47
LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR II RESPIRASI Disusun oleh : 1. Erlin Aprilia 13312241004 2. Wahyu Marliyani 13312241005 3. Endah Setyorini 13312241010 4. Sopa Saniah 13312241011 5. Lutfi Rahmawati Nurhadi 13312241028 6. Imamah 13312241040 Kelas: IPA A 2013 Kelompok V PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Laporan Praktikum Respirasi.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Praktikum Respirasi.docx

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR II

RESPIRASI

Disusun oleh :

1. Erlin Aprilia 13312241004

2. Wahyu Marliyani 13312241005

3. Endah Setyorini 13312241010

4. Sopa Saniah 13312241011

5. Lutfi Rahmawati Nurhadi 13312241028

6. Imamah 13312241040

Kelas: IPA A 2013

Kelompok V

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2014

Page 2: Laporan Praktikum Respirasi.docx

A. Tujuan

Sesudah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa agar dapat:

a. Mengamati perubahan volume gas yang berhubungan dengan konsumsi

oksigen.

b. Mengukur laju respirasi spesimen.

c. Menjelaskan pengaruh massa ataupun jenis spesimen terhadap laju respirasi.

B. Latar Belakang

Dalam mempelajari suatu kehidupan, tentunya tak lepas dari pengkajian

mahluk hidup itu sendiri, baik manusia, hewan, tumbuhan dan mikroorganisme.

Dalam beberapa aspek fisiologi tumbuhan berbeda dengan fisiologi hewan atau

fisiologi sel. Tumbuhan dan hewan pada dasarnya telah berkembang melalui pola

atau kebiasaan yang berbeda. Tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang

sepanjang hidupnya. Kebanyakan tumbuhan tidak berpindah, memproduksi

makanannya sendiri (autotrof), menggantungkan diri pada apa yang diperolehnya

dari lingkungannya sampai batas-batas yang tersedia. Hewan sebagian besar harus

bergerak, harus mencari makan(heterotrof), ukuran tubuhnya terbatas pada ukuran

tertentu dan harus menjaga integritas mekaniknya untuk hidup dan pertumbuhan.

Salah satu ciri-ciri mahluk hidup adalah melakukan proses menyerap

udara (O2) atau yang lebih dikenal dengan respirasi. Semua sel aktif terus menerus

melakukan respirasi, sering menyerap O2 dan melepaskan CO2 dalam volume

yang sama. Namun seperti kita ketahui, respirasi lebih dari sekadar pertukaran gas

secara sederhana. Proses keseluruhan merupakan reaksi oksidasi-reduksi, yaitu

senyawa dioksidasi menjadi CO2 dan O2 yang diserap direduksi menjadi H2O,

Pati, fruktan, sukrosa, atau gula yang lainnya, lemak, asam organik, bahkan

protein dapat bertindak sebagai substrat respirasi.

Respirasi merupakan proses katabolisme atau penguraian senyawa organik

menjadi senyawa anorganik. Respirasi sebagai proses oksidasi bahan organik

yang terjadi didalam sel dan berlangsung secara aerobik maupun anaerobik.

Dalam respirasi aerob diperlukan oksigen dan dihasilkan karbondioksida serta

energi. Sedangkan dalam respirasi anaerob dimana oksigen tidak atau kurang

1

Page 3: Laporan Praktikum Respirasi.docx

tersedia dan dihasilkan senyawa selain karbondiokasida, seperti alkohol,

asetaldehida atau asam asetat dan sedikit energi. Secara umum, respirasi

karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut:  C6H12 O6 + O2 → 6CO2 + H2O +

energy

Pada praktikum kali ini, pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan

tentang kehidupan tumbuhan yang dapat dilakukan dengan melakukan

pembuktian teori bahwa tumbuhan itu bisa bernapas sebagaimana mahkluk hidup

yang lain. Untuk melakukan pembuktian tersebut digunakan tanaman cemara

(Pinus merkussi) dan tanaman sebagai objek pengamatan.

C. Dasar Teori

a. Pengertian Pernapasan (Respirasi)

Semua sel aktif terus menerus melakukan respirasi, sering menyerap O2

dan melepaskan CO2 dalam volume yang sama. Namun seperti kita ketahui,

respirasi lebih dari sekadar pertukaran gas secara sederhana. Proses keseluruhan

merupakan reaksi oksidasi-reduksi, yaitu senyawa dioksidasi menjadi CO2 dan O2

yang diserap direduksi menjadi H2O. Pati, fruktan, sukrosa, atau gula yang

lainnya, lemak, asam organik, bahkan protein dapat bertindak sebagai substrat

respirasi (Salisbury dan Ross, 1995: 57).

Respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan

energi. Respirasi dilakukan oleh semua penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan

maupun sel hewan dan manusia. Respirasi dilakukan baik pada siang maupun

malam hari. Sebagaimana kita ketahui dalam semua aktivitas makhluk hidup

memerlukan energi begitu juga dengan tumbuhan. Respirasi terjadi pada seluruh

bagian tubuh tumbuhan, pada tumbuhan tingkat tinggi respirasi terjadi baik pada

akar, batang maupun daun dan secara kimia pada respirasi aerobik pada

karbohidrat (glukosa) adalah kebalikan fotosintesis. Pada respirasi pembakaran

glukosa oleh oksigen kan menghasilkan energi karena semua bagian tumbuhan

tersusun atas jaringan dan jaringan tersusun atas sel, maka respirasi terjadi pada

sel (Neil A Campbell, 2002: 160).

2

Page 4: Laporan Praktikum Respirasi.docx

Tumbuhan hijau bernapas dengan mengambil oksigen dari lingkungan,

tidak semua tumbuhan bernapas dengan menggunakan oksigen. Tumbuhan tak

berklorofil benapas tanpa memerlukan oksigen. Tujuan proses pernapasan, yaitu

untuk memperoleh energi. Pada peristiwa bernapas terjadi pelepasan energi.

Tumbuhan yang bernapas secara anaeraob mendapatkan energi dengan car

menguraikan bahan – bahan tertentu dimana mereka hidup. Dalam proses

pernapasan aerob / anaerab. akan dihasilkan gas karbon dioksida dan uap air. Gas

dan uap air tersebut dikeluarkan dari tubuh. Oksigen diperlukan dan karbon

dioksida yang dihasilkan masuk dan keluar dari tubuh secara difusi. Gas – gas

tersebut masuk dan keluar melalui stomata yang ada pada permukaan daun dan

inti sel yang ditemukan pada kulit batang pegangan. Akar yang berada dalam

tanah juga dapat melakukan proses keluar msuknya gas. Tumbuhan yang hidup di

daerah rawa/berlumpur mempunyai akar yang mencuat keluar deari tanah. Akar

ini disebut akar panas. Kandungan katalis disebut juga enzim, enzim sangat

penting untuk siklus reaksi respirasi (sebaik-baiknya proses respirasi ). Beberapa

reaksi kimia membolehkan mencampur dengan fungsi dari enzim atau

mengkombinasikan sisi aktifnya. Penggunaan ini akan dapat dilihat hasilnya pada

inhibitor dari aktivitas enzim (Kimball, 1983).

Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam sel

tumbuhan tinggi. Terdapat beberapa substrat respirasi yang penting lainnya

diantaranya adalah beberapa jenis gula seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa;

pati; asam organik; dan protein (digunakan pada keadaan dan spesies tertentu).

Secara umum, respirasi karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut:

C6H12O6 + O2 → 6CO2 + H2O + energi

Reaksi di atas merupakan persamaan rangkuman dari reaksi-reaksi yang

terjadi dalam proses respirasi (Danang, 2008: 18).

b. Proses Respirasi

Proses respirasi diawali dengan adanya penangkapan O2 dari lingkungan.

Proses transport gas-gas dalam tumbuhan secara keseluruhan berlangsung secara

difusi. Oksigen yang digunakan dalam respirasi masuk ke dalam setiap sel

tumbuhan dengan jalan difusi melalui ruang antar sel, dinding sel, sitoplasma dan

3

Page 5: Laporan Praktikum Respirasi.docx

membran sel. Demikian juga halnya dengan CO2 yang dihasilkan respirasi akan

berdifusi ke luar sel dan masuk ke dalam ruang antar sel. Hal ini karena membran

plasma dan protoplasma sel tumbuhan sangat permeabel bagi kedua gas tersebut.

Setelah mengambil O2 dari udara, O2 kemudian digunakan dalam proses

respirasi dengan beberapa tahapan, diantaranya yaitu glikolisis, dekarboksilasi

oksidatif, siklus asam sitrat, dan transpor elektron.

Proses respirasi pada seluruh sel baik hewan maupun tumbuhan terjadi

didalam mitokondria. Berikut ini adalah striktur sel mitokondria:

Gambar 1. Mitokondria

Sumber: http://www.desyliapu3.wordpress.com

Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H2O + CO2 + Energi,

melalui tiga tahap :

1. Glikolisis

Glikolisis yaitu tahapan pengubahan glukosa menjadi dua molekul asam

piruvat (beratom C3), peristiwa ini berlangsung di sitosol. As. Piruvat yang

dihasilkan selanjutnya akan diproses dalam tahap dekarboksilasi oksidatif. Selain

itu glikolisis juga menghasilkan 2 molekul ATP sebagai energi, dan 2 molekul

NADH yang akan digunakan dalam tahap transport elektron.Dalam keadaan

anaerob, As. Piruvat hasil glikoisis akan diubah menjadi karbondioksida dan etil

alkohol. Proses pengubahan ini dikatalisis oleh enzim dalam sitoplasma. Dalam

respirasi anaerob jumlah ATP yang dihasilkan hanya dua molekul untuk setiap

satu molekul glukosa, hasil ini berbeda jauh dengan ATP yang dihasilkan dari

hasil keseluruhan respirasi aerob yaitu 36 ATP.

Peristiwa perubahan :

4

Page 6: Laporan Praktikum Respirasi.docx

Glukosa berubah menjadi Glukosa – 6 – fosfat berubah menjadi  Fruktosa

1,6 difosfat berubah menjadi 3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat Þ Asam

piravat.

Jadi hasil dari glikolisis : 2 molekul asam piravat, 2 molekul NADH yang

berfungsi sebagai sumber elektron berenergi tinggi dan  2 molekul ATP untuk

setiap molekul glukosa.

Enzim-enzim yang berperan dalam GLikolisis yaitu Heksokinase,

Fosfoheksokinase, Fosfofruktokinase, Aldolase, triosa fosfat isomerase, triosa

fosfat dehidrogenase,  fosfogliseril kinase, fosfoglisero mutase, Enolase, dan

piruvat kinase.

Manfaat glikolisis:

a. Mereduksi 2 molekul NAD+ menjadi NADH untuk setiap molekul heksosa

yang dirombak.

b. Setiap molekul heksosa yang dirombak akan dihasilkan 2 molekul ATP,

jika substratnya berupa glukosa- P-, glukosa 6-P, atau fruktosa-6-P maka

akan dihasilkan 3 molekul ATP.

c. Melalui glikolisis akan dihasilkan senyawa- senyawa antara yang dapat

menjadi bahan baku untuk sintesis berbagai senyawa yang terdapat dalam

tumbuhan.

2. Dekarboksilasi Oksidatif

Dekarboksilasi oksidatif yaitu pengubahan asam piruvat (beratom C3)

menjadi Asetil KoA (beratom C2) dengan melepaskan CO2, peristiwa ini

berlangsung di sitosol. Asetil KoA yang dihasilkan akan diproses dalam siklus

asam sitrat. Hasil lainnya yaitu NADH yang akan digunakan dalam transpor

elektron.

3. Daur Krebs (Daur Trikarboksilat) atau Daur Asam Sitrat

Daur Krebs merupakan pembongkaran asam piruvat secara aerob menjadi

CO2 dan H2O serta energi kimia. Siklus asam sitrat (daur krebs) terjadi di dalam

matriks dan membran dalam mitokondria, yaitu tahapan pengolahan asetil KoA

dengan senyawa asam sitrat sebagai senyawa yang pertama kali terbentuk.

Beberapa senyawa dihasilkan dalam tahapan ini, diantaranya adalah satu molekul

5

Page 7: Laporan Praktikum Respirasi.docx

ATP sebagai energi, satu molekul FADH dan tiga molekul NADH yang akan

digunakan dalam transfer elektron, serta dua molekul CO2.

Fungsi utama Siklus Krebs adalah:

a. Mereduksi NAD+ dan FAD menjadi NADH dan FADH2 yang kemudian

dioksidasi untuk menghasilkan ATP.

b. Sintesis ATP secara langsung, yakni 1 molekul ATP untuk setiap molekul

piruvat yang dioksidasi

c. Pembentukan kerangka karbon yang dapat digunakan untuk sintesis asam-

asam amino tertentu, yang kemudian dapat dikonversi untuk membentuk

senyawa yang lebih besar.

4. Transfer electron

Transfer elektron yaitu serangkaian reaksi yang melibatkan sistem karier

elektron (pembawa elektron). Proses ini terjadi di dalam membran dalam

mitokondria. Dalam reaksi ini elektron ditransfer dalam serangkaian reaksi redoks

dan dibantu oleh enzim sitokrom, quinon, piridoksin, dan flavoprotein. Reaksi

transfer elektron ini nantinya akan menghasilkan H2O.

Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai

NADH2 (NADH + H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria

(dengan adanya siklus Krebs yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem

pengangkutan elektron) akan terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi

selain CO2.

Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh

melalui stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa pernafasan

hewan tingkat tinggi.

Secara sederhana, proses respirasi dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Glikolisis:

Glukosa ——> 2 asam piruvat + 2 NADH + 2 ATP

2. Siklus Krebs:

2 asetil piruvat ——> 2 asetil KoA + 2 CO2 + 2 NADH + 2 ATP

2 asetil KoA ——> 4 CO2 + 6 NADH + 2 FADH2

6

Page 8: Laporan Praktikum Respirasi.docx

3. Rantai transpor elektron:

10 NADH + 5O2 ——> 10 NAD+ + 10 H2O + 30 ATP

2 FADH2 + O2 ——> 2 FAD + 2 H2O + 4 ATP

Jadi, total energi yang dihasilkan dari proses respirasi adalah 38 ATP

(Danang, 2008: 19)

Gambar 2. Proses Respirasi Seluler

Sumber: http://www.biologi-sel.com

Respirasi membutuhkan O2 dan menghasilkan zat sisa metabolisme berupa

uap air, CO2 dan panas sebagai entropi (energi panas yang tidak termanfaatkan).

Bila respirasi berjalan sempurna, dari pembakaram substrat (karbohidrat, lipida,

atau protein) akan dihasilkan rasio CO2/O2 tertentu yang disebut dengan

“Respiratory quotient” [RQ]. Respirasi dengan substrat lipida akan diperoleh

RQ<1, dan RQ=1 untuk substrat glukosa (Suyitno, 2007: 5).

Dengan kata lain, perbedaan antara jumlah CO2 yang dilepaskan dan

jumlah O2 yang digunakan dikenal dengan Respiratory Ratio atau Respiratory

Quotient dan disingkat RQ. Nilai RQ ini tergantung pada bahan atau subtrat untuk

respirasi dan sempurna atau tidaknya proses respirasi tersebut dengan kondisi

lainnya (Simbolon, 1989: 21).

7

Page 9: Laporan Praktikum Respirasi.docx

Tergantung pada bahan yang digunakan, maka jumlah mol CO2 yang

dilepaskan dan jumlah mol O2 yang diperlukan tidak selalu sama. Diketahui nilai

RQ untuk karbohidrat = 1, protein < 1 (= 0,8 – 0,9), lemak < 1 (= 0,7) dan asam

organik > 1 (1,33). Nilai RQ ini tergantung pada bahan atau subtrat untuk

respirasi dan sempuran tidaknya proses respirasi dan kondisi lainnya (Krisdianto

dkk, 2005).

Sebagian besar energi yang dilepaskan selama respirasi kira-kira 2870 kj

atau 686 kcal per mol glukosa berupa bahang. Bila suhu rendah, bahang ini dapat

merangsang metabolisme dan menguntungkan beberapa spesies tertentu, tapi

biasanya bahang tersebut dilepas ke atmosfer atau ke tanah, dan berpengaruh kecil

terhadap tumbuhan. Yang lebih penting dari bahang adalah energi yang terhimpun

dalam ATP, sebab senyawa ini digunakan untuk berbagai proses esensial dalam

kehidupan, misalnya pertumbuhan dan penimbunan ion (Salisbury dan Ross,

1995: 57).

Respirasi merupakan rangkaian dari 50 atau lebih reaksi komponen,

masing-masing dikatalisis oleh enzim yang berbeda. Respirasi merupakan

oksidasi (dengan produk yang sama seperti pembakaran) yang berlangsung di

medium air dengan Ph mendekati netral, pada suhu sedang dan tanpa asap.

Pemecahan bertahap dan berjenjang molekul besar merupakan cara untuk

mengubah energi menjadi ATP. Lebih lanjut, sejalan dengan berlangsungnya

pemecahan, kerangka karbon-antara disediakan untuk menghasilkan berbagai

produk esensial lainnya dari tumbuhan. Produk ini meliputi asam amino untuk

protein, nukleotida untuk asam nukleat, dan prazat karbon untuk pigmen porfirin

(seperti klorofil dan sitokrom). Tentu saja bila senyawa tersebut terbentuk,

pengubahan substrat awal respirasi menjadi CO2 dan H2O tidaklah lengkap.

Biasanya hanya beberapa substrat respirasi yang dioksidasi seluruhnya menjadi

CO2 dan H2O (proses katabolik/penguraian), sedangkan sisanya digunakan dalam

proses sintesis (anabolisme/pembentukan) terutama di dalam sel yang sedang

tumbuh. Energi yang ditangkap dari proses oksidasi sempurna beberapa senyawa

dapat digunakan untuk mensintesis molekul lain yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan. Bila tumbuhan sedang tumbuh, laju respirasi meningkat sebagai

8

Page 10: Laporan Praktikum Respirasi.docx

akibat dari permintaan pertumbuhan, tapi beberapa senyawa yang hilang dialihkan

ke dalam reksi sintesis dan tidak pernah muncul sebagai CO2 (Salisbury & Ross,

1995: 58).

Ditinjau dari kebutuhannya  akan oksigen, respirasi dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu :

1. Respirasi Aerobik (aerob)

Respirasi aerob yaitu respirasi yang menggunakan oksigen oksigen bebas

untuk mendapatkan energi. Persamaan reaksi proses respirasi aerob secara

sederhana dapat dituliskan :

  C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O + 675 kalori

Dalam kenyataan reaksi yang terjadi tidak sesederhana itu. Banyak

tahapan yang terjadi dari awal hingga terbentuknya energi.

2. Respirasi Anaerobik (anaerob)

Respirasi anaerobik adalah reaksi pemecahan karbohidrat untuk

mendapatkan energi tanpa menggunakan oksigen. Respirasi anaerobik

menggunakan senyawa tertentu misalnya asam fosfoenol piruvat atau asetal

dehida, sehingga pengikat hidrogen dan membentuk asam laktat atau alcohol.

Respirasi anaerobik terjadi pada jaringan yang kekurangan oksigen, akan

tumbuhan yang terendam air, biji-biji yang kulit tebal yang sulit ditembus

oksigen, sel-sel ragi dan bakteri anaerobik. Bahan baku respirasi anaerobik pada

peragian adalah glukosa. Selain glukosa, bahan baku seperti fruktosa, galaktosa

dan malosa juga dapat diubah menjadi alkohol. Hasil akhirnya adalah alcohol,

karbon dioksida dan energi. Glukosa tidak terurai lengkap menjadi air dan

karbondioksida, energi yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan respirasi aerobik.

Reaksinya :

C6H12O6 → 2C2H5OH + CO2 + 28 Kalori

Dari persamaan reaksi tersebut terlihat bahwa oksigen tidak diperlukan.

Bahkan bakteri anaerobik seperti klostidrium tetani (penyebab tetanus) tidak dapat

hidup jika berhubungan dengan udara bebas. Infeksi tetanus dapat terjadi jika luka

tertutup sehingga memberi kemungkinan bakteri tambah subur  (Lukman, 1997).

c. Faktor-faktor yang Mempengarui Laju Respirasi

9

Page 11: Laporan Praktikum Respirasi.docx

Berbagai faktor lingkungan dapat mempengaruhi laju respirasi,

diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Ketersediaan substrat

Respirai bergantung pada ketersediaan substrat. Tumbuhan yang

kandungan pati, fruktan, atau gulanya rendah, melakukan respirasi pada laju yang

rendah. Tumbuhan yang kahat gula sering melakukan respirasi lebih cepat bila

gula disediakan. Bahkan laju respirasi daun sering lebih cepat segera setelah

matahari tenggelam, saat kandungan gula tinggi dibandingkan dengan ketika

matahari terbit, saat kandungan gulanya lebih rendah. Selain itu, daun yang

ternaungi atau daun bagian bawah biasanya berespirasi lebih lambat daripada

daun sebelah atas yang terkena cahaya lebih banyak. Bila hal ini tidak terjadi,

maka daun sebelah bawah akan lebih cepat mati. Perbedaan kandungan gula

akibat tak berimbangnya laju fotosintesis mungkin yang menyebabkan laju

respirasi yang lebih rendah pada daun yang ternaungi (Salisbury dan Ross, 1995:

61).

2. Ketersediaann oksigen

Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya

pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara

organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara

tidak banyak mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah oksigen yang

dibutuhkan tumbuhan untuk berespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang

tersedia di udara (I Komang Jaya Santika Yasa, 2009: 76).

3. Suhu

Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan

faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap

kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-masing

spesies. Bagi sebagian besar bagian tumbuhan dan spesies tumbuhan, Q10 respirasi

biasanya 2,0 sampai 2,5 pada suhu antara 5 dan 25°C. Bila suhu meningkat lebih

jauh sampai 30 atau 35°C, laju respirasi tetap meningkat, tapi lebih lambat, jadi

Q10 mulai menurun. Penjelasan tentang penurunan Q10 pada suhu yang tinggi ini

adalah bahwa laju penetrasi O2 ke dalam sel lewat kutikula atau periderma mulai

10

Page 12: Laporan Praktikum Respirasi.docx

menghambat respirasi saat reaksi kimia berlangsung dengan cepat. Difusi O2 dan

CO2 juga dipercepat dengan peningkatan suhu.Peningkatan suhu sampai 40°C atau

lebih, laju respirasi malahan menurun, khususnya bila tumbuhan berada pada

keadaan ini dalam jangka waktu yang lama. Nampaknya enzim yang diperlukan

mulai mengalami denaturasi dengan cepat pada suhu yang tinggi, mencegah

peningkatan metabolik yang semestinya terjadi.

4. Jenis dan Umur Tumbuhan

Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolsme,

dengan demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada

masing-masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih

tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang

sedang dalam masa pertumbuhan (I Komang Jaya Santika Yasa, 2009: 76).

d. Manfaat Respirasi

Respirasi banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat tersebut

terlihat dalam proses respirasi dimana terjadi proses pemecahan senyawa organik,

dari proses pemecahan tersebut maka dihasilkanlah senyawa-senyawa antara yang

penting sebagai ”Building Block”. Building Block merupakan senyawa-senyawa

yang penting sebagai pembentuk tubuh. Senyawa-senyawa tersebut meliputi asam

amino untuk protein; nukleotida untuk asam nukleat; dan prazat karbon untuk

pigmen profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen

flavonoid seperti antosianin, dan senyawa aromatik tertentu lainnya, seperti lignin.

Telah diketahui bahwa hasil akhir dari respirasi adalah CO2 dan H2O, hal ini

terjadi bila substrat secara sempurna dioksidasi, namun bila berbagai senyawa di

atas terbentuk, substrat awal respirasi tidak keseluruhannya diubah menjadi CO2

dan H2O. Hanya beberapa substrat respirasi yang dioksidasi seluruhnya menjadi

CO2 dan H2O, sedangkan sisanya digunakan dalam proses anabolik, terutama di

dalam sel yang sedang tumbuh. Sedangkan energi yang ditangkap dari proses

oksidasi sempurna beberapa senyawa dalam proses respirasi dapat digunakan

untuk mensintesis molekul lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.

e. Respirasi pada Hewan

11

Page 13: Laporan Praktikum Respirasi.docx

Proses respirasi pada hewan adalah peristiwa pengambilan oksigen dan

pelepasan karbondioksida melalui organ pernapasan. Sistem respirasi atau

respirasi pada hewan berbeda-beda sesuai dengan tingkat perkembangan hewan

tersebut. Alat pernapasan pada hewan, umumnya ada 4 macam bentuk yang

digunakan, yaitu permukaan tubuh, trakea, insang, dan paru-paru.

(http://www.bimbie.com).

Alat respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat 02 dapat berdifusi

masuk dan sebaliknya C02 dapat berdifusi keluar. Alat respirasi pada hewan

bervariasi antara hewan yang satu dengan hewan yang lain, ada yang berupa paru-

paru, insang, kulit, trakea, dan paru-paru buku, bahkan ada beberapa organisme

yang belum mempunyai alat khusus sehingga oksigen berdifusi langsung dari

lingkungan ke dalam tubuh, contohnya pada hewan bersel satu, porifera, dan

coelenterata. Pada ketiga hewan ini oksigen berdifusi dari lingkungan melalui

rongga tubuh. Sistem respirasi hewan dapat dibedakan menjadi dua yaitu sistem

respirasi pada hewan tingkat rendah dan respirasi pada hewan tingkat tinggi

(http://www.bebas.vlsm.org).

Gambar 3. Trakea pada Serangga

Sumber: web.ipb.ac.id

f. Respirasi pada Tumbuhan

Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan

sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus

melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi

di bagian daun satu tumbuhan yang memiliki kloropil, dengan menggunakan

12

Page 14: Laporan Praktikum Respirasi.docx

cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan

tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak

akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan kloropil yang

berada di dalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena kloropil

hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1986).

 Respirasi pada tumbuhan tingkat tinggi berlangsung secara aerob, pada

pernafasan ini terjadi proses pembebasan energi dari sari makanan di dalam sel

tubuh melalui proses oksidasi biologis, Oksidasi biologis ada;ah suatu reaksi

antara sari makanan dengan oksigen yang menghasilkan karbon dioksida ( CO2 ),

air (H2O) dan energi.Reaksikiia ini merupakan reaksi enzimatis, enzim berperan

sebagai katalisator ( pemercepat proses reaksi ).

Energi yang dihasilkan dari pernafasan digunakan oleh tumbuhan untuk

mewlakukan berbagai kegiatan hidupnya, misalnya untuk pertumbuhan dan

melakukan kegiatan di dalam hidupnya, misalnya untuk pertumbuhan,,

pembentukan protein mengangkut mineral dari dalam tanah, berkembang

biak,serta melakukan proses fotosintesis.

Respirasi  pada tumbuhan tingkat rendah ada yang aerob dan ada yang

anaerob. Respirasi anaerob disebut juga dengan fermentasi ( proses pengubahan

senyawa utama menjadi senyawa bentuk lain dengan bantuan enzim ), misalnya

proses pembentukan alkohol dari glukosa dengan bantuan jamur ragi

(Saccharomyces ) seperti pembuatan tempe (Wilskins, 1993).

Pada tumbuhan, alat respirasi terletak tersebar. Artinya tumbuhan dapat

melakukan pertukaran gas melalui stomata, lentisel, dan rambut akar.

1. Stomata

Stomata atau mulut daun

terdiri atas celah atau lubang yang

dikelilingi oleh dua sel penjaga dan

terletak di daun. Stomata berfungsi

sebagai tempat pertukaran gas pada

tumbuhan, sedangkan sel penjaga

berfungsi untuk mengatur, membuka

13

Page 15: Laporan Praktikum Respirasi.docx

dan menutupnya stomata. Membuka dan menutupnya daun dipengaruhi oleh

kandungan air dan ion kalium sel penjaga.

2. Lentisel

Lentisel merupakan lubang-lubang yang

terbentuk pada lubang akibat adanya

pertumbuhan kambium gabus, parenkim gabus,

dan terlepas dari bagian kulit. Lentisel

memungkinkan sel-sel tetap hidup didalam

batang melalui pertukaran gas dengan udara

luar.

3. Rambut Akar

Akar merupakan salah satu bagian pokok tubuh

tumbuhan berkormus dan merupakan organ

vegetif tumbuhan. Selain berfungsi menghisap

air dan garam-garam mineral, rambut akar

berfungsi sebagai alat pernapasan. Sel-sel rambut

akar akan mengambil oksigen pada pori-pori

tanah.

g. Respirometer

Gambar 7. Skema Alat Respirometer

Sumber: http://www.biscience5.blogspot.com

Respirometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur rata-rata

pernapasan organisme dengan mengukur rata-rata pertukaran oksigen dan karbon

dioksida. Hal ini memungkinkan penyelidikan bagaimana faktor-faktor seperti

14

Page 16: Laporan Praktikum Respirasi.docx

umur atau pengaruh cahaya memengaruhi rata-rata pernapasan. Respirometer

sederhana adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur kecepatan

pernapasan beberapa macam organisme hidup seperti serangga, bunga, akar,

kecambah yang segar. Jika tidak ada perubahan suhu yang berarti, kecepatan

pernapasan dapat dinyatakan dalam ml/detik/g, yaitu banyaknya oksigen yang

digunakan oleh makhluk percobaan tiap 1 gram berat tiap detik.

Respirometer ini terdiri atas dua bagian yang dapat dipisahkan, yaitu

tabung spesimen (tempat hewan atau bagian tumbuhan yang diselidiki) dan pipa

kapiler berskala yang dikaliberasikan teliti hingga 0,01 ml. Kedua bagian ini dapat

disatukan amat rapat hingga kedap udara dan didudukkan pada penumpu

(landasan) kayu atau logam.

Alat ini bekerja atas suatu prinsip bahwa dalam pernapasan ada oksigen

yang digunakan oleh organisme dan ada karbon dioksida yang dikeluarkan

olehnya. Jika organisme yang bernapas itu disimpan dalam ruang tertutup dan

karbon dioksida yang dikeluarkan oleh organisme dalam ruang tertutup itu diikat,

maka penyusutan udara akan terjadi. Kecepatan penyusutan udara dalam ruang itu

dapat dicatat (diamati) pada pipa kapiler berskala.

D. Alat dan Bahan

1. Respirometer

2. Botol vial

3. Kapas

4. KOH padat

5. Aquades

6. Eosin

7. Vaselin

8. Jarum suntik

9. Timbangan digital

10. Spesimen (tanaman Titian dan daun Cemara Norfolk)

15

Page 17: Laporan Praktikum Respirasi.docx

E. Langkah Kerja

a. Skema Alat

Gambar 8. Skema Percobaan Respirasi Hewan

Sumber: http://www.masihtertulis.blogspot.com

b. Prosedur Kerja

16

Page 18: Laporan Praktikum Respirasi.docx

F. Data Hasil Pengamatan

NO Nama SpesimenWaktu / menit

5 10 15 20 25

1. Tumbuhan Titian 0,38 ml 0,57 ml 0,67 ml 0,71 ml 0,74 ml

2. Tumbuhan Cemara 0,46 ml 0,66 ml 0,77 ml 0,81 ml 0,97 ml

G. Analisis Data

Rumus laju respirasi:

v= st

Dimana:

v : laju respirasi (ml/s)

s : perubahan eosin (ml)

t : waktu (detik)

Mengulangi percobaan dengan spesimen yang berbeda dan massa yang berbeda pula.

Mengamati dan mencatat perubahan kedudukan eosin pada pipa berskala setiap 5 menit selama 25 menit (5 data).

Menutup pipa berskala kurang lebih 1 menit, melepaskan dan memasukkan tetesan eosin dengan suntikan jarum.

Memasukkan tanaman kedalam botol dan menutupnya dengan pipa berskala.

Mengolesi bagian pipa berskala dengan vaselin.

Membungkus kristal KOH dengan kapas, kemudian memasukkannya ke dalam tabung respirometer.

Mengukur massa berat tanaman sebagai spesimen yang akan digunakan.

Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

17

Page 19: Laporan Praktikum Respirasi.docx

a. Tumbuhan Titian

a. Diketahui S1 = 0,38 ml

t1 = 5 menit = 300 sekon

Perhitungan :

v1= s1t 1

v1=0,38 ml300 s

v1=0,0012667 ml /s

v1=0,00127 ml /s

b. Diketahui S2 = 0,57 ml – 0,38 ml = 0,19 ml

t2 = 10 menit – 5 menit = 5 menit = 300 sekon

Perhitungan :

v2= s2t 2

v2=0,19 ml3 00 s

v2=0,00063333 ml/ s

v2=0,00063 ml/ s

c. Diketahui S3 = 0,67 ml – 0,57 ml = 0,10 ml

t3 = 15 menit – 10 menit = 5 menit = 300 sekon

Perhitungan :

v3= s3t 3

v3=0,10 ml3 00 s

v3=0,0003333 ml /s

v3=0,00033 ml /s

d. Diketahui S4 = 0,71 ml – 0,67 ml = 0,04 ml

t4 = 20 menit – 15 menit = 5 menit = 300 sekon

18

Page 20: Laporan Praktikum Respirasi.docx

Perhitungan :

v 4= s4t 4

v 4=0,04 ml3 00 s

v 4=0,00013333 ml/ s

v 4=0,00013 ml/ s

e. Diketahui S5 = 0,74 ml – 0,71 ml = 0,03 ml

t5 = 25 menit – 20 menit = 5 menit = 300 sekon

Perhitungan :

v5= s5t 5

v5=0,03 ml3 00 s

v5=0,00010 ml /s

Rata-rata laju respirasi:

v= v 1+v 2+v 3+v 4+v55

v=(0,00127+0,000 63+0,000 33+0,00013+0,000 10 ) ml/ s

5

v=0,00246 ml/ s5

v=0,00049 ml /s

b. Daun Tumbuhan Cemara Norfolk

a. Diketahui S1 = 0,46 ml

t1 = 5 menit = 300 sekon

Perhitungan :

19

Page 21: Laporan Praktikum Respirasi.docx

v1= s1t 1

v1=0,46 ml300 s

v1=0 ,0015333 ml /s

v1=0,00153 ml/ s

b. Diketahui S2 = 0,66 ml – 0,46 ml = 0,20 ml

t2 = 10 menit – 5 menit = 5 menit = 300 sekon

Perhitungan :

v2= s2t 2

v2=0,20 ml3 00 s

v2=0 , 000666666 ml/ s

v2=0 , 00067 ml/ s

c. Diketahui S3 = 0,77 ml – 0,66 ml = 0,11 ml

t3 = 15 menit – 10 menit = 5 menit = 300 sekon

Perhitungan :

v3= s3t 3

v3=0 ,11ml3 00 s

v3=0 , 000 3666 6ml/ s

v3=0,000 37 ml /s

d. Diketahui S4 = 0,81 ml – 0,77 ml = 0,04 ml

t4 = 20 menit – 15 menit = 5 menit = 300 sekon

Perhitungan :

v 4= s4t 4

20

Page 22: Laporan Praktikum Respirasi.docx

v 4=0 , 04 ml3 00 s

v 4=0 ,00013333 ml /s

v 4=0,00013 ml/ s

e. Diketahui S5 = 0,97 ml – 0,81 ml = 0,16 ml

t5 = 25 menit – 20 menit = 5 menit = 300 sekon

Perhitungan :

v5= s5t 5

v5=0 ,16 ml300 s

v5=0 , 0005333 ml /s

v5=0,000 53 ml/ s

Rata-rata laju respirasi:

v= v 1+v 2+v 3+v 4+v55

v=(0,00153+0,00067+0,00037+0,000 13+0,000 53 ) ml /s

5

v=0,00323 ml/ s5

v=0,000 65 ml /s

Data Hasil Perhitungan

NO

.

Nama

Specimen

v1

(ml/ s)

v2

(ml/ s)

v3

(ml/ s)

v4

(ml/ s)

v5

(ml/ s)

1.Tumbuhan

Titian0,00127 0,00033 0,00013 0,00010 0,00049

2.Tumbuhan

Cemara0,00153 0,00037 0,00013 0,00053 0,00065

21

Page 23: Laporan Praktikum Respirasi.docx

H. Pembahasan

Paraktikum pada percobaan yang berjudul “Respirasi” yang telah

dilakukan pada hari Kamis, tanggal 3 April 2014, pukul 07.00-08.40 WIB, di

Laboratorium Biologi Dasar FMIPA UNY, memiliki tujuan agar setelah

melakukan percobaan mahasiswa dapat mengamati perubahan volume gas yang

berhubungan dengan konsumsi oksigen, mengukur laju respirasi spesimen, dan

dapat menjelaskan pengaruh massa ataupun jenis spesimen terhadap laju respirasi.

Pada percobaan ini, alat yang digunakan antara lain respirometer, botol

vial, kapas, dan jarum suntik. Respirometer merupakan sebuah alat yang

digunakan untuk mengukur kecepatan pernapasan beberapa macam organisme

hidup, seperti jangkrik, kuncup bunga, maupun kecambah besar. Hal ini

memungkinkan menyelidiki bagaimana faktor-faktor seperti massa, umur, jenis

mempengaruhi rata-rata pernapasan. Respirometer ini terdiri atas dua bagian yang

dapat dipisahkan, yaitu tabung spesimen (tempat hewan atau bagian hewan/

tumbuhan yang akan diselidiki) dan pipa kapiler berskala yang dikalibrasikan

teliti hingga 0,01 mL. Kedua bagian ini dapat disatukan dengan rapat hingga

kedap udara dan didudukkan pada penumpu (landasan). Sedangkan kapas

digunakan untuk membungkus kristal KOH, sehingga tidak ada kontak langsung

dengan spesimen yang akan di uji coba.

Selain alat-alat diatas, dalam percobaan ini bahan yang dibutuhkan antara

lain spesimen, kristal KOH, eosin, dan vaselin. Pada percobaan ini, spesimen yang

digunakan praktikan adalah tanaman Titian dan daun cemara norfolk. Kristal

KOH digunakan untuk mengikat CO2 (karbondioksida). Selain itu KOH

digunakan untuk peningkat suhu agar respirasi terpicu menjadi lebih cepat. Eosin

disini berfungsi untuk penanda seberapa cepat oksigen berkurang dalam tabung

yang berisispesimen. Vaselin digunakan agar udara ynag berada didalam tidak

dapat keluar dan udara yang diluar tidak dapat masuk melalui celah-celah antara

mulut tabung dengan penutup.

Berdasarkan alat dan bahan yang telah disediakan, maka praktikan dapat

melakukan langkah demi langkah percobaan. Langkah pertama yang dilakukan

praktikan yaitu mengukur massa berat tanaman sebagai spesimen yang akan

22

Page 24: Laporan Praktikum Respirasi.docx

digunakan. Kemudian praktikan membungkus kristal KOH dengan kapas dan

memasukkannya ke dalam tabung respirometer. Selanjutnya mengolesi bagian

pipa berskala dengan vaselin dan memasukkan tanaman kedalam botol kemudian

menutup botol dengan pipa berskala. Langkah berikutnya menutup pipa berskala

kurang lebih 1 menit, melepaskan dan memasukkan tetesan eosin dengan suntikan

jarum. Praktikan mengamati dan mencatat perubahan kedudukan eosin pada pipa

berskala setiap 5 menit selama 25 menit (5 data). Langkah terakhir yang dilakukan

praktikan yaitu mengulangi percobaan dengan spesimen yang berbeda dan massa

yang berbeda pula.

Tumbuhan adalah salah satu makluk hidup di bumi ini yang mempunyai

suatu keistimewaan. Tumbuhan dapat membuat makanannya sendiri dengan

memanfaatkan sesuatu yang ada disekitarnya. Proses pembuatan makanan ini

disebut fotosintesis. Selain berfotosintesis tumbuhan juga melakukan proses

respirasi seperti halnya mahluk hidup pada umumnya. Seperti yang praktikan

sudah paparkan di dalam latar belakang bahwa untuk membuktikan tumbuhan

melakukan proses respirasi maka diperlukan suatu pengamatan, pengamatan yang

dilakukan yaitu dengan menggunakan dua tumbuhan berbeda, yang bertujuan

sebagai perbandingan mana yang lebih cepat laju respirasinya yang dipengaruhi

oleh factor-faktor tertentu, diantaranya yaitu jenis dan masaa tumbuhan. Dua

tumbuhan tersebut yaitu tanaman Titian dan daun Cemara Norfolk. Pada

percobaan ini praktikan melakukan lima kali pengulangan untuk setiap lima menit

sekali, sehingga menggunakan waktu selama 25 menit untuk satu jenis percobaan.

Untuk bobot dari tanaman Titian yaitu memiliki bobot 3,04 gram untuk semua

pengulangan, sedangkan untuk bobot daun Cemara Norfolk yaitu 3,00 gram.

Dari percobaan di atas diperoleh hasil yang berbeda-beda antara laju

respirasi pada tumbuhan Titian dan daun Cemara Norfolk. Mekanisme respirasi

pada tumbuhan yaitu, pada dasarnya tumbuhan memerlukan oksigen, meski dalam

keadaan tertentu, keberadaan okisigen tak lagi dibutuhkan (terutama pada

tumbuhan yang tak berklorofil). Tujuan respirasi tumbuhan sama halnya dengan

tujuan makhluk hidup lainnya. Respirasi dilakukan untuk mendapatkan energi.

Tumbuhan yang bernapas dengan sistem anaerob, akan mendapatkan energi.

23

Page 25: Laporan Praktikum Respirasi.docx

Caranya dengan mengurai sejumlah bahan tertentu di tempat mereka hidup.

Sedangkan pada pernapasan aerob, akan dihasilkan karbon dioksida juga uap air

yang kemudian akan dikeluarkan melalui tubuh tumbuhan dengan sistem difusi.

Semua gas yang keluar dan masuk tersebut melewati stomata yang terletak pada

permukaan daun tumbuhan juga inti sel yang ada pada batang tumbuhan. Pada

kondisi tertentu, akar tanaman juga merupakan tempat keluar masuknya gas.

Terutama bagi tanaman yang tumbuh di rawa.

Proses respirasi tumbhan pada percobaan ini dapat diamati dengan adanya

perubahan kedudukan eosin menuju tabung vial yang berisi tanaman, sehingga

terjadi penyusutan volume udara dalam tabung. Pada saat melakukan ekspirasi,

CO2 yang dihasilkan oleh tumbuhan akan diikat oleh KOH menjadi K2CO3 dan H-

2O. Reaksinya adalah sebagai berikut:

2KOH (s) + CO2 (g) K2CO3 (s) + H2O (l)

Dari reaksi diatas CO2 memiliki volume terbesar karena merupakan gas,

sedangkan K2CO3 berbentuk padat. Akibatnya volume CO2 dalam tabung kaca

yang berisi tumbuhan akan terus berkurang karena CO2 diikat menjadi K2CO3.

Volume udara yang berkurang akan menyebabkan adanya tekanan negatif yang

menyebabkan larutan eosin bergerak menuju tanung kaca yang berisi tumbuhan.

Pada percobaan terhadap spesimen jenis tumbuhan yaitu tanaman Titian

dan daun Cemara Norfolk akan dicari laju respirasi rata-rata dengan terlebih

dahulu menghitung laju respirasi masing-masing perjarak/volume maupun

waktunya, yaitu dengan menggunakan rumus persamaan:

v= st

Dimana S menunjukkan perubahan eosin (mL) dan t menunjukkan waktu (detik).

Sehingga dari masing-masing tumbuhan, yaitu tanaman Titian dan daun Cemara

Norfolk terdapat 5 data dari perhitungan.

Pada percobaan dengan menggunakan tanaman Titian, didapatkan hasil

pada menit ke-5 laju respirasi mencapai 0,00127 ml/s, pada menit ke-10 laju

respirasinya menurun lebih lambat, yaitu 0,00063 ml/s, dan menit ke-15 juga

terjadi penurunan laju respirasi menjadi 0,00033 ml/s, begitu pula pada menit ke-

24

Page 26: Laporan Praktikum Respirasi.docx

20 didapatkan hasil 0,00013 ml/s dan pada menit ke-25 laju respirasi mencapai

0,00010 ml/s, pada menit ini laju respirasi belum mencapai ujung skala, namun

percobaan hanya diambil sebanyak 5 data, sehingga percobaan dihentikan pada

menit ini. Untuk percobaan dengan menggunakan daun cemara Norfolk di

dapatkan hasil, pada menit ke-5 laju respirasinya 0,00153 ml/s, pada menit ke-10

laju respirasinya menurun lebih lambat, yaitu 0,00067 ml/s, dan menit ke-15 juga

terjadi penurunan laju respirasi menjadi 0,00037 ml/s, begitu pula pada menit ke-

20 didapatkan hasil 0,00013 ml/s dan pada menit ke-25 laju respirasi mengalami

kenaikan lebih cepat mencapai 0,00053 ml/s, pada menit ini laju respirasi belum

mencapai ujung skala, namun percobaan hanya diambil sebanyak 5 data, sehingga

percobaan ini juga dihentikan pada menit ke-25.

Dari kelima data yang dihasilkan, laju respirasi rata-rata dari tanaman

Titian yaitu 0,00049 mL/s. Sedangkan pada daun Cemara Norfolk memiliki laju

respirasi rata-rata 0,00065 mL/s. Berdasarkan hasil tersebut, terlihat bahwa daun

Cemara Norfolk memiliki laju respirasi yang lebih cepat dibandingkan dengan

tanaman Titian. Hal ini berarti sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa jenis

tumbuhan mempengaruhi laju reaksi.

Respirasi tumbuhan tingkat tinggi dan tumbuhan tingkat rendah memiliki

perbedaan yang mendasar.  Respirasi tumbuhan tingkan tinggi, prosesnya

berlangsung secara aerob dimana pada pernapasan tersebut terdapat pembebasan

energi dari sari-sari makanan pada bagian dalam sel tubuh tumbuhan yang

dilakukan dengan cara oksidasi secara biologis. Oksidasi sendiri merupakan

proses reaksi di antara sari makanan dengan oksigen yang pada akhirnya akan

menghasilkan CO2, energi dan juga H2O. Reaksi tersebut merupakan jenis rekasi

enzimatis yang memiliki peran sebagai katalisator. Energi yang dihasilkan oleh

tumbuhan tersebut akan digunakan dalam proses pertumbuhan, pengangkutan

mineral, pembentukan protein, proses fotosintesis dan masih banyak lagi lainnya.

Pernapasan pada tumbuhan tingkat rendah bisa terjadi dengan dua cara

yakni aerob dan juga anaerob. Respirasi anaerob yang biasanya disebut juga

dengan fermentasi yakni suatu proses pengubahan suatu senyawa utama menjadi

25

Page 27: Laporan Praktikum Respirasi.docx

senyawa lanjutan dengan menggunakan bantuan enzim. Proses ini bisa kita

jumpai pada pembentukan alhokol yang awalnya merupakan glukosa.

Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor yaitu suhu,

kelembaban, ketersediaan jumlah dan jenis subsrat, ketersediaan O2 , jenis dan

umur tumbuhan (Salisbury, 1995).

Reaksi respirasi akan terjadi ketika terdapat oksigen, berikut reaksi yang

terjadi dalam proses respirasi:

C6H12O6 + O2 → 6CO2 + H2O + energy

Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, walaupun

besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan

berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan

oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah

oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berespirasi jauh lebih rendah dari

oksigen yang tersedia di udara (I Komang Jaya Santika Yasa, 2009). Sehinga

ketersediaan oksigen ruangan pun akan berpengaruh walaupun  dalam jumlah

relatif sedikit.

I. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan yang telah dilakukan oleh

praktikan, maka dapat disimpulkan bahwa:

a. Adanya perubahan volum yang ditunjukkan oleh larutan eosin menunjukkan

CO2 yang dikeluarkan saat respirasi terikat KOH, sehingga volume udara

akan berkurang dan menyebabkan adanya tekanan negatif.

b. Laju respirasi spesimen

a. Tanaman Titian memiliki laju respirasi rata-rata sebesar 0,00049 ml/s.

b. Daun tanaman Cemara Norfolk memiliki laju respirasi rata-rata sebesar

0,00065 ml/s.

c. Daun Cemara Norfolk memiliki laju respirasi yang lebih cepat dibandingkan

dengan tanaman Titian.

26

Page 28: Laporan Praktikum Respirasi.docx

J. Daftar Pustaka

Asri Widowati dan Ekosari R. 2012. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar 2.

Yogyakarta: FMIPA UNY.

Campbell, Neil A. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Danang.2008.Fotosintesis dan Respirassi. http//www.Indoskripsi.com. diakses

pada

hari Selasa 08 April 2014 pukul 13.00 WIB.

Dwijoseputro. 1986. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Kimball, John. 1998. Biologi Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Krisdianto,dkk.2005. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Banjar baru: FMIPA

Universitas Lambang Mangkurat

Komang, I Jaya S.Y. 1999. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia

Lakitan, Benyamin. 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Lukman, Diah. 1997. Buku Ajar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia.

Ross, Salisburry. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB.

Wilkins.M.B, 1993, Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Bumi Angkasa.

Sumber gambar:

Diakses dari http://www. bimbie .com pada hari Selasa 8 April 2014 pukul 13.08

WIB.

Diakses dari www. bebas.vls . org pada hari Selasa 8 April 2014 pukul 13.13

WIB.

Diakses dari http://www.desyliapu3.wordpress.com pada hari Selasa 8 April 2014

pukul 13.15 WIB.

Diakses dari www.biologi-sel.com pada hari Jumat 28 Maret 2014 pukul 13.23

WIB.

Diakses dari http://www.biscience5.blogspot.com pada hari Jumat 28 Maret 2014

pukul 13.25 WIB.

Diakses dari http://www.masihtertulis.blogspot.com pada hari Jumat 28 Maret

2014 pukul 13.30 WIB.

27

Page 29: Laporan Praktikum Respirasi.docx

Diakses dari www.web.ipb.ac.id pada hari Jumat 28 Maret 2014 pukul 13.37

WIB.

K. Jawaban Pertanyaan

1. Dalam praktikum ini KOH berfungsi sebagai pengikat CO2 agar dapat

dijadikan sebagai indiakator terjadinya rspirasi yang bertujuan agar gas CO2

tidak mengganggu proses respirasi. Serta berfungsi sebagai peningkat suhu

agar respirasi terpicu menjadi cepat.

2. Kesimpulan dalam percobaan ini adalah:

a. Adanya perubahan volum yang ditunjukkan oleh larutan eosin

menunjukkan CO2 yang dikeluarkan saat respirasi terikat KOH, sehingga

volume udara akan berkurang dan menyebabkan adanya tekanan negatif.

b. Laju respirasi spesimen

1) Tanaman Titian memiliki laju respirasi rata-rata sebesar 0,00049 ml/s.

2) Daun tanaman Cemara Norfolk memiliki laju respirasi rata-rata

sebesar 0,00065 ml/s.

c. Daun Cemara Norfolk memiliki laju respirasi yang lebih cepat

dibandingkan dengan tanaman Titian.

3. Kendala yang dialami saat melakukan praktikum yaitu:

a. Kesulitan dalam proses penimbangan spesimen secara konstan.

b. Menetapkan pembacaan skala ukur yang tepat.

c. Posisi respirometer yang sering bergerak.

d. Saat melakukan praktikum, dalam penggunaan respirometer tidak

menggunakan alas yang warnanya lebih gelap, sehingga dalam mengamati

pergerakan eosin mengalami kesulitan untuk membaca skala.

e. Pipa kapiler kurang bersih (masih terdapata air) sehingga eosin sulit naik.

L. Lampiran

Foto 1. Alat-alat dan Bahan

28

Page 30: Laporan Praktikum Respirasi.docx

Foto 2. Proses pemasangan tutup

Foto 3. Pnyuntikan Eosin

29

Page 31: Laporan Praktikum Respirasi.docx

Foto 3. Melapisi tabung vial dengan vaselin

30