14
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PN ANGKATAN IV STIKES WIRA HUSADA YOGYAKARTA Tanggal Pengkajian “ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN “STRUMA NODOSA NON TOKSIK” DI “RUANG MELATI III RSUP DR.SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN” Sri Wahyuni Kp.05.00300

LP FRAKTUR KLAVIKULA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LP FRAKTUR KLAVIKULA

STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PN ANGKATAN IV

STIKES WIRA HUSADA YOGYAKARTA

Tanggal Pengkajian

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN “STRUMA NODOSA NON TOKSIK”

DI “RUANG MELATI III RSUP DR.SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN”

Sri Wahyuni

Kp.05.00300

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA HUSADA YOGYAKARTA

TH 2010

Page 2: LP FRAKTUR KLAVIKULA

LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan Pada Ny dengan “Struma Nodosa Non Toksik”

di Ruang Melati III RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten

Oleh Mahasiswa: Sri Wahyuni

NIM : Kp. 05.00300

Tugas Mandiri Program Profesi Ners

Stase Keperawatan Medical Bedah

Klaten, Desember 2010

Penguji Klinik Mahasiswa

Tofik Hidayat, S.Kep, Ns Sri Wahyuni

Mengetahui

Penguji Akademik

Anida, S.Kep, Ns

Page 3: LP FRAKTUR KLAVIKULA

LAPORAN PENDAHULUAN INDIVIDU

FRAKTUR KLAVIKULA DI RUANG MELATI III

RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO

KLATEN

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Profesi NersStase Keperawatan Medikal Bedah

Disusun oleh:

Sri Wahyuni Kp.05.00300

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN IV

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA HUSADA

YOGYAKARTA

2010

Page 4: LP FRAKTUR KLAVIKULA

FRAKTUR KLAVIKULA

A. Pendahuluan

Fraktur klavikula (tulang kolar) merupakan cedera yang sering terjadi

akibat jatuh atau hantaman langsung ke bahu. Lebih dari 80% fraktur ini terjadi

pada sepertiga tengah atau proksimal klavikula. Tulang merupakan alat

penopang dan sebagai pelindung pada tubuh. Tanpa tulang tubuh tidak akan

tegak berdiri. Fungsi tulang dapat diklasifikasikan sebagai aspek mekanikal

maupun aspek fisiologikal. Dari aspek mekanikal, tulang membina rangka tubuh

badan dan memberikan sokongan yang kokoh terhadap tubuh. Sedangkan dari

dari aspek fisiologikal tulang melindungi organ-organ dalam seperti jantung,

paru-paru dan lainnya. Tulang juga menghasilkan sel darah merah, sel darah

putih dan plasma. Selain itu tulang sebagai tempat penyimpanan kalsium, fosfat,

dan garam magnesium. Namun karena tulang bersifat relatif rapuh, pada

keadaan tertentu tulang dapat mengalami patah, sehingga menyebabkan

gangguan fungsi tulang terutama pada pergerakan.Patah tulang atau fraktur

merupakan hilangnya kontinuitas tulang yang umumnya disebabkan oleh

tekanan. Peristiwa ini dapat terjadi karena:

1. Peristiwa trauma tunggal. Patah tulang pada peristiwa ini biasanya

dikarenakan oleh kekuatan yang tiba-tiba berlebihan dapat berupa

pemukulan, penekukan, pemuntiran ataupun penarikan.

2. Tekanan yang berulang-ulang.Tekanan yang berulang-ulang dapat

menimbulkan keretakan. Sebagai contoh seorang pelari yang menempuh

jarak jauh dapat mengalami retak tulang pada daerah tibia, fibula maupun

metatarsal.

3. Fraktur patologik. Pada peristiwa ini tulang mengalami patah oleh tekanan

yang normal dikarenakan tulang tersebut lemah atau rapuh. Bisa disebabkan

oleh penyakit tertentu, misalnya tumor.

Banyak sekali kasus patah tulang yang terjadi dan berbeda-beda pada

daerah patah tulang tersebut. Pada kasus ini akan dibahas mengenai patah

tulang bagian klavikula

Page 5: LP FRAKTUR KLAVIKULA

B. Etiologi Faktur Klavikula

Menurut sejarah fraktur pada klavikula merupakan cedera yang sering

terjadi akibat jatuh dengan posisi lengan terputar/tertarik keluar (outstreched

hand) dimana trauma dilanjutkan dari pergelangan tangan sampai klavikula,

namun baru-baru ini telah diungkapkan bahwa sebenarnya mekanisme secara

umum patah tulang klavikula adalah hantaman langsung ke bahu atau adanya

tekanan yang keras ke bahu akibat jatuh atau terkena pukulan benda keras.

Data ini dikemukankan oleh Nowak et a,l Nordqvist dan Peterson. Patah tulang

klavikula karena jatuh dengan posisi lengan tertarik keluar (outstreched hand)

hanya 6% terjadi pada kasus, sedangkan yang lainnya karena trauma bahu.

Kasus patah tulang ini ditemukan sekitar 70% adalah hasil dari trauma dari

kecelakaan lalu lintas. Kasus patah tulang klavikula termasuk kasus yang paling

sering dijumpai. Pada anak-anak sekitar 10–16 % dari semua kejadian patah

tulang, sedangkan pada orang dewasa sekitar 2,6–5 %.

C. Patofisiologi

Klavikula adalah tulang pertama yang mengalami proses pengerasan

selama perkembangan embrio minggu ke-5 dan 6. Tulang klavikula, tulang

humerus bagian proksimal dan tulang skapula bersama-sama membentuk bahu.

Tulang klavikula juga membentuk hubungan antara anggota badan atas dan

Thorax. Tulang ini membantu mengangkat bahu ke atas, ke luar, dan ke

belakang thorax. Pada bagian proksimal tulang clavikula bergabung dengan

sternum disebut sebagai sambungan sternoclavicular (SC). Pada bagian distal

klavikula bergabung dengan acromion dari skapula membentuk sambungan

acromioclavicular (AC). Patah tulang klavikula pada umumnya mudah untuk

dikenali dikarenakan tulang klavikula adalah tulang yang terletak dibawak kulit

(subcutaneus) dan tempatnya relatif di depan. Karena posisinya yang teletak

dibawah kulit maka tulang ini sangat rawan sekali untuk patah. Patah tulang

klavikula terjadi akibat dari tekanan yang kuat atau hantaman yang keras ke

bahu. Energi tinggi yang menekan bahu ataupun pukulan langsung pada tulang

akan menyebabkan fraktur.

Page 6: LP FRAKTUR KLAVIKULA

D. Gambaran Klinis

Gambaran klinis pada patah tulang klavikula biasanya penderita datang

dengan keluhan jatuh atau trauma. Pasien merasakan rasa sakit bahu dan

diperparah dengan setiap gerakan lengan. Pada pemeriksaan fisik pasien akan

terasa nyeri tekan pada daerah fraktur dan kadang-kadang terdengar krepitasi

pada setiap gerakan. Dapat juga terlihat kulit yang menonjol akibat desakan dari

fragmen patah tulang. Pembengkakan lokal akan terlihat disertai perubahan

warna lokal pada kulit sebagai akibat trauma dan gangguan sirkulasi yang

mengikuti fraktur.  Untuk memperjelas dan menegakkan diagnosis dapat

dilakukan pemeriksaan penunjang.

E. Klasifikasi 

Klasifikasi patah tulang secara umum adalah :

a. Fraktur lengkap Adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang yang luas

sehingga tulang terbagi menjadi dua bagian dan garis patahnya

menyeberang dari satu sisi ke sisi lain.

b. Fraktur tidak lengkap  Adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang

dengan garis patah tidak menyeberang, sehingga tidak mengenai korteks

(masih ada korteks yang utuh).

Menurut Black dan Matassarin (1993) yaitu fraktur berdasarkan hubungan

dengan dunia luar, meliputi:

a. Fraktur tertutup yaitu fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh,

tulang tidak menonjol malalui kulit.

b. Fraktur terbuka yaitu fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya

hubungan dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka potensial terjadi

infeksi.

Lokasi patah tulang pada klavikula diklasifikasikan menurut Dr. FL Allman

tahun 1967 dan dimodifikasi oleh Neer pada tahun 1968, yang membagi patah

tulang klavikula menjadi 3 kelompok:

1. Kelompok 1: patah tulang pada sepertiga tengah tulang klavikula (insidensi

kejadian 75-80%).

- Pada daerah ini tulang lemah dan tipis.

- Umumnya terjadi pada pasien yang muda.

2. Kelompok 2: patah tulang klavikula pada sepertiga distal (15-25%).

Page 7: LP FRAKTUR KLAVIKULA

Terbagi menjadi 3 tipe berdasarkan lokasi ligament coracoclavicular yakni

(yakni, conoid dan trapezoid).

a. Tipe 1. Patah tulang secara umum pada daerah distal tanpa adanya

perpindahan tulang maupun ganguan ligament coracoclevicular.

b. Tipe 2 A. Fraktur tidak stabil dan terjadi perpindahan tulang, dan ligament

coracoclavicular masih melekat pada fragmen.

c. Tipe 2 B. Terjadi ganguan ligament. Salah satunya terkoyak ataupun

kedua-duanya.

d. Tipe 3. Patah tulang yang pada bagian distal clavikula yang melibatkan

AC joint.

e. Tipe 4. Ligament tetap utuk melekat pata perioteum, sedangkan fragmen

proksimal berpindah keatas.

f. Tipe 5. Patah tulang kalvikula terpecah menjadi beberapa fragmen.

3. Kelompok 3: patah tulang klavikula pada sepertiga proksimal (5%)

Pada kejadian ini biasanya berhubungan dengan cidera neurovaskuler.

F. Penatalakasanaan

Pada prinsipnya penangan patah tulang klavikula adalah untuk mencapai

penyembuhan tulang dengan minimum tingkat morbiditas, hilangnya fungsi, dan

Page 8: LP FRAKTUR KLAVIKULA

sisa kelainan bentuk. Kebanyakan patah tulang klavikula telah berhasil ditangani

dengan metode tanpa operasi. Perawatan nonoperative dengan cara

mengurangi gerakan di daerah patah tulang. Tujuan penanganan adalah

menjaga bahu tetap dalam posisi normalnya dengan cara reduksi tertutup dan

imobilisasi. Modifikasi spika bahu (gips klavikula) atau balutan berbentuk angka

delapan atau strap klavikula dapat digunakan untuk mereduksi fraktur ini,

menarik bahu ke belakang, dan mempertahankan dalam posisi ini. Bila

dipergunakan strap klavikula, ketiak harus diberi bantalan yang memadai untuk

mencegah cedera kompresi terhadap pleksus brakhialis dan arteri aksilaris.

Peredaran darah dan saraf kedua lengan harus dipantau. Fraktur 1/3 distal

klavikula tanpa pergeseran dan terpotongnya ligamen dapat ditangani dengan

sling dan pembatasan gerakan lengan. Bila fraktur 1/3 distal disertai dengan

terputusnya ligamen korakoklavikular, akan terjadi pergeseran, yang harus

ditangani dengan reduksi terbuka dan fiksasi interna. Selama imobilisasi pasien

diperkenankan melakukan latihan gerakan tapi harus menghindari aktivitas yang

berat. Tindak lanjut perawatan dilakukan dengan pemantauan yang dijadwalkan

1 hingga 2 minggu setelah cedera untuk menilai gejala klinis dan kemudian

setiap 2 hingga 3 minggu sampai pasien tanpa gejala klinis. Pemeriksaan foto

rontgen tidak perlu selama proses perawatan, tetapi akan lebih baik dilakukan

pada saat proses penyatuan tulang yang biasanya dapat dilihat pada minggu ke

4 sampai minggu ke 6 (pada saat fase remodeling pada proses penyembuhan

tulang). Tanda klinis penyatuan tulang adalah berkurangnya rasa sakit atau rasa

sakit hilang, dapat melakukan gerakan bahu secara penuh, dan kekuatan

kembali normal. Tidakan pembedahan dapat dilakukan apabila terjadi hal-hal

berikut :

- Fraktur terbuka.

- Terdapat cedera neurovaskuler.

- Fraktur comminuted.

- Tulang memendek karena fragmen fraktur tumpang tindih.

- Rasa sakit karena gagal penyambungan (nonunion).

- Masalah kosmetik, karena posisi penyatuan tulang tidak semestinya

(malunion).

Pemberian obat pada kasus patah tulang dapat dilakukan untuk mengurangi

rasa nyeri. Obat-obat yang dapat digunakan adalah obat kategori analgesik

Page 9: LP FRAKTUR KLAVIKULA

antiinflamasi seperti acetaminophen dan codeine dapat juga obat golongan

NSAIDs seperti ibuprofen.

G. Prognosis 

Patah tulang akan sembuh dengan baik jika dilakukan tindakan operative.

H. Komplikasi

Komplikasi fraktur klavikula meliputi trauma saraf pada pleksus brakhialis,

cedera vena atau arteria subklavia akibat frakmen tulang, dan malunion

(penyimpangan penyatuan). Malunion merupakan masalah kosmetik bila pasien

memakai baju dengan leher rendah.

Komplikasi akut:

- Cedera pembuluh darah

- Pneumouthorax

- Haemothorax

Komplikasi lambat :

- Mal union: proses penyembuhan tulang berjalan normal terjadi dalam waktu

semestinya, namun tidak dengan bentuk aslinya atau abnormal.

- Non union: kegagalan penyambungan tulang setelah 4 sampai 6 bulan

I. Pemeriksaan penunjang:

Laboratorium :

Pada fraktur test laboratorium yang perlu diketahui: Hb, hematokrit sering

rendah akibat perdarahan, laju endap darah (LED) meningkat bila kerusakan

jaringan lunak sangat luas. Pada masa penyembuhan Ca dan P meengikat di

dalam darah.

Page 10: LP FRAKTUR KLAVIKULA

Radiologi :

X-Ray dapat dilihat gambaran fraktur, deformitas dan metalikment.

Venogram/anterogram menggambarkan arus vascularisasi. CT scan untuk

mendeteksi struktur fraktur yang kompleks. 

Pemeriksaan rontgen: Untuk menentukan lokasi, luas dan jenis fraktur.

Scan tulang, CT-scan/ MRI: Memperlihatkan frakur dan mengidentifikasikan

kerusakan jaringan lunak.

J. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul:

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (fraktur)

2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan patah tulang

3. Resiko terhadap cidera berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler,

tekanan dan disuse

4. Sindrom kurang perawatan diri berhubungan dengan hilangnya kemampuan

menjalankan aktivitas

5. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma, imunitas tubuh primer menurun,

prosedur invasive

6. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan perawatannya b/d kurang paparan

terhadap informasi, terbatasnya kognitif

DAFTAR PUSTAKA

1. A Graham Appley, 1995, Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem Applay Edisi 7,

Widya Medika, Jakarta.

2. Chairuddin Rasjad, 2007, Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi, Yarsif Watampone,

Jakarta.

3. Richard S. Snell, 2006, Anatomi Klinik Edisi 6, EGC, Jakarta.

4.L Joseph Rubino, 2006, Clavicle Fractures,

http://www.emedicine.com/orthoped/topic50.htm.

5. Kevin J Eerkes, 2008, Clavicle Injuries,

http://www.emedicine.com/sports/TOPIC25.HTM

6. Jeffrey A. Housner, John E. Kuhn, 2003, Clavicle Fractures,

http://www.physsportsmed.com/issues/2003/1203/housner.