25
Konsep Kecemasan pada Anak Disusun oleh Kelompok 1: 1. Nabila Puteri (13/346391/KG/09509) 2. Kurniawan Saputra ( 13/347794/K G /09518 ) 3. Indah Nurdiah Daud ( 13/347825/ KG /09523 ) 4. Titin Riyadiningsih ( 13/347826/KG/09524 ) 5. Heningdyah Putri Arini ( 13/347831/KG/09529 ) 6. Trie Wardhani (13/347980/KG/09538) 7. Riva Ardyanti (13/349878/KG/09587) 8. Dinda Mentari Putri (13/349887/KG/09588) 9. Indah Nurkhasanah KD ( 13/350022/KG/09594 ) 10. Nofelin Inge Pingalita ( 13/352669/KG/09607 ) 11. Leni Indah Sari ( 13/352744/K G /09625 ) 12. Putri Dwi Astria ( 13/352804/KG/09635 ) Program Studi Ilmu Keperawatan Gigi Fakultas kedokteran Gigi 2013/2014

MAKALAH Konsep Kecemasan Pada Anak Fix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

medika

Citation preview

Page 1: MAKALAH Konsep Kecemasan Pada Anak Fix

Konsep Kecemasan pada Anak

Disusun oleh Kelompok 1:

1. Nabila Puteri (13/346391/KG/09509)

2. Kurniawan Saputra (13/347794/KG/09518)

3. Indah Nurdiah Daud (13/347825/KG/09523)

4. Titin Riyadiningsih (13/347826/KG/09524)

5. Heningdyah Putri Arini (13/347831/KG/09529)

6. Trie Wardhani (13/347980/KG/09538)

7. Riva Ardyanti (13/349878/KG/09587)

8. Dinda Mentari Putri (13/349887/KG/09588)

9. Indah Nurkhasanah KD (13/350022/KG/09594)

10. Nofelin Inge Pingalita (13/352669/KG/09607)

11. Leni Indah Sari (13/352744/KG/09625)

12. Putri Dwi Astria (13/352804/KG/09635)

Program Studi Ilmu Keperawatan Gigi

Fakultas kedokteran Gigi

2013/2014

Page 2: MAKALAH Konsep Kecemasan Pada Anak Fix

Kata Pengantar

Puji syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena

berkat kemurahan-Nya, makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan dan dengan

tepat waktu. Dalam makalah ini kami membahas tentang Konsep Kecemasan pada Anak.

Makalah ini dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas Keperawatan Dasar II serta sebagai

bahan pembelajaran untuk mata kuliah ini.

Tiada gading yang tak retak. Dalam makalah ini, tentunya kami menyadari banyak

kekurangan yang terjadi dalam penulisannya. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran

yang membangun sehingga dikemudian hari kami bisa memperbaiki makalah ini menjadi lebih

baik dari sebelumnya.

Demikian makalah ini kami buat, semoga bermanfaat.

Yogyakarta, 13 Maret 2014

Penulis

Page 3: MAKALAH Konsep Kecemasan Pada Anak Fix

Daftar Isi

Kata Pengantar......................................................................................................

Daftar Isi................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................

B. Rumusan Masalah...................................................................................

C. Tujuan Penulisan ....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kecemasan............................................................................

B. Tanda-tanda Kecemasan pada Anak.......................................................

C. Tingkat Kecemasan.................................................................................

D. Sebab Kecemasan pada Anak.................................................................

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan pada Anak.......

F. Reaksi Anak Pra-Sekolah terhadap Hospitalisasi....................................

G. Pengukuran Kecemasan terhadap Perawatan Dental..............................

H. Tindakan Keperawatan untuk Mengurangi Kecemasan pada Anak.......

I. Orientasi Ruangan saat Masuk Ruangan..................................................

J. Contoh Kasus Kecemasan pada saat Anak berada di Klinik....................

K. Penanganan dari Tindakan Keperawatan terhadap Kasus tersebut.........

BAB III PENUTUP

Kesimpulan..................................................................................................

Daftar Pustaka ......................................................................................................

Page 4: MAKALAH Konsep Kecemasan Pada Anak Fix

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kecemasan adalah istilah yang digunakan dalam berbagai cara oleh ahli psikologi.

Beberapa ahli mengkonsentrasikan diri pada aspek situasional dari kecemasan. Dalam bidang

kedokteran gigi; pencabutan gigi, pengeboran, dan penyuntikan adalah keadaan yang paling

memicu kecemasan.

Kecemasan dapat bermanifestasi dalam berbagai cara. Masing – masing orang

menunjukkan dan mengalami kecemasan dalam cara yang berbeda, sehingga tidak selalu

mungkin menentukan seberapa besar kecemasan yang mungkin dialami oleh seorang pasien.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kecemasan?

2. Bagaimana tanda-tanda kecemasan pada anak?

3. Bagaimana pembagian tingkat kecemasan?

4. Apa sebab kecemasan pada anak?

5. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan pada

Anak?

6. Bagaimana pengaruh tingkat kecemasan terhadap perawatan

gigi?

7. Bagaimana reaksi anak pra-sekolah terhadap hospitalisasi?

8. Bagaimana pengukuran kecemasan terhadap perawatan dental?

9. Bagaimana tindakan keperawatan untuk mengurangi kecemasan

pada anak?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian kecemasan.

2. Mengetahui tanda-tanda kecemasan pada anak.

3. Mengetahui pembagian tingkat kecemasan.

4. Mengetahui sebab kecemasan pada anak.

5. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan pada Anak.

6. Mengetahui pengaruh tingkat kecemasan terhadap perawatan gigi.

7. Mengetahui reaksi anak pra-sekolah terhadap hospitalisasi.

8. Mengetahui pengukuran kecemasan terhadap perawatan dental.

9. Mengetahui tindakan keperawatan untuk mengurangi kecemasan pada anak.

Page 5: MAKALAH Konsep Kecemasan Pada Anak Fix

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kecemasan

Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.

Keadaan emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik. Kondisi ini dialami secara subyektif

dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal (Stuart & Sundeen, 1998). Kecemasan

merupakan perasaan yang tidak pasti atau tidak ada obyek yang nyata (Rasmun, 2004).

Kecemasan dapat pula diartikan sebagai suatu sinyal yang menyadarkan, ia

memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang

mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman (Kaplan & Sadock, 1997). Berdasarkan

pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah perasaan yang tidak

mempunyai suatu obyek yang nyata, merupakan suatu sinyal yang menyadarkan akan

adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang untuk mengatasi ancaman

tersebut.

Kecemasan adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat

dibenarkan yang sering disertai dengan gejala fisiologis (Tomb, 2000). Stuart (2001)

mengatakan kecemasan adalah keadaan emosi yang tidak memiliki objek yang spesifik dan

kondisi ini dialami secara subjektif. Cemas berbeda dengan rasa takut. Takut merupakan

penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya. Cemas adalah respon emosional

terhadap penilaian tersebut. Menurut Wignyosoebroto, 1981 dikutip oleh Purba, dkk.

(2009), takut mempunyai sumber penyebab yang spesifik atau objektif yang dapat

diidentifikasi secara nyata, sedangkan cemas sumber penyebabnya tidak dapat ditunjuk

secara nyata dan jelas.

Cemas merupakan suatu keadaan yang wajar, karena seseorang pasti menginginkan

segala sesuatu dalam kehidupannya dapat berjalan dengan lancar dan terhindar dari segala

marabahaya atau kegagalan serta sesuai dengan harapannya.

B. Tanda-tanda Kecemasan pada Anak

Sensasi kecemasan yang sering terjadi adalah peningkatan frekuensi nadi, peningkatan

tekanan darah, peningkatan frekuensi napas, diaporesis, gemetar, palpitasi, mual dan

muntah. Perasaan tersebut ditandai dengan rasa ketakutan yang tidak menyenangkan, dan

samar-samar, seringkali disertai oleh gejala otonomik seperti nyeri kepala, berkeringat,

palpitasi, tremor, gangguan lambung dan frekuensi urin. Seseorang yang cemas mungkin

juga merasa gelisah seperti yang dialami anak-anak bila dia ketakutan atau cemas.

Page 6: MAKALAH Konsep Kecemasan Pada Anak Fix

Menurut Hawari (2001), gejala klinis cemas juga sering ditemukan pada orang yang

mengalami gangguan kecemasan, biasanya adalah perasaan cemas, kekhawatiran, mudah

tersinggung. Selain itu, pada orang yang mengalami gangguan kecemasan, dalam

kesehariannya tidak tenang, konsentarasi menurun, bahkan adanya perubahan pola tingkah

laku terhadap kecemasan yang akan menyebabkan gangguan pola tidur. Keluhan-keluhan

somatik lain misalnya rasa sakit pada otot dan tulang akibat tindakan fisik yang berlebihan,

pendengaran berdenging, bahkan terjadi peningkatan kerja jantung sehingga jantung

berdebar-debar.

Pada anak usia sekolah, ketakutan dan kecemasan dapat ditunjukkan secara langsung

melalui tingkah laku, misal watak pemarah. Sumber ketakutan dan ansietas pada anak

sekolah tahun pertama dapat berupa bayangan atau ancaman yang tidak berbentuk,

misalnya kegelapan. Ansietas anak usia sekoalah lebih terpusat pada hal yang nyata,

misalnya cedera tubuh atau bahaya alam. Selama masa sekolah akhir sampai remaja,

prestasi di sekolah dan hubungan sosial menjadi sumber kekhawatiran utama.

C. Tingkat Kecemasan

Peplau (1963) dikutip oleh Stuart (2001), mengidentifikasi kecemasan dalam empat

tingkatan dan menggambarkan efek dari tiap tingkatan.

1. Cemas Ringan

Cemas ringan merupakan cemas yang normal yang berhubungan dengan ketegangan dalam

kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada meningkatkan lahan

persepsinya, seperti melihat, mendengar dan gerakan menggenggam lebih kuat. Kecemasan

tingkat ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.

2. Cemas Sedang

Cemas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan

mengesampingkan hal yang lain, sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif

namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah. Kecemasan ini mempersempit lapang

presepsi individu, seperti penglihatan, pendengaran, dan gerakan menggenggam berkurang.

3. Cemas Berat

Cemas berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk

memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berpikir tentang hal

lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Individu tersebut

memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain.

4. Panik

Panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror. Rincian terpecah dari

proporsinya. Individu yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun

Page 7: MAKALAH Konsep Kecemasan Pada Anak Fix

dengan pengarahan hal itu dikarenakan individu tersebut mengalami kehilangan kendali,

terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan

orang lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional. Panik

melibatkan disorganisasi kepribadian. Individu yang mengalami panik juga tidak dapat

berkomunikasi secara efektif. Tingkat kecemasan ini tidak sejalan dengan kehidupan, dan

jika berlangsung terus menerus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan yang sangat

bahkan kematian.

D. Sebab Kecemasan pada Anak

Tanda – tanda fisiologis mungkin timbul, ditandai dengan meningginya denyut

nadi atau berkeringat. Secara tingkah laku, anak – anak mungkin menunjukkan kecemasan

dengan menolak bekerja sama di unit kursi gigi, sedangkan orang dewasa lebih cenderung

melupakan perjanjian kunjungan berikutnya, atau menolak untuk datang ke dokter gigi.

Tingkat kecemasan mungkin lebih tinggi di ruang tunggu, sehingga penilaian dari

resepsionis dapat bermanfaat.

Pasien sering mengatakan bahwa kecemasannya berasal dari ketakutan terhadap

rasa sakit, tetapi hal ini tidak memberikan penjelasan yang tuntas karena banyak orang yang

tidak terlihat cemas meski menghadapi peristiwa yang mungkin menimbulkan rasa sakit.

Beberapa teori telah diajukan untuk menjelaskan perkembangan kecemasan: beberapa

pasien mungkin cemas karena mereka ragu terhadap apa yang akan mereka alami; pasien

lain mungkin rentan terhadap kecemasan. Kecemasan dapat ‘menurun dalam keluarga’,

sehingga seorang pasien anak yang baru dapat saja mempunyai tingkat kecemasan yang

serupa dengan orang tuanya.

Karena situasi kedokteran gigi sendiri memicu kecemasan, membangun hubungan

yang dilandasi kejujuran adalah penting. Pengenalan bertahap amat berguna, khususnya

pada anak – anak yang mempunyai masalah dalam memasuki atau beradaptasi terhadap

situasi baru.

Untuk menghindari berkembangnya kecemasan, perhatian harus lebih diarahkan

untuk meningkatkan kepercayaan daripada menyempurnakan perawatan gigi bagi pasien

baru. Kecemasan menetap pada pasien kedokteran gigi dapat diatasi dengan berbagai cara.

Model peran memberikan kesempatan pada pasien untuk mengamati tingkah laku orang

lain yang sedang dirawat. Saudara kandung, orang tua dan pasien lain dapat digunakan

sebagai model. Pendekatan ini efektif, sebagian karena dapat menghilangkan ketidakpastian

yang menyertai perawatan gigi.

Page 8: MAKALAH Konsep Kecemasan Pada Anak Fix

Mengurangi ketidakpastian secara langsung juga efektif: memberikan pada pasien

informasi yang jelas tentang jenis peralatan serta prosedur yang akan mereka hadapi juga

dapat mengurangi kecemasan, khususnya bagi pasien dengan sumber pengendalian diri

internal. Meskipun memberikan informasi dapat membantu, hindari pemberian informasi

yang terlalu terperinci, yang tidak diperlukan, khususnya pada anak – anak yang sulit

beradaptasi dengan peralatan di ruang praktik dokter gigi.

Dukungan emosional amat penting bagi kelompok pasien ini. Latihan relaksasi

dan tindakan desensitisasi sistematik dapat bekerja dengan cara mengurangi timbulnya

tanda – tanda fisiologis yang menyertai kecemasan.  Banyak pasien menggunakan

pengalihan perhatian. Mereka dapat dibantu dengan cara ini bila dilengkapi dengan materi

pengalihan perhatian seperti mendengarkan kaset cerita. Pengalihan perhatian merupakan

teknik lain yang juga efektif: dengan mengalihkan perhatian pasien dari apa yang dilakukan

dokter gigi, kemungkinan pasien membayangkan sesuatu yang menyakitkan menjadi

berkurang.

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan pada Anak

Setiap anak mempunyai rasa yang sewring membuat dia tidak nyaman yaitu kecemasan.

Kecemasan sering kali berkembang selama jangka waktu dan sebagian besar tergantung

pada seluruh pengalaman hidup seseorang. Peristiwa-peristiwa atau situasi khusus dapat

mempercepat munculnya serangan kecemasan. Ini juga sering terjadi pada anak-anak.

Faktor yang sering menjadi situasi kecemasan yang dialami anak-anak dapat dibagi dan

menurut para ahli psikologi anatara lain:

Menurut Savitri Ramaiah (2003:11) ada beberapa faktor yang menunujukkan reaksi

kecemasan, diantaranya yaitu:

1. Lingkungan

Lingkungan atau sekitar tempat tinggal mempengaruhi cara berfikir individu tentang diri

sendiri maupun orang lain. Hal ini disebabkan karena adanya pengalaman yang tidak

menyenangkan pada individu dengan keluarga, sahabat, ataupun dengan rekan kerja.

Sehingga individu tersebut merasa tidak aman terhadap lingkungannya.

2. Emosi yang ditekan

Kecemasan bisa terjadi jika individu tidak mampu menemukan jalan keluar untuk

perasaannya sendiri dalam hubungan personal ini, terutama jika dirinya menekan rasa

marah atau frustasi dalam jangka waktu yang sangat lama.

3. Sebab-sebab fisik

Pikiran dan tubuh senantiasa saling berinteraksi dan dapat menyebabkan timbulnya

kecemasan. Hal ini terlihat dalam kondisi seperti misalnya kehamilan, semasa remaja dan

Page 9: MAKALAH Konsep Kecemasan Pada Anak Fix

sewaktu pulih dari suatu penyakit. Selama ditimpa kondisi-kondisi ini, perubahan-

perubahan perasaan lazim muncul, dan ini dapat menyebabkan timbulnya kecemasan.

Zakiah Daradjat (Kholil Lur Rochman, 2010:167) mengemukakan beberapa penyebab dari

kecemasan yaitu:

1. Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang mengancam dirinya

dan kecemasan ini lebih dekat dengan rasa takut, karena sumbernya terlihat jelas didalam

pikiran.

2. Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal yang

berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani. Kecemasan ini sering pula menyertai

gejala-gejala gangguan mental, yang terkadang terlihat dalam bentuk yang umum.

3. Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk. Kecemasan

ini disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak berhubungan dengan apapun yang

terkadang disertai dengan perasaan takut yang mempengaruhi keseluruhan kepribadian

penderitanya.

4. Kecemasan hadir karena adanya suatu emosi yang berlebihan. Selain itu,

keduanya mampu hadir karena lingkungan yang menyertainya, baik lingkungan keluarga,

sekolah, maupun penyebabnya.

Musfir Az-Zahrani (2005:511) menyebutkan faktor yang memepengaruhi adanya

kecemasan yaitu:

a. Lingkungan keluarga

Keadaan rumah dengan kondisi yang penuh dengan pertengkaran atau penuh dengan

kesalahpahaman serta adanya ketidakpedulian orangtua terhadap anak-anaknya, dapat

menyebabkan ketidaknyamanan serta kecemasan pada anak saat berada didalam rumah.

b. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan individu.

Jika individu tersebut berada pada lingkungan yang tidak baik, dan individu tersebut

menimbulkan suatu perilaku yang buruk, maka akan menimbulkan adanya berbagai

penilaian buruk dimata masyarakat. Sehingga dapat menyebabkan munculnya kecemasan.

Kecemasan timbul karena adanya ancaman atau bahaya yang tidak nyata dan sewaktu-

waktu terjadi pada diri individu serta adanya penolakan dari masyarakat menyebabkan

kecemasan berada di lingkungan yang baru dihadapi (Patotisuro Lumban Gaol, 2004: 24).

Sedangkan Page (Elina Raharisti Rufaidah, 2009: 31) menyatakan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi kecemasan adalah:

a. Faktor fisik

Page 10: MAKALAH Konsep Kecemasan Pada Anak Fix

Kelemahan fisik dapat melemahkan kondisi mental individu sehingga memudahkan

timbulnya kecemasan.

b. Trauma atau konflik

Munculnya gejala kecemasan sangat bergantung pada kondisi individu, dalam arti bahwa

pengalaman-pengalaman emosional atau konflik mental yang terjadi pada individu akan

memudahkan timbulnya gejala-gejala kecemasan.

c. Lingkungan awal yang tidak baik

Lingkungan adalah faktor-faktor utama yang dapat mempengaruhi kecemasan individu, jika

faktor tersebut kurang baik maka akan menghalangi pembentukan kepribadian sehingga

muncul gejala-gejala kecemasan.

F. Reaksi Anak Pra-Sekolah terhadap Hospitalisasi

Usia prasekolah merupakan kelompok usia tiga sampai enam tahun. Penyakit yang sering

ditemukan pada anak usia prasekolah yaitu penyakit menular atau infeksi seperti cacar

(varicella), parotitis (mumps), konjungtivitis, stomatitis, dan penyakit parasit pada usus.

Beberapa kondisi penyakit menyebabkan anak harus dirawat di rumah sakit dan

mendapatkan prosedur invasif (Hockenberry & Wilson, 2007).

Anak usia prasekolah juga mengalami stres apabila mendapatkan perawatan di rumah sakit

(hospitalisasi) sebagaimana kelompok anak usia lain. Perawatan anak prasekolah di rumah

sakit memaksa anak untuk berpisah dari lingkungan yang dirasakannya aman, penuh kasih

sayang, dan menyenangkan, yaitu lingkungan rumah, permainan, dan teman

sepermainannya (Supartini, 2004). Anak usia prasekolah menganggap hospitalisasi

merupakan pengalaman baru dan sering membingungkan yang dapat membawa dampak

negatif terhadap perkembangan normal. Hospitalisasi membuat anak masuk dalam

lingkungan yang asing, dimana mereka biasanya dipaksa untuk menerima prosedur yang

menakutkan, nyeri tubuh dan ketidaknyamanan (Wong, 2009). Perawatan di rumah sakit

membuat anak kehilangan kontrol terhadap dirinya. Perawatan di rumah sakit juga

mengharuskan adanya pembatasan aktivitas anak sehingga anak merasa kehilangan

kekuatan diri. Perawatan di rumah sakit sering kali dipersepsikan anak prasekolah sebagai

hukuman sehingga anak akan merasa malu, bersalah, atau takut (Supartini, 2004).

Respon anak untuk memahami nyeri yang diakibatkan oleh prosedur invasif yang

menyakitkan bagi anak tergantung pada usia anak, tingkat perkembangan anak, dan faktor

situasi lainnya (Hockenberry & Wilson, 2007). Sebagai contoh adalah bayi tidak mampu

mengantisipasi nyeri sehingga memungkinkan tidak menunjukkan perilaku yang spesifik

terkait dengan respon terhadap nyeri. Anak yang lebih kecil tidak mampu menggambarkan

dengan spesifik nyeri yang mereka rasakan karena keterbatasan kosakata dan pengalaman

Page 11: MAKALAH Konsep Kecemasan Pada Anak Fix

nyeri. Tergantung usia perkembangan, anak menggunakan strategi koping seperti melarikan

diri, menghindar, penangguhan tindakan, imagery, dan lain-lain. (Ball & Blinder, 2003

dalam Sulistiyani, 2009).

Karakteristik anak usia prasekolah dalam berespon terhadap nyeri diantaranya dengan

menangis keras atau berteriak; mengungkapkan secara verbal ”aaow” ”uh”, ”sakit”;

memukul tangan atau kaki; mendorong hal yang menyebabkan nyeri; kurang kooperatif;

membutuhkan restrain; meminta untuk mengakhiri tindakan yang menyebabkan nyeri;

menempel atau berpegangan pada orangtua, perawat atau yang lain; membutuhkan

dukungan emosi seperti pelukan; melemah; antisipasi terhadap nyeri aktual (Hockenberry

& Wilson, 2007).

Reaksi terhadap perpisahan yang ditunjukkan anak usia prasekolah adalah dengan menolak

makan, sering bertanya, menangis walaupun secara perlahan, dan tidak kooperatif terhadap

petugas kesehatan. Ketakutan anak terhadap perlukaan muncul karena anak menganggap

tindakan dan prosedurnya mengancam integritas tubuhnya. Hal ini menimbulkan reaksi

agresif dengan marah dan berontak, ekspresi verbal dengan mengucapkan kata-kata marah,

tidak mau bekerja sama dengan perawat, dan ketergantungan pada orangtua (Supartini,

2004). Anak prasekolah akan mendorong orang yang akan melakukan prosedur yang

menyakitkan agar menjauh, mencoba mengamankan peralatan, atau berusaha mengunci diri

di tempat yang aman. (Wong. 2009). Terkait prosedur yang menyakitkan, proses

pemasangan infus merupakan salah satu prosedur yang menyakitkan bagi anak.

G. Pengukuran Kecemasan terhadap Perawatan Dental

Alat ukur untuk skala kecemasan ini menggunakan Tes T-MAS (Taylor’s Manifest

Anxiety Scale) akibat hospitalisasi pada anak. T-Mas merupakan alat yang digunakan untuk

mengukur tingkat kecemasan melalui observasi yang disusun oleh Janet Taylor (cit

Mulyani, 2004). Menurut Kaplant dan Sadock’s (2002), pengukuran skala kecemasan

secara umum pada anak adalah modifikasi pengukuran kecemasan pada orang dewasa

disesuaikan dengan kondisi anak. Alat ini berisi 24 butir pertanyaan observasi tingkat

kecemasan pada anak usia pra sekolah dengan jawaban ya (skor 1) dan tidak (skor 0). Dari

24 butir pertanyaan tersebut skor yang diperoleh adalah antara 0-24. Skor yang diperoleh

kemudian dikategorikan menurut Arikunto (2000) dalam kategori sebagai berikut : Cemas

berat17-24, cemas sedang 9-16, cemas ringan 1-8, dan tidak cemas 0. Keuntungan memakai

T-MAS yaitu waktu pemeriksaan yang relatif cepat, dan penilaian dilakukan oleh

responden sendiri, karena hanya responden sendiri yang tahu keadaan sebenarnya. Makin

tinggi skor yang diperoleh, maka makin tinggi pula tingkat kecemasannya (Sugiono,2006).

Page 12: MAKALAH Konsep Kecemasan Pada Anak Fix

Alat ukur kecemasan dari kombinasi HARS (Hamllton Anxiety Rating Scale) dan

Preschool Anxiety Scale hingga didapatkan 32 item pernyataan dalam bentuk checklist.

Sebelum melakukan terapi bermain program mewarnai kecemasan anak diukur terlebih

dahulu dalam rentang waktu misalnya 09.00-11.00 setelah itu anak diberi kertas dan krayon

untuk mewarnai, dan setelah makan siang kecemasan anak diukur kembali setelah

melakukan kegiatan mewarnai.

H. Tindakan Keperawatan untuk Mengurangi Kecemasan pada Anak

Managemen Keperawatan

1. Pengkajian

a. Faktor predisposisi ( penyebab cemas menurut beberapa teori) : Menurut teori

psikoanalisa. Kecemasan disebabkan oleh karena ego tidak dapat menengahi 2

elemen ( id - Superego ) yang bertentangan, tibulnya konflik dikarenakan 2

elemen kepribadian antara id dan superego bertentangan.

Teori Interpersonal

Kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan. Cemas

berhubungan dengan pengalaman masa lalu seperti perpisahan, kelemahan fisik.

Teori Perilaku

Kecemasan sebagai suatu dorongan untuk belajar berdasarkan keinginan dari

dalam untuk menghindari /mengurangi kepedihan.

Teori eksistensial

Kecemasan adalah respon seseorang terhadap kehampaan eksistensi dan arti.

Konsep inti teori eksistensi adalah bahwa seseorang menjadi menyadari adanya

kehampaan yang menonjol didalam dirinya.

Teori Biologi

Dalam tubuh manusia ada zat kimiawi yang disebut neurotransmiter yang

fungsinya sebagai reseptor seperti: (katekolamin, sirotonin, Asetilkolin, Gamma

Amino Buteric Acid). Pada orang cemas terjadi peningkatan dopamin, nor-

adrenalin serta sirotonin.

b. Faktor presipitasi ( stresor pencetus )

Ancaman terhadap integritas ( ketidakamampuan fisiologi).

Ancaman terhadap sistem diri seseorang yang membahayakan identitas seperti

fungsi sosial, harga diri.

Page 13: MAKALAH Konsep Kecemasan Pada Anak Fix

c. Perilaku

Cemas dapat diekspresikan secara langsung seperti perubahan fisiologis tubuh dan

perilaku itu sendiri, atau dalam kondisi tak langsung seperti mekanisme koping.

d. Mekanisme Koping

Ketidakmampuan mengatasi stres secara konstruksi menyebabkan terjadinya

perilaku patologis. Pola yang cenderung digunakan seseorang untuk mengatasi

cemas apabila cemas itu sudah berat / menghebat. Cemas ringan sering di atasi

tanpa pemikira. Dua jenis mekanisme koping : Orientasi tugas dan orientasi ego.

e. Sumber Koping

Modal Ekonomi

Dukungan Sosial

Kemampuan seseorang dalam menyelesaikan masalah

Mengadopsi strategi koping dari orang lain yang berhasil

Kayakinan /kepercayaan yang berasal dari budaya atau nilai-nilai dalam

masyarakat

f. Masalah keperawatan

Pola pernafasan in-efekif

Koping individu, in-efektif

Kerusakan komunikasi verbal

Ansietas

Ketidakberdayaan

Ketakutan

g. Diagnose Keperawatan :

Cemas tingkat berat/Panik

Cemas sedang

Pelaksanaan

Pelaksanaan disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan

1. Evaluasi Subyektif

a. Klien merasa nyaman dalam menjalani perawatan

b. Klien secara bertahap dapat menerima dirinya

Page 14: MAKALAH Konsep Kecemasan Pada Anak Fix

2. Evaluasi Objektif

Klien berubah perilakunya , tidak tampak ada gejala marah atau agresif

Klien dapat memulai percakapan

I. Orientasi Ruangan saat Masuk Ruangan

1. Persiapan

Atur kamar berdasarkan tingkat usia, diagnosa penyakit, penyakit menular, perkiraan

lamanya dirawat

Siapkan teman sekamar (balita s/d remaja)

Siapkan kamar untuk anak dan orangtua (formulir dan alat yang dibutuhkan tersedia)

Saat masuk

Kenalkan ners pada anak dan ortu 

Orientasi ruangan/fasilitas 

Kenalkan anak dan keluarga dengan teman sekamar 

Berikan gelang identitas 

Jelaskan peraturan RS dan jadual yang berlaku 

Lakukan anamnesa keperawatan 

Ukur VS, TB, BB 

Lakukan pemeriksaan lab 

Dukung anak saat dilakukan pemeriksaan fisik  

2. Saat masuk IGD

Perpanjangan prosedur persiapan masuk tidak tepat dan tidak mungkin pada situasi

darurat 

Jika bukan mengancam kehidupan, ajak anak bekerja sama 

Fokus pada komponen konseling keperawatan:  

Perkenalan, gunakan nama anak bukan sayang, tentukan tingkat tum-bang, info

status kes anak, info keluhan utama anak dan orangtua

3. Saat masuk ICU

Siapkan anak dan ortu utk ICU elektif (post op jantung) 

Siapkan anak dan ortu untuk masuk yang tak terduga 

siapkan orangtua sampai dengan penampilan anak dan perilakunya saat pertama

mengunjungi anak di ICu

Temani ortu di sisi TT anak-->support 

Siapkan saudara kandung utk kunjungan dan monitor reaksi mereka 

4. Stressor di ICU atau NICU untuk anak dan keluarga

Page 15: MAKALAH Konsep Kecemasan Pada Anak Fix

a. Fisik

Nyeri dan rasa tidak nyaman 

Immobilisasi 

Kurang tidur 

Tidak mampu makan dan minum 

Perubahan kebiasaan eliminasi

b. Lingkungan

Lingkungan asing 

Bunyi yang asing 

Orang asing 

Bau asing dan tidak enak 

Cahaya yang terus menerus 

Aktivitas ke pasien lain 

Kesiagaan petugas   

c. Psikologis

Kurangnya privacy 

Tidak mampu berkomunikasi 

Tidak cukup tahu dan paham tentang situasi 

Penyakit yang berat 

Perilaku orangtua 

d. Sosial

Hubungan yang terputus 

Peduli terhadap sekolah atau pekerjaan 

Gangguan/kurang bermain

J. Contoh Kasus Kecemasan pada saat Anak berada di Klinik

Seorang anak yang berumur 6 th datang pertama kali ke klinik gigi bersama

ibunya. Anak ini datang lantaran dia merasa giginya sakit,sehingga menganggu dia dalam

mengunyah makanan. Pada saat berada klinik gigi anak ini duduk disamping ibunya

dengan selalu mengenggam tangan ibu nya dengan kencang, pada saat di ruang tunggu

anak hanya diam. Tiba lah giliran nya untuk masuk ke dalam ruang praktik dokter, di sini

perawat telah ramah menyapa si anak,menanyakan keadaannya dan sia nak hanya

menjawab sakit gigi, pada saat perawat mulai ingin melakukan perawatan,perawat minta

anak untuk duduk di kursi gigi dan mulai membantu memasangkan baju pengaman serta

kacamata pada si anak. Ketika anak telah duduk di posisinya perawat mulai

Page 16: MAKALAH Konsep Kecemasan Pada Anak Fix

mempersiapkan alat-alat perawatan,dan mulai menggunakannnya untuk memeriksa

giginya namun si anak pada saat itu mengeluarkan keringat yang banyak, tangannya mulai

dingin, serta wajah nya mulai ketakutan.

Dalam hal ini perawat langsung melakukan pendekatan terhadap si anak. Perawat

menayakan apa yang di rasakannya, namun si anak hanya diam menampakan wajah

ketakutan. Saat ibunya menanyakan kepada anaknya, ternyata juga si anak merasa takut

dengan bunyi-bunyi bur yang sedari tadi dia dengar saat sedang menunggu di depan

ruangan. Setelah itu perawat menanyakan kepada ibunya, ibunya mengatakan bahwa anak

nya sering mendengar teman-temannya mengatakan cabut gigi itu sakit sekali dan ini

merupakan pengalaman pertama bagi si anak dalam berkunjung ke klinik dokter gigi.

K. Penanganan dari Tindakan Keperawatan terhadap Kasus tersebut

Dalam kasus ini peran perawat sangat di butuhkan. Perawat dapat menggunakan

teknik “desentisasi” yaitu salah satu cara yang digunakan untuk mengurangi rasa takut yang

membuatnya takut dan cemas seorang anak dengan jalan memberikan rangsangan tersebut

diberikan terus sampai anak merasa tidak takut.

Desentisasi yang dilakukan di klinik pada nak yang cemas dengan

memperkenalkan anak pada hal-hal yang menimbulkan rasa cemas, misalnya:

Ruang tunggu = ruang tunggu harus di desain sedemikian rupa agar anak tidak merasa

cemas, seperti meletakan gambar yang menarik

Doker gigi atau perawat = harus bersikap ramah , bersikap bersahabat. Sebelum

melakukan perawatn dokter atau perawat gigi dapat memberikan edukasi pentingnya

kesehatn gigi dan mulut.

Kursi = perkenalkan kursi gigi terlebih dahulu sebelum anak mendudukinya dengan

cara menggerak naik turun kan kursinya, agar si anak tahu bahwa kursi itu tidak

membahayakannya

peralatan gigi = perkenalkan alat gigi dan jelaskan fungsinya kepada anak yang perlu

di perhatikan anak harus tetap rileks, untuk itu perawat harus mengulang

rangsangannya sampai anak merasa tidak cemas/ takut.

Page 17: MAKALAH Konsep Kecemasan Pada Anak Fix

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Cemas merupakan suatu keadaan yang wajar, karena seseorang pasti

menginginkan segala sesuatu dalam kehidupannya dapat berjalan dengan lancar dan

terhindar dari segala marabahaya atau kegagalan serta sesuai dengan harapannya.

Sensasi kecemasan yang sering terjadi adalah peningkatan frekuensi nadi,

peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi napas, diaporesis, gemetar, palpitasi,

mual dan muntah. Perasaan tersebut ditandai dengan rasa ketakutan yang tidak

menyenangkan, dan samar-samar, seringkali disertai oleh gejala otonomik seperti nyeri

kepala, berkeringat, palpitasi, tremor, gangguan lambung dan frekuensi urin. Seseorang

yang cemas mungkin juga merasa gelisah seperti yang dialami anak-anak bila dia

ketakutan atau cemas.

Untuk menghindari berkembangnya kecemasan, perhatian harus lebih diarahkan

untuk meningkatkan kepercayaan daripada menyempurnakan perawatan gigi bagi pasien

baru. Kecemasan menetap pada pasien kedokteran gigi dapat diatasi dengan berbagai cara.

Model peran memberikan kesempatan pada pasien untuk mengamati tingkah laku orang

lain yang sedang dirawat. Saudara kandung, orang tua dan pasien lain dapat digunakan

sebagai model. Pendekatan ini efektif, sebagian karena dapat menghilangkan ketidakpastian

yang menyertai perawatan gigi.

Page 18: MAKALAH Konsep Kecemasan Pada Anak Fix

Daftar Pustaka

Hidayat, Aziz A. 2008. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta Salemba

Medika.

Supartini, Yupi. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.

http://arsip.unika.ac.id/staff/research/etty_e%20listiati

http://eprints.uny.ac.id/9709/2/BAB%202%20-07104244004.pdf

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sriindahek-5180-3-babii.pdf

http://keperawatan.unsoed.ac.id/sites/default/files/SKRIPSI%20ANJAR

%20MAHANANI%20%28G1D008020%29.pdf

http://dentaluniverseindonesia.com/index.php/article/81-kecemasan-dan-penyebabnya-

serta-cara-mengatasinya