Upload
mozadiopangestu
View
285
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan sistematika
Citation preview
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 0 dari 17
0
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 1 dari 17
KARAKTERISASI, KLASIFIKASI, DAN IDENTIFIKASI KAPANG
A. LATAR BELAKANG
Kapang memiliki variasi yang berlebih sehingga memerlukan metode khusus
untuk klasifikasi spesiesnya. Taksonomi numerik adalah pengelompokan karakter yang
saling dimiliki yang pertama digunakan oleh Sneath pada tahun 1957 dan berprinsip
pengelompokan strain ke grup homogenus atau klaster dari set data fenotipik dengan
hasil kuantitatif sebagai dasar identifikasi (Goodfellow, 2012). Konsep spesies
numerical phenetic adalah konsep yang didasarkan klasifikasi teori empiris yang lebih
mengandalkan pengelompokan polythetic dibandingkan monothetic (McKelvey, 1982).
Metode numeric phenetic bersifat lebih meluas dalam kategorisasi karakter dan selektif
dalam pemilihan karakter (McKelvey, 1982). Metode numeric phenetic memberi garis
bawah pada jumlah populasi dan variabilitas (McKelvey, 1982).
Proses karakterisasi mikrobia dapat dilakukan dengan metode numeric fenetik
yang juga disebut metode Adansonian yang menggunakan karakter dengan nilai sama
untuk similaritas tanpa asumsi filogenetis (Parija, 2009). Prinsip taksonomi
Adansonian adalah klasifikasi didasari karakter dalam jumlah besar, tiap karakter
diberikan nilai yang sama untuk dasar klasifikasi, similaritas fenetik tiap strain
dihitung dari nilai karakter yang saling dimiliki, dan organisme yang memiliki karakter
yang sama dalam jumlah besar dikelompokkan bersama dengan tiap karakter bersifat
fenetik dan tidak filogenetik (Meurant, 1975).
Metode similaritas numeric fenetik terdiri dari dua metode dasar yaitu metode
similaritas (Ssm) dan metode Jaccard. Metode Ssm dilakukan dengan perhitungan
koefisien dari semua karakter yang diukur baik positif maupun negatif. Metode Jaccard
dilakukan dengan koefisien dibentuk tanpa memasukkan karakter spesies yang negatif.
(Srivastava, 2013).
B. TUJUAN
Tujuan praktikum ini adalah mempelajari prosedur taksonomi numerik fenetik
dalam klasifikasi kapang.
1
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 2 dari 17
C. METODE
1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cawan petri sebagai tempat
medium pertumbuhan kapang, ose sebagai alat inokulasi mikrobia, tabung reaksi
sebagai tempat medium agar tegak dan miring, dan rak tabung reaksi sebagai
penyangga tabung reaksi. Gelas benda digunakan untuk prosedur pengecatan.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah strain kapang A, B, C, D, E,
dan F serta medium agar dan medium cair serta berbagai indikator yang telah
disiapkan dalam praktikum.
3. Cara Kerja
1. Koleksi Data
Enam strain kapang yang dianalisa sejumlah karakter yang dapat
dianalisa. Karakter fenotipik yang digunakan adalah karakter morfologis sel,
karakter morfologis koloni, karakter morfologi dan jumlah spora, serta karakter
fisiologis. Karakter dimasukkan pada matriks n x t.
1.1 Karakteristik morfologi koloni kapang
Enam kultur strain dibuat di medium pour plate dalam YMA
plate dan diinkubasi 2-3 hari dalam suhu ruang. Kultur tersebut hanya
dapat digunakan untuk pengamatan morfologis. Karakter morfologis
kultur kapang yang diamati karakter bentuk (circular, irregular,
filamentous), permukaan (central striation, radial striation, radial
valley), tepi (entire, lobate, endulate), profil (smooth, crater form with
central wrinkles, flat-extended, smooth crater form, smooth and raised),
dan warna (putih, krem, merah).
2
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 3 dari 17
1.2 Karakteristik morfologi sel kapang
Enam strain dikultur pada preparat gelas benda dan diberikan
methylen blue. Karakter yang diamati adalah bentuk sel (oval,
silindris, pear-shaped, lemon-shaped/ apiculate, spherical,
triangular, elongated, pseudomycelium, true mycelium) dan tipe
pertunasan polar (monopolar dan bipolar), random, dan multilateral.
1.3 Karakter morfologi dan jumlah spora
Enam strain dikultur pada medium irisan wortel, diinkubasi
selama 1-2 minggu dalam suhu ruang. Preparat diletakkan di gelas
benda dan diberi cat malachite green (5%) dan safranin (0.5%).
Karakter yang diamati adalah bentuk spora (spheroidal,
elliopsoidal, ovoidal, hat-shaped, hemispheroidal, Saturn-shaped)
dan jumlah spora yaitu 1, 1-2, 1-4, dan 4-8.
1.4 Karakter fisiologis
Uji fermentasi dilakukan dengan kultur kapang diinokulasi pada
medium basal fermentasi (medium Wickerham) dalam tabung reaksi
dengan durham dan diinkubasi pada suhu ruang. Hasil yang diamati
adalah karbondioksida dan perubahan warna menjadi kuning.
Uji pertumbuhan dalam 50% glukosa dilakukan dengan strain
ditumbuhkan ppada medium YME agar plate dengan 50% glukosa
secara streak atau goresan. Hasil diinokulasi selama 3 hari dalam suhu
ruang. Indikasi positif karakter adalah pertumbuhan kapang.
Uji pertumbuhan pada berbagai suhu dilakukan dengan medium
YME agar plate diinokulasi strain secara goresan dan diinkubasi di suhu
0oC, suhu kamar, 37oC, dan 55oC. Hasil diinkubasi selama 3 hari hingga
1 minggu. Indikasi positif karakter adalah pertumbuhan kapang.
Uji pertumbuhan dalam media cair dilakukan dengan medium
YME broth diinokulasi strain secara goresan dan diinkubasi pada suhu
3
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 4 dari 17
kamar selama 3-6 hari. Indikasi positif karakter adalah terbentuknya
koloni kapang.
Karakter fisiologis produksi asam dari glukosa dilakukan
dengan medium glukosa (5%) agar diinokulasi dengan strain secara
goresan dan diinkubasi dalam suhu kamar 3 hari. Indikasi positif
karakter adalah terbentuknya zona jernih di sekitar koloni.
Karakter produksi ester diuji dengan medium YME agar miring
diinokulasi dengan strain kapang secara goresan dan diinkubasi pada
suhu ruangan selama tiga hari. Indikasi positif karakter adalah bau ester.
2. Perhitungan Nilai Similaritas
Setiap strain dibandingkan dengan strain lain dengan cara Simple
Matching Coefficient (Ssm) dan Jaccard Coefficient (SJ). Hasilnya dimasukkan
pada matriks similaritas.
Ssm= (a+d) x 100% , SJ= a x 100%
(a+b+c+d) (a+b+c)
Keterangan, a: karakter + dan +, b: karakter + dan -, c: karakter - dan +,dan d:
karakter- dan -.
3. Konstruksi Dendogram berdasarkan nilai dalam matriks similaritas
Matriks yang telah dibentuk digunakan untuk pengklasteran dalam tabel
analisis kluster dengan menggunakan algoritme pengklasteran Averagae
linkage (UPGMA). Dendogram dibentuk dari hasil analisis kluster untuk
mengklasifikan strain mikrobia.
4. Penentuan struktur taksonomis (deteksi phena)
Pendefinisian fena dari dendogram ditentukan dengan tingkat
similaritas ditentukan lebih dari 70%. Karakter yang dipilih memisahkan fena
(aposteriori weighting) diberi nilai penting untuk identifikasi.
4
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 5 dari 17
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Tabel n x t
Tabel 1. Pengelompokan karakterisasi n x t
No Karakter
Operational Taxonomical Units
A B C D E F1 Medium PDA: Pertumbuhan Lebat + - + + + +2 Medium PDA: Pertumbuhan Sedang - + - - - -3 Medium PDA: Warna Koloni Atas Putih + - - - - -4 Medium PDA: Warna Koloni Atas Hitam - - + + - -
5Medium PDA: Warna Koloni Atas
Coklat - + - - - -6 Medium PDA: Warna Koloni Atas Hijau - - - - + +
7Medium PDA: Warna Koloni Bawah
Putih + - + + - -
8Medium PDA: Warna Koloni Bawah
Kuning - + - - + +9 Medium PDA: Morfologi Hifa Bersekat + - - + + +
10Medium PDA: Morfologi Hifa Tidak
Bersekat - + + - - -11 Medium PDA: Miselium Smokey + + + + + -12 Medium PDA: Miselium Transparan - - - - - +13 Medium PDA: Warna Putih + - + + - +14 Medium PDA: Warna Kuning - + - - + -15 Medium PDA: Letak Terminal + + + + - +16 Medium PDA: Letak Interkalar - - - - + -17 Medium PDA: Spora Sporangiospora + - - - - -18 Medium PDA: Spora Konidiospora - + + + + +
19Medium PDA: Sporangiofor dengan
Rhizoid + - - - - -20 Medium PDA: Sporangiofor tunggal + - - - - -21 Medium PDA: Bentuk kolumela globul + - - - - -
22Medium PDA: Konidiofor konidiospora
bercabang - - - - + +
23Medium PDA: Konidiofor konidiospora
tidak bercabang - + + + - -24 Medium PDA: Terdapat vesikel - + + + - -25 Medium PDA: Tidak terdapat vesikel - - - - + +26 Medium PDA: Terdapat metula - - + + + +27 Medium PDA: Tidak terdapat metula - + - - - -
5
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 6 dari 17
28 Medium PDA: Vialid tunggal - + + + - -29 Medium PDA: Vialid rumpun - - - - + +30 Medium YME: Pertumbuhan lebat + + + + + +31 Medium YME: Warna Koloni Atas Putih + - - + - -
32Medium YME: Warna Koloni Atas
Coklat - + - - - -
33Medium YME: Warna Koloni Atas
Hitam - - + - - -
34Medium YME: Warna Koloni Atas Abu-
Abu - - - - + +
35Medium YME: Warna Koloni Bawah
Putih + - - + - +
36Medium YME: Warna Koloni Bawah
Coklat - + - - + -
37Medium YME: Warna Koloni Bawah
Kuning - - + - - -38 Karakter fisiologis: Hidrolisis Amilum + + + + + -
2. Matriks Similaritas
Tabel 2. Matriks Similaritas Ssm
A B C D E FA 100 B 39.47 100 C 55.26 63.16 100 D 71.05 57.89 84.21 100 E 44.74 52.63 47.37 52.63 100 F 52.63 39.47 50 60.53 76.32 100
6
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 7 dari 17
Tabel 3. Matriks Similaritas Jaccard
A B C D E FA 100 B 14.81 100 C 29.17 39.13 100 D 47.62 33.33 68.42 100 E 19.23 28 23.08 28 100 F 25 14.81 24 34.78 55 100
3. Clustering Analysis
Tabel 4. Clustering Analysis berdasarkan Matriks Ssm
Similaritas (%) Operational Taxonomical Units
B A C D E F100 B A C D E F90 B A C D E F
84.21 B A (C,D) E F80 B A (C,D) E F
76.32 B A (C,D) (E,F)70 B A (C,D) (E,F)
63.16 B [A, (C,D)] (E,F)60 B [A, (C,D)] (E,F)
53.51 (B [A, (C,D)]) (E,F)50 {(B [A, (C,D)]), (E, F)}40 {(B [A, (C,D)]), (E, F)}30 {(B [A, (C,D)]), (E, F)}20 {(B [A, (C,D)]), (E, F)}10 {(B [A, (C,D)]), (E, F)}
7
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 8 dari 17
Tabel 5. Clustering Analysis berdasarkan Matriks Jaccard
Similaritas (%) Operational Taxonomical Units
B A C D E F100 B A C D E F90 B A C D E F80 B A C D E F70 B A C D E F
68.42 B A (C, D) E F60 B A (C, D) E F55 B A (C, D) (E,F)50 B A (C, D) (E,F)40 B A (C, D) (E,F)
38.39 B [A, (C,D)] (E,F)30 B [A, (C,D)] (E,F)
29.09 (B, [A, (C,D)] (E,F)24.61 {(B [A, (C,D)]), (E, F)}
20 {(B [A, (C,D)]), (E, F)}10 {(B [A, (C,D)]), (E, F)}
4. Dendogram
Gambar 1. Dendogram dari Matriks Ssm
8
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 9 dari 17
Gambar 2. Dendogram dari Matriks Jaccard
5. Matriks turunan
Tabel 6. Matriks Turunan dari Dendogram Ssm
A B C D E FA 100 B 53.51 100 C 63.16 53.51 100 D 63.16 53.51 84.21 100 E 50 50 50 50 100 F 50 50 50 50 76.32 100
Tabel 7. Matriks Turunan dari Dendogram Jaccard
A B C D E FA 100 B 29.09 100 C 38.39 29.09 100 D 38.39 29.09 68.42 100 E 24.61 24.61 24.61 24.61 100 F 24.61 24.61 24.61 24.61 55 100
6. Tabel koefisiensi korelasi
Tabel 8. Tabel koefisiensi untuk similaritas Ssm
9
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 10 dari 17
SSM X Y X2 Y2 XYAB 39.47 53.51 1557.881 2863.32 2112.04AC 55.26 63.16 3053.668 3989.186 3490.222AD 71.05 63.16 5048.103 3989.186 4487.518AE 44.74 50 2001.668 2500 2237AF 52.63 50.00 2769.917 2500 2631.5BC 63.16 53.51 3989.186 2863.32 3379.692BD 57.89 53.51 3351.252 2863.32 3097.694BE 52.63 50 2769.917 2500 2631.5BF 39.47 50 1557.881 2500 1973.5CD 84.21 84.21 7091.324 7091.324 7091.324CE 47.37 50.00 2243.917 2500 2368.5CF 50 50 2500 2500 2500DE 52.63 50 2769.917 2500 2631.5DF 60.53 50 3663.881 2500 3026.5EF 76.32 76.32 5824.742 5824.742 5824.742Total 847.36 847.38 50193.25 49484.4 49483.23
Tabel 9. Tabel koefisiensi untuk similaritas Jaccard
SSM X Y X2 Y2 XYAB 14.81 29.09 219.3361 846.2281 430.8229AC 29.17 38.39 850.8889 1473.792 1119.836AD 47.62 38.39 2267.664 1473.792 1828.132AE 19.23 24.61 369.7929 605.6521 473.2503AF 25 24.61 625 605.6521 615.25BC 39.13 29.09 1531.157 846.2281 1138.292BD 33.33 29.09 1110.889 846.2281 969.5697BE 28 24.61 784 605.6521 689.08BF 14.81 24.61 219.3361 605.6521 364.4741CD 68.42 68.42 4681.296 4681.296 4681.296CE 23.08 24.61 532.6864 605.6521 567.9988CF 24 24.61 576 605.6521 590.64DE 28 24.61 784 605.6521 689.08DF 34.78 24.61 1209.648 605.6521 855.9358EF 55 55 3025 3025 3025Total 484.38 484.35 18786.7 18037.78 18038.66
7. R hitung
R hitung metode similaritas Ssm adalah 83.32 % dan R hitung metode
similaritas Jaccard adalah 87.32 %.
10
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 11 dari 17
Taksonomi numerik fenetik adalah taksonomi yang didasarkan jumlah karakter
yang saling dimiliki satu strain dengan yang lain dengan tiap karakter memiliki nilai
kepentingan yang sama yang tidak memberikan asumsi filogenetis antar satu strain
dengan yang lain. Pada praktikum ini, taksonomi numeric fenetik dilakukan dengan
karakter strain sejumlah 31, diseleksi menjadi 29 karaktek yang kurang dari jumlah
karakter 50 yang biasa dipakai dalam metode numerik fenetik, namun penelitian ini
dapat dilanjutkan karena jumlah karakter kapang yang saling tidak dimiliki strain dapat
dieliminasi untuk klasifikasi kapang dengan metode numerik fenetik.
Koefisien similaritas yang dapat digunakan untuk perbandingan hasil metode
numeric fenetik adalah dengan Simple Matching Coefficient (Ssm) dan Jaccard
Similarity (SJ). Ssm menggunakan tiap karakter yang dimiliki dan tidak dimiliki,
keduanya diindikasikan dengan tanda positif (+) dan negatif (-) sehingga masih
mendukung korelasi karakter yang menjadi dimiliki oleh strain untuk menjadi dasar
penggabungan spesies. Pada praktikum ini, enam strain digunakan dengan tiap karakter
dikumpulkan dari variasi yang dimiliki bakteri. Tiap karakter ini kemudian digunakan
untuk menyatakan koefisien Ssm dan SJ dengan hasil yang berbeda karena eliminasi
karakter negatif. Fungsi perbandingan Ssm dan SJ adalah perbandingan hasil
klasifikasi strain bacteria dengan SJ lebih bertujuan untuk mendapatkan hasil
klasifikasi yang akurat dengan menghilangkan sifat negatif yang saling dimiliki strain.
Hasil menunjukkan bahwa klasifikasi strain dengan metode Ssm dengan
metode SJ berbeda seperti yang dapat dilihat pada hasil clustering dan dendogram
yang dibentuk. Kedekatan strain A-B, D-E, dan F-E memiliki kedekatan yang sama
dalam dendogram walaupun keduanya memiliki angka similaritas berbeda pada tiap
metode karena keduanya masih memiliki jumlah variasi untuk kedekatan masing-
masing, namun kedua ini metode ini berbeda dalam menyatakan kedekatan strain
secara numerik. Hal ini menyebabkan adanya ketidakpastian dalam penentuan jarak
kedekatan antar strain, namun mampu menyatakan ilustrasi similaritas keenam strain.
Hal ini juga dapat disebabkan karena adanya subjektivitas dalam analisis karakter yang
11
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 12 dari 17
dimiliki oleh strain sehingga hasil yang didapatkan akan mengikuti subjektivitas
pengamat.
Jumlah spesies dari strain kapang tetap berjumlah enam pada metode Jaccard,
namun pada metode Ssm memiliki jumlah spesies dari strain kapang berjumlah lima
karena variasinya yang berbeda dari tiap metode similaritas yang dipakai, sehingga tiap
strain yang dianalisa bukan berasal dari satu spesies yang diambil enam strain,
melainkan berasal dari lima atau enam spesies bakteri berbeda. Pada metode Ssm, A-B
memiliki similaritas lebih tinggi dibandingkan strain D-E dan E-F sehingga strain A-B
diasumsi berasal dari satu spesies yang sama, sedangkan strain lainnya diinokulasi dari
spesies berbeda, sedangkan pada metode similaritas Jaccard, strain A-B, C-F, dan D-E
masih memiliki similaritas kurang dari 70% sehingga diasumsi strain berasal dari enam
spesies berbeda. Analisis dendogram yang berbeda nilai untuk kedua metode dan data
klasifikasi hanya dapat dianggap valid bila R hitung untuk penentuan penerimaan
klasifikasi kapang melebihi 60%, sedangkan R hitung dari metode Ssm bernilai
68.062% dan metode SJ bernilai 69.270%. Hal ini menyatakan bahwa kedua hasil
klasifikasi adalah data yang dapat diterima walaupun keduanya berbeda dalam hasil
klasifikasi, dengan metode SJ lebih diterima dengan nilai 69.270% Dalam segi
pengertian metode klasifikasi, hal ini menyatakan bahwa kedua metode ini valid dalam
pengklasifikasian kapang.
Koefisien korelasi digunakan untuk menentukan R hitung yang digunakan
untuk validasi hasil klasifikasi dengan perhitungan algoritma fenetik. Koefisien
korelasi dilakukan dengan pembentukan matriks turunan yang diambil dari nilai
pertemuan strain pada dendogram klasifikasi dan dari matriks pertama yang digunakan
untuk clustering analysis dan dendogram klasifikasi awal. Jumlah tiap komponen
koefisien korelasi pada SJ lebih rendah dibandingkan pada Ssm karena kedekatan
strain menurun pada persentase similaritas. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan
pada R hitung yang dapat mempengaruhi validitas hasil klasifikasi dengan metode
numerik-fenetik.
E. KESIMPULAN
12
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 13 dari 17
Berdasarkan hasil dan pembahasan, prosedur taksonomi numerik fenetik dalam
klasifikasi kapang adalah koleksi data dengan metode uji morfologi sel, koloni, dan
biokimiawi dengan karakter strain dikumpulkan sebanyak-banyaknya, perhitungan
koefisien similaritas Ssm dan SJ, pembentukan konstruksi dendogram berdasarkan
nilai dalam matriks similaritas, dan deteksi phena dengan pembentukan matriks
turunan dan analisis R dari hasil klasifikasi strain. Jumlah spesies kapang yang
dianalisa adalah 5 berdasarkan metode Ssm dan 6 berdasarkan metode Jaccard.
F. DAFTAR PUSTAKA
Goodfellow, M. 2012. Applied Microbial Systematics. Springer: USA. p. 275.
McKelvey, B. 1982. Organizational Systematics: Taxonomy, Evolution, Classification.
Universitas of California Press: USA. p. 182.
Meurant, G. 1975. Advances in Applied Microbiology. Academic Press: USA. p. 135.
Parija. 2009. Textbook of Microbiology and Immunology. Elsevier India: India. p. 26.
Srivastava, S. 2013. Understanding Bacteria. Springer: USA. p. 311.
G. LAMPIRAN
13
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 14 dari 17
1. Perhitungan
14
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 15 dari 17
15
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 16 dari 17
2. Lampiran yang telah di-ACC
16
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 17 dari 17
Lampiran berada di belakang halaman ini
3. Aliran kerja yang telah di-ACC
17
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 18 dari 17
18