13
LAPORAN KASUS I. IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. D JenisKelamin : Perempuan Umur : 47tahun Agama : Islam Suku/bangsa : Makassar Pekerjaan : Iburumahtangga Alamat : Makassar No. register : 455451 TanggalPemeriksaan : 05 September 2014 Tempatpemeriksaan : Poliklinik Mata RSWS Pemeriksa : dr. JJ II. ANAMNESIS KU :Benjolanpadakelopakmatabawahmatakiri AT :Dialamisejak ± 1tahun yang lalu, hilangtimbul, kemudianmunculkembali2 mingguterakhirdantidakmengecilsampaisekarang. Mata merah (-), air mataberlebih (+),kotoranmataberlebih (+)nyeri (+). Sakitkepala (-),riw.demam (-). Riwayatmatakemasukanbendaasing (-). Riwayattrauma (-). Riwayatpengobatansebelumnya (+).Riwayat DM dan HT disangkal. Riwayatoperasi (-). III. STATUS GENERALIS 1

LAPSUS Mata Fini

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mata

Citation preview

Page 1: LAPSUS Mata Fini

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. D

JenisKelamin : Perempuan

Umur : 47tahun

Agama : Islam

Suku/bangsa : Makassar

Pekerjaan : Iburumahtangga

Alamat : Makassar

No. register : 455451

TanggalPemeriksaan : 05 September 2014

Tempatpemeriksaan : Poliklinik Mata RSWS

Pemeriksa : dr. JJ

II. ANAMNESIS

KU :Benjolanpadakelopakmatabawahmatakiri

AT :Dialamisejak ± 1tahun yang lalu, hilangtimbul, kemudianmunculkembali2

mingguterakhirdantidakmengecilsampaisekarang. Mata merah (-), air

mataberlebih (+),kotoranmataberlebih (+)nyeri (+). Sakitkepala (-),riw.demam (-).

Riwayatmatakemasukanbendaasing (-). Riwayattrauma (-).

Riwayatpengobatansebelumnya (+).Riwayat DM dan HT disangkal.

Riwayatoperasi (-).

III. STATUS GENERALIS

Keadaan umum :Sakit sedang/Gizi Cukup/Compos Mentis

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Nadi : 84x/mnt

Penapasan : 20x/mnt

Suhu : 36,5 derajat Celsius

1

Page 2: LAPSUS Mata Fini

IV. PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI

i. Inspeksi

OD OS

Palpebra Palpebra Inferior:

Hiperemis (-)

Edema (-)

Palpebra Superior:

Hiperemis (-)

Edema (-)

Palpebra Inferior:

Hiperemis (+)

Edema (+)

Tampakmassa di

kantus media

Palpebra Superior:

Hiperemis (-)

Edema (-)

Silia Normal Sekret (+)

Apparatus

Lakrimalis

Lakrimasi (-) Epifora (+).

Edema (+) di

daerahsakuslakrimalis.

Pus (+)

Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (-)

Bola Mata Normal Normal

MekanismeMuskular Kesegalaarah Kesegalaarah

Kornea Jernih Jernih

Bilik Mata Depan Kesan normal Kesan normal

Iris Coklat Coklat

Pupil Bulat, sentral Bulat, sentral

Lensa Keruh Keruh

2

Page 3: LAPSUS Mata Fini

Gambar1. FotoKlinisPasien

ii. Palpasi

OD OS

TensiOkuler Tn Tn

NyeriTekan (-) (+) padapalpebra

inferior, pus (-)

Massa tumor (-) (+)

Glandula Pre-

Aurikuler

Tidakadapembesaran Tidakadapembesaran

3

Page 4: LAPSUS Mata Fini

iii. Tonometri

TOD : 13 mmHg

TOS : 14 mmHg

iv. Visus

VOD : 6/48

KOR : -

Menjadi : -

Lihatdekat : -

Koreksi : -

DP : -

VOS : 6/19

KOR : -

Menjadi : -

Lihatdekat : -

Koreksi : -

DP : -

v. Campus Visual

Tidakdilakukanpemeriksaan

vi. Color Sense

Tidakdilakukanpemeriksaan

vii. Light Sense

Tidakdilakukanpemeriksaan

viii. Slit Lamp

SLOD :Palpebrainferior: hiperemis (-), edema (-), massatumor

(-);konjungtivahiperemis (-), korneajernih, BMD kesan normal, iris coklat,

kripte (+), pupil bulat, sentral, RC (+), lensajernih.

SLOS :Palpebrainferior: hiperemis (+), edema(+), massatumor(+),

konjungtivahiperemis (-), korneajernih, BMD kesan normal, iris coklat,

kripte (+), pupil bulat, sentral, RC (+), lensajernih.

4

Page 5: LAPSUS Mata Fini

ix. Oftalmoskopi

Tidakdilakukanpemeriksaan

x. AnelTest

Anel test (-)

xi. Laboratorium

Tidakdilakukanpemeriksaan

Anjuranpemeriksaan: dacryocystography

V. RESUME

Seorangwanita47tahundatangkepoliklinikmata RSWS

dengankeluhanbenjolanpadakelopakmatabawahmatakiri.Dialamisejak ±2tahun

yang lalu, hilangtimbul, kemudianmunculkembali 1

bulanterakhirdantidakmengecilsampaisekarang. Mata merah (-), epifora

(+),kotoranmataberlebih (+) nyeri (+). Sakitkepala (-),riw.demam (-).

Riwayatmatakemasukanbendaasing (-). Riwayattrauma (-).

Riwayatpengobatansebelumnya (+). Riwayat DM dan HT disangkal.

Riwayatoperasi (-).

PadapemeriksaanoftalmologididapatkanVOD : 6/48dan VOS: 6/19.

Tidakadacairan yang

keluarketikadilakukanpenekananpadapunktumpalpebrasuperior dan inferior OD.

Pus keluarketikadilakukanpenekananpadapunktumlakrimalis inferior OS

namuntidakpadapunktumlakrimalis superior OS. Pemeriksaananel test (-).

VI. DIAGNOSIS

OSdakriosistitiskronis

VII. DIAGNOSIS BANDING

Selulitisorbita

5

Page 6: LAPSUS Mata Fini

Hordeolumeksternum

VIII. TERAPI

Kompres air hangatpadabenjolan

Medikamentosa :

Doksisiklin 2x100mg

Hylub EDMD 6x1 ODS

Polycel EDMD 6x1 ODS

Vit A 2x6000 IU

Operatif :

- Probing danirigasi

- Dacryosistorhinostomy

IX. PROGNOSIS

Quad Ad Vitam : Bonam

Quad Ad Sanam : Dubia

Quad Ad Visam : Bonam

Quad Ad Cosmeticam : Dubia

6

Page 7: LAPSUS Mata Fini

X. PEMBAHASAN

Pasienwanitausia47tahundengankeluhanutamabenjolan yang

terasanyeripadamatakiri. Melalui anamnesis

danpemeriksaanfisikditegakkan diagnosis OD dakriosistitiskronis.

Pada anamnesis

didapatkankeluhanbenjolanpadamatakanansejakkurang lebih satu

tahun yang lalu, hilang timbul ,kemudian muncul kembaliduaminggu

yang lalu. Benjolantersebutkadang-

kadangterasanyeridangatal.Pasienjugamengeluhkanmengeluarkan air

mata yang lebihbanyakpadamatakiri.

Padapemeriksaanfisikditemukan, eritema (+) nyeri (+), pus

(+)padapalpebrainferiorkantus medial.

Pasienmerupakanseorangwanitaberusia47tahun yang

merupakanusiarentanuntukmengalamidakriosistitis.

Penyebabdakriosistitisbiasanyadidahuluiolehobstruksiduktusnasolakri

malis. Obstruksi pada duktus nasolakrimalis ini dapat menimbulkan

penumpukan air mata, debris epitel, dan cairan mukus sakus lakrimalis

yang merupakan media pertumbuhan yang baik untuk pertumbuhan

bakteri.

Gejala utama dakriosistitis adalah air mata berlebih (epifora) dan

belekan (bertahi mata).Pada bentuk akut,di daerah saccus lacrimalis

terdapat gejala radang, sakit, bengkak, dan nyeri tekan.Substansi

purulen dapat diperas dari saccus.Pada yang kronik, tanda satu-satunya

adalah air mata berlebih.Epifora terkadang disebabkan oleh stenosis

kanalikuli atau obstruksi di perbatasan antara kanalikulus komunis dan

saccus lacrimalis.Intubasi dan irigasi sistem kanalikuli dengan suatu

kanula lakrimal dan studi sinar-X memakai media kontras

(dakriosistografi).

Pasiendidiagnosisdakriosistitisdengan diagnosis banding

hordeolumdanselulitisorbita.Selulitisorbitaadalahinfeksiaktifjaringanlu

7

Page 8: LAPSUS Mata Fini

nakorbita yang terletak posterior dari septum orbita.Lebihdari 90%

kasusselulitisorbitaterjadiakibatkasussekunderkarenasinusitis

bakterialakutataukronis.Selulitisorbitaakanmemberikangejalademam,

matamerah, kelopaksangatedemadankemotik, mataproptosis,

ataueksoftalmus diplopia, sakitterutamabiladigerakkan,

dantajampenglihatanmenurunbilaterjadipenyakit neuritis retrobulbar.

Pada retina terlihattanda stasis pembuluh vena denganedemapapil.

Hordeolummerupakanperadangansupuratifkelenjarkelopakmata.Di

kenalbentukhordeoluminternumdaneksternum.Horedeolumeksternum

merupakaninfeksipadakelenjar Zeiss atau

Moll.HordeoluminternummerupakaninfeksikelenjarMeibom yang

terletak di dalam tarsus.Gejalanyaberupakelopak yang bengkakdengan

rasa sakitdanmengganjal,

merahdannyeribiladitekan.HordeolumeksternumatauradangkelenjarZei

satau Moll

akanmenunjukkanpenonjolanterutamakedaerahkulitkelopak.

Pada hordeolum externum nanah dapat keluar dari pangkal rambut.

Hordeolum internum atau radang kelenjar Meibom memberikan

penonjolan terutama kedaerah konjungtival tarsal. Hordeolum

internum biasanya berukuran lebih besar dibandingkan hordeolum

internum.Adanya pseudoptosis atau ptosis terjadi akibat bertambah

beratnya kelopak sehingga sukar diangkat. Pada pasien dengan

hordeolum kelenjar preaurikuler biasanya ikut membesar.Sering

hordeolum ini membentuk abses dan pecah dengan sendirinya.Pada

nanah dari kantong nanah yang tidak dapat keluar dilakukan insisi

Penatalaksanaanpadapasien

dakriosistitisiniadalahdenganpemberianantibiotik broad spectrum yang

merupakanterapilinipertamapenyakitinfeksiterutama yang

disebabkanolehbakteri gram positif.Bakteri Gram positif Streptococcus

pneumoniaemerupakan penyebab utama terjadinya infeksi pada

dakriosistitis kronik.Na

8

Page 9: LAPSUS Mata Fini

Diclofenatdiberikansebagaianalgesikuntukmengurangi rasanyeri.

Terapipembedahandenganprobing dan

irigasidilakukanuntukmengangkatpenumpukansekret, debris

danjaringannekrotikuntukmenghindarirekurensi.

Dakriosistitis sangat sensitif terhadap antibiotika namun masih

berpotensi terjadi kekambuhan jika obstruksi duktus nasolakrimalis

tidak ditangani secara tepat. Akan tetapi, jika dilakukan pembedahan

baik itu dengan dakriosistorinostomi eksternal atau

dakriosistorinostomi internal, kekambuhan sangat jarang terjadi

sehingga prognosisnya dubia ad bonam. Dengan pendekatan

eksternal,pembukaan saluran dicapai dengan melakukan insisi pada

crista lacrimalis anterior.Dibentuk saluran berdinding tulang di lateral

hidung, dan mukosa hidung dijahitkan ke mukosa saccus

lacrimalis.Pendekatan endoskopik melalui hidung dengan memakai

laser untuk membentuk anastomisis antara saccus lacrimalis dan

rongga hidung untuk menghindari insisi eksternal.

9