Upload
prisky-sylvia
View
447
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Laporan VCO
Citation preview
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM TEKNIK BIOPROSES
IDENTITAS PRAKTIKAN
Nama : Nyimas Ulfatry Utami
NIM : 03111403021
Kelompok : Lima (5)
I. NAMA PERCOBAAN : VIRGIN COCONUT OIL (VCO)
II. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Dapat mengetahui cara pembuatan VCO dan dipasarkan secara komersil,
2. Dapat mengetahui manfaat enzim dalam pembuatan VCO, dan
3. Dapat mengetahui multifungsi dari VCO.
III.DASAR TEORI
Buah kelapa berbentuk bulat panjang dengan ukuran kurang lebih sebesar
kepala manusia. Buah terdiri dari sabut, tempurung, daging buah dan air buah.
Santan kelapa dapat dijadikan bahan pengganti susu atau minyak. Selain itu, dari
daging kelapa dapat diisolasi komponen rafinosa, sukrosa, fruktosa, galaktosa dan
glukosa.
Minyak kelapa berdasarkan kandungan asam lemak digolongkan ke dalam
minyak asam laurat, karena kandungan asam lauratnya paling besar jika
dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Berdasarkan tingkat
ketidakjenuhannya yang dinyatakan dengan bilangan Iod (Iodine value), maka
minyak kelapa dapat dimasukkan ke dalam golongan non drying oils, karena
bilangan Iod minyak tersebut berkisar antara 7,5-10,5.
Warna coklat pada minyak yang mengandung protein dan karbohidrat bukan
disebabkan oleh zat warna alamiah, tetapi oleh reaksi browning. Warna ini
merupakan hasil reaksi dari senyawa karbonil (berasal dari pemecahan peroksida)
dengan asam amino dari protein, dan terjadi terutama pada suhu tinggi. Warna
pada minyak kelapa disebabkan oleh warna dan kotoran-kotoran lainnya. Zat
warna alamiah yang terdapat pada minyak kelapa adalah karoten yang merupakan
hidrokarbon tidak jenuh dan tidak stabil pada suhu tinggi.
Ciri-ciri minyak yang mempunyai kualitas yang bagus :
a. Dibuat dari kelapa segar, bukan dari kelapa kering atau kopra
b. Dibuat dari kelapa yang bukan dari jenis hibrida
c. Diolah tanpa bahan-bahan kimia
d. Dibuat dengan suhu rendah (di bawah 60oC)
e. Tidak melalui proses hidrogenisasi
Minyak terdiri dari asam lemak dimana asam lemak ini terbagi menjadi dua
golongan, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Faktor utama
yang membedakan keduanya adalah ikatan kimianya. Asam lemak jenuh
menunjukkan ikatan kimia yang lebih stabil dibandingkan dengan asam lemak tak
jenuh berdasarkan jumlah atom yang terikat. Keadaan struktur kimia yang stabil
inilah yang menyebabkan asam lemak jenuh sukar dioksidasi dibandingkan asam
lemak tak jenuh.
Minyak kelapa dapat dibuat dengan banyak metode atau gabungan dari
semua metode yang ada. Metode-metode tersebut antara lain :
1. Metode Basah
Metode ini adalah metode yang paling sederhana dan tidak lagi digunakan
untuk tujuan komersil. Kelapa dipilih yang tua, daging buah dipisahkan dari
tempurung, diparut, diperas hingga menjadi santan. Santan didiamkan dan diambil
bagian kentalnya kemudian digoreng dengan api kecil untuk menguapkan airnya.
Kemudian bagian padat dan cair dipisahkan dengan cara disaring.
2. Metode Fermentasi
Pembuatan minyak kelapa secara fermentasi ini memiliki banyak
keuntungan dibandingkan dengan cara tradisional. Pada cara tradisional,
rendemen minyak yang diperoleh sekitar 15-17 %, sedangkan dengan cara
fermentasi rendemen yang diperoleh sekitar 22-24 %. Selain itu, pembuatan
minyak kelapa secara fermentasi prosedurnya lebih mudah, dapat menghemat
bahan bakar, dan menghasilkan minyak yang berwarna jernih dengan kualitas
yang memenuhi standar mutu minyak Indonesia. Namun demikian, perlu
diperhatikan bahwa keberhasilan pembuatan minyak dengan metoda ini sangat
dipengaruhi oleh jenis substrat, jenis ragi dan faktor lingkungan yang
mempengaruhi kehidupan Saccharomyces sp.
3. Metode Pancingan
Tahapan metode ini sama dengan metode sebelumnya, tetapi santan yang
dihasilkan dituangkan dalam bejana transparan yang memiliki kran di bawahnya.
Setelah satu jam santan didiamkan, terbentuk dua lapisan (bagian kental putih
berada pada lapisan atas dan air pada lapisan bawah). Air kemudian dipisahkan
dengan bagian yang kentalnya tersebut dengan cara membuka kran. Bagian yang
kental kemudian ditambahkan minyak virgin dalam jumlah perbandingan 2:1.
Kemudian diaduk sampai merata dan homogen dengan mikser roti. Campuran ini
kemudian didiamkan dalam wadah transparan sampai terpisah menjadi 3 atau 4
bagian. Tunggu sampai semua butir-butir emulsi memecah dan memisah. Bagian
padat yang berupa bubur putih dan masih banyak mengandung minyak inilah
yang kemudian dipanaskan hingga menghasilkan minyak dengan kualitas yang
baik.
4. Metode Penambahan Enzim
Dibuat dengan menggerus dengan sejenis ketam sawah dan diambil airnya.
Bagian kental dari santan kelapa ditambahkan dengan cairan perasan ketam
(enzim) dan diaduk hingga merata. Kemudian didinginkan selama tiga jam hingga
menghasilkan lapisan minyak dan lapisan padat tipis lainnya.
5. Metode Dingin dan Segar
Kelapa didiamkan selama 2 minggu sampai 1 bulan agar terbentuk enzim
pembentuk minyak dan nantinya memisahkan minyak dari bagian kasar dan padat.
Setelah didiamkan, kelapa diparut dan diperas tanpa tambahan air terlebih dahulu.
Hasil perasan didiamkan selama 3-5 jam sehingga terbentuk lapisan minyak.
6. Metode Kering
Dilakukan dengan cara penyaringan atau pemisahan minyak dari bungkil
(penyaringan sentrifugal).
Minyak kelapa pada umumnya dibagi menjadi dua kategori utama, yakni
RBD (Refined, Bleached, and Deodorised) dan Virgin. Pembagian ini didasarkan
pada proses pembuatannya. RBD terbuat dari kopra atau daging kelapa kering
sedangkan Virgin terbuat dari daging kelapa segar yang dikenal dengan sebutan
Virgin Coconut Oil.
Minyak kelapa murni (virgin coconut oil) merupakan minyak kelapa dengan
kualitas tinggi karena tidak mengandung kolesterol, kadar air dan asam lemak
bebas kecil, serta kandungan asam laurat cukup tinggi (sekitar 53%). Asam laurat
adalah asam lemak jenuh rantai sedang, apabila dikonsumsi oleh tubuh akan
segera terbakar sehingga menghasilkan energi dan dapat menciptakan kenetralan
terhadap kolesterol.
Bentuk ubahan asam lemak dalam tubuh yang berupa monolaurin
mempunyai sifat anti virus, anti bakteri dan anti jamur. Oleh karena itu minyak
kelapa murni sangat bermanfaat bagi kesehatan dan keelokan tubuh. Penyakit
kanker, aids, jantung, diabetes, dan obesitas dapat diatasi dengan menkonsumsi
minyak kelapa murni. Sehubungan dengan manfaat yang sangat banyak, minyak
kelapa murni dapat digunakan dalam industri farmasi, kosmetika, susu formula,
dan minyak goreng berkualitas tinggi. Sementara ini di Indonesia, minyak kelapa
murni telah dimanfaatkan dalam pembuatan sampo, deterjen, minyak gosok,
minyak telon dll.
VCO adalah minyak kelapa yang diproses dari kelapa segar dengan atau
tanpa pemanasan dan tidak melalui pemurnian dengan bahan kimia. Dibandingkan
dengan minyak kelapa yang diolah secara tradisional, VCO memiliki keunggulan,
yaitu kadar air dan asam lemak bebas rendah, tidak berwarna (bening), beraroma
harum, dan daya simpan lebih lama. Dalam perkembangannya VCO telah
dimanfaatkan sebagai bahan baku farmasi, kosmetik, dan pangan.Saat ini telah
berkembang pengolahan VCO tanpa pemanasan dengan menggunakan minyak
pancing sebagai starter.
Dengan cara ini harus disediakan dahulu minyak pancing. Petani yang baru
pertama kali mengolah VCO biasanya sulit memperoleh minyak pancing. Oleh
karena itu, perlu dicari cara lain yang lebih mudah untuk memecahkan emulsi
santan/krim melalui proses fermentasi tanpa menggunakan minyak pancing.
Ragi tape yang biasanya digunakan dalam pembuatan tape, berpeluang
digunakan dalam pengolahan VCO karena ragi tape mengandung mikroflora
seperti khamir yang dapat menghasilkan lipase untuk memecah emulsi santan.
Dengan demikian, selama proses fermentasi akan terjadi pemutusan ikatan kimia.
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari teknik pembuatan VCO dengan
menggunakan ragi tape.
Manfaat dari VCO diantaranya adalah meningkatkan daya tahan terhadap
penyakit serta mempercepat proses penyembuhan. Manfaat tersebut ditimbulkan
dari peningkatan metabolisme dari penembahan energi yang dihasilkan, sehingga
mengakibatkan sel-sel dalam tubuh bekerja lebih efisien. Mereka membentuk sel-
sel baru serta mengganti sel-sel yang rusak dengan lebih cepat. VCO di dalam
tubuh menghasilkan energi saja tidak seperti minyak sayur yang berakhir di dalam
tubuh sebagai energi, kolesterol, dan lemak
VCO merupakan minyak kelapa murni yang terbuat dari kelapa tua segar
sebagai bahan baku dan diproses tanpa pemanasan atau dengan pemanasan
terbatas, bergizi tinggi dan mengandung 50-53% asam laurat. Diproses dengan
meniru cara alam sehingga tidak merusak kandungan essensial dari lemak kelapa.
Proses yang tidak melibatkan pemanasan bukan hanya menghasilkan lemak –
lemak rantai sedang tetapi juga dapat menjamin keberadaan vitamin E dan enzim-
enzim yang terkandung dalam buah kelapa. VCO bersifat natural, tanpa bahan
pengawet, warna minyak sejernih air, beraroma khas kelapa dan telah diujilabkan
dan bisa dikonsumsi langsung atau dioleskan.
Komposisi kimia dari VCO adalah:
a. Asam laurat
b. Asam miristat
c. Asam palmitat
d. Asam kapriat
e. Asam oleat
f. Asam stearat
g. Asam linoleat
h. Kadar air
i. Asam lemak bebas
j. Bilangan Iod 6,82 Iod/100g
VCO merupakan jenis minyak yang dapat menyembuhkan berbagai
penyakit. Hal ini didasarkan pada penelitian bahwa VCO tidak menimbulkan
gangguan pada tubuh manusia. Khasiat yang bisa didapatkan dengan
mengkonsumsi VCO adalah:
a. Mengurangi resiko atherosclerosis (sakit jantung)
b. Menghancurkan virus hepatitis C, HIV, dan herpes.
c. Meningkatkan fungsi kekebalan
d. Meningkatkan stamina tubuh
e. Membantu mengendalikan diabetes
f. Melancarkan pencernaan dan penyerapan nutrisi
g. Membantu penyembuhan kanker kelenjar prostate
h. Menyuburkan rambut
i. Mengatasi gejala kelelahan kronis
j. Mencegah osteoporosis
k. Mencegah penuaan dini
l. Mencegah kegemukan
m. Mengatasi gangguan liver
n. Sebagai antioksidan
Proses penjernihan dilakukan untuk memperoleh VCO dengan kualitas
yang lebih bauk. Penjernihan dapat dilakukan dengan beberapa metode, salah satu
diantaranya adalah dengan cara penyaringan biasa. Yaitu dengan cara menyaring
dengan menggunakan kertas saring sehingga nantinya akan diperoleh minyak
yang lebih jernih. Sebelum disaring sebaiknya minyak didiamkan terlebih dahulu
dengan maksud untuk pengendapan. Dengan pengendapan terlebih dahulu,
penyaringan bisa lebih cepat dan mudah. Karena partikel yang lebih besar sudah
dapat dipisahkan. Yang tidak bisa dipisahkan dengan pengendapan baru dilakukan
penyaringan.
Pengendapan juga dimaksudkan untuk memisahkan air dan minyak.
Penyaringan juga dapat dilakukan sampai beberapa tingkat, tergantung tingkat
kejernihan yang diinginkan. Kertas saring, kapas, kain atau kasa baja stainless
steel dan sebagainya dapat digunakan. Tentunya bahan saringan harus bersih dan
sehat.
VCO akan lebih awet apabila kadar air yang dikandungnya makin rendah.
Kandungan air dikurangi yaitu pada saat penyaringan, air diserap lebih dahulu
oleh kertas saring kemudian diuapkan.Untuk mengetes kadar air memang sulit
kalau tanpa alat. Cara yang sederhana ialah dengan memanaskan minyak sampai
mendidih, apabila minyak tidak meletik tandanya minyak bebas air. Sebaliknya
minyak yang belum disaring apabila dipanaskan sampai titik didih maka akan
meletik dan meletup yang menandakan bahwa kadar airnya masih tinggi.
Secara sederhana ada dua cara untuk menghasilkan minyak kelapa murni,
proses tersebut adalah proses panas dan dingin. Secara tradisional, masyarakat
membuat minyak kelapa dari santan yang dipanaskan. Hasilnya adalah ampas
kelapa, blendo atau blondo, dan minyak goreng. Kalau pemanasan santan ini
dilakukan secara terbatas dengan suhu 60-80oC, hasil minyaknya akan berwarna
kuning tua atau kecokelatan. Ini merupakan minyak goreng biasa yang tidak bisa
dikategorikan sebagai minyak kelapa murni.
Adapun proses dingin itu dengan cara fermentasi. Caranya, parutan kelapa
diberi ragi air ketam sawah (yuyu) sebagai biang atau starter. Pada proses
selanjutnya, biang ini bisa menggunakan adonan yang telah terfermentasi atau
minyak kelapa murni hasil fermentasi yang sudah jadi. Adonan yang telah diberi
biang disimpan selama semalam agar terjadi proses fermentasi. Paginya, adonan
yang telah lunak dijemur antara dua hingga tiga hari penuh. VCO yang benar-
benar bermutu tinggi dihasilkan dari proses fermentasi dengan enzim
poligalakturonase, alfa amylase, protease, atau pektinase. Selain penggunaan
enzim, fermentasi juga bisa dilakukan dengan bantuan Saccharomyces cereviseae.
VCO ini juga dapat diolah dengan teknologi pengepresan semi basah yang
merupakan alternatif teknologi tepat guna yang dapat diterapkan dalam skala
kecil. Peralatan utamanya mesin parut, pengering, jack press, pencuci, pemanas
vacuum dan filter press.
Keunggulan teknologi pengepresan semi basah :
a. Semua peralatan dapat dibuat di dalam negeri
b. Minyak yang dihasilkan tidak mengalami pemurnian secara kimiawi,
termasuk kategori minyak bumi.
c. Minyak yang dihasilkan dapat digunakan untuk terapi kesehatan, kosmetik,
dan aroma terapi.
d. Bungkilnya dapat dijadikan kelapa parut kering berlemak rendah sebagai
bahan baku kue atau pakan.
Menurut standar internasional, kandungan asam laurat di minyak kelapa
murni ini minimal 25%. Kalau kandungannya kurang dari 25%, minyak ini relatif
tak berkhasiat.
Makin banyak orang yang tau akan tingginya manfaat minyak kelapa
murni atau VCO bagi kesehatan. Alhasil, berjualan ini pun makin
menguntungkan. Inilah produk yang tengah menjulang di pasaran. Sempat
tenggelam oleh berita buah merah yang diyakini punya kandungan vitamin dan
antioksidan sangat tinggi, lambat laun khasiat minyak kelapa murni atau virgin
coconut oil (VCO) kembali menjadi buah bibir.
Asam Lemak Rantai Sedang (MCFA) berfungsi meningkatkan metabolisme
dalam tubuh sehingga dapat menambah energi dan dapat mengontrol berat badan.
Penelitian sejak tahun 1982 telah menghasilkan produk VCO yang telah dibuktikan
secara ilmiah bahwa asam laurat dapat menanggulangi penyakit Diabetes,
Kolesterol, Hepatitis C, Jantung Koroner, Prostat, Osteoporosis, Maag, Ambeien
luar dan dalam, Penuaan dini, dan lain-lain.
Asam laurat atau asam dodekanoat adalah asam lemak jenuh berantai
sedang (Ing. middle-chained fatty acid, MCFA) yang tersusun dari 12 atom C.
Sumber utama asam lemak ini adalah minyak kelapa, yang dapat mengandung
50% asam laurat, serta minyak biji sawit (palm kernel oil). Sumber lain adalah
susu sapi.
Asam laurat memiliki titik lebur 44°C dan titik didih 225°C sehingga pada
suhu ruang berwujud padatan berwarna putih, dan mudah mencair jika
dipanaskan. Rumus kimia: CH3(CH2)10COOH, berat molekul 200,3 g.mol-1. Asam
ini larut dalam pelarut polar, misalnya air, juga larut dalam lemak karena gugus
hidrokarbon (metil) di satu ujung dan gugus karboksil di ujung lain. Perilaku ini
dimanfaatkan oleh industri pencuci, misalnya pada sampo. Natrium laurilsulfat
adalah turunan yang paling sering dipakai dalam industri sabun dan sampo.
Minyak kelapa, berdasarkan kandungan asam lemaknya digolongkan minyak
asam laurat, karena kandungan asam lauratnya paling besar jika dibandingkan
dengan asam lemak lainnya.
Daging Kelapa Segar
Kelapa Parut
Kelapa Parut Kering
Minyak Kelapa Bungkil Kelapa
Virgin Coconut Oil
Pemarutan
Pengeringan
Pencucian
Pemanasan Vakum
Penyaringan
Diagram alir Pembuatan minyak murni asal kelapa/ Virgin Coconut Oil (VCO) Teknologi Pengepresan semi basah
IV. Alat dan bahan
a. Alat
- Beker gelas / erlemeyer
- Inkubator
- Pengaduk
b. Bahan
- Enzim papain/bromelin
- Santan 200 ml
V. Prosedur percobaan
Buat larutan enzim (5%, 10%, 15%, 20%, 25%) dan masukkan ke dalam
santan sambil diaduk secara perlahan. Kemudian diamkan dan masukkan ke
dalam incubator selama 24 jam – 36 jam sehingga santan mengeluarkan
minyaknya. Amati perubahan yang terjadi.
VI. Hasil Pengamatan
Pada prercobaan VCO ini, santan kelapa diambil sebanyak 600 ml,
kemudian santan dimasukkan ke dalam 3 buah erlenmeyer sebanyak 200 ml
santan tiap erlenmeyernya. Selanjutnya ditambahkan enzim papain 15 gr, 1
sendok makan getah pepaya segar, dan 2 sendok makan jeruk nipis. Setelah proses
pencampuran dilakukan dan larutan tercampur homogen, tutup erlenmeyer dengan
gabus kecil dan masukkan ke dalam incubator untuk proses inkubasi selama 24
jam. Setelah 24 jam, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel Hasil Pengamatan Pembuatan VCO
Konsentrasi
Enzim
Sebelum
Pencampura
n
Sesudah Pencampuran
15 gr Enzim
papain
Terdapat
Endapan
Terbentuk 2 lapisan:
1) Blondo (padatan berwarna putih)
2) Air berwarna putih keruh
1 Sendok
Makan Getah
Pepaya Segar
Terdapat
Endapan
Terbentuk 3 lapisan :
1) Minyak lebih banyak berwarna bening
2) Blondo (padatan berwarna putih)
3) Air berwarna putih keruh
2 Sendok
Makan Jeruk
Nipis
Terdapat
Endapan
Terbentuk 3 lapisan :
1) Minyak banyak berwarna bening
2) Blondo (padatan berwarna putih)
3) Air berwarna putih keruh
Gambar 1. VCO sebelum di incubator
Gambar 2. VCO setelah di incubator
VII.Pembahasan
Pada praktikum pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) ini dipakai bahan
utama berupa santan kelapa. Santan kelapa yang digunakan harus berasal dari
kelapa yang segar dan tidak ditambah dengan air, karena akan mempengaruhi
dalam proses pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) itu sendiri. Santan kelapa
yang kami gunakan sebanyak 600 ml yang dimasukkan ke dalam 3 erlemeyer dan
tiap erlemeyernya berisikan 200 ml santan kelapa.
Dalam pembuatan VCO ini, kami menggunakan enzim papain, getah
pepaya segar, dan perasan air jeruk nipis sebagai bahan pembuatan untuk
menghasilkan VCO. Penambahan enzim papain yang kami gunakan sebanyak 15
gr, 1 sendok makan getah pepaya segar, dan 2 sendok makan air jeruk nipis.
Pada pembuatan VCO ini, dilakukan dalam kondisi yang steril sehingga
alat–alat yang digunakan dimasukkan ke dalam alat autoclave selama 15 menit
supaya alat–alat yang kami gunakan steril untuk menghasilkan VCO yang
diinginkan. Setelah alat–alat tersebut steril, kami baru memasukan bahan utama
yaitu santan kelapa kedalam erlenmeyer dengan tambahan enzim papain dan air
jeruk nipis.
Sebelum dilakukan penambahan enzim papain, santan berwarna putih
keruh. Pada saat penambahan enzim papain dengan berat 15 gr, perlahan-lahan
terjadi endapan. Selanjutnya, pada penamabahan 1 sendok makan getah pepaya
segar, menghasilkan endapan, dan pada penambahan perasan air jeruk nipis
sebanyak 2 sendok makan, menghasilkan lapisan endapan juga. Setelah santan
dan enzim dicampur rata lalu campuran tersebut ditutup dengan gabus dan
diinkubasi. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kontaminasi dari lingkungan luar
sehingga enzim dapat bekerja dan minyak yang dihasilkan masih steril. Selain itu,
inkubasi dilakukan pada suhu 40oC karena enzim akan bekerja secara lebih
optimal pada suhu ini.
Untuk mendapatkan kandungan VCO dilakukan proses inkubasi selama 24
jam dalam inkubator, di sini diharapkan enzim papain, getah pepaya segar, dan air
jeruk nipis dapat memecah ikatan peptida menjadi senyawa yang lebih sederhana.
Dari proses pemecahan ikatan tersebut akan diperoleh kandungan minyak kelapa
murni yang dikenal dengan istilah Virgin Coconut Oil (VCO). Setelah 24 jam,
dihasilkan sejumlah minyak dan endapan (blondo). Pencampuran antara santan,
enzim papain, getah pepaya segar, dan perasan air jeruk nipis dilakukan agar
enzim papain ,getah pepaya, dan air jeruk nipis yang diberikan merata di seluruh
bagian santan sehingga proses ekstraksi oleh enzim dapat berlangsung lebih baik.
Adanya 3 lapisan yang terbentuk dalam VCO ini karena adanya reaksi antara
santan dan getah pepaya segar ataupun air jeruk nipis sedangkan pada enzim
papain hanya 2 lapisan. Pada lapisan paling bawah, terdapat air yang mempunyai
densitas yang paling berat. Air ini berasal dari santan yang masih terkandung air.
Kemudian pada lapisan tengah terdapatlah lapisan putih keruh. Di bangian atas
terdapat blondo atau padatan. blondo yang merupakan pengotor dalam bentuk
campuran zat padat dan ada sedikit kandungan VCO. Padahal endapan ini
memiliki massa yang paling berat. Namun karena ketidakmampuannya menembus
pori-pori VCO yang terbentuk, maka endapan ini terdapat pada lapisan atas.
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui cara dalam pembuatan VCO.
Setelah percobaan selesai dilakukan, terlihat bahwa VCO terbentuk pada
campuran santan kelapa dengan getah pepaya segar ataupun air jeruk nipis
sedangkan pada enzim papain tidak terbentuk VCO kemungkinan dikarenakan
konsentrasi enzim papain yang digunakan sedikit.
VIII. Kesimpulan dan Saran
8.1 Kesimpulan
1. VCO merupakan minyak kelapa murni yang terbuat dari kelapa tua segar
sebagai bahan baku dan diproses tanpa pemanasan atau dengan pemanasan
terbatas, bergizi tinggi dan mengandung 50-53% asam laurat.
2. VCO diproses dengan meniru cara alam sehingga tidak merusak kandungan
essensial dari lemak kelapa.
3. Enzim papain berfungsi untuk mempercepat terbentuknya VCO.
4. Semakin besar konsentrasi enzim papain atau semakin banyak enzim papain
yang digunakan maka VCO yang terbentuk akan semakin banyak.
5. VCO ini juga dapat dioleh dengan teknologi pengepresan semi basah yang
merupakan alternatif teknologi.
8.2 Saran
1. Sebaiknya enzim papain yang digunakan berkonsentrasi tinggi sehingga VCO
yang dihasilkan banyak.
2. Sebaiknya santan kelapa diambil dari buah kelapa tua yang segar.
3. Alat-alat yang digunakan untuk membuat VCO, sebaiknya disterilkan dulu
pada alat auto clave.
DAFTAR PUSTAKA
Collins,C.H dan Lyne,M.P.1985. Microbiological Methods. Edisi 5. British:
Butterworths
Prawirahartono, S. 1991. Pelajaran SMA Biologi. Jakarta : Erlangga
Syamsuri, Istamar, dkk.2003. Biologi 2000. Jakarta : Erlangga
Volk dan Wheeler .1993. Mikrobiologi Dasar I. Jakarta: Erlangga
Sendok MakanBeker Gelas
SCHOTT
250
200
150
100
50
Erlenmeyer
LAMPIRAN
Gambar Alat
Incubator
Spatula
Tugas Khusus Praktikum Bioproses
Jelaskan kandungan VCO berdasarkan manfaatnya (berdasarkan laporan
sementara)?
Virgin Coconut Oil (VCO) atau minyak kelapa murni merupakan minyak
dari kelapa yang diperoleh melalui proses yang tidak melibatkan pemanasan
tinggi serta tanpa penambahan bahan kimia. VCO telah dikenal secara luas,
mempunyai banyak manfaat baik untuk kesehatan, kebugaran, kecantikan dan
sebagainya. Pembuatan VCO yang tidak melibatkan pemanasan tinggi menjadikan
kandungan yang ada di dalam minyak VCO masih tetap utuh (tidak ada yang
hilang selama pemrosesan). Oleh karena itu, VCO yang berkualitas mengandung
banyak manfaat karena senyawa-senyawa penyusunnya masih utuh.
Munculnya VCO yang kaya akan manfaat ini mendorong munculnya
banyak produsen yang memproduksi dan menjualnya dengan berbagai merk. Cara
pengolahannya pun beragam, oleh karena itu kualitas minyak yang dihasilkan
juga berbeda. Sebagai konsumen sebaiknya jeli dalam memilih VCO yang akan
digunakan. Berikut adalah tips memilih VCO yang berkualitas sehingga bisa
memberikan khasiat yang optimal :
a) Pilihlah VCO yang jernih, tidak berwarna dan tidak keruh. Semakin jernih
semakin baik, itu tandanya proses pembuatan VCO tidak menggunakan
pemanasan tinggi.
b) Pilihlah VCO yang dikemas dalam botol dan tidak tembus cahaya, dan
hindarkan dari kontak angsung dengan matahari karena dengan demikian akan
memperpanjang waktu penyimpanannya.
c) Jangan memakai VCO yang sudah tengik. Ketengikan menunjukkan bahwa
VCO sudah rusak, asan-asam emak yang ada di dalamnya sudah teroksidasi
sehingga sudah tidak utuh lagi.
Menurut standar mutu Asian Pacific Coconut Community (APCC), VCO
yang berkualitas mengandung asam lemak sebagai berikut :
a) Asam kaproat (0,4 – 0,6%)
b) Asam kaprilat (5 – 10%)
c) Asam kaprat (4,5 – 8%)
d) Asam laurat (43 – 3%)
e) Asam miristat (16 – 21%)
f) Asam palmitat (7,5 – 10%)
g) Asam stearat (2 – 4%)
h) Asam oleat (5 – 10%)
i) Asam linoleat (1 – 2,5%)
j) Asam linolenat (< 0,5%)
VCO yang berkualitas mempunyai berbagai macam manfaat antara lain
sebagai berikut :
a) Asam laurat pada VCO di dalam tubuh diubah menjadi monolaurin, sebuah
senyawa monogliserida yang ampuh mengatasi infeksi virus, bakteri dan
protozoa.
b) Minyak VCO mampu berperan sebagai antivirus, antibakteri, antijamur, anti
protozoa. Hal tersebut dikarenakan kandungan asam laurat, asam kaprilat, dan
asam kaprat didalamnya.
c) Kandungan asam kaprat pada VCO dalam tubuh diubah menjadi senyawa yang
telah terbukti sangat efektif menghambat penyebaran virus HIV-AIDS. VCO
bermanfaat untuk menurunkan dan mengobati penyakit jantung koroner. Pada
penderita penyakit itu, pembuluh darah koroner menyempit karena ada
tumpukan lemak. Hal itu adalah proses yang wajar seiring pertambahan usia.
Dengan mengkonsumsi VCO secara rutin dapat melarutkan endapan kolestrol
dalam pembuluh darah, sehingga peredaran darah lancar.
d) Kandungan asam dalam minyak VCO mampu melarutkan membran virus yang
berupa lipid sehingga akan mengganggu kekebalan virus. Oleh karena itu ia
dapat berperan untuk mengurangi dan mengobati beberapa penyakit yang
disebabkan oleh mikroba seperti HIV, hepatitis C, herpes, influenza,
cytomegalovirus, Strepcocous sp., Stapilococus sp., gram positive, gram
negative, helicobacterpylory, dan candida.
e) Sementara itu, asam kaprilat yang terdapat pada Virgin Coconut Oil sangat
potensial untuk mematikan jamur (candida) penyebab keputihan.
f) Minyak VCO tersusun atas lemak-lemak rantai sedang (MCFA) yang mudah
dicerna oleh tubuh sehingga tidak menimbulkan timbunan lemak pada tubuh,
dsb.
1. Asam Lemak Jenuh
Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan tunggal di antara atom-atom
karbon penyusunnya, Asam lemak jenuh bersifat lebih stabil (tidak mudah
bereaksi) daripada asam lemak tak jenuh. Contoh : asam laurat
Asam lemak jenuh dalam minyak kelapa terutama adalah asam laurat,
sekitar >50%. Dalam tubuh asam laurat diubah menajdi monolaurin yang
mengandung antiobiotik alami sehingga mampu membunuh berbagai jenis
kkuman, virus, mikroorganisme dengan cara merusak membran yang
membungkus sel yang terdiri dari asam lemak. Selain itu kandungan asam
dilarutannya setara dengan kandungan dalam air susu ibu (ASI).
Lemak jenuh atau sering disebut lemak jahat - yang berusaha dihindari
oleh orang Amerika - bukanlah penyebab penyakit moderen kita. Sesungguhnya,
mereka memainkan peranan penting dalam fungsi kimiawi tubuh :
a) Asam lemak jenuh memenuhi sedikitnya 50 persen membran sel. Mereka
memberikan sel-sel kita integritas dan kekentalan yang diperlukan.
b) Mereka memainkan peranan penting terhadap kesehatan tulang. Agar kalsium
dapat bersatu dengan struktur tulang kerangka secara efektif, sedikitnya 50
persen lemak makanan seharusnya mengandung lemak jenuh.
c) Mereka menurunkan Lp (a), substansi dalam darah yang mengindikasi
kecenderungan penyakit jantung.
d) Mereka melindungi hati dari alkohol dan racun lainnya, seperti Tylenol.
e) Mereka meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
f) Mereka diperlukan untuk penggunaan asam lemak penting dalam jumlah tepat.
Asam lemak omega-3 bertahan lebih lama di dalam jaringan ketika makanan
yang masuk kaya akan lemak jenuh.
g) Asam 18-carbon stearic dan asam 16-carbon palmitic adalah jenis asam lemak
jenuh yang baik bagi jantung, itulah mengapa di sekitar otot jantung kaya akan
lemak jenuh. Jantung mengambil cadangan lemak ini saat mengalami depresi.
Asam lemak jenuh dengan rantai pendek dan medium merupakan
antimikroba penting. Mereka melindungi kita agar mikroorganisme berbahaya
tidak masuk ke dalam pencernaan.
2. Asam Lemak Tidak Jenuh
Asam lemak tak jenuh memiliki paling sedikit satu ikatan ganda di antara
atom-atom karbon penyusunnya.
Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh mudah bereaksi dengan oksigen
(mudah teroksidasi). Karena itu, dikenal istilah bilangan oksidasi bagi asam
lemak.
Berikut jenis dan sumber lemak tak jenuh :
2.1 Lemak tidak jenuh tunggal
Terdapat pada olive oil, alpukat, kacang-kacangan seperti kacang tanah,
kacang mete, almond, kemiri dan biji-bijian, buah-buahan seperti alpukat dan
zaitun. Contoh : asam oleat dll.
2.2 Lemak tidak jenuh ganda
Terdapat pada kedelai, kacang-kacangan seperti kacang kedelai, chestnut,
kenari, biji-bijian seperti wijen dan biji bunga matahari. Asam lemak omega 3
dapat diperoleh dari kenari, ikan laut dalam seperti salmon, makarel. Contoh :
asam linoleat dan lainnya. Lemak tak jenuh ganda tinggi kandungan asam lemak a
linoleat (omega 6) dan yang kedua adalah lemak tak jenuh ganda tinggi
kandungan asam lemak a linolenat (omega 3).
Omega 6 dan omega 3 dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
mempertahankan struktur membran sel serta memproduksi zat kimia perantara
yang bertugas mengatur fungsi tubuh seperti proses pembekuan darah (sehingga
mengurangi risiko terkena serangan jantung), pengaturan tekanan darah dan
sistem kekebalan tubuh. Secara umum, omega 6 membantu menurunkan kadar
kolesterol darah. Ikan laut (mackarel, salem, sarden), minyak kedelai, biji labu,
walnut dan ubi kaya dengan omega 3, sementara minyak nabati seperti minyak
jagung (corn oil), minyak bunga matahari (sunflower oil), minyak kedelai dan
wijen kaya dengan omega 6.
Lemak tidak jenuh tunggal terdapat di dalam minyak zaitun dan avocado.
Lemak tidak jenuh ganda dari tumbuh-tumbuhan terdapat di dalam minyak bunga
matahari dan minyak kedelai, sementara yang dari hewan terdapat di dalam
minyak ikan.
Lemak jenuh, tidak jenuh tunggal, tidak jenuh ganda, dan lemak trans.
Berdasarkan fungsinya didalam tubuh, lemak terbagi menjadi lemak struktural
yang membentuk dinding sel, timbunan lemak sebagai cadangan tenaga, hormon
steroid, dan lemak esensial yang tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia.
Secara garis besar, lemak terdapat dua bentuk, yaitu lemak padat yang
berasal dari hewan dan lemak cair (minyak) yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Akan tetapi, minyak tumbuh-tumbuhan dapat diolah menjadi lemak padat melalui
proses hidrogenasi dan dapat menghasilkan lemak trans yang berbahaya bagi
kesehatan.
Lemak jenuh biasanya disebut juga lemak jahat, karena kelebihan lemak
bisa mengakibatkan tubuh gemuk, selain itu kalau lemak ini menumpuk di
pembuluh darah bisa mengakibatkan hipertensi dan stroke atau jantung koroner.
Lemak jahat terdapat pada daging hewan, mentega, krim, dan minyak kelapa.
Sedangkan lemak tak jenuh, ini bisa menurunkan kadar kolesterol. Ada dua
macam lemak tak jenuh: lemak tak jenuh tunggal yang berasal dari tumbuhan dan
lemak tak jenuh ganda. Lemak tak jenuh ganda tergolong baik berkat adanya
kandungan asam lemak esensial seperti asam lemak omega 3 dan omega 6 yang
baik untuk kesehatan jantung, kulit, saraf dan mampu meningkatkan antibodi,
lemak ini terkandung dalam ikan , terutama ikan laut dalam.
3. Asam Laurat
Asam laurat atau asam dodekanoat adalah asam lemak jenuh berantai
sedang (Ing. middle-chained fatty acid, MCFA) yang tersusun dari 12 atom C.
Sumber utama asam lemak ini adalah minyak kelapa, yang dapat mengandung
50% asam laurat, serta minyak biji sawit (palm kernel oil). Sumber lain adalah
susu sapi.
Asam laurat memiliki titik lebur 44°C dan titik didih 225°C sehingga pada
suhu ruang berwujud padatan berwarna putih, dan mudah mencair jika
dipanaskan. Rumus kimia: CH3(CH2)10COOH, berat molekul 200,3 g.mol-1. Asam
ini larut dalam pelarut polar, misalnya air, juga larut dalam lemak karena gugus
hidrokarbon (metil) di satu ujung dan gugus karboksil di ujung lain. Perilaku ini
dimanfaatkan oleh industri pencuci, misalnya pada sampo. Natrium laurilsulfat
adalah turunan yang paling sering dipakai dalam industri sabun dan sampo. Pada
Industri Kosmetik, Asam Laurat ini berfungsi sebagai pengental, pelembab dan
pelembut, serta beberapa fungsi lainnya yang dapat dimanfaatkan. Hasil-hasil
penelitian membuka tabir kerahasiaan alam yang terkandung dalam buah kelapa,
menyajikan data tentang manfaat minyak beraroma gurih dan lembut itu untuk
memperbaiki metabolisme tubuh, serta menanggulangi beraneka penyakit.
Minyak kelapa mengandung asam laurat yang tinggi (sampai 51%), sebuah lemak
jenuh dengan rantai karbon sedang (jumlah karbonnya 12) yang biasa disebut
Medium Chain Fatty Acid alias MCFA. Berdasarkan kandungan asam lemaknya
digolongkan minyak asam laurat, karena kandungan asam lauratnya paling besar
jika dibandingkan dengan asam lemak lainnya.
Berbagai penelitian telah menunjukkan keunggulan asam laurat bagi
kesehatan. Asam laurat serta asm lemak jenuh beranati pendek dan sedang
lainnya-asam kaprat, kaprilat, serta miristat-yang terdapat pada minyak kelapa
ternyata juga mampu mengatasi kelebihan berat badan atau obesitas.
Studi eksperimantal menunjukkan bahwa pergantian minyak kedelai ke
minyak kelapa dapat menurunkan berat badan secara bermakna. Hal ini dapat
dijelaskan bahwa mengonsumsi minyak kelap, asam lemak jenuhnya langsung
dibakar oleh tubuh dan menghasilkan energi.
Asam lemak jenuh rantai sedang yang terdapat dalam minyak kelapa begitu
tiba dalam saluran pencernaan segera diserap oleh dinding usus tanpa harus
mengalami proses hidrolisis terlebih dahulu. Selanjutnya, asam lemak jenuh
tersebut dapat masuk mengikuti aliran darah untuk dibawa ke hati guna
dimetabolisme. Berbeda dengan minyak kedelai yang banyak mengandung asam
lemak rantai panjang, dalam tubuh ditimbun dalam bentuk lemak karena tidak bisa
langsung dibakar dan diserap tubuh sehingga menimbulkan kegemukan.
Kegemukan dan obesitas sekarang mudah terlihat pada anak-anak golongan
menengah ke atas yang tinggal di kota-kota besar yang keranjingan menyantap
junkfoods, ayam goreng, kentang goreng, pop-corn, pizza. donat, oreo, kreker,
biskuit, snack dll, yang digoreng dan atau diolah dengan minyak sayur, margarin
dan shortening. Kejadian ini sudah melanda di Amerika Serikat, dan tidak kurang
dari 60% golongan anak dan remaja mengalami obesitas dan morbid obesitas.
Obat-obat patent (allopathic) tidak bisa menyembuhkan keracunan lemak trans
atau free radicals, malah sebaliknya lemak trans bisa membunuh kita (Drugs do
not cure disease, Yokie Newa, 1997 dan Free Radicals invite death, Yokie Newa
1999). Sebaliknya menggoreng dan atau mengolah makanan dengan minyak
kelapa adalah yang paling aman dan paling sehat, karena hanya menghasilkan
energi, bukan kolesterol dan jaringan adiposa dan tidak pula menghasilkan lemak
trans atau radikal bebas. Titik didih Asam – Asam lemak jenuh ,yaitu :
Tabel Titik didih Asam – Asam lemak jenuh
NO Asam Lemak Titik Didih ( oC )
1 C 4 : Asam butirat 163,5
2 C 6 : Asam kaproat 205,8
3 C 8 : Asam kaprilat 239,7
4 C 10 : Asam kaprat 270,0
5 C 12 : Asam laurat 298,9
6 C 14 : Asam miristat 326,2
7 C 16 : Asam palmitat 351,5
8 18 : Asam stearat 376,1
Sumber : Kirk-Othmer (1965)
4. Asam Miristat
Asam miristat atau asam tetradekanoat merupakan asam lemak jenuh yang
tersusun dari 14 atom C. Asam ini pertama-tama diekstrak dari tanaman pala
(Myristica fragrans). Meskipun demikian, aroma khas tidak berasal dari asam ini
melainkan dari minyak atsiri yang juga dapat dijumpai pada buah tanaman ini.
5. Asam Palmiat
Salah satu asam lemak yang paling mudah diperoleh adalah asam palmitat
atau asam heksadekanoat. Tumbuh-tumbuhan dari famili Palmaceae, seperti
kelapa (Cocos nucifera) dan kelapa sawit (Elaeis guineensis) merupakan sumber
utama asam lemak ini. Minyak kelapa bahkan mengandung hampir semuanya
palmitat (92%). Minyak sawit mengandung sekitar 50% palmitat. Produk hewani
juga banyak mengandung asam lemak ini (dari mentega, keju, susu, dan juga
daging).
Asam palmitat adalah asam lemak jenuh yang tersusun dari 16 atom
karbon (CH3(CH2)14COOH). Pada suhu ruang, asam palmitat berwujud padat
berwarna putih. Titik leburnya 63,1 °C. Asam palmitat adalah produk awal dalam
proses biosintesis asam lemak (lihat artikel asam lemak). Dari asam palmitat,
pemanjangan atau penggandaan ikatan berlangsung lebih lanjut. Dalam industri,
asam palmitat banyak dimanfaatkan dalam bidang kosmetika dan pewarnaan. Dari
segi gizi, asam palmitat merupakan sumber kalori penting namun memiliki daya
antioksidasi yang rendah.
6. Asam Kaprilat
Kandungan asam kaprat pada VCO dalam tubuh diubah menjadi senyawa
yang telah terbukti sangat efektif menghambat penyebaran virus HIV-AIDS. VCO
bermanfaat untuk menurunkan dan mengobati penyakit jantung koroner. Pada
penderita penyakit itu, pembuluh darah koroner menyempit karena ada tumpukan
lemak. Hal itu adalah proses yang wajar seiring pertambahan usia. Dengan
mengkonsumsi VCO secara rutin. Asam kaprilat yang terdapat pada Virgin
Coconut Oil sangat potensial untuk mematikan jamur (candida) penyebab
keputihan.
7. Asam Oleat
Asam lemak adalah adalah senyawa alifatik dengan gugus karboksil.
Bersama-sama dengan gliserol, merupakan penyusun utama minyak nabati atau
lemak dan merupakan bahan baku untuk semua lipida pada makhluk hidup. Asam
ini mudah dijumpai dalam minyak masak (goreng), margarin, atau lemak hewan
dan menentukan nilai gizinya. Secara alami, asam lemak bisa berbentuk bebas
(karena lemak yang terhidrolisis) maupun terikat sebagai gliserida.
Asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak
jenuh. Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan tunggal di antara atom-atom
karbon penyusunnya, sementara asam lemak tak jenuh memiliki paling sedikit
satu ikatan ganda di antara atom-atom karbon penyusunnya. Asam lemak tak
jenuh dianggap bernilai gizi lebih baik karena lebih reaktif dan merupakan
antioksidan di dalam tubuh. Salah satu jenis asam lemak tak jenuh adalah asam
oleat, merupakan asam lemak tak jenuh yang paling banyak ditemukan di hampir
seluruh bahan makanan baik hewani maupun nabati.
Asam lemak jenuh rantai sedang yang terdapat dalam minyak kelapa
begitu tiba dalam saluran pencernaan segera diserap oleh dinding usus tanpa harus
mengalami proses hidrolisis terlebih dahulu. Selanjutnya, asam lemak jenuh
tersebut dapat masuk mengikuti aliran darah untuk dibawa ke hati guna
dimetabolisme. Berbeda dengan minyak kedelai yang banyak mengandung asam
lemak rantai panjang, dalam tubuh ditimbun dalam bentuk lemak karena tidak
bisa langsung dibakar dan diserap tubuh sehingga menimbulkan kegemukan.
Asam oleat dapat dikategorikan sebagai asam lemak esensial, yang berarti
kehadirannya dibutuhkan oleh tubuh namun asam oleat tidak dapat diproduksi di
dalam tubuh dan hanya bias didapat melalui sumber eksternal tubuh.
Asam oleat, cis-Δ9-octadecenoic acid, CH3[CH2]7CH═CH[CH2]7CO2H,
adalah senyawa kimia yang merupakan komponen penyusun lemak pada
umumnya, pertama ditemukan oleh Chevreul dalam Recherches sur les corps gras
tahun 1815 (T. P. Hilditch,1949). Kata oleat berasal dari kata “olein” yang berarti
berasal dari olive karena minyak zaitun merupakan sumber utama dari asam oleat.
Klasifikasi asam oleat dilakukan berdasarkan sumbernya dan jumlah ikatan
rangkap yang dimilikinya. Kandungan asam oleat terdapat dalam bahan makanan
secara alami. Oleh karena itu, asam oleat dapat dikategorikan sebagai natural fatty
acid, atau asam lemak yang bersumber dari alam. Asam oleat memiliki satu buah
ikatan rangkap sehingga asam oleat dapat dikategorikan sebagai mono-
unsaturated fatty acid. Asam oleat (atau oleic acid) itu sendiri merupakan nama
trivial.
Asam oleat merupakan asam lemak yang dapat ditemukan hampir di
seluruh bahan makanan, baik hewan maupun tumbuhan. Asam oleat dari hewan
banyak ditemukan pada lemak di tulang dan susu. Asam oleat dari tumbuhan
banyak ditemukan di daging buah dan biji. Sumber utama asam oleat adalah
daging buah zaitun. Asam oleat merupakan komponen utama pada kandungan
asam lemak minyak zaitun. Ada lima buah tata cara penamaan dan nomenklatur
yang biasa dipakai dalam penamaan suatu asam lemak, yaitu nama trivial, nama
sistematik, nomenklatur Δx, nomenklatur n-x, dan bilangan lipid. Penamaan
tersebut dilakukan berdasarkan banyaknya jumlah atom karbon, letak ikatan
rangkap, dan konformasi cis- atau trans-. Penomoran atom karbon diawali dari
atom karbon yang terdapat pada gugus karboksilat.
Penomoran Atom Karbon
Asam oleat, yang memiliki rumus molekul C18H34O2, merupakan asam
lemak rantai lurus beratom karbon 18 yang memiliki satu buah gugus karboksilat
pada salah satu ujungnya. Asam oleat termasuk monosaturated fatty acid,
merupakan asam lemak tak jenuh yang memiliki satu buah ikatan rangkap yang
berada antara atom karbon nomor 9 dan 10 dengan konformasi cis-.
Menurut T. P Hilditch mereaksikan asam oleat dengan oksida dari
nitrogen atau memanaskannya dengan sejumlah sulfur dapet merubah asam oleat
menjadi isomernya yaitu elaidic acid. Sama seperti asam olat, elaidic acid
memiliki ikatan rangkap antara atom karbon bernomor 9 dan 10, namun elaidic
acid memiliki konformasi trans-.
Asam oleat merupakan asam lemak esensial yang berarti tidak dapat
dibentuk di dalam tubuh hewan dan manusia. Berbeda dengan tumbuhan yang
dapat memproduksi sendiri asam oleat, hewan dan manusia tidak mampu
memproduksi sendiri kebutuhan asam oleatnya karena tidak memiliki enzim yang
dibutuhkan untuk menghasilkannya. Pada daun hijau tumbuhan, asam lemak
diproduksi di kloroplas. Pada bagian lain tumbuhan dan pada sel hewan (dan
manusia), asam lemak dibuat di sitosol. Proses esterifikasi (pengikatan menjadi
lipida) umumnya terjadi pada sitoplasma, dan minyak (atau lemak) disimpan pada
oleosom. Asam oleat, seperti senyawa-senyawa kimia lainnya, memiliki sifat-
sifat fisik dan kimia yang khas dan berbeda dengan senyawa lain.
Sifat-sifat fisik asam oleat disajikan pada Tabel :
Tabel Sifat Fisik Asam Oleat
Berat molekul 282,4614 g/mol
Wujud Cairan berwarna kuning pucat atau kuning kecoklatar
Kelarutan Tidak larut dalam air, larut dalam alkohol, eter, dan
beberapa pelarut organik
Titik lebur 13-14 oC
Titik didih 360 oC (760 mmHg)
Densitas 0,895 g/mL
Viskositas mPa.s (oC) 27,64 (25), 4,85 (90)
Panas spesifik J/g (oC) 2,046 (50)
Sumber : Departemen Perindustrian, 2007
Tabel Sifat Kimia Asam Oleat
Karsinogenisitas Tidak
Batas eksplosivitas LEL : 3,3% UEL : 19%
Stabilitas Stabil
Reaktif terhadapKelembaban, logam alkali, ammonia, agen
pengoksidasi, peroksida
Produk samping yang berbahaya Karbon dioksida, karbon monoksida
Polimerisasi yang berbahaya Tidak akan muncul
Sumber : MSDS Oleic Acid
Asam oleat pada tumbuhan dapat ditemukan hampir di seluruh bagian
tubuh tumbuhan mencakup akar, daun, daging buah, dan biji. Namun bagian
tumbuhan yang memiliki kandungan asam oleat paling tinggi adalah daging buah
dan biji.
Asam oleat merupakan asam lemak esensial, artinya asam oleat
merupakan zat yang dibutuhkan tubuh namun tubuh tidak dapat membuat atau
membentuk asam lemak tersebut. Berikut ini adalah fungsi asam oleat di dalam
tubuh :
a) Sebagai sumber energi
b) Merupakan zat antioksidan yang berfungsi untuk menghambat kanker
c) Menurunkan kadar kolesterol
d) Sebagai media pelarut vitamin A, D, E, K
e) Setelah asam oleat memasuki tubuh, asam oleat akan mengalami proses
metabolisme dan diubah menjadi asam lemak tidak jenuh berantai panjang
yang lazim disebut PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid). PUFA merupakan
komponen dari dinding sel tubuh, terutama sel saraf dan sel retina mata.
Berikut ini adalah bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan oleh asam oleat
apabila terjadi kontak secara langsung :
a) Dapat menyebabkan iritasi mata apabila terjadi kontak
b) Material dapat menyebabkan iritasi pada membran mukosa dan sistem
pernafasan bagian atas.
c) Dapat mengakibatkan iritasi mata, kulit, atau sistem pernafasan
d) Kontak yang berulang kali dapat mengakibatkan kulit kering dan pecah
e) Uapnya dapat mengakibatkan mual dan pusing
f) Dapat menyebabkan gangguan pernafasan
g) Tidak baik untuk pertumbuhan otak
8. Asam Stearat
Asam stearat adalah campuran asam organik yang tergolong asam
karboksilat atau termasuk asam lemak jenuh yang diperoleh dari lemak hewani
serta minyak masak atau dari minyak nabati. Ini digunakan dalam tambahan
bahan kosmetik sebagai agen pengemulsi sehingga membentuk larutan kental atau
agak padat (krim) atau sebagai pelembut kulit atau pelembab. Maka dalam
perkosmetikan indonesia asam stearat diperbolehkan. Adapun konsentrasi yang
dianjurkan antara 1-20%. Asam stearat, atau asam oktadekanoat, adalah asam
lemak jenuh yang mudah diperoleh dari lemak hewani serta minyak masak.
Wujudnya padat pada suhu ruang, dengan rumus kimia CH3(CH2)16COOH. Kata
stearat berasal dari bahasa Yunani stear, yang berarti lemak padat. Asam stearat
diproses dengan memperlakukan lemak hewan dengan air pada suhu dan tekanan
tinggi. Asam ini dapat pula diperoleh dari hidrogenasi minyak nabati. Dalam
bidang industri asam stearat dipakai sebagai bahan pembuatan lilin, sabun, plastik,
kosmetika, dan untuk melunakkan karet. Titik lebur asam stearat 69.6 °C dan titik
didihnya 361 °C. Reduksi asam stearat menghasilkan stearil alkohol.
9. Asam Linoleat
Asam Alfa Linoleat (ALA) merupakan asam lemak omega-3 yang utama.
Pada manusia sehat, zat ini akan diubah menjadi asam eicosapentaenoic (EPA)
dan kemudian menjadi asam docosahexaenoic (DHA). EPA beserta GLA, yang
disintesis dari asam linoleat (omega-6), kemudian diubah menjadi senyawa seperti
hormon yang dikenal sebagai eikosanoid , yang membantu dalam banyak fungsi
tubuh termasuk fungsi organ vital dan aktivitas intraseluler. Omega-3 digunakan
dalam pembentukan dinding sel, membuat mereka lentur dan fleksibel, serta
meningkatkan sirkulasi dan penyerapan oksigen dan fungsi sel darah merah.
Kekurangan omega-3 akan mempengaruhi penurunan daya ingat dan kemampuan
mental, kesemutan pada saraf, penglihatan buruk, memperlambat pertumbuhan
bayi, dan masih banyak lagi. Konsumsilah asam lemak esensial dalam jumlah
yang cukup tiap hari, agar Anda dapat terhindar dari berbagai penyakit yang dapat
mengganggu kesehatan dan aktivitas Anda.
10. Kadar Air
VCO memiliki kadar air yang lebih rendah, begitu juga dengan kadar asam
lemak bebasnya. Warna VCO bening seperti air dan berbau harum, serta dapat
disimpan dalam jangka waktu yang jauh lebih lama hingga 12 bulan. Ini jelas
berbeda dibandingkan air kelapa yang mudah sekali berbau tengik (tidak tahan
lama) serta daya jualnya pun rendah. VCO akan lebih awet apabila kadar air yang
dikandungnya makin rendah. Kandungan air dikurangi yaitu pada saat
penyaringan, air diserap lebih dahulu oleh kertas saring kemudian diuapkan.
Untuk mengetes kadar air memang sulit apabila tanpa alat.