31
WANITA DENGAN KELUHAN PERDARAH SPONTAN DARI KEMALUAN KELOMPOK 3 03007053 Cunengsih S 03008163 Miria Noor Shintawati 03009263 Vania Paramitha W 03010003 Adelita Yuli Hapsari 03010033 Annisa Saraswati 03010053 Benanto 03010063 Chrisendy Hakim 03010073 Denia Mariella Chantika 03010083 Widya Ilmiaty Kamrul 03010093 Endah Wahyu Mentari 03010103 Fefi Oktavia 03010113 Geraldo Tadika Putra FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI Jakarta, 4 Februari 2013 0

Makalah OGR Ny X

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Dengan Keluhan Keputihan

Citation preview

WANITA DENGAN KELUHAN PERDARAH SPONTAN DARI KEMALUAN

KELOMPOK 3

03007053 Cunengsih S

03008163 Miria Noor Shintawati

03009263 Vania Paramitha W

03010003 Adelita Yuli Hapsari

03010033 Annisa Saraswati

03010053 Benanto

03010063 Chrisendy Hakim

03010073 Denia Mariella Chantika

03010083 Widya Ilmiaty Kamrul

03010093 Endah Wahyu Mentari

03010103 Fefi Oktavia

03010113 Geraldo Tadika Putra

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

Jakarta, 4 Februari 2013

0

BAB I

PENDAHULUAN

Kanker cervix adalah kanker keduaterbanak yang menyebabkan kematian pada

perempuan.Penyakit initelah merenggut lebih dari 250.000 perempuan di seluruh dunia setiap

tahunnya. Di Indonesia, setiap tahun terdapat lebih dari 15.000 kasus kanker serviks baru dan

kuranglebih 8000 kematian.

Setiap hari sekitar 40-45 kasus baru ditemukan dan 20-25 perempuan meninggal dunia karena

kanker serviks. Angka prevalnesi kanker serviks di dunia termasuk di kawasan Asia

Tenggara, masih sangat tinggi. Menurut data Globocan 2002, ada sekitar 500.000 kasus

kanker serviks yang barui dunia dengan angka kematian 250.000.

BAB II

LAPORAN KASUS

SESI 1

Seorang wanita x, 40 tahun, P4 (semuanya lahir spontan), datang ke poliklinik kebidanan dan

kandungan dengan keluhan sering keputihan. Pasien mengeluh bahwa kurang lebih 2 bulan

terakhir sering keputihan yang baunya tidak seperti biasa dan mengeluarkan darah saat

senggama. Selama 5 hari ini, pasien sering mengeluarkan darah spontan dari kemaluannya.

Sebelumnya pasien telah berobat ke dokter, dikatakan diberi obat untuk keputihan dan

perdarahan, namun saat ini keluhan belum hilang sampai saat ini.

1

SESI 2

Anamnesis tambahan

Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga, sedangkan suami pasien adalah seorang supir truk

antar kota. Pasien sering ditinggal pergi ke luar kota oleh suaminya, karena jenuh ia sering

merokok.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan

Keadaan umum sakit sedang, kompos mentis

Tanda vital: Freakuensi nadi 90x/menit, regular isi cukup, TD 110/60 mmHg. Frekuensi

Napas 24x/menit, suhu 36,80

Status generalis

Mata: konjungtiva agak pucat, sklera tak ikterik

Jantung: NJ I-II murni, gallop (-), murmur (-)

Paru: Vesikuler, ronki (-), wheezing (-)

Abdomen: lemas, akut abdomen (-), massa (-)

Ekstremitas: akral hangat, agak pucat, edema (-)

Status ginekologi:

Inspeksi: vulva dan uretra tenang, uretra tak tampak tanda radang

Inspeksi: tampak portio erosi arah jam 2, mudah berdarah, fluor (+) masa (-), dinding vagina

licin, masa (-), dilakukan pap smear, kemudian dilakukan test IVA hasil (+)

Vaginal toucher

2

Uterus bentuk dan ukuran normal, antefleksi, nyeri goyang (-), Parametrium lemas, masa

adneksa (-)

Hasil pemeriksaan laboratorium:

Hb 8g/dL, Leukosit 15.000 g/dl,Trombosit 270.000

Lima hari kemudian didapatkan hasil pap smear HSIL

BAB III

INTERPRETASI KASUS

A. Identitas

Identitas

Nama : Ny. X

Umur : 40 tahun

Alamat : -

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Agama : -

B. Daftar Masalah

No. Masalah Interpretasi

3

1. Umur 40

tahun

2. Partus sudah 4

kali

3. Keputihan

berbau dan

sering

Diakibatkan oleh dinding vagina yang menjadi kering, sehingga

produksi glikogen menurun dan Lactobacilli menghilang. Keadaan

tersebut menyebabkan menghilangnya suasana asam sehingga vagina

dan uretra mudah terinfeksi dan sering timbul gatal. Akibat rasa gatal

di vagina, maka garukan yang sering dilakukan menyebabkan

terjadinya luka–luka yang mudah terinfeksi dan menyebabkan

keputihan.

4. Sering

mengeluarkan

darah darah

spontan dari

kemaluan

Keluarnya darah spontan dari kemaluan, kemungkinan yang pertama

kali harus kita pikirkan pada wanita usia 40 tahun, riwayat keputihan

dengan bau tak sedap, serta kebiasaan merokok, yakni adanya suatu

keganasan yang dimulai dari adanya infeksi pada vagina. Meskipun

ada berbagai macam mikroorganisme yang dapat menginfeksi vagina,

namun hanya ada satu mikroorganisme yang menjadi perhatian utama

penyebab keganasan nomer satu di Indonesia, yakni virus HPV

(Human Papilloma Virus). Dari beberapa tipe HPV hanya tipe 16 dan

18 yang lebih dari 90% dapat menjadi suatu keganasan

5 Berdarah saat

bersenggama

Keluarnya darah saat koitus paling umum disebabkan

karena adanya trauma pada dinding vagina yang

menyebabkan perlukaan daerah sekitar vagina. Keadaan

ini masih dianggap sebagai keadaan yang fisiologis jika

keluhan tidak timbul setiap kali melakukan hubungan.

Namun, jika keluhan ini timbul lebih sering maka kita

harus memikirkan adanya suatu kelainan dan pasien harus

4

mendapatkan pengobatan yang tepat.

6 merokok Merokok merupakan faktor resiko dari pertumbuhan neoplasma dapat

dikaitkan dengan inaktivasi dari tumor suppressor gen. Merokok juga

dapat dikaitkan dengan pengurangan jumlah sel imun langerhans di

epitel cervix, sehingga terjadi penurunan respons imunologi.

(

http://www.cancerresearchuk.org/cancer-info/cancerstats/types/cervix/

riskfactors/cervical-cancer-risk-factors last accessed sun feb 3rd 2013)

Patofisiologi

Dilihat dari umurnya pasien sudah tidak dalam masa subur dan menjelang masa

menopause. Sebagaimana kita ketahui bahwa semakin bertambahnya umur maka

keseimbangan hormone pun akan semakin terganggu, daya tahan tubuh semakin menurun

dan faktor resiko keganasan akan semakin meningkat. Hal ini merupakan salah satu faktor

yang menyebabkan pasien mulai sering mengalami keputihan (fluor albus). Secara definisi

keputihan adalah cairan tubuh (bukan darah) yang keluar dari organ reproduksi wanita.

Keputihan dapat bersifat fisiologis, maupun patologis. Namun, pasien ini mengalami

keputihan yang patologis, karena pada keputihan yang patologis didapatkan bau yang tidak

sedap, jumlah yang semakin banyak dan sering, disertai darah, dan sudah menimbulkan

5

keluahan. Faktor penyebab yang paling mungkin pada pasien ini, yakni adanya

ketidakseimbangan hormone reproduksi, dengan mekanisme keputihan sebagai berikut :

Hormon estrogen diperlukan untuk menjaga keasaman vagina, kehidupan Lactobacilli

doderleins, dan proliferasi (ketebalan) sel epitel skuamosa vagina sehingga membran mukosa

vagina membentuk barier terhadap invasi bakteri. Dengan demikian tidak mudah terkena

infeksi. Hal–hal diatas dapat terjadi karena dalam sel epitel vagina yang menebal banyak

mengandung glikogen. Lactobacilli doderlein yang dalam keadaan normal hidup di vagina,

akan memanfaatkan glikogen tadi selama pertumbuhannya dan hasil metabolismenya akan

menghasilkan asam laktat. Timbulnya suasana asam laktat akan menyuburkan pertumbuhan

Lactobacilli dan Corynebacteria acidogenic, tetapi mencegah pertumbuhan bakteri lainnya.

Proses diatas akan mempertahankan pH vagina yang dalam keadaan normal memang bersifat

asam, yaitu sekitar 3,5–4,5. Keluarnya mucus servix (lendir leher rahim) sehingga vagina

tidak terasa kering juga dipengaruhi oleh stimulasi estrogen.

Hormon estrogen yang dihasilkan oleh indung telur akan berkurang pada perempuan

menjelang dan sesudah menopouse (tidak haid). Akibatnya dinding vagina menjadi kering,

produksi glikogen menurun dan Lactobacilli menghilang. Keadaan tersebut menyebabkan

menghilangnya suasana asam sehingga vagina dan uretra mudah terinfeksi dan sering timbul

gatal. Akibat rasa gatal di vagina, maka garukan yang sering dilakukan menyebabkan

terjadinya luka–luka yang mudah terinfeksi dan menyebabkan keputihan.

6

Karsinoma serviks adalah penyakit yang progresif, mulai dengan intraepitel, berubah

menjadi neoplastik, dan akhirnya menjadi kanker serviks setelah 10 tahun atau lebih. Secara

histopatologi lesi pre invasif biasanya berkembang melalui beberapa stadium displasia

(ringan, sedang dan berat) menjadi karsinoma insitu dan akhirnya invasif. Berdasarkan

karsinogenesis umum, proses perubahan menjadi kanker diakibatkan oleh adanya mutasi gen

pengendali siklus sel. Gen pengendali tersebut adalah onkogen, tumor supresor gene, dan

repair genes. Onkogen dan tumor supresor gen mempunyai efek yang berlawanan dalam

karsinogenesis, dimana onkogen memperantarai timbulnya transformasi maligna, sedangkan

tumor supresor gen akan menghambat perkembangan tumor yang diatur oleh gen yang

terlibat dalam pertumbuhan sel. Meskipun kanker invasive berkembang melalui perubahan

intraepitel, tidak semua perubahan ini progres menjadi invasif. Lesi preinvasif akan

mengalami regresi secara spontan sebanyak 3 -35%.

Bentuk ringan (displasia ringan dan sedang) mempunyai angka regresi yang tinggi.

Waktu yang diperlukan dari displasia menjadi karsinoma insitu (KIS) berkisar antara 1 – 7

tahun, sedangkan waktu yang diperlukan dari karsinoma insitu menjadi invasif adalah 3 – 20

tahun (TIM FKUI, 1992). Proses perkembangan kanker serviks berlangsung lambat, diawali

adanya perubahan displasia yang perlahan-lahan menjadi progresif. Displasia ini dapat

muncul bila ada aktivitas regenerasi epitel yang meningkat misalnya akibat trauma mekanik

atau kimiawi, infeksi virus atau bakteri dan gangguan keseimbangan hormon. Dalam jangka

waktu 7 – 10 tahun perkembangan tersebut menjadi bentuk preinvasif berkembang menjadi

invasif pada stroma serviks dengan adanya proses keganasan. Perluasan lesi di serviks dapat

menimbulkan luka, pertumbuhan yang eksofitik atau dapat berinfiltrasi ke kanalis serviks.

Lesi dapat meluas ke forniks, jaringan pada serviks, parametria dan akhirnya dapat

menginvasi ke rektum dan atau vesika urinaria. Virus DNA ini menyerang epitel permukaan

serviks pada sel basal zona transformasi, dibantu oleh faktor risiko lain mengakibatkan

perubahan gen pada molekul vital yang tidak dapat diperbaiki, menetap, dan kehilangan sifat

serta kontrol pertumbuhan sel normal sehingga terjadi keganasan (Suryohudoyo, 1998;

7

Debbie, 1998). Berbagai jenis protein diekspresikan oleh HPV yang pada dasarnya

merupakan pendukung siklus hidup alami virus tersebut. Protein tersebut adalah E1, E2, E4,

E5, E6, dan E7 yang merupakan segmen open reading frame (ORF). Di tingkat seluler,

infeksi HPV pada fase laten bersifat epigenetic. Pada infeksi fase laten, terjadi terjadi

ekspresi E1 dan E2 yang menstimulus ekspresi terutama terutama L1 selain L2 yang

berfungsi pada replikasi dan perakitan virus baru. Virus baru tersebut menginfeksi kembali

sel epitel serviks. Di samping itu, pada infeksi fase laten ini muncul reaksi imun tipe lambat

dengan terbentuknya antibodi E1 dan E2 yang mengakibatkan penurunan ekspresi E1 dan E2.

Penurunan ekspresi E1 dan E2 dan jumlah HPV lebih dari ± 50.000 virion per- sel dapat

mendorong terjadinya integrasi antara DNA virus dengan DNA sel penjamu untuk kemudian

infeksi HPV memasuki fase aktif (Djoerban, 2000). Ekspresi E1 dan E2 rendah hilang pada

pos integrasi ini menstimulus ekspresi onkoprotein E6 dan E7. Selain itu, dalam

karsinogenesis kanker serviks terinfeksi HPV, protein 53 (p53) sebagai supresor tumor

diduga paling banyak berperan. Fungsi p53 wild type sebagai negative control cell cycle dan

guardian of genom mengalami degradasi karena membentuk kompleks p53-E6 atau mutasi

p53. Kompleks p53-E6 dan p53 mutan adalah stabil, sedangkan p53 wild type adalah labil

dan hanya bertahan 20-30 menit.

Apabila terjadi degradasi fungsi p53 maka proses karsinogenesis berjalan tanpa

kontrol oleh p53. Oleh karena itu, p53 juga dapat dipakai sebagai indikator prognosis

molekuler untuk menilai baik perkembangan lesi pre-kanker maupun keberhasilan terapi

kanker serviks (Kaufman et al, 2000).

Dengan demikian dapatlah diasumsikan bahwa pada kanker serviks terinfeksi HPV

terjadi peningkatan kompleks p53-E6. Dengan pernyataan lain, terjadi penurunan p53 pada

kanker serviks terinfeksi HPV. Dan, seharusnya p53 dapat dipakai indikator molekuler untuk

menentukan prognosis kanker serviks. Bila pembuluh limfe terkena invasi, kanker dapat

menyebar ke pembuluh getah bening pada servikal dan parametria, kelenjar getah bening

obturator, iliaka eksterna dan kelenjar getah bening hipogastrika. Dari sini tumor menyebar

8

ke kelenjar getah bening iliaka komunis dan pada aorta. Secara hematogen, tempat

penyebaran terutama adalah paru-paru, kelenjar getah bening mediastinum dan

supravesikuler, tulang, hepar, empedu, pankreas dan otak (Prayetni, 1997).

C. Anamnesis

A. .Riwayat perkawinan

Sudah berapa kali menikah ?

Menikah pada usia berapa?

B. .Riwayat ginekologi. 

Menarche pertama kali pada umur berapa?

Haid teratur 28 hari atau tidak ?

Lamanya haid berapa hari dan bagaimana frekuensi darahnya?

Apakah merasakan sakit yang berlebihan saat haid ?

.Apakah pasein menggunakan pil kb?

C. Riwayat Penyakit Sekarang

Apakah pasien merasa mudah lelah dan lemas (anemia) ?

Apakah pasien mengalami penurunan berat badan?

apakah terjadi penurunan nafsu makan?

Apakah ada keluhan seperti terasa nyeri saat BAK dan BAB ?

Apakah pasien merasakan nyeri pada panggul?

D. Riwayat Penyakit Dahulu

Apakah pasien menderita DM ?

Apakah pasien menderita penyakit jantung ?

Apakah pasien menderita penyakit hipertensi?

E. Riwayat Kebiasaan

9

Apakah pasien memiliki kebiasaan merokok ?

Apakah pasien memiliki kebiasaan meminum minuman berakohol?

F. Riwayat pengobatan

Apakah saat ini mengkonsumsi obat –obatan?

D. Pemeriksaan fisis

Hasil Pemeriksaan fisis Nilai Normal Interpretasi

Keadaan umum :

sakit sedang, compos mentis

Dalam batas

normal

Keadaan ini dapat diketahui melalui

inspeksi langsung pada saat pasien

datang. Sakit sedang menandakan adanya

suatu gangguan pada tubuh pasien tanpa

mempengaruhi kesadaran pasien.

Nadi : 90x/mnt 60-100/menit NORMAL

TD : 110/60 mmHg 120/80 mmHg NORMAL

RR : 24x/mnt 14 – 18x/mnt Takipnoe

Perdarahan spontan Hb menurun

meningkatkan kadar oksigen dalam

tubuh dengan menngkatkan frekuensi

pernafasan.

T : 36oC 36,6 – 37,2oC NORMAL

Konjungtiva : agak pucat Anemia, akibat perdarahannya.

Jantung :

BJ I dan II murni, gallop

murumur (-)

NORMAL

Paru – paru :

Vesiculer, ronchi (-),

wheezing (-)

NORMAL

10

Abdomen :

Lemas, nyeri akut abdomen

(-), massa (-)

NORMAL

Akral hangat, edema, agak

pucat

.Pemeriksaan Ginekologi

Inspeksi : interpretasi

Tampak porsio erosi jam 2,

mudah berdarah

Fluor albus (+) Adanya infeksi. Kemungkinan

infeksi yang disebabkan oleh jamur

atau bakteri.

Tidak ada masa Normal

Vagina licin Normal

Vulva dan urethra tampak tenang

Normal

E. Pemeriksaan Laboratorium

Hasil Nilai Normal Interpretasi

Hb : 8 gr/dl 13,5-17,5 g/dl Anemia, akibat perdarahan

yang kronis

Leukosit : 15.000 µl 5.000-10.000 µl Leukositosis, menandakan

adanya suatu infeksi atau

keganasan

Trombosit : 270.000 µl 150.000 – 450.000 µl NORMAL

11

F. Pemeriksaan Penunjang

HSIL (High-grade squamous intraepithelial lesion)+ menandakan bahwa terdapat sel pre

kanker yang jumlahnya sangat banyak dan seperti halnya Low-grade SIL hanya melibatkan

epitel squamosa cervix. Sel ini biasanya tidak akan menjadi karsinoma dalam beberapa bulan

bahkan tahun, tetapi tanpa penatalaksanaan yang tepat dapat berubah menadi karsinoma.

HSILdapat disebut juga dysplasia sedang atau berat, CIN 2atau 3, atau disebut juga

carcinomain situ.

G. Diagnosis Kerja

 Tabel 1. Staging Karsinoma Serviks Menurut FIGO

12

Diagnosis kanker servix pada Ny.X didasarkan atas gejala klinis, pemeriksaan fisis,

pemeriksaan penunjang lain (PAP smear, IVA, colposcopy)dapat disimpulkan bahwa Ny. X

menderita carcinoma cervix dengan staging FIGO adalah 0 (carcinoma insitu).

TATALAKSANA

Manajemen stadium awal pada pasien ini adalah sebagai berikut:

1. Terapi pembedahan

Pada karsinoma in situ (stadium 0 ) di tata laksana dengan cara cryosurgery, aberasi

dengan laser, dan eksisi loop. Stadium ini memiliki prognosis yang baik apabila

diterapi dengan operasi atau radioterapi. Angka kesembuhan dapat mencapai 85%

sampai 90% pada pasien dengan massa yang kecil.

13

2. Terapi medikametosa

Diberikan obat-obatan anti-neoplastic.

Diberikan obat-obatan anti-fungal topical.

3. Terapi non-medikamentosa

Nutrisi harus sesuai dengan kebutuhan kalori dan gizi seimbang.

Edukasi untuk mengubah gaya hidup merokok dan mengharuskan penggunaan

alat kontrasepsi pada sang suami.

Menjaga higienitas dari kemaluan.

KOMPLIKASI

PROGNOSIS

Prognosis (gambaran kedepan/harapan) kesembuhan dari ca serviks ditentukan pula oleh

berbagai faktor yakni,

umur penderita

keadaan umum penderita (termasuk status gizinya)

tingkat keganasan/ stadium

cirri histologik sel kankernya

kemampuan ahli dalam menangani

sarana pengobatn yang ada.

Prognosis kanker serviks tergantung dari stadium penyakit. Umumnya, 5-years survival

rate untuk stadium I lebih dari 90%, untuk stadium II 60-80%, stadium III kira - kira

50%, dan untuk stadium IV kurang dari 30%. 

14

1. Stadium 0

100 % penderita dalam stadium ini akan sembuh.

2. Stadium 1

Kanker serviks stadium I sering dibagi menjadi 2, IA dan IB. dari semua wanita yang

terdiagnosis pada stadium IA memiliki 5-years survival rate sebesar 95%. Untuk stadium

IB 5-years survival rate sebesar 70 sampai 90%. Ini tidak termasuk wanita dengan kanker

pada limfonodi mereka.

3. Stadium 2

Kanker serviks stadium 2 dibagi menjadi 2, 2A dan 2B. dari semua wanita yang

terdiagnosis pada stadium 2A memiliki 5-years survival rate sebesar 70 - 90%. Untuk

stadium 2B 5-years survival rate sebesar 60 sampai 65%.

4. Stadium 3 

Pada stadium ini 5-years survival rate-nya sebesar 30-50%

5. Stadium 4

Pada stadium ini 5-years survival rate-nya sebesar 20-30%

BAB IV

15

TINJAUAN PUSTAKA

Kanker serviks

Definisi

Kanker serviks merupakan pertumbuhan dari suatu kelompok sel yang tidak normal pada

serviks (leher rahim). Perubahan ini biasanya memakan waktu beberapa tahun sebelum

berkembang menjadi kanker. Oleh sebab itu sebenarnya terdapat kesempatan yang cukup

lama untuk mendeteksi apabila terjadi perubahan pada sel serviks melalui skrining (papsmear

atau IVA) dan menanganinya sebelum menjadi kanker serviks.

Gejala

16

Kebanyakan infeksi HPV dan kanker serviks stadium dini berlangsung tanpa menimbulkan

gejala sedikitpun sehingga penderita masih dapat menjalani kegiatan sehari-hari. Namun, jika

dilakukan pemeriksaan deteksi dini dapat ditemukan adanya sel-sel serviks yang tidak normal

yang disebut juga sebagai lesi prakanker.

Bila kanker sudah mengalami progresifitas atau stadium lanjut maka gejala-gejala yang dapat

timbul antara lain:

1. Pendarahan setelah senggama.

2. Pendarahan spontan yang terjadi antara periode menstruasi rutin.

3. Timbulnya keputihan yang bercampur dengan darah dan berbau.

4. Nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidak bisa buang air kecil.

5. Nyeri ketika berhubungan seksual.

Penyebab

Penyebab utamanya adalah virus yang disebut Human Papilloma (HPV) yang dapat

menyebabkan kanker. HPV 16 dan 18 secara bersama mewakili 70% penyebab kanker

serviks. Biasanya sebagian besar infeksi akan sembuh dengan sendirinya namun kadang bisa

menjadi infeksi persisten yang dapat berkembang menjadi kanker serviks.

Faktor resiko

• Menikah / hubungan seksual pada usia muda.

• Sering melahirkan.

• Merokok.

• Berganti-ganti pasangan seksual.

• Infeksi menular seksual.

Mengapa perempuan beresiko?

Setiap perempuan berisiko terkena HPV penyebab kanker serviks dalam masa hidupnya

tanpa memandang usia, latar belakang dan gaya hidup.

Setiap perempuan berisiko karena :

1. Biasanya sebagian besar infeksi akan sembuh dengan sendirinya. Mereka yang mengalami

infeksi persisten jarang menunjukan gejala pada stadium awal, dan biasanya berkembang

menjadi kanker serviks beberapa tahun kemudian.

17

2. Setelah infeksi HPV, tubuh kita tidak dapat selalu membentuk kekebalan, maka kita tidak

terlindungi dari infeksi berikutnya.

Pencegahan

Vaksinasi

Pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang pembentukan imunitas (antibody) dari

sistem imun didalam tubuh. Vaksinasi merupakan pencegahan Primer.

Untuk pencegahan infeksi oleh HPV onkogenik penyebab kanker, vaksinasi sebaiknya

dilakukan sedini mungkin dan dapat diberikan mulai remaja putri berusia 10 tahun.

Walaupun demikian, hampir semua perempuan dapat memperoleh manfaat karena:

1. Seorang perempuan dapat terkena HPV semasa hidupnya.

2. Infeksi HPV terdahulu tidak memberikan kekebalan terhadap infeksi berikutnya.

3. Data menunjukkan saat seorang perempuan bertambah usia, infeksi HPV menetap dan

berpotensi memicu lesi pra kanker dan dapat menyebabkan kanker.

Rekomendasi pemberian vaksin yaitu perempuan berusia 10 – 55 tahun .Jadwal pemberian

vaksin yaitu bulan 0, 1 atau 2, dan 6.

Deteksi dini

Bagi perempuan yang sudah melakukan hubungan seksual, lakukan deteksi dini secara

rutin.Deteksi dini dapat mendeteksi sel abnormal, lesi pra-kanker dan kanker serviks namun

tidak dapat mencegah terjadinya infeksi HPV.

Kanker serviks yang ditemukan pada stadium dini dan diobati dengan cepat dan tepat dapat

disembuhkan, oleh sebab itu lakukan deteksi dini secara berkala. Resiko berkembangnya

infeksi menjadi kanker serviks adalah 3-10 kali lebih tinggi pada perempuan yang tidak

menjalankan deteksi dini secara teratur.

Pap smear

Pap smear dapat dilakukan pada saat pemeriksaan dalam rutin. Pap smear merupakan metode

skrining yang sudah dikenal luas. Dengan menggunakan spekulum untuk melihat serviks.

Selanjutnya dengan menggunakan alat khusus (sikat yang halus), dilakukan pengambilan sel-

sel di sekitar serviks. Kemudian sel-sel tersebut dipulas pada kaca objek dan dikirimkan ke

laboratorium untuk diperiksa. Pap smear biasanya tidak nyeri, tetapi kurang nyaman bagi

sebagian perempuan.

IVA (Inspeksi Visual dangan Asam Asetat)

18

IVA adalah skrining yang dilakukan dengan memulas serviks menggunakan asam asetat 3-

5% dan kemudian diinspeksi secara kasat mata oleh tenaga medis yang terlatih. Setelah

serviks diulas dengan asam asetat, akan terjadi perubahan warna pada serviks yang dapat

diamati secara langsung dan dapat dibaca sebagai normal atau abnormal.

Kolposkopi

Pemeriksaan kolposkopi merupakan pemeriksaan standar bila ditemukan hasil pap smear

yang abnormal.

Pemeriksaan dengan kolposkop, merupakan pemeriksaan dengan pembesaran untuk melihat

kelainan epitel serviks, pembuluh darah setelah pemberian asam asetat. Pemeriksaan

kolposkopi tidak hanya terbatas pada serviks, tetapi meliputi vulva dan vagina.

Prosedurnya sama dengan pap smear, tenaga medis dapat melihat lebih dekat dengan alat

kolposkop sehingga dapat memberikan saran pengobatan atau terapi atau tindak lanjut apa

yang perlu dilakukan.

Biopsi

Pengambilan contoh jaringan (biopsi) kadang perlu dilakukan untuk diagnosa lebih lanjut,

atau kadang serviks yang abnormal justru diterapi saat biopsi.

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

19

1. Prawirhardjo S. Ilmu Kebidanan. 4th ed. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;

2010.

2. HG SIL examination Available at: http://www.yalemedicalgroup.org/stw/Page.asp?

PageID=STW023197 last accessed on sun, 3rd feb 2013.

3. Van Calsteren K, Vergote I, Amant F. Cervical neoplasia during pregnancy: diagnosis,

management and prognosis. Best Pract Res Clin Obstet Gynaecol. 2005;19(4):611-30.

4. Surgery Treatment on cervical cancer available at :

http://emedicine.medscape.com/article/253513-treatment#aw2aab6b6b2 last accessed on

sun, 3rd feb 2013.

5 FIGO staging on cervical carcinomas available at :

http://screening.iarc.fr/viaviliappendix1.php last accessed on sun, 3rd 2013.

6. Mose J.C., Alamsyah M., Hudono S.T., Handaya, Hadisaputra W. Pemeriksaan

Ginekologik : Ilmu kandungan. Anwar M, Baziad A, Prabowo R.P. (editor). 3 rd ed.

Jakarta : PT.Bna pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2011.p116-36

7. Treatment of yeast infection (vaginal) available at :

http://www.mayoclinic.com/health/yeast-infection/DS01182/DSECTION=treatments-

and-drugs last accessed on sun 3rd feb 2013

8. Kanker serviks available at http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-

ikewahyuni-5196-1-bab1.pdf last accessed on sun 3rd feb 2013.

9. Kanker serviks avaible at :

http://xa.yimg.com/kq/groups/15673815/1576379376/name/Kanker+Serviks.pdf

last accessed on sun 3rd feb 2013

20

21