22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit yang sering terjadi pada balita terdiri atas hiperbilirubinemia, tetanus, neonatus, anemia, asma, kejang demam, konjungtivitis,malnutrisi energi protein, diare hirschsprung, atresia ani, hepatitis leukimia, tuberkulosis, bronkopneumonia, bronkitis, meningitis, HIV/AIDS, sindrom nefrotik, morbili, DHF, typhus abdominalis, dan penyakit alergi. (Hidayat, 2008:94) Kejang demam merupakan penyakit anak yang disebabkan oleh demam. Secara umum, sekitar 2 – 5% anak berumur antara 6 bulan hingga 5 tahun mengalami kejang demam. Meskipun demam tersebut tidak sampai mengakibatkan infeksi otak. (Maharani, 2009: 91)

Lutfi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Lutfi

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangPenyakit yang sering terjadi pada balita terdiri atas

hiperbilirubinemia, tetanus, neonatus, anemia, asma, kejang demam, konjungtivitis,malnutrisi energi protein, diare hirschsprung, atresia ani, hepatitis leukimia, tuberkulosis, bronkopneumonia, bronkitis, meningitis, HIV/AIDS, sindrom nefrotik, morbili, DHF, typhus abdominalis, dan penyakit alergi. (Hidayat, 2008:94)

Kejang demam merupakan penyakit anak yang disebabkan oleh demam. Secara umum, sekitar 2 – 5% anak berumur antara 6 bulan hingga 5 tahun mengalami kejang demam. Meskipun demam tersebut tidak sampai mengakibatkan infeksi otak. (Maharani, 2009: 91)

Page 2: Lutfi

Kejang demam terjadi pada 5% pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun, dipicu demam tinggi atau demam yang tidak tinggi tapi ada kenaikan suhu yang cepat. Gejala kejang demam tampak seperti gerakan-gerakan di seluruh tangan dan kaki yang terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Umumnya berlangsung singkat, kurang dari 15 menit. Biasanya terjadi pada hari pertama demam, dan terjadi sekali dalam 24 jam. Kejang demam seperti ini tidak berarti anak menderita epilepsi (Suririnah, 2009:223).

Hingga kini belum diketahui dengan pasti penyebab kejang demam. Demam sering disebabkan infeksi saluran pernafasan atas, radang telinga tengah, infeksi saluran cerna dan infeksi saluran kemih. Kejang tidak selalu timbul pada suhu yang tinggi. Kadang demam yang tidak begitu tinggi dapat menyebabkan kejang. (Depkes RI, 2002).

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa penyakit kejang demam lebih banyak terjadi pada anak usia 1-4 tahun.Sepanjang pengatahuan penulis sampai saat ini belum tersedia data karekteristik kejang demam,sehingga peneliti tertarik menelitnya

Page 3: Lutfi

B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang dan uraian di atas, maka

dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana Karakteristik anak kejang demam (jenis kelamin, umur, kemungkinan penyebab, keluhan, frekuensi dan durasi kejang serta klasifikasi kejang) di Ruangan Anak RUSD Raden Mattaher Jambi 2010.

C. Tujuan

1. Tujuan UmumUntuk mengetahui karakteristik anak kejang demam di Ruangan

Anak RUSD Raden Mattaher Jambi.2. Tujuan Khusus

Diketahuinya prevalensi kejang demam tahun 2009-2010.Diketahuinya (jenis kelamin, umur, kemungkinan penyebab

keluhan, frekuensi dan durasi kejang dan klasifikasi kejang).

Page 4: Lutfi

D. Manfaat Penelitian1. Bagi RSUD Raden mattaher jambi

Dapat dijadikan sebagai tambahan informasdi dalam merawat penderita kejang demam dan upaya pencegahan agar tidak terulang

2. Bagi Instansi PendidikanDapat dijadikan sebagai tambahan bahan kepustakaan.

3. Bagi Peneliti LainMenambah wawasan dan pengetahuan untuk penelitian lanjutan.

Page 5: Lutfi

E. Ruang Lingkup Penelitian

Peneliti akan melakukan penelitian tentang karakteristik anak dengan kejang demam. Penelitian dilakukan pada bulan juli 2010 di Ruangan Anak RSUD Raden Mattaher Jambi dengan populasi penelitian ini adalah anak yang dirawat di Ruang Anak RSUD Raden Mattaher Jambi yang menderita kejang demam. Sampel dalam penelitian ini menggunkan teknik total sampling yaitu seluruh anak yang dirawat di Ruang Anak RSUD Raden Mattaher Jambi yang berjumlah 32 orang.

Page 6: Lutfi

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Kejang DemamKejang demam adalah penyakit pada anak yang di

sebabkan oleh demam (Sudilarsih, 2010:192).Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi

pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal di atas 38 derajat celcius) yang dosebabakan oleh proses ekstraskranium (Ngastiah, 2005; 165).

Penyebab kejang demam pada anak dapat karena infeksi, kerusakan jaringan otak dan factor lain dapat penyebabkan gangguan pada fungsi otak. Keadaan tersebut dapat dijumpai pada kejang demam, epilepsy, meningitis purulenta, meningitis tuberkulosa, hidrosepalus, paralysis serebral, hemipligea, infantile akut, spina bifida (Ngastiah, 2005; 165).

Page 7: Lutfi

B. Penatalaksanaan Kejang Demam

Turunkan kejang demam dengan membuka baju dan menyeka air sedikit hangat pada anak. Setelah air menguap, demam akan turun. Jangan memberi kompres dengan es atau alkohol, karena akan menyebabkan anak menggigil dan suhu tubuhnya justru akan meningkat. Bila terdapat diazepam, dapat memberikannya melalui anus. Untuk anak dengan berat badan kurang dari 10 kg dapat diberi obat. Sebagaian besar kejang demam akan berhenti sendiri sebelum 15 menit (Maharani, 2009: 91-92).

Page 8: Lutfi

C. Kerangka Teori

Kondisi Patologis•tumor otak•trauma•infeksi

Kerusakan jaringan otak

Gangguan pada fungsi otak

Kejang Demam

(Sumber: FKUI 1985 dalam Ngatiyah 2005)

Page 9: Lutfi

BAB IIMETODE PENELITIAN

A. Kerangka KonsepKerangka konsep pada penelitian ini mengacu pada kerangka teori yang dikemukakan sebelumnya pada Bab II yaitu berdasarkan kerangka teori menurut FKUI 1985 dalam Ngatiyah 2005, terlihat bahwa karakteristik kejang demam .

KEJANG DEMAM

Umur

Jenis Kelamin

Kemungkinan Penyebab

Frekuensi Kejang

Durasi Kejang

Klasifikasi Kejang

Page 10: Lutfi

B. Definisi OperasionalVariabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Umur Waktu lamanya anak sebagai responden sampai pada saat penelitian dilakukan

Observasi Lembar check list

Umur Dalam Tahun Rsio

Jenis Kelamin Jenis alat resproduksi yang dapat membedakan sebagai laki-laki atau perempuan pada anak sebagai responden

Observasi Lembar check list

1 = laki-laki2 = Perempuan

Nominal

Kemungkinan Penyebeb

Penyebab yang memungkinkan terjadinya kejang demam

Observasi Lembar check list

1 = Suhu badan tinggi2 = Infeksi3 = Otak/Saraf4 = Keturunan

Nominal

Frekuensi Kejang Banyaknya jumlah kejadian kejang demam dalam satu harinya

Observasi Lembar check list

1 = < 2 kali2 = > 2 kali

Rasio

Durasi Kejang Lamanya kejang demam terjadi setiap kejadian

Observasi Lembar check list

1 = < 15 menit2 = > 15 menit

Rasio

Klasifikasi Kejang Jenis kejang demam yang terjadi pada anak

Observasi Lembar check list

1 = Tonik2 = Klonik3 = Mioklonik

Nominal

Page 11: Lutfi

C. Desain Penelitian

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

E. Populasi dan Sampel

F. Teknik Pengumpulan DataG. Instrumen PenelitianH. Pengolahan DataI. Analisa Data

Page 12: Lutfi

BAB IVHASIL PENELITIAN

A. Kualitas DataSumber penelitian ini diperoleh melalui observasi langsung

menggunakan lembar observasi terhadap 32 responden untuk memperoleh informasi tentang karakteristik anak dengan kejang demam di Ruangan Anak Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi Tahun 2010. Proses pengumpulan data peneliti lakukan sendiri dari tanggal 29 Juni – 7 Juli 2010 dengan dibantu oleh petugas rekam medik Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi.

Hasil penelitian dilakukan dengan analisis univariat untuk mengetahui distribusi dan proporsi dari karakteristik anak dengan kejang demam. Untuk menyederhanakan dan mempermudah dalam menginterpretasikan data maka data disajikan dalam bentuk tabuler dengan menampilkan distribusi frekuensi setiap variabel penelitian dan dinarasikan dalam bentuk tekstuler.

Page 13: Lutfi

B.Hasil Analisis Univariat

1. Diperoleh gambaran distribusi responden berdasarkan tingkatan usia yaitu usia yang tertinggi adalah 8 tahun, terendah 1 bulan, dan rata umur anak yang mengalami kejang demam adalah 2 tahun 10 bulan.

2. Diperoleh gambaran distribusi responden berdasarkan jenis kelamin sebagian besar sebanyak 18 responden (56,2%) berjenis kelamin laki-laki sedangkan sebagian lainnya sebanyak 14 responden (43,8%) berjenis kelamin perempuan.

Page 14: Lutfi

3. Diperoleh gambaran distribusi responden berdasarkan kemungkinan penyebab kejang demam sebagian besar sebanyak 16 responden (50,0%) disebabkan karena infeksi sedangkan sebagian lainnya sebanyak 12 responden (37,5%) disebabkan karena infeksi, sebanyak 2 responden (6,3%) disebabkan karena saraf/otak dan penyakit keturunan.

4.a. Diperoleh gambaran distribusi responden berdasarkan frekuensi kejang yang tertinggi adalah 6 kali perhari, terendah adalah 1 kali perhari, dan rata-rata frekuensi kejadian kejang demam pada anak adalah 3 kali perhari.

Page 15: Lutfi

b. Diperoleh gambaran distribusi responden berdasarkan frekuensi kejang sebagian besar sebanyak 13 responden (40,6%) terjadi < 2 kali/hari sedangkan sebagian lainnya sebanyak 19responden (59,4%) terjadi > 2 kali/hari.

5. a. Diperoleh gambaran distribusi responden berdasarkan durasi kejang yaitu tertinggi selama 25 menit, terendah 3 menit, dan rata-rata terjadinya kejang demam pada anak adalah selama 9 menit.b. Diperoleh gambaran distribusi responden berdasarkan durasi kejang sebagian besar sebanyak 25 responden (78,1%) terjadi selama < 15 menit sedangkan sebagian lainnya sebanyak 7 responden (21,9%) terjadi > 15 menit.

Page 16: Lutfi

6. Diperoleh gambaran distribusi responden berdasarkan klasifikasi kejang sebagian besar sebanyak 16 responden (50,0%) kejang tonik sedangkan sebagian lainnya sebanyak 12 responden (37,5%) kejang klonik dan sebanyak 4 responden (12,5%) kejang mioklonik.

Page 17: Lutfi

BAB VPEMBAHASAN

A. Keterbatasan PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk

mengetahui besarnya distribusi frekuensi setiap variabel penelitian dan hanya memberikan gambaran tentang suatu keadaan yang terjadi pada suatu populasi yang diteliti tanpa menghubungkan dengan keadaan lainnya. Penelitian ini hanya sebatas memberikan gambaran karakteristik anak dengan kejang demam di Ruangan Anak Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi Tahun 2010. Pengambilan sampel secara accidental sampling yaitu sampel yang ditemukan atau kebetulan ada pada saat penelitian di lakukan yaitu sebanyak 32 responden.

Namun dalam penelitian ini penulis tidak mengambil keseluruhan dari semua aspek dalam kerangka teori penelitian, hanya terfokus dengan aspek yang akan diteliti yaitu karakteristik anak dengan kejang demam meliputi usia, jenis kelamin, kemungkinan penyebab, durasi kejang, frekuensi kejang, dan klasifikasi kejang. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan, tenaga, waktu dan biaya yang dimiliki oleh peneliti.

Page 18: Lutfi

B. Pembahasan1. Umur

Dari hasil penelitian diperoleh gambaran distribusi responden berdasarkan tingkatan usia yaitu usia yang tertinggi adalah 8 tahun, terendah 1 bulan, dan rata umur anak yang mengalami kejang demam adalah 2 tahun 10 bulan. Hal ini sesuai dengan teori menurut Maharani (2009: 91) kejang demam merupakan penyakit anak yang disebabkan oleh demam. Secara umum, sekitar 2 – 5% anak berumur antara 6 bulan hingga 5 tahun mengalami kejang demam. Meskipun demam tersebut tidak sampai mengakibatkan infeksi otak.

2. Jenis Kelamin Dari hasil penelitian sebagian besar (56,3%) kejang demam terjadi

pada anak yang berjenis kelamin perempuan. Hal ini berbeda dengan penelitian lain (Anonim, 2009) yang memperoleh gambaran karakteristik anak kejang demam berdasarkan jenis kelamin bahwa bahwa kejang demam banyak terjadi pada anak laki-laki dari pada perempuan dengan perbandingan 2:1. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh karena pada wanita didapatkan kematangan otak yang lebih cepat dibanding laki-laki.

Page 19: Lutfi

3. Kemungkinan Penyebab Kejang DemamDari hasil penelitian diperoleh gambaran distribusi responden

berdasarkan tingkatan usia yaitu usia yang tertinggi adalah 8 tahun, terendah 1 bulan, dan rata umur anak yang mengalami kejang demam adalah 2 tahun 10 bulan. Hal ini sesuai dengan teori menurut Maharani (2009: 91) kejang demam merupakan penyakit anak yang disebabkan oleh demam. Secara umum, sekitar 2 – 5% anak berumur antara 6 bulan hingga 5 tahun mengalami kejang demam. Meskipun demam tersebut tidak sampai mengakibatkan infeksi otak.

4. Frkuensi Kejang DemamDari hasil penelitian sebagian besar (59,4%) kejang demam terjadi

pada anak yang terjadi > 2 kali/hari. Frekuensi tertinggi kejadian kejang adalah 6 kali perhari, terendah 1 kali perhari, dan rata-rata kejadiannya adalah 3 kali perhari. Menurut Sudilarsih (2010:194) untuk membantu menentukan apa yang terjadi pada anak di kemudian hari, kejang demam di bagi menjadi kejang demam sederhana dan kejang kompleks. Kejang demam sederhana adalah bila kejang berlangsung kurang dari 15 menit dan tidak berulang pada hari yan sama. Sedang kejang kompleks adalah bila kejang terjadi pada satu sisi tubuh, berlangsung lama (lebih dari 15 menit) atau berulang dua kali, atau lebih dalam satu hari.

Page 20: Lutfi

5. Durasi Kejang DemamDari hasil penelitian sebagian besar (78,1) kejang demam terjadi

pada anak yang terjadi selama < 15 menit. Rata-rata durasi kejang demam terjadinya yang tertinggi adalah 25 menit, terendah adalah 3 menit, dan rata-rata adalah 9 menit. Hal ini sesuai dengan toeri menurut Suririnah (2009: 223) bahwa gejala kejang demam tampak seperti gerakan-gerakan diseluruh tangan dan kaki yang terjadi dalam waktu singkat, kurang dari 15 menit. Biasanya terjadi pada hari pertama demam, dan terjadi sekali dalam 24 jam. Kejang demam seperti ini tidak berarti anak menderita epilepsi.

6. Klasifikasi Kejang DemamDari hasil penelitian sebagian besar (50,0%) kejang demam terjadi

pada anak adalah kejang demam tonik. Bentuk klinis kejang ini yaitu berupa pergerakan tonik satu ekstrimitas atau pergerakan tonik umum dengan ekstensi lengan dan tungkai yang menyerupai deserebrasi atau ekstensi tungkai dan fleksi lengan bawah bentuk dekortikasi. Bentuk kejang tonik yang menyerupai deserebarasi harus dibedakan dengan sikap epistotonis yang disebabkan oleh rangsang meningkat karena infeksi selaput otak atau kernikterus.

Page 21: Lutfi

BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan• Rata-rata umur anak yang mengalami kejang demam adalah 2

tahun 10 bulan, tertinggi 8 tahun, dan terendah 1 bulan.• Sebagian besar (56,3%) penderita kejang demam adalah berjenis

kelamin perempuan.• Sebagian besar (50,0%) kejang demam disebabkan karena infeksi.• Sebagian besar (59,4%) kejang demam terjadi > 2 kali/hari. Rata-

rata kejadian kejang demam adalah 3 kali perhari, tertinggi 6 kali perhari, dan terendah 1 kali perhari.

• Sebagian besar (93,8%) kejang demam terjadi selama < 15 menit. Rata kejadian kejang demam adalah 9 menit, tertinggi 25 menit, dan terendah adalah 3 menit.

• Sebagian besar (50,0%) kejadian kejang demam adalah kejang demam tonik.

Page 22: Lutfi

B. Saran–Bagi Perawat RSUD Raden Mattaher

Jambi• Diharapkan dapat memberikan penangan secara

medis dengan cepat sehingga kejadian kejang demam tersebut tidak menimbulkan akibat/efek yang parah bagi kesehatatn anak yang menderita kejang demam. Selain itu juga, memberikan pengertian kepada orang tua agar tidak telalu panik terhadap kejadian kejang demam yang diderita anaknya.

–Bagi Peneliti lain• Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan

dan acuan bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian ini dengan variabel yang berbeda.