16
LAPORAN PENDAHULUAN KEHAMILAN EKTOPIK 1. Pengertian Gangguan reproduksi yang berkaitan dengan kegagalan dalam proses nidasi yang benar, terus meningkat dalam 15 tahun belakangan ini. Bukan saja di Amerika Serikat tapi juga di seluruh dunia. Saat ini lebih dari 1 dalam 1000 kehamilan di Amerika Serikat merupakan kehamilan ektopik. Resiko kematian akibat kehamilan di luar rahim 10 kali lebih besar daripada persalinan pervaginam dan 50 kali lebih besar daripada abortus induksi. (Donmanf, 1983). Kehamialn ektopik ialah kehamilan, dimana ovum yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh tidak di tempat yang normal yakni dalam endometrium kavum uteri, melainkan pada tempat seperti tuba fallopi (paling sering), ovarium,omentum dan serviks. Istilah kehamilan ektopik lebih tepat dari istilah ekstra uterin (kehamilan yang berlokasi di luar uterus), oleh karena terdapat beberapa jenis kehamialn ektopik. Misalnya pada kehamilan Pars Interstisialis Tubae dan kehamilan pada serviks uteri. 2. Penyebab

LP KET jadi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

maternitas

Citation preview

Page 1: LP KET jadi

LAPORAN PENDAHULUAN

KEHAMILAN EKTOPIK

1. Pengertian

Gangguan reproduksi yang berkaitan dengan kegagalan dalam proses

nidasi yang benar, terus meningkat dalam 15 tahun belakangan ini. Bukan saja

di Amerika Serikat tapi juga di seluruh dunia. Saat ini lebih dari 1 dalam 1000

kehamilan di Amerika Serikat merupakan kehamilan ektopik. Resiko kematian

akibat kehamilan di luar rahim 10 kali lebih besar daripada persalinan

pervaginam dan 50 kali lebih besar daripada abortus induksi. (Donmanf, 1983).

Kehamialn ektopik ialah kehamilan, dimana ovum yang dibuahi berimplantasi

dan tumbuh tidak di tempat yang normal yakni dalam endometrium kavum

uteri, melainkan pada tempat seperti tuba fallopi (paling sering),

ovarium,omentum dan serviks. Istilah kehamilan ektopik lebih tepat dari istilah

ekstra uterin (kehamilan yang berlokasi di luar uterus), oleh karena terdapat

beberapa jenis kehamialn ektopik. Misalnya pada kehamilan Pars Interstisialis

Tubae dan kehamilan pada serviks uteri.

2. Penyebab

Berikut ini beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kehamilan ektopik :

a. Faktor-faktor mekanis yang mencegah atau menghambat perjalanan ovum

yang telah dibuahi ke dalam kavum uteri. Salpingitis, khususnya

endosalpingitis yang menyebabakan aglutinasi lipatan arboresen mokosa

tuba dengan penyempitan lumen atau pembentukan kantong-kantong buntu.

Adhesi Peritubal setelah pasca abortus atau infeksi masa nifas, apendisitis

ataupun endometriosis. Kelainan pertumbuhan tuba, khususnya

divertikulum,ostium asesorius dan hipoplasia. Kehamilan ektopik

sebelumnya, dansesudah sekali mengalami kehamilan ektopik. Pembedahan

sebelumnya pada tuba. Abortus induksi yang dilakukan lebih dari satu kali

akan memperbesar risiko terjadinya kehanilan ektopik. Tumor yang

mengubah bentuk tuba, seperti mioma uteri dan benjolan pada adneksa.

Page 2: LP KET jadi

b. Faktor-faktor fungsional yang memperlambat perjalan ovum yang telah

dibuahi ke dalam kavum uteri. Migrasi eksternal ovum menyebabkan

kelambatan pengangkutan ovum yang telah dibuahi lewat saluran tuba atau

oviduk. Refluks Menstrual. Kelambatan fertilisasi ovum dengan perdarahan

menstruasi, dapat mencegah masuknya ovum ke dalam uterus atau

menyebabakan ovum tersebut berbalik ke dalam tuba. Berubahnya motilitas

tuba dapat terjadinya mengikuti perubahan pada kadar estrogen dan

progesterone dalam serum

c. Peningkatan atau daya penerimaan mukosa tuba terhadap ovum yang telah di

buahi. Unsur-unsur ektopik endometrium dapat meningkatkan implantasi

dalam tuba.

3. Patofisiologi

Salah satu fungsi saluran telur yaitu untuk membesarkan hasil konsepsi

(zigot) sebelum turun dalam rahim. Tetapi oleh beberapa sebab terjadi

gangguan dari perjalanan hasil konsepsi dan tersangkut serta tumbuh dalam

tuba. Saluran telur bukan tempat ideal untuk tumbuh kembang hasil konsepsi.

Disamping itu penghancuran pembuluh darah oleh proses proteolitik jonjot

koreon menyebabkan pecahnya pembuluh darah. Gangguan perjalanan hasil

konsepsi sebagian besar karena infeksi yang menyebabkan perlekatan saluran

telur. Pembuluh darah pecah karena tidak mempunyai kemampuan

berkontraksi maka pendarahan tidak dapat dihentikan dan tertimbun dalam

ruang abdomen. Perdarahan tersebut menyebabkan perdarahan tuba yang dapat

mengalir terus ke rongga peritoneum dan akhirnya terjadi rupture, nyeri pelvis

yang hebat dan akan menjalar ke bahu. Ruptur bisa terjadi pada dinding tuba

yang mengalami mesosalping yaitu darah mengalir antara 2 lapisan dari

mesosalping dan kemudian ke ligamentum lalum. Perubahan uterus dapat

ditemukan juga pada endometrium. Pada suatu tempat tertentu pada

endometirum terlihat bahwa sel-sel kelenjar membesar dan hiper skromatik,

sitoplasma menunjukan vakualisasi dan batas antara sel-sel menjadi kurang

jelas. Perubahan ini disebabkan oleh stimulasi dengan hormon yang berlebihan

Page 3: LP KET jadi

yang ditemukan dalam endometrium yang berubah menjadi desidua. Setelah

janin mati desidua mengalami degenerasi dan dikeluarkan sepotong demi

sepotong. Pelepasan desidua ini disertai dengan pendarahan dan kejadian ini

menerangkan gejala perdarahan pervaginam pada kehamilam ektopik yang

terganggu

4. Komplikasi

Ada beberapa komplikasi yang muncul mungkin terjadi pada kehamilan

ektopik,antara lain:

a) Pada pengobatan konservatif, yaitu apabila ada ruptur tuba telah lama

berlangsung (4-6 minggu), terjadi perdarahan ulang (recurrent bleeding) ini

merupakan indikasi operasi.

b) Dapat menyebabakan infeksi.

c) Terjadi subileus karena terdapat massa pada pelvis.

d) Terjadi sterilitas.

e) Apabila perdarahan terjadi secara terus-menerus maka bisa terjadi anemia

akibat kekurangan darah.

5. Tanda dan Gejala

a. Adanya amenore, walaupun hanyapendek saja sebelum diikuti oleh

perdarahan.

b. Terjadi perdarahan yang berlangsung kontinu dan biasanya berwarna hitam.

c. Timbul rasa nyeri pada perut bawah yang sering bertambah dan keras. Nyeri

ini biasanya timbul mendadak, dapat lokal atau difus.

d. Keadaan umum pasien : tergantung dari banyaknya darah yang keluar dari

tuba, keadaan umum adalah kurang lebih normal sampai gawat dengan syok

berat dan anemi. Suhu badan agak meningkat pada abortus tuba yang sudah

berlangsung beberapa waktu.

e. Pada abortus tuba terdapat terdapat nyeri tekan di perut bagian bawah di sisi

uterus dan pada pemeriksaan luar atau pemeriksaan bimanual ditemukan

tumor yang tidak begitu padat. Dan akan terasa nyeri sekali pada

Page 4: LP KET jadi

pemeriksaan panggul, terutama di daerah kavum douglasi dan sewaktu

serviks digerakan.

f. Terjadi pembesaran uterus sampi 2 kali ukuran normal.

g. Terjadi penekan pada daerah rektum.

6. Gambaran Klinik / Manifestasi Klinik

a. Kehamilan yang muda dan tidak terganggu, ada gejala-gejala, seperti

kehamilan normal yaitu amenore, enek, sampai muntah.

b. Amenore diikuti perdarahan yang berlangsung cuckup lama dan darah

berwarna kehitaman.

c. Rasa nyeri kiri/kanan pada perut bagian bawah.

d. Uterus yang terus membesar dan lembek seperti pada kehamialn intra uterin.

Pada kehamilan 2 bulan selain uterus membesar ditemukan tumor yang

lembek dan licin.

e. Tergantung dari banyaknya darah yang keluar ke rongga perut, penderita

tampak biasa saja atau tampak anemis, suhu badan agak naik.

f. Perut membesar menunjukan tanda-tanda rangsanga peritoneum debgab

nyeri keras pada palpasi, kadang ditemukan adanya cairan bebas dalam

rongga perut.

7. Penatalaksanaan Medis

a. Penderita yang disangka mengalami kehamilan ektopik terganggu (KET)

harus dirawat inap di rumah sakit untuk penanggulangannya.

b. Bila wanita mengalami atau dalam keadaan syok, maka perbaiki keadaan

umumnya dengan cairan yang cukup (dekstrosa 5%, glukosa 5%, garam

fisiologi dan tranfusi darah).

c. Sisa-sisa darah dikeluarkan dan dibersihkan sedapat mungkin supaya

penyembuhan luka lebih cepat.

d. Berikan antibiotic yang cukup dan obat anti inflamasi.

Page 5: LP KET jadi

e. Setelah diagnosa jelas, segara lakukan tindakan lapratomi untuk

menghilangkan sumber perdarahan : dicari, diklem, dan dieksisi sebersih

mungkin kemudian diikat sebaik-baiknya.

f. Salpingektomi : mengangkat kehamilan yang kecil dengan panjang kurang

dari 2 cm dan terletak dalam bagian 1/3 distal tuba fallopi, tempat

perdarahan dikendalikan dengan elektro atau laser dan luka insisi dibiarkan

tanpa penjahitan sampai sembuh sendiri.

Page 6: LP KET jadi

8. Pohon masalah

Faktor uterus faktor tuba faktor ovarium

Kehamilan Ektopik

Operasi Eksplorasi Laparatomi

Nyeri Kurang Pengetahuan resiko infeksi

Gangguan istirahat tidur

Page 7: LP KET jadi

9. Asuhan keperawatan

1. Pengkajian

a. Identitas Pasien

b. Alasan Dirawat

• Keluhan utama : mual, muntah, nyeri abdomen

• Riwayat penyakit

- menanyakan penyakit yang pernah diderita pasien sebelumnya

- menanyakan penyakit yang sedang dialami sekarang

- menanyakan apakah pasien pernah menjalani operasi

• Riwayat keluarga

- menanyakan apakah di keluarga pasien ada anggota keluarga yang

menderita penyakit menular kronis

- menanyakan apakah dari pihak keluarga ibu atau suaminya ada yang

memiliki penyakit keturunan

- menanyakan apakah dari pihak keluarga ibu atau suaminya pernah

melahirkan atau hamil anak kembar dengan komplikasi.

• Riwayat obstetrik:

- menanyakan siklus menstruasi apakah teratur atau tidak

- menanyakan berapa kali ibu itu hamil

- menanyakan berapa lama setelah anak dilahirkan dapat menstruasi dan

berapa banyak pengeluaran lochea

- menanyakan jika datang menstruasi terasa sakit

- menanyakan apakah pasien pernah mengalami abortus

- menanyakan apakah di kehamilan sebelumnya pernah mengalami

kelainan

- menanyakan apakah anak sakit panas setelah dilahirkan

- menanyakan apakah pasien menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim

c. Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual (Data Fokus)

1. Makan minum

tanda : nafsu makan menurun (anoreksia), mual muntah, mukosa bibir

kering, pucat.

Page 8: LP KET jadi

2. Eliminasi

konstipasi, nyeri saat BABtanda : BAB Sering kencingBAK

3. Aktivitas

tanda : nyeri perut saat mengangkat benda berat, terlihat oedema pada

ekstremitas bawah (tungkai kaki)

d. Pemeriksaan Umum

1. Inspeksi

• terlihat tanda cullen yaitu sekitar pusat atau linia alba kelihatan biru,

hitam dan lebam

• terlihat gelisah, pucat, anemi, nadi kecil, tensi rendah

2. Pada palpasi perut dan perkusi

• terdapat tanda-tanda perdarahan intra abdominal (shifting dullness)

• nyeri tekan hebat pada abdomen

• Douglas crisp: rasa nyeri hebat pada penekanan kavum Douglasi

• Kavum douglasi teraba menonjol karena terkumpulnya darah.

• Teraba massa retrouterin (massa pelvis)

3. Nyeri bahu karena perangsangan diafragma

4. Nyeri ayun saat menggerakkan porsio dan servik ibu akan sangat sakit

e. Pemeriksaan Diagnostic

1. Pemeriksaan laboratorium

• pemeriksaan Hb setiap satu jam menunjukkan penurunan kadar Hb

• timbul anemia bila telah lewat beberapa waktu

• leukositosis ringan ( < 15000)

2. Pemeriksaan tes kehamilan

• tes baru yang lebih sensitive berguna karena lebih mungkin positif

pada kadar HCG yang lebih rendah

3. Pemeriksaan kuldosintesis

• untuk mengetahui adakah darah dalam kavum douglasi

• untuk memastikan perdarahan intraperitonial dan dapat memberikan

hasil negative palsu atau positif palsu

Page 9: LP KET jadi

4. Diagnostic laparoskopi

• untuk mendiagnosis penyakit pada organ pelvis termasuk kehamilan

ektopik

5. Ultra sonografi (USG)

• untuk mendiagnosis kehamilan tuba dimana jika kantong ketuban

bisa terlihat dengan jelas dalam kavum uteri maka kemungkinan

kehamilan ektopik terjadi

6. Diagnostic kolpotomi

• infeksi langsung tuba fallopi dan ovarium. Prosedur ini tidak

dilakukan lagi karena hasil kurang memuaskan

7. Diagnostic kuretase

• pembedahan antara abortus iminens atau inkomplitus pada

kehamilan intrauteri dengan kehamilan tuba. Ditemukannya

desidua saja dalam hasil kuret uterus yang menunjukan kehamilan

ekstrauteri.

3. Diagnosa Keperawatan Dan Rencana Intervensi

a. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d trauma jaringan sekunder akibat

pembedahan perut

Rencana Intervensi :

Oservasi tanda vital

Kaji tingkat nyeri yang dirasakan pasien

Ajarkan tekhnik distraksi dan relaksasi

Beri posisi yang nyaman

Perhatikan lingkungan yang nyaman

Kolaboratif pemberian analgetik

b. Risiko terjadi infeksi b/d luka operasi dan pemasangan alat-alat perawatan

Beri KIE tentang hal-hal yang dapat menyebabkan infeksi

Rawat luka secara steril

Page 10: LP KET jadi

Beri perawatan terhadap dower kateter dan rawat lokasi tempat

pemasangan infus

Kolaborasi dalam pemberian antibiotika

c. Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang kehamilan ektopik

Rencana intervensi :

Diskusikan gejala infeksi luka yang harus dilaporkan kepada dokter

Jelaskan pentingnya waktu istirahat berencana

Tekankan pentingnya mencegah kehamilan dalam waktu 2-4 bulan atau

sesuai indikasi

Jelaskan bahwa kemampuan untuk melahirkan dapat menurun khususnya

jika kehamilan tuba disebabkan oleh infeksi pelvis atau anomali tuba

Page 11: LP KET jadi

Daftar Pustaka

Abdul Bari, 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo: Jakarta

Errol, Norwitz. 2008. At aGlance Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Erlanga.

Manuaba Ida Bagus Gede, 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.

Jakarta : Arcan