Upload
rizky-arif
View
68
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Menjelaskan macam macam jenis syok dan penanganannya. diambil dari sumber Ilmu penyakit dalam UI, Prinsip prinsip ilmu penyakit dalam Harrison, dan Buku ajar patologi robins.
Citation preview
SYOK
A. DEFINISI
Syok (renjatan) dapat diartikan sebagai keadaan terdapatnya pengurangan yang sangat besar
dan tersebar luas pada kemampuan pengangkutan oksigen serta unsur unsur gizi lainya secara
efektif ke berbagai jaringan sehingga timbul cedera seluler yang mula mula reversible dan
kemudian apabila syok berlangsung lama menjadi irreversible. Selain itu syok merupakan suatu
kelainan progresif yang menyebabkan kematian bila masalah-masalh yang mendasarinya tidak
dikoreksi. Yang menjadi masalah yang mendasari bias seperti kehilangan banyak
darah/exsanguinations, trauma atau luka bakar yang luas, infark miokard, emboli paru, dan sepsis.
Tanpa memandang sebabnya, syok ditandai oleh hipoperfusi sistemik jaringan; yang bias
disebabkan oleh curah jantung yang berkurang atau oleh berkurangnya volume darah efektif yang
beredar. Akibatnya adalah menjadi gangguan perfusi jaringan dan hipoksia.
B. KLASIFIKASI SYOK
Bentuk bentuk syok yang paling sering dijumpai dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan
kelainan, berikut :
1. Syok Kardiogenik, disebabkan oleh curah jantung yang rendah akibat kegagalan pompa
jantung. Penyebabnya bisa berupa karena :
kerusakan otot jantung (infark), akibat dari depresi berat kinerja jantung sistolik.
Tekanan arteri sistolik <80 mmHg, indeks jantung berkurang dibawah 1,8L/menit/m2 .
aritmia ventrikel, dimana tekanan pengisian ventrikel kiri meningkat umumnya diatas
18mmHg
tekanan dari luar (tamponade jantung),
aliran darah yang tersumbat (misalnya, emboli paru). Dapat terlihat jelas atau tidak.
Gejala yang tampak pasien sering terlihat tak berdaya , pengeluaran urin berkurang dari
20mL/jam, estremitas dingin dan sianotik.
2. Syok Hipovolemik, disebabkan oleh curah jantung yang rendah akibat hilangnya volume
darah atau plasma (misalnya, akibat perdarahan atau kehilangan cairan pada luka bakar
luas.
3. Syok septik, termasuk dalam syok distributif disebabkan oleh vasodilatasi arteri dan
pengumpulan darah pada vena yang berpangkal dari respon imun sistemik terhadap infeksi
mikroba.
Selain itu kadang kadang syok bias disebabkan oleh hilangnya tonus pembulu darah yang
berkaitan dengan anestesi atau trauma medulla spinalisa (syok neurogenik). Syok anafilaktik
disebabkan oleh vasodilatasi sistemik dan meningkatnya permeabilitas pembulu darah yang dipicu
oleh reaksi hipersensitivitas yang diperantarai oleh suatu immunoglobulin-E. Syok neurogenik dan
syok anafilaktik termasuk dalam golongan syok distributive bersama dengan syok septic.
C. PATOGENESIS
Beberapa karakteristik pathogenesis syok sama tanpa memperhatikan penyebab yang
mendasari . Jalur akhir dari syok adalah kematian sel. Begitu sejumlah besar sel dari organ vital
telah mencapai stadium ini, syok menjadi irreversible, dan kematian terjadi meskipun telah
dilakukan koreksi terhadap penyebab/masalah yang mendasarinya. Mekanisme pathogenesis yang
menyebabkan kematian sel tidak sepenuhnya dipahami.
Syok umumnya cenderung berkembang melalui tiga tahap umum, kecuali bila kelainan yang ada
sangat massif dan mematikan dengan cepat (misalnya, hilangnya darah/exsanguinations dari suatu
aneurisme aorta yang rupture). Tahap tahap ini telah diketahi dengan lebih jelas pada syok
hipovolemik namun juga dapat dipakai secara umum pada syok bentuk lain :
1. Tahap awal non-progresif, yaitu saat mekanisme kompensasi reflex diaktifkan dan perfusi
organ organ vital dipertahankan. Pada tahap ini berbagai mekanisme neurohumoral bekerja
membantu mempertahankan curah jantung dan tekanan darah. Mekanisme ini meliputi
reflex baroreseptor , pelepasan katekolamin dan hormone antidiuretik, pengaktifan jalur
rennin-angiostensin-aldosteron, dan rangsangan simpatis umum.
2. Tahap progresif, ditandai oleh hipoperfusi jaringan dan mulainya sirkulasi yang memberuk
dan gangguan metabolism, termasuk asidosis. Tahap ini terjadi karna penyebab yang
mendasari timbulnya syok tidak dikoreksi. Sejalan dengan hipoksia jaringan yang meluas,
organ organ vital terpengaruh dan mulai mengalami kegagalan organ.
3. Tahap irreversible, yaitu saat jejas sel dan jaringan sangat berat sehingga walaupun defek
hemodinamik diperbaiki , tidak memungkinkan pasien selamat. Jejas sel yang meluas
tergambarkan dari kebocoran enzim lisosomal, yang memperburuk keadaan syok. Fungsi
kontraktil otot jantung memburuk , antara lain oleh karena meningkatnya pembentukan
nitrat oksida. Pada tahap ini dimana kegagalan organ yang terjadi walaupun diberikan
pengobatan yang terbaik, biasanya proses akan terus berlanjut hingga berakhir pada
kematian.
D. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis yang timbul dibagi menjadi 2 yakni secara umum yang sama terjadi pada
semua syok dan secara khusus yang spesifik terhadap tipe syok.
1. Secara umum, Syok selalu ditandai oleh hipotensi yang pada orang dewasa pada umumnya
merujuk pada tekanan arteri rata-rata kurang dari 60 mmHg. Manifestasi umum yang lain
berupa takikardi, oligouria, sensorium berkabut dan dingin, ekstremitas berburik
menunjukan aliran darah ke kulit berkurang. Asidosis metabolic, sering disebabkan karena
kadar adam laktat darah meningkat, menunjukan aliran darah kebanyak jaringan yang tidak
adekuat berkepanjangan.
2. Secara khusus, pada pasien syok kardiogenik mempunyai gejala dan tanda penyakit jantung,
termasuk peningkatan tekanan pengisian katup , irama gallops, dan tanda gagal jantung
yang akut lainnya. Pada pasie syok hipovolemik sering mempunyai riwayat pendarahan
saluran makanan atau perdarahan dari tempat lain atau tanda kehilangan volume besar jelas
melalui diare dan/atau muntah. Pada pasien syok septic keadaan tidak ada neutropenia
berat, bias terdapat tanda infeksi local (pneumonitis, pielonefritis atau abses abdomen)
serta demam dan menggigil.
E. PENATALAKSANAAN
Secara umum , tujuan penanganan syok adala :
1. Mempertahankan tekanan arterial rerata (mean) diatas 60 mmHg (pada orang dewasa
normal) untuk menjamin perfusi yang memadai pada organ-organ vital.
2. Mempertahankan aliran darah pada organ organ yang paling sering mengalami kerusakan
syok, misalnya ginjal, hepar, SSP dan paru paru.
3. Mempertahank kadar laktat darah arterial dibawah 22 mmol/L. (karena pengukuran kadar
laktat bisasanya tidak tersedia secara “on line”, tujuan ini harus sering dinilai secara
retrospektif.
Bentuk bentuk syok yang spesifik memerlukan terapi yang ditujukan kepada proses yang
mendasarinya.
DAFTAR PUSTAKA
Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Buku ajar patologi. 7 nd ed , Vol. 1. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC, 2007 : 90-93
Anthony S. Fauci, 2008. Harrison’s Internal Medicine, 17th Edition, USA, McGraw – Hill, page 218 – 223.