Upload
esti-parwati
View
34
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penduduk dunia saat ini telah mencapai lebih dari 6 miliar, dimana di antara jumlah
tersebut, 80 persen tinggal di negara-negaraberkembang itu, United Nations (2001)
memproyeksikan bahwa penduduk perkotaan di negara-negara berkembang terus meningkat
dengan rata-rata pertumbuhan 2,4 persen per tahun. Angka ini merupakan dua kali lipat
angka pertumbuhan penduduk total negara-negara berkembang pada umumnya, yakni sekitar
1,2 persen. Meski penduduk perkotaan di negara-negara maju juga meningkat dengan angka
pertumbuhan yang lebih besar daripada angka pertumbuhan penduduk totalnya, dan juga
angka urbanisasinya jauh lebih besar daripada negara-negara berkembang, pertumbuhan
perkotaan di negaranegara berkembang tetap lebih cepat disertai dengan meningkatnya
penduduk perkotaan secara absolut. Sensus Penduduk 2000 menunjukkan bahwa jumlah
penduduk perkotaan di Indonesia telah mencapai lebih dari 85 juta jiwa, dengan laju kenaikan
sebesar 4,40 persen per tahun selama kurun 1990-2000. Jumlah itu kira-kira hampir 42 persen
dari total jumlah penduduk. Mengikuti kecenderungan tersebut, dewasa ini (2005)
diperkirakan bahwa jumlah penduduk perkotaan telah melampaui 100 juta jiwa, dan kini
hampir setengah jumlah penduduk Indonesia tinggal di wilayah perkotaan. Hal ini tentu saja
berdampak sangat luas pada upaya perencanaan dan pengelolaan pembangunan wilayah
perkotaan. Meningkatnya proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan dapat berarti bahwa
penduduk berbondong-bondong pindah dari pedesaan ke perkotaan, atau dengan kata lain
penduduk melakukan urbanisasi.
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang banyak. Dapat dilihat dari
hasil sensus penduduk yang semakin tahun semakin meningkat. Dalam pengetahuan tentang
kependudukan dikenal sebagai istilah karakteristik penduduk yang berpengaruh penting
terhadap proses demografi dan tingkah laku sosial ekonomi penduduk. Dibanding dengan
negara-negara yang sedang berkembang lainnya, Indonesia menempati urutan ketiga dalam
jumlah penduduk setelah Cina dan India. Indonesia merupakan negara yang sedang
membangun dengan mempunyai masalah kependudukan yang sangat serius disertai dengan,
yaitu jumlah penduduk yang sangat besar disertai dengan tingkat pertumbuhan yang relatif
tinggi dan persebaran penduduk yang tidak merata. Jumlah penduduk bukan hanya
merupakan modal , tetapi juga akan merupakan beban dalam pembangunan.
Pertumbuhan penduduk yang meningkat berkaitan dengan semakin sulitnya pelayanan
kesehatan yang merata kepada masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen
demografi seperti fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan, perkawinan, dan
aspek keluarga dan rumah tangga akan membantu para penentu kebijakan dan perencana
program untuk dapat mengembangkan program pelayanan kesehatan yang merata dan tepat
pada sasarannya.Masalah utama yang dihadapi di bidang kesehatan di Indonesia adalah masih
tingginya pertumbuhan penduduk dan kurang seimbangnya penyebaran dan struktur umur
penduduk. Program kependudukan dan keluarga berencana bertujuan turut serta menciptakan
kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi seluruh masyarakat melalui usaha-usaha perencanaan
dan pengendalian penduduk. Dengan demikian diharapkan tercapai keseimbangan yang baik
antara jumlah dan kecepatan pertambahan penduduk dengan perkembangan pelayanan
kesehatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan migrasi?
2. Apa yang dimaksud dengan kesehatan masyarakat?
3. Bagaimana dampak migrasi terhadap pelayanan kesehatan?
4. Apa saja masalah terkait pengaruh migrasi terhadap pelayanan kesehatan?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Migrasi
Migrasi adalah penghijrahan sekumpulan manusia dari satu negara ke satu negara yang
lain untuk meningkatkan taraf hidup dan ekonomi mereka. Menurut Knox & Pinc (2000)
zamam modern perubahan migrasi yaitu meningkatnya jumlah penduduk dari suatu daerah,
meningkatnya kepadatan penduduk dan dalam waktu yang sama meningkatkan juga
perbedaan dan stratafikasi sosial penduduk. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu
tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara atau batas administrasi dengan tujuan
untuk menetap. Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk.
Secara sederhana migrasi didefenisikan sebagai aktivitas perpindahan. Sedangkan
secara formal, migrasi didefenisikan sebagai perpindahan penduduk dengan tujuan untuk
menetap dari suatu tempat ke tempat lain yang melampaui batas politik/negara ataupun batas
administrasi/batas bagian suatu negara. Bila melampaui batas negara maka disebut dengan
migrasi internasional (migrasi internasional). Sedangkan migrasi dalam negeri merupakan
perpindahan penduduk yang terjadi dalam batas wilayah suatu negara, baik antar daerah
ataupun antar propinsi. Pindahnya penduduk ke suatu daerah tujuan disebut dengan migrasi
masuk. Sedangkan perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah disebut dengan migrasi
keluar
Menurut Vago (1999) melalui teori ini perubahan sosial berkait rapat dengan perubahan
dimensi diperingkat lokal, wilayah dan global yang di dukung dengan perubahan tenologi.
Ruang lingkup evoluasi perubahan sosial termasuklah dalm aspek perubahan
manusia,stratafikasi sosial,pendidikan dan ekonomi. Dampak kepada evoluasi perubahan
sosial itu ia memberi kesan kepada corak,struktur dan organisasi sosial masyarakat bandar.
Ini bemakna kesan proses urbanisasi tadi membentuk identitas baru masyarakat secara
evoluasi sama ada dalam jangka masa pendek atau jangka masa panjang.
Menurut E.G.Ravenstein (2001) arus dan arus balik, artinya setiap arus migrasi utama
menimbulkan arus balik penggantiannya perbedaan antara desa dan kota mengenai
kecenderungan melakukan imigrasi. Wanita melakukan nigrasi pada jarak dekat
dibandingkan pria Teknologi dan Imigrasi, artinya bahwa teknologi menyebabkan migrasi
meningkat motif ekonomi merupakan dorongan utama orang melakukan migrasi.
Neoclassical Theory
Neoclassical theory adalah teori migrasi yang fokus kepada push and pull factors
sebagai faktor-faktor seseorang melakukan migrasi. Castells mengatakan secara singkat teori
ini menekankan perpindahan dari tempat yang padat penduduk ke tempat yang lebih
renggang atau dari low-income areas ke tempat yang siklus bisnisnya fluktuatif atau high-
income areas. Faktor pendorong adalah kondisi-kondisi di negara asal yang menjadi alasan
seseorang untuk pindah demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik, contohnya adalah
bencana alam, ketidakstabilan politik dan ekonomi, pertumbuhan demografis, standar hidup
yang rendah, demokrasi yang rendah, dan lain-lain. Sementara itu faktor penarik adalah
kondisi-kondisi di negara tujuan yang terlihat lebih baik dibandingkan di negara asalnya dan
membuat orang tertarik untuk pergi ke negara tersebut, seperti kebutuhan negara tersebut
akan tenaga kerja, tingkat kehidupan yang lebih baik, stabilitas ekonomi dan politik, dan lain-
lain. Berdasarkan teori ini, keputusan seseorang untuk pindah adalah keputusan rasional yang
dilakukan dengan menghitung cost and benefit demi memperoleh income maximization.
Selain itu menurut teori ini, seseorang melakukan migrasi juga untuk individual maximalize
utility, yaitu usaha seseorang untuk memaksimalkan potensi mereka demi memperoleh apa
yang Chiswick sebut sebagai human capital. Maksudnya adalah seseorang memutuskan
untuk berinvestasi lewat migrasi. Mereka berinvestasi dalam pendidikan atau pelatihan
vokasi dan akan bermigrasi jika hasil (pendapatan) yang diharapkan lebih besar daripada
effort yang dikeluarkan untuk bermigrasi.
2. Macam-macam atau jenis-jenis migrasi
Migrasi dibagi menjadi beberapa macam yaitu:
a. Emigrasi
Adalah perpindahan penduduk dari suatu Negara ke Negara lain
b. Imigrasi
Adalah masuknya penduduk ke dalam suatu daerah Negara tertentu.
c. Urbanisasi
Adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota
d. Transmigrasi
Adalah perpindahan penduduk antar pulau dalam suatu Negara.
e. Remigrasi
Adalah kembalinya penduduk ke Negara asal setelah beberapa lama berada di Negara orang
lain.
3. Proses Migrasi
Proses migrasi dalam sebuah negara menunjukkan bahwa negara tersebut sedang
membangun dengan begitu pesat. Namun itu bukanlah satu hal yang dapat dibanggakan.
Pendatang asing sebenarnya diperlukan oleh negara berkembang, ini bergantung pada
ekonomi dari sektor pertanian kepada sektor perindustrian dan perkhidmatan.
Pada awal tahun 1990an, apabila jumlah pendatang meningkat secara drastis hingga
melebihi satu juta orang, masalah ini akan menimbulkan masalah banyak pihak, terutama
mereka yang datang dengan tujuan yang tidak baik. Dalam konteks negara kita Indonesia,
kehadiran hampir sebagian besar tenaga buruh asing inilah yang telah menyumbangkan
tenaga ke arah pembangunan negara. Dalam era mencapai wawasan 2020 ini, ketergantungan
kepada buruh asing khususnya dalam bidang pendidikan, pertanian dan pertambahan harus
dibendung dengan segera. Sudah waktunya rakyat negara ini mencontoh warga asing yang rajin
dan tekun bekerja walaupun bukan untuk negara sendiri. Sebenarnya banyak faktor dalam
terjadinya proses migrasi ini. Adapun faktor-faktor tersebut adalah :
1. Faktor-faktor pendorong misalnya :
a. Makin berkurangnya sumber-sumber alam.
b. Menyepitnya lapangan kerja di tempat asal akibat masuknya teknologi modern
mengunkan mesin-mesin.
c. Adanya tekanan-tekanan atau diskriminasi politik,agama,suku di daerah asal.
d. Tidak cocok lagi dengan adat/budaya/keper cayaan di tempat asal.
e. Bencana alam baik banjir,kebakaran,gempa bumi,musim kemarau panjang dan adanya
wabah penyakit.
2. Faktor-faktor penarik misalnya :
a. Kesempatan mendapatkan pendapatan yang lebih baik.
b. Kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi.
c. Tarikan dari orang yang diharapkan sebagai tempat berlindung.
d. Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar.
4. Pembagian Migrasi
Migrasi dapat dibagi atas dua golongan yaitu :
1. Migrasi Internasional
Migrasi Internasional, adalah perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain.
Migrasi ini dapat dibedakan atas tiga macam yaitu:
Imigrasi adalah masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan
menetap.
Emigrasi adalah keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain.
Remigrasi adalah kembalinya imigran ke negara asalnya.
2. Migrasi Nasional atau Internal
Migrasi Nasional atau Internal adalah perpindahan penduduk di dalam satu Negara. Migrasi
ini terdiri atas beberapa jenis, yaitu :
Urbanisasi adalah perpindahan dari desa ke kota dengan tujuan menetap. Factor yang
menyebabkan terjadinya urbanisasi yaitu Ingin mencari pekerjaan, karena di kota lebih
banyak lapangan kerja dan upahnya tinggi, Ingin mencari pengalaman di kota, Ingin
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan sebagainya.
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduk ke pulau yang
jarang penduduknya di dalam wilayah Indonesia. Transmigrasi pertama kali dilakukan di
Indonesia pada tahun 1905 oleh pemerintah Belanda yang dikenal dengan nama
kolonisasi.
Ruralisasi adalah perpindahan penduduk dari kota ke desa dengan tujuan menetap.
Ruralisasi merupakan kebalikan dari urbanisasi.
5. Pengertian Kesehatan Masyarakat
Definisi kesehatan menurut WHO adalah suatu keadaan sehat jasmani, rohani, dan
sosial yang merupakan aspek positif dan tidak hanya bebas dari penyakit serta kecacatan
yang merupakan aspek negatif.
Pender, Murdaugh, dan Parsons ( 2006 ) mendefinisikan kesehatan sebagai perwujudan
potensi manusia intrinstik dan ekstrinsik melalui tingkah laku yang diarahkan oleh tujuan
hidup, perawatan diri yang kompeten, dan hubungan dengan orang lain yang memuaskan,
dengan penyesuaian yang dilakukan untuk mempertahankan integritas struktural dan harmoni
dengan lingkungan.
Seseorang dikatakan dalam rentang sehat jika kebutuhan holistik ( fisiologis, spiritual,
psikologis, dan sosial ) dan kebutuhan dasarnya ( fisiologis, rasa aman, kasih sayang, harga
diri, dan aktualisasi diri ) telah terpenuhi. Jika salah satunya tidak terpenuhi maka belum
dapat seseorang itu dikatakan dalam rentang sehat.
Pengertian Kesehatan Masyarakat Menurut Winslow (1920) bahwa Kesehatan
Masyarakat (Public Health) adalah Ilmu dan Seni : mencegah penyakit, memperpanjang
hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui “Usaha-usaha Pengorganisasian masyarakat“
untuk :
1. Perbaikan sanitasi lingkungan
2. Pemberantasan penyakit-penyakit menular
3. Pendidikan untuk kebersihan perorangan
4. Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini
dan pengobatan.
5. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan
hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya.
Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak
adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh
berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan
spiritual.
1. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
2. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan
emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
3. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur,
pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni
Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik
keagamaan seseorang.
6. Pengaruh Migrasi terhadap Pelayanan Kesehatan
Proses-proses kehidupan di dalam demografi biasanya bergerak lambat, membutuhkan
waktu yang banyak hingga sukar diamati dalam waktu singkat. Akan tetapi dalam migrasi
prosesnya sering kali berlangsung secara mendadak yang merupakan akibat-akibat dari
perubahan situasi yanga hebat dan spontan. Seperti keguncangan situasi politik, ekonomi atau
bencana alam, yang pada gilirannya akan membangkitkan perubahan-perubahan
kependudukan dan kemasyarakat yang selanjutnya menuntut perubahan bentuk pelayanan di
semua sektor kehidupan.
Keadaan penduduk disuatu wilayah dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri tertentu,
seperti:
1. Biologis, meliputi umur dan jenis kelamin
2. Sosial, meliputi tingkat pendidikan, status perkawinan
3. Ekonomi, meliputi lapangan kerja, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan
4. Geografis, meliputi daerah tempat
Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk upaya pelayanan di bidang / sektor
kesehatan yang bertujuan memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat dalam lingkungan
tertentu dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan, seperti :
1. Lingkungan, yaitu lingkungan sosial budaya, fisik dan biologi dimana masyarakat
berkembang.
2. Perilaku, yaitu perilaku dari tiap individu, keluarga maupun masyarakat pada suatu
daerah tertentu.
3. Pelayanan kesehatan, pelayanan keperawatan komunitas bagian integral dari upaya
pelayanan kesehatan yang beorientasi pada pelayanan masyarakat disuatu daerah.
4. Keturunan, yaitu sifat genetika yang ada dan diturunkan kepada keluarga dan
masyarakat di daerah tertentu.
5. Sasaran keperawatan komunitas adalah individu, keluarga dan masyarakat sebagai
suatu kesatuan sistem.
Proses migrasi berlangsung cepat dibandingkan dengan proses-proses demografi
lainnya. Sehingga mempunyai pengaruh yang besar terhadap gejala kependudukan.
Akibatnya terjadi perubahan komposisi penduduk di daerah itu. Selain itu dengan
bercampurnya penduduk migran dan penduduk asli akan mengakibatkan terjadinya
pergeseran kebudayaan dan norma-norma sosial pada masyarakat itu. Dengan terjadinya
pergeseran tersebut maka keperawatan komunitas juga akan menjadi berkembang sesuai
dengan sosial-budaya pada masyarakat tersebut. Contoh sederhana budaya penduduk asli
menganggap penyakit malaria adalah kena wisa (bisa) maka dengan adanya migran yang
lebih berpendidikan anggapan tersebut berangsur-angsur akan berubah sesuai dengan
pengetahuan yang berkembang. Keperawatan komunitaspun akan bergeser pula, dulunya
pendekatan utama pada kuratif setelah perbauran tersebut maka pendekatan promotif dan
preventif lebih diutamakan tanpa mengabaikan pendekatan kuratif.
Migrasi umumnya bersifat selektif, artinya bahwa yang pindah atau menempati tempat
tinggal baru atau meninggalkan tempat asalnya mempunyai karakteristik kependudukan yang
khas mengenai umur, pendidikan, status sosial, kebudayaan dan sebagainya. Pada
transmigrasi yang berangkat yang kuat-kuat dan tergolog usia produktif, sedangkan yang
lanjut usia tidak diperkenankan ikut, maka komposisi penduduk pada daerah yang
ditinggalkan prosentasi penduduk usia lanjutnya meningkat. Di daerah ini perkembangan
keperawatan komunitas akan lebih diutamakan pada pelayanan keperawatan usia lanjut
dengan bentuk partisipasi masyarakat pada kegiatan Posyandu Usila.
Migrasi dari desa ke kota pada umumnya lebih banyak laki-laki dari pada wanita,
akibatnya rasio sek dipedesaan berkurang dan dikota bertambah. Banyak penduduk usia
muda dari daerah luar pulau Jawa bersekolah ke Pulau jawa. Akan tetapi setelah tamat tidak
mau kembali ke daerah asal, sehingga komposisi penduduk yang berpendidikan tinggi di
pulau Jawa meningkat dengan menyolok, sedangkan di luar pulau Jawa tidak terlalu
menyolok. Di daerah dengan komposisi penduduk berpendidikan tinggi ini akan lebih baik
keperawatan komunitasnya berorientasi pada peran serta dengan kegiatan pembentukan
kader-kader kesehatan. Di daerah yang komposisi penduduknya mayoritas tenaga kerja, maka
keperawatan komunitas yang dilakukan adalah kesehatan di area kerja dalam bentuk kegiatan
keselamatan kerja.
7. Persoalan Kesehatan lainnya
Ada beberapa persoalan kesehatan di masyarakat, antara lain:
1. Keadaan demografi, jumlah penduduk yang banyak dan tidak merata. Ini merupakan
suatu tantangan dalam pembangunan kesehatan.
2. Pendidikan yang tidak memadai.
3. Tingkat ekonomi, tingkatan pendapatan yang rendah menyebabkan sebagian besar
warga tidak dapat menikmati pelayanan kesehatan.
4. Dampak implikasi dari adanya kegiatan pembangunan, di satu sisi tidak saja
mendatangkan manfaat tetapi juga menimbulkan efek samping, juga perubahan
masyarakat yang terlalu cepat tanpa diiringi dengan perubahan masyarakat yang terlalu
cepat tanpa diiringi dengan perubahan sikap, biasanya akan menimbulkan konflik.
Misalnya : over gizi, penggunaan obat-obat terlarang
5. Persoalan fasilitas kesehatan, bagi kita fasilitas kesehatan masih sangat jauh dari
kebutuhan, jumlah puskesmas tidak memadai. Misalnya satu puskesmas harus melayani
30.000 orang penduduk.
a. Walaupun setiap saat pemerintah juga melakukan pembangunan berbagai fasilitas
namun kenyataannya fasilitas yang ada tetap belum memadai. Ini terbukti dari
jumlah orang yang sakit pada tahun 1971, yang mendapat pengobatan hanya 55%,
tahun 1980 meningkat menjadi 74%. Ini di buat oleh pemerintah, pelayanan
pemerintah untuk melayani orang sakit pada tahun 1980 itu berjumlah 44%.
b. Orang yang menangani penyakitnya sendiri juga terjadi peningkatan, berarti di sisni
terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan. Sehingga
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelayanan kesehatan. Tetapi ini juga
mempunyai resiko terhadap penyalahgunaan obat-obatan dan ketidak tepatan dalam
dosis pengobatan.
6. Masalah tenaga kerja di bidang kesehatan, kita sampai saat ini masih kekurangan
tenaga kerja di bidang kesehatan, kita baru mempunyai tenaga kesehatan kurang dari
150.000 TK untuk melayani 170 juta jiwa. 4000 tenaga medis termasuk tenaga dokter
1500 orang, dokter di 12 universitas.
7. Persoalan biaya kesehatan, pemerintah hanya mampu mengeluarkan biaya kesehatan
masyarakat Rp 2500-2600 perkapita/tahun. Sedangkan kalau di hitung biaya kesehatan
yang harus di keluarkan oleh masyarakat indonesia Rp 10.000 perkapita/tahun, berarti
lebih dari 50% biaya kesehatan masyarakat harus di tanggulangi oleh masyarakat harus
di tanggulangi oleh masyarakat. Dari APBD untuk bidang kesehatan Indonesia baru
berkisar 2,2%. Kalau di hitung secara keseluruhan anggaran belanja negara kita masih
jauh jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Seperti : Burma 6,7%, Srilanka
7,5%, dan Bangladesh 4%. Akibat dari anggaran yang sangat terbatas ini tenaga medis
harus menuntut banyak dari masyarakat.
8. Masalah sarana obat-obatan , di satu sisi kita memang sudah mampu memproduksi
obat-obatan lebih dari 90%. 90% dari obat-obatan yang beredar sudah di produksi di
dalama negeri. Tetapi di sisi lain lebih dari 95% komponen obat harus di impor dari
luar. Keadaan ini tentu membuat harga obat dalam negeri menjadi tinggi dan di dunia
juga lebih tinggi. Sebagian besar dari pengelolaan obat dilakukan oleh pihak swasta,
hampir mencapai 90% produksi dan distribusinya dilakukan oleh swasta, pemerintah
hanya mampu melayani kebutuhan obat hanya mencapai 10%.
9. Masalah gizi, di samping persoalan kekurangan gizi yang di sebabkan oleh faktor
ekonomi, juga masalah gizi yang di sebabkan faktor pengetahuan dan pendidikan yang
tidak memadai ke-2 pesoalan tadi (kekurangan gizi dan salah gizi) juga bisa di
sebabkan oleh kebiasaan dan tradisi yang ad dalam masyarakat dengan demikian
masalah kesehatan dalam masyarakat sangat di pengaruhi oleh berbagai komponen, di
samping komponen bawaan, juga di pengaruhi oleh keadaan kesehatan, prilaku-prilaku
pelayanan kesehatan, juga di pengaruhi oleh lingkungan fisik (pencemaran) dan di
pengaruhi juga oleh sosial budaya masyarakat yang bersangkutan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Secara formal, migrasi didefenisikan sebagai perpindahan penduduk dengan tujuan
untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain yang melampaui batas politik/negara
ataupun batas administrasi/batas bagian suatu negara.
2. Faktor pendorong adalah kondisi-kondisi di negara atau daerah asal yang menjadi
alasan seseorang untuk pindah demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik,
Sementara itu faktor penarik adalah kondisi-kondisi di negara atau daerah tujuan
yang terlihat lebih baik dibandingkan di negara atau derah asalnya dan membuat
orang tertarik untuk pergi ke negara atau daerah tersebut.
3. Pengertian Kesehatan Masyarakat Menurut Winslow (1920) bahwa Kesehatan
Masyarakat (Public Health) adalah Ilmu dan Seni : mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui “Usaha-usaha
Pengorganisasian masyarakat”.
4. Proses migrasi berlangsung cepat dibandingkan dengan proses-proses demografi
lainnya. Sehingga mempunyai pengaruh yang besar terhadap gejala kependudukan.
5. Bercampurnya penduduk migran dan penduduk asli akan mengakibatkan terjadinya
pergeseran kebudayaan dan norma-norma sosial pada masyarakat itu. Keperawatan
komunitas atau pelayanan kesehatan pun akan bergeser pula, dulunya pendekatan
utama pada kuratif setelah perbauran tersebut maka pendekatan promotif dan
preventif lebih diutamakan tanpa mengabaikan pendekatan kuratif.
2. Saran
Sebagai individu yang berperan dalam kesehatan masyarakat, pemahaman akan data
demografi khususnya migrasi sangat penting dalam memecahkan permasalahan kesehatan
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Biro Pusat Statistik. 1995. Estimasi Fertilitas, Mortalitas dan Migrasi. Hasil Survei
Castles dan Miller. 2009. The Age of Migration: International Population Movements in
the Modern World, 4th edition. New York: Guilford Press.
LD FE UI. 1981. Dasar-Dasar Demografi. FE UI. Jakarta.
Lucas David, Peter McDonald, Elspeth Young, Christabel Young. 1982. Pengantar
Kependudukan. Gajahmada University Press. Yogyakarta.
Mantra, Ida Bagus. 1985. Pengantar Studi Demografi. Nur Cahya. Yogyakarta.
Sunarto, Hs. 1985. Penduduk Indonesia dalam Dinamika Migrasi 1971-1980. Dua
Dimensi. Yogyakarta.