82
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan peradaban suatu bangsa erat hubungannya dengan pendidikan, adanya perubahan pendidikan yang bukan hanya sebagai sarana untuk menyampaikan ilmu tetap diharapkan adanya perubahan pola kehidupan yang lebih baik. Dunia pendidikan masih perlu dan harus mendapat perhatian dan prioritas dalam pembentukan anak didik yang mempunyai intelektual dan kepribadian guna melanjutkan pembangunan bangsa. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu pada individu-individu guna mengembangkan dirinya sehinggga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Banyak faktor penyebab dari munculnya permasalahan pembelajaran. Faktor tersebut meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang muncul dari dalam diri siswa itu sendiri, seperti tingkat 1

lingkungan-keluarga-sosial-kpd-prestasi-belajar.docx

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dan kemajuan peradaban suatu bangsa erat hubungannya dengan pendidikan, adanya perubahan pendidikan yang bukan hanya sebagai sarana untuk menyampaikan ilmu tetap diharapkan adanya perubahan pola kehidupan yang lebih baik. Dunia pendidikan masih perlu dan harus mendapat perhatian dan prioritas dalam pembentukan anak didik yang mempunyai intelektual dan kepribadian guna melanjutkan pembangunan bangsa.Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu pada individu-individu guna mengembangkan dirinya sehinggga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Banyak faktor penyebab dari munculnya permasalahan pembelajaran. Faktor tersebut meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang muncul dari dalam diri siswa itu sendiri, seperti tingkat intelegensi dan kepribadian. Sedangkan faktor eksternal merupakan factor yang muncul dari luar diri siswa, seperti faktor lingkungan, metode mengajar dan sistem evaluasi. Selain permasalahan tersebut, perkelahian antar pelajar juga bias menimbulkan permasalahan pembelajaran. Perkelahian antar pelajar juga bias disebabkan oleh beberapa hal. Ditinjau dari segi psikologis penyebab terjadinya perkelahian pelajar atau siswa diantaranya,1. Faktor internal. Siswa yang terlibat perkelahian biasanya melakukan adaptasi pada situasi lingkungan yang kompleks. Kompleks disini berarti keanekaragaman pandangan, budaya, ekonomi, dan semua rangsangan dari lingkungan yang makin lama makin beragam. Situasi ini biasanya menimbulkan tekanan pada setiap orang. Tetapi, pada siswa yang terlibat perkelahian, mereka kurang mampu untuk mengatasi, apalagi memanfaatkan situasi untuk mengembangkan dirinya. Bisanya mereka mudah putus asa, cepat melarikan diri dari masalah, menyalahkan orang atau pihak lain pada setiap masalahnya, dan memilih menggunakan cara tersingkat untuk menyelesaikan masalahnya. Ada siswa yang sering berkelahi, ditemukan bahwa mereka mengalami konflik batin, mudah frustasi, memiliki emosi yang labil, tidak peka terhadap perasaan orang lain. Mereka biasanya membutuhkan pengakuan.2. Faktor keluarga. Rumah tangga yang dipenuhi kekerasan jelas berdampak pada anak. Anak belajar bahwa kekerasan bagian dari dirinya, sehingga orang tua yang terlalu melindungi anaknya, anak akan tumbuh sebagai individu yang tidak mandiri dan tidak berani mengembangkan identitasnya yang unik. Begitu bergabung dengan teman-temannya dia akan menyerahkan dirinya secara total terhadap kelompoknya sebagai bagian dari identitas yang dibangunnya.3. Faktor lingkungan. Lingkungan diantara rumah dan sekolah yang siswa alami, juga membawa dampak munculnya perkelahian. Misalnya, lingkungan rumah yang sempit, anggota lingkungan yang berperilaku buruk. Semuanya itu dapat merangsang siswa untuk belajar sesuatu dari lingkungannya, kemudain reaksi emosional yang berkembang mendukung munculnya perilaku berkelahi.Proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan secara umum melibatkan empat buah komponen utama yaitu murid, guru, lingkungan belajar, dan materi belajar. Keempat komponen ini mempengaruhi murid dalam mencapai tujuan belajarnya.Menurut Abdurrahman (2003: 37) hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Menurut Keller hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya usaha yang dilakukan oleh siswa, intelegensi dan penguasaan awal siswa terhadap materi yang dipelajari, serta kesempatan yang diberikan kepada siswa. Belajar mengajar pada dasarnya adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam mengajar dituntut kesabaran, keuletan dan sikap terbuka, disamping kemampuan dalam situasi belajar mengajar yang aktif. Demikian pula dari siswa dituntut adanya semangat dan dorongan untuk belajar.Berbicara masalah prestasi sangatlah luas, pihak pengelola pendidikan telah melakukan berbagi usaha untuk memperoleh kualitas dan kuantitas pendidikan dalam rangka meningkatkan belajar siswa yang selanjutnya terwujudlah perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, dan bertindak selaku fasilitas untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif. Prestasi belajar pada hakekatnya merupakan pencerminan dari usaha belajar. Semakin baik usaha belajar, semakin baik pula prestasi yang dicapai. Pada dasarnya keberhasilan belajar ditentukan oleh dua faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan dari luar siswa antara lain, minat, bakat, intelgensi, motivasi, dan dukungan keluarga. Jadi tidak ada factor tunggal yang berdiri sendiri, secara otomatis menentukan prestasi belajar seseorang.Sekolah pada hakekatnya murid dipandang sebagai subyek pendidikan atau dijadikan sarana kegiatan dalam suatu proses belajar, disini dukungan keluarga berperan sangat penting dan tangung jawab yang utama tindakan orang tua untuk mendorong anak serta menyekolahkannya kelembaga pendidikan dengan harapan nantinya lebih mampu untuk mengembangkan minat guna meningkatkan prestasi belajar. Nana Saodah (2007: 2-3) Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam pendidikan, memberikan landasan dasar bagi proses belajar pada pihak sekolah dan masyarakat. Demi keberhasilan anak, berbagai kebutuhan belajar anak diperhatikan dan dipenuhi meskipun dalam bentuk dan jenis yang berbeda. Hal ini sependapat pula denga Imam Barnadib (2002: 207) Walaupun anak sudah masuk sekolah, tetapi harapan masih digantungkan kepada keluarga untuk memberikan pendidikan dan suasana sejuk dan menyenangkan bagi belajar anak dalam belajar di rumah. Sistem kekerabatan yang baik merupakan jalinan sosial yang menyenangkan bagi anak. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis ingin meneliti pengaruh yang signifikan antara hubungan lingkungan keluarga dan sosial, terhadap prestasi belajar anak, sehingga penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 2 SUBANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

B. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini menjadi jelas dan terarah penulis membatasi permasalahan sebagai berikut:1. Lingkungan keluarga dalam penelitian ini dibatasi pada kebiasaan dan perhatian dalam keluarga yang diberikan pada siswa, terutama dalam belajar siswa.2. Lingkungan sosial dalam penelitian ini dibatasi pada teman bergaul dilingkungan sekolah dan sosial masyarakat tempat tinggal siswa.3. Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa seluruh mata pelajaran yang dicapai setelah melalui proses belajar.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:1. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar?2. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara lingkungan sosial terhadap prestasi belajar?3. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara lingkungan keluarga dan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitan ini adalah:1. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar.2. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara lingkungan social terhadap prestasi belajar.3. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara lingkungan keluarga dan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritisSecara umum penelitian ini di harapkan memberikan sumbangan kepada dunia pendidikan dalam dunia pengajaran ekonomi pada layanan peningkatan prestasi belajar.2. Manfaat praktisHasil penelitian ini dapat bermanfaat secara praktis yaitu:a. Sebagai masukan orang tua dan anggota keluarga lainnya untuk menciptakan lingkungan keluarga dan lingkungan sosial yang lebih kondusif. Suasana kondusif merupakan suasana yang nyaman dan aman yang dimulai dari keluarga kemudian diaplikasikan ke lingkungan sosial. Suasana yang nyaman dan aman di dua tempat yaitu lingkungan keluarga dan lingkungan sosial sanag penting, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman atau referensi untuk penelitian berikutnya yang sejenis.

F. Hipotesis

Hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problem dalam penelitian. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang bersifat sementara yang akan diuji kebenarannya dengan data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan.Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran diatas disusun hipotesis sebagai berikut:1. Ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar siswa.2. Ada pengaruh lingkungan sosial terhadap prestasi belajar siswa.3. Ada pengaruh lingkungan keluarga dan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar siswa.

G. Sistematika Penelitian

Dalam hal ini penulis akan menggambarkan sedikit tentang materi yang akan penulis teliti:BAB I PENDAHULUANPada bab ini di uraikan tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat peneliatian.BAB II LANDASAN TEORIBab ini akan menguraikan tentang teori-teori yang dipergunakan dalam pembahasan permasalahan, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, pengertian lingkungan, pengertian lingkungan keluarga, pengertian lingkungan sosial.BAB III METODE PENELITIANPada bab ini menguraikan tentang pengertian metode penelitian, jenis metode penelitian, penentuan obyek penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, uji coba angket, uji prasyarat analisis, dan teknik analsis data.BAB IV HASIL PENELITIANDalam bab ini berisikan tentang gambaran umum obyek penelitian, pembahasan dari hasil penelitian, penyajian data dan analisis data.

BAB V KESIMPULANPada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang mungkin bermanfaat bagi para pembaca.

BAB IILANDASAN TEORI

A. Pengertian Prestasi Belajar

1. Prestasi BelajarSiswa akan memperoleh prestasi belajar yang tinggi jika dalam belajar dapat melakukan perubahan terhadap dirinya dalam menuju kebenaran. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa yang berupa angka, penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diwujudkan dalam bentuk angka, simbol, atau kalimat.Menurut Sutratinah Tirtonegoro (2001: 43) mengemukakan bahwa Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.Menurut Benjamin S. Bloom (dalam Abdurrahman, 2003: 38) ada tiga ranah (domain) hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Bisa disimpulkan hasil belajar yang kognitif yaitu, hasil belajar yang berdasarkan pengalaman, sedangkan hasil belajar yang afektif yaitu dengan cara mengenal dengan cara merasakan, dan hasil belajar psikomotorik yaitu hasil belejar berdasarkan sikap atau aktivitas anak didik tersebut. Abdurrahman (2003: 37) Mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.Berdasarkan uraian tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar bisa dilihat setelah siswa belajar secara kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Sudjana (2000: 39) prestasi belajar adalah: Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan faktor dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama adalah kemampuan yang dimilikinya, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar dan lain- lain. Sedangkan faktor yang datang dari luar diri siswa adalah kualitas pengajaran yang digunakan, karakteristik kelas dan lain- lain. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai.Hasil belajar pada hakekatnya tersirat dalam tujuan pengajaran dan dipengaruhi oleh kemampuan siswa serta kualitas pengajaran. Pendapat ini sejalan dengan teori belajar di sekolah (Theory of School Learning dari Bloom) yang mengatakan ada tiga Variabel utama dalam teori belajar sekolah, yakni karakteristik individu, kualitas pengajaran dan hasil belajar siswa. Menurut Bloom kualitas pengajaran adalah, tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran yang berdasarkan pada karakteristik individu, kualitas pengajaran dan hasil belajar siswa.Menurut Uzer Usman dan Lilis Setiawati (1993: 19) Menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar sebagai berikut:a. Faktor Internal1) Faktor jasmani (fisiologi), yang bersifat bawaan maupun yang diperolehnya. Misalnya, penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan lain- lain.2) Faktor psikologi, baik yang bersifat bawaan baik yang terdiri atas:a) Faktor potensial yaitu bakat, kecerdasan, dan factor kecakapan nyata yaitu potensi yang telah dimiliki.b) Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sifat, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri.c) Faktor kematangan fisik maupun non fisik.

b. Faktor Eksternal1) Faktor sosial meliputi, lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan kelompok. Khusus faktor lingkungan sosial ini, penulis hanya memfokuskan pembahasannya pada lingkungan sekolah dan masyarakat. Memang lingkungan keluarga termasuk faktor eksternal , tetapi pada penelitian ini penulis ingin menjelaskan secara tersendiri mengenai lingkunga keluarga.2) Faktor budaya meliputi, adat istiadat, IPTEK, dan kesenian.3) Faktor lingkungan fisik meliputi, fasilitas rumah dan belajar.

B. Lingkungan keluarga

1. Pengertian LingkunganManusia tumbuh dan berkembang didalam lingkungan. Lingkungan tidak dapat dipisahkan dari manusia. Lingkungan selalu mengitari manusia dari waktu ke waktu, dari dilahirkan sampai meninggalnya, sehingga antara manusia dan lingkungan terdapat hubungan timbal balik dimana lingkungan mempengaruhi manusia dan sebaliknya manusia juga mempengaruhi lingkungan.Lingkungan pada dasarnya dapat diartikan sebagai segala hal yang mempengaruhi hidup manusia. Menurut Sartain yang dikutip oleh Ngalim Purwanto (2003:28), Lingkungan merupakan semua kondisi dalam dunia ini, dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan atau life proses kecuali gen- gen.Menurut Sutrisno Hadi (2003: 84), Lingkungan (milleu) adalah sesuatu diluar orang-orang pergaulan dan yang mempengaruhi perkembangan anak seperti iklim, alam sekitar, situasi ekonomi, perumahan, makanan, pakaian, orang-orang tetangga dan lain- lain.Dari beberapa pendapat diatas tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa lingkungan adalah segala sesuatu yang disekelilingi manusia yang dapat mempengaruhi tingkah laku secara langsung maupun tidak langsung. Kehidupan manusia selalu berhubungan dengan lingkungan yang didalamnya diperlukan suatu interaksi dengan sesama manusia, baik secara individual maupun kelompok, sebab bagaimanapun manusia tumbuh dan berkembang terutama dilingkungannya.2. Pengertian KeluargaDalam kehidupan masyarakat pasti dijumpai yang namanya keluarga. Keluarga merupakan kelompok terkecil yang terdiri dari sua mi, istri, beserta anak-anaknya yang belum menikah. Keluarga tersebut lazimnya disebut rumah tangga yang merupakan unit terkecil masyarakat sebagi wadah dan proses perkembangan anak dalam mengarungi kehidupan.Pengertian keluarga menurut Singgih D. Gunarso (2000: 9) adalah Keluarga adalah sekelompok orang yang terikat oleh perkawinan atau darah, biasanya meliputi ayah, ibu dan anak. Lingkungan yang mempunyai peranan penting dalam mendidik anak adalah peranan dari lingkungan keluarga. Keluarga yang bersifat demokrasi anak dapat berbuat, berekspresi, beremosi sesuai dengan tingkat perkembangannya, orang tua juga menentukan pengarahan dengan penuh kesadaran bukan paksaan. Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak, dilingkungan keluargalah pertama kali anak mendapat pengaruh sadar.Karena itu keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, yang bersifat informal dan kodrati. Keluarga sebagai lembaga tidak mempuyai program yang resmi seperti yang dimiliki oleh lembaga pendidikan formal. Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama sangat penting dalam membentuk pola kepribadian anak. Masa remaja sejatinya adalah masa yang krusial bagi perkembangan dan pendidikan dalam kehidupan seseorang untuk menjadi pribadi-pribadi yang tangguh. Pendidikan yang mereka dapat sangat berpengaruh terhadap perkembangannya terutama dalam keluarga khususnya orang tua sangat berpengaruh terhadap kebehasilan mereka. Keluarga dengan suasana yang menyenangkan mendorong anak untuk belajar. Hal ini akan memungkinkan tercapainya hasil belajar sesuai dengan apa yang diinginkan.Keberhasilan belajar tidak hanya ditentukan oleh faktor sekolah, namun juga faktor keluarga. Orang tua dituntut untuk dapat mengarahkan dalam belajar, sehingga dapat tercapai apa yang menjadi tujuan di siswa maupun orang tua itu sendiri. Menurut Ngalim Purwanto (1994:67), keluarga adalah merupakan pusat atau tempat pendidikan yang pertama dan utama. Pendidikan keluarga adalah fundamental atau dasar dari pendidikan anak selanjutnya. Hasil- hasil pendidikan ya ng diperoleh anak dalam keluarga menentukan pendidikan anak itu selanjutnya, baik sekolah maupun dalam masyarakat. Keluarga merupakan tempat-tempat lain, pendidikan keluarga mendasar pendidikan selanjutnya, karena orang tua adalah pendidik kodrati yang mendidik siswa dengan penuh kasih sayang.Adapun karakteristik keluarga yang juga terdapat pada semua keluarga dan juga untuk membedakan keluarga dari kelompok-kelompok sosial. Ada empat yaitu:a. Keluarga adalah susunan orang-orang yang disatukan oleh ikatan- ikatan perkawinan darah atau adopsi.b. Anggota-anggota keluarga ditandai dengan hidup bersama dibawah satu atap merupakan susunan satu rumah tangga, atau jika mereka bertempat tinggal, rumah tangga tersebut menjadi rumah mereka.c. Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang berinteraksi dan berkomunikasi yang menciptakan perana-peranan sosial bagi suami dan istri, ayah, ibu, putra dan putri, saudara laki-laki dan saudara perempuan.d. Keluarga adalah pemelihara suatu kebudayaan bersama, yang diperoleh hakikatnya dari kebudayaan umum, tetapi dalam suatu masyarakat yang komplek masing-masing keluarga mempunyai ciri-ciri yang berlainan dengan keluarga lainnya. Berbedanya kebudayaan dari setiap keluarga timbul melalui kominikasi anggota-anggota keluarga yang merupakan gabungan dari pola-pola tingkah laku individu.Dengan demikian lingkungan keluarga adalah segala sesuatu yang berada di sekitar individu yang merupakan hubungan dan peranan yang sangat penting dalam perkembangan individu yang mempunyai ikatan- ikatan, baik ikatan perkawinan, darah ataupun adopsi.

C. Lingkungan Sosial

Sebagai mahkluk sosial, manusia tidak pernah bisa hidup seorang diri. Dimanapun berada manusia senantiasa memerlukan kerjasama dengan orang lain. Manusia membentuk pengelompokan sosial diantara sesama dalam upayanya mempertahankan hidup dan mengembangkan kehidupan. Dalam suatu kehidupan sosial, manusia juga memerlukan organisasi, yaitu seperti keluarga, kelompok masyarakat dan lain-lain. Lingkungan sosial merupakan tempat berlangsungnya bermacam-macam interkasi sosial antara anggota atau kelompok masyarakat beserta pranatanya dengan simbol dan nilai serta norma yang sudah mapan, serta terkait dengan lingkungan alam dan lingkungan buatan. Dikutip pada situs http://one.indoskripsi.com/node/1981 (diakses pada 10 Juli 2009)Lingkungan sosial juga banyak mempengaruhi proses belajar siswa. Hal ini sangat memungkinkan, karena aktifitas keseharian siswa lebih banyak lebih banyak berada di lingkungan keluarga dan lingkungan sosial. Lingkungan sosisal yang berpengaruh antara lain teman bergaul atau sepermainan dan kondisi kehidupan masyarakat. Pengaruh dari teman bergaul atau teman sepermainan, seperti kenakalan remaja, pelanggaran terhadap norma yang ada dalam masyarakat berupa norma agama, hukum, dan susila; akan lebih cepat masuk dalam jiwa anak. Sebagai akibatnya pengaruh buruk pun juga akan cepat mempengaruhi. Slameto (1999: 71) mengemukakan, kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Seperti kondisi masyarakat yang kurang atau tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan mempengaruhi kepada anak (siswa) yang berada di lingkungan tersebut. Anak tertarik ikut berbuat seperti yang dilakukan orang-orang di sekitarnya.

a. Lingkungan SekolahLingkungan sekolah merupakan lingkungan yang terdiri dari lingkungan fisik dan non fisik. Lingkungan fisik meliputi, bangunan sekolah, sarana dan prasarana, gedung sekolah, alat laboratorium dan lain- lain. Sedangkan lingkungan non fisik meliputi, kepala sekolah, guru, siswa, karyawan sekolah, dan lain- lain. Oleh sebab itu, tidak semua tugas pendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam ketrampilan, oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah. Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya. Dikutip pada situs http://www.srihudi.co.cc/2009/04/ merindukanlingkungan- sekolah-yang-aman.html(diakses 10 Juli 2009 ).Hasbullah (2001: 46) Pada dasarnya pendidikan disekolah merupakan bagian dari pendidikan dalam keluarga, yang sekaligus juga meupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga disamping itu, kehidupan disekolah adalah jembatan bagi anak yang menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan dalam masyarakat kelak.Dengan demikian pendidikan disekolah ini adalah pendidikan yang diperoleh seseorang dis ekolah secara teratur, sistematis, bertingkat, dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat. Sebagai lembaga pendidikan yang formal sekolah yang lahir dan berkembang secara efektif dan efesian dari dan oleh serta untuk masyarakat, merupakan perangkat yang berkewajiban memberikan pelayanan kepada masyarkat dalam mendidik warganegara. Sekolah dikelola secara formal, hierarkis, dan kronologis yang berhaluan pada falsafah dan tujuan pendidikan nasional.Sebagai lembaga formal, sekolah terdiri dari pendidik dan anak didik. Antara mereka sudah barang tentu terjadi adanya saling hubungan, baik antara guru dengan murid-muridnya maupun antara murid dengan murid. Guru-guru sebagai pendidik, dan dengan wibawanya dalam pergaulan membawa murid sebagai anak didik kearah kedewasaan. Memanfaatkan pergaulan sehari-hari dalam pendidikan adalah cara yang paling baik dalam pembentukan pribadi.Hubungan murid dengan murid juga menunjukkan suasana yang edukatif. Sesama murid saling berkawan, berolah raga bersama dengan ketentuan yang berlaku, saling mengajak dan diajak saling bercerita, saling mendisiplinkan diri dengan sepergaulannya. Hubungan murid dengan murid ini ada kalanya sederajat dan ada kalanya lebih rendah atau lebih tinggi tingkat kedewasaanya. Dalam hal ini bisa terjadi adanya pergaulan sehari-hari yang berpengaruh negatif maupun pengaruh posistif. Pergaulan yang berpengaruh posiitf ini lah yang mengandung adanya gejala-gejala pendidikan dan tentu saja dikontrol dan diarahkan.Aktivitas-aktivitas disekolah yang mengandung gejala-gejala pendidikan antara lain ialah, organisasi intra pelajar, pelajaran olah raga, kerja bakti, baris berbaris, kepramukaan, dan ketrampilan dan sebagainya, dimana semuanya mengharuskan murid berdisiplin.

b. Lingkungan MasyarakatHasbullah (2001: 94-96) Masyarakat diartikan sebagai, A community is a group or a collection of groups that in habbits a locality. Menurut pengertian ini masyarakat adalah satu kelompok atau sekumpulan sekelompok-kelompok yang mendiami suatu daerah. Sementara, prof. Robert W Richey memberi batasan tentang masyarakat sebagai berikut, The term community refers to a group of people living together in a region where common ways is thinking and acting make the in habitans some what aware of them selves as a group.Istilah masyarakat dapat diartikan sebagai suatu kelompok manusia yang hidup bersama di suatu wilayah dengan tata cara berfikir dan bertindak yang (relatif) sama yang membuat warga masyarakat itu menyadari diri mereka sebagai suatu kesatuan atau kelompok. Setiap individu hidup di dalam masyarakat. Di dalam mayarakat tersebut terdapat proses saling mempengaruhi satu sama lain silih berganti. Dari proses tersebut timbul suatu pola kebudayaan dan tingkah laku sesuai dengan sejumlah aturan, hukum, adat nilai-nilai yang mereka patuhi, demi untuk mencapai penyelesaian bagi persoalan-persoalan hidup sehari-hari.Dalam bidang ilmu psikologi sosial, proses ini dikenal dengan proses penyesuaian sosial. Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan social tempat individu dan interakasi dengan orang lain. Hubungan-hubungan tersebut mencakup hubungan dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya, keluarga, sekolah, teman, atau masyarakat luas secara umum.Dalam hal ini individu dan masyarakat sebenarnya sama-sama memberikan dampak bagi komunitas. Individu menyerap bebagai informasi, budaya dan adat istiadat yang ada, sementara masyarakat diperkaya oleh eksistensi atau karya yang diberikan oleh sang individu. http://www.epsikologi. com/epsi/individual_detail.asp?id=390 (diakses 10 Juli 2009).Demikian pengertian tentang masyarakat yang diberikan para ahli, meskipun masih banyak pengertian lain, tetapi pada dasarnya tidak terlalu banyak berbeda. Dapat diartikan masyarakat adalah suatu perwujudan kehidupan bersama manusia, dimana di dalam masyarakat berlangsung proses kehidupan sosial, proses antar hubungan dan intaraksi. Secara kualitatif dan kuantitatif anggota masyarakat, terdiri dari berbagai ragam pendidikan, profesi, keahlian, suku bangsa, kebudayaan, agama, lapisan sosial sehingga menjadi masyarakat yang majemuk.Dilihat dari konsep pendidikan, masyarakat adalah sekumpulan banyak orang dengan berbagai ragam kualitas dari mulai dari yang tidak berpendidikan sampai kepada yang berpendidikan tinggi. Sementara itu, dilihat dari lingkungan pendidikan non formal yang memberikan pendidikan secara sengaja dan berencana kepada seluruh anggotanya, tetapi tidak sistematis. Antara masyarakat dengan pendidikan punya keterkaitan dan saling berperan. Karenanya setiap warga masyarakat bercita-cita dan aktif berpartisipasi untuk membina pendidikan. Mohamad Noor Syam, dalam bukunya Filsafat Keterkaitan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila, mengemukaan bahwa hubungan masyarakat dengan pendidikan sangat bersifat korelatif, bahkan seperti telur dengan ayam. Masyarakat maju karena pendidikan, dan pendidikan yang maju hanya akan ditemukan dalam masyarakat yang mau pula.Menurut Sardjoe (1993: 89) lingkungan dapat dibedakan menjadi:a. Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berupa alam, misalnya keadaan tanah, musim dan sebagainya. Lingkungan fisik dibedakan menjadi:1. Lingkungan yang berupa alam kodrati, yaitu segala sesuatu yang berada diluar manusia dan bukan buatan manusia, misalnya gunung, laut dan sebagainya.2. Lingkungan buatan manusia sendiri yaitu benda-benda yang sering digunakan sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi jiwa manusia. Misal: ruang belajar dihias dengan gambar-gambar yang bagus sehingga membuat betah belajar siswa.b. Lingkungan non fisik atau disebut dengan lingkungan sosial yaitu lingkunga masyarakat yang ada didalam terjadi interaksi satu dengan individu yang lain. Keadaan masyarakat juga akan memberikan pengaruh tertentu terhadap perkembangan individu. Adapun lingkungan social dibedakan menjadi,1. Lingkungan sosial primer yaitu lingkungan sosial dimana terdapat hubungan yang erat antar anggota-anggotanya, anggota yang satu sangat mengenal baik anggota yang lain.2. Lingkungan sekunder yaitu lingkungan sosial yang berhubungan antara anggota satu dengan anggota yang lain agak longgar. Pada umumnya anggota yang kurang mengenal anggota yang lainnya, sehingga pengaruh lingkunga sosial sekunder kurang mendalam bila dibandingkan dengan lingkungan sosial primerHal-hal yang diterangkan diatas, yang kaitannya dengan siswa atau anak didik yang setelah pulang dari sekolah dan berinteraksi dilingkungan masyarakat, anak didik tersebut harus bisa melakuakan penyesuaianpenyesuaian. Karena lingkungan dimana seseorang tinggal juga berbedabeda. Tentu saja dilingkungan tersebut tidak semuanya terjadi secara kebetulan, campur tangan orang satu dengan orang lain, atau anak didik dengan orang disekitarnya sangat menentukan lingkungan tersebut. Oleh sebab itu, khususnya pada siswa harus bisa dan selalu menjaga keseimbangan hubungan timbale balik dari kehidupan yang ada disekitarnya.Bisa disimpulkan juga, hubungan antara individu dengan lingkungannya, terutama lingkungan sosial tidak hanya searah, dalam arti bahwa tidak hanya lingkungan saja yang mempunyai pengaruh terhadap individu. Individu dengan lingkungan terdapat hubungan yang saling timbale balik, yaitu lingkungan berpengaruh pada individu, tetapi sebaliknya individu juga mempengaruhi pada lingkungan.Dalam penyesuaian diri terhadap lingkungannya anak mulai memperhatikan dan mengenal norma pergaulan yang berbeda dengan norma yang berlaku di dalam keluarganya. Erick Erickson (dalam Clara, 1995: 90) bahwa Anak mengalami krisis identitas, sehingga anak ingin menentukan jati dirinya dengan memilih teman akrabnya berdasar pada situasi kehidupan yang mereka alami pada saat ini

D. Hubungan Lingkungan Keluarga Dan Lingkungan Sosial Terhadap Prestasi Belajar

Keluarga yang diakui keberadaanya dalam pendidikan sebagai informal (luar sekolah) yang peranannya tidak kalah penting dengan lembaga pendidikan formal. Demi keberhasilan anak, maka keluarga harus benar-benar memperhatikan kebutuhan belajar anak. Dalam pendidikan, keluarga sebagai pusat pendidikan berfungsi sebagai sekolah kedua bagi anak. Faktor fisik dan psikologis dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan belajar anak didik. Keperluan-keperluan utama anak didik dalam belajar sebaiknya diperhatikan oleh keluarga atau orang tua, karena akan membawa kelancaran atau sebaliknya jika keperluan anak didik tidak diperhatikan dengan demikian akan membawa buruknya proses belajar anak.Keluarga tidak utuh baik secara struktural maupun fungsional, kurang memberikan dukungan positif terhadap perkembangan belajar anak. Ketidak utuhan ini akan membawa ketidak seimbangan pelaksanaan tugas-tugas keluarga dalam memikul beban sosial psikologis keluarga.Lingkungan sosial juga merupakan salah satu faktor yang memepengaruhi prestasi belajar siswa. Lingkungan sosial sendiri terdiri dari lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Contoh kecil lingkungan sekolah dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, yaitu siswa gemar mengikuti aktivitasaktivitas di sekolah seperti ikut organisasi intra sekolah. Siswa ikut keorganisasia n tersebut, siswa akan mendapatkan pengalaman-pengalaman baru di luar jam pelajaran. Jadi secara tidak langsung siswa tersebut akan menjadi aktif dan disiplin. Dengan terbiasa bersikap disiplin dan aktif, hal itu dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Disamping itu lingkungan masyarakat juga mempengaruhi prestasi belajar. Contoh kecilnya, di sekolah siswa mendapatkan pekerjaan rumah dari gurunya. Hal ini dapat dimanfaatkan yaitu dengan belajar kelompok dengan teman sebayanya. Dengan kegiatan belajar kelompok tersebut masing-masing anak akan bertambah pengetahuan, yaitu dengan saling bertukar pikiran, pendapat, dan pengalaman. Apalagi didukung kondisi masyarakat yang terpelajar, maka pengaruh yang posistif pun akan lebih cepat masuk dalam jiwa anak. Jadi bisa dikatakan bahwa lingkungan masyarakat adalah tindak lanjut dari lingkungan sekolahBeberapa pendapat yang dikemukakan oleh Inke Maris (dalam Muhammad Ali, 2004: 100) pengaruh kompleksitas kehidupan dewasa ini sudah tampak pada berbagai fenomena yang tampak akhir-akhir antara lain perkelahian antar pelajar, penyalahgunaan obat dan alkohol, reaksi emosional yang berlebihan dan berbagai perilaku yang mengarah pada tingkat kriminal.Soewandi (dalam Muhammad Ali, 2004: 100) mengemukakan, dalam kontek proses belajar, gejala negatif yang tampak adalah kurang mandiri dalam belajar yang berakibat pada gangguan mental setelah memasuki perguruan tinggi. Sebagai hasil belajar, prestasi belajar merupakan kemampuan atau kesanggupan anak didik dalam hasil tindakan belajar tersebut. Perlu diketahui bahwa keberhasilan belajar anak didik tidak tergantung dari lama tindakannya, akan tetapi harus memperhatikan kekuatan jasmani dan rohani anak didik dalam proses belajar. Namun melibatkan seluruh aspek mental atau psikis pada diri anak didik. Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut bahwa lingkungan keluarga dan lingkungan sosial sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

E. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kajian teoritis sebagaimana telah dipaparkan dimuka, maka dalammpenyusunan penelitian ini penulis mengajukan anggapan dasar atau kerangka pemikiran sebagai berikut,

Keterangan:Dengan mengamati kerangka pemikiran diatas maka dapat diambil gambaran bahwa terdapat dua variabel independent (X1dan X2) dan satu variable dependent (Y) dimana variabel independent adalah X1 (lingkungan keluarga), variabel X2 (lingkungan sosial), sedangkan Y (prestasi belajar siswa). Kedua variabel tersebut mempunyai hubungan klausal atau sebab akibat. Variabel independent secara bersama-sama atau serempak mempengaruhi variable dependent (hasil belajar siswa), sedangkan secara partial variabel X1 mempengaruhi Y, variabel X2 mempengaruhi Y

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Jenis penelitianDalam penelitian ini pada dasarnya dapat digunakan salah satu dari metode-metode yang ada. Menurut Winarno Surakhmad (1996:131) macammacam metode penelitian adalah sebagai berikut:1. Metode deskriptif2. Metode histories3. Metode eksperimenPenjelasan lebih lanjut mengenai macam-macam metode penelitian adalah sebagai berikut:1. Metode DeskriptifMetode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan yang diselidiki dengan menggambarkan subyek atau obyek penelitian.2. Metode HistoriesMetode hitories adalah prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan data masa lalu untuk memahami kejadian atau suatu keadaan yang berlangsung pada masa lalu, terlepas dari keadaan sekarang dalam hubungannya dalam masa lalu. Selanjutnya seringkali hasilnya dapat dipergunakan untuk meramalkan keadaan masa yang akan datang.

3. Metode EksperimenMetode eksperimen adalah prosedur penelitian yang dilakukan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dua variabel atau lebih dengan mengendalikan variabel lain.Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif kerena memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada saat sekarang secara aktual yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan, menyusun, dan menganalisis data yang terkumpul. Menurut Nazir (1998:73-74) dalam melaksanakan penelitian deskriptif maka langkah atau prosedur umum yang sering diikut adalah sebagai berikut:a. Memilih dan merumuskan masalah.b. Menentukan tujuan dan penelitian.c. Memberikan batasan atau sejauh mana penelitian tersebut akan dilaksanakan.d. Merumuskan kerangka teorie. Menelusuri sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkanf. Merumuskan hipotesa-hipotesa yang ingin diujig. Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan datah. Membuat tabulasi serta analisa statistik yang dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkani. Memberikan interprestasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial yang ingin diselidiki.j. Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesa-hipotesa yang ingin diuji.k. Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah.

B. Waktu dan tempat penelitian

1. Waktu penelitianWaktu penelitian di rencanakan pada semester genap tahun ajaran 2010/2011.2. Tempat penelitianPenelitian dilaksanakan di SMP N 2 SUBANG tahun pelajaran 2010/2011. peneliti mengambil tempat ini dengan alasan sekolah ini merupakan sekolah favorit berlokasi diwilayah kecamatan Subang, status terakreditasi A, dan didukung oleh staf pengajar yang professional serta berpengalaman lebih dari lima tahun sesuai dengan latar belakang pendidikan. Disamping itu sekolah ini juga banyak memiliki pretasinya baik dibidang akademik maupun non akademik.

C. Populasi, Sampel, dan Sampling

Pemilihan populasi, sampel dan sampling merupakan hal yang sangat penting dan mempengaruhi berhasil tidaknya penelitian ini, untuk itu akan dibahas mengenai populasi, sample dan sampling

a. PopulasiMenurut Suharsimi Arikunto (2002: 108) Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 2 SUBANG yang berjumlah empat kelas yang keseluruhan siswanya 172 siswa dan masing- masing kelas terdiri dari 43 siswa.

b. SampelMenurut Djarwanto P.S dan Pangestu Subagyo (1996: 108) Pengertian sampel adalah sebagian di populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bias mewakili keseluruhan populasi yang jumlahnya lebih sedikit dari jumlah populasinya.Adapun sampel penelitian ini di ambil dua kelas dari empat kelas yang ada yaitu kelas VIII A dan VIII B dengan jumlah populasi 86 siswa

c. SamplingSampling adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel. Adapun pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan terbaik peneliti yaitu kelas yang nilai rata-ratanya hampir sama, sehingga dapat memberikan informasi yang akurat dan efisien (Sugiyono, 2002: 78). Bertitik tolak pada peneliti sendiri bahwa setiap sampel yang dipilih nanti bersifat representatif.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian terdapat beberapa variasi yang harus ditetapkan dengan jelas oleh seorang peneliti agar dalam pengumpulan data dapat terarah sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut Rumidi (2002: 10), variabel adalah Suatu konsep yang memiliki dua nilai atau lebih pada suatu penelitian.Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah,

1. Variabel bebas (independent variabel)Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau disebut variabel penyebab. Dalam penelitian ini variabel bebas (independent variabel) adalah lingkungan keluarga dan lingkungan sosial.2. Variabel terikat (dependent variabel)Variabel terikat adalah yang dipengaruhi atau disebut variable tergantung. Dalam penelitian ini variabel terikat adalah prestasi belajar.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian keterangan dan masukan dengan masalah yang akan diteleti sangat diperlukan. Untuk mendapat berbagai keterangan dan bahan penelitian ini, penulis menggunakan metode pokok yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi.Agar mendapat gambaran yang lebih jelas, berikut ini akan penulis uraikan secara singkat tentang metode pengumpulan data tersebut.1. Metode ObservasiObservasi atau pengamatan langsung atas obyek penelitian dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang keberadaan obyek penelitian dan kegiatan yang dilakukan. Menurut Suharsimi Arikunto, (2002: 128) observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh indra.2. Metode AngketData dan informasi dalam penelitian ini dikumpulkan dari responden dengan menggunakan angket. Metode angket adalah metode yang mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang dan sekelompok orang tentang fenomena sosial dengan menyatakan setuju atau tidak setuju terhadap subjek, obyek, atau kejadian tertentu (Sugiyono, 2003: 86)Teknik yang menggunakan angket adalah suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut.Setelah data diperoleh kemudian hasilnya akan dipaparkan secara deskriptif dan pada awal penelitian akan dianalisis untuk menguji hipotesis yang dianjurkan pada awal penelitian. Adapun kisi-kisi angket adalah sebagai berikut:

3. Metode DokumentasiMenurut Suharsimi Arikunto (2006: 141) Metode dokumentasi adalah mencari data atau variable yang berupa catatan, transkip, buku-buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, agenda, dan sebagainya. Dalam penelitian ini data dokumentasi yang penulis kumpulkan untuk memperoleh data tentang prestasi belajar siswa kelas VIII SMP N 2 SUBANG tahun ajaran 2010/2011. Prestasi belajar diperoleh dari nilai rata-rata semua mata pelajaran yang berjumlah 12 mata pelajaran.

F. Uji coba instrument

Sebelum instrumen digunakan dalam penelitian ini, instrumen tersebut diuji cobakan terlebih dahulu kepada siswa dalam populasi yang tidak menjadi sampel, sampel untuk uji coba sebanyak 86 siswa. Instrumen sebelum digunakan harus dilakukan uji validitas, uji reliabilitas.

1. Uji ValiditasMenurut Suharsimi Arikunto (2002: 275) Validitas adalah suatu ukuiran yang menujukkan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Adapun untuk mengukur validitas, item atau butir soal dapat digunakan rumus korelasi product moment dari Karl Pearson yang digunakan adalah korelasi product moment dengan angka kasar. Rumusnya

Sedangkan perhitungan korelasinya, Jika rxy = rtabel pada taraf signifikan 5% berarti item (butir soal) valid. Sebaliknya bila rxy = rtabel maka butir soal tidak valid sekaligus tidak memiliki persyaratan. Dalam penelitian ini pengolahan data menggunakan SPSS.2. Uji ReliabilitasReliabilitas adalah ketepatan atau keajegan suatu test (Arikunto, 2002: 17). Uji reliabilitas adalah istilah menunjukkan sejauh mana suatu instrument dapat memberikan hasil pengukuran yang konsisten apabila pengukuran dilakukan berulang-ulang. Pengukuran reliabilitas tersebut dilakukan dengan menggunakan rumus Sperman Brown, yaitu:

Dikatakan reliabel jika angka korelasi yang diperoleh = rtabel taraf signifikansi 5%. Dikatakan tidak reliabel jika angka korelasi = rtabel pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS for Windows 15.0.

G. Teknik Uji Prasyarat Analisis

Agar hasil analisis data dapat dipertanggungjawabkan, maka sebelum dianalisis terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan. Uji persyaratan yang dimaksud sebagai berikut,

1. Uji NormalitasUji Normalitas digunakan untuk menguji apakah suatu data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas merupakan pengujian apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendakati normal. Adapun pengujian normalitas ini dengan rumus chi Square. Perhitungan ini dilakukan dengan rumus: ( o h ) X = (Sugiyono, 2006) h

Keterangan :o= Frekuensi observasi.h= frekuensi harapan.

2. Uji LinieritasUji ini dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruh antara variable bebas dan variabel terikat berbentuk linier atau tidak. Jika nilai probabilitas > 0,05 maka dapat dinyatakan linier atau Ho diterima. Jika nilai probabilitas < 0,05 maka dapat dinyatakan tidak linier atau Ho ditolak (Sugiyono, 2002: 208). Pengujian linieritas butir soal dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS V 15.0.

H. Teknik Analisis Data

Analisis regresi adalah analisis variasi terhadap garis regresi dengan maksud untuk menguji signifikan garis regresi yang bersangkutan (Hadi, 1995: 93).1. Analisis Regresi Linier BergandaAnalisis ini digunakan untuk meramalkan perubahan variabel yang satu disebabkan oleh variabel yang lain. Analisis regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui Hasil Belajar Siswa (Y) yang disebabkan oleh Lingkungan Keluarga ( 1 X ) dan Lingkunan Sosial ( 2 X ). Analisis regresi linier berganda dua predictor menggunakan persamaan garis regresi sebagai berikut, Y = a + b1.X1 + b2.X2Dimana :Y = Hasil Belajara = bilangan konstantab = koefisien korelasiX1 = lingkungan keluargaX2 = lingkungan sosial

2. Uji FUji F digunakan untuk mengetahui signifikasi pengaruh variable bebas (Lingkungan Keluarga dan Lingkungan Sosial) secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Prestasi Belajar Siswa), sehingga dugaan yang ada sudah dapat diterima atau ditolak. Langkah-langkah pengujian ini adalah sebagai berikut:a. Menentukan Ho dan H1Ho = berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas (independent variabel) dengan variabel terikat (dependent variabel) secara bersama-sama.H1 = berarti ada pengaruh antara variabel bebas (independent variabel) dengan variabel terikat (dependent variabel) secara bersamasama.b. Level of significant = 5%c. Kriteria pengujian :

d. Pengujian nilai F

Dimana:JKreg = jumlah kuadrat regresiJKres = jumlah kuadrat residu (Sudjana 1996:355)Dari perhitungan nilai F akan terjadi kemungkinan:1. Jika nilai signifikansi F < (0,05) atau koefisien F hitung signifikan pada taraf kurang dari 5% maka Ho ditolak.2. Jika nilai signifikansi F (0,05) atau koefisien F hitung signifikan pada taraf lebih dari sama dengan 5% maka Ho diterima.

e. KesimpulanJika nilai hitung F > tabel F maka dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel independent (Lingkungan Keluarga dan Lingkungan Sosial) dengan variabel dependent (Prestasi Belajar Siswa) secara bersama-sama dan sebaliknya, jika nilai hitung F < tabel F maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variable. Daerah ditolak F(k : n-k) Daerah diterima independent (Lingkungan Keluarga dan Lingkungan Sosial) dengan variabel dependent (Prestasi Belajar Siswa) secara bersama-sama.

3. Uji Partial (Uji t)Digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh masingmasing variabel (Lingkungan Keluarga dan lingkingan sosial terhadap Prestasi belajar siswa) secara sendiri-sendiri, sehingga bisa diketahui apakah dugaan yang sudah ada, dapat diterima atau ditolak. Langkahlangkahnya:a. Menentukan Formulasi H0 dan H1Ho = berarti tidak ada pengaruh antara variabel independent dengan variabel dependent secara terpisahH1 = berarti ada pengaruh antara variabel independent dengan variabel dependent secara terpisah.b. Level of significant a = 5%c. Kriteria Pengujian

d. Pengujian nilai t b T = SEb

keterangan:-t (a/2; n-1) -t (a/2; n-1)b = koefisien regresi.SEb = standar erorr of b.

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Uji Coba (Try Out) Angket

Uji coba angket ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan kehandalan (reliabilitas) angket untuk menjadi alat pengumpul data. Uji coba angket diberikan kepada 20 siswa Kelas VIII SMP N 2 Subang yang tidak menjadi anggota sampel penelitian. Hasil uji validitas dan reliabilitas adalah sebagai berikut:

1. Uji ValiditasUji validitas menggunakan rumus korelasi product moment. Hasil perhitungan uji validitas terhadap angket menunjukkan hasil sebagai berikut :Tabel 4.1Hasil Uji Validitas Angket

Hasil uji validitas menunjukkan bahwa butir pertanyaan dari angket lingkungan keluarga dan lingkungan sosial semua valid. Butir pertanyaan dinyatakan valid jika harga rxy lebih besar dari rtabel pada taraf signifikansi = 5% yaitu sebesar 0,444 (Berdasarkan hasil uji validitas menunjukkan bahwa kedua angket sahih dan dapat dipercaya untukmengambil data penelitian

2. Uji Reliabilitas AngketUji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan dan tetap konsisten jika dilakukan dua kali pengukuran atau lebih pada kelompok yang sama dengan alat ukur yang sama. Pengujian Cronbach Alpha digunakan untuk menguji tingkat keandalan (reliability) dari masing- masing angket variabel. Hasil uji reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada. Adapun secara ringkas hasil uji reliabilitas ditunjukkan dalam tabel 4.3 berikut ini :Tabel 4.2Hasil Uji Reliabilitas Angket

Hasil uji reliabilitas dikonsultasikan dengan ketetapan reliabilitas menurut Suharsimi Arikunto (1993:167) sebagai berikut:Antara 0,800 1, 000 = sangat tinggiAntara 0,600 0,800 = tinggiAntara 0,400 0,600 = cukupAntara 0,200 0,400 = rendahAntara 0,001 0,200 = sangat rendahHasil uji reliabilitas terhadap angket lingkungan keluarga dan lingkungan sosial memperoleh koefisien reliabilitas (r11) masing sebesar 0,9081 dan 0,8584, dimana nilai tersebut berada pada ketetapan reliabilitas sangat tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa angket atau kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel dan dapat dipercaya.

C. Penyajian Data

1. Data Hasil Kuesioner Lingkungan Keluarga (X1)Data lingkungan keluarga diperoleh melalui angket yang terdiri dari 20 item pertanyaan dengan empat alternatif jawaban a, b, c, dan d dengan skor jawaban 4, 3, 2, dan 1, sehingga jumlah skor maksimal jika responden memperoleh skor 4 untuk seluruh item pertanyaan adalah 80 dan jumlah skor minimal apabila memperoleh nilai 1 adalah 20. Dari hasil skoring jawaban angket lingkungan keluarga pada siswa kelas VIII SMP N 2 Subang tahun ajaran 2009/2010 diperoleh skor tertinggi 76 dan skor terendah 65. Rata-rata sebesar 70,372 dengan median sebesar 70 dan standar deviasi (SD) = 2,296

2. Data Hasil Angket Lingkungan Sosial (X2)Data lingkungan keluarga diperoleh melalui angket yang terdiri dari 10 item pertanyaan dengan empat alternatif jawaban a, b, c, dan d dengan skor jawaban 4, 3, 2, dan 1, sehingga jumlah skor maksimal jika responden memperoleh skor 4 untuk seluruh item pertanyaan adalah 40 dan jumlah skor minimal apabila memperoleh nilai 1 adalah 10. Dari hasil skoring jawaban angket lingkungan sosial pada siswa kelas VIII SMP N 2 Subang tahun ajaran 2009/2010 diperoleh skor tertinggi 39 dan skor terendah 26. Rata-rata sebesar 32,756 dengan median sebesar 33 dan standar deviasi (SD) = 2,8203. Data Prestasi Belajar Siswa (Y)Data prestasi belajar siswa pada mata pelajaran diperoleh melalui teknik dokumentasi pada nilai legger siswa. Dari hasil dokumentasi rata-rata prestasi belajar pada siswa kelas VIII SMP N 2 Subang tahun ajaran 2009/2010 diperoleh nilai tertinggi 95,2 dan nilai terendah 55,2 dengan nilai rata-rata sebesar 77,864, median sebesar 80 serta standar deviasi (SD) = 11,568 (Lampiran 8).

D. Uji Prasyarat Analisis

1. Uji NormalitasUji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah data memiliki sebaran yang normal. Untuk menguji normalitas data dalam penelitian ini digunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Untuk menerima atau menolak hipotesis dengan cara membandingkan Lomaks dengan nilai kritis yang diambil dari daftar nilai kritis uji Liliefors, untuk taraf nyata = 0,05. Jika Lomaks < Ltabel dari daftar pada taraf nyata = 0,05 dengan ukuran sampel N = 86, maka data berdistribusi normal. Adapun hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.3 Tabel 4.3Hasil Uji Normalitas Data

Hasil perhitungan uji normalitas menunjukkan bahwa semua harga Lohitung lebih kecil dari harga kritis Liliefors (L tabel), sehingga data yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan memiliki sebaran data yang normal.2. Uji LinieritasUji linieritas regresi digunakan untuk mengetahui apakah model hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat berupa garis lurus (hubungan linier) atau tidak. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut:Tabel 4.4Hasil Uji Linieritas

Dari hasil uji linieritas lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar diperoleh harga Fhitung sebesar 1,539. Harga ini dikonsultasikan dengan Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan db (10;74) sebesar = 1,99. Hasilnya adalah Fhitung < Ftabel (1,539 < 1,99), maka model regresi antara lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar merupakan hubungan linier atau berupa garis lurus.Dari hasil uji linieritas lingkungan sosial terhadap prestasi belajar akuntansi diperoleh harga Fhitung sebesar 0,998. Harga ini dikonsultasikan dengan Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan db (12;72) sebesar = 1,92. Hasilnya adalah Fhitung < Ftabel (0,998 < 1,92), maka model regresi antara lingkungan sosial terhadap prestasi belajar akuntansi merupakan hubungan linier atau berupa garis lurus.

E. Analisis Data

1. Analisis Regresi Linier BergandaAnalisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh lingkungan keluarga dan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar siswa. Adapun model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = a + b1.X1 + b2.X2Berdasarkan hasil analisis regresi ganda dengan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :Tabel 4.5Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Berdasarkan hasil regresi diatas, maka dapat disusun persamaan sebagai berikut:Y = 6,486 + 2,478.X1 + 1,830.X2Interpretasi dari persamaan tersebut adalah:a = 6,486, berarti jika skor lingkungan keluarga dan lingkungan social dianggap 0 atau tidak ada, maka prestasi belajar hanya sebesar 6,486.b1 = 2,478, berarti jika skor lingkungan keluarga meningkat satu poin maka prestasi belajar siswa akan meningkat sebesar 2,478 (dengan asumsi variabel lingkungan sosial dianggap konstan).b2 = 1,830, berarti jika skor lingkungan sosial meningkat satu poin maka prestasi belajar siswa akan meningkat sebesar 1,830 (dengan asumsi variabel lingkungan keluarga dianggap konstan).

2. Uji Koefisien Determinasi (R2)Kofeisien determinasi (R2) menunjukkan besarnya variasi dari variable dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen dalam model. Dari hasil analisis data dengan bantuan komputer program SPSS release 15.0 diperoleh nilai koefisien regresi ganda R2 sebesar 0,552. Ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh lingkungan keluarga dan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar siswa adalah sebesar 55,2%, sedangkan 44,8% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti, misalnya motivasi belajar, lingkungan belajar, bimbingan belajar, dan sebagainya.

3. Sumbangan Relatif (SR) dan Sumbangan Efektif (SE)Untuk melihat besarnya sumbangan yang diberikan oleh masingmasing variabel lingkungan keluarga dan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar siswa ditunjukkan pada perhitungan sumbangan efektif (SE%) dan sumbangan relatif (SR%). Variabel pengaruh lingkungan keluarga memberikan sumbangan relatif sebesar 53,9% dan sumbangan efektif 29,7% terhadap prestasi belajar siswa. Variabel lingkungan sosial memberikan sumbangan relatif sebesar 46,1% dan sumbangan efektif 25,4% terhadap prestasi belajar siswa. Secara keseluruhan variabel pengaruh lingkungan keluarga dan lingkungan social memberikan sumbangan sebesar 55,2% terhadap prestasi belajar siswaDi antara kedua variabel tersebut dapat diketahui bahwa variable lingkungan keluarga memberikan sumbangan lebih besar terhadap prestasi belajar siswa (29,7%), sehingga dapat dinyatakan bahwa lingkungan keluarga merupakan faktor yang memberikan pengaruh dominan terhadap prestasi belajar siswa.

F. Pengujian Hipotesis

1. Uji FUji F digunakan untuk mengetahui pengaruh lingkungan keluarga dan lingkungan sosial secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa. Prosedur perhitungan uji F adalah sebagai berikut:a) Menentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) (tidak terdapat pengaruh lingkungan keluarga dan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar siswa) (terdapat pengaruh lingkungan keluarga dan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar siswa)b) Menentukan level of significance = 5%;c) Menentukan Ftabel dengan derajat kebebasan (db) = m;N-m-1Dimana m adalah jumlah variabel bebas dan N adalah jumlah sampel, sehingga Ftabel = 0,05 (2;83) adalah 3,15d) Kriteria pengujianHo diterima apabila Fhitung < 3,15Ho ditolak apabila Fhitung > 3,15e) Menghitung nilai FPerhitungan uji F menggunakan SPSS for windows memperoleh nilai F sebesar 51,069 dengan nilai p-value = 0,000 Gambar 4.2Daerah Kritis Uji F

f) KesimpulanDari hasil uji F diketahui bahwa Fhitung > Ftabel (51,069 > 3,15) dengan p ttabel (6,477 > 2,000) dengan p ttabel (5,874 > 2,000) dengan p