20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk dunia saat ini telah mencapai lebih dari 6 miliar, dimana di antara jumlah tersebut, 80 persen tinggal di negara-negaraberkembang itu, United Nations (2001) memproyeksikan bahwa penduduk perkotaan di negara-negara berkembang terus meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 2,4 persen per tahun. Angka ini merupakan dua kali lipat angka pertumbuhan penduduk total negara-negara berkembang pada umumnya, yakni sekitar 1,2 persen. Meski penduduk perkotaan di negara-negara maju juga meningkat dengan angka pertumbuhan yang lebih besar daripada angka pertumbuhan penduduk totalnya, dan juga angka urbanisasinya jauh lebih besar daripada negara- negara berkembang, pertumbuhan perkotaan di negaranegara berkembang tetap lebih cepat disertai dengan meningkatnya penduduk perkotaan secara absolut. Sensus Penduduk 2000 menunjukkan bahwa jumlah penduduk perkotaan di Indonesia telah mencapai lebih dari 85 juta jiwa, dengan laju kenaikan sebesar 4,40 persen per tahun selama kurun 1990-2000. Jumlah itu kira- kira hampir 42 persen dari total jumlah penduduk. Mengikuti kecenderungan tersebut, dewasa ini (2005) diperkirakan bahwa jumlah penduduk perkotaan telah melampaui 100 juta jiwa, dan kini hampir setengah jumlah penduduk Indonesia tinggal di wilayah perkotaan. Hal ini tentu saja berdampak sangat luas pada upaya perencanaan dan pengelolaan pembangunan wilayah perkotaan. Meningkatnya proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan dapat berarti bahwa penduduk berbondong-bondong

Makalah DASPEN MIGRASI.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah DASPEN MIGRASI.docx

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penduduk dunia saat ini telah mencapai lebih dari 6 miliar, dimana di antara jumlah

tersebut, 80 persen tinggal di negara-negaraberkembang itu, United Nations (2001)

memproyeksikan bahwa penduduk perkotaan di negara-negara berkembang terus meningkat

dengan rata-rata pertumbuhan 2,4 persen per tahun. Angka ini merupakan dua kali lipat

angka pertumbuhan penduduk total negara-negara berkembang pada umumnya, yakni sekitar

1,2 persen. Meski penduduk perkotaan di negara-negara maju juga meningkat dengan angka

pertumbuhan yang lebih besar daripada angka pertumbuhan penduduk totalnya, dan juga

angka urbanisasinya jauh lebih besar daripada negara-negara berkembang, pertumbuhan

perkotaan di negaranegara berkembang tetap lebih cepat disertai dengan meningkatnya

penduduk perkotaan secara absolut. Sensus Penduduk 2000 menunjukkan bahwa jumlah

penduduk perkotaan di Indonesia telah mencapai lebih dari 85 juta jiwa, dengan laju kenaikan

sebesar 4,40 persen per tahun selama kurun 1990-2000. Jumlah itu kira-kira hampir 42 persen

dari total jumlah penduduk. Mengikuti kecenderungan tersebut, dewasa ini (2005)

diperkirakan bahwa jumlah penduduk perkotaan telah melampaui 100 juta jiwa, dan kini

hampir setengah jumlah penduduk Indonesia tinggal di wilayah perkotaan. Hal ini tentu saja

berdampak sangat luas pada upaya perencanaan dan pengelolaan pembangunan wilayah

perkotaan. Meningkatnya proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan dapat berarti bahwa

penduduk berbondong-bondong pindah dari pedesaan ke perkotaan, atau dengan kata lain

penduduk melakukan urbanisasi.

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang banyak. Dapat dilihat dari

hasil sensus penduduk yang semakin tahun semakin meningkat. Dalam pengetahuan tentang

kependudukan dikenal sebagai istilah karakteristik penduduk yang berpengaruh penting

terhadap proses demografi dan tingkah laku sosial ekonomi penduduk. Dibanding dengan

negara-negara yang sedang berkembang lainnya, Indonesia menempati urutan ketiga dalam

jumlah penduduk setelah Cina dan India. Indonesia merupakan negara yang sedang

membangun dengan mempunyai masalah kependudukan yang sangat serius disertai dengan,

yaitu jumlah penduduk yang sangat besar disertai dengan tingkat pertumbuhan yang relatif

tinggi dan persebaran penduduk yang tidak merata. Jumlah penduduk bukan hanya

merupakan modal , tetapi juga akan merupakan beban dalam pembangunan.

Page 2: Makalah DASPEN MIGRASI.docx

Pertumbuhan penduduk yang meningkat berkaitan dengan semakin sulitnya pelayanan

kesehatan yang merata kepada masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen

demografi seperti fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan, perkawinan, dan

aspek keluarga dan rumah tangga akan membantu para penentu kebijakan dan perencana

program untuk dapat mengembangkan program pelayanan kesehatan yang merata dan tepat

pada sasarannya.Masalah utama yang dihadapi di bidang kesehatan di Indonesia adalah masih

tingginya pertumbuhan penduduk dan kurang seimbangnya penyebaran dan struktur umur

penduduk. Program kependudukan dan keluarga berencana bertujuan turut serta menciptakan

kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi seluruh masyarakat melalui usaha-usaha perencanaan

dan pengendalian penduduk. Dengan demikian diharapkan tercapai keseimbangan yang baik

antara jumlah dan kecepatan pertambahan penduduk dengan perkembangan pelayanan

kesehatan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan migrasi?

2. Apa yang dimaksud dengan kesehatan masyarakat?

3. Bagaimana dampak migrasi terhadap pelayanan kesehatan?

4. Apa saja masalah terkait pengaruh migrasi terhadap pelayanan kesehatan?

Page 3: Makalah DASPEN MIGRASI.docx

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Migrasi

Migrasi adalah penghijrahan sekumpulan manusia dari satu negara ke satu negara yang

lain untuk meningkatkan taraf hidup dan ekonomi mereka. Menurut Knox & Pinc (2000)

zamam modern perubahan migrasi yaitu meningkatnya jumlah penduduk dari suatu daerah,

meningkatnya kepadatan penduduk dan dalam waktu yang sama meningkatkan juga

perbedaan dan stratafikasi sosial penduduk. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu

tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara atau batas administrasi dengan tujuan

untuk menetap. Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk.

Secara sederhana migrasi didefenisikan sebagai aktivitas perpindahan. Sedangkan

secara formal, migrasi didefenisikan sebagai perpindahan penduduk dengan tujuan untuk

menetap dari suatu tempat ke tempat lain yang melampaui batas politik/negara ataupun batas

administrasi/batas bagian suatu negara. Bila melampaui batas negara maka disebut dengan

migrasi internasional (migrasi internasional). Sedangkan migrasi dalam negeri merupakan

perpindahan penduduk yang terjadi dalam batas wilayah suatu negara, baik antar daerah

ataupun antar propinsi. Pindahnya penduduk ke suatu daerah tujuan disebut dengan migrasi

masuk. Sedangkan perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah disebut dengan migrasi

keluar

Menurut Vago (1999) melalui teori ini perubahan sosial berkait rapat dengan perubahan

dimensi diperingkat lokal, wilayah dan global yang di dukung dengan perubahan tenologi.

Ruang  lingkup evoluasi perubahan sosial termasuklah dalm aspek perubahan

manusia,stratafikasi sosial,pendidikan dan ekonomi. Dampak kepada evoluasi perubahan

sosial itu ia memberi kesan kepada corak,struktur dan organisasi sosial masyarakat bandar.

Ini bemakna kesan proses urbanisasi tadi membentuk identitas baru masyarakat secara

evoluasi sama ada dalam jangka masa pendek atau jangka masa panjang.

Menurut E.G.Ravenstein (2001) arus dan arus balik, artinya setiap arus migrasi utama

menimbulkan arus balik penggantiannya perbedaan antara desa dan kota mengenai

kecenderungan melakukan imigrasi. Wanita melakukan nigrasi pada jarak dekat

dibandingkan pria Teknologi dan Imigrasi, artinya bahwa teknologi  menyebabkan migrasi

meningkat motif ekonomi merupakan dorongan utama orang melakukan migrasi.

Page 4: Makalah DASPEN MIGRASI.docx

Neoclassical Theory

Neoclassical theory adalah teori migrasi yang fokus kepada push and pull factors

sebagai faktor-faktor seseorang melakukan migrasi. Castells mengatakan secara singkat teori

ini menekankan perpindahan dari tempat yang padat penduduk ke tempat yang lebih

renggang atau dari low-income areas ke tempat yang siklus bisnisnya fluktuatif atau high-

income areas. Faktor pendorong adalah kondisi-kondisi di negara asal yang menjadi alasan

seseorang untuk pindah demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik, contohnya adalah

bencana alam, ketidakstabilan politik dan ekonomi, pertumbuhan demografis, standar hidup

yang rendah, demokrasi yang rendah, dan lain-lain. Sementara itu faktor penarik adalah

kondisi-kondisi di negara tujuan yang terlihat lebih baik dibandingkan di negara asalnya dan

membuat orang tertarik untuk pergi ke negara tersebut, seperti kebutuhan negara tersebut

akan tenaga kerja, tingkat kehidupan yang lebih baik, stabilitas ekonomi dan politik, dan lain-

lain. Berdasarkan teori ini, keputusan seseorang untuk pindah adalah keputusan rasional yang

dilakukan dengan menghitung cost and benefit demi memperoleh income maximization.

Selain itu menurut teori ini, seseorang melakukan migrasi juga untuk individual maximalize

utility, yaitu usaha seseorang untuk memaksimalkan potensi mereka demi memperoleh apa

yang Chiswick sebut sebagai human capital. Maksudnya adalah seseorang memutuskan

untuk berinvestasi lewat migrasi. Mereka berinvestasi dalam pendidikan atau pelatihan

vokasi dan akan bermigrasi jika hasil (pendapatan) yang diharapkan lebih besar daripada

effort yang dikeluarkan untuk bermigrasi.

2. Macam-macam atau jenis-jenis migrasi 

Migrasi dibagi menjadi beberapa macam yaitu:

a. Emigrasi

Adalah perpindahan penduduk dari suatu Negara ke Negara lain      

b. Imigrasi

Adalah masuknya penduduk ke dalam suatu daerah Negara tertentu.

c. Urbanisasi

Adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota

d. Transmigrasi

Adalah perpindahan penduduk antar pulau dalam suatu Negara.

e. Remigrasi

Adalah kembalinya penduduk ke Negara asal setelah beberapa lama berada di Negara orang

lain.

Page 5: Makalah DASPEN MIGRASI.docx

3. Proses Migrasi

Proses migrasi dalam sebuah negara menunjukkan bahwa negara tersebut sedang

membangun dengan begitu pesat. Namun itu bukanlah satu hal yang dapat dibanggakan.

Pendatang asing sebenarnya diperlukan oleh negara berkembang, ini bergantung pada

ekonomi dari sektor pertanian kepada sektor perindustrian dan perkhidmatan.

Pada awal tahun 1990an, apabila jumlah pendatang meningkat secara drastis hingga

melebihi satu juta orang, masalah ini akan menimbulkan masalah banyak pihak, terutama

mereka yang datang dengan tujuan yang tidak baik. Dalam konteks negara kita Indonesia,

kehadiran hampir sebagian besar tenaga buruh asing inilah yang telah menyumbangkan

tenaga ke arah pembangunan negara. Dalam era mencapai wawasan 2020 ini, ketergantungan

kepada buruh asing khususnya dalam bidang pendidikan, pertanian dan pertambahan harus

dibendung dengan segera. Sudah waktunya rakyat negara ini mencontoh warga asing yang rajin

dan tekun bekerja walaupun bukan untuk negara sendiri. Sebenarnya banyak faktor dalam

terjadinya proses migrasi ini. Adapun faktor-faktor tersebut adalah :

1. Faktor-faktor pendorong misalnya :

a. Makin berkurangnya sumber-sumber alam.

b. Menyepitnya lapangan kerja di tempat asal akibat masuknya teknologi modern

mengunkan mesin-mesin.

c. Adanya tekanan-tekanan atau diskriminasi politik,agama,suku di daerah asal.

d. Tidak cocok lagi dengan adat/budaya/keper cayaan di tempat asal.

e. Bencana alam baik banjir,kebakaran,gempa bumi,musim kemarau panjang dan adanya

wabah penyakit.

2. Faktor-faktor penarik misalnya :

a. Kesempatan mendapatkan pendapatan yang lebih baik.

b. Kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi.

c. Tarikan dari orang yang diharapkan sebagai tempat berlindung.

d. Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar.

4. Pembagian Migrasi

Migrasi dapat dibagi atas dua golongan yaitu :

1. Migrasi Internasional

Migrasi Internasional, adalah perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain.

Page 6: Makalah DASPEN MIGRASI.docx

Migrasi ini dapat dibedakan atas tiga macam yaitu:

  Imigrasi adalah masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan

menetap.

  Emigrasi adalah keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain.

  Remigrasi adalah kembalinya imigran ke negara asalnya.

2. Migrasi Nasional atau Internal

Migrasi Nasional atau Internal adalah  perpindahan penduduk di dalam satu Negara. Migrasi

ini terdiri atas beberapa jenis, yaitu :

  Urbanisasi adalah perpindahan dari desa ke kota dengan tujuan menetap. Factor yang

menyebabkan terjadinya urbanisasi yaitu Ingin mencari pekerjaan, karena di kota lebih

banyak lapangan kerja dan upahnya tinggi, Ingin mencari pengalaman di kota, Ingin

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan sebagainya.

  Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduk ke pulau yang

jarang penduduknya di dalam wilayah Indonesia. Transmigrasi pertama kali dilakukan di

Indonesia pada tahun 1905 oleh pemerintah Belanda yang dikenal dengan nama

kolonisasi.

  Ruralisasi adalah perpindahan penduduk dari kota ke desa dengan tujuan menetap.

Ruralisasi merupakan kebalikan dari urbanisasi.

5. Pengertian Kesehatan Masyarakat

Definisi kesehatan menurut WHO adalah suatu keadaan sehat jasmani, rohani, dan

sosial yang merupakan aspek positif dan tidak hanya bebas dari penyakit serta kecacatan

yang merupakan aspek negatif.

Pender, Murdaugh, dan Parsons ( 2006 ) mendefinisikan kesehatan sebagai perwujudan

potensi manusia intrinstik dan ekstrinsik melalui tingkah laku yang diarahkan oleh tujuan

hidup, perawatan diri yang kompeten, dan hubungan dengan orang lain yang memuaskan,

dengan penyesuaian yang dilakukan untuk mempertahankan integritas struktural dan harmoni

dengan lingkungan.

Seseorang dikatakan dalam rentang sehat jika kebutuhan holistik ( fisiologis, spiritual,

psikologis, dan sosial ) dan kebutuhan dasarnya ( fisiologis, rasa aman, kasih sayang, harga

Page 7: Makalah DASPEN MIGRASI.docx

diri, dan aktualisasi diri ) telah terpenuhi. Jika salah satunya tidak terpenuhi maka belum

dapat seseorang itu dikatakan dalam rentang sehat.

Pengertian Kesehatan Masyarakat Menurut Winslow (1920) bahwa Kesehatan

Masyarakat (Public Health) adalah Ilmu dan Seni : mencegah penyakit, memperpanjang

hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui “Usaha-usaha Pengorganisasian masyarakat“

untuk :

1. Perbaikan sanitasi lingkungan

2. Pemberantasan penyakit-penyakit menular

3. Pendidikan untuk kebersihan perorangan

4. Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini

dan pengobatan.

5. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan

hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya.

Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak

adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh

berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.

Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan

spiritual.

1.  Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.

2.  Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan

emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.

3. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur,

pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni

Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik

keagamaan seseorang.

6. Pengaruh Migrasi terhadap Pelayanan Kesehatan

Proses-proses kehidupan di dalam demografi biasanya bergerak lambat, membutuhkan

waktu yang banyak hingga sukar diamati dalam waktu singkat. Akan tetapi dalam migrasi

prosesnya sering kali berlangsung secara mendadak yang merupakan akibat-akibat dari

perubahan situasi yanga hebat dan spontan. Seperti keguncangan situasi politik, ekonomi atau

bencana alam, yang pada gilirannya akan membangkitkan perubahan-perubahan

Page 8: Makalah DASPEN MIGRASI.docx

kependudukan dan kemasyarakat yang selanjutnya menuntut perubahan bentuk pelayanan di

semua sektor kehidupan.

Keadaan penduduk disuatu wilayah dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri tertentu,

seperti:

1. Biologis, meliputi umur dan jenis kelamin

2. Sosial, meliputi tingkat pendidikan, status perkawinan

3. Ekonomi, meliputi lapangan kerja, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan

4. Geografis, meliputi daerah tempat

Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk upaya pelayanan di bidang / sektor

kesehatan yang bertujuan memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat dalam lingkungan

tertentu dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan, seperti :

1. Lingkungan, yaitu lingkungan sosial budaya, fisik dan biologi dimana masyarakat

berkembang.

2. Perilaku, yaitu perilaku dari tiap individu, keluarga maupun masyarakat pada suatu

daerah tertentu.

3. Pelayanan kesehatan, pelayanan keperawatan komunitas bagian integral dari upaya

pelayanan kesehatan yang beorientasi pada pelayanan masyarakat disuatu daerah.

4. Keturunan, yaitu sifat genetika yang ada dan diturunkan kepada keluarga dan

masyarakat di daerah tertentu.

5. Sasaran keperawatan komunitas adalah individu, keluarga dan masyarakat sebagai

suatu kesatuan sistem.

Proses migrasi berlangsung cepat dibandingkan dengan proses-proses demografi

lainnya. Sehingga mempunyai pengaruh yang besar terhadap gejala kependudukan.

Akibatnya terjadi perubahan komposisi penduduk di daerah itu. Selain itu dengan

bercampurnya penduduk migran dan penduduk asli akan mengakibatkan terjadinya

pergeseran kebudayaan dan norma-norma sosial pada masyarakat itu. Dengan terjadinya

pergeseran tersebut maka keperawatan komunitas juga akan menjadi berkembang sesuai

dengan sosial-budaya pada masyarakat tersebut. Contoh sederhana budaya penduduk asli

menganggap penyakit malaria adalah kena wisa (bisa) maka dengan adanya migran yang

lebih berpendidikan anggapan tersebut berangsur-angsur akan berubah sesuai dengan

pengetahuan yang berkembang. Keperawatan komunitaspun akan bergeser pula, dulunya

pendekatan utama pada kuratif setelah perbauran tersebut maka pendekatan promotif dan

preventif lebih diutamakan tanpa mengabaikan pendekatan kuratif.

Page 9: Makalah DASPEN MIGRASI.docx

Migrasi umumnya bersifat selektif, artinya bahwa yang pindah atau menempati tempat

tinggal baru atau meninggalkan tempat asalnya mempunyai karakteristik kependudukan yang

khas mengenai umur, pendidikan, status sosial, kebudayaan dan sebagainya. Pada

transmigrasi yang berangkat yang kuat-kuat dan tergolog usia produktif, sedangkan yang

lanjut usia tidak diperkenankan ikut, maka komposisi penduduk pada daerah yang

ditinggalkan prosentasi penduduk usia lanjutnya meningkat. Di daerah ini perkembangan

keperawatan komunitas akan lebih diutamakan pada pelayanan keperawatan usia lanjut

dengan bentuk partisipasi masyarakat pada kegiatan Posyandu Usila.

Migrasi dari desa ke kota pada umumnya lebih banyak laki-laki dari pada wanita,

akibatnya rasio sek dipedesaan berkurang dan dikota bertambah. Banyak penduduk usia

muda dari daerah luar pulau Jawa bersekolah ke Pulau jawa. Akan tetapi setelah tamat tidak

mau kembali ke daerah asal, sehingga komposisi penduduk yang berpendidikan tinggi di

pulau Jawa meningkat dengan menyolok, sedangkan di luar pulau Jawa tidak terlalu

menyolok. Di daerah dengan komposisi penduduk berpendidikan tinggi ini akan lebih baik

keperawatan komunitasnya berorientasi pada peran serta dengan kegiatan pembentukan

kader-kader kesehatan. Di daerah yang komposisi penduduknya mayoritas tenaga kerja, maka

keperawatan komunitas yang dilakukan adalah kesehatan di area kerja dalam bentuk kegiatan

keselamatan kerja.

7. Persoalan Kesehatan lainnya

Ada beberapa persoalan kesehatan di masyarakat, antara lain:

1. Keadaan demografi, jumlah penduduk yang banyak dan tidak merata. Ini merupakan

suatu tantangan dalam pembangunan kesehatan.

2. Pendidikan yang tidak memadai.

3. Tingkat ekonomi, tingkatan pendapatan yang rendah menyebabkan sebagian besar

warga tidak dapat menikmati pelayanan kesehatan.

4. Dampak implikasi dari adanya kegiatan pembangunan, di satu sisi tidak saja

mendatangkan manfaat tetapi juga menimbulkan efek samping, juga perubahan

masyarakat yang terlalu cepat tanpa diiringi dengan perubahan masyarakat yang terlalu

cepat tanpa diiringi dengan perubahan sikap, biasanya akan menimbulkan konflik.

Misalnya : over gizi, penggunaan obat-obat terlarang

5. Persoalan fasilitas kesehatan, bagi kita fasilitas kesehatan masih sangat jauh dari

kebutuhan, jumlah puskesmas tidak memadai. Misalnya satu puskesmas harus melayani

30.000 orang penduduk.

Page 10: Makalah DASPEN MIGRASI.docx

a. Walaupun setiap saat pemerintah juga melakukan pembangunan berbagai fasilitas

namun kenyataannya fasilitas yang ada tetap belum memadai. Ini terbukti dari

jumlah orang yang sakit pada tahun 1971, yang mendapat pengobatan hanya 55%,

tahun 1980 meningkat menjadi 74%. Ini di buat oleh pemerintah, pelayanan

pemerintah untuk melayani orang sakit pada tahun 1980 itu berjumlah 44%.

b. Orang yang menangani penyakitnya sendiri juga terjadi peningkatan, berarti di sisni

terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan. Sehingga

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelayanan kesehatan. Tetapi ini juga

mempunyai resiko terhadap penyalahgunaan obat-obatan dan ketidak tepatan dalam

dosis pengobatan.

6. Masalah tenaga kerja di bidang kesehatan, kita sampai saat ini masih kekurangan

tenaga kerja di bidang kesehatan, kita baru mempunyai tenaga kesehatan kurang dari

150.000 TK untuk melayani 170 juta jiwa. 4000 tenaga medis termasuk tenaga dokter

1500 orang, dokter di 12 universitas.

7. Persoalan biaya kesehatan, pemerintah hanya mampu mengeluarkan biaya kesehatan

masyarakat Rp 2500-2600 perkapita/tahun. Sedangkan kalau di hitung biaya kesehatan

yang harus di keluarkan oleh masyarakat indonesia Rp 10.000 perkapita/tahun, berarti

lebih dari 50% biaya kesehatan masyarakat harus di tanggulangi oleh masyarakat harus

di tanggulangi oleh masyarakat. Dari APBD untuk bidang kesehatan Indonesia baru

berkisar 2,2%. Kalau di hitung secara keseluruhan anggaran belanja negara kita masih

jauh jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Seperti : Burma 6,7%, Srilanka

7,5%, dan Bangladesh 4%. Akibat dari anggaran yang sangat terbatas ini tenaga medis

harus menuntut banyak dari masyarakat.

8. Masalah sarana obat-obatan , di satu sisi kita memang sudah mampu memproduksi

obat-obatan lebih dari 90%. 90% dari obat-obatan yang beredar sudah di produksi di

dalama negeri. Tetapi di sisi lain lebih dari 95% komponen obat harus di impor dari

luar. Keadaan ini tentu membuat harga obat dalam negeri menjadi tinggi dan di dunia

juga lebih tinggi. Sebagian besar dari pengelolaan obat dilakukan oleh pihak swasta,

hampir mencapai 90% produksi dan distribusinya dilakukan oleh swasta, pemerintah

hanya mampu melayani kebutuhan obat hanya mencapai 10%.

9. Masalah gizi, di samping persoalan kekurangan gizi yang di sebabkan oleh faktor

ekonomi, juga masalah gizi yang di sebabkan faktor pengetahuan dan pendidikan yang

tidak memadai ke-2 pesoalan tadi (kekurangan gizi dan salah gizi) juga bisa di

sebabkan oleh kebiasaan dan tradisi yang ad dalam masyarakat dengan demikian

Page 11: Makalah DASPEN MIGRASI.docx

masalah kesehatan dalam masyarakat sangat di pengaruhi oleh berbagai komponen, di

samping komponen bawaan, juga di pengaruhi oleh keadaan kesehatan, prilaku-prilaku

pelayanan kesehatan, juga di pengaruhi oleh lingkungan fisik (pencemaran) dan di

pengaruhi juga oleh sosial budaya masyarakat yang bersangkutan.

Page 12: Makalah DASPEN MIGRASI.docx

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Secara formal, migrasi didefenisikan sebagai perpindahan penduduk dengan tujuan

untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain yang melampaui batas politik/negara

ataupun batas administrasi/batas bagian suatu negara.

2. Faktor pendorong adalah kondisi-kondisi di negara atau daerah asal yang menjadi

alasan seseorang untuk pindah demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik,

Sementara itu faktor penarik adalah kondisi-kondisi di negara atau daerah tujuan

yang terlihat lebih baik dibandingkan di negara atau derah asalnya dan membuat

orang tertarik untuk pergi ke negara atau daerah tersebut.

3. Pengertian Kesehatan Masyarakat Menurut Winslow (1920) bahwa Kesehatan

Masyarakat (Public Health) adalah Ilmu dan Seni : mencegah penyakit,

memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui “Usaha-usaha

Pengorganisasian masyarakat”.

4. Proses migrasi berlangsung cepat dibandingkan dengan proses-proses demografi

lainnya. Sehingga mempunyai pengaruh yang besar terhadap gejala kependudukan.

5. Bercampurnya penduduk migran dan penduduk asli akan mengakibatkan terjadinya

pergeseran kebudayaan dan norma-norma sosial pada masyarakat itu. Keperawatan

komunitas atau pelayanan kesehatan pun akan bergeser pula, dulunya pendekatan

utama pada kuratif setelah perbauran tersebut maka pendekatan promotif dan

preventif lebih diutamakan tanpa mengabaikan pendekatan kuratif.

2. Saran

Sebagai individu yang berperan dalam kesehatan masyarakat, pemahaman akan data

demografi khususnya migrasi  sangat penting dalam memecahkan permasalahan kesehatan

masyarakat.

Page 13: Makalah DASPEN MIGRASI.docx

DAFTAR PUSTAKA

Biro Pusat Statistik. 1995. Estimasi Fertilitas, Mortalitas dan Migrasi. Hasil Survei

Castles dan Miller. 2009. The Age of Migration: International Population Movements in

the Modern World, 4th edition. New York: Guilford Press.

LD FE UI. 1981. Dasar-Dasar Demografi. FE UI. Jakarta.

Lucas David, Peter McDonald, Elspeth Young, Christabel Young. 1982. Pengantar

Kependudukan. Gajahmada University Press. Yogyakarta.

Mantra, Ida Bagus. 1985. Pengantar Studi Demografi. Nur Cahya. Yogyakarta.

Sunarto, Hs. 1985. Penduduk Indonesia dalam Dinamika Migrasi 1971-1980. Dua

Dimensi. Yogyakarta.