPULAN

Page 13: MAKALAH PASIEN SAFETY.doc

13

3.1       KESIMPULAN

Keselamatan pasien adalah proses dalam suatu rumah sakit yang memberikan

pelayanan pasien secara aman. Proses tersebut meliputi pengkajian mengenai resiko,

identifikasi, manajemen resiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden,

kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden, dan menerapkan solusi untuk

mengurangi serta meminimalisir timbulnya risiko. Pelayanan kesehatan yang

diberikan tenaga medis kepada pasien mengacu kepada tujuh standar pelayanan

pasien rumah sakit yang meliputi hak pasien, mendididik pasien dan keluarga,

keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan, penggunaan metode- metode

peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan

pasien, peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien, mendidik staf

tentang keselamatan pasien, dan komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk

mencapai keselamatan pasien. Selain mengacu pada tujuh standar pelayanan tersebut,

keselamatan pasien juga dilindungi oleh undang-undang kesehatan sebagaimana yang

diatur dalam UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 serta UU Rumah Sakit No. 44 tahun

2009.

Tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien sudah seharusnya

menunjang keselamatan pada pasien karena proses keperawatan tersebut sangat

berhubungan dengan patient safety atau keselamatan pasien. Proses keperawatan

tersebut meliputi proses pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan

evaluasi. Jika terjadi kesalahan saat menjalani salah satu proses keperawatan, maka

kesalahan tersebut akan memungkinkan timbulnya kecelakaan kerja yang dapat

mengancam keselamatan pasien. Aplikasi keselamatan pasien dapat diterapkan pada

beberapa tempat yang terdapat di rumah sakit, seperti kamar operasi, ICU, dan UGD.

Aplikasi keselamatan pasien tersebut diterapkan dengan memperhatikan sisi struktur,

lingkungan, peralatan dan teknologi, proses, orang, dan  budaya.

DAFTAR PUSTAKA

Page 14: MAKALAH PASIEN SAFETY.doc

14

1. Komalawati, Veronica. (2010) Community&Patient Safety Dalam Perspektif Hukum Kesehatan.

2. Lestari, Trisasi. Knteks Mikro dalam Implementasi Patient Safety: Delapan Langkah Untuk Mengembangkan Budaya Patient Safety. Buletin IHQN Vol II/Nomor.04/2006 Hal.1-3

3.    Pabuti, Aumas. (2011) Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien (KP) Rumah Sakit. Proceedings of expert lecture of  medical student of Block 21st of Andalas University, Indonesia

4. Panduang Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety). 2005

5.    Tim keselamatan Pasien RS RSUD Panembahan Senopati. Patient Safety.

6.    Yahya, Adib A. (2006) Konsep dan Program “Patient Safety”. Proceedings of  National Convention VI of The Hospital Quality Hotel Permata Bidakara,

Bandung 14-15 November 2006.

7.    Yahya, Adib A. (2007) Fraud & Patient Safety. Proceedings of  PAMJAKI meeting “Kecurangan (Fraud) dalam Jaminan/Asuransi Kesehatan” Hotel Bumi Karsa, Jakarta 13 December 2007.