Upload
reynaldi-pratama
View
292
Download
19
Embed Size (px)
DESCRIPTION
KESEHATAN
Citation preview
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penyakit kanker (neoplasma) merupakan penyebab kematian pertama di dunia.
Pada tahun 2005 jumlah kematian akibat penyakit kanker mencapai 58 juta jiwa. Menurut
data WHO (2005), jenis kanker yang menjadi penyebab kematian terbanyak adalah
kanker paru (mencapai 1,3 juta kematian pertahun), disusul kanker lambung
(mencapai lebih dari 1 juta kematian pertahun), kanker hati (sekitar 662.000 kematian
pertahun), kanker usus besar (655.000 kematian pertahun), dan yang terakhir
yaitu kanker payudara (502.000 kematian pertahun). Sedikitnya 1,2 juta jiwa di
Amerika Serikat didiagnosa menderita kanker setiap tahunnya. Akan tetapi
incidence rate lebih banyak terjadi di negara berkembang (Smeltzer & Bare,
2001). Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dengan prevalensi
rate penyakit kanker yang cukup tinggi.
Di wilayah ASEAN, Indonesia menempati urutan kedua setelah
Vietnam dengan kasus penyakit kanker mencapai 135.000 kasus pertahun
(WHO, 2005). Data tersebut hampir sama dengan yang ditemukan Pusat Data dan
Informasi (Pusdatin) Departemen Kesehatan RI (2004) yang menyebutkan prevalensi
penyakit kanker mencapai 100 ribu pertahun. Di Indonesia penyakit kanker menjadi
penyebab kematian kedua setelah penyakit jantung (Depkes RI, 2004).. Sebagian
manusia terkadang mengabaikan suatu gejala penyakit yang timbul dalam dirinya, sehingga
penyakit tersebut baru diketahui ketika telah mencapai stadium lanjut. Salah satu contoh
kanker akibat kebiasaan buruk ini adalah kanker lambung dimana kanker lambung ini
merupakan suatu bentuk neoplasma maligna gastrointestinal.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas timbul permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah neoplasma itu?
2. Apa macam-macam neoplasma serta bagaimana proses penyakitnya
3. Bagaimana respon imun,sel serta komplikasinya
Tugas kelompok STIkes medika cikaranng
3
4. Bagaimana konsep dasar teori teori penyakit Ca Lambung?
1.3 TUJUAN
Tujuan Umum
1. Menambah pengetahuan tentang neoplasma
2. Mengetahui mcam-macam penyakit neoplasm serta proses penyakitnya
3. Mengetahui respon imun, sel, serta komplikasinya.
4. Untuk mengetahui konsep dasar dan teori penyakit Ca lambung.
BAB II
PEMBAHASAN
NEOPLASMA
2.1. PENGERTIAN NEOPLASMA
Neoplasia secara harfiah berarti proses “pertumbuhan baru” dan suatu
pertumbuhan baru disebut neoplasma. Kata tumor semula diterapkan untuk
pembengkakan akibat peradangan. Neoplasma juga dapat memicu pembengkakan,
tetapi setelah beberapa lama pemakaian tumor untuk menerangkan hal selain
neoplasma mulai ditinggalkan. Oleh karena itu, kata ini sekarang berarti neoplasma.
Onkologi (Yunani oncos=tumor) adalah ilmu tentang tumor atau neoplasma. Kanker
adalah kata umum untuk semua tumor ganas. Meskupun asal mula asal kata ini agak
kurang jelas, diperkirakan kanker berasal dari kata lathin untuk kepiting, cancer-
Tugas kelompok STIkes medika cikaranng
4
mungkin karena kanker” melekat pada bagian apapun yang dapat dicenghkramnya
secara terus menerus, seperti kepiting”.
Onkologi ialah ilmu yang mempelajari penyakit yang disebabkan oleh
tumor. Dalam artian umum, tumor adalah benjolan atau pembengkakan abnormal
didalam tubuh, tetapi dalam artian khusus, tumor adalah benjolan yang disebabkan
neoplasma. Secara klinis secara klinis, tumor dibedakan atas golongan neoplasma dan
nonneoplasma misalnya, kista, akibat reaksi radang atau hiper trofi.
Neoplasma dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasma ganas atau kanker terjadi
karena timbul atau berkembangbiaknya sel secara tidak terkendali sehingga sel-sel ini
tumbuh terus merusak bentuk dan fungsi organ tempat tumbuhnya. Kanker karsinoma,
atau sarkoma tumbuh menyusut (infiltratif) kejaringan sekitarnya sambil merusaknya
(destruktif), dapat menyebar kelain tubuh, dan umumnya fatal jika dibiarkan. Neoplasma
jinak tumbuh dengan batas tegas dan tidak menyusup, tidak merusak, tetapi membesar
dan menekan jaringan disekitarnya (ekspansif), dan umumnya tidak bermetastasis
misalnya lifoma.
Menurut Sir Rupert Willis, Neoplasma(Tumor) adalah massa abnormal jaringan
yang pertumbuhannya berlebihan & tidak terkoordinasikan dengan pertumbuhan
jaringan normal serta terus demikian walaupun rangsangan yang memicu perubahan
tersebut telah berhenti.Klasifikasi patologi tumor dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan
miskroskopik pada jarinagan dan sel tumor. Dari pemeriksaan mikroskopik ini tampak
gambaran keganasan yang sangat bervariasi, mulai dari yang relatif jinak, ke yang
paling ganas. Pada satu organ dapat timbul satu atau lebih neoplasma yang sifatnya
berlainan. Meskipun semua dokter mengetahui apa yang maksud ketika menggunakan
Tugas kelompok STIkes medika cikaranng
5
kata neoplasma, untuk menentukan difinisi kata ini, ternyata cukup sulit. Ahli onkologi
inggris terkemuka Willis, mungkin paling mendekati, “neoplasma adalah suatu massa
abnormal jaringan, yang pertumbuhannya melebihi serta tidak terkoordinasi dengan
jaringan normal dan tetap berlebihan walaupun rangsangan yang memicunya telah
berhenti”. Kita mengetahui bahwa mneatapnya tumor karena bahkan setelah
rangsangan pemicu lenyap terjadi akibat perubahan genetik (herediter) yang diwariskan
keketurunan sel tumor. Perubahan genetik ini memungkinkan sel tumor berpoliperasi
secara berlebihan dan tidak terkendali serta menjadi otonom(independen terhadap
rangsangan pertumbuhan fisiologis).
1.2 MACAM – MACAM PENYAKIT NEOPLASMA
1. Nonneoplasma (biasanya akibat bekas dari infeksi ataupun trauma)
2. Neoplasma (tumor)
3. Kista
4. Hipertrofi
5. Ganas/maligna (kanker)
6. Karsinoma sarkoma
7. Benigna
8. Radang
a. Atas dasar sifat biologik tumor
Atas dasar sifat biologiknya tumor dapat dibedakan atas tumor yang bersifat
jinak (tumor jinak), tumor yang bersifat ganas (tumor ganas) dan tumor yang terletak
antara jinak dan ganas yang disebut “intermediate”.
Tugas kelompok STIkes medika cikaranng
6
Tumor jinak atau beligna
Tumor jinak tumbuhnya lambat dan biasanya mempunyai simpai (kapsul), tidak
tumbuh infiltrative, tidak merusak jaringan sekitarnya dan tidak menimbulkan anak
sebar pada tempat yang jauh. Tumor jinak pada umumnya dapat disembuhkan dengan
sempurna kecuali yang mensekresi horrmon atau yang terletak pada tempat yang
sangat penting, misalnya di sumsum tulang belakang yang dapat menimbulkan
paraplegia atau pada saraf otak yang menekan jaringan otak.
Tumor ganas atau maligna
Tumor ganas pada umumnya tumbuh cepat, infiltrative dan merusak jaringan
sekitarnya. Disamping itu dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran limfe atau
aliran darah dan dapat menimbulkan kematian.
Tumor intermediate
Di antara dua kelompok, terdapat segolongan tumor yang memiliki sifat invasive
local tetapi kemampuan metastasisnya kecil. Tumor demikian disebut tumor yang
agresif local atau tumor ganas berderajat rendah.Sebagai contoh ialah karsinoma sel
basal kulit.
b. Atas dasar sel atau jaringan
Tumor diklasifikasikan dan diberi nama atas dasar jaringan dasar sel tumor yaitu
Berasal dari sel totipoten
Sel totipoten adalah sel yang dapat berdeferensiasi ke dalam tiap jenis sel tubuh.
Sebagai contoh ialah zigot yang berkembang menjadi janin. Paling sering ditemui pada
gonad yaitu sel germinal. Dapat pula terjadi retroperitoneal, dimediastinum dan daerah
pineal.
Tugas kelompok STIkes medika cikaranng
7
Berasal dari sel embrional pluripoten
Sel embrional dapat berdeferensiasi ke dalam berbagai jenis sel dan sebagai
tumor akan membentuk berbagai jenis struktur alat tubuh. Sebagai contoh ialah tumor
sel embrional pluripoten yang berasal dari anak ginjal, disebut nefroblastoma, sering
berdeferensiasi ke dalam struktur yang menyerupai tubulus ginajal dan kadang-kadang
jaringan otot, tulang rawan atau tulang rudimenter. Tumor ini contohnya dapat terdapat
pada retinoblastoma, hepatoblastoma, embrional rhabdomisarcoma.
Berasal dari sel yang berdeferensiasi
Jenis sel dewasa yang bederensiasi, terdapat dalam bentuk sel alat-alat tubuh
pada kehidupan postnatal. Kebanyakan tumor pada manusia terbentuk dari sel
berdeferensiasi.
Perbedaan Neoplasma Jinak dan GanasJinak Ganas- Serupa sel asal- Tepian licin (bersimpai)- Menekan- Tumbuh perlahan- Sedikit Vaskuler- Jarang Timbul Ulang- Jarang nekrosis dan ulserasi- Jarang efek sistemik kecuali Neoplasma endokrin
- Tidak sama dengan sel asal- Tepian tidak rata- Menyusup- Tumbuh Cepat- Vaskuler/sangat Vaskuler- Sering residif setelah
dibuang- Umumnya nekrosis dan
ulserasi- Umumnya efek sistemik
1.3 PROSES PENYAKIT NEOPLASMA
Invasi lokal
Tugas kelompok STIkes medika cikaranng
8
Tumor jinak tetap berada ditempatnya berasal, tidak memiliki kemampuan
menginfiltrasi, menginvasi, atau menyebar ke tempat yang jauh seperti kanker.
Contohnya, fibroma dan adenoma berkembang secara lambat, membentuk kapsul
fibrosa yang memisahkannya dari jaringan pejamu.
Kapsul ini mungkin berasal dari stroma jaringan asli karena sel parenkim
mengalami atrofi akibat tekanan tumor yang membesar, tidak semua neoplasma jinak
memiliki kapsul.
Kanker tumbuh dengan cara menginfiltrasi, menginvasi dan penetrasi progresif ke
jaringan sekitar, tidak membentuk kapsul yang jelas. Cara pertumbuhan yang bersifat
infiltratif menyebabkan perlunya pengangkatan jaringan normal disekitar secara luas
melalui bedah.
Metastasis
Metastasis menunjukkan terbentuknya implan sekunder yang terpisah dari tumor
primer, mungkin di jaringan yang jauh. Dibandingkan ciri-ciri neoplastik lainnya,
kemampuan invasi dan metastasis menunjukkan secara pasti suatu neoplasma bersifat
ganas.
Namun, tidak semua kanker memiliki kemampuan sel bermetasis yang setara.
Secara umum, semakin anaplastik dan besar neoplasma primernya, semakin besar
kemungkinan metastasis. Namun kanker yang sangat kecil juga dapat mengakibatkan
Tugas kelompok STIkes medika cikaranng
9
metastasis, dan sebaliknya, kanker yang besar mungkin belum tentu menyebar saat
ditemukan.
Neoplasma ganas menyebar melalui salah satu :
1. Penyemaian dalam rongga tubuh
2. Penyebaran limfatik
3. Penyebaran hematogen
Penyemaian kanker terjadi bila neoplasma menginvasi rongga alami tubuh.
Misalnya karsinoma kolon dapat menembus dinding usus dan mengalami
reimplantasi di rongga peritonium.
Penyebaran limfatik lebih khas untuk karsinoma, sedangkan rute hematogen lebih
kepada sarkoma. Namun terdapat banyak hubungan antara sistem limfe dan vaskular
sehingga kanker dapat berkembang melalui salah satu atau kedua sistem.
Misalnya karsinoma paru yang timbul di saluran nafas menyebar ke kelenjar getah
bening bronkialis regional, kemudian ke kelenjar getah bening trakeobronkus dan hilus.
Karsinoma payudara biasanya timbul di kuadran luar atas dan menyebar ke kelenjar
aksila.
Penyebaran hematogen merupakan konsekuensi kanker yang paling ditakuti.
Arteri lebih sulit ditembus daripada vena. Setelah vena mengalami invasi, sel kanker
mengikuti aliran vena bersama darah, hati dan paru adalah tempat sekunder yang
paling sering terkena.
Tugas kelompok STIkes medika cikaranng
10
1.4 RESPON SEL TERHADAP PENYAKIT TRAUMA
Apoptosis ialah kematian sel terprogram yang terjadi akibat beberapa proses
fisiologik atau neoplastik.Penumpukan sel pada neoplasma,tidak hanya terjadi akibat
aktifasi gen perangsang perumbuhan atau anti-onkogen,tapi juga terjadinya mutasi gen
pengatur apoptosis. Pertumbuhan sel diatur oleh proto-onkogen dan
onkogen,sedangkan kehidupan sel diatur oleh gen perangsang dan penghambat
apoptosis.Gen penghambat apoptosis ialag bcl-2 sedangkan yang meningkatkan
apoptosis adalah bax/bad.Hubungan kedua sel in menentukan jumlah sel.1.5 RESPON IMUN TERHADAP PENYAKIT NEOPLASMA
Sistem imun adalah semua mekanisme yang di gunakan untuk mempertahankan
ke utuhan tubuh sebagi perlindungan terhadap bahaya yang dapat di timbulkan oleh
berbagai bahan dalam dalam lingkungan hidup.
Pertahanan tersebut terdiri atas sistem imun spesifik adaptive/acquired dan nonspesifik
natural/innate. Respons imun spesifik bergantung pada adanya pemaparan benda
asing, pengenalan, kemudian reaksi terhadapnya. Sebaliknya, Sebaliknya, respons
nonspesifik terjadi sesudah pemaparan inisial dan pemaparan lanjutan terhadap benda
asing. Kemudian terjadi diferensiasi selektif self dan nonself di mana respons
nonspesifik ini tidak bergantung pada pengenalan spesifik. Respons imunologik
menjalankan 3 fungsi yaitu pertahanan, homeostatis, dam pengawasan.
Sistem imun masih baru dikenal dan disebut sebagai fungsi pengawasan
diri surveillance. Fungsi pengawasan ini memonitor pengenalan jenis-jenis sel
abnormal yang secara tetap selalu timbul dalam tubuh. Sel-sel mutan ini dapat
Tugas kelompok STIkes medika cikaranng
11
terjadi secara spontan atau disebabkan oleh pengaruh virus tertentu atau zat-zat
kimia. Sistem imun diberi tugas pengenalan dan pembuangan benda-benda baru
yang di dapat yang sebagian besar dari tugas ini terjadi di permukaan sel.
Kegagalan mekanisme ini di tetapkan sebagai penyebab utama perkembangan
penyakit-penyakit neoplasma.
1.5 KOMPLIKASI PENYAKIT NEOPLASMA
Perdarahan dapat terjadi pada tumor-tumor jinak di selaput lender, misalnya
papilloma pada tractus digestivus dan tractus urinarius. Pada tumor-tumor ini dapat juga
terjadi tukak pada permukaannya yang kemudian akan diikuti oleh infeksi. Pada tumor-
tumor jinak yang bertangkai seperti pada myoma subserosum atau suatuu
cystadenoma ovarii dapat terjadi perputaran tangkai dan dapat menimbulkan rasa nyeri
yang sangat. Tumor-tumor yang bertangkai pada usus dapat menimbulkan intususepsi
(invaginasi).
Ada tiga bentuk yang umum :
Leukimia Mielogenik akut yang ditandai oleh akumulasi sel-sel mieloid
immatur dalam sumsum tulang.
Sindrom mielodisplastik yang ditandai oleh hematopoiesis yang tidak efektif
dan sitopenia yang kemudian terjadi.
Kelainan mieloproliferatif kronik yang ditandi oleh peningkatan produksi sel-
sel mieloid yang mengalami diferensiasi terminal.
Tugas kelompok STIkes medika cikaranng
12
1.6 ASKEP NEOPLASMA
BAB III
PEMBAHASAN KANKER LAMBUNG
3.1 EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi adalah pengetahuan tentang distribusi dan menentukan penyakit
dalam populasi manusia. Subjeknya mengetahuimengapa populasi atau grup yang
berbedamempunyai risiko berbeda dengan penyakityang berbeda, dimana pada gilirannya
dapatmendukung kesimpulan pada tingkat individuseperti mengapa perkembangan penyakit
padawaktu yang tertentu.Neoplasma merupakan sekumpulan selyang mengalami
perubahan secara berlebihandengan proliferasi yang tidak berguna dan tidak mempunyai
respon terhadap mekanismekontrol yang normal serta memberi pengaruhyang buruk
terhadap jaringan sekitarnya.Untuk mempelajari penyebab yangmerugikan penderita ,
metoda penelitian khusustelah berkembang secara ilmiah, sesuai etika,dan biaya yang
efektif. Epidemiologimemperbesar penelitian dasar dan klinis melaluigambaran distribusi
kanker dan identifikasisuatu penderita dengan risiko berbeda dari perkembangan
kanker.Ada dua jenis kanker yaitu kanker ganas(maligna) dengan proliferasi sel-sel kanker
yangtidak terkontrol yang merugikan fungsi organtertentu dan dapat invasi kejaringan
sekitarnyaserta dapat metastase ketempat yang jauh.Kanker jinak (benigna) terdiri dari sel-
sel yangnormal yang tidak mengadakan invasi ataumetastase ke tempat lain.Di Amerika
Serikat merupakan penyebabkematian kedua setelah penyakit jantung. Setiaptahun
dijumpai 1.000.000 kasus baru kankerganas dengan mortalitas sebesar 22%.Dengan
kemajuan Imunologi kanker, ViralOncologi, dan Molekular Biologi angkamorbiditas dan
mortalitas dapat diperkecil.
1.2 Etiologi
Penyebab dari kanker lambung masih belum diketahui, akan tetapi sejumlah factor
dihubungkan dengan penyakit tsb. Juga dipercaya bahwa actor exogen dalam lingkungan
Tugas kelompok STIkes medika cikaranng
13
seperti bahan kimia karsinogen, virus onkogenik mungkin mengambil bagian penting dalam
karsinoma lambung. Karena lambung mempunyai kontak yang lama dengan maknan,
bahan-bahan makanan sudah dikaitkan. Ada yang timbul sebagai hubungan dengan
konsumsi gram yang meningkat. Ingesti nitrat dan nitrit dlam diet tinggi protein telah
memberikan perkembangan dalam teori bahwa senyawa karsinogen seperti nitrosamine
dan nitrosamide dapat dibentuk oleh gerak pencernaan.
Penurunan kanker lambung di USA pada decade lalu dipercaya sebagai hasil
pendinginn yang meningkat yang mnyebabkan terjadinya bermacam-macam makanan
segar termasuk susu, sayuran, buah, juice, daging sapid an ikan, dengan penurunan
konsumsi makanan yang diawetkan, garam, rokok, dan makanan pedas. Jadi dipercaya
bawha pendinginan dan vit C (dlm buah segar dan sayuran) dapat menghambat
nitrokarsinogen. Factor genetic mungkin memainkan peranan dalam perkembangan kanker
lambung. Frekuensi lebih besar timbul pada individu dgn gol.darah A. Riwayat klg
meningkatkan resiko individu tetapi minimal, hanya 4% dari organ dgn karsinoma lambung
mempunyai riwayat keluarga.
1.3 ETIOLOGI
Penyebab pasti dari kanker lambung belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor
yang bisa meningkatkan perkembangan kanker lambung, meliputi hal- hal sebagai berikut:
1. Faktor predisposisi
a) Faktor genetik.
Sekitar 10% pasien yang mengalami kanker lambung memiliki hubungan
genetik. Walaupun masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi adanya mutasi dari
gen E-cadherin terdeteksi pada 50% tipe kanker lambung. Adanya riwayat keluarga
anemia pernisiosa dan polip adenomatus juga dihubungkan dengan kondisi genetik
pada kanker lambung (Bresciani, 2003).
b) Faktor umur.
Tugas kelompok STIkes medika cikaranng
14
Pada kasus ini ditemukan lebih umum terjadi pada usia 50-70 tahun, tetapi
sekitar 5 % pasien kanker lambung berusia kurang dari 35 tahun dan 1 % kurang
dari 30 tahun (Neugut, 1996).
2. Faktor presipitasi
a) Konsumsi makanan yang diasinkan, diasap, atau yang diawetkan. Beberapa studi
menjelaskan intake diet dari makanan yang diasinkan menjadi faktor utama
peningkatan kanker lambung. Sehingga menfasilitasi konversi golongan nitrat
menjadi carcinogenic nitrosamines didalam lambung. Kondisi terlambatnya
pengosongan asam lambung dan peningkatan komposisi nitrosamines didalam
lambung memberikan konstribusi terbentuknya kanker lambung (Yarbro, 2005).
b) Infeksi H. Pylori. H. Pylori adalah bakteri penyebab lebih dari 90% ulkus doudenum
dan 80% tukak lambung (fuccio, 2007). Bakteri ini menempel dipermukaan dalam
tukak lambung melalui interaksi antara membran bakteri lektin dan oligosakarida
spesifik dari glikoprotein membran sel-sel epitel lambung (fuccio, 2009). Mekanisme
utama bakteri ini dalam menginisiasi pembentukan luka adalah melalui produksi
racun VacA. Racun VacA bekerja dalam menghancurkan keutuhan sel-sel tepi
lambung melalui berbagai cara; diantaranya melalui pengubahan fungsi
endolisosom, peningkatan permeabilitas sel, pembentukan pori dalam membran
plasma, atau apoptosis (pengaktifan bunuh diri sel). Pada beberapa individu, H.
Pylori juga menginfeksi bagian badan lambung. Bila kondisi ini sering terjadi, maka
akan menghasilkan peradangan yang lebih luas yang tidak hanya memengaruhi
ulkus didaerah badan lambung, tetapi juga meningkatkan risiko kanker lambung.
Peradangan dilendir lambung juga merupakan faktor risiko tipe khusus tumor limfa
(lymphatic neoplasm) dilambung, atau disebut dengan limfoma MALT (Mucosa
Lymphoid Tissue). Infeksi H. Pylori berperan penting dalam menjaga kelangsungan
tumor dengan menyebabkan dinding atrofi dan perubahan metaplastik pada dinding
lambung (santacroce, 2008).
Tugas kelompok STIkes medika cikaranng
15
c) Mengkonsumsi rokok dan alkohol. Pasien dengan konsumsi rokok lebih dari 30
batang sehari dan kombinasi dengan konsumsi alkohol kronik akan meningkatkan
risiko kanker lambung (Gonzalez, 2003).
d) NSAIDs. Inflamasi polip lambung bisa terjadi pada pasien yang mengkonsumsi
NSAIDs dalam jangka waktu yang lama dalam hal ini (polip lambung) dapat menjadi
prekursor kanker lambung. Kondisi polip lambung berulang akan meningkatkan
risiko kanker lambung (Houghton, 2006).
e) Anemia pernisiosa. Kondisi ini merupakan penyakit kronis dengan kegagalan
absorpsi kobalamin (vitamin B12), disebabkan oleh kurangnya faktor instrinsik
sekresi lambung, kombinasi anemia pernisiosa dengan infeksi H. Pylori memberikan
konstribusi penting terbentuknya tumorigenesis pada dinding lambung (Santacroce,
2008).
Kanker lambung dapat timbul oleh penyebab sebagai berikut :
1, Gastritis kronis.
2. Faktor infeksi (oleh kuman H. Pylory).
3. Herediter.
4. Sering Makan daging hewan dengan cara dipanggang atau dibakar atau diasapkan.
5. Sering makan makanan yang terlalu pedas.
6. Kurang makanan yang mengandung serat.
7. Makan makanan yang memproduksi bahan karsinogenik dan ko-karsinogenik.
1.4 PATOFISIOLOGI
Beberapa factor dipercaya menjadi precursor kanker yang mungkin yaitu polip,
anemia pernisiosa, prostgastrektomi, gastritis atrofi kronis dan ulkus lambung. Diyakini
bahwa ulkus lambung tidak mempengaruhi individu menderita kanker lambung, tetapi
Tugas kelompok STIkes medika cikaranng
16
kanker lambung mungkin ada bersamaan dgn ulkus lambung dan tidak ditemukan ada
bersaman dgn ulkus lambung dan tidak ditemukan pada pemeriksaan diagnostic awal.
Kanker lambung adalah adenokarsinoma yang muncul plg sering sebagai massa
irregular dengan penonjolan ulserasi sentral yang dalam ke lumen dan menyerang lumen
dinding lambung. Tumor mungkin menginfiltrasi dan menyebabkan penyempitan lumen
yang paling sering di antrum. Infiltrasi dapat melebar keseluruh lambung, menyebabakan
kantong tidak dapat meregang dengan hilangnya lipatan normal dan lumen yg sempit, tetapi
hal ini tidak lazim. Desi polipoid juga mungkin timbul dan menyebabkan sukar u/
membedakan dari polip benigna pada X-ray. Kanker lambung mungkin timbul sebagai
penyebaran tumor superficial yang hanya melibatkan prmukaan mukosa dan menimbulkan
keadaan granuler walupun hal ini jarang. Kira-kira 75% dari karsinom ditemukan pada 1/3
distal lambung, selain itu menginvasi struktur local seperti bag.bawah dari esophagus,
pancreas, kolon transversum dan peritoneum. Metastase timbul pada paru, pleura, hati,
otak dan lambung.
1.5 PATOFISIOLOGIS
Seperti pada umumnya tumor ganas ditempat lain penyebab tumor gaster juga
belum diketahui secara pasti. Faktor yag mempermudah timbulnya tumor ganas gaster
adalah perubahan mukosa yang abnormal antara lain seperti gastritis atropik, polip di
gaster, dan anemia pernisiosa. Di samping itu juga pengaruh keadaan lingkungan mungkin
memegang peran penting terutama pada penyakit gaster seperti dinegara Jepang, Chili,
Irlandia, Australia, Rusia dan Skandinavia. Ternyata pada orang jepang yang telah lama
meninggalkan jepang, frekuensi tumor ganas gaster lebih rendah. Dapat disimpulkan bahwa
kebiasaaan hidup mempunyai peran penting, makanan panas dapat merupakan faktor
timbulnya tumor ganas seperti juga makanan yang di asap, ikan asin yang mungkin
mempermudah timbuknya tumor ganas gaster. Selain itu faktor lain yang mempengaruhi
adalah faktor herediter, dan faktor infeksi H. Pylori. Karsinoma gaster berasal dari
pertumbuhan epitel pada membran mukosa gaster. Kabanyakan karsinoma gaster
Tugas kelompok STIkes medika cikaranng
17
berkembang pada bagian bawah gaster. Sedangkan pada atrofi gaster disapatkan bagian
atas gaster dan secara multisenter.
Karsinoma gaster terlihat beberapa bentuk yaitu :
1. Seperempatnya berasal dari propria yang berbentuk fungating yang tumbuh ke
lumen sebagai massa.
2. Seperempatnya berbentuktumor yang berulserasi.
3. Massa yang tumbuh melalui dinding menginvasi lapisan otot.
4 Penyebarannya melalui dinding yang disemari penyebaran pada permukaan.
5.Bentuk linisplastika.
6. Sepertiganya karsinoma berbagai bentuk di atas.
Prognosis yang baik berhubungan dengan bentuk polipoid dan kemudian
berbentuk ulserasi dan yang paling jelek ada bentuk scirrhous. Penyebaran karsinoma
gaster sering kehati, arteri hepatika dan celiac, pankreas dan hilus selitar limpa. Dapat juga
mengenai tulang, paru, otak dan bagian lain saluran cerna.
1.6 KLASIFIKASI
1. Early gastric cancer (tumor ganas lambung dini).
Berdasarkan hasil pemeriksaan radiologi, gastroskopi dan pemeriksaan histopatologis dapat
dibagi atas :
a. Tipe I (pritrured type)
Tumor ganas yang menginvasi hanya terbatas pada mukosa dan sub mukosa
yang berbentuk polipoid. Bentuknya ireguler permukaan tidak rata, perdarahan
dengan atau tanpa ulserasi.
b. Tipe II (superficial type)
Tugas kelompok STIkes medika cikaranng
18
Dapat dibagi atas 3 sub tipe.
1) Elevated type
Tampaknya sedikit elevasi mukosa lambung. Hampir seperti tipe I, terdapat
sedikit elevasi dan lebih meluas dan melebar.
2) Flat type
Tidak terlihat elevasi atau depresi pada mukosa dan hanya terlihat perubahan
pada warna mukosa.
3)Depressed type
Didapatkan permukaan yang iregular dan pinggir tidak rata (iregular)
hiperemik / perdarahan.
c. Type III. (Excavated type)
Menyerupai Bormann II (tumor ganas lanjut) dan sering disertai kombinasi
seperti IIC + III atauIII + IIc dan IIa + IIc
1. Advanced gastric cancer (tumor ganas lanjut).
Menurut klasifikasi Bormann dapat dibagi atas :
a. Bormann I.
Bentuknya berupa polipoid karsinoma yang sering juga disebut sebagai
fungating dan mukosa di sekitar tumor atropik dan iregular.
b. Bormann II
Tugas kelompok STIkes medika cikaranng
19
Merupakan Non Infiltrating Carsinomatous Ulcer dengan tepi ulkus serta mukosa
sekitarnya menonjol dan disertai nodular. Dasar ulkus terlihat nekrotik dengan
warna kecoklatan, keabuan dan merah kehitaman. Mukosa sekitar ulkus tampak
sangat hiperemik.
c. Bormann III.
Berupa infiltrating Carsinomatous type, tidak terlihat bats tegas pada dinding dan
infiltrasi difus pada seluruh mukosa.
d. Bormann IV
Berupa bentuk diffuse Infiltrating type, tidak terlihat batas tegas pada dinding dan
infiltrasi difus pada seluruh mukosa.
1.7 TANDA DAN GEJALA
Pada tahap awal kanker lambung, gejala mungkin tidak ada. Beberapa penelitian
telah menunjukkan bahwa gejala awal, seperti nyeri yang hilang dengan antasida, dapat
menyerupai gejala pada pasien ulkus benigna. Gejala penyakit progresif dapat meliputi:
1. Nyeri
2. Penurunan Berat badan.
3. Muntah
4. Anoreksia.
5. Disfagia.
6. Nausea.
7. Kelemahan.
8. Hematemasis.
9. Regurgitasi.
10. Mudah kenyang.
11. Asites ( perut membesar).
12. Keram abdomen
13. Darah yang nyata atau samar dalam tinja
14. Pasien mengeluh rasa tidak enak pada perut terutama sehabis makan.
Tugas kelompok STIkes medika cikaranng
20
1.8 PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dapat membantu diagnosis seperti penurunan berat badan,
anemia, teraba massa di epigastrium, jika telah metastasisi ke hati akan terba hati yang
irreguler, dan terkadang terba kelenjar limfe klavikula.
1.9 PEMERIKASAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisis dapat membantu diagnosis berupa berat badan menurun dan
anemia. Didaerah epigastrium mungkin ditemukan suatu massa dan jika telah terjadi
metastasis ke hati, teraba hati yang iregular, dan kadang-kadang kelenjar limfe klavikula
teraba.
2. Radiologi.
Pemeriksaan radiologi yang penting adalah pemeriksaan kontras ganda dengan
berbagai posisi seperti telentang. Tengkurap, oblik yang disertai dengan komprsi.
3. Gastroskopi dan Biopsi.
Pemeriksaan gastroskopi banyak sekali membantu diagnosis untuk melihat
adanya tumor gaster. Pada pemeriksaan Okuda (1969) dengan biopsi ditemukan 94 %
pasien dengan tumor ganas gaster sedangkan dengan sitologi lavse hanya didapatkan
50 %.
4.Pemeriksaan darah pada tinja.
Pada tumor ganas sering didapatkan perdarahan dalam tinja (occult blood),
untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan tes Benzidin.
5.Sitologi.
Tugas kelompok STIkes medika cikaranng
21
Pemeriksaan Papanicolaou dari cairan lambung dapat memastikan tumor ganas
lambung dengan hasil 80 – 90 %. Tentu pemeriksaan ini perlu dilengkapi dengan
pemeriksaan gastroskopi dan biopsi.
1.10 PENATALAKSANAAN
1. Bedah
jika penyakit belum menunjukkan tanda penyebaran, pilihan terbaik adalah
pembedahan. Walaupun telah terdapat daerah sebar, pembedahab sudah dapat
dilakukan sebagai tindakan paliatif. Reaksi kuratif akan berhsil bila tidak ada tanda
metastasis di tempat lain, tidak ada sisa Ca pada irisan lambung, reseksi cairan
sekitar yang terkena, dari pengambilan kelenjar limfa secukupnya.
2 Radiasi
3.Pengobatan dengan radiasi memperlihatkan kurang berhasil.
2. Kemoterapi
Pada tumor ganas dapat dilakukan pemberian obat secara tunggal atau kombinsi
kemoterapi. Di antara obat yang di gunakan adalah 5 FU, trimetrexote, mitonisin C,
hidrourea, epirubisin dan karmisetin dengan hasil 18 – 30 %.
2.7 KOMPLIKASI
1. Perforasi
Dapat terjadi perforasi akut dan perforasi kronik.
2. Hematemesis.
Tugas kelompok STIkes medika cikaranng
22
Hematemesis yang masif dan melena dapat terjadi pada tumor ganas lambung
sehingga dapat menimbulkan anemia.
3. Obstruksi.
Dapat terjadi pada bagian bawah lambung dekat daerah pilorus yang disertai keluhan
muntah-muntah.
4. Adhesi.
Jika tumor mengenai dinding lambung dapat terjadi perlengketan dan infiltrasi dengan
organ sekitarnya dan menimbulkan keluhan nyeri perut
2.12 KUALITAS HIDUP PADA PASIEN DENGAN KANKER
A. Malnutrisi pada pasien kanker
Malnutrisi terjadi pada mayoritas pasien kanker dan ini penyebab tersering
morbiditas dan mortalitas. Kaheksia kanker adalah satu bentuk malnutrisi yang
berhubungan dengan kanker. Keadaan ini ditandai dengan penurunan berat badan yang
tidak disadari dengan berkurangnya massa tubuh dan otot.10
Pasien kanker yang mengalami penurunan berat badan 5% atau lebih mempunyai
harapan hidup yang lebih pendek dibandingkan dengan yang tidak mengalami penurunan
berat badan. Penurunan berat badan menurunkan toleransi terhadap radiasi, kemoterapi
dan pembedahan. Kaheksia menurunkan status performance dan kualitas hidup.11Pasien
dengan penurunan berat badan mempunyai respon kemoterapi yang jelek dan mengalami
peningkatan terjadinya toksisitas.
Berbagai penyebab kaheksia kanker belum dapat dipastikan diduga penyebabnya
multifaktorial. Secara garis besar yang diduga sebagai penyebab kaheksia kanker ialah:
anoreksia, perubahan metabolisme, malnutrisi iatrogenik malabsorbsi dan sitokin. Kaheksia
dicurigai bila dijumpai adanya penurunan berat badan yang tidak disadari 5% atau lebih
dalam 6 bulan , terutama bila disertai dengan penurunan masa otot.
Tugas kelompok STIkes medika cikaranng
23
Pemeriksaan laboratorium untuk evaluasi status nutrisi, pemeriksaan protein
dengan waktu paruh pendek (transferin dan transthyretin) dan analisa metabolit urin
(kreatinin), tetapi pemeriksaan ini mempunyai keterbatasan pada pasien kanker oleh karena
malnutrisi yang berlangsung kronik. Serum albumin salah satu parameter yang sering
digunakan oleh karena murah dan akurat pada pasien tanpa penyakit hati dan ginja
Anoreksia sering dijumpai pada pasien kanker, dengan insiden 15%-40% pada saat
didiagnosa.13 Anoreksia merupakan penyebab utama terjadinya kaheksia pada pasien
kanker. Penyebab dan mekanisme anoreksia pada pasien kanker sampai sekarang belum
diketahui secara jelas. Produk metabolit kanker juga dapat menyebabkan anoreksia.
Metabolit kanker juga dapat menyebabkan perubahan rasa kecap. Stress psikologis yang
terjadi pada pasien kanker memegang peran penting dalam terjadinya anoreksia. Obstruksi
mekanik pada traktus gastrointestinal, nyeri, depresi, konstipasi, malabsorbsi, efek samping
pengobatan seperti opiat, radioterapi dan kemoterapi dapat menurunkan asupan makanan.
Pengobatan dengan anti kanker juga penyebab tersering terjadinya malnutrisi.
Kemoterapi dapat menyebabkan mual, muntah, kram perut dan kembung, mucositis dan
ileus paralitik. Beberapa antineoplastik seperti fluorourasil, adriamysin, methotrexate dan
cisplatin menginduksi komplikasi gastrointestinal yang berat.
B. Perubahan metabolisme
Metabolisme energi berkaitan erat dengan metabolisme karbohidrat, protein dan
lemak. Pada pasien kanker metabolisme zat tersebut mengalami perubahan dan
berpengaruh terhadap terjadinya penurunan berat badan. Hipermetabolisme, didefinisikan
dengan meningkatnya pengeluaran energi pada saat istirahat. Peningkatan metabolisme ini
sampai 50% lebih tinggi dibandingkan dengan pasien bukan kanker. Tetapi peningkatan
metabolisme tersebut tidak terjadi pada semua pasien kanker. Beberapa penelitian
melaporkan peningkatan metabolisme ini berhubungan dengan penurunan status nutrisi dan
jenis serta besar tumor. Perubahan metabolisme karbohidrat yang sering terjadi adalah
intoleransi glukosa, diduga akibat dari peningkatan resisitensi insulin dan pelepasan insulin
Metabolisme protein pada pasien kanker terjadi peningkatan turn over, peningkatan
sintesis protein di hati, penurunan sintesis protein di otot skelet dan peningkatan
Tugas kelompok STIkes medika cikaranng
24
pemecahan protein otot yang berakibat terjadinya wasting. Peningkatan glukoneogenesis
dari asam amino dan penggunaan asam amino oleh sel kanker untuk sintesis protein juga
merupakan keadaan yang menyebabkan penurunan massa otot.
Perubahan metabolisme lemak yang paling utama adalah metabolisme asam lemak
bebas dari jaringan adiposa dan deplesi lemak tubuh total. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa penurunan berat badan pada pasien kanker sebagian besar
disebabkan deplesi lemak tubuh.
C. Sitokin
Berberapa sitokin diketahui mempunyai peran dalam terjadinya kaheksia pada
pasien kanker. Sitokin merupakan polipeptida yang diproduksi limfosit dan makrofag
sebagai respon imun endogen terhadap tumor. Beberapa sitokin yang berperan antara lain
IL-1, IL-2, TNF dan interferon gamma. Sitokin dapat mempengaruhi status nutrisi dan
metabolisme pasien kanker dengan menyebabkan penurunan nafsu makan, stimulasi laju
metabolisme basal, stimulasi ambilan glukosa, mobilisasi lemak serta cadangan protein.
BAB IIIPENUTUP
3.1 Kesimpulan
Neoplasia secara harfiah berarti proses “pertumbuhan baru” dan suatu pertumbuhan
baru disebut neoplasma. Kata tumor semula diterapkan untuk pembengkakan akibat
peradangan.
Macam – Macam Penyakit Neoplasma :
1. Nonneoplasma (biasanya akibat bekas dari infeksi ataupun trauma)
2. Neoplasma (tumor)
3. Kista
Tugas kelompok STIkes medika cikaranng
25
4. Hipertrofi
5. Ganas/maligna (kanker)
6. Karsinoma sarkoma
7. Benigna
8. Radang
Atas dasar sifat biologiknya tumor dapat dibedakan menjadi :
Tumor jinak atau beligna
Tumor ganas atau maligna
Tumor intermediate (Antara Jinak dan Ganas)
Atas Dasar Sel atau Jaringan
Berasal dari sel totipoten
Berasal dari sel embrional pluripoten
Berasal dari sel yang berdeferensiasi
Dan Penyebab dari karsinoma Gaster sampai saat ini belum diketahui secara
pasti. Namun para penyelidik berpendapat bahwa komposisi makanan merupakan faktor
penting dalam kejadian karsinoma Gaster. Makanan tersebut seperti ;
1. Gastritis kronis.
2. Faktor infeksi (oleh kuman H. Pylory).
3. Herediter.
4. Sering Makan daging hewan dengan cara dipanggang atau dibakar atau diasapkan.
5. Sering makan makanan yang terlalu pedas.
6. Kurang makanan yang mengandung serat.
7. Makan makanan yang memproduksi bahan karsinogenik dan ko-karsinogenik.
Tugas kelompok STIkes medika cikaranng