10
LEARNING TASK GIZI Ns. Sani 1. Jelaskanlah sejarah perkembangan ilmu gizi 2. Jelaskanlah istilah-istilah dibawah ini a. Gizi b. Keadaan Gizi c. Status Gizi d. Malnutrisi e. Gizi salah f. Kurang Energi Protein 3. Sebutkan dan Jelaskan tentang jenis-jenis zat gizi dan pengelompokannya 4. Jelaskan riwayat alamiah terjadinya penyakit gizi 5. Jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah gizi 6. Sebutkan dan jelaskan penyakit-penyakit yang timbul akibat masalah gizi 7. Jelaskanlah klasifikasi status gizi, memurut: a. Welcome Trust b. Waterlow c. Puslitbang Gizi d. Direktorat Bina Gizi Masyarakat DepKes RI e. WHO 8. Jelaskanlah cara penilaian status gizi, pada: a. Ibu hamil b. Anak c. Lansia 9. Jelaskanlah perhitungan kebutuhan gizi : a. Selama hamil b. Anak c. Remaja d. Dewasa

LT Gizi Dan Jawaban

Embed Size (px)

DESCRIPTION

LT Gizi Dan Jawaban

Citation preview

Page 1: LT Gizi Dan Jawaban

LEARNING TASKGIZI

Ns. Sani

1. Jelaskanlah sejarah perkembangan ilmu gizi2. Jelaskanlah istilah-istilah dibawah ini

a. Gizib. Keadaan Gizic. Status Gizid. Malnutrisie. Gizi salahf. Kurang Energi Protein

3. Sebutkan dan Jelaskan tentang jenis-jenis zat gizi dan pengelompokannya4. Jelaskan riwayat alamiah terjadinya penyakit gizi5. Jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah gizi 6. Sebutkan dan jelaskan penyakit-penyakit yang timbul akibat masalah gizi7. Jelaskanlah klasifikasi status gizi, memurut:

a. Welcome Trustb. Waterlowc. Puslitbang Gizid. Direktorat Bina Gizi Masyarakat DepKes RIe. WHO

8. Jelaskanlah cara penilaian status gizi, pada:a. Ibu hamilb. Anakc. Lansia

9. Jelaskanlah perhitungan kebutuhan gizi :a. Selama hamilb. Anakc. Remajad. Dewasae. Lansia

Page 2: LT Gizi Dan Jawaban

Jawaban

1. Sejarah perkembangan Ilmu Gizi

Berdiri tahun 1926, oleh Mary Swartz Rose saat dikukuhkan sebagai profesor ilmugizi di

Universitas Columbia, New York, AS. Pada zaman purba, makanan pentinguntuk

kelangsungan hidup. Sedangkan pada zaman Yunani, tahun 400 SM ada teoriHipocrates

yang menyatakan bahwa makanan sebagai panas yang dibutuhkanmanusia, artinya

manusia butuh makan.Beberapa penelitian yang menegaskan bahwa ilmu gizi sudah ada

sejak dulu, antara lain:

1) Penelitian tentang Pernafasan dan Kalorimetri

Pertama dipelajari oleh AntoineLavoisier (1743-1794). Mempelajari hal-hal yang

berkaitan dengan penggunaanenergi makanan yang meliputi proses pernafasan,

oksidasi dan kalorimetri.Kemudian berkembang hingga awal abad 20, adanya

penelitian tentangpertukaran energi dan sifat-sifat bahan makanan pokok.

2) Penemuan Mineral

Sejak lama mineral telah diketahui dalam tulang dan gigi.Pada tahun 1808

ditemukan kalsium. Tahun 1808, Boussingault menemukan zatbesi sebagai zat

esensial. Ringer (1885) dan Locke (1990), menemukan cairantubuh perlu

konsentrasi elektrolit tertentu. Awal abad 20, penelitian Loeb tentangpengaruh

konsentrasi garam natrium, kalium dan kalsium klorida terhadap jaringan hidup.

3) Penemuan Vitamin

Awal abad 20, vitamin sudah dikenal. Sejak tahun 1887-1905 muncul penelitian-

penelitian dengan makanan yang dimurnikan danmakanan utuh. Dengan hasil:

ditemukan suatu zat aktif dalam makanan yangtidak tergolong zat gizi utama dan

berperan dalam pencegahan penyakit (Scurvydan Rickets). Pada tahun 1912,

Funk mengusulkan memberi nama vitamine untuk zat tersebut. Tahun 1920,

vitamin diganti menjadi vitamine dan diakui sebagai zatesensial.

4) Penelitian Tingkat Molekular dan Selular

Penelitian ini dimulai tahun 1955, dandiperoleh pengertian tentang struktur sel

yang rumit serta peranan kompleks danvital zat gizi dalam pertumbuhan dan

pemeliharaan sel-sel. Setelah tahun 1960,penelitian bergeser dari zat-zat gizi

esensial ke inter relationship antara zat-zatgizi, peranan biologik spesifik,

Page 3: LT Gizi Dan Jawaban

penetapan kebutuhan zat gizi manusia danpengolahan makanan thdp kandungan

zat gizi.

5) Keadaan Sekarang

Muncul konsep-konsep baru antara lain: pengaruh keturunanterhadap kebutuhan

gizi; pengaruh gizi terhadap perkembangan otak dan perilaku,kemampuan bekerja

dan produktivitas serta daya tahan terhadap penyakit infeksi.Pada bidang

teknologi pangan ditemukan : cara mengolah makanan bergizi,fortifikasi bahan

pangan dengan zat-zat gizi esensial, pemanfaatan sifat strukturalbahan pangan,

dsb. FAO dan WHO mengeluarkan Codex Alimentaris (peraturanfood labeling

dan batas keracunan).

2. Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara

normal melalui proses pencernaan, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan

pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,

pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. (Supariasa,

dkk, 2002)

Keadaan gizi adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan

gizi dan penggunaan zat gizi tersebut atau keadaan fisiologi akibat dari tersedianya zat

gizi dalam sel tubuh (Supariasa, 2002).

Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh status keseimbangan antara jumlah

asupan (intake) zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan (requirement) oleh tubuh untuk

berbagai fungsi biologis: (pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, pemeliharaan

kesehatan, dan lainnya). (Suyatno, 2009)

Malnutrisi adalah keadaan dimana tubuh tidak mendapat asupan gizi yang cukup,

malnutrisi dapat juga disebut keadaaan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan di

antara pengambilan makanan dengan kebutuhan gizi untuk mempertahankan kesehatan.

Ini bisa terjadi karena asupan makan terlalu sedikit ataupun pengambilan makanan yang

tidak seimbang. Selain itu, kekurangan gizi dalam tubuh juga berakibat terjadinya

malabsorpsi makanan atau kegagalan metabolik (Oxford medical dictionary, 2007).

Page 4: LT Gizi Dan Jawaban

Malnutrition (Gizi salah) adalah keadaan patofisiologis akibat dari kekurangan atau

kelebihan secara relatif maupun absolut satu atau lebih zat gizi. Bachyar Bakri, dkk

(2002:1)

Kurang Energi Protein (KEP) adalah seseorang yang kurang gizi yang

disebabkan oleh rendahnya komsumsi energi dan protein dalam makanan sehari –

hari atau gangguan penyakit – penyakit tertentu. Anak tersebut kurang energi protein

(KEP) apabila berat badanya kurang dari 80 % indek berat badan/umur baku

standar,WHO –NCHS, (DEPKES RI,1997)

3. aaaa

4. Riwayat alamiah terjadinya masalah gizi (defisiensi gizi), dimulai dari

1) Tahap prepatogenesis

yaitu proses interaksi antara penjamu (host=manusia), dengan penyebab

(agent=zat-zat gizi) serta lingkungan (environment). Pada tahap ini terjadi

keseimbangan antara ketiga komponen yaitu tubuh manusia, zat gizi dan

lingkungan dimana manusia dan zat-zat gizi makanan berada (konsep : John

Gordon). Ada 4 kemungkinan  terjadinya patogenesis penyakit defisiensi gizi :

a. Pertama : makanan yang dikonsumsi kurang baik dari segi kualitas maupun kuantitas

b. Kedua:  Peningkatan kepekaan host terhadap kebutuhan gizi mis : kebutuhan yang

meningkat karena sakit

c. Ketiga: Pergeseran lingkungan yang memungkinkan kekurangan pangan, misalnya

misalnya gagal panen

d. Keempat:Perubahan lingkungan yang mengubah meningkatkan kerentanan host mis :

kepadatan penduduk di daerah kumuh

Zat gizi dipergunakan oleh sel tubuh untuk berbagai aktifitas, bila zat gizi kurang

maka sel tubuh akan mengambil cadangan zat gizi (depot), bila zat gizi yang

dikonsumsi berlebihan maka akan disimpan dalam tubuh.  Bila depot simpanan habis

dan konsumsi zat gizi kurang maka akan terjadi proses biokimia untuk mengubah

unsur-unsur pembangun struktur tubuh, ini artinya telah terjadi  gangguan biokimia

tubuh misalnya saja kadar Hb dan serum yang turun. Bila terus berlanjut maka terjadi

gangguan fungsi sel, jaringan dan organ tubuh. Bila tidak segera diatasi dengan

konsumsi gizi yang adekuat maka secara anatomi  sel-sel, jaringan dan organ tubuh

Page 5: LT Gizi Dan Jawaban

akan terlihat mengalami kerusakan misalnya saja pada penyakit defisiensi gizi

kwashirkor dan marasmus. Gangguan anatomi dengan kerusakan jaringan yang parah 

dapat berakhir dengan kematian.

Pada masa prepatogenesis bibit penyakit belum mamasuki penjamu, namun

demikian telah ada interaksi antara penjamu, bibit penjakit dan lingkungan, jika

penjamu tidak dalam keadaan baik, maka kondisi kesehatan menurun sehinga ada

kemungkinan bibit penyakit masuk kedalam tubuh.

HOST (pejamu) : Manusia atau makhluk  hidup lainnya yang menjadi tempat

proses alamiah perkembangan penyakit defisiensi gizi.

AGENT (penyebab): Zat-zat gizi  yang terdapat dalam makanan yang dapat

menyebabkan suatu penyakit defisiensi gizi.

ENVIRONMENT (lingkungan): Semua faktor luar dari individu (manusia)

2) Tahap patogenesis

Penerapan patogenesis penyakit defisiensi gizi dalam upaya-upaya pencegahan

dan penanggulangan masalah gizi akan lebih mudah lagi difahami jika diterapkan

dalam konsep “pohon masalah” yang dapat memperlihatkan penyebab langsung,

tidak langsung, penyebab utama dan akar masalah. Seperti diperlihatkan dibawah

ini ( Konsep Masalah Gizi menurut Unicef). Masalah gizi dalam tahapan

penyebab langsung disebabkan oleh  konsumsi zat gizi  (yang rendah), pada

pendekatan patogenesis dinyatakan sebagai Agent dan adanya penyakit infeksi

dinyatakan sebagai host. Kedua penyebab langsung ini juga saling berinteraksi

memperparah terjadinya masalah gizi.

5. Faktor yang mempengaruhi status gizi

Santosa (2004) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap status

gizi balita terbagi menjadi 2 meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

merupakan faktor yang ada dalam diri anak itu sendiri, yang meliputi status kesehatan,

umur, jenis kelamin, dan ukuran tubuh. Status kesehatan berkaitan dengan adanya

hambatan reaksi imunologis dan berhubungan dengan terjadinya prevalensi dan beratnya

penyakit infeksi, seperti kwashiorkor atau marasmus sering didapatkan pada taraf yang

sangat berat. Infeksi sendiri mengakibatkan penderita kehilangan bahan makanan melalui

muntah-muntah dan diare. Faktor umur merupakan faktor yang sangat menentukan

Page 6: LT Gizi Dan Jawaban

banyaknya kebutuhan protein terutama pada golongan balita yang masih dalam masa

pertumbuhan. Terkait dengan faktor jenis kelamin, jenis kelamin wanita lebih banyak

kasusnya Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi status gizi yaitu faktor yang datang

atau ada dari luar anak itu sendiri. Faktor ini meliputi pendidikan, pengetahuan dan

pendapatan. (Radiansyah, 2007).

Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap status gizi balita adalah persepsi orang-

orang yang terkait. Salah satunya adalah kader kesehatan yang melalui stimulus yang

diterimanya dan didasarkan pada pengetahuan yang dimiliki kemudian mampu

mengambil langkah-langkah mengenai penanggulangan status gizi balita.

Daly, et. al (dalam Supariasa, 2002) membuat model faktor-faktor yang mempengaruhi

keadaan gizi yaitu konsumsi makanan dan tingkat kesehatan. Konsumsi makanan

dipengaruhi oleh pendapatan, penyajian makanan dan kesediaan bahan pangan. Model

Daly tersebut dapat dijelaskan dalam bagan sebagai berikut : Keadaan gizi balita

tergantung pada konsumsi makanan dan status kesehatan. Faktor konsumsi makanan

dipengaruhi oleh pendapatan keluarga, lapangan kerja yang tersedia, tingkat pendidikan

dan kemampuan sosial keluarga. Konsumsi makanan juga dipengaruhi oleh kemampuan

keluarga dalam mengolah makanan.

Hal ini sangat terkait dengan tersedianya bahan makanan yang ada. Berkaitan dengan

pengolahan bahan makanan tergantung pada produksi pertanian serta distribusi bahan

makanan serta harga bahan makanan. Faktor status kesehatan merupakan kondisi

kesehatan keluarga terutama balita, apabila balita tidak terserang suatu infeksi penyakit

maka dimungkinkan asupan makanan yang diterima oleh tubuh dapat terserap dengan

sempurna. Sebagai salah satu bentuk menjaga kesehatan balita adalah dengan

memberikan imunisasi pada anak (Daly et al dalam Supariasa, 2002).

6.