21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia menangkap informasi dari lingkungan sekitar yang berupa rangsangan untuk dapat melangsungkan hidupnya dengan baik. Rangsangan tersebut nantinya akan ditangkap oleh alat-alat tubuh yang memiliki fungsi khusus tertentu bernama indera. Alat indera pada pada manusia terdiri dari 5 alat indera, yaitu mata, hidung, telinga, kulit, dan lidah. Dengan adanya alat indera ini, manusia dapat memberikan respon sesuai dengan keinginan. Oleh karena itu alat-alat indera sangat dibutuhkan oleh kita. Tanpa alat indera sebagai reseptor dalam tubuh, kita tidak mungkin menyadari perubahan suhu, kita juga tidak mungkin mendengar atau melihat sesuatu. Rangsangan dari lingkungan luar dapat berupa gelombang suara. Alat indera yang berperan dalam hal ini adalah telinga. Telinga merupakan salah satu organ yang dapat mendeteksi suara dari luar. Selain sebagai alat indera pendengaran, telinga juga berfungsi sebagai alat keseimbangan. 1

Makalah Indera Pendengaran

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah Indera Pendengaran

Citation preview

Page 1: Makalah Indera Pendengaran

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia menangkap informasi dari lingkungan sekitar yang berupa

rangsangan untuk dapat melangsungkan hidupnya dengan baik. Rangsangan

tersebut nantinya akan ditangkap oleh alat-alat tubuh yang memiliki fungsi

khusus tertentu bernama indera. Alat indera pada pada manusia terdiri dari 5

alat indera, yaitu mata, hidung, telinga, kulit, dan lidah. Dengan adanya alat

indera ini, manusia dapat memberikan respon sesuai dengan keinginan. Oleh

karena itu alat-alat indera  sangat dibutuhkan oleh kita. Tanpa alat indera

sebagai reseptor dalam tubuh, kita tidak mungkin menyadari perubahan suhu,

kita juga tidak mungkin mendengar atau melihat sesuatu.

Rangsangan dari lingkungan luar dapat berupa gelombang suara. Alat

indera yang berperan dalam hal ini adalah telinga. Telinga merupakan salah

satu organ yang dapat mendeteksi suara dari luar. Selain sebagai alat indera

pendengaran, telinga juga berfungsi sebagai alat keseimbangan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana reseptor dan lintasan indera pendengaran?

2. Bagaimana mekanisme dan persepsi indera pendengaran?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui reseptor dan lintasan indera pendengaran.

2. Untuk mengetahui mekanisme dan persepsi indera pendengaran.

1

Page 2: Makalah Indera Pendengaran

BAB II

PEMBAHASAN

A. Reseptor dan Lintasan Indera Pendengaran

Telinga mengandung reseptor untuk 2 jenis sensorik : pendengaran dan

keseimbangan. Pendengaran :  telinga luar, telinga tengah dan kochlea.

Keseimbangan : canalis semisirkuler, utrikulus dan sacculus. Telinga terdiri

dari telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.

1. Telinga luar

Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna, aurikula), saluran

telinga luar (meatus akustikus eksternus) dan selaput gendang (membrane

tympani), bagian telinga ini berfungsi untuk menerima dan menyalurkan

getaran suara atau gelombang bunyi sehingga menyebabkan bergetarnya

membran tympani. Meatus akustikus eksternusterbentang dari telinga luar

sampai membrane tympani. Meatus akustikus eksternus tampak sebagai

saluran yang sedikit sempit dengan dinding yang kaku. Satu per tiga luas

meatus disokong oleh tulang rawan elastis dan sisanya dibentuk oleh

tulang rawan temporal. Meatus dibatasi oleh kulit dengan sejumlah

rambut, kelenjar Sebasea, dan sejenis kelenjar keringat yang telah

mengalami modifikasi menjadi kelenjar seruminosa, yaitu kelenjar apokrin

tubuler yang berkelok-kelok yang mennnghasilkan zat lemak setengah

padat berwarna kecoklat-coklatan yang dinamakan serumen (minyak

telinga). Serumen berfungsi menangkap debu dan mencegah infeksi.

Pada ujung dalam meatus akustikus eksternus terbentang

membrane tympani. Dia diliputi oleh lapisan luar epidermis yang tipis dan

pada permukaan dalamnya diliputi oleh epitel selapis kubus. Antara dua

epitel yang melapisi terdapat jaringan ikat kuat yang terdiri atas serabut-

serabut kolagen dan elastin serta fibroblast. Pada kuadran depan atas

2

Page 3: Makalah Indera Pendengaran

membran atas tympani tidak mengandung serabut dan lemas, membentuk

membran shrapnell.

2. Telinga Tengah (kavum tympanikus)

Telinga tengah merupakan suatu rongga kecil dalam tulang pelipis

(tulang temporalis) yang berisi tiga tulang pendengaran (osikula),

yaitu maleus (tulang martil), inkus (tulang landasan), dan stapes (tulang

sanggurdi). Ketiganya saling berhubungan melalui persendian . Tangkai

maleus melekat pada permukaan dalam membran tympani, sedangkan

bagian kepalanya berhubungan dengan inkus. Selanjutnya, inkus

bersendian dengan stapes. Stapes berhubungan dengan membran pemisah

antara telinga tengah dan telinga dalam, yang disebut fenestra

ovalis (tingkap jorong/ fenestra vestibule). Di bawah fenesta ovalis

terdapat tingkap bundar atau fenesta kokhlea, yang tertutup oleh membran

yang disebut membran tympani sekunder.

Telinga tengah dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang terletak

pada lamina propria yang tipis yang melekat erat pada periosteum yang

berdekatan. Dalam telinga tengah terdapat dua otot kecil yang melekat

pada maleus dan stapes yang mempunyai fungsi konduksi suara . maleus,

inkus, dan stapes diliputi oleh epitel selapis gepeng.

Telinga tengah berhubungan dengan rongga faring melalui saluran

eustachius (tuba auditiva), yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan

tekanan antara kedua sisi membrane tympani. Tuba auditiva akan

membuka ketika mulut menganga atau ketika menelan makanan. Ketika

terjadi suara yang sangat keras, membuka mulut merupakan usaha yang

baik untuk mencegah pecahnya membran tympani. Karena ketika mulut

terbuka, tuba auditiva membuka dan udara akan masuk melalui tuba

auditiva ke telinga tengah, sehingga menghasilkan tekanan yang sama

antara permukaan dalam dan permukaan luar membran tympani.

3

Page 4: Makalah Indera Pendengaran

3. Telinga Dalam (labirin)

Telinga dalam merupakan struktur yang kompleks, terdiri dari

serangkaian rongga-rongga tulang dan saluran membranosa yang berisi

cairan. Saluran-saluran membranosa membentuk labirin membranosa dan

berisi cairan  endolimfe,  sedangkan rongga-rongga tulang yang di

dalamnya berada labirin membranosa disebut labirin tulang (labirin

osseosa). Labirin tulang berisi cairan  perilimfe.  Rongga yang terisi

perilimfe ini merupakan terusan dari rongga subarachnoid selaput otak,

sehingga susunanz peri limfe mirip dengan cairan serebrospinal. Labirin

membranosa dilekatkan pada periosteum oleh lembaran-lembaran jaringan

ikat tipis yang mengandung pembuluh darah. Labirin membranosa sendiri

tersusun terutama oleh selapis epitel gepeng dikelilingi oleh jaringan-

jaringan ikat.

Labirin terdiri atas tiga saluran yang kompleks, yaitu vestibula,

kokhlea (rumah siput) dan 3 buah kanalis semisirkularis (saluran setengah

lingkaran) yaitu :

a) Vestibula merupakan rongga di tengah labirin, terletak di belakang

kokhlea dan di depan kanalis semisirkularis. vestibula berhubungan

dengan telinga tengah melalui fenesta ovalis (fenestra vestibule).

vestibule bagian membran terdiri dari dua kantung kecil,

yaitu sakulus dan utikulus. pada sakulus dan utikulus terdapat dua

struktur khusus yang disebut makula akustika, sebagai indra

keseimbangan statis (orientasi tubuh terhadap tarikan gravitasi). sel-sel

reseptor dalam organ tersebut berupa sel-sel rambut, yang didampingi

oleh sel-sel penunjang. bagian atas sel tersebut tertutup oleh membran

yang mengandung butir-butiran kecil kalsium karbonat (caco3) yang

disebutotolit. perubahan posisi kepala yang menimbulkan tarikan

gravitasi, menyebabkan akan menyampaikan impuls saraf ke cabang

vestibular dari saraf vestibulokokhlear yang terdapat pada bagian dasar

sel-sel tersebut, yang akan meneruskan impuls saraf tersebut ke pusat

keseimbangan di otak.

4

Page 5: Makalah Indera Pendengaran

b) Kanalis semisiskularis merupakan 3 saluran bertulang yang terletak di

atas belakang vestibula. salah satu ujung dari masing-masing saluran

tersebut menggembung, disebut ampula. masing-masing ampula

berhubungan dengan utrikulus. pada ampula terdapat krista akustika,

sehingga organ indra keseimbangan dinamis (untuk mempertahankan

posisi tubuh dalam melakukan respon terhadap gerakan). seperti pada

vestibula sel-sel reseptor dalam krista akustika juga berupa sel-sel

rambut yang didampingi oleh sel-sel penunjang, tetapi di sini tidak

terdapat otolit. sel-sel reseptor disini distimulasi oleh

gerakan endolimfe. ketika kepala bergerak akibat terjadinya perputaran

tubuh, endolimfe akan mengalir di atas sel-sel rambut. sel-sel rambut

menerima ransangan tersebut dan mengubahnya menjadi impuls saraf.

sebagai responnya, otot-otot berkonsraksi untuk mempertahankan

keseimbangan tubuh pada posisi yang baru.

c) Kokhlea membentuk bagian anterior labirin, terletak di depan

vestibula. berbentuk seperti rumah siput, berupa saluran berbentuk

spiral yang terdiri dari 2 ¾ lilitan, mengelilingi bentukan kerucut yang

disebut mediolus. penampang melintang kokhlea menunjukkan bahwa

kokhlea terdiri dari tiga saluran yang berisi cairan. tiga saluran tersebut

adalah:

- Saluran vestibular (skala vestibular): di sebelah atas mengandung

perilimfe, berakhir pada tingkap jorong.

- Saluran tympani (skala tympani): di sebelah bawah mengandung

perilimfe berakhir pada tingkap bulat.

- Saluran kokhlear (skala media): terletak di antara skala vestibular

dan skala tympani, mengandung endolimfe.

Skala media dipisahkan dengan skala vestibular oleh membran

vestibularis (membran reissner), dan dipisahkan dangan skala tympani

oleh membran basilaris.

5

Page 6: Makalah Indera Pendengaran

Pada membran basilaris inilah terdapat indra pendengar,

yaitu organ corti. Sel reseptor bunyi pada organ ini berupa sel rambut yang

didimpingi oleh sel penunjang.Akson-akson dari sel-sel rambut menyusun

diri membentuk cabang kokhlear dari saraf vestibulokokhlear (saraf

kranial ke VIII) yang menghantarkan impuls saraf ke pusat pendengaran/

keseimbangan di otak.

Getaran suara dapat sampai pada organ corti melalui lintasan

sebagai berikut: Getaran suara memasuki liang telinga, menekan membran

tympani   melintas melalui tulang-tulang pendengaran, menekan tingkap

jorong, menimbulkan gelombang pada jaringan perilimfe, menekan

membran vestibularis dan skala basilaris dan merangsang sel-sel rambut

pada organ corti. Di sinilah mulai terjadi pembentukan impuls saraf.

B. Mekanisme dan Persepsi Indera Pendengaran

Proses pendengaran terjadi mengikuti alur sebagai berikut: gelombang

suara mencapai membran tympani. Gelombang suara yang bertekanan tinggi

dan rendah berselang seling menyebabkan gendang telinga yang sangat peka

tersebut menekuk keluar-masuk seirama dengan frekuensi gelombang suara.

Ketika membran timpani bergetar sebagai respons terhadap gelombang suara,

rantai tulang-tulang tersebut juga bergerak dengan frekuensi sama,

memindahkan frekuensi gerakan tersebut dari membrana timpani ke jendela

oval. Tulang stapes yang bergetar masuk-keluar dari tingkat oval

menimbulkan getaran pada perilymph di scala vestibuli. Oleh karena luas

permukaan membran tympani 22 kali lebih besar dari luas tingkap oval, maka

terjadi penguatan tekanan gelombang suara15-22 kali pada tingkap oval.

Selain karena luas permukaan membran timpani yang jauh lebih besar, efek

dari pengungkit tulang-tulang pendengaran juga turut berkontribusi dalam

peningkatan tekanan gelombang suara.

Gerakan stapes yang menyerupai piston terhadap jendela oval

menyebabkan timbulnya gelombang tekanan di kompartemen atas. Karena

cairan tidak dapat ditekan, tekanan dihamburkan melalui dua cara sewaktu

6

Page 7: Makalah Indera Pendengaran

stapes menyebabkan jendela oval menonjol ke dalam yaitu, perubahan posisi

jendela bundar dan defleksi membrana basilaris.

Pada jalur pertama, gelombang tekanan mendorong perilimfe ke depan

di kompartemen atas, kemudian mengelilingi helikoterma, dan ke

kompartemen bawah, tempat gelombang tersebut menyebabkan jendela

bundar menonjol ke luar untuk mengkompensasi peningkatan tekanan. Ketika

stapes bergerak mundur dan menarik jendela oval ke luar, perilimfe mengalir

ke arah yang berlawanan mengubah posisi jendela bundar ke arah dalam.

Pada jalur kedua, gelombang tekanan frekuensi yang berkaitan dengan

penerimaan suara mengambil jalan pintas. Gelombang tekanan di

kompartemen atas dipindahkan melalui membrana vestibularis yang tipis, ke

dalam duktus koklearis dan kemudian melalui mebrana basilaris ke

kompartemen bawah, tempat gelombang tersebut menyebabkan jendela

bundar menonjol ke luar-masuk bergantian.

Membran basilaris yang terletak dekat telinga tengah lebih pendek dan

kaku, akan bergetar bila ada getaran dengan nada rendah. Hal ini dapat

diibaratkan dengan senar gitar yang pendek dan tegang, akan beresonansi

dengan nada tinggi. Getaran yang bernada tinggi pada perilymp scala vestibuli

akan melintasi membrana vestibularis yang terletak dekat ke telinga tengah.

Sebaliknya nada rendah akan menggetarkan bagian membrana basilaris di

daerah apex. Getaran ini kemudian akan turun ke perilymp scala tympani,

kemudian keluar melalui tingkap bulat ke telinga tengah untuk diredam.

Karena organ corti menumpang pada membrana basilaris, sewaktu

membrana basilaris bergetar, sel-sel rambut juga bergerak naik turun dan

rambut-rambut tersebut akan membengkok ke depan dan belakang sewaktu

membrana basilaris menggeser posisinya terhadap membrana tektorial.

Perubahan bentuk mekanis rambut yang maju mundur ini menyebabkan

saluran-saluran ion gerbang mekanis di sel-sel rambut terbuka dan tertutup

secara bergantian. Hal ini menyebabkan perubahan potensial depolarisasi dan

hiperpolarisasi yang bergantian. Sel-sel rambut berkomunikasi melalui sinaps

kimiawi dengan ujung-ujung serat saraf aferen yang membentuk saraf

7

Page 8: Makalah Indera Pendengaran

auditorius (koklearis). Depolarisasi sel-sel rambut menyebabkan peningkatan

kecepatan pengeluaran zat perantara mereka yang menaikan potensial aksi di

serat-serat aferen. Sebaliknya, kecepatan pembentukan potensial aksi

berkurang ketika sel-sel rambut mengeluarkan sedikit zat perantara karena

mengalami hiperpolarisasi (sewaktu membrana basilaris bergerak ke bawah).

Perubahan potensial berjenjang di reseptor mengakibatkan perubahan

kecepatan pembentukan potensial aksi yang merambat ke otak. Impuls

kemudian dijalarkan melalui saraf otak statoacustikus (saraf pendengaran) ke

medulla oblongata kemudian ke colliculus. Persepsi auditif terjadi setelah

proses sensori auditif.

Sensori auditif diaktifkan oleh adanya rangsang bunyi atau suara.

Persepsi auditif berkaitan dengan kemampuan otak untuk memproses dan

menginterpretasikan berbagai bunyi atau suara yang didengar oleh telinga.

Kemampuan persepsi auditif yang baik memungkinkan seorang anak dapat

membedakan berbagai bunyi dengan sumber, ritme, volume, dan pitch yang

berbeda. Kemampuan ini sangat berguna dalam proses belajar membaca.

Persepsi auditif mencakup kemampuan-kemampuan berikut :

- Kesadaran fonologis yaitu kesadaran bahwa bahasa dapat dipecah ke

dalam kata, suku kata, dan fonem (bunyi huruf).

- Diskriminasi auditif yaitu kemampuan mengingat perbedaan antara bunyi-

bunyi fonem dan mengidentifikasi kata-kata yang sama dengan kata-kata

yang berbeda.

- Ingatan (memori) auditif yaitu kemampuan untuk menyimpan dan

mengingat sesuatu yang didengar.

- Urutan auditif yaitu kemampuan mengingat urutan hal-hal yang

disampaikan secara lisan.

- Perpaduan auditif yaitu kemampuan memadukan elemen-elemen fonem

tunggal atau berbagai fonem menjadi suatu kata yang utuh

Hambatan persepsi auditif dapat terjadi sebagai bagian dari auditory

processing disorder (gangguan proses auditori) yang penyebabnya belum

diketahui secara pasti. Gangguan ini mungkin disebabkan oleh adanya

8

Page 9: Makalah Indera Pendengaran

gangguan proses di otak atau berhubungan dengan kondisi kondisi lain seperti

disleksia, Attention Defisit Disorder, Autism Spectrum Disorder, gangguan

bahasa spesifik, atau hambatan perkembangan. Anak yang mengalami

gangguan proses auditori biasanya dapat mendengar suara (informasi bunyi)

tetapi memiliki kesulitan untuk memahami, menyimpan, menempatkan,

mengemukakan kembali atau menjelaskan informasi tersebut untuk

kepentingan akademik maupun sosial.

9

Page 10: Makalah Indera Pendengaran

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendengaran adalah persepsi saraf mengenai energi suara. Suara

ditandai oleh nada, intensitas, kepekaan. Proses pendengaran dimulai saat

suara masuk melewati saluran telinga kemudian menggetarkan gendang

telinga. Kemudian gelombang suara diteruskan oleh tulang-tulang

pendengaran pada telinga tengah. Selanjutnya peningkatan tekanan gelombang

suara bertambah saat melewati jendela oval, cairan pada koklea pun bergetar.

Getaran ini menyebabkan sel-sel rambut yang melekat pada membran basalis

bergerak naik turun dan memunculkan potensial aksi. Impuls listrik ini

kemudian diteruskan hingga ke otak untuk diterjemahkan. sistem saraf untuk

mendeteksi perbedaan frekuensi suara adalah dengan menentukan posisi di

sepanjang membrane basilaris yang paling terangsang.

B. Saran

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak

kekurangan, maka dari itu kami membutuhkan berbagai masukan-masukan

ataupun saran yang bersifat konskruktif untuk memperbaiki pembuatan

makalah selanjutnya.

10

Page 11: Makalah Indera Pendengaran

DAFTAR PUSTAKA

http://ariefcuteabiez.blogspot.com/p/fisiologi-sistem-panca-indera_5942.html

http://ellywe.blogspot.com/2013/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

http://pujihpoltekkes.wordpress.com/2011/10/31/fisiologi-pendengaran/

http://leeanjulian.blogspot.com/2014/01/mekanisme-persepsi-pendengaran.html

https://www.academia.edu/7116180/Makalah_Alat_Indra_dan_Pendengaran/

11

Page 12: Makalah Indera Pendengaran

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul

“Reseptor, Lintasan, Mekanisme dan Persepsi Indera Pendengaran”.

Dalam penyusunan dan penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa

masih terdapat banyak kekurangan-kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik

yang bersifat membangun sangat diharapkan penulis.

Akhirnya, penulis mengharapkan agar kiranya makalah ini dapat

dipergunakan sebagaimana mestinya sehingga dapat menambah pengetahuan dan

wawasan para pembaca.

Palangka Raya, Desember 2014

Penulis,

12i

Page 13: Makalah Indera Pendengaran

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................... 1B. Rumusan Masalah ................................................................. 1C. Tujuan Penelitian .................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Reseptor dan Lintasan Indera Pendengaran .......................... 2B. Mekanisme dan Persepsi Indera Pendengaran ....................... 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 10B. Saran ...................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

13 ii

Page 14: Makalah Indera Pendengaran

MAKALAH

RESEPTOR, LINTASAN, MEKANISME DAN PERSEPSI

INDERA PENDENGARAN

Oleh :

KELOMPOK V

1. NAMA : SUPRIANTO

NIM : 2014.C.05b.0075

2. NAMA : YUSIANA WULANDARI S

NIM : 2014.C.05b.0075

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN EKA HARAP PALANGKA RAYA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROGRAM BTAHUN 2014

14