33
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI BIOTA AIR KONSUMSI OKSIGEN (KO 2 ) NAMA : IKA RAHMA DEWI STAMBUK : L 221 12 276 KELOMPOK : X (SEPULUH) ASISTEN : - SRI WAHYUNI FIRMAN - FIQHI RAMDIANI - WIDYA ANGRIANI

LAPORAN PRAKTIKUM Konsumsi Oksigen

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laboratorium fisiologi biota air

Citation preview

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM Konsumsi Oksigen

LAPORAN PRAKTIKUMFISIOLOGI BIOTA AIR

KONSUMSI OKSIGEN (KO2)

NAMA : IKA RAHMA DEWISTAMBUK : L 221 12 276KELOMPOK : X (SEPULUH)ASISTEN : - SRI WAHYUNI FIRMAN

- FIQHI RAMDIANI - WIDYA ANGRIANI

LABORATORIUM FISIOLOGI BIOTA AIRJURUSAN PERIKANAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANANUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM Konsumsi Oksigen

2014 I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Fisiologi dapat didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi,

mekanisme, dan cara kerja dari organ, jaringan, dan sel-sel organisme. Fisiologi

mencoba menerangkan faktor-faktor fisika dan kimia yang mempengaruhi

seluruh proses kehidupan. Fisiologi ikan yang dibahas mencakup pengindraan,

komunikasi antar sel/organ, osmoregulasi, peredaran darah, pernapasan,

pencernaan, pertumbuhan, dan reproduksi (Fujaya, 2004).

Setiap makhluk hidup didunia ini memerlukan bernafas, secara tidak

langsung memerlukan oksigen untuk system respirasinya. Respirasi sendiri

adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad hidup melalui pemecahan

Senyawa Berenergi Tinggi (SET) untuk digunakan dalam menjalankan fungsi

hidup. Dalam pengertian kegiatan kehidupan sehari-hari, respirasi dapat

disamakan dengan pernapasan. Namun demikian, istilah respirasi mencakup

proses-proses yang juga tidak tercakup pada istilah pernapasan. Respirasi terjadi

pada semua tingkatan organisme hidup, mulai dari individu hingga satuan

terkecil, sel. Apabila pernapasan biasanya diasosiasikan dengan penggunaan

oksigen sebagai senyawa pemecah, semua respirasi tidak melibatkan oksigen

(Azizah et all, 2013).

Oksigen terlarut atau Dissolved Oxygen (DO) dibutuhkan oleh semua

jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang

kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Disamping

itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik

dalam proses aerobik (Salmin, 2005).

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM Konsumsi Oksigen

Konsumsi oksigen dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor eksternal dan

faktor internal. Faktor eksternal yang berpengaruh adalah salinitas, konsentrasi

oksigen terlarut, suhu, cahaya, status makanan dan karbondioksida. Faktor

internal adalah spesies, stadia, bobot, aktivitas, jenis kelamin, reproduksi, dan

molting (Widiyanti, 2010).

Oksigen terlarut dalam perairan sangat mempengaruhi pertumbuhan ikan,

khusususnya ikan Lemon yang akan dibahas dalam praktikum ini. Komsumsi

oksigen pada ikan Lemon yang kecil dan besar berbeda, hal ini dikarenakan

energi yang dibutuhkan ikan untuk bergerak dan berkembang berbeda. Oleh

karena itu, praktikum ini dilakukan yaitu untuk melihat bagaimna perbedaan

konsumsi oksigen pada ikan Lemon ( Neolamprologus leleupi ) berdasarkan

bobot tubuh ikan tersebut.

Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dilaksanakannya praktikum Fisiologi Biota Air mengenai Konsumsi

Oksigen adalah untuk mengetahui jumlah konsumsi oksigen yang dibutuhkan

oleh ikan Lemon (Neolamprologus leleupi) berdasarkan berat badan

(mgO2/L/BB/jam) dan ukuran (mgO2/L/ekor/jam).

Kegunaan dilaksanakannya praktikum konsumsi oksigen adalah sebagai

dasar pengetahuan dalam mengelolah kualitas air media pemeliharaan, terutama

kadar oksigen terlarut yang optimal bagi organisme yang dibudidayakan serta

upaya untuk meningkatkan kelarutannya dalam media.

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM Konsumsi Oksigen

II. TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 1. Morfologi Lemon Fish (Masriah, 2012)

Klasifikasi Lemon Fish

Domain: Eukaryota

o Kingdom: Animalia

Subkingdom: Bilateria

Branch: Deuterostomia

Infrakingdom: Chordonia

Phylum: Chordata

Subphylum: Vertebrata

Infraphylum: Gnathostomata

Superclass: Osteichthyes

Subclass: Actinopterygii

o Infraclass: Actinopteri

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM Konsumsi Oksigen

Cohort: Clupeocephala

Superorder: Acanthopterygii

Order: Perciformes  

Suborder: Labroidei

o Family: Cichlidae

Genus: Neolamprologus

Specific name: leleupi

Scientific name: - Neolamprologus leleupi (zipcodezoo.com, 2013)

Sistematika Ikan Lemon

Neolamprologus leleupi, atau lebih akrab disebut leleupi merupakan ikan

cichlid kerdil (dwarf cichlid ) yang berasal dari danau Tangayika, Afrika. Ikan

leleupi mempunyai warna kuning di sekujur tubuhnya, sehingga ikan ini populer

dengan sebutan lemon cichlid. Neolamprologus leuleupi dapat tumbuh sampai

sekitar 10 cm saja untuk ikan jantan, sedangkan ikan betina biasanya kurang dari

ukuran tersebut (Masriah, 2012).

Siklus Hidup

Neolamprologus leuleupi akan memilih sarang di gua-gua kecil pada

celah-celah batuan yang ada. Kondisi air dengan pH 7 sudah cukup memadai

untuk memelihara ikan ini dengan sehat. Kendala yang sering terjadi bila

memelihara ikan dengan kondisi air yang tidak memenuhi persyaratan adalah

seringkali ikan tersebut terserang fish-tuberculosis, ikan menjadi kurus, warna

memucat dan pertumbuhan berhenti. Bila sudah terserang, biasanya mereka

hanya tinggal menunggu waktu saja, demikian pula bila hendak memelihara ikan

yang membutuhkan kondisi pH rendah tetapi disimpan dalam air yang ber pH

tinggi (Masriah, 2012).

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM Konsumsi Oksigen

Pemeliharaan Leuleupi dalam akuarium sebenarnya cukup mudah.

Seperti dikemukakan sebelumnya, bahwa kondisi air bagi ikan-ikan yang telah

dibudiyakan tidak lagi kritikal, akan tetapi memang lebih baik bila disediakan air

dengan pH tinggi. Cara termudah untuk mendapatkan pH tinggi ialah dengan

memakai karang laut, pecahan koral, atau pasir laut. Substrat sebaiknya

menggunakan pasir dengan warna terang sehingga warna ikan akan lebih

cemerlang. Setup akuarium yang direkomendasikan untuk ikan-ikan dari perairan

Tangayika adalah berupa perairan terbuka dengan tumpukan batu-batu didasar.

Bila akuarium memakai pasir yang bewarna cerah, warna kuning ikan tersebut

akan lebih nampak. Akan tetapi bila pasir yang digunakan berwarna gelap, maka

ikan ini akan tampak lebih ‘gelap' (O-fish, 2012).

Neolamprologus leuleupi tidak rewel dalam hal makanan, dari makanan

buatan sampai cacing es akan diterimanya dengan senang hati. Meskipun

demikian perlu diketahui bahwa di alam mereka hanya memakan pakan hidup

saja (Masriah, 2012).

Breeding Neolamprologus leuleupi termasuk sulit dibedakan antara jantan

dan betinanya. Satu-satunya penciri adalah ikan jantan akan tumbuh lebih besar

dibandingkan ikan betina. Beberapa indikasi lain yang mungkin bisa dilihat

adalah ikan jantan bisa memiliki kepala lebih tebal dan lebih besar dibandingkan

ikan betina, dan sering menunjukkan adanya gejala jenong (cranial bump), sirip

punggung, sirip perut, dan sirip anal ikan jantan berwarna hitam. Selain itu

kadang bisa dilihat pada sirip perutnya, ikan jantan cenderung memliki sirip perut

lebih panjang dibandingkan dengan betina (Masriah, 2012).

Cara mudah untuk mendapatkan pasangan ikan ini adalah dengan

memelihara mereka dalam jumlah relatif tidak banyak jenis ikan lemon banyak

bersama-sama sedari kecil. yang beredar di kabupaten tulung agung. Hanya ada

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM Konsumsi Oksigen

dua Setelah kita bisa membedakan lemon jantan dan lemon jenis yaitu betina,

maka yang perlu kita persiapkan adalah (Muslim, 2012):

1. lemon mata merah ( red eye)

• Kolam beton dengan ukuran 4 m * 8 m. Warnanya cenderung

• Isi air dengan kedalaman 80 cm sd 100 cm lebih terang

• Kolam ini mampu untuk memijahkan kurang lebih 1000 ekor indukan.

• Indukan siap dipijahkan bila sudah berumur 8 bulan

2. lemon mata hitam

• Perbandingan antara betina dan jantan adalah 8 : 1 Warnanya agak

cenderung

• Berikan peneduh di atas kolam yang menutupi agak burek hampir separo

kolam

• Ikan lemon lebih banyak beranak pada musim kemarau

• Pengeluaran anak ikan dari mulut indukan dilakukan setip 10 hari

Konsumsi oksigen pada Ikan

Menurut Effendi (2003) sumber oksigen terlarut dapat berasal dari difusi

oksigen yang terdapat di atmosfer dan aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air.

Proses respirasi tumbuhan air dan hewan serta proses dekomposisi bahan

organik dapat menyebabkan hilangnya oksigen dalam suatu perairan. Selain itu,

peningkatan suhu akibat semakin meningkatnya intensitas cahaya juga

mengakibatkan berkurangnya oksigen. Meningkatnya suhu air akan menurunkan

kemampuan air untuk mengikat oksigen, sehingga tingkat kejenuhan oksigen di

dalam air juga akan menurun. Peningkatan suhu juga akan mempercepat laju

respirasi dan dengan demikian laju pengunaan oksigen juga akan meningkat

(Afrianto dan Liviawati, 1992). Peningkatan suhu sebesar 1°C meningkatkan

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM Konsumsi Oksigen

konsumsi oksigen sekitar 10% (Effendi, 2003). Menurut Boyd (1990) konsumsi

oksigen dilakukan oleh semua organisme melalui proses respirasi dan

perombakan bahan organik (Puspitaningrum, 2012).

Menurut Moyle and Chech (2000), faktor-faktor yang mempengaruhi

konsumsi O2 pada ikan adalah (Widiyanti, 2010) :

1. Aktivitas

Ikan dengan aktifitas yang tinggi, aktif berenang akan mengkonsumsi O2

lebih banyak dari pada ikan yang kurang aktif berenang.

2. Umur

Ikan dengan umur lebih muda akan mengkonsumsi O2 lebih banya

dibandingkan dengan ikan yang berumur lebih tua. Hal ini dimaksudkan untuk

menunjang pertumbuhan ikan yang muda.

3. Ukuran atau berat tubuh

Ikan yang mempunyai ukuran tubuh lebih kecil kecepatan metabolisme

lebih tinggi dari pada ikan yang lebih besar, sehingga ikan berukuran kecil

lebih banyak dalam mengkonsumsi O2.

4. Temperatur

Ikan yang berada pada lingkungan bersuhu tinggi akan mengkonsumsi O2

lebih dibandingkan ikan pada lingkungan dengan suhu lebih rendah.

Perbandingan antara jumlah konsumsi oksigen pada ikan besar dan ikan

kecil dimana jumlah konsumsi ikan ikan kecil lebih banyak dibandingkan dengan

jumlah konsumsi oksigen ikan besar. Ini dikarenakan ikan kecil lebih banyak

membutuhkan oksigen lebih banyak untuk digunakan dalam pembentukan sel-sel

yang ada dalam tubuhnya dan juga untuk pertumbuhan, sedangkan ikan besar

hanya membutuhkan oksigen untuk mempertahankan hidup. Tetapi dari hasil

praktikum jumlah konsumsi ikan besar lebih banyak dari pada jumlah oksigen

yang digunakan oleh ikan kecil. Ini dikarenakan karena perbandingan bentuk

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM Konsumsi Oksigen

tubuh antara ikan besar dan ikan kecil tidak terlalu berbeda. Kebutuhan oksigen

untuk tiap jenis biota air berbeda-beda, tergantung dari jenisnya dan kemampuan

untuk beradaptasi dengan naik turunnya kandungan oksigen. Menurut Djawad et

al (2003), bahwa semakin besar suatu organisme maka mengkonsumsi oksigen

semakin besar pula karena semua anggota tubuhnya bergerak memerlukan

energy yang berasal dari oksigen dan makanan (terjadi metabolisme dalam

tubuh) (Azizah et al, 2013).

Peningkatan suhu sebesar 10% akan meningkatkan oksigen sebesar

10% dekomposisi bahan organik dan oksidasi bahan anorganik dapat

mengurangi kadar oksigen terlarut hingga mencapai O2  (anaerob) . Hubungan

antara kadar oksigen terlarut jenuh dan suhu menggambarkan bahwa semakin

tinggi suhu kelarutan oksigen semakin berkurang . Kelarutan oksigen dan gas-

gas lain juga berkurang dengan meningkatnya salinitas (Effendi, 2003).  Menurut

Lazzati (2011), konsentrasi oksigen terlarut merupakan parameter yang sangat

penting dalam menentukan kualitas perairan tambak. Konsentrasi oksigen

ditentukan oleh keseimbangan antara produksi dam konsumsi olsigen dalam

ekosistem . Oksigen diproduksi oleh komunitas autotrof melalui pernafasan. Di

samping itu, oksigen juga diperlukan untuk perombakan bahan organik dalam

ekosistem (Puspitaningrum, 2012).

Oksigen terlarut atau Dissolved Oxygen (DO) dibutuhkan oleh semua

jasad hidup untuk pernafasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang

kemudian menghasilkan energi. Untuk pertumbuhan dan pembiakan, di samping

itu oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik

dalam proses aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari

suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup

dalam perairan tersebut (Salmin, 2005).

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM Konsumsi Oksigen

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat

Praktikum Fisiologi Biota Air mengenai Konsumsi Oksigen dilaksanakan

pada hari Selasa, tanggal 04 Maret 2014, pukul 15.20-17.30 WITA, di

Laboratorium Fisiologi Biota Air, Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan

Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Konsumsi Oksigen (KO2)

dapat dilihat pada tabel 1 dan 2.

Tabel 1. Alat yang digunakan beserta fungsinya No Alat Jumlah Fungsi

1 Botol Respirasi 3 buah Sebagai tempat ikan yang akan melakukan respirasi

2 Botol BOD 4 buah Sebagai wadah air yang akan diukur kandungan oksigen terlarutnya

3 Stopwatch 1 buah Sebagai alat menghitung waktu

4 DO meter 1 buah Sebagai alat menghitung oksigen terlarut

5 Timbangan elektrik 1 buah Sebagai alat menimbang berat ikan6 Ember/baskom 1 buah sebagai tepat untuk menampung air

Tabel 2. Bahan yang digunakan beserta fungsinya

No Bahan Jumlah Fungsi

1 Air tawar Seperlunya Untuk medium hidup ikan air tawar

2 Lemon Fish (Neolamprologus leleupi) 6 ekor Untuk diamati

3 Tissue 1 bungkus Untuk membersihkan alat

4 Kertas label 4 lembar Untuk memberi keterangan pada botol BOD

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM Konsumsi Oksigen

Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum konsumsi oksigen (O2)

yaitu pertama-tama alat dan bahan disiapkan, selanjutnya air tawar dimasukkan

dalam ember sampai penuh. Kemudian air sampel diambil dari ember dengan

botol BOD (Biochemical Oxygen Demand) sampai tidak ada gelembung udara,

lalu kelarutan oksigennya diukur menggunakan DO (Dissolved Oxygen) meter,

hasil pengukuran tersebut itulah DO (Dissolved Oxygen) awal.

Setelah itu, air dari ember akan dialirkan ke dalam botol respirasi sampai

penuh. Selanjutnya pada botol respirasi I diisi dengan tiga ekor ikan Lemon Fish

yang besar, botol respirasi II dengan tiga ekor ikan Lemon fish kecil dan botol

respirasi III adalah kontrol, sampai tidak ada gelembung udara. Setelah itu akan

diaklimatisasi dan dilanjutkan dengan proses respirasi. Lalu biarkan ikan

berespirasi selama 10 menit. Kemudian air dari botol respirasi akan dialirkan ke

botol BOD (Biochemical Oxygen Demand) sesuai dengan botol yang diberi label.

selanjutnya masing-masing air sampel botol BOD (Biochemical Oxygen Demand)

akan diukur kelarutan oksigennya dengan menggunakan DO (Dissolved Oxygen)

meter. Lakukan prosedur diatas dengan 3 perlakuan yaitu tiap 10 menit,20 menit

dan 30 menit. Lalu ambil air didalam ember menggunakan botol BOD

(Biochemical Oxygen Demand) hingga tidak ada gelembung udara, lalu ukur

kelarutan DO (Dissolved Oxygen) menggunakan DO (Dissolved Oxygen) meter,

untuk mengetahui DO (Dissolved Oxygen) akhirnya. Kemudian sampel ikan yang

ada dalam botol respirasi dikeluarkan dan ditimbang sesuai ukuran tubuhnya

kecil dan besar dengan menggunakan alat timbangan elektrik yang berketelitian

0,001, data disajikan sebagai mg/O2/bb/jam.Konsumsi oksigen dihitung

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM Konsumsi Oksigen

berdasarkan selisih antara konsentrasi oksigen yang masuk (DO awal) dan

keluar (DO akhir) dari botol respirasi, kemudian catat hasilnya.

Rumus Menghitung Komsumsi Oksigen (KO2)

Menghitung konsumsi O2 pada botol control (mg/jam)

Y= (DO awal-DO akhir ) x

V1000

t60

Menghitung konsumsi O2 pada ikan besar(x) dan ikan kecil (z) (mg/jam)

X= (DO Awal-DO Akhir ikan besar ) x

V1000

t60

Z= (DO Awal-DO Akhir ikan k ecil) x

V1000

t60

Menghitung total konsumsi pada ikan besar (A) dan ikan kecil (B)

Ikan besar (A )= X-Y

Ikan besar (B )=Z-Y

Menghitung total konsumsi O2/berat badan (mgO2/L/BB/jam)

Ikan besar= Aberat total ikan

I kan kecil= Bberat total ikan

Menghitung konsumsi O2/ekor ( mgO2/L/ekor/jam)

Ikan besar= Ajumlah ikan besar

Ikan kecil= Bjumlah ikan kecil

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM Konsumsi Oksigen

Keterangan:

DO awal : Oksigen Awal (mg/L)

DO akhir : Oksigen Akhir (mg/L)

Y : Konsumsi oksigen pada botol control (mg/jam)

X : Konsumsi oksigen pada ikan besar (mg/jam)

Z : Konsumsi oksigen pada ikan kecil (mg/L)

V : Volume botol respirasi (mL)

T : Waktu (menit/jam)

A : Konsumsi/berat badan ikan besar (mgO2/L/BB/jam)

B : Konsumsi/berat badan ikan kecil (mgO2/L/BB/jam)

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM Konsumsi Oksigen

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil yang diperoleh dari percobaan ini, dari masing-masing konsumsi

oksigen pada ikan besar maupun ikan kecil dalam tiap menit yang telah di teliti,

dapat di lihat dari tabel di bawah ini.

Tabel 3. Data Hasil Pengamatan Konsumsi Oksigen Pada Ikan Lemon (Neolamprologus leleupi)

Waktu DO DO DO DO(menit) Awal Akhir Kontrol Ikan besar Ikan kecil

10 6,7 mg/L 7,8 mg/L 8,9 mg/L20 9,0 mg/L 7,0 mg/L 6,8 mg/L 5,1 mg/L 7,2 mg/L30 7,0 mg/L 4,4 mg/L 4,2 mg/L

Tabel 4. Data Hasil Pengolahan Konsumsi Oksigen Pada Ikan Lemon (Neolamprologus leleupi)

Waktu DO total mgO2/L/BB/Jam mgO2/L/ekor/Jam(menit) A B A B A B

10 9,34 10,06 0,40 7,14 3,11 3,3520 4,68 5,12 0,20 3,63 1,56 1,7130 3,12 3,36 0,13 2,38 1,04 1,12

Pembahasan

Hasil konsumsi oksigen pada Tabel 4. diatas menunjukkan bahwa,

konsumsi oksigen selama 10 menit pada ikan yang berukuran besar yaitu 0,40

mgO2/L/BB/Jam dibandingkan dengan ikan yang berukuran kecil yaitu 7,14

mgO2/L/BB/Jam, kemudian konsumsi oksigen selama 20 menit ikan yang

berukuran besar 0,20 mgO2/L/BB/Jam, sedangkan ikan yang berukuran kecil

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM Konsumsi Oksigen

3,63 mgO2/L/BB/Jam dan konsumsi oksigen selama 30 menit, ikan yang

berukuran besar 0,13 mgO2/L/BB/Jam, sedangkan ikan yang berukuran kecil

2,38 mgO2/L/BB/Jam. Tampak jelas bahwa ikan yang berukuran kecil konsumsi

oksigennya lebih besar, hal ini disebabkan karena ikan kecil memerlukan oksigen

serta energi untuk pertumbuhannya, selain itu juga dipengaruhi oleh aktifitasnya.

Semakin kecil berat badanikan, maka akan semakin bergerak aktif dan laju

metabolismenya meningkat, sedangkan ikan yang memiliki berat badan lebih

besar aktifitasnya berkurang, laju metabolismenya rendah sehingga konsumsi

oksigennya juga rendah. Hal ini telah dikemukakan oleh Fujaya (2008) bahwa

umur mempengaruhi ukuran ikan, sedangkan ukuran ikan yang berbeda

membutuhkan oksigen yang berbeda pula. Semakin besar ukuran ikan, jumlah

konsumsi oksigen per mg berat badan semakin rendah.

Menurut Moyle and Chech (1982), Respirasi digunakan sebagai petunjuk

pada laju metabolisme. Laju konsumsi oksigen biota pada periode waktu yang

spesifik merupakan aktivitas dari metabolisme. Sedangkan penetapan laju

konsumsi oksigen sewaktu biota mempertahankan kondisi aktivitas yang baik

merupakan standar metabolisme. Laju konsumsi oksigen berhubungan dengan

jumlah konsumsi oksigen perunit waktu dan berat (Karyawati, 2004)

Berdasarkan Tabel 4. dapat dilihat konsumsi oksigen selama 10 menit

ikan besar adalah 3,11 mgO2/L/ekor/Jam dan ikan kecil yaitu 3,35

mgO2/L/ekor/Jam, sedangkan selama 20 menit, konsumsi oksigen ikan besar

adalah 1,56 mgO2/L/ekor/Jam dan konsumsi oksigen pada ikan kecil adalah 1,71

mgO2/L/ekor/Jam, terakhir konsumsi oksigen pada ikan besar selama 30 menit

adalah 1,04 mgO2/L/ekor/Jam dan pada ikan kecil yaitu 1,12 mgO2/L/ekor/Jam.

Hal ini sama seperti penjelasan yang telah dijelaskan di atas. Menurut Moyle and

Chech (2000), faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi O2 pada ikan adalah

(Widiyanti, 2010) :

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM Konsumsi Oksigen

1. Aktivitas

Ikan dengan aktifitas yang tinggi, aktif berenang akan mengkonsumsi O2

lebih banyak dari pada ikan yang kurang aktif berenang.

2. Umur

Ikan dengan umur lebih muda akan mengkonsumsi O2 lebih banya

dibandingkan dengan ikan yang berumur lebih tua. Hal ini dimaksudkan untuk

menunjang pertumbuhan ikan yang muda.

3. Ukuran atau berat tubuh

Ikan yang mempunyai ukuran tubuh lebih kecil kecepatan metabolisme

lebih tinggi dari pada ikan yang lebih besar, sehingga ikan berukuran kecil

lebih banyak dalam mengkonsumsi O2.

4. Temperatur

Ikan yang berada pada lingkungan bersuhu tinggi akan mengkonsumsi O2

lebih dibandingkan ikan pada lingkungan dengan suhu lebih rendah.

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM Konsumsi Oksigen

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengamatan Konsumsi oksigen

yaitu bahwa pada ikan Lemon (Neolamprologus leleupi), jumlah konsumsi

oksigen pada ikan yang berat badannya kecil, lebih besar dibanding ikan yang

berat badannya lebih besar, berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh bahwa

jumlah konsumsi pada ikan kecil adalah 13,15 mgO2/L/BB/jam, sedangkan pada

ikan besar yaitu 0,73 mgO2/L/BB/jam. Hal ini disebabkan karena ikan kecil

memerlukan oksigen dan energi untuk pertumbuhannya, serta dipengaruhi oleh

aktifitasnya. Semakin kecil berat badannya maka ikan akan semakin bergerak

aktif dan laju metabolismenya meningkat sehingga konsumsi oksigennya

meningkat. Jika disuatu perairan konsumsi oksigen dengan kandungan oksigen

terlarut tidak seimbang maka akan menyebabkan perubahan pada fisiologi ikan,

khususnya insang dan ginjal.

Saran

Laboratorium

Sebaiknya peralatan lab yang ada didalam laboratorium dibersihkan, dan

yang sudah tidak bisa digunakan disimpan di tempat yang khusus/aman.

Asisten

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM Konsumsi Oksigen

1) Sri Wahyuni Firman

Kakak sudah jelas dalam menjelaskan dan baik terhadap praktikan,

pertahankan kak.

2) Fiqhi Ramdiani

Kakak juga baik dan ramah, pertahankan kak.

3) Widya Angriani

Kak widya baik dan sopan, juga ramah terhadap praktikan.

Pertahankan juga kak.

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM Konsumsi Oksigen

DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Andri N et al. 2013. Komsumsi Oksigen Pada Ikan Mas. Universitas Padjadjaran. Jatinangor.

Fujaya, Yushinta. 2004. Fisiologi Ikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Karyawati, Tri at al. 2004. Konsumsi Oksigen Teripang Hitam (Holothuria atra) pada Sistem Statis dan Sistem Dinamis. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro. Semarang.

Masriah, A. 2012. Laporan Praktikum Kultur Ikan Hias. http://www.scribd.com. Diakses pada Rabu, tanggal 05 Maret 2014 pukul 23.45 WITA. Makassar.

Muslim, Ibnu. 2012. Budidaya Siklid Lemon. http://www.slideshare.com. Diakses pada Rabu, tanggal 13 Maret 2014 pukul 23.49 WITA. Makassar.

O-fish. 2012. Leleupi (Neolamprogus leuleupi, Poll 1956 ). http://o-fish.com/ Cichlid/ leuleupi. php. Diakses pada , tanggal 13 Maret 2014 pukul 21.13 WITA. Makassar.

Puspitaningrum, M at al. 2012. Produksi dan Konsumsi Oksigen Terlarut Oleh Beberapa Tumbuhan Air. http://www.scribd.com. Diakses pada Rabu, tanggal 05 Maret 2014 pukul 20.47 WITA. Makassar.

Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) Sebagai Salah Satu Indikator Untuk Menentukan Kualitas Perairan. http://www.scribd.com. Diakses pada Rabu, tanggal 05 Maret 2014 pukul 20.47 WITA. Makassar.

Widiyanti, Maya. 2010. Pengukuran Laju Metabolisme Ikan. Universitas Jendral Soedirman. Purwokerto.

www.zipcodezoo.com. Diakses pada Rabu, tanggal 05 Maret 2014 pukul 19.47 WITA. Makassar

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM Konsumsi Oksigen

LAMPIRAN

Diketahui:

DO Awal = 9,0

DO Akhir = 7,0

DO Kontrol, 1. Menit ke 10 = 6,7 mg/L

2. Menit ke 20 = 6,8 mg/L

3. Menit ke 30 = 7,0 mg/L

DO Ikan Kecil, 1. Menit ke 10 = 8,9 mg/L

2. Menit ke 20 = 7,2 mg/L

3. Menit ke 30 = 4,2 mg/L

DO Ikan Besar, 1. Menit ke 10 = 7,8 mg/L

2. Menit ke 20 = 5,1 mg/L

3. Menit ke 30 = 4,4 mg/L

Berat Badan Ikan Besar

1. Ikan Besar (A1) = 7,81 g

2. Ikan Besar (A2) = 8,06 g

3. Ikan Besar (A3) = 7, 46 g

Barat Total = 23,33 g

Berat Rata-Rata = 7,78 g

Berat Badan Ikan Kecil

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM Konsumsi Oksigen

1. Ikan Kecil (B1) = 0,68 g

2. Ikan Kecil (B2) = 0,70 g

3. Ikan Kecil (B3) = 0, 03 g

Barat Total = 1,41 g

Berat Rata-Rata = 0,47 g

Menghitung konsumsi oksigen pada botol control (mg/jam)

Y1 = ( Do awal - Do akhir ) × 600 mL/1000 : 10/60

= 2,0 × 0,6 : 0,17

= 7,19 mg/jam

Y2 = ( Do awal - Do akhir ) × 600 mL/1000 : 20/60

= 2,0 × 0,6 : 0,33

= 3,61 mg/jam

Y3 = ( Do awal - Do akhir ) × 600 mL/1000 : 30/60

= 2,0 × 0,6 : 0,5

= 2,28 mg/jam

Menghitung Menit Ke 10

1. Menghitung konsumsi oksigen pada ikan besar (X1) dan ikan kecil (Z1)

(mg/jam)

X1 = (Do awal-Do akhir ikan besar) × V/1000 : t/60

= (9,0-4,4) × 600/1000 : 10/60

= 16,53 mg/Jam

Z1 = (Do awal-Do akhir ikan kecil) × V/1000 : t/60

= (9,0-4,2) × 600/1000 : 10/60

= 17,25 mg/Jam

2. Menghitung total konsumsi pada ikan besar (A1) dan ikan kecil (B1)

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM Konsumsi Oksigen

Ikan besar (A1) = X – Y

= (16,53 – 7,19) mg/jam

= 9,34 mg/jam

Ikan kecil (B1) = Z – Y

= (17,25 – 7,19) mg/jam

= 10,06 mg/jam

3. Menghitung konsumsi oksigen per berat badan (mgO2/L/BB/jam)

Ikan besar10= 9,34 mg/jam7,81 g+8,06 g+7,46 g

= 9,34 mg/jam23,33 g

= 0,40 mgO2 /L/BB/jam

Ikan kecil10 = 10,06 mg/jam0,68 g+0,70 g+0,027 g

= 10,06 mg/jam1,41 g

= 7,14 mgO2 /L/BB/jam

4. Menghitung konsumsi oksigen per ekor (mgO2/L/ekor/Jam)

Ikan besar10= 9,34 mg/jam3

=3,11 mg O2 /L/BB/jam

Ikan kecil10 = 10,06 mg/jam3

= 3,35 mg O2 /L/BB/jam

Menghitung Menit Ke 20

1. Menghitung konsumsi oksigen pada ikan besar (X2) dan ikan kecil (Z2)

(mg/jam)

X2 = (Do awal-Do akhir ikan besar) × V/1000 : t/60

= (9,0-4,4) × 600/1000 : 20/60

= 8,29 mg/Jam

Z2 = (Do awal-Do akhir ikan kecil) × V/1000 : t/60

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM Konsumsi Oksigen

= (9,0-4,2) × 600/1000 : 20/60

= 8,73 mg/Jam

2. Menghitung total konsumsi pada ikan besar (A2) dan ikan kecil (B2)

Ikan besar (A2) = X – Y

= (8,29 – 3,61) mg/Jam

= 4,68 mg/Jam

Ikan kecil (B2) = Z – Y

= (8,73 – 3,61) mg/jam

= 5,12 mg/Jam

3. Menghitung konsumsi oksigen per berat badan (mgO2/L/BB/jam)

Ikan besar20= 4,68 mg/jam7,81 g+8,06 g+7,46 g

= 4,68 mg/jam23,33 g

= 0,20 mg O2 /L/BB/jam

Ikan kecil20 = 5,12 mg/jam0,68 g+0,70 g+0,027 g

= 5,12 mg/jam1,41 g

= 3,63 mg O2 /L/BB/jam

4. Menghitung konsumsi oksigen per ekor (mgO2/L/ekor/Jam)

Ikan besar20= 4,68 mg/jam3

=1,56 mg O2 /L/BB/jam

Ikan kecil20 = 5,12 mg/jam3

= 1,71 mg O2 /L/BB/jam

Menghitung Menit Ke 30

1. Menghitung konsumsi oksigen pada ikan besar (X3) dan ikan kecil (Z3)

(mg/jam)

X3 = (Do awal-Do akhir ikan besar) × V/1000 : t/60

Page 24: LAPORAN PRAKTIKUM Konsumsi Oksigen

= (9,0-4,4) × 600/1000 : 30/60

= 5,52 mg/Jam

Z3 = (Do awal-Do akhir ikn kecil) × V/1000 : t/60

= (9,0-4,2) × 600/1000 : 30/60

= 5,76 mg/Jam

2. Menghitung total konsumsi pada ikan besar (A3) dan ikan kecil (B3)

Ikan besar (A3) = X – Y

= (5,52 – 2,4) mg/Jam

= 3,12 mg/Jam

Ikan kecil (B3) = Z – Y

= (5,76 - 2,4) mg/jam

= 3,36 mg/jam

3. Menghitung konsumsi oksigen per berat badan (mgO2/L/BB/jam)

Ikan besar30= 3,12 mg/jam7,81 g+8,06 g+7,46 g

= 3,12 mg/jam23,33 g

= 0,13 mgO2 /L/BB/jam

Ikan kecil30 = 3,36 mg/jam0,68 g+0,70 g+0,027 g

= 3,36 mg/jam1,41 g

= 2,38 mgO2 /L/BB/jam

4. Menghitung konsumsi oksigen per ekor (mgO2/L/ekor/Jam)

Ikan besar30= 3,12 mg/jam3

=1,04 mgO2 /L/BB/jam

Ikan kecil30 = 3,36 mg/jam3

= 1,12 mg O2 /L/BB/jam