29
LAPORAN PENDAHULUAN I. Konsep keluarga 1. Definisi Keluarga Menurut Departemen Kesehatan RI ( 1998) keluarga adalah unit terkecil yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan yang salingketergantungan. Menurut Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya ( 1989 ) yang dimaksud keluarga adalah dua atau lebihdari individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan danmereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing- masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. Menurut Wall ( 1986 ) yang disebut keluarga adalah kelompok yang mengidentifikasika diri dengan anggotanya yang terdiri dari 2 individu atau lebih yang asosiasinya dicirikan oleh istilahistilah khusus yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tetapi berfungsi sedemikian macam sehingga mereka menjadi sebagai suatukeluarga. Dari pengertian diatas dapaty disimpulkan bahwa keluarga merupak 1) unit terkecil dari masyarakat yangterdiri dari dua orang ataulebih; 2) adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah; 3) hidup dalam suatu rumah tagga; 4) dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga; 5) berinteraksi diantara sesama anggota keluarga; 6) setiap 1

LP Diare

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LP Diare

LAPORAN PENDAHULUAN

I. Konsep keluarga

1. Definisi Keluarga

Menurut Departemen Kesehatan RI ( 1998) keluarga adalah unit terkecil yang terdiri dari kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam

keadaan yang salingketergantungan.

Menurut Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya ( 1989 ) yang dimaksud keluarga adalah dua

atau lebihdari individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau

pengangkatan danmereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam

perannya masing- masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.

Menurut Wall ( 1986 ) yang disebut keluarga adalah kelompok yang mengidentifikasika diri

dengan anggotanya yang terdiri dari 2 individu atau lebih yang asosiasinya dicirikan oleh istilahistilah

khusus yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tetapi berfungsi sedemikian

macam sehingga mereka menjadi sebagai suatukeluarga.

Dari pengertian diatas dapaty disimpulkan bahwa keluarga merupak 1) unit terkecil dari

masyarakat yangterdiri dari dua orang ataulebih; 2) adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah; 3)

hidup dalam suatu rumah tagga; 4) dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga; 5) berinteraksi

diantara sesama anggota keluarga; 6) setiap anggota rumag tangga mempunyai peran masing-

masing. ( Effendi, Nasrul.1998 )

2. Ciri- Ciri Keluarga

Adapun ciri- ciri keluarga adalah sebagai berikut :

a. Diikat dalam suatu ikata perkawinan

b. Ada hubungan darah dan ikatan batin

c. Ada tangung jawab masing- masing anggotanya

d. Ada pengambilan keputusan

e. Ada kerjasama daintara anggota keluarga

1

Page 2: LP Diare

f. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga

g. Tinggal dalam satu rumah

3. Fungsi Keluarga

Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan oleh keluarga, daintaranya:

a. Fungsi Biologis

Fungsi ini meliputi :

1) Untuk meneruskan keturunan

2) Memenuhi kebutuhan gizi kweluarga

3) Memelihara dan merawat anggota keluarga

4) Memelihara dan membesarkan anak

b. Fungsi psikologis

Fungsi ini meliputi :

1) Memberikan rasa aman dan kasih sayang

2) memeberikan perhatian diantara anggota keluarga

3) Membina pendewasaan kepribadian anggota

4) Memberikan identitas keluarga

c. Fungsi sosialisasi

Meliputi :

1) membina sosialisasi pada anak

2) Mmbentuk norma- norma tingkah laku sesuai tingkat perkembangan anak

3) Meneruskan nilai- nilai budaya keluarga

d. Fungsi Ekomoni

2

Page 3: LP Diare

Pada fungsi ini meliputi :

1) Mencari sumber- sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga

2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga

3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan kaluarga dimasa yang akan datang, misalnya

pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.

e. Fungsi Pendidikan

Fungsi ini meliputi :

1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku

anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.

2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya

sebagai orang dewasa.

3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat- tingkat perkembangan.

4. Peran Keluarga

Peran kel;uargas menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang

berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan yang terdapat dalam

keluarga adalah sebagai berikut :

a. Peranan ayah

Ayah sebagai suami dari istri dan anak- anak, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidikan,

pelindung dan pemberi rasa aman; sebagai kepala keluarga; sebagai anggota dari kelompok

sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

b. Peranan Ibu

Ibu sebagai istri dari suami dan ibu dari anak- anak, berperanan sebagai pengasuh dan pendidik

anak- anaknya, mengurus rumah tangga, pelindung, sebagai salah satu kelompok dari peranan

sosialnya mdan sebagai anggota masyarakat dilingkungannya. Disamping itu juga dapat sebagai

pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

3

Page 4: LP Diare

c. Peranan anak

Anak- anak melaksanakan peranan psiko- sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik,

mental, sosial dan spiritual. ( Effendi, Nasrul.1998)

5. Tipe / Bentuk Keluarga

a. Nuclear Family : keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.

b. Ekstended Family : keluarga yang terdiri dari dua keluarga atau lebih yang tinggal dala satu rumah.

c. Blanded family : keluarga yang terdiri dari anak tiri dengan orang tua.

d. Single Family : keluarga yang terdiri dari 1 orang tua, dalam hal ini ayah atau ibu ) yang tinggal

dengan anaknya dalam satu rumah.

e. Three generation family : keluarga tang terdiri dari 3 generasi ( nenek- kakek, ayah- ibu dan

anaknya yang telah menikah ) yang tinggal dalam satu rumah.

6. Tahap Perkembangan Keluarga

Menurut Duvall (1985) perkembangan keluarga terdiri dari 8 tahap perkembangan

keluarga, yaitu:

1) Keluarga Baru (Berganning Family)

Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga

pada tahap ini adalah:

a. Membina hubungan intim yang memuaskan

b. Menetapkan tujuan bersama

c. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.

d. Mendiskusikan rencana memiliki anak (atau KB)

e. Persiapan menjadi orang tua.

f. Memahami Pre Natal Care.

2) Keluarga dengan Anak Pertama <30 bulan (Child Bearing)

Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang kemungkinan akan menimbulkan

krisis keluarga.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah:

4

Page 5: LP Diare

1. Adaptasi perubahan anggota keluarga terhadap peran, interaksi, seksual dan kegiatan-

kegiatan lainnya.

2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.

3. Membagi peran dan tanggung jawab.

4. Memberikan bimbingan sebagai orang tua terkait pertumbuhan dan perkembangan

anak.

5. Konseling KB Post partum

6. Menata ruang untuk anak

7. Menata ulang biaya/dana Child Bearing

8. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.

3) Keluarga dengan anak Pra Sekolah

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :

a. Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.

b. Membantu anak bersosialisasi

c. Beradaptasi dengan kebutuhan anak pra sekolah.

d. Merencanakan kelahiran/kehamilan berikutnya

e. Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga

f. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.

g. Pembagian tanggung jawab

h. Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh kembang anak.

4) Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6-13 tahun)

a. Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah, maupun

lingkungan yang lebih luas.

b. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektualnya.

c. Menyediakan aktivitas untuk anak.

d. Menyesuaikan pada aktivitas komunitas dengan mengikutsertakan anak.

e. Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan

anggota keluarga.

5) Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah:

5

Page 6: LP Diare

a. Pengembangan terhadap remaja dengan memberikan kebebesan yang seimbang dan

bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang dewasa muda yang mulai

memiliki otonomi.

b. Memelihara komunikasi terbuka.

c. Memelihara hubungan intim dalam keluarga.

d. Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota keluarga untuk

memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.

e. Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota keluarga untuk

memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.

f. Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota keluarga untuk

memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.

6) Keluarga dengan anak dewasa

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah:

a. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan merelakan kepergiannya.

b. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.

c. Mempertahankan keintiman

d. Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.

e. Menata kembali fasilitas dan sumber daya yang ada pada keluarga.

f. Berperan sebagai suami-istri, kakek ataupun nenek.

g. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya.

7) Keluarga Usia pertengahan (Middle Age Family)

Tugas perkembangan keluarga pada masa ini adalah:

a. Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat social dan

waktu santai.

b. Memulihkan hubungan antara generasi muda-tua.

c. Keakraban dengan pasangan.

d. Memelihara hubungan/ komunikasi/kontak dengan anak dan keluarga.

e. Persiapan menghadapi masa tua/pension.

8) Keluarga lanjut Usia

Tugas perkembangan keluarga tahap ini adalah

a. penyesuain tahap masa pension dengan cara merubah cara hidup.

6

Page 7: LP Diare

b. Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapakan kematian.

c. Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.

d. Melakukan life review masa lalu.

LAPORAN PENDAHULUAN

GASTROENTERITIS (DIARE)

1.1 Definisi

Gastroenteritis (diare) adalah peradangan pada lambung, usus kecil dan usus besar

dengan berbagai kondisi patologis dari saluran gastrointestinal dengan manifestasi diare,

dengan atau tanpa disertai muntah , serta ketidaknyamanan abdomen.

Diare merupakan suatu keadaan dengan peningkatan frekuensi , konsistensi feses yang

lebih cair, feses dengan kandungan air yang banyak, dan feses bisa disertai darah atau lendir.

7

Page 8: LP Diare

Menurut WHO diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari.

Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat dalam beberapa

jam atau beberapa hari.

Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih 3

kali pada anak. Konsistensi feces encer, dapat berwarna hijau atau dapat bercampur lendir

dan darah atau lendir saja. Dapat bersifat akut atau kronis. Diare kronik didefinisikan jika

lamanya lebih dari 2 minggu.

1.2 Etiologi1. Faktor infeksi

a. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama

diare pada anak. Meliputi infeksi enteral sebagai berikut:

Infeksi bakteri: Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia,

Aeromonas dan sebagainya.

Infeksi virus: Enterovirus (virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis) Adenovirus,

Rotavirus, Astrovirus dan lain-lain.

Infeksi parasit: Cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris, Strongyloides); protozoa

(Entamoeba histolytica, Giardia lamblia Trichomonas hominis). Jamur (Candida

albicans).

b. Infeksi parenteral ialah infeksi di luar alat pencernaan makanan seperti: otitis media

akut (OMA), tonsilitis/tonsilofaringilis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.

Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.

2. Toksisitas makanan

Kondisi toksisitas makanan bisa memberikan respons peradangan dengan manifestasi

diare. Agen toksisitas bisa dihasilkan oleh toksin (S. aureus, B. cereus) dan poskolonisasi

kuman (V. cholera, C.perfringens, Entercigenic, E. coli, Aeromonas). Contohnya adalah

keracunan kerang dan binatang laut yang memberikan manifestasi gangguan

gastrointestinal seperti diare.

3. Obat-obatan

8

Page 9: LP Diare

Berbagai agen obat dapat memberikan respons peradangan pada mukosa saluran

gastrointestinal dan memberikan manifestasi peningkatan diare. Agen obat yang

berhubungan dengan peradangan gastrointestinal, meliputi hal-hal berikut:

Antibiotik, berhubungan dengan perubahan flora normal

Laksatif :Termasuk magnesium yang ada di dalam antasida.

4. Status Gizi (Makanan dan minuman)

Pada kondisi kekurangan zat gizi: kelaparan (perut kosong) apalagi perut kosong

dalam waktu yang cukup lama, kemudian diisi dengan makanan dan minuman dalam

jumlah banyak dalam waktu bersamaan, terutama makanan yang berlemak, terlalu manis,

banyak serat, atau dapat juga karena kekurangan zat putih telur akan meningkatkan

respons saluran gastrointestinal dan terjadi peradangan.

5. Faktor Lingkungan

Sebagian besar penularan penyakit diare adalah melalui dubur, kotoran dan mulut.

Dalam hal mengukur kemampuan penularan penyakit di samping tergantung jumlah dan

kekuatan penyebab penyakit, juga tergantung dari kemampuan lingkungan untuk

menghidupinya, serta mengembangkan kuman penyebab penyakit diare.

Sehingga dapat dikatakan bahwa penularan penyakit diare merupakan hasil dari

factor jumlah kuman yang disekresi , kemampuan kuman untuk hidup di lingkungan,

dosis kuman untuk menimbulkan infeksi, di samping ketahanan pejamu untuk

menghadapi mikroba tadi.

Perubahan atau perbaikan air minum dan jamban secara fisik tidak menjamin

hilangnya penyakit diare, tetapi perubahan sikap dan tingkah laku manusia yang dapat

memanfaatkan sarana tersebut di atas sangat menentukan keberhasilan perbaikan sanitasi

dalam mengurangi masalah diare.

6. Faktor Umur

Pengaruh usia tampak jelas manifestasi diare. Komplikasi lebih banyak terjadi

pada umur 2 bulan secara bermakna, dan makin muda usia bayi makin lama kesembuhan

klinik diarenya. Kerusakan mukosa usus menimbulkan diare dapa tterjadi karena

gangguan integritas mukosa usus yang banyak dipengaruhi dan dipertahankan oleh sistem

imunologik intestinal erta regenerasi epitel usus yang pada masa bayi muda masih

terbatas kemampuannya.

9

Page 10: LP Diare

1.3 Manifestasi Klinis

Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, nyeri perut dan

atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi

yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipovolemik

atau gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseoran yang

kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering,

tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak.

Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh depresi air yang isotonik.

Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam

karbonat berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat

pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam (pernapasan

Kussmaul) , tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah menurun sampai

tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan kadang-kadang

sianosis. Karena kekurangan kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung.

Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai

timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit nekrosis

tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut.

Sebagai akibat diare, baik yang akut maupun kronis akan terjadi:

1. Kehilangan Air dan Elektrolit

Kehilangan air dan elektrolit (dehidrrasi), serta gangguan asam basa

disebabkan oleh: Previous water losses (kehilangan cairan sebelum pengelolaan,

defisiensi cairan), normal water losses (Kehilangan cairan karena fungsi fisiologis),

Concomittant water losses (Kehilangan cairan waktu pengelolaan), masukan

makanan yang kurang selama sakit, berupa kekurangan masukan cairan karena

anoreksia atau muntah.

Mekanisme kekurangan cairan pada diare dapat terjadi karena: 1) pengeluaran

usus yang berlebihan, karena sekresi mukosa usus yang berlebihan atau difusi cairan

tubuh akibat tekanan osmotic intra lumen yang tinggi.2) Masukan cairan yang

kurang, karena muntah, anoreksia, pembatasan makan dan minum, keluaran cairan

tubuh yang berlebihan (demam atau sesak napas).

10

Page 11: LP Diare

2. Gangguan Gizi

Gangguan gizi pada penderita diare dapat terjadi karena ; masukan makanan

berkurang, gangguang penyerapan makanan, katabolisme, dan kehilangan langsung.

3. Perubahan Ekologi dan Ketahanan Usus

Kejadian diare pada umumnya diserta dengan kerusakan mukosa usus,

keadaan ini dapat diikuti dengan gangguan pencernaan karena depresi enzim. Akibat

lebih lanjut adalah timbulnya hidrolisis nutrient yang kurang tercerna sehingga dapat

menimbulkan peningktan hasil metabolit yang berupa subtansi karbohidrat dan asam

hidrolisatnya. Keadaan ini akan merubak ekologi kimiawi isi lumen usus, yang dapat

menimbulkan keadaan bakteri tumbuh lampau, yang berarti merubah ekologi mikroba

isi usus. Bakteri tumbuh lampau akan memberikan kemungkinan terjadi dekonjugasi

garam empedu sehingga terjadi peningkatan jumlah asam empedu yang dapat

memberikan timbulnya kerusakan mukosa usus lebih lanjut. Keadaan ini dapat pula

disertai dengan gangguan mekanisme ketahanan local pada usus, baik yang

disebabkan oleh kerusakan mukosa usus maupun perubahan ekologis isi usus.

1.4 Patofisiologi

11

Infektan

enteral Parenteral

-Parasit -bakteri -virus

Otitis media, tonsillitis, dll

Invasi/ menginfeksi GIT

Menyebar ke GIT

Toksisitas makanan

Obat- obatan

Status gizi

Factor umur

Factor lingkungan

Enterotoksin zat makanan

Peradang-an GIT

Antib-iotik

Laks-atif

Perubaha-n flora normal

Peradangan mukosa GIT

Gizi/ malnutrisi

Peningkatan respon GIT

Mukosa mudah meradang

Kondi-si kotor

Kuma-n penyakit

Kurang motivasi dlm mnjga kebersihan

MK: kerusaka-n penatalak-sanaan rumah (kebersih-an)

umu-r

MK keluarga :Kerusakan penatalaksanaan rumah (kebersihan).

Page 12: LP Diare

12

GIT blm sempurna

GIT blm sempur-na

Terbatas & mudah terganggu

Gangguan pada saluran pencernaan (gastroenteritis)/ diare

Nutrisi tidak dapat diabsorbsi

Peningktan as. organik

Peningkatan tekanan osmotik

Sekresi air ke lumen intestinal

Feses mnjdi encer

Peningkatan motilitas usus

Gangg . absorbs nutrisi &cairan oleh mukosa intestinal

Feses encer & sering

Respon injuri/iritasi pd anus

Mk: kerusakan integritas kulit

Adanya infeksi :Peningkatan aktivasi sekresi air dan elektrolit

Akumulasi air di lumen intestinal

Mual dan muntah, kembung, anoreksia

Asupan nutrisi tdk adekuat

MK: Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan

Peningkatan sekresi cairan & lektrolit

MK: -kekurangan volume cairan -resiko ketidakseimbangan volume cairan & elektrolit

Resiko syok hipovolemik

Perfusi ginjal menurun

Ketidakseimbangan asam basa

Resiko asidosis metabolik

Penurunan perfusi ke otak

MK keluarga:Kekurangan volume cairan pada salah satu anggota keluarga

Krg informasi yg did-apt keluarga dlm merawat klien

MK keluarga: Resiko ketidakefektifan pola nafas pada anggota keluarga b.d kurangnya keterampilan keluarga tentang merawat anggota keluarga dengan hiperventilasi: pernafasan

Reaksi konpensasi: hiperventilasi

MK keluarga: Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan pada anggota keluarga b.d kurang pengetahuan keluarga tentang merawat anggota keluarga

Iritasi saluran cerna

Mk keluarga: Nyeri akut pada anggota keluarga b.d kesalahan interpretasi informasi keluarga tentang merawat anggota keluarga dengan agen cedera biologis: iritasi saluran gastrointestinal

Nyeri

Page 13: LP Diare

1.5 Komplikasi

Akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai

komplikasi sebagai berikut :

1. Dehidrasi (ringan sedang, berat, hipotnik, isotonic atau hipertonik)

Adapun metode sistem skor dehidrasi dari Maurice King (1974):

Skor 0 1 2

Keadaan umum Sehat Gelisah,cengeng, mengantuk, apatis

Delirium, koma, gejala syok

Elastisitas kulit Normal Sedikit kering Sangat keringMata Normal Sedikit cekung Sangat cekungUbun-ubun besar Normal Sedikit cekung Sangat cekungMulut Normal Kering Kering dan

sianosisDenyut Nadi Normal Sedang (120-140) Lemah (>140)

Skor:

0-2: dehidrasi ringan, 3-6: dehidrasi sedang, 7-12: dehidrasi berat

2. Renjatan hipovolemik

3. Hipokalemia (dengan gejala mateorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardia,

perubahan elektrokardiogram)

4. Hipoglikemia

5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim lactase

6. kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik

7. Malnutrisi energi protein (akibat muntah diare, jika lama atau kronik)

1.6 Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan darah rutin untuk mendeteksi BJ plasma dan mendeteksi kelainan pada

peningkatan kadar leukosit.

13

Olighuria/ anuria

Resiko gagal ginjal

MK: Penurunan perfusi serebral

Page 14: LP Diare

2. Pemeriksaan analisis gas darah, untuk mengidentifikasi gangguan keseimbangan

asam dalam darah.

3. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalsium, kalium dan fosfat.

4. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.

5. Pemeriksaan feses, untuk mendeteksi agen penyebab.

6. Pemeriksaan enzim, untuk menilai keterlibatan rotavirus dengan ELISA (Enzyme

linked Immunosorbent Assay)

1.7 Penatalaksanaan Umum

1. Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.

Ada 4 hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang

cepat dan akurat, yaitu:

a. Jenis cairan yang hendak digunakan.

Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan karena

tersedia cukup banyak di pasaran meskipun jumlah kaliumnya rendah bila

dibandingkan dengan kadar kalium tinja. Bila RL tidak tersedia dapat diberiakn

NaCl isotonik (0,9%) yang sebaiknya ditambahkan dengan 1 ampul Nabik 7,5%

50 ml pada setiap satu liter NaCl isotonik. Pada keadaan diare akut awal yang

ringan dapat diberikan cairan oralit untuk mencegah dehidrasi dengan segala

akibatnya.

b. Jumlah cairan yang hendak diberikan.

Pada prinsipnya jumlah cairan pengganti yang hendak diberikan harus

sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan. Jumlah kehilangan cairan

dari badan dapat dihitung dengan cara/rumus:

- Mengukur BJ Plasma

Kebutuhan cairan dihitung dengan rumus:

BJ Plasma – 1,025

---------------------- x BB x 4 ml

0,001

- Metode Pierce

Berdasarkan keadaan klinis, yakni:

14

Page 15: LP Diare

diare ringan, kebutuhan cairan = 5% x kg BB

diare sedang, kebutuhan cairan = 8% x kg BB

diare ringan, kebutuhan cairan = 10% x kg BB

c. Jalan masuk atau cara pemberian cairan

Rute pemberian cairan pada orang dewasa meliputi oral dan intravena.

Larutan orali dengan komposisi berkisar 29 g glukosa, 3,5 g NaCl, 2,5 g NaBik

dan 1,5 g KCl stiap liternya diberikan per oral pada diare ringan sebagai upaya

pertama dan juga setelah rehidrasi inisial untuk mempertahankan hidrasi.

d. Jadwal pemberian cairan

Jadwal rehidrasi inisial yang dihitung berdasarkan BJ plasma atau sistem

skor diberikan dalam waktu 2 jam dengan tujuan untuk mencapai rehidrasi

optimal secepat mungkin. Jadual pemberian cairan tahap kedua yakni untuk jam

ke-3 didasarkan pada kehilangan cairan selama 2 jam fase inisial sebelumnya.

Dengan demikian, rehidrasi diharapkan lengkap pada akhir jam ke-3.

2.Memberikan terapi simatiktom

Terapi simtomatik harus benar-benar dipertimbangkan kerugian dan

keuntungannya. Antimotilitas usus seperti Loperamid akan memperburuk diare yang

diakibatkan oleh bakteri entero-invasif karena memperpanjang waktu kontak bakteri

dengan epitel usus yang seyogyanya cepat dieliminasi.

3.Memberikan terapi definitif.

Pemberian edukatif sebagailangkah pencegahan. Hiegene perseorangan, sanitasi

lingkungan, dan imunisasi melalui vaksinasi sangat berarti, selain terapi farmakologi.

1.8 Asuhan Keperawatan

Pengkajian

a. Data Umum Keluarga

Data umum keluarga terdiri dari nama kepala keluarga, pekerjaan dan pendidikan

kepala keluarga, komposisi keluarga, genogram keluarga, tipe keluarga, latar

belakang keluarga (mengidentifikasi kebudayaan terkait kesehatan), Identitas

religious, status sosial ekonomi, dan aktivitas rekreasi atau waktu luang keluarga.

15

Page 16: LP Diare

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

Terdiri dari data yang meliputi tahap perkembangan keluarga saat ini, riwayat

keluarga sebelumnya, riwayat keluarga inti (menjelaskan mengenai riwayat

kesehatan keluarga inti, sejak lahir, adanya penyakit keturunan, perhatian terhadap

pencegahan penyakit , dan sebagainya), dan tugas perkembangan keluarga yang

belum terpenuhi.

c. Data Lingkungan

Meliputi seluruh alam kehidupan mulai dari aspek yang paling sederhana (aspek

rumah tangga), sampai komunitas yang lebih luas dan kompleks dimana keluarga

tersebut berada. Data lingkungan meliputi; karakteristik tempat tinggal (apakah tipe

dan kondisi rumah mendukung terjadinya penyakit diare), karakteristik lingkungan

dan komunitas tempat tinggal yang lebih luas (bagaimana karakteristik demografis

dari lingkungan dan komunitas, Apa karakteristik-karakteristik fisik dari lingkungan

yang paling dekat dan komunitas yang lebih luas, Pelayanan-pelayanan kesehatan

dan pelayanan-pelayanan sosial apa yang ada dalam lingkungan dan komunitas),

mobilitas geografis keluarga, sistem pendukung atau jaringan sosial keluarga, Tipe

lingkungan/komunitas (desa, kota, subkota, antar kota, dll), struktur lingkungan.

d. Fungsi Keluarga

Meliputi pola-pola komunikasi, struktur kekuasaan (keputusan dalam keluarga),

struktur peran, dan nilai-nilai keluarga.

e. Stres dan koping keluarga

Hal yang perlu dikaji meliputi:

Sebutkan stressor jangka pendek (< 6 bulan) dan stressor jangka panjang (> 6

bulan) yg saat ini terjadi pd keluarga.

Apakah keluarga dpt mengatasi stressor dan ketegangan sehari-hari?

Bagaimana keluarga mengatasi masalah tersebut.

16

Page 17: LP Diare

Strategi koping apa yg digunakan oleh keluarga untuk menghadapi tipe-tipe

masalah?

Apakah anggota keluarga berbeda dalam cara koping terhadap masalah mereka

sekarang?

f. Data Tambahan

Data tambahan meliputi; Nutrisi (terpenuhi atau tidak asupan nutrisi keluarga, jenis

makanan, porsi makanan, pantangan makanan anggota keluarga dan sebagainya),

Eliminasi (adanya anggota keluarga yang mengalami keluhan dalam BAK ataupun

BAB: diare), Istirahat tidur, aktivitas sehari-hari, dan merokok.

g. Pemeriksaan fisik keluarga

Pemeriksaan fisik dilakukan kepada seluruh anggota keluarga, anggota keluarga

yang mengalami diare akan menunjukkan:

Tanda-tanda vital:

Terjadi peningkatan suhu tubuh, dan disertai ada atau tidak ada peningkatan

nadi , pernapasan.

Bila terjadi kekurangan cairan didapatkan :

Haus, Lidah kering, Tulang pipi menonjol, Turgor kulit menurun, Suara menjadi

serak

Bila terjadi gangguan biokimia :

Asidosis metabolic, Napas cepat/dalam (kusmaul)

Bila banyak kekurangan kalium :

Aritmia jantung

Bila syok hipovolumik berat:

Nadi cepat lebih 120 x/menit, Tekanan darah menurun sampai dari tak terukur,

Pasien gelisah, Muka pucat, Ujung-ujung ektremitas dingin, Sianosis

Bila perfusi ginjal menurun

Anuria, Nekrosis tubular akut.

Diagnosa

1. Kekurangan volume cairan pada salah satu anggota keluarga b.d kurang informasi yang didapatkan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan kehilangan cairan aktif: diare.

17

Page 18: LP Diare

2. Resiko ketidakefektifan pola nafas pada anggota keluarga b.d kurangnya keterampilan keluarga tentang merawat anggota keluarga dengan hiperventilasi: pernafasan kusmaul.

3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan pada anggota keluarga b.d kurang pengetahuan keluarga tentang merawat anggota keluarga dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient.

4. Nyeri akut pada anggota keluarga b.d kesalahan interpretasi informasi keluarga tentang merawat anggota keluarga dengan agen cedera biologis: iritasi saluran gastrointestinal

5. Resiko kerusakan integritas kulit pada anggota keluarga b.d kurangnya keterampilan keluarga tentang merawat anggota keluarga dengan factor resiko lembap: defekasi yang sering

6. Kerusakan penatalaksanaan rumah (kebersihan) b.d kurangnya motivasi di dalam keluarga.

Intervensi

NoDiagnosa

Keperawatan Keluarga

Tujuan/Kriteria Hasil (NOC)

Intervensi (NIC)

1 Kekurangan volume cairan pada salah satu anggota keluarga b.d kurang informasi yang didapatkan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan kehilangan cairan aktif: diare

TUM: Selama 3 kali kunjungan ke rumah, kekurangan volume cairan dapat teratasi, dengan criteria hasil : klien menunjukkan:-keseimbangan elektrolit dan asam basa-keseimbangan cairan-hidrasiTUK:Selama 1x60 menit kunjungan, keluarga mampu mengenal masalah dan tanda-tanda kekurangan volume cairan, dan cara pencegahannya.

1. Pantau dan Jelaskan pada keluarga tentang warna, jumlah dan kehilangan cairan.

2. Ajarkan keluarga untuk memantau status hidrasi.

3. Ajarkan keluarga untuk mempertahankan keakuratan catatan dan asupan haluran

4. Anjurkan keluarga untuk meningkatkan asupan oral klien.

5. Ajarkan keluarga untuk meminta pertolongan kesehatan jika terdapat bahaya/ tanda-tanda kekurangan volume cairan berlebih.

18

Page 19: LP Diare

2 Resiko ketidakefektifan pola nafas pada anggota keluarga b.d kurangnya keterampilan keluarga tentang merawat anggota keluarga dengan hiperventilasi: pernafasan kusmaul

TUM:Selama 2 kali kunjungan ke rumah resiko ketidakefektifan pola nafas dapat teratasi, dengan criteria hasil: klien menunjukkan-status pernapasan yang yang tidak berbahaya.TUK:Selama 1x60 menit kunjungan, keluarga mampu mengenal tanda-tanda ketidakefektifan pola nafas dan pencegahannya.

1. Jelaskan pada keluarga tentang pengertian ketidakefektifan pola nafas.

2. Ajarkan keluarga untuk pemantauan pernapasan anggota keluarga.

3. Informasikan kepada keluarga tentang teknik relaksasi untuk meningkatkan pola pernapasan.

4. Informasikan kepada keluarga tentang bahaya rokok.

5. Intruksikan kepada keluarga untuk mencari bantuan pelayanan kesehatan jika terdapat tanda-tanda bahaya pernafasan.

3 Nyeri akut pada anggota keluarga b.d kesalahan interpretasi informasi keluarga tentang merawat anggota keluarga dengan agen cedera biologis: iritasi saluran gastrointestinal

TUM:Selama 2 kali kunjungan ke rumah, nyeri akut pada anggota keluarga dapat teratasi dengan criteria hasil: klien menunjukkan:-Perilaku mengendalikan nyeri.TUK:Selama 1x60 menit kunjungan, keluarga mampu mengetahui tentang nyeri dan managemen nyeri.

1. Jelaskan pada keluarga tentang nyeri.

2. Ajarakan keluarga tentang pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor presipitasi.

3. Kaji kultur keluarga yang mempengaruhi respon nyeri

4. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau keluarga.

5. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan control nyeri masa lampau.

6. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan

7. Intruksikan keluarga untuk mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pecahayaan dan kebisingan

8. Ajarakan tentang teknik non

19

Page 20: LP Diare

farmakologi: teknik relaksasi

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media AescullapiusMuttaqin, Arif & Sari, Kumala.(2011). Gangguan Gastrointestinal.Jakarta: Salemba MedikaNANDA International. (2009).Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Jakarta: EGC

20

Page 21: LP Diare

Setiawati,Santun & Dermawan, Agus citra. (2008). Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Edisi 2. Jakarta: Trans Info Media.Wilkinson, Judith M. (2006).Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta: EGC

.

21