29
Penyakit Addison I. Konsep Medis A. Definisi Penyakit addison adalah, suatu proses patologik di korteks adrenal (Sylvi A, Price dan Lorraine M. Wilson, 2006). Penyakit addisson atau isufisiensi adrenal adalah, penurunan kadar glukokortikoid yang bersikulasi (Elizabet J. Corwin, 2009). Penyakit Addison adalah defisiensi hormon mineralokortikoid. Prevalensinya sebesar 10/100.000 ( Gleadle, J., 2007). Penyakit ini pertama kali ditemukan oleh Addison tahun 1855 ini disebabkan oleh kerusakan jaringan adrenal. Penyakit ini biasanya bersifat autoimun dan oautoantibodi adrenal dalam plasma ditemukan 75-80% pasien, namun dapat pula disebabkan oleh hal lain. Penyakit ini pertama kali muncul sebagai krisis Addison dengan demam, nyeri abdomen, kolaps hipotensi, serta pigmentasi kulit dan membran mukosa akibat konsentrasi ACTH yang sangat tinggi dalam sirkulasi. Area yang sering terkena pertama kali

LP. Penyakit Addison

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LP. Penyakit Addison

Penyakit Addison

I. Konsep Medis

A. Definisi

Penyakit addison adalah, suatu proses patologik di korteks

adrenal (Sylvi A, Price dan Lorraine M. Wilson, 2006). Penyakit

addisson atau isufisiensi adrenal adalah, penurunan kadar

glukokortikoid yang bersikulasi (Elizabet J. Corwin, 2009).

Penyakit Addison adalah defisiensi hormon mineralokortikoid.

Prevalensinya sebesar 10/100.000 ( Gleadle, J., 2007).

Penyakit ini pertama kali ditemukan oleh Addison tahun 1855

ini disebabkan oleh kerusakan jaringan adrenal. Penyakit ini biasanya

bersifat autoimun dan oautoantibodi adrenal dalam plasma ditemukan

75-80% pasien, namun dapat pula disebabkan oleh hal lain. Penyakit ini

pertama kali muncul sebagai krisis Addison dengan demam, nyeri

abdomen, kolaps hipotensi, serta pigmentasi kulit dan membran mukosa

akibat konsentrasi ACTH yang sangat tinggi dalam sirkulasi. Area yang

sering terkena pertama kali adalah bantalan kuku, jaringan parut dan

mukosa bukal (Eizabet, Y. dan Dwi Rachmawati, 2007).

B. Etiologi

Penyakit autoimun merupakan penyebab tersering insufisiensi

adrenal primer setelah periode neonatus. Etiologi insufisiensi adrenal

primer dapat dibagi menjadi tiga katagori yaitu disgenesis adrenal,

destruksi adrenal, dan gangguan steroidogenesis. Disgenesis adrenal

meliputi hipoplasia adrenal kongenital, mutasi faktorsteroidognesis 1

(SF- 1) dan ketidak pekaan terhadap hormonadrenokortikotropik

Page 2: LP. Penyakit Addison

(ACTH), sedangkan kerusakan kelenjar adrenal dapat terjadi pada

sindrom autoimun poliglandular (SAP), adrenoleukodistrofi (ALD),

pendarahan pada kelenjar adrenal, metastatis pada kelenjar adrenal,

infeksi kelenjar adrenal, dan amiloidosis kelenjar adrenal. Gangguan

steroidogenesis meliputi hiperplasia adrenal kongenital (HAK),

gangguan pada mitokondria, dan sindrom Smith- Lemi- Opitz. Etiologi

insufisiensi adrenal primer relatif berbeda- beda tergantung pada

kelompok usia dan jenis kelamin. Misalnya pada saat lahir sering

dijumpai pendarahan adrenal akibat anoksia atau sepsis neonatorum,

pada neonatus paling sering dijumpai HAK sedangkan pada anak yang

lebih besar insufisiensi adrenal primer lebih sering disebabkan oleh

sindrom autoimun poliglandular. Sedangkan pada pasien dewasa lebih

sering ditemukan karena infeksi dan metastatis tumor. (Jose RL

Batubara dkk, 2010)

Menurut Sanjaya, A. (2010) etiologi dari penyakit ini

merupakan ketidakmampuan memproduksi hormon kortisol yang

adekuat disebut juga insufisiensi adrenal yang terjadi karena berbagai

hal. Keadaan tersebut disebabkan oleh gangguan di kelenjar itu sendiri

(insufisiensi adrenal primer) atau gangguan sekresi hormon ACTH oleh

kelenjar hipofisis (insufisiensi adrenal sekunder).

C. Patofisiologi

Penyakit Addison terjadi akibat kurangnya kortisol, aldosteron,

dan androgen. Penyebab tersering insufisiensi korteks adrenal primer,

penyakit addison, adalah destruksi autoimun kelenjar adrenal (> 50%

kasus) penyebab yang lebih jarang adalah infeksi (misalnya

Page 3: LP. Penyakit Addison

tuberkulosis, AIDS ), neoplasma metastatik bilateral, perdarahan

adrenal akibat terapi antikoagulan dan adrenalektomi bilateral.

Insufisiensi adrenokorteks sekunder dapat disebabkan oleh :

1. Penyakit hipotalamus hipofisis (misalnya

panhipopituitarisme), yang menyebabkan penurunan ACTH

2. Penghentian mendadak obat kortikosteroid eksogen

Biasanya kerusakan kelenjar adrenal harus lebih dari 80%

sebelum gejala dan tanda infisisuensi korteks adrenal nyata terlihat.

(Sylvi A, Price dan Lorraine M. Wilson, 2006)

D. Manifestasi Klinik

Menurut Sylvi A, Price dan Lorraine M. Wilson (2006),

penyakit addison terjadi akibat defesiensi kortisol, aldesteron dan

androgen, dan mencangkup :

1. Kelemahan dan kelelahan yang progresif

2. Anoreksia

3. Penurunan berat

4. Tekanan darah rendah

5. Hipotensi ortostatik

6. Hiperpigmentasi

7. Gangguan keseimbangan cairan dan elekrolit hiperkalemia,

hiponatremia, hipovolemia, asidosis metabolik

8. Hipoglikemia puasa

9. Gangguan sistem reproduksi amenorea dan hilangnya rambut

ketiak dan pubis pada perempuan

Page 4: LP. Penyakit Addison

E. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Elizabet J. Corwin (2009), ada beberapa pemeriksaan

yang dapat dilakukan yaitu:

1. Riwayat dan pemeriksaan fisik yang baik akan membantu

mendiagnosis defesiensi glukokortikoid.

2. Pemeriksaan darah yang mengukur kadar CRH, ACTH, dan

glukokortiroidyang berbeda akan memungkinkan diagnosis kondisi

dan lokalisasi masalah di tingkat SSP atau kelenjar adrenal

3. Hiponatremia, hiperkalemia dan hipotesi dapat terjadi apa bila sel

adrenal yang menghasilkan aldesteron rusak atau apabila kadar

ACTH tidak terdeteksi.

F. Komplikasi

Dapat terjadi krisis adrenal setelah stres fisik atau mental pada

individu yang terkena. Hal ini dapat mengancam jiwa dan ditandai

dengan deplesi volume, hipotensi dan kolaps vaskular. (Elizabet J.

Corwin, 2009).

G. Penatalaksanaan

Menurut Elizabet J. Corwin (2009), penatalaksanaan penyakit

addison meliputi:

1. Penggantian glukokortikoid seperti penggunaan hidrokortison atau

kartison asetat diperlukan

2. Pemberi perawatan kesehatan harus membantu riwayat

penyesuaian dosis glukokortikoid; kejadian merugikan yang

potensial mencakup setiap krisis sejak kunjungan terakhir;

kemampuan individu untuk mengatasi stresor setiap hari; berat

Page 5: LP. Penyakit Addison

badan individu; dan tanda yang menunjukkan penggantian yang

berlebihan atau penggantian yang kurang

3. Pemantauan tekanan darah, edema perifer, natrium serum, kalium

serum, dan aktivitas renin plasma memberi petunjuk keefektifan

terapi

4. Penggantian aldesteron (hanya pada insufisiensi adenal perifer)

dapat diperlukan

5. Pemberian glukokortikoid mungkin perlu ditingkatkan selama

periode stres, yang mencangkup infeksi, trauma, dan pembedahan.

Morbilitas dan mortalitas tinggi tanpa terapi.

Apa bila penyebab insufisiensi adrenal berkaitan denan tumor

hipofisis, insufisiensi adrenal dapat diobati dengan kemotrapi, radiasi,

atau pembedahan. (Elizabet J. Corwin, 2009).

H. Pencegahan

Kekurangan hormon kortikosteroid menyebabkan tubuh

mengeluarkan sejumlah besar natrium dan kalium. Ginjal tidak mampu

mengkonsentrasikan urin, menyebabkan buang air kecil dan dehidrasi

dan berlebihan. Dehidrasi akut dan kurangnya volume konsentrasi darah

dan rendah sodium dan dapat menyebabkan sengatan peredaran darah.

Kondisi ini juga memberikan kontribusi untuk kepekaan ekstrem

terhadap insulin dan akibatnya kadar gula darah bisa turun dan akan

sangat berbahaya. Kurangnya gula mencegah pergantian protein menjadi

karbohidrat pada tubuh , melawan infeksi dan menyembuhkan luka

dengan benar. Otot-otot melemah, termasuk jantung, yang tidak dapat

memompa darah dengan baik. Jika tidak diobati penyakit ini dapat

mengakibatkan nyeri perut yang parah, kelemahan, dalam, tekanan darah

Page 6: LP. Penyakit Addison

sangat rendah, gagal ginjal dan shock yang disebutkan di atas

(Sitesinbahasa, 2011).

Perkembangan insufsiensi adrenal akut yang telah didioagnosa

sebelumnya dan terapi pasien hampir sepenuhnya dapat dicegah pada

mereka yang kooperatif. Unsur pentingnya adalah edukasi pasien dan

peningkatan dosis glukokortikoid selama kesakitan. Pada pasien harus

diberitahukan mengenai perlunya terapi seumur hidup, kemungkinan

timbulnya sakit akut dan kebutuhan untuk meningkatkan terapi dan

bantuan medis selama sakit akut. Kartu identitas atau gelang harus

dibaqwa atau digunakan sepanjang waktu. Dosis kortisol harus

ditingkatkan oleh pasien menjadi 60-80 mg/d dengan perubahan nyeri

minor, dosis perawatan biasa diberikan kembali jika 24-48 jam terjadi

perbaikan. Peningkatan mineralokortikoid tidak diperlukan. Jika keluhan

tidak berkurang atau memburuk, pasien harus melanjutkan dosis kortisol

yang ditingkatkan dan menghubungi dokter. vomitus dapoat

mengakibatkan ketidakmampuan untuk absorbsi oral dan diare ada

pasien addisonian memunculkan krisis karena kehilangan cairan

elektrolit yang cepat. Pasien wajib paham bahwa jika ini terjadi, mereka

harus mencari bantuan medis segera sehingga terapi kortikosteroid

parenteral dapat diberikan (Said, A. dan Megawati dkk, 2011).

I. Prognosis

Dengan pengurusan yang berhati-hati, seseorang individu

dengan penyakit Addison boleh menjalani penuh, kehidupan yang

agak aktif. Walau bagaimanapun, penyakit, tekanan, dan walaupun

anestesia am untuk pembedahan boleh membawa kepada krisis

adrenal memerlukan penjagaan khas dan pelarasan dalam dos

Page 7: LP. Penyakit Addison

hormon gantian. Jika tidak dirawat, penyakit Addison adalah

keadaan progresif yang secara beransur-ansur boleh menyebabkan

sakit perut, tekanan darah amat rendah, dan kegagalan buah

pinggang. Krisis Addisonian mesti dirawat dengan segera atau koma

dan kematian boleh berlaku (Mdhealthresource, 2012).

Page 8: LP. Penyakit Addison

II. Konsep Proses Keperawatan

Menurut Marilynn E. Doenges (2000), konsep keperawatan bagi

klien yang mengidap penyakit addison meliputi:

A. Pengkajian

Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem endokrin Penyakit

Addison dilakukan mulai dari pengumpulan data yang meliputi : biodata,

riwayat kesehatan, keluhan utama, sifat keluhan, riwayat kesehatan masa

lalu, pemeriksaan fisik, pola kegiatan sehari-hari.

Hal yang perlu dikaji pada pasien yang menderita penyakit

Addison yaitu :

1. Aktivitas Istirahat

Tanda : lelah, nyeri/ kelemahan pada otot ( terjadi pemburukan

setiapa hari). Dan tidak mampu beraktivitas atau bekerja.

Gejala : peningktan denyut jantung/ nadi pada aktivitass yang

minimal. Penurunan kekuatan dan rentang gerak sendi.

2. Sirkulasi

Tanda : hipotensi termaksud hipotensi postural, takikardia, disritmia,

suara jantung meemah. Nadi perifer melemah, pengisian kapiler

memanjang. Ekstermitas dingin, sianosis dan pucat. Membran

mukos hitam keabu- abuan (peningkatan pigmentasi)

3. Integritas Ego

Gejala : adanya riwayat faktor stres yang baru dialami termaksut

sakit fisisk/ pembedahan, perubahan gaya hidup dan ketidak

mampuan menghadapi stres

Tanda : ansietas, peka ransang, depresi, emosi tidak stabil

Page 9: LP. Penyakit Addison

4. Eliminasi

Gejala : diare sampai dengan adanya konstipasi kram abdomen dan

perubahan frekuensi dan karakteristik urine

Tanda : turgor kulit jelek, membran mukosa kering

5. Makanan/ cairan

Gejala : anoreksia berat (gejala utama), mual, muntah, kekurangan

zat garam srta berat badab menurun dengan cepat.

6. Neuro Sensori

Gejala : pusing, sinkope (pinsan sejenak), gemetar. Sakit kepala

yang berlansung lama yang diikuti oleh diaforesis, kelemahan otot,

penurunan toleransi terhadap keadaan dingin atau stres. Kesemutan/

baal/ lemah.

Tanda : disorentasi terhadap waktu, tempat dan ruang (karena kadar

natrium yang rendah), letargi, kelelahan mental, peka ransang,

cemas, koma (dalam keadaan krisis). Parastesia, paralisis, astenia

(pada keadaan krisis. Rasa kecap/ penciuman berlebihan, ketjaman

pendengaran juga meningkat.

7. Nyeri Kenyamanan

Gejala : nyeri otot, kaku perut, nyeri kepala. Nyeri tulang belakang,

abdomen, ekstermitas ( pada keadaan krisis)

8. Pernapasan

Gejala : dispnea

Tanda : kecepatan pernapasan meningkat, takipnea, suara napas

krakel, ronki (pada keadaan infeksi)

9. Keamanan

Gejala : tidak toleran terhadap panas, cuaca (udara) panas.

Page 10: LP. Penyakit Addison

Tanda : hiperpigmentasi pada kulit ( coklat kehitaman karena kena

sinar matahari atau hitam seperti perunggu) yang menyeluruh atau

berbintik- bintik. Peningkatan suhu ; demam yang diikuti dengan

hipotermia (keadaan krisis), otot menjadi kurus, dan terjadi

gangguan/ tidak mampu berjalan.

10. Seksualitas

Gejala : adanya riwayat monopause dini, amenorea. Hilangnya

tanda- tanda seks skunder (misalnya berkurangnya rambut- rambut

pada tubuh terutama pada wanita) dan hilangnya libido.

11. Penyuluhan/ Pembelajaran

Gejala : adanya riwayat DM, TB, Kanker. Adanya riwayat tiroiditis,

DM, TB, Anemia pernisiosa.

Page 11: LP. Penyakit Addison

B. Penyimpangn KDM

Cortisol (hydrocortisone, cortisone acetate, predrisone, or

dexamethasone) very low or absent

Liver Function decreases

Stomach digestive enzymes decrease

Vomiting diarrhea, cramps

Aldosterone (florinef) very low or absent

Kidney-water & sodium loss

Low blood pressure

Adrenal glands not functioning

Heart irregular & output decreases

Low fluid volume

Shock

Brain- COMA & DEATH

Low sugarExtremely low

sugar

Page 12: LP. Penyakit Addison

C. Diagnosa Keperawatan

a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kelebihan natrium

dan kehilangan cairan melalui ginjal, kelenjar keringat, saluran

gastrointestinal (karena kekurangan aldosteron).

b. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan defisiensi

glukokortikoid, metabolisme lemak abnormal, protein dan

karbohidrat. Mual muntah dan anoreksia.

c. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi

metabolisme, perubahan kimia tubuh, ketidak sembangan cairan,

elektrolit dan glukosa.

d. Penurunan curah jantung berhubungan dengan menurunnya aliran

darah/ vena sirkulasi; berubahnya kecepatan, irama dan konduksi

jantung.

e. Kurangnya pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan

pengobatan yang berhubungan dengan kurang pemajanan/

mengingat; kesalahn interpretasi informasi, keterbatasan kognitif.

D. Intervensi Keperawatan

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kelebihan natrium

dan kehilangan cairan melalui ginjal, kelenjar keringat, saluran

gastrointestinal (karena kekurangan aldosteron).

Tujuan : menunjukkan adanya perbaikan kseimbangan cairan.

Intervensi :

Page 13: LP. Penyakit Addison

a. Dapatkan riwayat pasien atau orang terdekat yang berhubungan

dengan lama dan intensitas dari gejala yang muncul seperti

contoh: muntah, pengeluaran urine yang berlebihan.

Rasional : membantu memperkirakan penurunan volume total

cairan

b. Pantau tanda vital, catat perubahan tekanan darah pada

perubahan posisi, kekuatan dan nadi perifer

Rasional : hipotensi postural merupakan bagian hipopolemia

akibat kekurangan hormon aldosteron dan penurunan curah

jantung sebagai akibat dari penurunan kartison. Nadi mungkin

melemah yang dengan mudah dapat hilang.

c. Ukur dan timbang berat badan setiap hari.

Rasional : memberikan perkiraan kebutuhan akan penggatian

volume cairan dan ke efektifan pengobatan. Peningkatan berat

badan yang cepat disebabkan oleh adanya retensi cairan dan

natrium yang berhubungan dengan pengobatan steroid.

d. Kaji pasien mengenai adana rasa haus, kelelahan, nadi cepat,

pengisian kapiler memanjang, turgor kulit jelek, membran

mukosa kering. Catat warna kulit dan temperaturnya.

Rasional : untuk mengidentifikasi berlanjutnya hipovolemia dan

mempengaruhi kebutuhan volume pengganti.

e. Periksa adanya perubahan dalam status mental dan sensori.

Rasional : dehidrasi berat menurunkan curah jantung dan

perfusi jaringan terutama pada jaringan otak.

f. Auskultasi bising usus. Catat dan laporkan adanya mual, muntah

dan diare.

Page 14: LP. Penyakit Addison

Rasional: kerusakan fungsi saluran cerna dapat meningkatkan

kehilangna cairan dan elektrolit dan mempengaruhi cara untuk

pemberian cairan dan nutrisi.

g. Berikan perawatan mulut secara teratur.

Rasinal : membantu menurunkan rasa tidak nyaman akibat

dehidrasi dan mempertahankan kerusakan membran mukosa.

h. Pertahankan kenyamanan lingkungan. Lindungi pasien dari

cahaya dengan selimut atau sejenisnya.

Rasional : mengindari panas yang berlebihan akan dapat

meningkatkan kehilangan cairan

i. Anjurkan klien untuk istirahat, bantu dalam mengubah posisi

dan aktifitas perawatan sehari-hari.

Rasional : mengurangi dan mmbatasi hipotensi ortostatik,

menurunkan resiko penurunan kesadaran dan trauma.

j. Anjurkan cairan oral diatas 3000ml/hari segera mungkin sesuai

dengan kemampuan klien.

Rasional ; adanya perbaikan pada saluran cerna dan kembalinya

fungsi saluran cerna tersebut memungkinkan untuk memberikan

caoiran dan elektrolit melalui oral.

k. Ubah posisi secara teratur. Masase terutama pada bagian tulang

yang menonjol.

Rasional : dehidrasi berat dapat menimbulkan gangguan

sorkulasi dan kerusakan kulit dapat terjadi dengan cepat.

l. Observasi adanya tanda-tanda kelelahan, krekels, edema, dan

peningkatan frekuensi jantung.

Page 15: LP. Penyakit Addison

Rasional : penggantian cairan yang cepat dapat menimbulkan

GJK pada adanya regang jantung.

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan defisiensi

glukokortikoid, metabolisme lemak abnormal, protein dan

karbohidrat. Mual muntah dan anoreksia.

Tujuan : tidak ada mual dan muntah, klien menunjukkan berat

badan stabil atau meningkat sesuai dengan yang diharapkan nilai

laboratorium normal.

Intervensi :

a. Auskultasi bising usus dan kaji apakah ada nyeri perut, mual

atau muntah.

Rasional : kekurangan kartisol dapat menyebabkan gejala

gastrointestinal berat yang mempengaruhi pencernaan dan

absorbsi dari makanan.

b. Catat adanya kulit yang dingin atau basah, perubahan tingkat

kesadaran, nadi yang cepat, peka ransang, nyeri kepala,

sempoyongan.

Rasional : gejala hipoglikemia dengan timbulnya tanda tersebut

mungkin perlu memberikan glukosa dan mengidentifikasikan

pemberia tambahan glukokortikoid

c. Pantau pemasukan makanan dan timbang berat badan setiap hari

Rasional : anoreksia, kelemahan dan kehilangan pengaturan

metabolisme oleh kartisol terhadap makanan dapat

mengakibatkan penurunan berat badan dan terjadinya

malnutrisi yang serius. Perhatikan : berat badan yang

Page 16: LP. Penyakit Addison

meningkat dengan cepat merupakan indikasi terjadinya retensi

cairan atau pengaruh dari pemberian glukokortikoid.

d. Berikan atau bantu perawatan mulut

Rasional : mulut yang bersih dapat meningkatkan nafsu makan.

e. Berikan lingkungan yang nyaman untuk makan contoh bebas

dari bau tidak sedap, tidak terlalu ramai, udara yang tidak

nyaman.

Rasional : dapat meningkatkan nafsu makan dan memperbaiki

pemasukan makanan.

f. Berikan informasi tentang menu pilihan

Rasional : perencanaan menu yang disukai pasien dapat

menstimulasi napsu makan dan meningkatkan pemasukan

makanan.

3. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi

metabolisme, perubahan kimia tubuh, ketidak sembangan cairan,

elektrolit dan glukosa.

Tujuan : klien menyatakan mampu untuk beristerahat, peningkatan

tenaga dan penurunan rasa. Mampu menunjukkan faktor yang

berpengaruh terhadap kelelahan dan menunjukkan peningkatan

kemampuan dan berpartisipasi dalam aktivitas.

Intervensi :

a. Kaji/diskusikan tingkat kelemahan klien dan identifikasi

aktivitas yang dapat dilakukan klien.

Rasional : pasien biasanya telah mengalami penurunan tenaga,

kelelahan otot menjadi terus memburuk setiap hari karena

Page 17: LP. Penyakit Addison

peroses penyakit dan munculnya ketidak seimbangan natrium

kalium.

b. Pantau tanda vital sebelum dan sesudah melakukan aktivitas.

Observasi adanya takikardia, hipotensi dan perifer yang dingin.

Rasional : kolapsnya sirkulasi dapat terjadi sebagai akibat dari

stres aktivitas jika curah jantung berkurang.

c. Diskusikan kebutuhan aktivitas dan rencanakan jadwal aktivitas

bersama- sama dengan pasien. Identifikasi aktivitas yang

menyebabkan kelelahan.

Rasional : meskipun klien pada awalnya merasa lemah untuk

melakukan akitivitas, aktivitas yang berkurang selama

menerima terapi hormon pengganti unutk memperbaiki tonus

dan kekuatan otot, menurunnya kelelahan. Selain itu hal

tersebut memberikan harapan bahwa kemampuan unutk

melakukan aktivitas yang baik akan kembali seperti semula.

d. Sarankan pasien untuk menentukan masa/ periode antara

isterahat dan melakukan aktivitas.

Rasional : mengurangi kelelahan dan mencegah ketegangan

pada jantung.

e. Diskusikan cara unutk menghemat tenaga (misal : duduk lebih

baik dari pada berdiri selama melakukan aktivitas/ latihan), jika

perlu biarkan klien melakukannya sendiri.

Rasional : pasien akan dapat melakukan lebih banyak kegiatan

dengan mengurangi pengeluaran tenaga pada setiap kegiatan

yang dilakukan.

Page 18: LP. Penyakit Addison

f. Berikan kesempatan kepada klien untuk ikut berpartisipasi

secara adekuat untuk melakukan aktivitas sehari- hari sebagian

atau seluruhnya. Tingkatkan keterlibatan klien sesuai

kemampuannya.

Rasional : menambahkan tingkat keyakinan klien dan harga

dirinya secara baik sesuai dengan tingkat aktivitas yang dapat

ditoleransinya.

4. Penurunan curah jantung berhubungan dengan menurunnya aliran

darah/ vena sirkulasi; berubahnya kecepatan, irama dan konduksi

jantung.

Tujuan : menunjukkan curah jantung yang adekuat yang ditandai

dengan tanda vital dalam batas normal, nadi perifer teraba dengan

baik, pengisian kapiler cepat dan status mental membaik.

Intervensi :

a. Pantau tanda vital; VJ, irama jantung, dan catat adanya disaritmia.

Rasional : peningkatan FJ merupakan mrnifestasi awal sebagai

kompensasi hipovolemia dan penurunan curah jantung.

Perkembangan dan kegagalan otot jantung/ krisis

addisonmungkin menyebabkan serangan yang tiba- tiba dan

tekanan darah yang menurun (hipotensi). Frekuensi jantung yang

tidak teratur akan menimbulkan penurunan curah jantung atau

merupakan petunjuk adanya IM. PVC dan depresi gelombang T

menunjukkan klien dalam keadaan hipokalemia, atau gelombang

T memuncak akan terjadi pada keadaan hiperkalemia.

b. Lakukan pengukuran CVP

Page 19: LP. Penyakit Addison

Rasional : CVP memberikan gambaran pengukuran yang lansung

terhadap volume cairan dan berkembangnya komplikasi, contoh :

gagal jantung.

c. Kaji warna kulit, suhu, pengisian kapiler, dan nadi perifer

Rasional : pucat, kulit yang dingin, pengisian kapiler yang

memanjang, nadi yang lambat dan lemah merupakan identifikasi

terjadi syok.

d. Teliti adanya perubahan mental dan laporkan adanya nyeri pada

abdomen, daerah punggung dan kaki.

Rasional : perubahan mental (peka ransang, cemas, ketakutan)

merupakan cerminan dari penurunan curah jantung/ serebral,

perfusi perifer dan serangan hipoglikemia.

e. Ukur jumlah haluaran urine

Rasional : walaupun biasanya ada poluria, penurunan haluaran

urine menggambarkan penurunan perfusi ginjal oleh penurunan

curah jantung.

f. Tempatkan klien pada ruangan yang tenang dan dengan

kelembapan yang sesuai, tidak bising dan batasi aktivitas.

Pertahankan tirah baring, bantu atau berikan semua aktivitas

sehari- hari.

Rasional : respon normal klien terhadap stres adalah kurang dan

stimulus yang biasanya tidak menimbulkan masalah dapat

berpengaruh negatif pada klien.

g. Pantau adanya hipertensi, edema (daerah yang terjuntai), krekels,

berat badan meningkat, nyeri kepala yang hebat, peka ransang dan

bingung.

Page 20: LP. Penyakit Addison

Rasional : efek pemberian kartikosteroid/ natrium dan cairan

pengganti yang berlebihan dapat menyebabkan potensial

kelebihan cairan dan gagal jantung.

5. Kurangnya pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan

kebutuhan pengobatan yang berhubungan dengan kurang

pemajanan/ mengingat; kesalahn interpretasi informasi, keterbatasan

kognitif.

Tujuan : klien dapat mengungkapkan pemahamannya tentang

penyakit, prognosis, dan pengobatannya.

Intervensi :

a. Tinjau ulang keadaan penyakit dan harapan masa depan

rasional : memberikan pengetahuan kepada klien yang dapat

memilih berdasarkan informasi

b. Sarankan klien untuk tetap mempertahankan secara aktif jadwal

yang teratur dalam makan, tidur dan latihan

Rasional : membantu untuk meningkatkan perasaan

menyenangkan, sehat dan untuk memahami bahwa aktivitas fisik

yang tidak teratur dapat meningkatkan kebutuhan hormon.

c. Jelaskan alasan kehilangan cairan yang berlebihan. Anjurkan

klien untuk melakukan pengukuran terhadap pemasukan dan

pengeluaran dan juga berat badan jika mungkin dan untuk

pemasukan glukosa, cairan dan garam selama keadaan stres,

gangguan gastrointensinal, keringat yang berlebihan (latihan yang

berlebihan, lingkungan yang panas)

Rasional : pengetahuan yang dimiliki dapat menolong mencegah

munculnya masalah dimasa datang, dan partisipasi akan

Page 21: LP. Penyakit Addison

membantu meningkatkan penerimaan pengobatan dan

memberikan kesempatan untuk mengenali perubahan secara dini.

d. Diskusikan mengenai diet, seperti: diet yang teratur, diet tinggi

karbohidrat dan tinggi protein. Anjurkan juga untuk menyertakan

makanan tinggi karbohidrat dalam pemberian makanan tambahan

diantara waktu makan.

Rasional : mencegah kehilangan berat badan dan menurunkan

resiko timbulnya hipoglukemia.

e. Tinjau ulang tentang terapi hormon pengganti dan perlunya

memahami jadwal pengobatan yang tepat.

Rasional : membantu klien unutk memahami situasi pengobatan

(obat sehari- hari memungkinkan klien hidup normal, dan hidup

secara aktif) yang dapat meningkatkan kerjasama dalam

perogram pengobatan.

f. Minum obat pada waktu makan/ dengan makanan kudapan atau

dengan antasida.

Rasional : menurunkan gangguan gastrointestinal dan resiko

terbenuknya ulkus peptikum.

g. Minum dua pertiga dari dosis kartisol pada pagi hari, dan

sepetiganya lagi pada petang hari atau dnegn menggunakan

fludrokortison pada pagi hari.

Rasional : meniru sekresi kartikoid tubuh secara alamiah.

E. Evaluasi

Asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit addison

dikatakan berhasil/efektif jika:

a. Menunjukkan adanya perbaikan keseimbangan cairan.

Page 22: LP. Penyakit Addison

b. Klien mampu menunjukkan berat badan yang stabil atau meningkat

sesuai dengan yang diharapkan nilai laboratorium normal. Tidak ada

mual dan muntah.

c. Klien mampu menunjukkan peningkatan kemampuan dan

berpartisipasi dalam aktivitas.

d. Status mental membaik

e. Klien mampu mengungkapkan pemahamannya tentang penyakit,

prognosis, dan pengobatanya.

Page 23: LP. Penyakit Addison

DAFTAR PUSTAKA

Batubara, Jose RL dkk. 2010. Buku Ajar Endokrinologi Anak edisi I. Badan penerbit ikatan dokter anak indonesia: Jakarta

Corwin, Elizabet J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. EGC : Jakarta

Doenges, E., M., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, EGC, Jakarta

Gleadle, J., 2007, Anamnesis Dan pemeriksaan Fisik, Erlangga, Jakarta

Price, Sylvy A & Wilson, Lorraine M. 2006. Patofisiologi (konsep Klinks Proses- Proses Penyakit) edisi VI. EGC : Jakarta

Saidm A. dan Megawati dkk., Penyakit Addison, (Online), diakses tanggal 26 Maret 2013

Sitesinbahasa, 2011, Penyakit Addison, (Online), diakses tanggal 27 Maret 2013