21
LAPORAN PRAKTIKUM SIFAT ALAMI TANAH ACARA VII GERAKAN LENGAS DALAM PROFIL TANAH Disusun oleh : Nama : M. Nur Permana NIM : 11/318950/TP/10195 Golongan : Kamis A Co. Ass : Fuad Assani LABORATORIUM TEKNIK SUMBERDAYA LAHAN DAN AIR JURUSAN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

LAPORAN SAT ACARA 7 TEP UGM

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN SAT ACARA 7 TEP UGM

LAPORAN PRAKTIKUM

SIFAT ALAMI TANAH

ACARA VII

GERAKAN LENGAS DALAM PROFIL TANAH

Disusun oleh :

Nama : M. Nur Permana

NIM : 11/318950/TP/10195

Golongan : Kamis A

Co. Ass : Fuad Assani

LABORATORIUM TEKNIK SUMBERDAYA LAHAN DAN AIR

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2014

Page 2: LAPORAN SAT ACARA 7 TEP UGM

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan mahluk hidup yang amat bergantung pada

sumberdaya hayati. Tanah adalah salah satu sumberdaya hayati yang sangat

esensial. Beberapa fungsi tanah sebagai media tumbuh tanaman, dan

penyimpan air. Air juga merupakan sumberdaya yang vital, karena setiap

mahluk hidup di bumi selalu membutuhkan air. Air memiliki fungsi sebagai

unsur hara tanaman, sebagai pelarut unsur hara dan merupakan bagian dari

sel-sel tanaman

Pertumbuhan tanaman tidak akan lepas dari kandungan air (lengas) dalam

tanah, sebab air digunakan tumbuhan untuk menjalankan berbagai proses

biologi dalam pertumbuhan. Lengas tanah yang merupakan salah satu sifat

fisik tanah sangat berperan penting dalam menjaga kelembapan tanah. Lengas

menyusun dua per tiga bagian dari pori - pori tanah pada suhu kamar dan

menjadi satu pertiga bagian jika suhu meningkat. Oleh karena itu,

pengetahuan mengenai gerakan lengas pada suatu profil tanah sangatlah

penting agar dapat mengetahui serapan kadar lengas maksimal beberapa

profil tanah.

B. Tujuan

Mahasiswa mengerti dan memahami pola pembasahan dan gerakan lengas

dalam profil tanah, faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya gerakan

lengas dan laju gerakan lengas dalam lapisan tanah.

C. Manfaat

Dengan melakukan praktikum ini, diharapkan praktikan dapat memahami

pola pembasahan dan gerakan lengas tanah dalam profil tanah sehingga

nantinya dapat dipraktekkan dalam kehidupan nyata.

Page 3: LAPORAN SAT ACARA 7 TEP UGM

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Di dalam tanah, air berada di dalam ruang pori diantara padatan tanah. Jika

tanah dalam keadaan jenuh air, semua ruang pori tanah terisi air. Dalam keadaan

ini jumlah tanah yang disimpan di dalam tanah merupakan jumlah air maksimum

disebut kapasitas penyimpanan air maksimum. Selanjutnya jika tanah dibiarkan

mengalami pengeringan, sebagian ruang pori akan terisi udara dan sebagian

lainnya terisi air. Dalam keadaan ini tanah dikatakan tidak jenuh (Handriyanto,

2010).

Lengas tanah atau kelembaban tanah merupakan air yang terikat secara

adsorbtif pada permukaan butir-butir tanah. Penyerapan air oleh perakaran

tergantung pada persediaan kelembaban air dalam tanah. Kapasitas simpanan

tanah tergantung pada tekstur, kedalaman dan struktur tanah. Ketersediaan lengas

tanah tergantung pada potensial air, distribusi akar dan suhu.Rodriquez-Iturbe and

Amilcar, 2004).

Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai

tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman

dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang

dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan

unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan

secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi

aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi)

bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas

tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman

obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan (Hakim, dkk., 2008).

Lengas tanah atau kelembaban tanah merupakan air yang terikat secara

adsorbtif pada permukaan butir-butir tanah. Penyerapan air oleh perakaran

tergantung pada persediaan kelembaban air dalam tanah. Kapasitas simpanan

Page 4: LAPORAN SAT ACARA 7 TEP UGM

tanah tergantung pada tekstur, kedalaman dan struktur tanah. Ketersediaan lengas

tanah tergantung pada potensial air, distribusi akar dan suhu (Anonim, 2011).

Di dalam tanah, air berada di dalam ruang pori diantara padatan tanah. Jika

tanah dalam keadaan jenuh air, semua ruang pori tanah terisi air. Dalam keadaan

ini jumlah tanah yang disimpan didalam tanah merupakan jumlah air maksimum

disebut kapasitas penyimpanan air maksimum. Selanjutnya jika tanah dibiarkan

mengalami pengeringan, sebagian ruang pori akan terisi udara dan sebagian

lainnya terisi air. Dalam keadaan ini tanah dikatakan tidak jenuh (Hillel,1983).

Page 5: LAPORAN SAT ACARA 7 TEP UGM

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan:

1. Bak kaca

2. Timbangan

3. Oven

4. Roll meter

5. Gelas ukur

6. Stopwatch

7. Moisture tester

Bahan yang digunakan:

1. Soil sampler

2. Air

B. Cara Kerja

1. Kadar air mula-mula tanah yang akan diberi air diukur dengan cara

gravimetri.

2. Gypsum block dipasang di luar daerah yang akan diberi air pada

kedalaman dengan interval jarak 10cm sampai kedalaman 50cm.

3. Tabung dipasang sebagai pelindung untuk pemberian air.

4. Air diberikan sesuai dengan laju infiltrasi yang sesuai dalam waktu 30-60

menit.

5. Perkembangan dan perubahan kadar lengas masing-masing titik

kedalaman diamati dengan moisture tester dengan interval waktu 5 menit.

6. Profil tanah dibuat dan diukur kadar airnya dengan menggunakan

moisture tester.

Page 6: LAPORAN SAT ACARA 7 TEP UGM

C. Cara Analisis

1. Lamda

λ(θ) = xt−12

x = λ(θ)

t−12

Dimana :

x = jarak sumber air ke front basah

t = waktu

Page 7: LAPORAN SAT ACARA 7 TEP UGM

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS

A. Hasil

1. Hasil Pengamatandan Perhitungan Pola Pembasahan Tanah

Lempung Murni Menggunakan Buret

No∆t

(menit)JarakVertika

l

Jarak Horizontal

Kanan (cm)

Jarak Horizontal Kiri (cm)

λ Vertikal

λ Horizontal

kanan

λ Horizontal

kiri

1 5 2 0.7 0.7 0.89 0.31 0.31

2 5 2.5 1.7 1.5 1.12 0.76 0.67

3 5 3 2.4 2.5 1.34 1.07 1.12

4 5 3.8 2.6 2.9 1.70 1.16 1.30

5 5 3.9 2.9 2.9 1.74 1.30 1.30

6 5 4 3.2 3.2 1.79 1.43 1.43

7 5 4.4 3.7 3.7 1.97 1.65 1.65

8 5 4.6 3.8 3.7 2.06 1.70 1.65

9 5 4.6 3.8 3.7 2.06 1.70 1.65

10 5 4.8 3.9 3.9 2.15 1.74 1.74

11 5 4.8 3.9 3.9 2.15 1.74 1.74

12 5 4.8 3.9 3.9 2.15 1.74 1.74

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan dan Perhitungan Pola Pembasahan Tanah

Lempung Murni Menggunakan Buret

Page 8: LAPORAN SAT ACARA 7 TEP UGM

2. Hasil Pengamatandan Perhitungan Pola Pembasahan Tanah

Lempung Berpasir Menggunakan Infus

No∆t

(menit)JarakVertika

l

Jarak Horizontal Kanan (cm)

Jarak Horizontal Kiri (cm)

λ Vertikal

λ Horizontal

kanan

λ Horizontal

kiri

1 5 5.7 6.1 6.5 2.55 2.73 2.91

2 5 8 9.3 7.4 3.58 4.16 3.31

3 5 10.3 11.1 8.6 4.61 4.96 3.85

4 5 11 12.4 9.7 4.92 5.55 4.34

5 5 12.2 13.1 10.4 5.46 5.86 4.65

6 5 13.3 13.9 11.2 5.95 6.22 5.01

7 5 15.5 14.8 12 6.93 6.62 5.37

8 5 15.6 15.7 12.2 6.98 7.02 5.46

9 5 16.5 16.1 12.5 7.38 7.20 5.59

10 5 17.5 16.7 13 7.83 7.47 5.81

11 5 18.4 17.3 13.5 8.23 7.74 6.04

12 5 18.9 17.7 13.8 8.45 7.92 6.17

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan dan Perhitungan Pola Pembasahan Tanah

Lempung Berpasir Menggunakan Infus

3. Kaliberasi Tetesan Air

No KeteranganWaktu (detik)

Volume (ml)Debit Tetesan

(ml/detik)

1 Denganinfus 60 18 0.3

Page 9: LAPORAN SAT ACARA 7 TEP UGM

2 DenganBurret 60 1  0.01667 

Tabel 4.3 Kaliberasi Tetesan Air

B. Analisis

Contoh perhitungan

Hasil pengamatan menit ke 55 pola pembasahan tanah lempung murni :

1. Pola pembasahan λ vertikal λ (θ) = xt-1/2

λ (θ) = xt-1/2

= 4,8 x (5-1/2)

= 2,15

2. Pola pembasahan λ horizontal kanan

λ (θ) = xt-1/2

= 3,9 x (5-1/2)

= 1,74

3. Polapembasahan λ horizontal kiri

λ (θ) = xt-1/2

= 3,9 x (5-1/2)

= 1,74

4. Kalibrasi Tetesan Air

Contohperhitungan no. 1 denganinfust = 1 menit = 60 detik; A = 18 ml

Debit tetesan = At

(ml/detik)

Debit tetesan = 1860

= 0.3 ml/detik

Page 10: LAPORAN SAT ACARA 7 TEP UGM

BAB V

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini akan diuji gerakan lengas tanah pada suatu profil

tanah melalui sistem irigasi mikro yaitu irigasi tetes. Dalam praktikum ini

digunakan 2 contoh tanah, tanah lempung berpasir dan tanah lempung murni.

Pada kedua contoh tanah ini akan diamati pergerakan lengas tanah dengan melihat

pola pembasahan tanah yang terjadi. Kemudian diukur tanah yang basah pada

jarak vertikal maupun horisontal.

Pola pembasahan adalah pola yang terjadi pada tanah akibat pemberian air

dari sistem irigasi yang digunakan sehingga membentuk suatu pola tertentu. Jarak

horizontal dan vertikal pola pembasahan yang terbentuk pada masing-masing jenis

tanah berbeda. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pola pembasahan dalam

tanah. Faktor- faktor yang mempengaruhi antara lain adalah ukuran pori tanah,

intensitas tetesan air, jenis tanah, tekstur tanah, dan struktur tanah. Pola

pembasahan ini patut diperhatikan dalam menentukan jenis irigasi yang akan

digunakan pada suatu lahan. Sehingga jenis irigasi yang digunakan dapat

memiliki efisiensi yang tinggi untuk perkembangan tanaman.

Pada praktikum ini digunakan dua jenis profil tanah yaitu tanah lempung

dan campuran tanah lempung + pasir. Untuk melihat pola pembasahannya

digunakan sistem irigasi tetes. Sistem irigasi tetes ini terdiri buret dan wadah kaca

sebagai tempat profil tanah yang akan diamati pola pembasahannya. Sebelum

digunakan untuk membasahi tanah, debit air yang keluar dari buret diukur terlebih

dahulu agar didapat debit tetesan air yang konsisten, sehingga pola pembasahan

terlihat perbedaannya dari waktu ke waktu. Kemudian tetesan air diarahkan ke

profil tanah dan diamati pola pembasahan yang terjadi. Pengamatan dilakukan

selama 60 menit, dimana setiap 5 menit akan diambil data berupa gambar pola

pembasahan yang terjadi dan jarak pola pembasahannya baik ke arah vertikal

Page 11: LAPORAN SAT ACARA 7 TEP UGM

maupun horisontal. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, pada tanah lempung

pola pembasahannya lebih kecil. Hal ini karena lempung bersifat liat dan sukar

dilalui oleh air. Sedangkan pada tanah campuran lempung dan pasir, pola

pembasahannya lebih besar. Hal ini karena pasir dapat meloloskan air dengan

mudah.

Sistem Irigasi mikro merupakan salah satu terobosan sistem irigasi yang

dapat meminimalkan penggunaan dan efisiensi air. Inti dari irigasi mikro adalah

pemberian air pada tanah dengan debit kecil sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Irigasi mikro yang digunakan pada praktikum kali ini adalah jenis irigasi tetes.

Irigasi tetes adalah metode irigasi yang menghemat air dan pupuk dengan

membiarkan air menetes pelan-pelan ke akar tanaman, baik melalui permukaan

tanah atau langsung ke akar, melalui jaringan katup, pipa dan emitorini

merupakan Irigasi tetes juga memliki kelebihan dan kekurangan dibandingkan

sistem irigasi pada umumnya. Kelebihan dari irigasi tetes antara lain dapat

meningkatkan nilai guna air, dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman, dapat

menekan pertumbuhan gulma, dan dapat menekan resiko penumpukan garam.

Sedangkan kekurangannya adalah memerlukan perawatan yang intensif, terjadi

penumpukan garam, membatasi pertumbuhan tanaman, dan keterbatasan biaya

dan teknik.

Page 12: LAPORAN SAT ACARA 7 TEP UGM

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum adalah

1. Pola pembasahan adalah pola yang terjadi pada tanah akibat pemberian

air dari sistem irigasi yang digunakan sehingga membentuk suatu pola

tertentu.

2. Faktor- faktor yang mempengaruhi gerakan lengas antara lain adalah

ukuran pori tanah, intensitas tetesan air, jenis tanah, tekstur tanah, dan

struktur tanah

3. Irigasi mikro adalah metode pemberian air pada tanaman dengan debit

yang kecil sesuai dengan kebutuhan tanaman.

4. Pola pembasahan pada tanah lempung berpasir lebih besar daripada tanah

lempung murni.

B. Saran

Praktikum sudah berjalan lancar

Page 13: LAPORAN SAT ACARA 7 TEP UGM

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2011. Lengas Tanah.Dalam http://www.silvikultur.com/Lengas_Tanah.html. Diakses pada Sabtu, 15 November 2014 Pukul 22.30 WIB.

Hakim, N. dkk.2008. Dasar-Dasar Ilmu Tanah , Penerbit Universitas Lampung. Lampung

Handriyanto. 2010. Struktur Tanah. Dalam http://www.unsiklopedia bebas.com/Struktur Tanah . Diakses pada Sabtu, 15 November 2014 Pukul 22.40 WIB.

Hillel, D. 1983. Fundamental of Soil Physic. New York, Academic Press.

Rodriquez-Iturbe, I and P.  Amikar. 2004. Ecohydrology of Water-controlled Ecosystem: Soil Moisture and Plant Dynamics. London , Cambridge University Press.

Page 14: LAPORAN SAT ACARA 7 TEP UGM

LAMPIRAN

Gambar pola pembasahan tanah lempung berpasir

Page 15: LAPORAN SAT ACARA 7 TEP UGM

Gambar pola pembasahan tanah lempung murni

Page 16: LAPORAN SAT ACARA 7 TEP UGM
Page 17: LAPORAN SAT ACARA 7 TEP UGM