31
BAB II ISI A. Definisi Kehamilan Trimester Kedua Yang dimaksud dengan kehamilan trimester kedua adalah masa kehamilan sejak minggu ke 14 sampai dengan minggu ke 28. B. Tanda Kehamilan Trimester Kedua Terdapat beberapa tanda dan gejala kehamilan untuk memastikan apakah seseorang benar – benar hamil atau tidak. Tanda dan gejala kehamilan ini digolongkan sesuai dengan signifikansi dalam menetapkan diagnosa positif kehamilan. Tanda – tanda tersebut dibagi menjadi : tanda subyektif, tanda obyektif dan bukti absolut kehamilan. C. Tanda kehamilan yang terjadi dalam trimester kedua 1. Tanda Subyektif a. Perubahan payudara; nyeri tekan, terasa berat, pembesaran, pigmentasi dan perubahan putting. Perubahan ini sangat signifikan pada wanita yang belum pernah hamil. b. Frekuensi berkemih; kongesti darah pada organ perlik meningkatkan sensitifitas jaringan. Tekanan karena perbesaran uterus pada kandung kemih menstimulasi saraf dan mentrigger keinginan untuk berkemih selama kehamilan.

Makalah Kehamilan Trimester 2 Fix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kehamilan trimester 2

Citation preview

BAB II

ISI

A. Definisi Kehamilan Trimester Kedua

Yang dimaksud dengan kehamilan trimester kedua adalah masa kehamilan sejak minggu

ke 14 sampai dengan minggu ke 28.

B. Tanda Kehamilan Trimester Kedua

Terdapat beberapa tanda dan gejala kehamilan untuk memastikan apakah seseorang benar

– benar hamil atau tidak. Tanda dan gejala kehamilan ini digolongkan sesuai dengan

signifikansi dalam menetapkan diagnosa positif kehamilan. Tanda – tanda tersebut dibagi

menjadi : tanda subyektif, tanda obyektif dan bukti absolut kehamilan.

C. Tanda kehamilan yang terjadi dalam trimester kedua

1. Tanda Subyektif

a. Perubahan payudara; nyeri tekan, terasa berat, pembesaran, pigmentasi

dan perubahan putting. Perubahan ini sangat signifikan pada wanita yang

belum pernah hamil.

b. Frekuensi berkemih; kongesti darah pada organ perlik meningkatkan

sensitifitas jaringan. Tekanan karena perbesaran uterus pada kandung

kemih menstimulasi saraf dan mentrigger keinginan untuk berkemih

selama kehamilan.

c. Gejala gejala umum; beberapa wanita mengatakan bahwa ia merasa

hamil. Terjadi perasaan mudah lelah, pusing dan membutuhkan waktu

yang lebih lama untuk tidur.

d. Quickening; berarti perasaan pertama adanya kehidupan. Sensasi

getaran ini seperti kupu – kupu terbang, dirasakan pertama kali oleh calon

ibu sekitar minggu ke 22, atau minggu ke 20 pada wanita yang pernah

hamil sebelumnya.

2. Tanda Obyektif (probabilitas)

a. Tanda Chadwick’s; bercak keunguan pada vagina karena meningkatnya

suplai darah.

b. Tanda Hegar’s; melunaknya segmen bawah uterus.

c. Tanda Godell’s; melunaknya uterus

d. Perubahan uterus; pada awal bulan keempat, uterus menjadi sebesar

buah jeruk, fundus uteri naik sampai tulang pubis. Pada akhir bulan kelima

fundus uteri telah naik sampai ke pusat.

e. Ballottement; pantulan yang terjadi ketika jari pemeriksa mengetuk janin

yang mengapung dalam uterus, menyebabkan janin berenang menjauh dan

kemudian kembali ke posisinya semula. Hal ini terjadi sekitar kehamilan 4

sampai 5 bulan

f. Uterine souffle; desiran nadi yang terdengar diatas uterus hamil

g. Kontraksi Braxton Hicks; kontraksi yang mungkin terjadi selama masa

kehamilan, tidak terasa sakit.

h. Perubahan abdomen; karena uterus membesar, maka secara alamiah

dinding abdomen harus terdorong keluar, kulit abdomen mungkin

teregang

i. Striae gravidarum; terjadi akibat regangan kulit, terlihat garis – garis

tak teratur pada kulit abdomen.

j. Pigmentasi; terjadi karena pengumpulan pigmen pada kulit payudara,

mula dan midline abdomen

3. Bukti positif (absolut)

Bukti kehamilan positif diperlihatkan ketika pemeriksa dapat :

a. Mendengar bunyi jantung janin dan desiran funik (dorongan darah janin

melalui tali pusat). Denyut jantung janin dapat didengar selambatnya pada

minggu kesepuluh dengan detektor nadi ultrasonografi janin, pada minggu

ke 17 sudah bisa didengar melalui stetoskop. DJJ terdengar seperti detak

cepat jarum jam, berdenyut 120 – 160 kali permenit. Desiran funik jarang

didengar, secara alamiah denyut terdengar bersamaan dengan denyut janin

tetapi memiliki pantulan, bunyi berdesis.

b. merasakan bagian – bagian janin. Bagian janin paling cepat teraba pada

minggu kelima , tetapi biasanya baru teraba kemudian

c. melihat hasil konsepsi pada ultrasonografi atau skeleton janin pada

gambaran X-ray. USG telah berhasil dengan baik menentukan embrio

paling cepat minggu keenam. Skeleton janin diperlihatkan oleh X-ray

paling cepat minggu ke 12

d. merasakan gerakan janin. Terkadang pada bulan keempat ibu merasakan

gerakan janin. Untuk menjadi tanda positif, gerakan ini harus dirasakan

dan ditentukan oleh pemeriksa.

e. mencatat elektrokardiogram janin. EKG janin adalah tekniuk dimana

impuls listrik yang terjadi dalam jantung janin direkam dengan cara

meletakkan elektroda pada abdomen ibu. Pengamatan ini memberikan

informasi berkelanjutan tentang janin.

D. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin pada Trimester Kedua

Trimester kedua ditandai oleh timbulnya berbagai fungsi baru dan pertumbuhan janin

yang cepat, khususnya dalam ukuran panjang. Adapun perkembangan yang terjadi

meliputi:

1. Penampakan eksternal.

a. 16 minggu : kepala masih dominan, wajah terlihat seperti manusia, mata,

telinga dan hidung terlihat khas. Perbandingan tangan dan kaki sesuai.

Tumbuh kulit di kepala. Terlihat aktivitas motorik.

b. 20 minggu : terlihat vernik kaseosa, terlihat laguno, kaki memanjang

dengan sesuai, terlihat kelenjar sebasea.

c. 24 minggu : tubuh terbaring tetapi dengan proposisi yang sempurna, kulit

kemerahan dan keriput, terlihat vernik kaseosa, terbentuk kelenjar

keringat.

d. 28 minggu : tubuh terbaring, keriput dan kemerahan makin berkurang,

terlihat kuku.

2. Pengukuran mahkota ke pantat (cm)

a. 16 minggu : 11,5-13,5

b. 20 minggu : 16-18,5

c. 24 minggu : 23

d. 28 minggu : 27

3. Perkiraan berat badan (gr)

a. 16 minggu : 100

b. 20 minggu : 300

c. 24 minggu : 600

d. 28 minggu : 1.100

4. Sistem musculoskeletal

a. 13-14 minggu : terlihat gerakan lambat bagian tubuh janin sebagai akibat

adanya rangsangan (aktivitas motorik) pada saat ini biasanya ibu mulai

dapat merasakan gerakan janin.

b. 16 minggu : sebagian besar tulang dapat terlihat dengan jelas di seluruh

tubuh, terlihat kavitas persendian, pergerakan otot sudah dapat dideteksi.

c. 17 minggu : refleks menggenggam akan nyata dan berkembang sempurna

sampai minggu ke 27.

d. 20 minggu : sternum mengalami osifikasi, pergerakan janin cukup kuat

untuk dapat dirasakan oleh ibu.

e. 25 minggu : refleks masa baru dapat dilihat.

f. 28 minggu : astragalus (talus, tulang lutut) mengalami osifikasi.

5. Sistem sirkulasi

a. 16 minggu : otot-otot jantung berkembang dengan sempurna, darah

dibentuk aktif dalam limpa.

b. 24 minggu : pembentukan darah mengikat dalam sum-sum tulang dan

menurun dalam hepar.

6. Sistem gastrointestinal

a. 14 minggu : gerakan menelan telah terjadi.

b. 16 minggu : terdapat mekonium pada usus, di dalamnya terdapat cairan

usus, sisa sel usus serta sisa sel skuamus dan rambut lanugo dari cairan

amnion yang tertelan oleh janin, beberapa enzim disekresi, anus terbuka.

c. 17 minggu : dengan rangsang oral janin dapat menjulurkan bibir

atasnya.

d. 20 minggu : email dan dentin terbentuk, kolon asending dapat dikenali,

dapat menjulurkan kedua bibirnya.

e. 22 minggu : kedua bibir dapat dikerutkan dengan rangsangan.

f. 28-29 minggu : janin sudah dapat mengisap aktif sebagai upaya

mendapatkan makanan.

7. Sistem pernafasan

a. 16 minggu : serabut-serabut elastik terbentuk di paru-paru, terlihat

brochiolus terminal dan respiratorius.

b. 18 minggu : gerakan pernafasan dapat terdeteksi namun perkembangan

struktur alveolus paru belum mencukupi bagi kemungkinan hidup janin

sebelum minggu ke 27-28.

c. 20 minggu : lubang hidung terbuka kembali.

d. 22 minggu : gerakan nafas yang diikuti oleh bunyi suara yang lemah.

e. 24 minggu : sakus dan duktus alveolus terbentuk, gerakan seperti

pernafasan mulai terlihat, terlihat lesitin dalam cairan amnion.

f. 28 minggu : terbentuk surfaktan di permukaan alveolar.

8. Sistem renalis

16 minggu : ginjal pada posisinya mencapai bentuknya yang khas.

9. Sistem persarafan

a. 16 minggu : lobus – lobus cerebral mulai terlihat, cerebellum

memperlihatkan beberapa tonjolan.

b. 20 minggu : otak secara keseluruhan terbentuk, mulai terjadi mielinisasi

korda, medula spinalis berakhir pada tingkat S-1.

c. 24 minggu : terbentuk selaput khusus korteks serebri, proliferasi

neuronal pada korteks serebri berakhir.

d. 28 minggu : tampak fisura serebri; konvolusi terjadi dengan cepat.

10. Organ-organ pengindera

a. 16 minggu : organ-organ pengindera mengalami perbedaan secara umum.

b. 20 minggu : hidung dan telinga mengalami osifikasi.

c. 28 minggu : kelopak mata terbuka kembali, selaput retina terbentuk

sempurna; terbentuk reseptif cahaya, pupil mampu memberikan reaksi

terhadap cahaya.

11. Sistem genitalis

24 minggu : testis turun pada cincin inguinal dalam posisi desenden ke skrotum.

E. Perubahan Psikologis dan Fisiologis pada Ibu dalam Trimester Kedua

1. Perubahan Psikologis

Kehamilan adalah saat –saat krisis, saat terjadinya gangguan, perubahan

identitas dan peran bagi setiap orang : ibu, bapak, dan anggota keluarga. Efek –

efek pada masa kehamilan akan dapat dipahami dengan baik bila kita mengerti

tentang kerangka kerja teori krisis. Definisi tentang krisis dinyatakan sebagai

suatu ketidak seimbangan psikologis yang disebabkan oleh situasi atau tahap

perkembangan. Pada awalnya, terdapat periode syok dan menyangkal, kemudian

kebingungan dan preoccupation dengan berbagai masalah yang diperkirakan

sebagai penyebabnya. Hal ini diikuti oleh suatu aksi untuk menghasilkan suatu

solusi, dan akhirnya terjadi proses belajar dari pengalaman. Cara orang bereaksi

terhadap krisis tergantung pada tiga faktor : persepsi terhadap kejadian, dukungan

situasional, dan mekanisme koping mereka.

Awal dari syok yang disebabkan karena kehamilan diikuti oleh rasa

bingung dan preocupation dengan masalah yang mengganggu. Selama periode ini,

berbagai alternatif seperti aborsi atau adopsi mungkin dipertimbangkan pada

konsekuensi legal, moral, dan ekonomi mereka. Akhirnya dicapai keputusan , dan

rencana tindakan dibuat. Setiap wanita membayangkan tentang kehamilan dalam

pikiran –pikirannya sendiri tentang seperti apa wanita hamil dan seorang ibu. Ia

membentuk bayangan ini dari ibunya sendiri, pengalaman hidupnya, dan

kebudayaan tempat ia dibesarkan. Persepsi ini mempengaruhi bagaimana ia

berespon terhadap kehamilan. Sedangkan seorang pria membayangkan bahwa

kehamilan adalah bagaimana menjadi bapak dan seperti apa seorang bapak itu. Ia

membentuk bayangan ini dari ayahnya, pengalaman hidupnya, dan kebudayaan

tempat ia dibesarkan. Persepsinya mempengaruhi bagaimana ia memperhatikan

ibu dari anak – anaknya. Banyak pria menjadi sangat khawatir terhadap ibu dari

anaknya dan mengambil peran yang aktif dalam memberikan perawatan medis

untuknya. Beberapa pria mengalami gejala – gejala seperti ngidam, agak malas,

atau sakit. Fenomena ini oleh beberapa ahli medis disebut mitleiden, atau

“menderita bersama”.

Ketrampilan coping merupakan kekuatan dan ketrampilan seseorang

belajar untuk menyelesaikan masalah dan mengatasi stres, misalnya dengan

melakukan aktivitas seperti menceritakannya pada teman, melakukan olah raga

yang berat, mendengarkan musik, menangis, menulisprosa atau puisi, dan

melakukan solutide. Metoda coping tersebut dapat digunakan oleh calon orang tua

dan anggota keluarga untuk menyesuaikan terhadap realitas kehamilan dan

mencapai keseimbangan pada kehidupan mereka yang terganggu.

Pada trimester kedua (minggu 12 –24) wanita sudah bisa menyesuaikan

diri dengan keadaan. Tubuh wanita telah terbiasa dengan tingkat hormon yang

tinggi, morning sickness telah hilang , ia telah menerima kehamilannya dan ia

menggunakan pikiran dan energinya lebih konstruktif. Janin masih tetap kecil dan

belum menyebabkan ketidaknyamanan dengan ukurannya. Selama trimester ini,

terjadi quickening ketika ibu merasakan gerakan bayinya pertama kali.

Pengalaman tersebut menandakan pertumbuhan serta kehadiran makhluk baru,

dan hal ini sering menyebabkan calon ibu memiliki dorongan psikologis yang

besar. Gambaran sifat dari reaksi emosional wanita terhadap kehamilannya

tersebut dimodifikasi oleh perbedaan kepribadian individu. Beberapa wanita

mengalami peningkatan mood, lainnya tidak. Pada umumnya, bagaimanapun

perawat dapat mengharapkan sikap pola perilaku dan dapat memberikan rasa

aman pada ibu dengan menjelaskan bahwa perasaan – perasaan mereka bukan hal

yang aneh. Antusias dan semangat untuk hidup kembali dengan pasti seperti juga

mereka mati.

2. Perubahan Fisiologis

Fisiologi maternal yakni perubahan-perubahan sehubungan dengan kehamilan

antara lain :

a. Sistem reproduksi

suplai darah ke organ reproduksi meningkat karena peningkatan kadar

hormon steroid dan bermanfaat bagi perkembangan janin. Terdapat tiga

tanda penting yakni :

1) tanda Goodell ‘s : serviks teratai lunak

2) tanda Hegar’s : uterus lunak

3) tanda Chadwick’s : vagina berwarna keunguan

Pada kanalis servikalis dipenuhi mukus kental (operkulum) yang dapat

menghambat masuknya bakteri ke uterus selama persalinan yang disebut,

bloody show. Selama masa kehamilan konsistensi serviks berubah,

sebelum hamil seperti ujung hidung, awal hamil seperti ujung daun telinga,

pada keadaan term teraba seperti bibir. Terjadi pembesaran uterus dengan

berat meningkat 20 kali, kapasitas meningkat 500 kali yang disebabkan

oleh pertumbuhan serabut otot dan jaringan yang berhubungan, termasuk

jaringan fibroelastik, darah dan saraf akibat adanya hormon estrogen

terjadi sektresi vagina yang meningkat (leukorrhea) dan terjadi

peningkatan kongesti vastilar organ vagina dan pelvik yang menyebabkan

peningkatan sensitivitas yang sangat berarti. Hal ini mungkin mengarah

pada tingginya derajat rangsngan sexsual, terutama antara bulan 4 dan 7

masa kehamilan.

b. Sistem integument

Terdapat rasa kesemutan nyeri tekan pada payudara yang membesar

karena peningkatan pertumbuhan jaringan alveolan dan suplai darah.

Putting susu menonjol dan keras dan mengeluarkan cairan jernih

(kolostrum). Areola lebih gelap dan kelenjar montgomery menonjol

keluar. Terdapat striae gravidarum yang berupa regangan kulit akibat

serabut elastik dari lapisan kulit terdalam terpisah dan putus. Terjadi

pigmentasi kulit berupa linea nigra pada abdomen, dan Cholasma, yaitu

bintik-bintik hitam pada wajah perspirasi dan sekresi kelenjar lemak juga

meningkat.

c. Sistem endokrin

Terjadi perubahan hormonal yaitu : peningkatan progesteron dan estrogen,

plasenta menghasilkan hCG, hPL, hCT, pulau langerhans membentuk

insulin lebih banyak, hormon-hormon pituitari secara signifikan

terpengaruh, kortek ardenal membentuk kortin lebih banyak. Terutama

kelenjar paratiroit yang ukurannya meningkat selama minggu kel 15-30

ketika kebutuhan kalsium janin lebih besar, tanpa hormon paratiroit

tersebut metabolisme tulang dan otot terganggu.

d. Sistem kardiovaskuler

Terjadi peningkatan volume darah, cairan tubuh (bisa terjadi) edema

jaringan, sel darah merah, hemoglobin dan fibrin juga meningkat sehingga

bisa terjadi pseudoanemia yang fisiologis pada kehamilan. Mungkin

terjadi pula sindrom hipotensi supinasi akibat oleh tekanan uterus pada

vena kava, lebih buruk lagi terjadinya trombosis vena sehubungan dengan

peningkatan fibrin dan stastis vena.

e. Sistim musculoskeletal

Kebutuhan kalsium meningkat 33 % tetapi tidak diambil dari gigi. Sendi

pelvik sedikit dapat bergerak untuk mengkompensasi pembesaran janin,

bahu tertarik kebelakang dan lumbal lebih lengkung, sendi tulang

belakang lebih lentur dan dapat menyebabkan nyeri punggung. Terjadinya

kram otot tungkai dan kaki tidak diketahui penyebabnya, mungkin

berhubungan dengan metabolisme kalsium dan fosfor, kurangnya drainase

sisa metabolisme otot atau postur yang tidak seimbang.

f. Sistim pernafasan

Akibat bentuk rongga torak berubah dan karena pernafasan yang lebih

cepat, sekitar 60% wanita hamil mengeluh sesak nafas. Kapasitas paru

tidak berubah, pada kenyataanya tidal volume meningkat. Terjadi bengkak

seperti arlegi pada membran mukosa merupakan hal umum yang dapat

menyebabkan gejala serak, hudung tersumbat, dispnea, sakit tenggorokan,

perdaran hidung, hilangnya indra penciuman.

g. Sistem gastrointestinal

Pada awal kehamilan wanita hamil mengalami mual muntah, sekresi saliva

menjadi lebih asam dan lebih banyak. Saat berlanjut, penurunan asam

lambung dan perlambatan pengosongan lambung dapat menyebabkan

kembung. Menurunnya gerakan peristaltik tidak saja menyebabkan mual

tetapi juga konstipasi.

h. Sistem perkemihan

Terjadi gerakan urine kekandung kemih yang lebih lambat dan dapat

meningkatkan kemungkinan pielovefritis. Suplai darah kekandung kemih

meningkat dan pembesaran uterus menekan kandung kemih dapat

menyebabkan meningkatnya berkemih.

i. Sistem persarafan

Kadang terjadinya perubahan postur pada kehamilan dapat menyebabkan

acrodysesthesia sehubungan dengan tekanan mekanik, atau numbness,

tingling, dan kaku. Otak mungkin tidak mengalami perubahan namun efek

psikologis mungkin dapat terjadi beruapa swing mood atau psikosis akibat

tidak menerima kehamilannya.

j. Terjadi peningkatan berat badan maternal

Penambahan Berat Badan Ibu (Gram Pon)

1) Uterus : 900 1, 98

2) Payudara : 450 0, 99

3) Darah :1350 2, 97

4) Jaringan :1350 2, 97

5) Lemak :4050 8, 91

Sub total :8100 17, 82

1) Janin :3150 6, 93

2) Plasenta : 675 1, 49

3) Cairan amniotic : 900 1, 98

Sub total : 4725 10, 40

Total :12825 28, 22

Secara normal peningkatan berat badan pada trimester kedua adalah 12-15

pon.

F. Posisi Seks Untuk Kehamilan Trimester II

1. Women On Top

a. Definisi

b. Kelebihan

c. Kekurangan

d. Gambar

2. Doggy Style

a. Definisi

b. Kelebihan

c. Kekurangan

d. Gambar

3. Side by Side

a. Definisi

b. Kelebihan

c. Kekurangan

d. Gambar

G. Pendidikan Prenatal pada Kehamilan Trimester Kedua

Salah satu peran perawat maternitas adalah memberikan pendidikan pada calon ibu

mengenai semua yang terjadi pada masa kehamilannya, termasuk tindakan apa saja yang

perlu dipersiapkan dan dilaksanakan selama kehamilannya tersebut. Berikut akan

diuraikan mengenai pendidikan prenatal pada kehamilan trimester kedua yang perlu

diinformasikan pada ibu hamil :

1. Minggu 12- 24

Wanita biasanya telah mengerti isu tentang kehamilan dan menjadi lebih

menyadari janin sebagai manusia. Hal – hal yang perlu diinformasikan antara lain

mengenai :

a. Pertumbuhan janin

1) Gerakan

2) DJJ

b. Kebersihan personal

1) Pakaian yang memberikan rasa nyaman

2) Perawatan payudara dan kutang yang menyangga

3) Rekreasi, perjalanan

4) Keluaran vagina

c. Rencana pekerjaan atau sekolah

d. Metode memberi makan bayi: Asi atau susu botol

e. Berikan bahan bacaan pada metode yang dipilih

f. Penghindaran atau mengurangi

1) Sakit pinggang

2) Konstipasi

3) Hemoroid

4) Bengkak pada tungkai, varicose, edema, kram

5) Nyeri ligamentum teres

g. Petunjuk nutrisi

h. Penambahan berat badan

i. Diet seimbang

j. Kebutuhan khusus nutrisi

2. Minggu 24 – 32

Wanita menjadi lebih tertarik dengan kebutuhan bayi sebagai sesuatu yang wajar

terhadap kebutuhannya sendiri saat ini dan setelah melahirkan. Hal – hal yang

perlu diinformasikan antara lain mengenai :

a. Pertumbuhan dan status janin

1) Presentasi dan posisi

2) Keadaan – DJJ

b. Kebersihan personal

1) Pakaian yang memberikan rasa nyaman

2) Mekanisme dan postur tubuh

3) Posisi yang nyaman

c. Perubahan fisik dan emosional

d. Kebutuhan / perubahan seksual, hubungan seksual

e. Pengurangan

1) Sakit pinggang

2) Kontraksi Braxton Hick’s

3) Dispnea

4) Nyeri ligamentum teres

5) Sakit dan edema tungkai

f. Menentukan rencana cara memberi makan bayi

g. Persiapan untuk memberikan susu

1) Botol atau menyusui

2) Persiapan putting susu

3) Masase dan pengeluaran colostrums

h. Persiapan untuk bayi

1) Peralatan

2) Bantuan di rumah

i. Tanda-tanda bahaya

1) Preeklamsia

2) Sakit kepala, bengkak yang berlebihan, penglihatan ganda

j. Ligasi tuba (surat-surat disiapkan kemudian)

H. Pedoman Penyusunan Menu bagi Ibu Hamil

Memasuki trimester kedua, tubuh ibu mengalami perubahan dan adaptasi,

misalnya pembesaran payudara dan mulai berfungsinya rahim serta plasenta. Untuk itu,

peningkatan kualitas gizi sangat penting karena pada tahap ini ibu mulai menyimpan

lemak dan zat gizi lainnya untuk cadangan sebagai bahan pembentuk ASI (air susu ibu)

saat menyusui nanti

Dengan kondisi semacam itu, pola konsumsi ibu hamil tetap mengacu pada

formula “4 sehat 5 sempurna”, yang diyakini para ahli gizi mengandung tiga golongan

utama makanan yang sangat diperlukan oleh tubuh. Yaitu sumber zat tenaga yang didapat

dari makanan sumber karbohidrat dan lemak seperti padi-padian, kentang, umbi-umbian,

jagung, sagu, tepung-tepungan, roti, mi, minyak, mentega; sumber zat pembangun berasal

dari konsumsi protein seperti telur, daging, tahu, tempe, ikan, dan kacang-kacangan;

kemudian sumber zat pengatur yang berasal dari vitamin dan mineral didapat dari

sayuran dan buah-buahan.

Untuk memenuhi ketiga unsur gizi penting itu, ibu hamil dianjurkan

mengkonsumsi bahan makanan secara proporsional yang meliputi padi-padian atau

serelia, kacang-kacangan, daging, ikan, telur, sayur, buah, susu, dan lemak. Zat-zat gizi

penting. Zat-zat gizi yang perlu mendapat perhatian dalam konsumsi ibu hamil adalah

sebagai berikut:

1. Sumber tenaga, digunakan untuk tumbuh kembang janin dan proses perubahan

biologis yang terjadi dalam tubuh yang meliputi, pembentukan sel-sel baru,

pemberian makanan dari ibu ke bayi melalui plasenta, serta pembentukan enzim

dan hormon penunjang pertumbuhan janin.

2. Kekurangan energi dalam asupan makanan yang dikonsumsi menyebabkan tidak

tercapainya penambahan berat badan ideal dari ibu hamil yaitu sekitar 11 – 14 kg.

Kekurangan itu akan diambil dari persediaan protein yang dipecah menjadi

energi.

3. Protein, diperlukan sebagai pembentuk jaringan baru janin. Kekurangan asupan

protein dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan janin, keguguran, bayi lahir

dengan berat badan kurang, serta tidak optimalnya pertumbuhan jaringan tubuh

dan jaringan pembentuk otak.

4. Vitamin, dibutuhkan untuk memperlancar proses biologis yang berlangsung

dalam tubuh ibu dan janin. Misalnya, vitamin A diperlukan untuk pertumbuhan,

vitamin B1 dan B2 sebagai penghasil energi, vitamin B6 sebagai pengatur

pemakaian protein tubuh, vitamin B12 membantu kelancaran pembentukan sel-sel

darah merah. Vitamin C membantu penyerapan zat besi guna mencegah anemia,

dan vitamin D untuk membantu penyerapan kalsium.

5. Mineral, antara lain :

a. Kalsium, digunakan untuk menunjang pembentukan tulang dan gigi serta

persendian janin. Jika ibu hamil kekurangan kalsium, maka kebutuhan

kalsium akan diambilkan dari cadangan kalsium pada tulang ibu. Ini akan

mengakibatkan tulang keropos atau osteoporosis. Untuk itu, si ibu perlu

mengkonsumsi susu, telur, keju, kacang-kacangan, atau tablet kalsium

yang dapat diperoleh saat periksa ke Puskesmas atau klinik.

b. Zat besi, erat berkaitan dengan anemia atau kekurangan sel darah merah

sebagai adaptasi adanya perubahan fisiologis selama kehamilan, yang

disebabkan oleh :

1) Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin.

2) Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi sehari-

hari.

3) Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi pada wanita,

sehingga tidak mampu menyuplai kebutuhan zat besi dan

mengembalikan persediaan darah yang hilang akibat persalinan

sebelumnya.

Wanita hamil cenderung terkena anemia, termasuk pada trimester kedua kehamilannya

karena pada masa ini, janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai

persediaan bulan pertama sesudah lahir. Penanganannya, pertama, menggunakan terapi

obat dengan memberikan tablet zat besi (ferosulfat) 30 – 60 mg per hari, tergantung pada

berat ringannya anemia. Kedua, terapi diet dengan meningkatkan konsumsi bahan

makanan tinggi besi seperti susu, daging, dan sayuran hijau

Pedoman menu. Berikut ini pedoman untuk menyusun menu bagi ibu hamil:

1. Makan dua kali lebih dari biasanya, bukan hanya dalam jumlah porsi, namun

lebih ditekankan pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yang

dikonsumsi.

2. Makanan dapat diberikan 4 – 6 kali waktu makan sesuai dengan kemampuan ibu.

Jangan memaksa untuk menghabiskan makanan yang tersaji jika merasa mual,

pusing, dan ingin muntah.

3. Batasi konsumsi makanan berlemak tinggi dan yang merangsang seperti cabe,

makanan bergas seperti nangka, nanas dan durian, serta yang beralkohol semacam

tape.

4. Usahakan mengkonsumsi makanan dalam komposisi seimbang, dengan susunan

yang meliputi 2 piring nasi @ 250 g, 90 g daging atau ikan, sebutir telur, 60 g

kacang-kacangan, 3 porsi sayur @ 100 g, 2 porsi buah-buahan @ 100 g, segelas

susu atau yoghurt, atau seiris keju sebagai ganti serta 1 sdm minyak atau lemak.

5. Berikan minum 1/2 jam sehabis makan. Perbanyak minum air putih, sari buah

seperti air jeruk, air tomat, sari wortel, air rebusan kacang hijau sebagai pengganti

cairan yang keluar, karena ibu hamil lebih banyak berkeringat dan sering buang

air kecil karena kandung kemih yang terdesak oleh pertumbuhan janin. Penting

untuk menghindari minuman berkafein seperti kopi, coklat, dan soft drink

(minuman ringan) pemicu hipertensi.

6. Hindari konsumsi bahan makanan olahan pabrik yang diberi pengawet dan

pewarna yang dimasukkan ke dalam bahan pangan, karena dapat membahayakan

kesehatan dan pertumbuhan janin, yang sering dihubungkan dengan cacat

bawaaan dan kelainan bayi saat lahir. Waspadai tulisan pada kemasan seperti

amaranth, potassium nitrit, sodium nitrit, sodium nitrat, formalin, boraks, sianida,

rodhamin B, dsb.

7. Hindari makanan berkalori tinggi dan banyak mengandung gula serta lemak

namun rendah kandungan zat gizi, makanan siap saji, makanan kecil, coklat,

karena akan mengakibatkan mual dan muntah.

8. Bagi ibu yang hamil muda, konsumsilah makanan dalam bentuk kering, porsi

kecil dan frekuensi sering, misalnya biskuit marie dan jenis-jenis biskuit yang

lain, karena biasanya mereka tidak berselera makan.

9. Hindari konsumsi makanan laut dan daging yang pengolahannya tidak sempurna

karena besar risikonya tercemar kuman dan bakteri yang membahayakan. Untuk

menghindarinya, masaklah makanan sampai matang benar, dan cuci makanan

untuk menjaga kebersihan, terutama buah dan sayuran sampai bersih sebelum

dikonsumsi.

10. Tetap beraktivitas dan bergerak, misalnya dengan jalan santai di pagi hari.

I. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KEHAMILAN TRIMESTER KEDUA

1. Pengkajian

Pengkajian meliputi data dasar dan riwayat kesehatan ibu, antara lain meliputi:

a. Identitas (nama, umur, pekerjaan, agama, dsb.)

b. Berat badan/ tinggi badan

c. Status pernikahan (pernikahan ke berapa)

d. Kunjungan sebelumnya (berapa kali berkunjung, rutin/ tidak, tempat

berkunjung tetap/ pindah, dst.)

e. Riwayat kehamilan dan persalinan (kehamilan ke berapa, abortus, pre

eklampsia, perdarahan)

f. Riwayat imunisasi ibu (MMR,TORCH, TT)

g. Riwayat penyakit sekarang dan terdahulu

h. Riwayat alergi makanan dan obat-obatan

i. Riwayat penyakit dalam keluarga

j. Riwayat psiko sosial

Selain pengkajian data dasar tersebut diatas, dilakukan pula pengkajian terhadap:

a. Aktivitas / istirahat

b. Tekanan darah agak lebih rendah daripada normal (8-12 minggu), kembali

pada tingkat prakehamilan selama setengah kehamilan terakhir

c. Denyut nadi dapat meningkat 10 – 15 dpm

d. Murmur sistolik pendek dapat terjadi sehubungan dengan peningkatan

volume

e. Sinkope

f. Varises

g. Sedikit oedema ekstremitas bawah/ tangan mungkin ada.

h. Integritas ego : Menunjukkan perubahan persepsi diri

i. Eliminasi

1) Perubahan pada konsistensi/ frekwensi defekasi

2) Peningkatan frekwensi perkemihan

3) Urinalisis: peningkatan berat jenis

4) Hemoroid

j. Makanan/ cairan

1) Sedikit mual dan muntah

2) Nyeri ulu hati

3) Penambahan berat badan 11-12 Lb

4) Membran mukosa kering: hipertrofi jaringan gusi, mudah berdarah

5) Hb dan Ht rendah mungkin ditemui (anemia fisiologis)

6) Sedikit edema dependen

7) Sedikit glikosuria mungkin ada

e. Nyeri / ketidak nyamanan

Kram kaki, nyeri tekan dan bengkak pada payudara, nyeri punggung

f. Pernafasan

1) Hidung tersumbat, mukosa lebih merah daripada normal

2) Frekwensi pernapasan dapat meningkat relatif terhadap ukuran/

tinggi uterus, pernafasan torakal

g. Keamanan

1) Suhu 98-99,6° F (36,1-37,6° C)

2) Denyut jantung janin (DJJ) terdengar dengan fetoskop

3) Gerakan janin mulai terasa, quickening (sensasi gerakan janin pada

abdomen) diantara 16 dan 20 minggu

h. Seksualitas

1) Penghentian menstruasi

2) Perubahan respon/ aktivitas seksual

3) Leukorea mungkin ada

4) Peningkatan progresif pada ukuran uterus fundus pada umbilikus

(20 – 22 minggu)

5) Perubahan payudara, pembesaran jaringan adiposa, peningkatan

vaskularitas, lunak bila di palpasi, peningkatan diameter dan

pigmentasi jaringan alveolar, hipertrofi tuberkel montgomery,

kemungkinan strie gravidarum, mulai tampak adanya kolostrum

6) Perubahn pigmentasi: kloasma, linea nigra, palmar eritema, spider

nervi

7) Tanda- tanda Goodel, Hegar, Chadwick positif

i. Interaksi social

1) Bingung/ meragukan perubahan peran yang di antisipasi

2) Tahap maturasi/ perkembangan bervariasi dan dapat mundur

dengan stresor kehamilan

3) Respon anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan

mendukung sampai disfungsional

J. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. JDL: menunjukkan animia, hemoglobinopatis ( misal : sel sabit )

2. Golongan darah: ABO dan RH untuk mengidentifikasi resiko terhadap

inkompabilitas

3. Usap vagina/ rektal : tes untuk neisseria ghonorrhea, clamydia

4. Tes serologi: menentukan adanya sifilis (RPR: rapid plasma reagen), penyakit

hubungan kelamin lain (PHS) seperti diindikasikan oleh kulit vagina, lesi,

abnormal

5. Skrinning: terhadap HIV, hepatitis, tuberculosis

6. Papaniculou smear: mengidentifikasi neoplasma, herpes simolek tipe 2

7. Urinalisis: Skrin untuk kondisi medis (misal: pemastian kehamilan, infeksi,

diabetes, penyakit ginjal )

8. Tes serum/ urin : untuk gonadotropin chorionik manusia ( HCG ) positif

9. Sonografi : ada janin setelah gestasi 8 minggu

10. Skrin glukosa serum/ 1 jam tes glukosa : < 140 mg biasanya dilakukan antara 24

dan 28 minggu pada trimester II dan III )

11. Evaluasi selanjutnya: fokus pengkajian dilakukan pada setiap kunjungan pranatal

K. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan pola nafas sehubungan dengan ketidak efektifan pergeseran difragma

karena pembesaran uterus

2. Gangguan curah jantung sehubungan dengan kebutuhan sirkulasi, perubahan

preload (penurunan aliran balik vena) dan after load (peningkatan tahanan

vaskuler perifer), hipertrofi ventrikel

3. Kelebihan volume cairan sehubungan dengan perubahan mekanisme regulator,

retensi natrium/ air

4. Ketidaknyamanan sehubungan dengan perubahan pada mekanika tubuh, efek

hormon-hormon, ketidakseimbangan elektrolit

5. Perubahan pola seksualitas sehubungan dengan konflik mengenai perubahan

hasrat seksual dan harapan, takut akan cedera fisik

6. Ketidakefektifan koping individual sehubungan dengan krisis situasi, kerentanan

pribadi dan persepsi tidak realistis

7. Gangguan citra tubuh sehubungan dengan persepsi perubahan biofisik dan respon

orang lain

8. Kurangnya pengetahuan sehubungan dengan minimnya pengalaman dan info

yang diperoleh tentang perubahan fisiologis/ psikologis yang normal pada

trimester ke II

9. Resiko tinggi pada janin (kelainan) sehubungan dengan masalah kesehatan ibu,

adanya ekspos dengan agen infeksi/ teratogen