14
LAPORAN KASUS NON PSIKOTIK GANGGUAN DEPRESI SEDANG (F32.1) IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Tempat/ Tanggal lahir : Makassar/18-2-1982 Umur : 33 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Suku/ Agama : Makassar/ Islam Status Perkawinan : Belum menikah Warga negara : Indonesia Pendidikan : S I Pekerjaan : Karyawan swasta Alamat : BTN Bukit Hartoso Indah, T/05 Tanggal Masuk : 17 Maret 2015 RIWAYAT PSIKIATRI I. RIWAYAT PENYAKIT a. Keluhan utama Sulit tidur b. Riwayat ganggua n sekarang Keluhan dan gejala Seorang pasien laki-laki datang ke RS untuk pertama kalinya dengan keluhan sulit tidur sejak 1 bulan yang lalu. Pasien sering memikirkan perkara buruk yang mungkin terjadi kepada keluarga dan pekerjaannya. Menurut keluarga, pasien juga sering kelihatan gelisah 1

Lapsus Jiwa Non Psikotik Gang Anxietas Depresi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

depresi

Citation preview

LAPORAN KASUS NON PSIKOTIK GANGGUAN DEPRESI SEDANG (F32.1)IDENTITAS PASIENNama: Tn. ATempat/ Tanggal lahir: Makassar/18-2-1982Umur : 33 tahunJenis Kelamin: Laki-lakiSuku/ Agama: Makassar/ IslamStatus Perkawinan: Belum menikah Warga negara: Indonesia Pendidikan: S IPekerjaan : Karyawan swastaAlamat: BTN Bukit Hartoso Indah, T/05Tanggal Masuk: 17 Maret 2015

RIWAYAT PSIKIATRI1. RIWAYAT PENYAKIT1. Keluhan utamaSulit tidur1. Riwayat ganggua n sekarang Keluhan dan gejalaSeorang pasien laki-laki datang ke RS untuk pertama kalinya dengan keluhan sulit tidur sejak 1 bulan yang lalu. Pasien sering memikirkan perkara buruk yang mungkin terjadi kepada keluarga dan pekerjaannya. Menurut keluarga, pasien juga sering kelihatan gelisah dan mundar mandir. Pasien pernah tidak bias tidur dalam satu hari. Pasien mengeluh mengalami mimpi-mimpi buruk dan berkeringat dingin. Pasien juga merasakan tidak nyaman pada lambung dan sakit pinggang.

Perubahan perilaku dialami kira-kira 2 tahun yang lalu. Pasien mula berpikiran negatif atau curiga karena merasakan dirinya tidak berguna. Pasien sering dipersalahkan atas kesalahan orang lain di tempat kerja lalu merasa malas untuk bekerja dan beraktivitas. Pasien merasa bersalah dan berdosa terhadap orang tuanya karena tidak bisa membagiakan orang tuanya karena mengeluh sumber pendapatannya tidak cukup. Pasien belum pernah datang berobat sebelumnya. Sebelum ini dikenal sebagai seorang yang rajin bekerja dan suka membantu orang. Hendaya/ disfungsiHendaya sosial (+)Hendaya pekerjaan (+)Hendaya waktu senggang (+) Faktor stressor psikososialSering diamarahi atas kesalahan orang lain di tempat kerja dan status ekonomi yang tidak kukuh. Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis sebelumnya : tidak ada.1. Riwayat gangguan sebelumnya Trauma (-) Infeksi (-) Kejang (-) NAPZA : Merokok (+)Alkohol (-)Obat-obatan (-)1. Riwayat kehidupan pribadi Masa prenatal dan Perinatal (0-1 tahun)Pasien lahir normal di rumah sakit dan persalinan dibantu oleh dokter. Masa Kanak Awal (1-3 tahun) Pertumbuhan dan perkembangan pasien baik sesuai anak sebayanya. Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)Pasien mulai sekolah pada umur 7 tahun, sesuai dengan anak-anak seumurannya dan selesai SD. Kemudian pasien melanjutkan pendidikan sampai tamat SMP. Masa Kanak Akhir dan Remaja (12-18 tahun)Setelah tamat SMP, pasien melanjutkan pendidikan ke SMK. 1. Riwayat kehidupan keluarga:Pasien merupakan anak pertama dari 5 bersaudara (, , , , ). Hubungan pasien dengan keluarga baik. Riwayat keluarga dengan penyakit yang sama tidak ada.1. Situasi sekarang : Pasien bekerja sebagai karyawan swasta dan tinggal bersama keluarga.1. Persepsi pasien tentang diri sendiri dan kehidupannyaPasien mengakui kalau dirinya sakit dan memerlukan pengobatan.

1. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL1. Deskripsi Umum Penampilan: seorang laki-laki menggunakan kaos sweater hitam abu-abu, celana jeans panjang, rambut rapi, perawatan diri cukup, wajah sesuai usia Kesadaran: Baik Perilaku dan aktivitas motorik: Tenang Pembicaraan: Lancar, spontan dan intonasi biasa Sikap terhadap pemeriksa: Kooperatif1. Keadaan Afektif0. Mood : Sedih0. Afek : Depresif0. Empati: Dapat dirabarasakan1. Fungsi Intelektual0. Taraf Pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan: Sesuai taraf pendidikan0. Daya konsentrasi: Tidak terganggu0. Daya ingat: Daya ingat jangka panjang: Tidak terganggu Daya ingat jangka pendek: Tidak terganggu Daya ingat segera: Tidak terganggu0. Orientasi : Waktu- Tidak terganggu Tempat- Tidak terganggu Orang- Tidak terganggu0. Pikiran abstrak: Tidak terganggu0. Bakat Kreatif: Belum ditemukan0. Kemampuan menolong diri sendiri: Cukup

1. Gangguan Persepsi0. Halusinasi: Tidak ditemukan0. Ilusi: Tidak ditemukan0. Depersonalisasi: Tidak ditemukan0. Derealisasi: Tidak ditemukan1. Proses Berpikir4. Arus Pikiran0. Produktifitas: Cukup0. Kontinuitas : Relevan, koheren0. Hendaya Berbahasa: Tidak ada4. Isi Pikiran0. Preokupasi : Tidak ada0. Gangguan isi pikir : Tidak ada1. Pengendalian Impuls : Tidak terganggu1. Daya Nilai0. Norma Sosial: Tidak terganggu0. Uji Daya Nilai: Tidak terganggu0. Penilaian Realitas: Tidak terganggu1. Tilikan (Insight) : Derajat VI (Menyadari bahwa dirinya sakit dan berusaha mengobati)1. Taraf dapat dipercaya: Dapat Dipercaya

1. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LEBIH LANJUTPemeriksaan Fisik: Status InternusTekanan darah 120/80 mmHg, nadi 90x/menit, suhu tubuh 36.7C, pernapasan 22 x/menit. Status neurologisGejala rangsangan meningeal (-), kaku kuduk (-), kernig sign (-), pupil bulat dan isokor. Fungsi motorik dan sensorik pasien dalam batas normal. Tidak ditemukan tanda bermakna dari pemeriksaan neurologis pasien.

1. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNAPasien laki-laki berumur 33 tahun datang ke RS dengan keluhan sulit tidur yang sudah dialaminya sejak 1 bulan yang lalu. Pasien sering memikirkan perkara-perkara buruk yang mungkin terjadi kepada keluarga dan pekerjaannya. Pasien sering gelisah dan mundar mandir dan mengeluh malas bekerja.Perubahan perilaku pasien dirasai mulai 2 tahun yang lalu. Pasien mula berpikiran negative dan merasa dirinya tidak berguna. Pasien juga sering dipersalahkan atas kesalahan orang lain di tempat kerja. Pasien merasa bersalah dan berdosa terhadap orang tuanya karena tidak bisa membagiakan mereka. Pasien belum pernah datang berobat sebelumnya.Dari pemeriksaan status mental, tampak seorang pria memakai kaos sweater abu-abu, celana jeans panjang. Perawakan tubuh baik dan wajah sesuai umur. Perawatan diri baik. Mood sedih, afek depresif dan empati dapat dirabarasakan. Tilikan derajat VI (pasien sadar bahwa dirinya sakit dan berusaha mengobati) dan pasien dapat dipercaya.

1. DIAGNOSIS MULTIAKSIALAksis I:Berdasarkan autoanamnesis, alloanamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan gejala klinis yang bermakna yaitu malas untuk bekerja., beraktivitas dan afek depresif. Terdapat gejala seperti merasa bersalah terhadap orang tuanya dan rasa tidak berguna, merasa masa depannya suram dan tisur terganggu. Gejala-gejala ini merupakan gejala depresi. Ditemukan juga beberapa gejala otonomik seperti jantung berdebar-debar dan keringat dingin. Keadaan ini menimbulkan distress pada pasien. Ditemukan juga hendaya berat dalam fungsi sosial, pekerjaan dan penggunaan waktu senggang sehingga dapat menimbulkan bahwa pasien menderita Gangguan Jiwa.Pada pemeriksaan status mental tidak ditemukan hendaya berat dalam menilai realitas sehingga pasien dapat disimpulkan sebagai Gangguan Jiwa Non Psikotik.Dari hasil alloanamnesis, autoanamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan 2 gejala utama depresi yaitu kehilangan minat dan semangat serta merasa malas untuk bekerja dan beraktivitas. Ditemukan 3 gejala minor depresi yaitu merasa bersalah dan tidak berguna untuk orang tua, merasa masa depannya suram dan tisurnya terganggu sehingga didiagnosa Episode Depresi Sedang (F32.1)

Aksis II: Gangguan Kepribadian Cemas (menghindar). Aksis III: Tidak ditemukan kelainan organobiologikAksis IV: Kesulitan di tempat kerja (sering dimarahi majikannya)Aksis V: GAF 61-70 ; beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik

1. DAFTAR MASALAH Organo biologik:Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, namun diduga terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter, maka pasien memerlukan farmakoterapi. Psikologi :Tidak ditemukan hendaya berat dalam menilai realitas sehingga pasien tidak butuh terapi. Sosiologik :Adanya hendaya dalam bidang sosial, penggunaan waktu senggang, dan pekerjaan sehingga memerlukan sosioterapi.

1. PROGNOSIS DubiaFaktor Pendukung : Tidak ada kelainan organobiologik Tidak ada riwayat keluarga yang menderita penyakit yang sama Pasien sadar dirinya sakit dan mau berobat Adanya dukungan dari keluarga

Faktor penghambat : Pasien belum menikah

1. PEMBAHASAN/ TINJAUAN PUSTAKA Gangguan Episode Depresif Sedang, pedoman diagnostik berdasarkan PPDGJ III. Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresiGejala utama: - afek depresif kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah ( rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunkan aktivitas

Ditambah sekurang-kurangya 2 dari gejala lainnya

Gejala lainnya: a) kosentrasi dan perhatian kurang b) harga diri dan kepercayaan diri berkurang c) gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna d) pandangan masa depan yang suram dan pesimistis e) gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri f) tidur terganggu g) nafsu makan berkurang

Tidak boleh ada gejala berat diantaranya Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukanBerdasarkan anamnesis, alloanamnesis dan status mental, terdapat 2 gejala utama Gangguan Episode Depresif Sedang yang ditemukan pada pasien yaitu afek depresif dan malas bekerja. Terdapat juga gejala lainnya yaitu merasa bersalah terhadap orang tuanya dan rasa tidak berguna, merasa masa depannya suram dan tidur terganggu sehingga dapat diarahkan ke Gangguan Episode Depresif Sedang (F32.1).

VIII. RENCANA TERAPIA. Farmakoterapi Fluoxetine 20 mg 1-0-0 Alprazolam 0.5 mg 0-0-1B. Psikoterapi Supportif VentilasiMemberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pasien untuk menceritakan keluhan dan isi hati sehingga pasien merasa lega dan keluhannya berkurang KonselingMemberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien agar memahami penyakitnya dan bagaimana cara menghadapinya.C. SosioterapiMemberikan penjelasan kepada pasien, keluaga dan orang-orang di sekitarnya tentang penyakit pasien sehingga dapat menerima dan menciptakan suasana lingkungan yang membantu.D. Terapi Kognitif Perilaku (CBT)Mengidentifikasi pikiran yang paling penting, perasaan dan perilaku yang membentuk reaksi dan memutuskan apakah tanggapan tersebut rasional dan bermanfaat

IX. FOLLOW UPMemantau keadaan umum dan perkembangan penyakit seperti menilai efektifitas obat yang diberikan serta kemungkinan efek samping obat yang diberikan.

AUTOANAMNESIS (17 Maret 2015)DM:Selamat siang pak. Perkenalkan, saya Arif, Dokter Muda yang tugas disini. P: Siang dok.DM : Siapa nama ta pak?P: AswadDM: Berapa umur ta pak sekarang?P: 33 tahun, dokDM: Pak tinggal dimana ki?P: BTN Bukit Hartako IndahDM: Pak kerja di mana ki?P: Wiraswasta(Gelael)DM: Pak saya mau tanya-tanya ki , tidak apa-apa pak? Bisa ji pak?P: Iya dok, tidak apa-apa.DM: Pak apa keluhan ta sampai datang ke sini ?P: Akhir-akhir ini sya susah tidur dok. DM: Sejak kapan itu kita susah tidur pak?P: Kira-kira 1 bulan yang lalu. DM: Dalam sehari biasanya kita tidur berapa jam?P: Biasanya hanya 2 jam dok. DM: Kalau kita nda tidur, kita buat apa?P: Baring- baring saja sambil berpikir, biasa juga saya mondar mandir dalam rumah dok. DM: Kalau boleh tau pak, biasanya apa yang bapak pikirkan?P: Banyak tong itu dok, saya pikirkan orang tua ku bagaimana mereka kalau sudah meninggal artinya saya tinggal sebatang kara. Biasa juga saya pikir pekerjaan takut kah di kasi keluarDM: Pak kalau kita mondar-mandir dalam rumah, kita biasanya buat apa?P: Jalan- jalan saja dok.DM: Biasanya kita kumpul barang-barang?P: Tidak ji dok, cuman itu ji dok yang pikiran ku.DM: Adaji kita dengar suara suara bicara sama ta?P: Tidakji dokDM: Tabe di pak, bisa saya tau kenapa kita merasa mau dikeluarkan dari pekerjaanta? P: Itu mi dok saya merasa tidak bersalah tapi bossku sering memarahi ka karna teman kerjaku nakal nakal ki. Jadi itumi juga dok malas ka pergi kerjaDM: Pak, apa yang kita sering pikirkan tentang keluargata?P: Itu dok saya rasa bersalah, tidak berguna kayak berdosa sama keluargaku karna tidak bisa bahagiakan orang tuakuDM: Kenapa kita bilang kita tidak bisa bahagiakan orang tua ta?P: Karna pendapatan ku tidak cukupDM: Pak biasa ki keringat dingin? Jantung berdebar debar?P: Iya dok. Saya juga biasanya mimpi burukDM: Pak bagaimana aktivitas ta kalau di rumah?P: Saya nda buat apa-apa dok, malas sekali kah ku rasa dok. Tidak ada semangat ku untuk beraktivitas.DM : Sejak kapan kita mulai rasa atau perubahan perasaan ta begini pak?P: Kira-kira 2 tahun yang lalu dok.DM: Bagaimana awalnya perubahan perilaku ta?P: Begini dok, kan saya anak pertama, saya merasa terbeban untuk membahagiakan keluarga ku dok. Baru kerja ku nda terlalu bagus. Itu mi terus saya pikirkan dok. Saya juga berpikir yang negatif tentang cewekku dok dan susa sekali percaya sama orang.DM: Pak masih ada keluhan lain ta?P: Ini dok, biasa saya rasa tidak nyaman d perut dan nyeri pinggang.DM: Pak bagaimana nafsu makan ta, baik ji?P: Baik ji dokDM: Pak sebelumnnya sudah pernah berobat ke dokter?P: Belum pernah dokDM : Dalam keluarga ta ada juga yang menderita begini?P: Ada dok, mama dan tante.DM: Oh iya, pertanyaan saya sudah selesai. bapak jangan khawatir karena semua yang saya tanyakan ini adalah menjadi rahasia antara bapak dan saya. Terima kasih pak atas kerjasamanya. Semoga cepat sehat ya.P: Sama-sama dok. Makasih dok1