40
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelenjar tiroid, yang terletak tepat dibawah laring sebelah kanan dan kiridepan trakea, mensekresi tiroksin (T4), triiodotironi (T3), yang mempunyai efek nyata pada kecepatan metabolisme tubuh. Kelenjar ini juga menyekresikalsitonin, suatu hormon yang penting untuk metabolisme kalsiu. Sekresitiroid terutama diatur oleh hormon perangsang tiroid yang disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. Hormon yang paling banyak disekresi oleh kelenjar tiroid adalahtiroksin, Akan tetapi, juga disekresi triiodotironin dalam jumlah sedang. Fungsi kedua hormonini secara kualitatif sama, tetapi berbeda dalam kecepatan dan intensitas kerja. Jika terjadi gangguan pada kelenjar tiroid ini dapat menimbulkan kekurangan atau kelebihan produk yang dihasilkan yang akan mengakibatkan hal yang tidak baik (kelainan seperti penyakit) sehingga dapat menggagu pertumbuhan dan perkembangan serta proses metabolisme tubuh. Dengan demikian alangkah baiknya jika kita mengetahui hal tersebut agar 1

makalah hipertiroidisme

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah tentang hipertiroidisme

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKelenjar tiroid, yang terletak tepat dibawah laring sebelah kanan dan kiridepan trakea, mensekresi tiroksin (T4), triiodotironi (T3), yang mempunyai efek nyatapada kecepatan metabolisme tubuh. Kelenjar ini juga menyekresikalsitonin, suatu hormon yang penting untuk metabolisme kalsiu. Sekresitiroid terutama diatur oleh hormon perangsang tiroid yang disekresi oleh kelenjarhipofisis anterior.Hormon yang paling banyak disekresi oleh kelenjar tiroid adalahtiroksin, Akan tetapi, juga disekresi triiodotironin dalam jumlah sedang. Fungsi kedua hormonini secara kualitatif sama, tetapi berbeda dalam kecepatan dan intensitas kerja.Jika terjadi gangguan pada kelenjar tiroid ini dapat menimbulkan kekurangan atau kelebihan produk yang dihasilkan yang akan mengakibatkan hal yang tidak baik (kelainan seperti penyakit) sehingga dapat menggagu pertumbuhan dan perkembangan serta proses metabolisme tubuh. Dengan demikian alangkah baiknya jika kita mengetahui hal tersebut agar dapat memahami fenomena-fenomena yang terjadi dan dapat mengetahui asuhan keperawatan apa saja yang dapat diberikan utuk klien dengan gangguan kelenjar tiroid tersebut.

1.2 Rumusan Masalah1. Apa pengertian hipertiroidisme?2. Apa saja etiologi hipertiroidisme?3. Bagaimana patofisiologi dari hipertiroidisme?4. Bagaimana manifestasi klinis dari hipertiroidisme?5. Apa saja komplikasi yang bisa terjadi pada hipertiroidisme?6. Pemeriksaan diagnostik apa saja yang dilakukan pada hipertiroidisme?7. Bagaimana penatalaksanaan dari hipertiroidisme?8. Bagaimana WOC dari hipertiroidisme?9. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien hipertiroidisme?

1.3 Tujuan1. Untuk mengetahui pengertian hipertiroidisme.2. Untuk mengetahui etiologi dari hipertiroidisme.3. Untuk mengetahui patofisiologi dari hipertiroidisme.4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari hipertiroidisme.5. Untuk mengetahui komplikasi yang bisa terjadi pada hipertiroidisme.6. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik dari hipertiroidisme.7. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari hipertiroidisme.8. Untuk mengetahui WOC dari hipertiroidisme.9. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien hipertiroidisme.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1Pengertian Hipertiroidisme

Hipertiroidisme adalah keadaan dimana terjadi peningkatan hormon tiroid lebih dari yang dibutuhkan tubuh. Tirotoksikosismerupakan istilah yang digunakan dalam manifestasi klinis yang terjadi ketika jaringan tubuh distimulasi oleh peningkatan hormon tiroid. Angka kejadianpada hipertiroid lebih banyak pada wanita dengan perbandingan 4:1 dan pada usia antara 20-40 tahun. Hipertiroidisme adalah kadar hormon tiroid yang bersirkulasi berlebihan. Gangguan ini dapat terjadi akibat disfungsikelenjar tiroid hipofisis, atau hipotalamus. Hipertiroidisme dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan terhadappengaruh metabolik terhadap hormon tiroid yang berlebihan. Kesimpulan menurut kelompok, Hipertiroidisme merupakan suatu keadaan dimana didapatkan kelebihan hormon tiroid yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid belebihan.

2.2Etiologi HipertiroidismeHipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya. Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambamn kadar HT dan TSH yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.

1. Penyebab Utama a. Penyakit Grave b. Toxic multinodular goitre c. Solitary toxic adenoma2. Penyebab Lain a. Tiroiditis b. Penyakit troboblastis c. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan d. Pemakaian yodium yang berlebihan e. Kanker pituitari f. Obat-obatan seperti Amiodarone

2.3Patofisiologi HipertiroidismePenyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal.Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang menyerupai TSH. Biasanya bahan bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor membran yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid dipaksa mensekresikan hormon hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.

2.4Manifestasi Klinis Hipertiroidisme1. Sistem kardiovaskulerMeningkatnya heart rate, stroke volume, kardiak output, peningkatan kebutuhan oksigen otot jantung, peningkatan vaskulerperifer resisten, tekanan darah sistole dan diastole meningkat 10-15 mmHg, palpitasi,disritmia, kemungkinan gagal jantung, edema.2. Sistem pernafasanCepat dan dalam, bernafas pendek, penurunan kapasitas paru.3. Sistem perkemihanRetensi cairan, menurunnya output urin.4. Sistem gastrointestinalMeningkatnya peristaltik usus, peningkatan nafsu makan, penurunan berat badan, diare, peningkatan penggunaan cadangan adipose dan protein, penurunan serum lipid, peningkatan sekresi gastrointestinal, hiponatremia, muntah dan kram abdomen.5. Sistem musculoskeletalKeseimbangan protein negatif, kelemahan otot, kelelahan, tremor.6. Sistem integumentBerkeringat yang berlebihan, kulit lembab, merah hangat, tidak toleran panas, keadaan rambut lurus, lembut, halus dan mungkin terjadi kerontokan rambut.7. Sistem endokrinBiasanya terjadi pembesaran kelenjar tiroid.8. Sistem sarafMeningkatnya refleks tendon dalam, tremor halus, gugup gelisah, emosi tidak stabil seperti kecemasan, curiga tegang dan emosional.9. Sistem reproduksiAmenorahea, anovulasi, mens tidak teratur, menurunnya libido, impoten.10. EksoftalmusYaitu keadaan dimana bola mata menonjol ke depan seperti mau keluar. Eksoftalmus terjadi karena adanya penimbunan karbohidrat kompleks yang menahan air dibelakang mata. Retensi cairan ini mendorong bola mata kedepan sehingga bola mata nampak menonjol keluar rongga orbita. Pada keadaan ini dapat terjadi kesulitan dalam menutup mata secara sempurna sehingga mata menjadi kering, iritasi atau kelainan kornea.

2.5Komplikasi Hipertiroidisme1. EksoftalmusKeadaan dimana bola mata pasien menonjol keluar. Hal ini disebabkan karenapenumpukancairan pada rongga orbita bagian belakang bola mata. Biasanya terjadi pasien dengan penyakit graves.2. Penyakit jantungTerutama kardioditis dan gagal jantung.Tekanan yang berat pada jantung bisa menyebabkan ketidakteraturan irama jantung yang bisa berakibat fatal (aritmia) dan syok.3. Stroma tiroid (tirotoksitosis)Pada periode akaut pasien mengalami demam tinggi, takhikardi berat, derilium dehidrasi dan iritabilitas yang ekstrem. Keadaan ini merupakan keadaan emergensi, sehingga penanganan harus lebih khusus. Faktor presipitasi yang berhubungan dengan tiroksikosis adalah hipertiroidisme yang tidak terdiagnosis dan tidak tertangani, infeksi ablasi tiroid, pembedahan, trauma, miokardiak infark, overdosis obat. Penanganan pasien dengan stroma tiroid adalah dengan menghambat produksi hormon tiroid, menghambat konversi T4 menjadi T3 dan menghambat efek hormon terhadap jaringan tubuh. Obat-obatan yang diberikan untuk menghambat kerja hormon tersebut diantaranya sodium ioded intravena, glukokortokoid, dexsamethasone dan propylthiouracil oral.Beta blokers diberikan untuk menurunkan efek stimulasi sarap simpatik dan takikardi.4. Krisis tiroid (thyroid storm)Hal ini dapat berkembang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasanhormon tiroiddalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia, danapabila tidak diobati dapat menyebabkan kematian.

2.6Pemeriksaan Diagnostik Hipertiroidisme1. Pemeriksaan laboratoriuma. Serum T3, terjadi peningkatan (N: 70 250 ng/dl atau 1,2 3,4 SI unit)T3serum mengukur kandungan T3bebas dan terikat, atau total T3total, dalam serum. Sekresinya terjadi sebagai respon terhadap sekresi TSH dan T4. Meskipun kadar T3dan T4serum umumnya meningkat atau menurun secara bersama-sama, namun kadar T4tampaknya merupakan tanda yang akurat untuk menunjukan adanya hipertiroidisme, yang menyebabkan kenaikan kadar T4lebih besar daripada kadar T3.b. Serum T4, terjadi peningkatan (N: 4 12 mcg/dl atau 51 154 SI unit)Tes yang paling sering dilakukan adalah penentuan T4serum dengan teknik radioimmunoassay atau peningkatan kompetitif.T4terikat terutama dengan TBG dan prealbumin : T3terikat lebih longgar. T4normalnya terikat dengan protein. Setiap factor yang mengubah protein pangikat ini juga akan mengubah kadar T4.c. Indeks T4bebas, meningkat (N: 0,8 2,4 ng/dl atau 10 31 SI unit)d. T3RU, meningkat (N: 24 34 %)

2. TRH Stimulating test, menurun atau tidak ada respon TSHTes Stimulasi TRH merupakan cara langsung untuk memeriksa cadangan TSH di hipofisis dan akan sangat berguna apabila hasil tes T3dan T4tidak dapat dianalisa. Pasien diminta berpuasa pada malam harinya. Tiga puluh menit sebelum dan sesudah penyuntikan TRH secara intravena, sampel darah diambil untuk mengukur kadar TSH. Sebelum tes dilakukan, kepada pasien harus diingatkan bahwa penyuntikan TRH secara intravena dapat menyebabkan kemerahan pasa wajah yang bersifat temporer, mual, atau keinginan untuk buang air kecil.

3. Tiroid antibodi antiglobulin antibodi, titerantiglobulin antibodi tinggi (N: titer < 1 : 100).

4. Tirotropin reseptor antibodi (TSH-RAb), terjadi peningkatan pada penyakit graves.

5. Ambilan Iodium RadioaktifTes ambilan iodium radioaktif dilakukan untuk mengukur kecepatan pengambilan iodium oleh kelenjar tiroid. Kepada pasien disuntikan atau radionuklida lainnya dengan dosis tracer, dan pengukuran padatiroid dilakukan dengan alat pencacah skintilas (scintillation counter) yang akan mendeteksi serta menghitung sinar gamma yang dilepaskan dari hasil penguraian dalam kelenjar tiroid.Tes ini mengukur proporsi dosis iodium radioaktif yang diberikan yang terdapat dalam kelenjar tiroid pada waktu tertentu sesudah pemberiannya. Tes ambilan iodium-radioaktif merupakan pemeriksaansederhana dan memberikan hasil yang dapat diandalkan.Penderita hipertiroidisme akan mengalami penumpukan dalam proporsi yang tinggi (mencapai 90% pada sebagian pasien).

6. Test penunjang lainnyaa. CT Scan tiroid, mengetahui posisi, ukuran dan fungsi kelenjar tiroid. Iodine radioaktif (RAI) diberikan secara oral kemudian diukur pengambilan iodine oleh kelenjartiroid. Normalnya tiroid akan mengambil iodine 5 35 % dari dosis yangdiberikan setelah 24 jam. Pada pasien hipertiroid akan meningkat.b. USG, untuk mengetahui ukuran dan komposisi dari kelenjar tiroid apakah massa atau nodule. Pemeriksaan ini dapat membantu membedakan kelainan kistik atau solid pada tiroid. Kelainan solid lebih sering disebabkan keganasan dibanding dengan kelainan kistik. Tetapi kelainan kistikpun dapat disebabkan keganasan meskipun kemungkinannya lebih kecil.

7. EKG, untuk menilai kerja jantung, mengetahui adanya takhikardi, atrial fibrilasi dan perubahan gelombang P dan TG.

2.7Penatalaksanaan Hipertiroidisme1. TERAPI UMUMa. Obat antitiroidBiasanya diberikan sekitar 18-24 bulan. Contoh obatnya: propil tio urasil(PTU), karbimazol.- Pemberian yodium radioaktif, biasa untuk pasien berumur 35 tahun/lebihatau pasien yang hipertiroidnya kambuh setelah operasi. Cara ini dipilih untuk pasien yang pembesaran kelenjar tiroid-nya tidak bisa disembuhkanhanya dengan bantuan obat-obatan, untuk wanita hamil (trimesterkedua), dan untuk pasienyang alergi terhadap obat/yodium radioaktif. Sekitar 25% dari semua kasus terjadipenyembuhan spontan dalam waktu 1 tahun.2. FARMAKOTERAPIObat-obat antitiroid selain yang disebutkan di atas adalah:a. Carbimazole (karbimasol)Berkhasiat dapat mengurangi produksi hormon tiroid. Mula-mula dosisnya bisa sampai 3-8tablet sehari, tetapi bila sudah stabil bisa cukup 1-3 tablet saja sehari. Obat ini cukup baik untuk penyakit hipertiroid.Efek sampingnya yang agak serius adalah turunnya produksi sel darah putih (agranulositosis)dan gangguan padafungsi hati. Ciri-ciri agranulositosis adalah sering sakit tenggorokan yangtidak sembuh-sembuh dan juga mudah terkena infeksi serta demam.Sedangkan ciri-ciri gangguan fungsi hati adalah rasa mual, muntah, dan sakit pada perutsebelah kanan, serta timbulnya warna kuning pada bagian putih mata, kuku, dan kulit.b. Kalmethasone (mengandung zat aktif deksametason)Merupakan obat hormon kortikosteroid yang umumnya dipakai sebagai obat anti peradangan.Obat ini dapat digunakan untuk menghilangkan peradangan di kelenjar tiroid (thyroiditis).c. Artane (dengan zat aktif triheksilfenidil)Obat ini sebenarnya obat anti parkinson, yang dipakai untuk mengatasi gejala-gejalaparkinson, seperti gerakan badan yang kaku, tangan yang gemetar dan sebagainya. Di dalampengobatan hipertiroid, obat ini dipakai untuk mengobati tangan gemetar dan denyut jantungyang meningkat. Namun penggunaan obat ini pada pasien dengan penyakit hipertiroid harusberhati-hati, bahkan sebaiknya tidak digunakan pada pasien dengan denyut jantung yangcepat (takikardia). Pada pasien yang denyut nadinya terlalu cepat (lebih dari 120 kali permenit) dan tangan gemetar biasanya diberi obat lain yaitu propranolol, atenolol, ataupun verapamil.

3. TERAPI LAINAdapun pengobatan alternatif untuk hipertiroid adalah mengkonsumsi bekatul. Para ahlimenemukan bahwa dalam bekatul terdapat kandungan vitamin B15, yang berkhasiat untuk menyempurnakan proses metabolisme di dalam tubuh kita.Selain hipertiroid, vitamin B15 juga dapat digunakan untuk mengobatidiabetes melitus,hipertensi,asma, kolesterol dan gangguanaliran pembuluh darah jantung (coronair insufficiency), serta penyakit hati.Selain itu, vitamin B15 juga dapat meningkatkan pengambilan oksigen di dalam otak,menambah sirkulasi darah perifer dan oksigenisasi jaringan otot jantung.

2.8 WOC Hipertiroidisme

Nodul tiroid ToksikPnykt Graves ( antibody reseptor TSH merangsang akti vitas tiroid )Tiroiditis

Sekresi hormon tiroid yg berlebihan

Hipertiroidisme

Gerakan kelopak mata relative lambat thd bola mata

Aktivitas simpatik berlebihanHipermetabolisme m

Ketdkseimbangan energi dgn kebthan tubuhPerubahan konduksi listrik jantung

Infiltrasi limfosit, sel mast ke jar orbital & otot2 mataP Berat Badan

Kurang informasiBeban kerja jantung m

EksoftalmusAritmia, takikardia

Kurang pngthnPerubahan nutrisi krg dari kebutuhan tubuh

Resiko Kerusakan integritas jaringanKelelahanResiko pe curah jantung

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN HIPERTIROIDISME

3.1PengkajianA. IDENTITAS KLIENJenis kelamin : hipertiroidisme lebih banyak terjadi pada wanita dengan perbandingan 4:1Usia: hipertiroidisme biasanya terjadi pada usia antara 20-40 tahun.

B. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)1. Keluhan Utama :Biasanya pasien mengeluh seperti BB turun meskipun nafsu makan meningkat, kemudian diare, tidak tahan terhadap panas, berkeringat banyak, palpitasi, serta nyeri dada.2. Riwayat Penyakit Sekarang( dengan pendekatan P,Q,R,S,T )a. Provocative/palliative Yang menyebabkan keluhan tubuh terasa lemas adalah terjadinya peningkatan suhu tubuh akibat peningkatan laju metabolisme tubuh di atas normal. Yang membuatnya keluhan bertambah baik /ringan jika klien berada pada tempat yang dingin atau bertambah berat jika melakukan aktivitas yang menambah peningkatan laju metabolismeb. Quality/quantity Rasa lemas dirasakan di seluruh tubuh seiring dengan peningkatan laju metabolism tubuh. Rasa lemas yang di rasakan membuat klien tidak bisa menjalankan aktivitas seperti biasa.c. Region/radiationRasa lemas di rasakan di seluruh tubuhd. Severity scale Dengan peningkatan laju metabolisme tubuh, pasien kehilangan energi yang berlebihan serta terjadi peningkatan suhu tubuh sehingga menyebabkan terjadinya kelelahan dan rasa lemas yang dapat mempengaruhi aktivitas Kelelahan dan rasa lemas yang dirasakan klien berada pada tingkat yang sedang.e. Timing Keluhan dirasakan klien 2 bulan yang lalu Keluhan sering dirasakan klien sekitar 2 minggu yang lalu Keluhan dirasakan klien secara perlahan-lahan3. Riwayat Kesehatan Terdahulua. Kemungkinan pasien pernah mendapat pengobatan dengan hormon tiroid yang berlebihan.b. Kemungkinan sebelumnya klien belum pernah merasakan penyakit ini.b.Kemungkinan klien pernah di rawat di rumah sakit sebelumnya karena demam tinggi.c.Kemungkinan klien alergi terhadap makanan seperti ikan asin.d. Kemungkinanklien merokok serta mengkonsumsi minuman beralkohol.4. Riwayat Kesehatan KeluargaAdakah anggota keluarga klien yang menderita penyakit seperti klien.5. Riwayat PsikososialKemungkinan klien mengalami perubahan yang dirasakanterutama ketika berinteraksi dengan orang lain, klienkesulitan dalam mengungkapkan apa yang difikirkannya, klien lebih suka menyendiri dan banyak diam,klien lebih sering cemas, kemungkinan klien menggunakan obat tertentu.6. Riwayat Kesehatan LingkunganKondisi rumah klien sehat, bersih, dan nyaman atau tidak.

C. PEMERIKSAAN FISIK1. Tanda Tanda Vital dan BB2. TD: Menigkat3. Nadi : Meningkat4. Respirasi: Menigkat5. Suhu: Menigkat6. Berat badan: Menurun

2. Pemeriksaan Persistem0. Sistem PernapasanHidungInspeksi: ada nafas cuping hidung, tidak ada secretPalpasi: tidak ada nyeri tekanMulut Inspeksi : mukosa bibir keringSinus paranasalisInspeksi: tidak ada tanda-tanda adanya infeksiPalpasi: tidak ada nyeri tekanLeher Inspeksi: tidak simetris kanan kiriPalpasi: ada nyeri tekan, ada pembesaran kelenjar tiroidFaringInspeksi: tidak ada odemArea dadaInspeksi: pola nafas tidak teraturPalpasi: tidak ada nyeri tekanAuskultasi: vesikulerb.Sistem Kardiovaskuler Wajah Inspeksi: pucat, konjungtiva pucat, sklera putihLeher Inspeksi: tidak ada bendungan vena jugularisPalpasi: ada nyeri tekanDada Inspeksi: dada terlihat simetrisPalpasi: letak ictus kordis ( ICS 5, 1 cm medial dari garis midklavikulasinistra)Perkusi: tidak ada tanda - tanda bunyi redup.Auskultasi: bunyi jantung normal ( BJ 1 dan BJ 2 tunggal)c.Sistem PersyarafanTidak ada kelainan pada nervus,bicaranya cepat dan parau, gangguan status mental dan perilaku, seperti: bingung, disorientasi, gelisah, peka rangsang, delirium,psikosis, stupor, koma, hiperaktif refleks tendon dalam (RTD).d.Sistem Perkemihan - Eliminasi UriGenetalia eksternaInspeksi: tidak ada oedem, tidak ada tanda - tanda infeksi maupun varisesPalpasi: tidak ada nyeri tekan maupun benjolanKandung kemih Inspeksi: tidak ada benjolan, dan pembesaranPalpasi: tidak ada nyeri tekanGinjal : Inspeksi: tidak ada pembesaran daerah pinggangPalpasi: tidak ada nyeri tekan.e.Sistem Pencernaan Eliminasi AlviMulutInspeksi:mukosa bibir kering, kondisi gigi kurang bersih, tidak ada stomatitisPalpasi : tidak ada nyeri tekan pada rongga mulut LidahInspeksi: bentuk simetrisPalpasi: tidak ada nyeri tekan dan odem.AbdomenInspeksi: tidak ada pembesaran abdomen, tidak ada luka bekas operasi.Perkusi: tidak ada acietesPalpasi : tidak ada pembesaran heparAuskultasi : bising usus normalf.Sistem Muskuloskeletel dan IntegumenKulit: bersih, lembap, tidak mengelupas dan bersisik55Kekuatan otot55Ekstremitas AtasInspeksi : tidak ada sianosis, tidak ada clubbing fingerPalpasi : suhu akral hangatAuskultasi : tidak ada krepitasiEkstremitas BawahInspeksi : tidak ada varises, tidak ada oedem, tidaka da clubbing fingerPalpasi : suhu akral hangatAuskultasi : tidak ada krepitasig. Sistem Endokrin Leher Inspeksi: ada pembesaran kalenjar tiroidPalpasi: ada pembesaran kelenjar tiroid, ada nyeri tekan.Auskultasi : ada bunyi bruit1. Sistem ReproduksiGenetalia Inspeksi: tidak ada odem, benjolan, maupun varises, dan tidak ada tanda - tanda infeksiPalpasi: tidak ada benjolan atau masa dan tidak ada nyeri tekan1. Sistem Persepsi SensoriMataInspeksi: bentuk simetris, kornea normal, warna iris hitam, lensa normal jernih, sklera putihPalpasi: tidak ada nyeri dan tidak ada pembengkakan kelopak mataPenciuman-(hidung)Palpasi: tidak ada pembengkakan dan tidak ada nyeri

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. PemeriksaanT3danT42. KecepatanMetabolisme Basal menurunsamapai -30 hingga -503. PemeriksaanTSHdalam plasma meningkatradioimunologi4. Pemeriksaan USG dan Scan Tiroid5. Memberikaninformasi yang tepattentangukuransertabentukkelenjartiroiddannodul

3.2 Analisa DataNS. DIAGNOSIS :(NANDA-I)1. Penurunan curah jantung 2. Keletihan3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh4. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis

DEFINITION:1. Ketidakadekuatan darah yang dipompa oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.2. Rasa letih luar biasa dan penurunan kapasitas kerja fisik dan jiwa pada tingkat yang biasanya secara terus menerus.3. Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.4. Penurunan sirkulasi darah ke perifer yang dapat mengganggu kesehatan

DEFINING CHARACTERISTICS1. Penurunan curah jantungPerubahan afterload : Penurunan nadi perifer Pengisian kapiler memanjang dispnea Variasi pada pembacaan tekanan darah3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh Berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal Penurunan berat badan dengan supan makanan adekuat4. Ansietas Fisiologis : Wajah tegang Tremor tangan Peningkatan keringat Peningkatan ketegangan Gemetar Tremor Suara bergetar2. Keletihan Kurang energi Lesu Mengatakan kurang energi yang tidak kunjung reda Mengatakan perasaan lelah Mengatkan tidak mampu mempertahankan aktivitas fisik pada tingkat yang biasanya Mengatakan tidak mampu mempertahankan rutinitas yang biasanya

3.3 Intervensi1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.Tujuan :Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan kriteria : 1) Nadi perifer dapat teraba normal. 2) Vital sign dalam batas normal. 3) Pengisian kapiler normal 4) Status mental baik 5) Tidak ada disritmiaINTERVENSIRASIONALNOC

1. Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika memungkinkan. Perhatikan besarnya tekanan nadi.

1. Hipotensi umum atau ortostatik dapat terjadi sebagai akibat dari vasodilatasi perifer yang berlebihan dan penurunan volume sirkulasi.Fluid overload severity Def:Severity of excess fluids in the intracellular and extracellular compartments.Indicator : Lethargy : 5 Headache : 4 Increased blood pressure : 4 Weight gain : 4Decreased urine output : 4

2. Periksa kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang dikeluhkan pasien. 2. Merupakan tanda adanya peningkatan kebutuhan oksigen oleh otot jantung atau iskemia

3. Auskultasi suara nafas. Perhatikan adanya suara yang tidak normal (seperti krekels).3. S1 dan murmur yang menonjol berhubungan dengan curah jantung meningkat pada keadaan hipermetabolik4.

5. Observasi tanda dan gejala haus yang hebat, mukosa membran kering, nadi lemah, penurunan produksi urine dan hipotensi.

4. Dehidrasi yang cepat dapat terjadi yang akan menurunkan volume sirkulasi dan menurunkan curah jantung

5. Catat masukan dan haluaran.5. Kehilangan cairan yang terlalu banyak dapat menimbulkan dehidrasi berat

2. Keletihan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi Tujuan : Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energi

INTERVENSIRASIONALNOC

1. Pantau tanda vital dan catat nadi baik istirahat maupun saat aktivitas. 1. Nadi secara luas meningkat dan bahkan istirahat, takikardia mungkin ditemukan.

2. Ciptakan lingkungan yang tenang.2. Menurunkan stimulasi yang kemungkinan besar dapat menimbulkan agitasi, hiperaktif, dan imsomnia.3.

4. Sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas.3. Membantu melawan pengaruh dari peningkatan metabolisme.

4. Berikan tindakan yang membuat pasien merasa nyaman seperti massage.4. Meningkatkan relaksasi.

3. ketidakseimbangan nutrisi :kurang dari kebutuhan tubuhberhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatannafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan) Tujuan: Klien akan menunjukkan berat badan stabil dengankriteria : a. Nafsu makan baik. b. Berat badan normal c. Tidak ada tanda-tanda malnutrisiINTERVENSIRASIONALNOC

1. Catat adanya anoreksia, mual dan muntah.1. Peningkatan aktivitas adrenergic dapat menyebabkan gangguan sekresi insulin/terjadi resisten yang mengakibatkanhiperglikemiaNutritional statusDef :Extent to which nutrients are available to meet metabolic needs.indicator Nutrient intake : 5 Food intake : 5 Fluid intake : 5 Energy : 5 Weight : 5

2. Pantau masukan makanan setiap hari, timbang berat badan setiap hari.2. Penurunan berat badan terus menerus dalam keadaan masukan kalori yang cukup merupakan indikasi kegagalan terhadap terapi antitiroid.3.

3. Kolaborasi untuk pemberian diet tinggi kalori, protein, karbohidrat dan vitamin.3. Mungkin memerlukan bantuan untuk menjamin pemasukan zat-zat makanan yang adekuat dan mengidentifikasi makanan pengganti yang sesuai.4.

2. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.Tujuan: Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi dengan kriteria : Pasien tampak rileks.INTERVENSIRASIONALNOC

1. Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas.1. Ansietas ringan dapat ditunjukkan dengan peka rangsang dan imsomnis.Anxiety levelDef : Severity of manifested apprehension, tension or unieasiness arrising from an unindentifiable source.

2. Bicara singkat dengan kata yang sederhana.2. Rentang perhatian mungkin menjadi pendek, konsentrasi berkurang, yang membatasi kemampuan untuk mengasimilasi informasi3.

3. Jelaskan prosedur tindakan.3. Memberikan informasi yang akurat yang dapat menurunkan kesalahan interpretasi.4.

4. Kurangi stimulasi dari luar.4. Menciptakan lingkungan yang terapeutik.

4.4 EvaluasiHasil yang diharapkan adalah : 1. Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh.2. Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energi.3. Klien akan menunjukkan berat badan stabil.4. Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi.

BAB IVPENUTUP

4.1 KesimpulanHipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.Penyebab dari hipertiroidisme yaitu adanya gangguan homeostatic yang disebabkan oleh produksi TSH yang berlebihan atau adanya perubahan autonomic kelenjar tiroid menjadi hiperfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Ada banyak gejala pada penderita penyakit ini yakni gemetar,palpitasi,gelisah,penurunan berat badan yang drastic,nafsu makan meningkat,emosional,dsb.Setelah dilakukan askep diharapkan klien mampu mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh, mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energy, menunjukkan berat badan stabil, mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas dari ulkus, ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi, melaporkan pemahaman tentang penyakitnya, Mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali perubahan dalam berpikir/berprilaku dan faktor penyebab.

4.2 SaranDengan dibuatnya makalah ini, diharapkan nantinya akan memberikan manfaat bagi para pembaca terutama pemahaman yang berhubungan dengan penyakit hipertiroidisme serta pengobatan dan penatalaksanaannya. Serta dapat dihindarkan dengan cara tidak stress, tidak merokok, tidak mengkonsumsi obat-obatan sembarangan dan tidak mengkonsumsi yodium secara berlebihan karena dapat terjadi radiasi pada leher dan organisme-organisme dapat menyebabkan infeksi karena ada virus.

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, E,J, 2000,Buku Saku Patofisiologi, EGC, JakartaBarbara, C. Long.1996.Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan ),Yayasan Ikatan Allumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran: BandungSyaifudin. 2006. Anatomi Fisiologi. Jakarta : EGCCarpenitto, Lynda Juall. 1999.Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. EGC : Jakarta.Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000.Kapita Selekta Kedokteran, ED : 3 jilid : 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.Mansjoer Arif,dkk.2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I.Jakarta : Media AesculapiusSantosa, Budi. 2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima Medikal.Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis.Carpenito, Linda Juall. 2001. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.

27