18
A. MEDIS 1. Pengertian Fraktur adalah terputusnya keutuhan tulang, umumnya akibat trauma. Fraktur digolongkan sesuai jenis dan arah garis fraktur. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. Fraktur dapat terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsi . Fraktur trochanter terjadi apabila fraktur tepat di bawah leher femur. Patah tulang lebih sering diperbaiki dengan bedah fiksasi. 2. Anatomi Fisiologi 1

Lp Fraktur Trochanter

Embed Size (px)

DESCRIPTION

selamat belajar

Citation preview

Page 1: Lp Fraktur Trochanter

A. MEDIS

1. Pengertian

Fraktur adalah terputusnya keutuhan tulang, umumnya akibat trauma. Fraktur digolongkan sesuai jenis dan arah garis fraktur.Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. Fraktur dapat terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsi .Fraktur trochanter terjadi apabila fraktur tepat di bawah leher femur. Patah tulang lebih sering diperbaiki dengan bedah fiksasi.

2. Anatomi Fisiologi

1

Page 2: Lp Fraktur Trochanter

Tulang femur terdiri dari :a. Ujung atasb. Korpusc. Ujung bawah

Ujung atas terdiri dari :

Kaput FemurMassa yang membulat mengarah ke dalam dan keatas, tulang ini halus dan dilapisi dengan kartilago kecuali pada fovea, lubang kecil tempat melekatnya ligamen yang menghubungkan kaput ke area yang besar pada asetabulum dari tulang coxae. Di dalam kaput tersebut terdapat percabangan dari arteri retinakular posterior dan anterior, dan ligamentum teres serta arteri ligamentum teres.

Kolum (leher) femurKorpus tulang mengarah ke bawah dan ke sebelah lateral menghubungkan kaput dan korpus. Leher femur adalah penghubung kepala femur dan trochanter.

Trochanter mayor pada sisi lateral dan trochanter minor pada sisi medial merupakan tempat melekatnya otot-otot Trochanter (mayor dan minor) adalah bagian tulang paha yg membuat kita dapat berdiri tegak, menghubungkan sendi dan batang paha.

Tulang femur bekerja sebagai alat ungkit dari tubuh sehingga memungkinkan untuk bergerak. Tulang hip dibungkus oleh serabut yang berbentuk kapsul, ligamen, dan otot.

Bagian besar trochanter dalam pergerakannya dibantu oleh otot abduktor dan gerakan rotasinya terbatas. Bagian terkecil dari trochanter dalam pergerakannya dibantu  oleh otot ileopsoas.

3. Etiologi

Menurut Apley dan Salomon (1995), tulang bersifat relative rapuh namun cukup mempunyai kekuatan gaya pegas untuk menahan tekanan.Fraktur dapat disebabkan oleh

Cedera dan benturan seperti pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan puntir mendadak, kontraksi otot ekstrim.

2

Page 3: Lp Fraktur Trochanter

Letih karena otot tidak dapat mengabsorbsi energi seperti berjalan kaki terlalu jauh.

Kelemahan tulang akibat penyakit kanker atau osteoporosis pada fraktur patologis.

4. Patofisiologi

Patofisiologi fraktur adalah jika tulang mengalami fraktur, maka periosteum, pembuluh darah di korteks, marrow dan jaringan disekitarnya rusak. Terjadi pendarahan dan kerusakan jaringan di ujung tulang. Terbentuklah hematoma di canal medulla. Pembuluh-pembuluh kapiler dan jaringan ikat tumbuh ke dalamnya., menyerap hematoma tersebut, dan menggantikannya. Jaringan ikat berisi sel-sel tulang (osteoblast) yang berasal dari periosteum. Sel ini menghasilkan endapan garam kalsium dalam jaringan ikat yang di sebut callus. Callus kemudian secara bertahap dibentuk menjadi profil tulang melalui pengeluaran kelebihannya oleh osteoclast yaitu sel yang melarutkan tulang (Smelter & Bare, 2001).

3

Page 4: Lp Fraktur Trochanter

Pada permulaan akan terjadi pendarahan disekitar patah tulang, yang disebabkan oleh terputusnya pembuluh darah pada tulang dan periost, fase ini disebut fase hematoma. Hematoma ini kemudian akan menjadi medium pertumbuhan sel jaringan fibrosis dengan kapiler didalamnya. Jaringan ini yang menyebabkan fragmen tulang-tulang saling menempel, fase ini disebut fase jaringan fibrosis dan jaringan yang menempelkan fragmen patah tulang tersebut dinamakan kalus fibrosa. Kedalam hematoma dan jaringan fibrosis ini kemudianjuga tumbuh sel jaringan mesenkin yang bersifat osteogenik. Sel ini akan berubah menjadi sel kondroblast yang membentuk kondroid yang merupakan bahan dasar tulang rawan. Kondroid dan osteoid ini mula-mula tidak mengandung kalsium hingga tidak terlihat foto rontgen. Pada tahap selanjutnya terjadi penulangan atau osifikasi. Kesemuanya ini menyebabkan kalus fibrosa berubah menjadi kalus tulang.

5. Tanda dan Gejalaa. tidak mampu menahan berat badan setelah jatuh, disertai atau

tanpa nyeri pada pangkal paha.b. rotasi eksternal dan pemendekan tungkai bawahc. nyeri tekan pada daerah frakturd. nyeri pada saat mencoba melakukan gerakane. bengkak pada pangkal pahaf. demang. kaki terasa kebas jika dudukh. kaki yang mengalami fraktur jadi lebih pendek dibanding kaki

yang sehat

6. Pemeriksaan Diagnostik

a. Laboratorium, Pada fraktur test laboratorium yang perlu diketahui : Hb, hematokrit sering rendah akibat perdarahan, laju endap darah (LED) meningkat bila kerusakan jaringan lunak sangat luas. Pada masa penyembuhan Ca dan P meengikat di dalam darah.

b. Radiologi : X-Ray dapat dilihat gambaran fraktur, deformitas dan

metalikment. Venogram/anterogram menggambarkan arus

vascularisasi.

4

Page 5: Lp Fraktur Trochanter

Foto rontgen untuk memastikan ada tidaknya fraktur, atau seberapa parahnya fraktur.

Jika foto rontgen dianggap kurang memadai karena posisi fraktur tulang yang tidak terlihat, maka mungkin diperlukan CT scan atau MRI untuk hasil yang lebih akurat atau untuk mendeteksi struktur fraktur yang kompleks. 

7. Penatalaksanaan Medik

a. bedah fiksasi adalah pembedahan untuk memasangkan pelat gamma (khusus untuk tulang) dan sekrup untuk menyatukan kembali tulang yang patah pada posisi semula, atau paling tidak, pada posisi paling memungkinkan, dan dengan bantuan obat-obatan, sehingga pada akhirnya tulang yang patah tersebut akan bersatu kembali setelah jangka waktu tertentu, antara 3 sampai 12 bulan menurut data statistik.

b. Traksi kulit sementara untuk mereduksi spasme otot, untuk mengimobilisasi ekstremitas dan mengurangi nyeri.

8. Komplikasi

a. Shock dan perdarahan. Pada saat terjadinya cedera atau segera sesudah operasi

b. Komplikasi immobilitas. Terutama pada usia lanjut, antara lain: 

Pneumonia Thromboplebitis Emboli pulmonal

c. Penyembuhan terlambat, karena adanya gangguan suplai darah.d. Deformitas, malposisi femur, arthritis sekunder. Displasemen

fragmen tulang dapat menyebabkan deformitas, sedangkan trauma menyebabkan arthritis.

e. Masalah post operatif dengan alat-alat fiksasi internal. Fiksasi internal bisa melemah, patah, atau pindah tempat yang menyebabkan kerusakan jaringan lunak. Untuk ini perlu pembedahan ulang.

f. Ekstrim eksternal/internal rotasi dan adduksi.

5

Page 6: Lp Fraktur Trochanter

Sedangkan komplikasi lain yang dapat terjadi karena immobilisasi dan post operasi adalah:

a. Atelektasisb. Infeksi Lukac. Stasis atau infeksi saluran kemihd. Kejang pada otot

9. PrognosaPrognosis tergantung dari : Tipe fraktur Usia Suplai darah Metode reduksi Luka terbuka atau luka tertutup

10. Pencegahan

Pencegahan fraktur dapat dilakukan berdasarkan penyebabnya. Pada umumnya fraktur disebabkan oleh peristiwa trauma benturan atau terjatuh baik ringan maupun berat. Pada dasarnya upaya pengendalian kecelakaan dan trauma adalah suatu tindakan pencegahan terhadap peningkatan kasus kecelakaan yang menyebabkan fraktur.

Pencegahan Primer

Pencegahan primer dapat dilakukan dengan upaya menghindari terjadinya trauma benturan, terjatuh atau kecelakaan lainnya. Dalam melakukan aktifitas yang berat atau mobilisasi yang cepat dilakukan dengan cara hati – hati, memperhatikan pedoman keselamatan dengan memakai alat pelindung diri.

Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder dilakukan untuk mengurangi akibat – akibat yang lebih serius dari terjadinya fraktur dengan memberikan pertolongan pertama yang tepat dan terampil pada penderita. Mengangkat penderita dengan posisi yang benar agar tidak memperparah bagian tubuh yang terkena fraktur untuk selanjutnya dilakukan pengobatan. Pemeriksaan klinis dilakukan untuk melihat

6

Page 7: Lp Fraktur Trochanter

bentuk dan keparahan tulang yang patah. Pemeriksaan dengan foto radiologis sangat membantu untuk mengetahui bagian tulang yang patah yang tidak terlihat dari luar. Pengobatan yang dilakukan dapat berupa traksi, pembidaian dengan gips atau dengan fiksasi internal maupun eksternal.

Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier pada penderita fraktur yang bertujuan untuk mengurangi terjadinya komplikasi yang lebih berat dan memberikan tindakan pemulihan yang tepat untuk menghindari atau mengurangi kecacatan. Pengobatan yang dilakukan disesuaikan dengan jenis dan beratnya fraktur dengan tindakan operatif dan rehabilitasi. Rehabilitasi medis diupayakan untuk mengembalikan fungsi tubuh untuk dapat kembali melakukan mobilisasi seperti biasanya. Penderita fraktur yang telah mendapat pengobatan atau tindakan operatif, memerlukan latihan fungsional perlahan untuk mengembalikan fungsi gerakan dari tulang yang patah. Upaya rehabilitasi dengan mempertahankan dan memperbaiki fungsi dengan mempertahankan reduksi dan imobilisasi antara lain meminimalkan bengkak, memantau status neurovaskuler, mengontrol ansietas dan nyeri, latihan dan pengaturan otot, partisipasi dalam aktivitas hidup sehari-hari, dan melakukan aktivitas ringan secara bertahap.

7

Page 8: Lp Fraktur Trochanter

B. KEPERAWATAN

1. Pengkajiana. Aktivitas/istirahat

Tanda : keterbatasan atau kehilangan fungsi pada bagian yang terkena (mungkin segera atau terjadi secara sekunder, dari pembengkakan jaringan, nyeri).

b. SirkulasiTanda : hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai respon terhadap nyeri atau ansietas) atau hipotensi di karenakan kehilangan darah, takikardia (respon stress, hipovolemia), penurunan atau tak ada nadi pada bagian distal yang cedera, pengisian kapiler yang lambat, pucat pada bagian yang terkena.

c. Neurosensori1) Gejala : hilang gerakan atau sensasi, spasme otot, kebas atau kesemutan 2) Tanda : Deformitas local, angulasi abnormal, pemendekan, rotasi, krepitasi (bunyi berderit), spasme otot terlihat kelemahan/hilang fungsi, agitasi mungkin berhubungan dengan nyeri/ansietas atau trauma lain.

d. Nyeri/kenyamananGejala : nyeri berat tiba-tiba pada saat cedera (mungkin terlokalisasi pada area jaringan/kerusakan tulang dapat berkurang pada imobilisasi), tak ada nyeri akibat kerusakan syaraf, spasme/kram otot (setelah imobilisasi)

e. Integritas ego1) Gejala : perasaan cemas, takut, marah, apatis, factor-faktor stres multiple, misalnya masalah financial2) Tanda : tidak dapat istirahat, peningkatan ketegangan/peka rangsang, stimulasi simpatis

f. Keamanan1) Gejala : alergi/sensitivitas terhadap obat, makanan, plester, dan larutan, defisiensi imun (peningkatan resiko infeksi sistemik dan penundaan penyembuhan), munnculnya kanker, riwayat keluarga tentang hipertermi malignant/reaksi anastesi dan riwayat transfuse darah atau reaksi transfuse2) Tanda : munculnya proses infeksi yang melelahkan, demam

g. PernafasanGejala : infeksi, kondisi batuk yang kronis, merokok

h. MakananGejala: insufisiensi pancreas/DM (predisposisi untuk hipoglikemia

8

Page 9: Lp Fraktur Trochanter

atau ketoasidosis, malnutrisi termasuk obesitas), membrane mukosa yang kering (pembatasan pemasukan atau periode puasa pra operasi)

i. PenyuluhanGejala : lingkungan cidera, aktivitas perawatan diri, dan perawatan dirumah.

C. Diagnosa Keperawatana. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (fraktur)b. Resiko terhadap cidera berhubungan dengan kerusakan

neuromuskuler, dan tekanan c. Kurang perawatan diri berhubungan dengan hilangnya

kemampuan menjalankan aktivitas.d. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma, imunitas tubuh

primer menurun, prosedur invasivee. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan patah tulangf. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan perawatannya b/d

kurang paparan terhadap informasi, terbatasnya kognitif

D. Perencanaan Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi

1 Nyeri akut b/d agen injuri fisik, fraktur

Setelah dilakukan Asuhan keperawatan …. jam tingkat kenyamanan klien meningkat, tingkat nyeri terkontrol dengan kriteria hasil : Klien melaporkan

nyeri berkurang dg scala 2-3

Ekspresi wajah tenang

klien dapat istirahat dan tidur

Kaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.

Observasi  reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan.

Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri klien sebelumnya.

Kontrol faktor lingkungan yang mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan.

Ajarkan teknik non farmakologis (relaksasi, distraksi dll) untuk mengatasi nyeri.

Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.

9

Page 10: Lp Fraktur Trochanter

Evaluasi tindakan pengurang nyeri/kontrol nyeri.

Kolaborasi dengan dokter bila ada komplain tentang pemberian analgetik tidak berhasil.

2 Resiko terhadap cidera b/d kerusakan neuromuskuler dan tekanan

Setelah dilakukan askep … jam terjadi peningkatan Status keselamatan Injuri fisik dengan kriteria hasil : Bebas dari cidera Pencegahan Cidera

Berikan posisi yang aman untuk pasien dengan meningkatkan obsevasi pasien, beri pengaman tempat tidur

Periksa sirkulasi periper dan status neurologi

Menilai ROM pasien

Menilai integritas kulit pasien.

Libatkan banyak orang dalam memidahkan pasien, atur posisi

3 Defisit self care b/d kelemahan, fraktur

Setelah dilakukan akep … jam kebutuhan ADLs terpenuhi dengan kriteria hasil:

·   Pasien dapat

melakukan aktivitas sehari-hari.

Kebersihan diri pasien terpenuhi

Monitor kemampuan pasien terhadap perawatan diri

Monitor kebutuhan akan personal hygiene, berpakaian, toileting dan makan

Beri bantuan sampai pasien mempunyai kemapuan untuk merawat diri

Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya.

Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuannya

Pertahankan aktivitas perawatan diri secara rutin

4 Risiko infeksi b/d imunitas tubuh primer menurun, prosedur invasive, fraktur

Setelah dilakukan asuhan keperawatan … jam tidak terdapatfaktor risiko infeksidan infeksi terdeteksi dengan kriteria hasil:

Tidak ada tanda-

Batasi pengunjung bila perlu.

Intruksikan kepada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan sesudahnya.

Pertahankan teknik aseptik untuk setiap

10

Page 11: Lp Fraktur Trochanter

tanda infeksi AL normal

tindakan.

Lakukan perawatan luka, dainage, dresing infus dan dan kateter setiap hari.

Tingkatkan intake nutrisi dan cairan

Berikan antibiotik sesuai program.

Monitor V/S

Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal.

Monitor kerentanan terhadap infeksi

Inspeksi kulit dan mebran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase.

Inspeksi kondisi luka, insisi bedah.

Dorong istirahat yang cukup.

Dorong peningkatan mobilitas dan latihan sesuai indikasi

5 Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan patah tulang

Setelah dilakukan askep … jam terjadipeningkatan Ambulasi : Tingkat mobilisasi, Perawatan diri dengan kriteria hasil:Peningkatan aktivitas fisik

Kaji kemampuan pasien dalam melakukan ambulasi

Kolaborasi dengan fisioterapi untuk perencanaan ambulasi

Latih pasien ROM pasif-aktif sesuai kemampuan

Ajarkan pasien berpindah tempat secara bertahap

Evaluasi pasien dalam kemampuan ambulasi

6 Kurang pengetahuan tentang penyakit dan perawatannya b/d kurang paparan terhadap informasi, keterbatan kognitif

Setelah dilakukan askep …. Jam pengetahuan klien meningkat dengan kriteria hasil: Klien dapat

mengungkapkan kembali yang dijelaskan.

Kaji pengetahuan klien.

Jelaskan proses terjadinya penyakit, tanda gejala serta komplikasi yang mungkin terjadi

Berikan informasi pada keluarga tentang perkembangan klien.

11

Page 12: Lp Fraktur Trochanter

Klien kooperatif saat dilakukan tindakan Berikan informasi pada klien dan

keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan.

Diskusikan pilihan terapi

Berikan penjelasan tentang pentingnya ambulasi dini

jelaskan komplikasi kronik yang mungkin akan muncul

12