25
MEMILIH RANCANGAN PENELITIAN MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Metodologi Penelitian Kuantitatif yang dibina oleh Bapak Dr. I Nengah Parta, M.Si OLEH: 1. Siti Khusnah NIM: 120311521754 2. Nur Aini Indah H NIM: 120311521 3. Nuning Suryaningsih NIM: 120311521

Makalah Memilih Rancangan Penelitian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ini adalah tugas metodologi penelitian

Citation preview

MEMILIH RANCANGAN PENELITIANMAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAHMetodologi Penelitian Kuantitatifyang dibina oleh Bapak Dr. I Nengah Parta, M.SiOLEH:

1. Siti Khusnah

NIM: 1203115217542. Nur Aini Indah H

NIM: 1203115213. Nuning Suryaningsih NIM: 120311521

UNIVERSITAS NEGERI MALANGPROGRAM PASCA SARJANAPROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA MEI 2013

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

i

DAFTAR ISI

ii

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENULISAN MAKALAH

1B. RUMUSAN MASALAH

C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH

D. TEKS UTAMA

E. PENUTUP

DAFTAR RUJUKANBAB 1PENDAHULUANA. LATAR BELAKANG

Rancangan penelitian merupakan rencana dan dan prosedur penelitian yang meliputi: dari asumsi-asumsi luas hingga metode-metode rinci dalam pengumpul-an dan analisis data. Rancangan tersebut melibatkan sejumlah keputusan yang me-libatkan rancangan seperti apa yang seharusnya digunakan untuk meneliti topik tertentu.Misalnya, dalam (proposal) penelitian, para peneliti perlu mengambil ke-putusan terkait dengan asumsi-asumsi filosofis yang mendasari penelitian mereka, prosedur-prosedur (yang juga sering di sebut sebagai strategi-strategi) penelitian, dan metode-metode spesifik yang akan mereka gunakan dalam pengumpulan, ana-lisis, dan interpretasi data. Pemilihan atas satu rancangan penelitian juga perlu di-dasarkan pada masalah/isu yang ingin diteliti, pengalaman pribadi si peneliti, dan target atau sasaran pembacanya.Sebagai individu yang akan melakukan penelitian kita harus mengetahui apa saja hal-hal yang berkenaan dengan rancangan penelitian yang akan menjadi dasar bagi kita untuk menentukan jenis penelitian yang akan kita terapkan. Untuk itu perlu kiranya bagi kita untuk mengetahui tentang jenis-jenis rancangan pene-litian, tiga komponen penting dalam rancangan penelitian, rancangan penelitian sebagai pandangan-dunia, strategi, dan metode, dan yang terakhir kriteria dalam memilih rancangan penelitian.B. RUMUSAN MASALAHBerdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah pada makalah ini seba-gai berikut:1. Apa saja jenis rancangan penelitian?

2. Apa saja komponen penting dalam rancangan penelitian?

3. Apa saja rancangan penelitian sebagai pandangan-dunia, strategi, dan meto-de?

4. Apa saja kriteria dalam memilih rancangan penelitian?

C. TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang:1. Jenis rancangan penelitian.2. Komponen penting dalam rancangan penelitian.3. Rancangan penelitian sebagai pandangan-dunia, strategi, dan metode.4. Kriteria dalam memilih rancangan penelitian.D. TEKS UTAMA

1. Jenis Rancangan Penelitian

Ada tiga jenis rancangan penelitian yaitu: penelitian kualitatif, kuan-titatif, dan metode campuran. a. Penelitian kualitatif

Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk meng-eksplorasi dan memahami makna yang-oleh sejumlah individu atau sekelompok orang-dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanu-siaan. Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, me-ngumpulkan data yang spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema umum, dan menafsirkan makna data. Laporan akhir untuk penelitian ini memiliki struktur atau kerang-ka yang fleksibel. Siapapun yang terlibat dalam bentuk penelitian ini harus menerapkan cara pandang penelitian yang bergaya induktif, ber-fokus terhadap makna individual dan menerjemahkan kompleksitas su-atu persoalan (diadaptasi dari Creswell, 2007)b. Penelitian kuantitatif

Penelitian kuantitatif merupakan metode-metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antarvariabel. Vari-abel-variabel ini diukur biasanya dengan instrument-instrumen pene-litian- sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis ber-dasarkan prosedur-prosedur statistik. Laporan akhir untuk penelitian ini pada umumnya memiliki struktur yang ketat dan konsisten mulai dari pendahuluan, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan (Creswell, 2008). Seperti halnya para peneliti kualitatif, siapapun yang terlibat di dalam penelitian kuantitatif juga perlu memiliki asumsi-asumsi untuk menguji teori secara deduk-tif, mencegah munculnya bias-bias, mengontrol penjelasan-penjelasan, alternative, dan mampu menggeneralisasikan dan menerapkan kemba-li penemuan-penemuannya.c. Penelitian metode campuranPenelitian metode campuran merupakan pendekatan penelitian yang mengombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan bentuk kuantitatif. Pendekatan ini melibatkan asumsi-asumsi filosofis, aplikasi pendekatan-pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dan pencam-puran (mixing) kedua pendekatan tersebut dalam satu penelitian. Pen-dekatan ini lebih kompleks dari sekedar mengumpulkan dan menga-nalisis dua jenis data: ia juga melibatkan fungsi dari dua pendekatan penelitian tersebut secara kolektif sehingga kekuatan penelitian ini se-cara keseluruhan lebih besar ketimbang penelitian kualitatif dan kuan-titatif (Creswell & Plano Clark, 2007).2. Tiga Komponen Penting Dalam Rancangan PenelitianMenurut definisi-definisi di atas ada dua titik tekan yaitu : bahwa suatu pendekatan penelitian selalu melibatkan asumsi-asumsi filosofis dan metode-metode atau prosedur-prosedur yang berbeda-beda. Dalam merencanakan pe-nelitian, para peneliti perlu mempertimbangkan tiga komponen penting yaitu: (1) asumsi-asumsi pandangan-dunia (worldview) filosofis yang mereka bawa ke dalam penelitiannya, (2) strategi penelitian yang berhubungan dengan a-sumsi-asumsi tersebut, dan (3) metode-metode atau prosedur-prosedur spesi-fik yang dapat menerjemahkan strategi tersebut ke dalam praktik nyata.

Gambar 1.1 Kerangka Kerja Rancangan Penelitian-Relasi antara Pandangan Dunia, Strategi-Strategi penelitian, dan Metode-Metode Penelitian Beberapa Pandangan-Dunia FilosofisMeskipun sebagian besar gagasan filosofis tersembunyi dalam sebuah penelitian (Slife & Williams, 1995), gagasan tersebut perlu diidentifikasi, karena menjadi alasan seseorang memilih pendekatan kuantitatif, kualitatif atau metode campuran dalam penelitiannya. Dalam menjelaskan pandangan-dunia filosofis, peneliti setidak-tidaknya perlu menyertakan dalam proposalnya- satu bagian khusus yang membahas sejumlah hal berikut:

Pandangan-dunia filosofis yang diusulkan dalam penelitian

Pertimbangan-pertimbangan dasar mengapa pandangan-dunia tersebut digunakan. Bagaimana pandangan-dunia itu membentuk pendekatan penelitian.

Disebut pandangan-dunia (worldviews) karena memiliki arti kepercayaan dasar yang memandu tindakan(Guba, 1990: 17). Peneliti lain lebih suka menyebutnya paradigma (Lincoln & Guba, 2000; Mertens, 1998); epistemologi dan ontology (Crotty, 1998), atau metodologi penelitian yang telah diterima secara luas (Neuman, 2000)Pandangan-dunia yang akan dibahas kali ini ada 4, yaitu Post-positivisme, konstruksivisme, advokasi/partisipatoris, dan pragmatis.

Tabel 1.1 Empat Pandangan Dunia

Post-positivismeKonstruksivisme

Determinasi

Reduksionisme

Observasi dan pengujian empiris

Verifikasi teori Pemahaman

Makna yg beragam dari partisipan Konstruksi sosial dan historis

Penciptaan teori

Advokasi/partisipatorisPragmatisme

Bersifat politis Berorientasi pada isu pemberdayaan

Kolaboratif

Berorientasi pada perubahan Efek-efek tindakan Berpusat pada masalah

Bersifat pluralistic

Reorientasi pada praktik dunia-nyata

a. Pandangan-Dunia Post-PositivismePandangan-dunia ini disebut juga metode saintifik atau penelitian sains.

Disebut Post-positivisme karena ia merepresentasikan pemikiran post-positivisme, yang menentang gagasan traditional tentang kebenaran absolute ilmu pengetahuan (Philips & Burbules, 2000) dan mengakui bahwa kita tidak bisa terus menjadi orang yang yakin/positif pada klaim-klaim kita tentang pengetahuan ketika kita mengkaji prilaku dan tindakan manusia (Creswell, 2009).

Dalam metode saintifik salah satu pendekatan penelitian yang telah disepakati oleh kaum post-positivis, seorang peneliti harus mengawali penelitiannya dengan menguji teori tertentu, lalu mengumpulkan data baik yang mendukung maupun yang membantah teori tersebut, baru kemudian membuat perbaikan-perbaikan lanjutan sebelum dilakukan pengujian ulang.

Dalam buku Philips dan Burbules (2000) dikatakan sejumlah asumsi dasar yang menjadi inti dalam paradigma penelitian post-positivisme, antara lain:

1. Pengetahuan bersifat konjectural/terkaan (dan fondasional/tidak berlandaskan apa pun) bahwa kita tidak akan pernah mendapatkan kebenaran absolut.

2. Penelitian merupakan proses membuat klaim-klaim, kemudian menyaring sebagian klaim tersebut menjadi klaim-klaim lain yang kebenarannya jauh lebih kuat. Sebagian besar penelitian kuantitatif, misalnya, selalu diawali dengan pengujian atas suatu teori.

3. Pengetahuan dibentuk oleh data, bukti, dan pertimbangan-pertimbangan logis. Dalam praktiknya, peneliti mengumpulkan informasi dengan menggunakan instrumen-instrumen pengu-kuran tertentu yang diisi oleh partisipan atau dengan melakukan observasi mendalam di lokasi penelitian.4. Penelitian harus mampu mengembangkan statemen-statemen yang relevan dan benar. Statemen-statemen yang dapat men-jelaskan situasi yang sebenarnya atau dapat mendeskripsikan relasi kausalitas dari suatu persoalan. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti membuat relasi antar variabel dan mengemukakannya dalam bentuk pertanyaan dan hipotesis.

5. Aspek terpenting dalam penelitian adalah sikap objektif: para peneliti harus menguji kembali metode-metode dan kesimpulan-kesimpulan yang sekiranya mengandung bias. Untuk itulah, dalam penelitian kuantitatif, standar validitas dan reliabilitas menjadi dua aspek penting yang wajib dipertimbangkan oleh peneliti.b. Pandangan-Dunia Konstruktivisme Sosial

Konstruksivisme sosial meneguhkan asumsi bahwa individu individu selalu berusaha memahami dunia dimana mereka hidup dan bekerja. Pandangan ini biasanya dipandang sebagai suatu pendekatan dalam penelitian kualitatif.

Terkait dengan konstruktivisme ini, Crotty (1995) memperkenalkan sejumlah asumsi:

1. Makna-makna dikonstruksi oleh manusia agar mereka bisa terlibat dengan dunia yang tengah mereka tafsirkan. Para peneliti kualitatif cenderung menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka agar partisipan dapat mengungkapkan pandangan-pandangannya.2. Manusia senantiasa terlibat dengan dunia mereka dan berusaha memahaminya berdasarkan perspektif historis dan sosial mereka sendiri kita semua dilahirkan ke dunia makna (world of meaning) yang dianugerahkan oleh kebudayaan di sekeliling di sekeliling kita. Untuk itu sangat penting bagi peneliti untuk mengetahui konteks dan latar belakang partisipannya dengan mengunjungi konteks dan mengumpulkan sendiri data yang diperlukan.

3. Yang menciptakan makna pada dasarnya adalah lingkungan sosial, yang muncul didalam dan diluar interaksi dengan komunitas manusia. Proses penelitian kualitatif bersifat induktif dimana dalampeneitian tersebut peneliti menciptakan makna dari data-data lapangan yang dikumpulkan.

c. Pandangan-Dunia Advokasi dan Partisipatoris

Pandangan-dunia advokasi/partisipatoris berasumsi bahwa penelitian harus dihubungkan dengan politik dan agenda politis.Penelitian ini biasanya menyangkut isu kehidupan sosial dewasa ini, seperti pemberdayaan, ketidakadilan, penindasan, penguasaan, ketertindasan dan pengasingan.Pandangan-dunia filosofis advokasi/partisipatoris fokus pada kebutuhan-kebutuhan suatu kelompok atau individu tertentu yang mungkin termarjinalkan secara sosial. Menurut ringkasan Kemnis dan Wilkinson (1998) tentang karakteristik inti dari penelitian advokasi atau partisipatoris:

1. Tindakan parsipatoris bersikap dialektis dan difokuskan untuk membawa perubahan. Untuk itulah, pada khir penelitian advokasi/parsipatoris, para peneliti harus memunculkan agenda aksi demi reformasi, para peneliti harus memunculkan agenda aksi demi reformasi dan perubahan.2. Penelitian ini ditekankan untuk membantu individu-individu agar bebas dari kendala-kendala yang muncul dari media, bahasa aturan-aturan kerja, dan relasi kekuasaan dalam ranah pendidikan. Penelitian advokasi/partisipatoris seringkali dimulai dengan satu isu penting atau sikap tertentu terhadap masalah-masalah sosial, seperti pemberdayaan.

3. Penelitian ini bersifat emansipatoris yang berarti bahwa penelitian ini membantu membebaskan manusia dari ketidakadilan yang dapat membatasi perkembangan dan determinasi diri. Penelitian advokasi/partisipatoris bertujuan untuk menciptakan perdebatan dan diskusi politis untuk menciptakan perubahan.

4. Penelitian ini juga bersikap praktis dan kolaboratif karena ia hanya dapat sempurna jika dikolaborasikan dengan penelitian-penelitian lain, dan bukan menyempurnakan penelitian-penelitian yang lain. Dengan spirit inilah para peneliti advokasi/partisipatoris melibatkan para partisipan sebagai kolaborator aktif dalam penelitian mereka.

d. Pandangan Dunia PragmatikParadigma filosofis yang satu ini memiliki banyak bentuk, tetapi pada umumnya pragmatism sebagai pandangan-dunia lahir dari tindakan-tindakan, situasi-situasi, dan konsekuensi-konsekuensi yang sudah ada, dan bukan dari kondisi-kondisi sebelumnya (seperti dalam post positivisme). Pandangan dunia ini berpijak pada aplikasi-aplikasi dan solusi-solusi atas problem-problem yang ada (Patton, 1990). Ketimbang berfokus pada metode-metode, para peneliti pragmatik lebih menekankan pada pemecahan masalah dan menggunakan semua pendekatan yang ada untuk memahami masalah tersebut (lihat Rossman & Wilson, 1985). Berdasarkan kajian Cherryholmes (1992), Morgan (2007) pragmatism pada hakikatnya merupakan dasar filosofis untuk setiap bentuk penelitian, khususnya penelitian metode campuran:

1. Pragmatism tidak hanya diterapkan untuk satu sistem filsafat atau realitas saja.

2. Para peneliti memiliki kebebasan memilih metide-metode, teknik-teknik, dan prosedur-prosedur penelitian yang di anggap terbaik untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan mereka.3. Kaum pragmatis tidak melihat dunia sebagai kesatuan yang mutlak. Artinya dapat menerapkan berbagai pendekatan.

4. Kebenaran adalah apa yang terjadi pada saat itu.

5. Para peneliti pragmatis selalu melihat apa dan bagaimana meneliti, seraya mengetahui apa saja akibat-akibat yang akan mereka terima-kapan dan dimana mereka harus menjalankan penelitian tersebut.

6. Kaum pragmatis setuju bahwa penelitian selalu muncul dalam konteks sosial, historis, politis, dan lain sebagainya.

7. Kaum pragmatis percaya akan dunia eksternal yang berada di luar pikiran sebagaimana yang berada di dalam pikiran manusia.

8. Untuk itulah, bagi para peneliti metode campuran, pragmatism dapat membuka pintu untuk menerapkan metode-metode yang beragam, pandangan-dunia yang berbeda-beda, dan asumsi-asumsi yang bervariasi, serta bentuk-bentuk yang berbeda dalam pengumpulan analisis data.

Strategi-Strategi Penelitian.KAJIAN PUSTAKACherryholmes, C. H. (1992, August-September). Notes on pragmatism and scientific realism. Educational Researcher, 13-17

Creswell, J. W. (2007). Qualitatif inquiry and research design: Choosing among five approaches (3rd ed.). Thousand Oaks, CA: Sage

Creswell, J. W. (2008) Educational research: Planning, conducting, and evaluating quantitative and quality research (3rd ed.) Upper Saddle River, NJ: Merril.

Creswell, J. W., & Plano Clark, V. L. (2007). Designing and conducting mixed methods research. Thounsand Oaks, CA: Sage.

Crotty, M. (1998). The foundation of social research: meaning and perspective in the research process, London: Sage.Guba, E. G. (1990). The alternative paradigm dialog. In E G. Guba (Ed.), the paradigm dialog (pp. 17-30). Newbury park, CA: Sage.

Kemnis, S., & Wilkinson, M. (1998). Participatori action research and the study of practice. In B. Atweh, S. Kemnis, & P. Weeks (Eds.), Action research in practice: partnership for social justice in education (pp. 21-36). New York: Routledge.

Morgan, D. (2007). Paradigms lost and pragmatism regained: Methodological implications of combining qualitative methods. Journal of Mixed Methods research, 1(1), 48-76.Neuman, W. L. (2000). Social research methods: Qualitative and quantitative approaches (4th ed.). Boston: Allyn & Bacon.

Patton, M. Q. (1990). Qualitative evaluation and research methods (2nd ed.). Newburry Park, CA: Sage.

Philips, D. C., & Burbules, N. C. (2000). Postpositivism and educational research. Lanham, NY: Rowman & Litlefield.Rossman, G. B. & Wilson, B. L. (1985, October). Numbers and words: Combining quantitative and qualitative methods in a single large-scale evaluation study. Evaluation Review, 9(5), 627-643.

Slife, B. D., & Williams, R. N. (1995). Whats behind the research? Discovering hidden assumption in the behavioral sciences. Thousand Oaks, CA: Sage.

Beberapa Pandangan-Dunia Filosofis

Post-positivis

Konstruksi sosial

Advokasi/partisipatoris

Pragmatis

Strategi-Strategi Penelitian

Strategi-Strategi Kualitatif (seperti: etnografi)

Strategi-Strategi Kuantitatif (seperti eksperimen)

Strategi-Strate Metode Campuran (seperti: sekuensial)

Metode-Metode Campuran

Pertanyaan-pertanyaan

Pengumpulan data

Analisis Data

Interpretasi

Laporan tertulis

Validasi

Rancangan-Rancangan Penelitian

Kualitatif

Kuantitatif

Metode Campuran