22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas dalam tubuh walaupun efek yang menyolok terjadi pada hepar. Telah ditemukan 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab yaitu Virus Hepatitis A (HAV), Virus Hepatitis B (HBV), Virus Hepatitis C (HVC), Virus Hepatitis D (HDV), Virus Hepatitis E (HEV). Walaupun kelima agen ini dapat dibedakan melalui petanda antigeniknya, tetapi kesemuanya memberikan gambaran klinis yang mirip, yang dapat bervariasi dari keadaan sub klinis tanpa gejala hingga keadaan infeksi akut yang total. Bentuk hepatitis yang dikenal adalah HAV ( Hepatitis A ) dan HBV (Hepatitis B). kedua istilah ini lebih disukai daripada istilah lama yaitu hepatitis infeksiosa dan hepatitis serum, sebab kedua penyakit ini dapat ditularkan secara parenteral dan non parenteral. Hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting tidak hanya di Amerika tetapi juga diseluruh Dunia. Penyakit ini menduduki peringkat ketiga diantara semua penyakit menular yang dapat dilaporkan di Amerika Serikat (hanya dibawah penyakit kelamin dan cacar air dan merupakan penyakit epidemi di kebanyakan negara- negara dunia ketiga. Sekitar 60.000 kasus telah dilaporkan ke Center for Disease Control di Amerika

Makalah Hepatitis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hepatitis

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangHepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas dalam tubuh walaupun efek yang menyolok terjadi pada hepar. Telah ditemukan 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab yaitu Virus Hepatitis A (HAV), Virus Hepatitis B (HBV), Virus Hepatitis C (HVC), Virus Hepatitis D (HDV), Virus Hepatitis E (HEV).Walaupun kelima agen ini dapat dibedakan melalui petanda antigeniknya, tetapi kesemuanya memberikan gambaran klinis yang mirip, yang dapat bervariasi dari keadaan sub klinis tanpa gejala hingga keadaan infeksi akut yang total.Bentuk hepatitis yang dikenal adalah HAV ( Hepatitis A ) dan HBV (Hepatitis B). kedua istilah ini lebih disukai daripada istilah lama yaitu hepatitis infeksiosa dan hepatitis serum, sebab kedua penyakit ini dapat ditularkan secara parenteral dan non parenteral.Hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting tidak hanya di Amerika tetapi juga diseluruh Dunia. Penyakit ini menduduki peringkat ketiga diantara semua penyakit menular yang dapat dilaporkan di Amerika Serikat (hanya dibawah penyakit kelamin dan cacar air dan merupakan penyakit epidemi di kebanyakan negara-negara dunia ketiga. Sekitar 60.000 kasus telah dilaporkan ke Center for Disease Control di Amerika Serikat setiap tahun, tetapi jumlah yang sebenarnya dari penyakit ini diduga beberapa kali lebih banyak. Walaupun mortalitas akibat hepatitis virus ini rendah, tetapi penyakit ini sering dikaitkan dengan angka morbiditas dan kerugian ekonomi yang besar.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

KOSEP DASAR TEORIA. PENGERTIANHepatitis adalah Suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti; kimia atau obat atau agen penyakit infeksi (Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131)Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus,obat atau alkohol (Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145)

B. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO1. Hepatitis Aa. Virus hepetitis A (HAV) terdiri dari RNA berbentuk bulat tidak berselubung berukuran 27 nmb. Ditularkan melalui jalur fekal oral, sanitasi yang jelek, kontak antara manusia,dibawah oleh air dan makananc. Masa inkubasinya 15 49 hari dengan rata rata 30 harid. Infeksi ini mudah terjadi didalam lingkungan dengan higiene dan sanitasi yang buruk dengan penduduk yang sangat padat.2. Hepetitis B (HBV)a. Virus hepatitis B (HBV) merupakan virus yang bercangkang ganda yang memiliki ukuran 42 nmb. Ditularkan melalui parenteral atau lewat dengan karier atau penderita infeksi akut, kontak seksual dan fekal-oral. Penularan perinatal dari ibu kepada bayinya.c. Masa inkubasi 26 160 hari dengan rata- rata 70 80 hari.d. Faktor resiko bagi para dokter bedah, pekerja laboratorium, dokter gigi, perawat dan terapis respiratorik, staf dan pasien dalam unit hemodialisis serta onkologi laki-laki biseksual serta homoseksual yang aktif dalam hubungan seksual dan para pemaki obat-obat IV juga beresiko.3. Hepatitis C (HCV)a. Virus hepatitis C (HCV) merupakan virus RNA kecil, terbungkus lemak yang diameternya 30 60 nm.b. Ditularkan melalui jalur parenteral dan kemungkinan juga disebabkan juga oleh kontak seksual.c. Masa inkubasi virus ini 15 60 hari dengan rata 50 harid. Faktor resiko hampir sama dengan hepetitis B4. Hepatitis D (HDV)a. Virus hepatitis B (HDP) merupakan virus RNA berukuran 35 nmb. Penularannya terutama melalui serum dan menyerang orang yang memiliki memakai obat terlarang dan kebiasaan penderita hemoviliac. Masa inkubasi dari virus ini 21 140 hari dengan rata rata 35 harid. Faktor resiko hepatitis D hampir sama dengan hepatitis B.5. Hepattitis E (HEV)a. Virus hepatitis E (HEV) merupakan virus RNA kecil yang diameternya + 32 36 nm.b. Penularan virus ini melalui jalur fekal-oral, kontak antara manusia dimungkinkan meskipun resikonya rendah.c. Masa inkubasi 15 65 hari dengan rata rata 42 hari.d. Faktor resiko perjalanan kenegara dengan insiden tinggi hepatitis E dan makan makanan, minum minuman yang terkontaminasi.

C.GEJALA KLINIS1. Stadium praicterik berlangsung selama 4 7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah,anoreksia, muntah, demam, nyeri pada otot dan nyeri diperut kanan atas urin menjadi lebih coklat.2. Stadium icterik berlangsung selama 3 6 minggu. Icterus mula mula terlihat pada sklera,kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan keluhan berkurang, tetapi klien masih lemah, anoreksia dan muntah. Tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan nyeri tekan.3. Stadium pascaikterik (rekonvalesensi). Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi normal lagi. Penyebuhan pada anak anak menjadi lebih cepat pada orang dewasa, yaitu pada akhir bulan ke 2, karena penyebab yang biasanya berbeda

D. INSIDEN1. Hepetitis APenyakit endemik dibeberapa bagian dunia, khususnya area dengan sanitasi yang buruk. Walaupun epidemik juga terjadi pada negara negara dengan sanitasi baik.2. Hepatitis BDitemukan dibeberapa negara insidennya akan meningkat pada area dengan populasi padat dengan tingkat kesehatan yang buruk.3. Hepatitis C90 % kasus terjadi akibat post transpusi dan banyak kasus sporadik, 4 % kasus hepatitis disebabkan oleh hepatitis virus dan 50 % terjadi akibat penggunaan obat secara intra vena4. Hepatitis DSelalu ditemukan dengan hepatitis B, delta agent adalah indemik pada beberapa area seperti negara mediterania, dimana lebih dari 80 % karier hepatitis B dapat menyebabkan infeksi5. Hepatitis EAdalah RNA virus yang berbeda dari hepatitis A dan eterovirus biasanya terjadi di India, Birma, Afganistan, Alberia, dan Meksiko.

E. PATOFISIOLOGI Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh usus disertai nkrosis dan inflamasi pada sel sel hati yang menghsilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia serta seluler yang khas. Disini hepatitis dibagi menjadi dua yaitu hepatitis A dan hepatitis B. Hepatitis A dinamakan hepatitis hepatitis infekglusa, dosebabkan oleh virus RNA dari vamili anterovirus. Cara penularanya melalui fekal orl terutama lewat konsumsi makanan dan minuman yang tercemar virus tersebt. Masa inkubasi diperkirakan 1 7 minggu dengan rata rata 30 hari. Ketika gejala muncul, bentuknya berupa infeks saluran nafas atas yang ringan seperti flu dengan panas yang tidak terlalu tinggi. Anoreksia merupakan gejala dini dan diperkirakan terjadi akibat pelepasan toksin oleh hati yang rusak tersebut untuk melakukan detoksifikasi produk yang abnormal. Sedangkan Hepatitis B berbeda dengan hepatitis A, ditularkan melalui darah (jalur perkutan dan permukosa). Virus tersebut pernah ditemukan oleh darah, saliva, semen serta sekretvagina dan dapat ditularkan lewat mmbran mukosa serta pada luka kulit. Memiliki masa inkubasi panjang.

F. KOMPLIKASI Ensefalopati hepatik terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan oleh akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopati hepatik. Kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan menyebabkan sirosis hepatis, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada alkoholik.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Laboratoriuma. Pemeriksaan pigmen1) Urobilirubin direk2) Bilirubun serum total3) Bilirubin urine4) Urobilinogen urine5) Urobilinogen fesesb. Pemeriksaan protein1) Protein totel serum2) Albumin serum3) Globulin serum4) HbsAGHBsAG adalah antigen hepatitis B permukaan yang merupakan protein virus yang pertama muncul setelah infeksi. Keberadaan HBsAg selama 6 bulan menunjukkan infeksi kronis. Apabila hasil yang didapat adalah negatif mengindikasikan orang tersebut belum pernah terpapar terhadap virus atau tengah pulih dari infeksi hepatitis akut dan telah berhasil bebas dari virus (atau jika ada maka itu infeksi yang tersembunyi). Nilai positif (reaktif) mengindikasikan sebuah infeksi aktif namun tidak mengindikasikan apakah virus itu bisa ditularkan atau tidak.5) HbeAGHBeAG adalah antigen e Hepatitis yang merupakan protein dari virus dan menunjukkan bahwa virus secara aktif mereplikasi dalam hati dan bahwa darah seseorang dan cairan tubuhnya sangat menular. Hasil positif (reaktif) mengindikasikan adanya virus yang bisa ditularkan pada orang lain. Hasil negatif berarti virus tidak bisa ditularkan pada orang lain, kecuali di belahan dunia di mana strain virus tidak memproduksi protein e-antigen adalah hal yang umum.c. Waktu protombin Respon waktu protombin terhadap vitamin Kd. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase1) SGPTSGPT (Serum Glutamic Pyruvate Transaminase): merupakan suatu enzim yang terdapat di dalam sel hati. Ketika sel hati mengalami kerusakan, akan terjadi pengeluaran enzim SGPT dari dalam sel hati ke sirkulasi darah dan akan terukur melalui pemeriksaan laboratorium.2) SGOT SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) : seperti halnya SGPT, SGOT merupakan enzim hati yang terdapat di dalam sel parenkim hati. SGOT akan meningkat kadanya di dalam darah jika terdapat kerusakan sel hati. Namun SGOT tidak spesifik hanya terdapat di dalam hati. SGOT juga dapat ditemukan di sel darah, sel jantung dan sel otot, karena itu peningkatan SGOT tidak selalu menunjukkan adanya kelainan di sel hati.3) LDH (Laktat Dehidrogenase)Laktat dehidrogenase (LDH) adalah enzim intraseluler yang terdapat pada hampir semua sel rmetabolisme, dengan konsentrasi tertinggi yang ditemukan di jantung, otot rangak, hati, ginjal, otak dan sel darah merah. 4) Amonia serumAmonia serum merupakan indicator yang sensitive untuk menunjukkan cedera selhati sangat membantu dalam pendeteksian penyakit hati yang akut seperti hepatitis.2. Radiologia. Foto rontgen abdomenb. Pemindahan hati dengan preparat technetium, emas, atau rose bengal yang berlabel radioaktifc. Kolestogram dan kalangiogramd. Arteriografi pembuluh darah seliaka3. Pemeriksaan tambahana. Laparoskopib. Biopsi hati

H. PENATALAKSANAN Pengobatan yang dilakukan terutama bersifat dukungan dan mencakup istirahat, hidrasi, dan asupan makanan yang adekuat. Hospitalisasi diindikasikan bila terdapat muntah, dehidrasi, faktor pembekuan abnormal, atau tanda-tanda gagal hati, yang membahayakan (gelisah, perubahan kepribadian, letargi, penurunan tingkat kesadaran, dan perdarahan). Terapi IV, studi laboratorium yang berulangkali, dan pemeriksaan fisik terhadap perkembangan penyakit adalah tujuan utama penatalaksanaan di rumah sakit.Berikut ini adalah obat-obat yang dapta digunakan :1. Globulin imun (Ig) digunakan sebagai profilaksis sebelum dan sesudah terpajan hepatitis A (diberikan dalam waktu 2 minggu setelah pemajanan)2. HBIG diberikan sebagai profilaksis setelah pemajanan (tidak divaksinasi : diberikan per IM dan mulai dengan vaksin HB. Divaksinasi : diberikan per IM ditambah dosis booster. Perinatal : 0,5 ml per IM dalam 12 jam setelah kelahiran)3. Vaksin Hepatitis B (Hevtavax B) digunakan untuk mencegah munculnya hepatitis B (Perinatal : diberikan per IM dalam 12 jam setelah kelahiran, diulangi pada usia 1 dan 6 bulan. Anak-anak yang berusia kurang dari 10 tahun. Tiga dosis IM (paha anterolateral / deltoid), dua dosis pertama diberikan berselang 1 bulan, dan booster diberikan 6 bulan setelah dosis pertama. Anak-anak yang berusia lebih dari 10 tahun. Diberikan tiga dosis ke dalam otot deltoid. Perhatikan bahwa anak yang menjalankan hemodialisis jangka panjang dan anak dengan sindrom Down harus divaksinasi secara rutin karena tingginya resiko memperoleh infeksi Hepatitis B ini).

KONSEP DASAR ASKEPA. PENGKAJIANa. Biodata.1) Identitas.2) Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa medis.3) Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, agama, alamat, pekerjaan, penghasilan, umur, dan pendidikan terakhir.4) Identitas saudara kandung meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, dan hubungan dengan klien.b. Keluhan utamaKeluhan anak sehingga anak membutuhkan perawatan. Keluhan dapat berupa nafsumakan menurun, muntah, lemah, sakit kepala, batuk, sakit perut kanan atas, demam dankuningc. Riwayat kesehatan1. Riwayat Kesehatan SekarangGejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam, nyeri perut kanan atas2. Riwayat Kesehatan Masa laluRiwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita sebelumnya, kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur operasi dan perawatan rumah sakit serta perkembangan anak dibanding dengan saudara-saudaranya3. Riwayat kesehatan keluargaBerkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular khususnya berkaitan dengan penyakit pencernaan.4. Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan hati

B. DIAGNOSA KEPERAWATANBeberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita hepatitis :1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhberhubungan dengan, perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.2. Gangguan rasa nyaman (nyeri)berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.3. Hypertermiberhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar.4. Keletihanberhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringanberhubungan dengan pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu.6. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan intraabdomen, asites penurunan ekspansi paru dan akumulasi sekret7. Risiko tinggiterhadap transmisi infeksiberhubungan dengan sifat menular dari agent virus

C. INTERVENSI KEPERAWATANPerubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhberhubungan dengan, perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jamnutrisi pasien terpennuhi.Kriteria hasil : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.1. Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makanR/ keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan2. Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering dan tawarkan pagi paling seringR/ adanya pembesaran hepar dapat menekan saluran gastro intestinal dan menurunkan kapasitasnya.3. Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makanR/ akumulasi partikel makanan di mulut dapat menambah baru dan rasa tak sedap yang menurunkan nafsu makan.4. Anjurkan makan pada posisi duduk tegakR/ menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan5. Berikan diit tinggi kalori, rendah lemakR/ glukosa dalam karbohidrat cukup efektif untuk pemenuhan energi, sedangkan lemak sulit untuk diserap/dimetabolisme sehingga akan membebani hepar.

Gangguan rasa nyaman (nyeri)berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.Tujuan :setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam nyeri pasien berkurang atau teratasi.Kriteria hasil : Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis kesakitan, menangis intensitas dan lokasinya)1. Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat digunakan untuk intensitas nyeriR/ nyeri yang berhubungan dengan hepatitis sangat tidak nyaman, oleh karena terdapat peregangan secara kapsula hati, melalui pendekatan kepada individu yang mengalami perubahan kenyamanan nyeri diharapkan lebih efektif mengurangi nyeri.Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeriAkui adanya nyeri2. Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan klien tentang nyerinyaR/ klienlah yang harus mencoba meyakinkan pemberi pelayanan kesehatan bahwa ia mengalami nyeri3. Berikan informasi akurat dan Jelaskan penyebab nyeri. Tunjukkan berapa lama nyeri akan berakhir, bila diketahuiR/ klien yang disiapkan untuk mengalami nyeri melalui penjelasan nyeri yang sesungguhnya akan dirasakan (cenderung lebih tenang dibanding klien yang penjelasan kurang/tidak terdapat penjelasan)4. Bahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek hepatotoksiR/ kemungkinan nyeri sudah tak bisa dibatasi dengan teknik untuk mengurangi nyeri.

Hypertermiberhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar.Tujuan :setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam suhu badan pasien normalKriteria hasil :Tidak terjadi peningkatan suhu1. Monitor tanda vital : suhu badanR/ sebagai indikator untuk mengetahui status hypertermi2. Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari.R/ dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi yang memicu timbulnya dehidrasi3. Berikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femurR/ menghambat pusat simpatis di hipotalamus sehingga terjadi vasodilatasi kulit dengan merangsang kelenjar keringat untuk mengurangi panas tubuh melalui penguapan4. Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringatR/ kondisi kulit yang mengalami lembab memicu timbulnya pertumbuhan jamur. Juga akan mengurangi kenyamanan klien, mencegah timbulnya ruam kulit.

Keletihanberhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitisTujuan :setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam keletihan pasien berkurangKriteria hasil : tidak terjadi keletihan1. Jelaskan sebab-sebab keletihan individuR/ dengan penjelasan sebab-sebab keletihan maka keadaan klien cenderung lebih tenang2. Sarankan klien untuk tirah baringR/ tirah baring akan meminimalkan energi yang dikeluarkan sehingga metabolisme dapat digunakan untuk penyembuhan penyakit.3. Bantu individu untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan, kemampuan-kemampuan dan minat-minatR/ memungkinkan klien dapat memprioritaskan kegiatan-kegiatan yang sangat penting dan meminimalkan pengeluaran energi untuk kegiatan yang kurang penting4. Analisa bersama-sama tingkat keletihan selama 24 jam meliputi waktu puncak energi, waktu kelelahan, aktivitas yang berhubungan dengan keletihanR/ keletihan dapat segera diminimalkan dengan mengurangi kegiatan yang dapat menimbulkan keletihan5. Bantu untuk belajar tentang keterampilan koping yang efektif (bersikap asertif, teknik relaksasi)R/ untuk mengurangi keletihan baik fisik maupun psikologis

Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringanberhubungan dengan pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu.Tujuan :setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam tidak terjadi kerusakan intergritas kulit dan jaringan.Kriteria hasil : Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.1. Pertahankan kebersihan tanpa menyebabkan kulit keringSering mandi dengan menggunakan air dingin dan sabun ringan (kadtril, lanolin)Keringkan kulit, jaringan digosokR/ kekeringan meningkatkan sensitifitas kulit dengan merangsang ujung syaraf2. Cegah penghangatan yang berlebihan dengan pertahankan suhu ruangan dingin dan kelembaban rendah, hindari pakaian terlalu tebalR/ penghangatan yang berlebih menambah pruritus dengan meningkatkan sensitivitas melalui vasodilatasi3. Anjurkan tidak menggaruk, instruksikan klien untuk memberikan tekanan kuat pada area pruritus untuk tujuan menggarukR/ penggantian merangsang pelepasan hidtamin, menghasilkan lebih banyak pruritus4. Pertahankan kelembaban ruangan pada 30%-40% dan dinginR/ pendinginan akan menurunkan vasodilatasi dan kelembaban kekeringan

Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan intraabdomen, asites penurunan ekspansi paru dan akumulasi sekret.Tujuan :setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam pasien tidak mengalami gangguan pola nafas.Kriteria hasil : Pola nafas adekuatIntervensi :1. Awasi frekwensi , kedalaman dan upaya pernafasanR/ pernafasan dangkal/cepat kemungkinan terdapat hipoksia atau akumulasi cairan dalam abdomen2. Auskultasi bunyi nafas tambahanR/ kemungkinan menunjukkan adanya akumulasi cairan3. Berikan posisi semi fowlerR/ memudahkan pernafasan denagn menurunkan tekanan pada diafragma dan meminimalkan ukuran sekret4. Berikan latihan nafas dalam dan batuk efektifR/ membantu ekspansi paru dalam memobilisasi lemak5. Berikan oksigen sesuai kebutuhanR/ mungkin perlu untuk mencegah hipoksia

BAB IIIPENUTUPA. KESIMPULANHepatitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh virusmenyebakan peradangan pada hati. Hepatitis selain disebakan oleh virus disebabkan juga alcohol dan juga obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Hepatitis pada anak-anak sebagian besar disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang terkandung dalam snack. Selain itu juga anak-anak kurang memperhatikan akan kebersihan sehingga memudahkan virus untuk masuk ke dalam tubuh.

B. SARANOrang tua harus memberikan perhatian khusus pada anak dalam pemilihan makananserta memberikan pendidikan akan pentingnya kebersihan agar tidak terkena virus yag dapat menyebabkan penyakit hepatitis. Pada bayi sebaiknya ibu memberikan imunisasi secara tepat waktu untuk mencegah terjadinya hepatitis.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito Lynda Jual, 1999,Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan,EGC, Jakarta.Gallo, Hudak, 1995,Keperawatan Kritis,EGC, Jakarta.Hadim Sujono, 1999,Gastroenterologi,Alumni Bandung.Moectyi, Sjahmien, 1997,Pengaturan Makanan dan Diit untuk Pertumbuhan Penyakit,Gramedia Pustaka Utama Jakarta.Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 1995,Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit,EGC, Jakarta.Smeltzer, suzanna C,Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner dan Suddart. Alih bahasa Agung Waluyo, Edisi 8, jakarta, EGC, 2001.Susan, Martyn Tucker et al,Standar Perawatan Pasien, jakarta, EGC, 1998.Reeves, Charlene, et al,Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa Joko Setiyono, Edisi I, jakarta, Salemba Medika.Sjaifoellah Noer,H.M, 1996,Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, edisi ketiga, Balai Penerbit FKUI, jakarta.\