27
LAPORAN PRAKTIKUM Konsumsi Oksigen Pada Ikan Mas dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh nilai mata kuliah fisiologi hewan air Oleh : Kelompok 4 MUHAMMAD FIKRI 230210140004 LISMA MAHESHA AMANDA 230210140047 PRODI ILMU KELAUTAN

Laporan Praktikum Konsumsi Oksigen Ikan Mas

  • Upload
    amanda

  • View
    164

  • Download
    33

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fisiologi hewan air

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM

Konsumsi Oksigen Pada Ikan Mas

dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh nilai mata kuliah fisiologi hewan air

Oleh :

Kelompok 4

MUHAMMAD FIKRI 230210140004

LISMA MAHESHA AMANDA 230210140047

PRODI ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS PADJAJARAN

2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya,

penulis dapat menyelesaikan laporan akhir praktikum yang berjudul “Konsumsi Oksigen

pada Ikan Mas” sebagaimana yang telah ditugaskan sebagai laporan akhir praktikum fisiologi

hewan air.

Penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen, koordinator asisten,

asisten pembimbing yang telah banyak membimbing dalam  pelaksanaan praktikum ini.

Penulis menyadari bahwa laporan akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak agar dapat melengkapi

kekurangan yang banyak terdapat pada laporan akhir ini. Akhir kata, semoga makalah ini

dapat memberikan manfaat bagi penulis, teman-teman, maupun bagi pembaca pada

umumnya.

Jatinangor, 23 Oktober 2015

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................iv

DAFTAR TABEL......................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Tujuan............................................................................................................1

1.3 Manfaat..........................................................................................................1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................

2.1 Ikan Mas.........................................................................................................2

2.2 Morfologi Ikan Mas.......................................................................................3

2.3 Pernafasan......................................................................................................4

2.4 Dissolved Oxygen..........................................................................................5

BAB III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat.........................................................................................7

3.2 Alat dan Bahan...............................................................................................7

3.3 Prosedur Penelitian........................................................................................7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................

4.1 Hasil...............................................................................................................8

4.1.1 Hasil Pengamatan..................................................................................8

4.2 Pembahasan....................................................................................................9

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan....................................................................................................12

5.2 Saran..............................................................................................................12

Daftar Pustaka............................................................................................................13

Lampiran....................................................................................................................14

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.Ikan Mas....................................................................................................2

Gambar 2. Morfologi Ikan Mas.................................................................................4

Gambar 3. Sistem Pernafasan Ikan Mas....................................................................5

Gambar 4. DO Meter.................................................................................................6

Gambar 5. Akuarium ikan mas..................................................................................14

Gambar 6. Timbangan...............................................................................................14

Gambar 7. Wadah Ikan mas.......................................................................................14

Gambar 8. Penghitungan kandungan oksigen terlarut...............................................15

Gambar 9. Hasil penghitungan kandungan oksigen terlarut......................................15

DAFTAR TABEL

Tabel I. Hasil Pengamatan.........................................................................................8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan merupakan hewan poikilotermik, suhu tubuhnya akan menyesuaikan diri dengan

suhu lingkungannya. Suhu media air akan mempengaruhi kandungan oksigen terlarut yang

akan berakibat terhadap proses respirasi ikan.

Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia dalam sistem tabel periodik yang

mempunyai lambang O dan nomor atom 8. Ia merupakan unsur golongan kalkogen dan dapat

dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya menjadi oksida).

Menurut massanya, oksigen merupkan unsur kimia paling melimpah di biosfer, udara, laut,

dan tanah bumi.

Respirasi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad hidup melalui

pemecahan senyawa berenergi tinggi dimulai dari pengikatan oksigen hingga pengeluaran

karbondioksida oleh darah melalui permukaan alat pernafasan organisme. Respirasi terjadi

pada semua tingkatan organisme hidup, mulai dari individu hingga satuan terkecil, sel.

Apabila pernapasan biasanya diasosiasikan dengan penggunaan oksigen sebagai senyawa

pemecah, semua respirasi tidak melibatkan oksigen. Pada ikan sistem organ yang berperan

dalam hal ini adalah insang. Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat

pula berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion,

dan osmoregulator.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui, memahami, dan menghitung

konsumsi oksigen ikan mas yang sensitif terhadap kadar oksigen terlarut di media hidupnya.

1.3 Manfaat

Manfaat dari praktikum ini kita dapat menghitung jumlah kadar oksigen yang

dikonsumsi ikan mas dalam selang waktu tertentu, dengan alat bantu DO meter sebagai

pengukur kandungan oksigen terlarutnya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Mas

Ikan mas merupakan ikan yang sudah umum di pelihara menurut ahli perikanan Dr.

A.L Buschkiel dalam RO. Ardiwinata (1981) menggolongkan jenis ikan mas menjadi dua

golongan, yakni pertama, jenis-jenis mas yang bersisik normal dan kedua, jenis kumpai yang

memiliki ukuran sirip memanjang. Golongan pertama yakni yang bersisik normal

dikelompokkan lagi menjadi dua yakni pertama kelompok ikan mas yang bersisik biasa dan

kedua, bersisik kecil.

Ikan mas dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Class : Actinopterygn

Ordo : Cypriniformes

Family : Cyprinidae

Genus : Cyprinus

Species : C. Carpio

Gambar 1. Ikan Mas

2.2 Morfologi Ikan Mas

Secara morfologis, ikan mas mempunyai bentuk tubuh agak memanjang dan memipih

tegak. Mulut terletak di ujung tengah dan dapat disembulkan. Bagian anterior mulut terdapat

dua pasang sungut berukuran pendek. Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi

sisik dan hanya sebagian kecil saja yang tubuhnya tidak ditutupi sisik. Sisik ikan karper

berukuran relatif besar dan digolongkan dalam tipe sisik sikloid berwarna hijau, biru, merah,

kuning keemasan atau kombinasi dari warna-warna tersebut sesuai dengan rasnya.

Tubuh ikan mas digolongkan (3) tiga bagian yaitu kepala, badan, dan ekor. Pada

kepala terdapat alat-alat seperti sepasang mata, sepasang cekung hidung yang tidak

berhubungan dengan rongga mulut, celah-celah insang, sepasang tutup insang, alat pendengar

dan keseimbangan yang tampak dari luar. Jaringan tulang atau tulang rawan yang disebut

jari-jari. Sirip-sirip ikan ada yang berpasangan dan ada yang tunggal, sirip yang tunggal

merupakan anggota gerak yang bebas. Selain itu system alat pencernaan ikan mas secara

umum terdiri atas saluran pencernaan berturut-turut dari mulut hingga ke anus sebagai

berikut:

1. Rongga mulut, di dalam rongga terdadat sebagai berikut:

a. Lidah yang melekat pada dasar mulut dan tidak dapat di gerakan

b. Kelenjar-kelenjar lendir, tetapi tidak terdapat kelenjar ludah.

c. Rahang dengan gigi-gigi kecil berbentuk kerucut.

2. Faring, yaitu pangkal tenggorokan yang tempatnya yang sesuai dengan tempatinsang.

3. Kerongkongan yaitu kelanjutan faring yang terletak di belakang insang.

4. Lambung yaitu kelanjutan kerongkongan yang merupakan pembesaran dariusus.

5. Ususnya panjang dan berliku-liku pada saluran pencernaan terdapat beberapakelenjar

pencernaan, antara lain:

a. Hati, terletak di bagian muka rongga badan meluas mengelilingi usus.

b. Pangkereas terletak dibagian lambung dan usus.

c. Jantung, terletak di dalam rongga tubuh yang dibatasi dekat daerah insan dan

di bungkus oleh selaput

Gambar 2. Morfologi Ikan Mas

2.3 Pernafasan

Ikan bernapas menggunakan insang. Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis

berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dari insang berhubungan dengan air,

sedang bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang

terdiri dari sepasang filamen dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela).

Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler, sehingga

memungkinkan O2 berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar.

Pada ikan bertulang sejati (Osteichthyes) insangnya dilengkapi dengan tutup insang

(operkulum), sedangkan pada ikan bertulang rawan (Chondrichthyes) insangnya tidak

mempunyai tutup insang. Selain bernapas dengan insang, ada pula kelompok ikan yang

bernapas dengan gelembung udara (pulmosis), yaitu ikan paru-paru (Dipnoi).

Mekanisme pernapasan ikan bertulang sejati dilakukan melalui mekanisme inspirasi

dan ekspirasi.

Gambar 3. Mekanisme Pernafasan Pada Ikan Bertulang Sejati

(Sumber: http://www.sentra-edukasi.com/2011/08/sistem-pernapasan-ikan-pisces.html)

(1) Fase inspirasi ikan, gerakan tutup insang ke samping dan selaput tutup insang tetap

menempel pada tubuh mengakibatkan rongga mulut bertambah besar, sebaliknya celah

belakang insang tertutup. Akibatnya, tekanan udara dalam rongga mulut lebih kecil

daripada tekanan udara luar. Celah mulut membuka sehingga terjadi aliran air ke dalam

rongga mulut.

(2) Fase ekspirasi ikan, setelah air masuk kedalam rongga mulut, celah mulut menutup.

Insang kembali ke kedudukan semula diikuti membukanya celah insang. Air dalam

mulut megalir melalui celah-celah insang dan menyentuh lembaran-lembaran insang.

Pada tempat ini terjadi pertukaran udara pernafasan. Darah melepaskan CO2 kedalam air

dan mengikat O2 dari air.

2.3 DO (Dissolve Oxygen)

Oksigen terlarut adalah tingkat saturasi udara di air yang dinyatakan dalam kadar mg

per liter air atau part per million (ppm). Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO)

dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran

zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu,

oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses

aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses difusi dari

udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut. Kandungan

oksigen terlarut (DO) minimum adalah 2 ppm dalam keadaan nornal dan tidak tercemar oleh

senyawa beracun (toksik). Kandungan oksigen terlarut minimum ini sudah cukup mendukung

kehidupan organisme. KLH menetapkan bahwa kandungan oksigen terlarut adalah 5 ppm

untuk kepentingan wisata bahari dan biota laut.

DO merupakan perubahan mutu air paling penting bagi organisme air, pada

konsentrasi lebih rendah dari 50% konsentrasi jenuh, tekanan parsial oksigen dalam air

kurang kuat untuk mempenetrasi lamela, akibatnya ikan akan mati lemas. Kandungan DO di

kolam tergantung pada suhu, banyaknya bahan organik, dan banyaknya vegetasi akuatik.

DO: Kelarutan suatu gas pada cairan. Penurunan kadar oksigen terlarut dapat

disebabkan oleh tiga hal:

Proses oksidasi (pembongkaran) bahan-bahan organik.

Proses reduksi oleh zat-zat yang dihasilkan baktri anaerob dari dasar perairan.

Proses pernapasan orgaisme yang hidup di dalam air, terutama pada malam hari. “Semakin

tercemar, kadar oksigen terlerut semakin mengecil (Abdilanov, 2011).

DO dapat di ukur dengan alat bantu DO meter.

Gambar 4. Do Meter

BAB III

METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat pelaksanaan praktikum adalah sebagai berikut :

Hari, Tanggal : Senin, 19 Oktober 2015

Waaktu dan Tempat : Pkl. 13.30 WIB di Lab.FHA, Gedung Dekanat FPIK, UNPAD

3.2 Alat dan Bahan

Wadah plastik, untuk tempat percobaan.

DO meter, sebagai alat ukur untuk mengukur kelarutan oksigen

Stopwatch, untuk menghitung waktu lamanya ikan di perlakuan.

Timbangan, untuk mengukur bobot ikan.

Cling wrap, bahan pelapis

Ikan Mas

3.3 Prosedur Praktikum

Siapkan wadah plastik yang telah diisi air penuh

Ukur oksigen terlarutnya dengan menggunakan DO meter

Timbang ikan, lalu catat bobotnya.

Kemudian masukkan ikan dengan hati-hati

Tutup wadah percobaan dengan cling wrap, agar tidak ada kontak dengan udara luar.

Setelah itu, wadah percobaan dibiarkan selama 30 menit.

Setelah selesai, pentup plastik dibuka, ikan dipindahkan secara hati-hati, jangan sampai

terjadi percikan air, lalu ukur oksigen terlarut pada media air wadah percobaan tersebut

dengan menggunakan DO meter, catat hasilnya.

DO awal - DO akhir adalah konsumsi oksigen ikan tersebut.

DO awal−DO akhirbobot ikan

adalah laju konsumsi oksigen ikan tersebut.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan dibuat dalam bentuk tabel berikut (data perlab)

LAB KelompokBobot

Ikan (g)DO awal

(mg/l)DO akhir

(mg/l)Konsumsi O2 (mg/l)

Konsumsi O2 per Gram

Bobot Ikan (mg/l)

FHA

1 102 5 3,3 1,7 0,033

2 70 5 3,4 1,6 0,045

3 115 5 3,3 1,7 0,036

4 101 5 3,3 1,7 0,034

5 111 5 2,9 2,1 0,038

6 141 5 3 2 0,028

7 94 5 3,2 1,8 0,038

MSP

8 86 5 1,9 3,1 0,036

10 83 5 1,3 3,7 0,044

11 84 5 1,6 3,4 0,040

12 81 5 1,2 3,8 0,047

13 89 5 2,5 2,5 0,028

Aquakultur

14 83.2 5 2.5 2,5 0.06

15 105.92 5 2.9 2,1 0.04

16 68.88 5 3.2 1,8 0.05

17 95 5 3.1 1,9 0.04

18 105.92 5 2.9 2,1 0.04

19 97.21 5 2.9 2,1 0.04

4.2 Pembahasan

Dari praktikum mengenai konsumsi O2 pada ikan mas, didapatkan hasil pengamatan

yang disajikan dalam bentuk tabel (tabel 1 dan tabel 2). Percobaan dilakukan dengan

menghitung oksigen terlarut awal dan oksigen terlarut akhir yang kemudian digunakan untuk

perhitungan konsumsi O2 pada ikan. Ikan yang digunakan pada percobaan ini adalah ikan

mas. Ikan mas terlebih dahulu ditimbang menggunakan timbangan, dan didapatkan bobot

ikan seberat 101 gram. Ikan yang telah ditimbang dimasukkan kedalam wadah berisi air yang

memiliki kandungan oksigen terlarut sebesar 5 mg/L. Setelah itu wadah ditutup rapat selama

30 menit dan dilakukan kembali penghitungan kandungan oksigen terlarut dengan

menggunakan DO meter. Kandungan oksigen terlarut yang didapatkan adalah sebesar 3,3

mg/L.

Kadar oksigen terlarut pada percobaan mengalami penurunan dari 5 mg/L menjadi 3,3

mg/L. Menurunnya konsentrasi oksigen terlarut disebabkan oleh respirasi ikan. Dalam suatu

wadah yang tertutup dan terbatas, tekanan oksigen secara terus menerus akan menurun

sebagai akibat dari pengambilan oksigen yang terus menerus oleh ikan. Menurut Effendi

(2000), bahwa perairan yang baik untuk kehidupan ikan, memiliki kadar tidak kurang dari 5

mg/L. Kadar oksigen terlarut yang kurang dari 2 mg/L dapat mengakibatkan kematian ikan.

Selain faktor yang telah disebutkan sebelumnya, ditutupnya wadah penyimpanan ikan

menyebabkan oksigen terlarut yang berada dalam air berkurang. Hal ini dikarenakan oksigen

terlarut berasal dari difusi armosfer dan fotosintesis. Oksigen masuk kedalam air melalui

difusi langsung antara permukaan udara dan air (Spotte,1979). Salah satu cara untuk

mempertahankan tingkat kelarutan oksigen dalam air dengan pengaerasian, yaitu

penambahan oksigen atau udara berisi oksigen secara mekanik kedalam air hingga

konsentrasi oksige terlarut meningkat (Boyd,1982) tetapi hal ini tidak dilakukan dalam

percobaan.

Konsumsi oksigen dan kebutuhan oksigen pada ikan dapat dihitung sebagai berikut:

Konsumsi Oksigen

DO awal – DO akhir = 5 mg/L – 3,3 mg/L

= 1,7 mg/L

Kebutuhan Oksigen

DO awal−DO akhirbobot ikan

x 2=5−3,3101

x2

= 0,033 mg/L /gr

Kebutuhan oksigen ikan mas pada percobaan ini adalah 0,033 mg/L. Kebutuhan oksigen

untuk tiap jenis biota air berbeda-beda, tergantung dari jenisnya dan kemampuan untuk

beradaptasi dengan naik turunnya kandungan oksigen. Bobot ikan merupakan faktor penentu

kebutuhan oksigen hal ini dikarenakan, untuk menghitung kebutuhan oksigen, konsumsi

oksigen dibagi dengan bobot ikan dan dikali 2. Semakin besar ikan maka kebutuhan oksigen

akan semakin sedikit.

Pada saat pengamatan ikan cenderung tidak bergerak cepat, Hal ini mungkin

disebabkan oleh kadar karbon dioksida yang tinggi. Dahlberg et al (1968) menyatakan bahwa

tingginya konsentrasi karbon dioksida dapat mempengaruhi pola berenang ikan. Kemampuan

mengkosumsi oksigen berkurang pada tingkat karbon dioksida tinggi.

Dari data perkelas, dapat dilihat bahwa konsumsi oksigen maupun kebutuhan oksigen

setiap ikan berbeda padahal perlakuan yang dilakukan adalah sama. Perbedaan ini

dikarenakan oleh bobot masing – masing ikan yang berbeda. Ikan dengan bobot yang lebih

kecil mempunyai kebutuhan oksigen yang lebih banyak dibanding dengan ikan yang

berbobot besar. Menurut Hemmingsen (1960) dalam Vernberg dan Vernberg 1972 organisme

berukuran kecil mengkonsumsi oksigen lebih banyak per satuan waktu dan berat daripada

yang berukuran besar. Penurunan tingkat konsumsi oksigen berdasarkan peningkatan bobot

badan dapat dipahami karena pada saat ikan berukuran kecil/muda kebutuhan oksigen untuk

respirasi banyak digunakan untuk berbagai kepentingan, selain untuk metabolisma juga untuk

pertumbuhan sel, molting dan lai lain sedangkan untuk ikan dengan ukuran lebih besar tidak

sebanyak untuk ikan muda karena lebih untuk pertahanan diri atau maintenance.

Oksigen merupakan salah satu parameter kualitas air yang sangat penting dalam

budidaya ikan. Oleh ikan oksigen digunakan untuk respirasi. Respirasi merupakan proses

pengambilan oksigen dari lingkungan melalui proses difusi, selanjutnya diangkut melalui

sistem vakular ke sel - sel dalam jaringan. Oksigen yang dikonsumsi ikan digunakan untuk

mengoksidasi zat-zat makanan untuk menghasilkan energi. Metabolisme biasanya

ditunjukkan oleh tingkat konsumsi oksigen pe unit waktu. Selain untuk respirasi, oksigen

juga digunakan untuk mengoksidasi bahan organik diperairan. Kekurangan oksigen dapat

membahayakan hewan air, karena dapat menyebabkan stress, mudah terkena penyakit,

bahkan dapat menyebabkan kematian.

Laju respirasi (konsumsi oksigen) dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor eksternal

dan internal. Faktor eksternal yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen adalah konsentrasi

oksigen terlarut, suhu, cahaya, status makanan dan karbon dioksida; sedangkan faktor internal

adalah spesies, ukuran (stadia), aktivitas, jenis kelamin, saat reproduksi dan molting

(Vernberg dan Vernberg, 1972).

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

konsumsi oksigen pada ikan mas sangat dipengaruhi oleh ukuran ikan. Hasil konsumsi

oksigen pada ikan mas adalah 1,7 mg/L sedangkan kebutuhan oksigen ikan mas adalah 0,033

mg/L/gram. Laju respirasi (konsumsi oksigen) dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor

eksternal dan internal. Faktor eksternal yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen adalah

konsentrasi oksigen terlarut, suhu, cahaya, status makanan dan karbon dioksida; sedangkan

faktor internal adalah spesies, ukuran (stadia), aktivitas, jenis kelamin, saat reproduksi dan

molting (Vernberg dan Vernberg, 1972). Oksigen terlarut merupakan faktor pembatas karena

kekurangan oksigen dapat membahayakan hewan air, karena dapat menyebabkan stress,

mudah terkena penyakit, bahkan dapat menyebabkan kematian.

5.2 Saran

Praktikum diharapkan lebih cekatan saat memindahkan ikan dari akuarium ke dalam

wadah agar ikan tidak stress. Praktikan dapat melakukan penghitungan kandungan oksigen

terlarut dengan menggunakan DO meter.

DAFTAR PUSTAKA

Rostim, Ace. 2011. Tingkat Konsumsi Oksigen Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum), Ikan Nilem (Osteochillus hasselti, C.V.) dan Ikan Tawes (Punctius Javanicus, Blkr.). Skripsi, Budidaya Perairan IPB.

Bocek, A. 1992. Pengangkutan Ikan, Pedoman Teknis, Proyek Penelitian dan Pengembangan Perikanan . Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Jakarta.

Huet, M., 1972. Texbook of Fish Culture, Breeding and Cultivation Of Fish. Fishing News (Books) Ltd. Surrey. 436 p.

Watanabe T. 1988. Fish Nutrition and Mariculture, JICA Text Book.  The General Aquaculture Course.  Departement of Aquatic Bioscience.  Tokyo University of fisheries. Tokyo.

Herlinah dan Rachmansyah. 2010. Estimasi Padat Tebar Udang Pama (Penaeus semisulcatus) Berdasarkan Tingkat Konsumsi Oksigen. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau : Jurnal Proisding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur.

LAMPIRAN FOTO

Gambar 5. Ikan Mas berada dalam akuarium sebelum kemudian dipindahkan kedalam wadah

Gambar 6. Timbangan yang digunakan untuk menimbang ikan

Gambar 7. Wadah penyimpanan ikan

Gambar 8. Pengukuran kandungan oksigen terlarut

Gambar 8. Hasil pengukuran Dissolve Oxygen