Upload
muhammad-fahmi
View
233
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan PKL revisi laporan PKL revisi laporan PKL revisi laporan PKL revisi laporan PKL revisi laporan PKL revisi laporan PKL revisi laporan PKL revisi laporan PKL revisi laporan PKL revisi laporan PKL revisi laporan PKL revisi laporan PKL revisi laporan PKL revisi laporan PKL revisi
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Proyek
Dalam latar belakang proyek memuat alasan pembangunan proyek,
alasan penunjukkan lokasi proyek, fasilitas pendukung, aspek tata ruang,
peraturan ketinggian bangunan, data umum proyek dan data lokasi
proyek
1.1.1. Alasan Pembangunan Proyek
Pertumbuhan penduduk di negara berkembang seperti Indonesia
sangatlah pesat. Jumlah penduduk yang setiap tahunnya bertambah
membuat kebutuhan akan rumah tinggal pun menjadi meningkat.
Meningkatnya kebutuhan akan rumah tinggal tidak diimbangi oleh lahan
pemukiman. Mengingat sempitnya lahan pemukiman, terutama lahan
pemukiman di kota-kota besar,maka dibangunlah pemukiman yang bisa
menampung banyak orang dengan memanfaatkan lahan yang ada.
Bangunan hunian apartemen diharapkan mampu mengurangi
tingkat kebutuhan lahan, penggunaan bangunan untuk tempat tinggal.
Apartemen- apartemen ini dirancang dan dibangun di kawasan DKI
Jakarta yang memiliki tingkat aktivitas yang padat dengan jumlah
penduduk yang padat pula.Sarana penunjang yang ada di sekitar juga
menjadi salah satu pertimbangan suatu apartemen dibangun di suatu
kawasan.
Satu diantara apartemen yang saat ini sedang dibangun adalah
Apartement Belmont Residence.Apartemen yang terdiri dari 3 tower imi
2
berlokasi di kawasan Meruya Ilir yang merupakan daerah dengan
aktivitas ekonomi yang cukup tinggi. Apartemen ini memang dibangun
di kawasan strategis agar mampu menarik minat penduduk sekitar,
maupun minat para pendatang yang juga membutuhkan tempat tinggal
selama mereka melaksanakan berbagai aktivitas di DKI Jakarta,
khususnya di wilayah Meruya Ilir dan sekitarnya.
1.1.2. Alasan Penunjukan Lokasi
Pembangunan Apartement Belmont Residence yang berlokasi di Jl.
Meruya Ilir Jakarta Barat memiliki beberapa alasan dalam
pembangunannya yaitu:
Kawasan Meruya Ilir merupakan kawasan yang memiliki tingkat
aktivitas yang cukup padat
Lokasi Apartement Belmont Residence yang strategis mudah
dijangkau dan banyak akses untuk menuju tempat ini
Kawasan Meruya Ilir memiliki jumlah penduduk dengan tingkat
kepadatan cukup tinggi
Terdapat sarana-sarana umum,sepertiSupermarket,Rumah
Sakit,Perkantoran, Restaurant dan Mall.
1.1.3. Fasilitas pendukung
Fasilitas–fasilitas pendukung yang terdapat di Apartement Belmont
Residenceyaitu :
a. Lantai Dasar : Ruko, Lobby Entrance, Core Lift dan Service Area,
Ruang Kontrol.
3
b. Lantai 2 : Ruko, Unit, Building Management, Balai Warga, Core Lift
dan Service Area
c. Lantai 3 : Ruko, Unit, Ruang Bermain, Core Lift dan Service Area
d. Lantai 4 : Kios, Unit, Kolam Renang, Gymnasium
e. Lantai 5 s/d 18 : Unit, Core Lift dan Service Area
f. Lantai 19 : Ruang Mesin Lift, Roof Tank, Gondola
1.1.4. Aspek Tata Ruang
1.1.4.1. Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No 441/ KPTS /
1998 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.Koefisien Dasar
Bangunan (KDB) adalah koefisien perbandingan antara luas lantai dasar
bangunan terhadap luas lahan. Koefisien Dasar Bangunan juga
mengambarkan kepadatan dalam suatu bangunan. Kepadatan tersebut
dinyatakan dalam Koefisien Dasar Bangunan (KDB) sangat rendah,
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) sedang, Koefisien Dasar Bangunan
(KDB) tinggi, dan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) sangat tinggi.
Tabel 1.1 Klasifikasi Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
NO NILAI KDB KLASIFIKASI
1 > 5 % Sangat Rendah
2 5 % - 20 % Rendah
3 20 % - 50 % Sedang
4 50 % - 75 % Tinggi
5 > 75 % Sangat Tinggi
4
Sumber:Kepmen PU No. 640/KPTS/1986 tentang Perencanaan Tata Ruang Kota)
Dalam Proyek Pembangunan Apartement Belmont Residence
besarnya Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah
KDB=LuaslantaidasarbangunanLuasLa h an
x100 %
KDB=1091,443605
x100%
KDB = 30,28%
Interpretasi : Koefisien Dasar Bangunan pada proyek Apartemen
Belmont Residence sebesar 30,28 %, ini menandakan bahwa sebesar
18,83 % dari luas lahan digunakan untuk bangunan dasar dan juga
menyatakan bahwa Koefisien Dasar Bangunan (KDB) tergolong dalam
KDB sedang.
1.1.4.2. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 441/ KPTS /
1998 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung, yang dimaksud
dengan Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah koefisien perbandingan
antara luas keseluruhan lantai bangunan terhadap luas lahan.
Koefisien Lantai Bangunan (KLB) juga menggambarkan
ketinggian dari suatu bangunan. Ketinggian tersebut dinyatakan dalam
Koefisien Lantai Bangunan (KLB) sangat rendah, Koefisien Lantai
Bangunan (KLB) rendah, Koefisien Lantai Bangunan (KLB) sedang,
5
Koefisien Lantai Bangunan (KLB) tinggi, dan Koefisien Lantai
Bangunan (KLB) sangat tinggi.
Tabel 1.2 Klasifikasi Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
(Sumber : Keputusan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 Tahun 1988)
Dalam proyek pembangunan Apartement Belmont Residence
besarnya Koefisien Lantai Bangunan adalah :
KLB=TotalluaslantaibangunanLuaslah an
x 100 %
KLB=19060,353605
x 100%
KLB = 528,72 %
Interpretasi : Koefisien Lantai Bangunan pada Proyek Apartement
Belmont Residence adalah sebesar 528,72 %, sehingga KLB/KDB =
17,46. Hal ini menandakan bahwa Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
tersebut dalam kelas KLB 9x KDB, kalsifikasi Tinggi.
NO NILAI KDB KLASIFIKASI
1 2 x KDB Sangat Rendah
2 4 x KDB Rendah
3 8 x KDB Sedang
4 9 x KDB Tinggi
5 20 x KDB Sangat Tinggi
6
1.1.5. Peraturan Ketinggian Bangunan
Proyek pembangunan Apartement Belmont Residence ini
mempunyai 20 lantai utama berdasarkan UU No.28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung , pasal 20 ayat 3 termasuk dalam kategori bangunan
tinggi.
Gedung Apartemen Belmont Residence yang terletak di Kawasan
Meruya Ilir, Jakarta Barat dengan jumlah 18, 19 Dengan lantai atap.
Tinggi bangunan 67 m.
1.2. Data umum Proyek
Dalam data umum proyek meliputi nama proyek, lokasi proyek,
batas-batas proyek, fungsi proyek, jenis konstruksi, luas lahan, luas
bangunan, jumlah lantai, tinggi bangunan, pemilik, konsultan perencana,
konsultan pengawas/MK, kontraktor.
1. Nama Proyek : PROYEK TOWER MONT BLANC
BELMONT – RESIDENCE
2. Lokasi Proyek : Jl. Lapangan Bola meruya ilir,
Jakarta Barat
3. Fungsi Bangunan: Apartemen (bangunan tempat
tinggal)
4. Jenis Konstruksi : Beton Bertulang
5. Pemilik Proyek : PT Mitra Abadi Sukses Sejahtera
6. Luas Lahan : 3,605 m2
7. Luas Bangunan : 19060,35 m2
8. Memiliki 1 Tower: 18 Lantai, 19 dengan lantai atap
9. Konsultan
7
a. Konsultan MK : PT. Atelier Enam PM
b. Konsultan Perencana Struktur : PT. Stadin Strukturindo
Konsultan
c. Konsultan Perencana Arsitektur : PT. Megantika
International
d. Konsultan perencana MEP : PT. Metakom Pranata
10. Kontraktor
a. Kontraktor Bore Pile : PT. Pakubumi Semesta
b. Kontraktor Struktur Atas : PT. Bina Buana Semesta
11. Supplier
a. Supplier Readymix : Adhimix dan Betamix
b. Supplier Besi : PT. Mitra Abadi Sukses
Sejahtera
c. Supplier Bekisting : PT. Sinar Powerindo Utama
12. Jenis Pelelangan :Pelelangan Terbuka
13. Waktu Pelaksanaan : 224 hari kerja
14. Periode Pelaksanaan : 15/04/2013 sampai
15/11/2013
15. Biaya Pelaksanaan : Rp. 22.000.000.000
16. Sifat Kontrak : Lumpsum
17. Sistem Pembayaran : Termin/Bertahap
18. Masa pemeliharaan : 6 Bulan
19. Instalasi Listrik : PLN dan Genset
20. Instalasi Air Bersih : Jet Pump dan Air Tanah
1.2.1. Peta Peruntukan lahan
8
Gambar 1.1. Peta Lokasi Proyek
Sebelah Utara : Tol Kebun Jeruk
Sebelah Selatan : Kelapa Dua
Sebelah Barat : Pesanggrahan
Sebelah Timur : Jalan Panjang
9
BAB II
PELAKSANAAN PKL
2.1. Data Teknis Proyek
2.1.1. Konstruksi Atap
Atap merupakan bagian dari kontruksi bangunan yang letaknya
paling atas dari suatu bangunan, yang berfungsi sebagai penutup seluruh
ruangan yang ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, debu, hujan,
angin atau untuk keperluan perlindungan. Konstruksi atap memiliki
beberapa persyaratan misalnya harus sesuai dengan bentuk bangunannya,
memiliki sudut kemiringan tertentu supaya air hujan yang mengalir dapat
cepat turun ke bawah bangunan, atau terbuat dari bahan yang kuat, tidak
cepat rusak oleh cuaca panas, maupun hujan. Pada Proyek Apartement
Belmont Residence, Konstruksi atap menggunakan beton yang mutunya
f’c 30 MPa dan tulanga ulir mutu Fy 400 MPa berdiameter 10 mm.
2.1.2. Konstruksi Kolom
Kolom merupakan struktur vertikal yang berfungsi menahan
beban-beban dari balok untuk kemudian disalurkan kedalam pondasi.
Dimensi yang dirancang oleh pihak perencana berbentuk persegi. Mutu
beton yang digunakan pada kolom persegi adalah sebagai berikut:
f'c 40 MPa untuk lantai basement sd lt.5
f'c 35 MPa untuk lt.6 sd lt.14
f'c 30 MPa untuk lt.15 sd lt.Atap
10
Untuk lebih detailnya akan penulis rincikan pembesian untuk
kolom yang digunakan dalam pembangunan Apartement Belmont
Residence.
Tabel 2.1 Tipe Kolom dan Pembesian
Tipe KolomDimensi
Kolom (mm)
Tulangan
Pokok (mm)Sengkang
K12A 150 x 200 4D13 D10 – 100 / 150
K24 200 x 400 6D16 D10 – 100 / 150
K40 400 x 400 12D16 D10 – 100 / 150
K45 400 x 500 12D16 D10 – 100 / 150
K45A (KOMPOSIT) 450 x 500 12D16 D10 – 100 / 150
K50 500 x 500 16D16 D10 – 100 / 150
K46 400 x 600 14D16 D10 – 100 / 150
K48 400 x 800 18D19 D10 – 100 / 150
2.1.3. Konstruksi Balok
Balok pada suatu struktur bangunan biasanya terdiri dari dua
macam yaitu balok induk dan balok anak yang keduanya memiliki fungsi
yang sama yaitu meneruskan beban yang diterima pelat atau dari balok
itu sendiri.Balok yang digunakan dari beton bertulang dengan mutu beton
fc’ 35 MPa untuk lantai basement-lantai 15 dan untuk lantai 16 ke atas
fc’ 30 Mpa .Untuk lebih detailnya akan penulis rincikan pembesian untuk
balok yang digunakan dalam pembangunan Apartement Belmont
Residence :
Tabel 2.2 Tipe Balok dan Dimensi
NAMA DIMENSI NAMA DIMENSI
11
BALOK BALOK
B13A 150 X 300 B36B 300 x 650
B14 100 x 400 B36C 350 x 650
B17 100 x 700 B38A 350 x 800
B17A 150 x 700 B44A 400 x 450
B23 200 x 300 B45 400 x 500
B24 200 x 400 B46 400 x 600
B24L 200 x 400 (LIFT) B48A 400 x 820
B25A 250 x 500 B47B 400 x 750
B26B 200 x 650 B57B 500 x 750
B26C 200 x 650 B56 500 x 600
B28A 200 x 820 B66 600 x 600
B34 300 x 400 B86 800 x 600
B35A 350 x 500 B310 300 x 1000
B35 300 x 500 B410 400 x 1000
B36 300 x 600
2.1.4. Konstruksi Pelat
Pelat adalah elemen bidang tipis yang menahan beban transversal
melalui aksi lentur masing-masing tumpuan. Pelat lantai direncanakan
untuk dapat menahan beban mati dan beban hidup yang bekerja pada
pelat lantai tersebut.
Pelat yang digunakan pada proyek pembngunan Apartement
Belmont Residence adalah pelat beton konvensional denganmenggunakan
mutu beton sebagai berikut:
Fc’ 40 MPa untuk lantai basement sd lt.5
Fc’ 35 MPa untuk lt.6 sd lt.14
12
Fc’ 30 MPa untuk lt.15 sd lt.Atap
Jenis tulangan yang dipakai adalah BJTD 40 diameter 10 mm dan 13 mm
Tipe pelat lantai yang digunakan pada proyek pembangunan
Apartement Belmont Residences sebagai berikut:
Tabel 2.3 Tipe Pelat Lantai
NAMA PLAT TEBAL PLAT (mm)
S12 120
S15A 150
S20A 200
S20B 200
S15B 150
S25A 250
S25B 250
2.1.5. Konstruksi Tangga
Tangga adalah alat transportasi dan penghubung antara lantai satu
ke lantai berikutnya.Tangga berfungsi sebagai penghubung secara
vertikal (ke atas dan ke bawah) atau naik dan turun antara lantai satu
dengan yang lainnya.Tangga dirancang selain untuk sarana
mempermudah hubungan antara lantai satu dengan lantai yang lainya
adalah untuk keadaan darurat jika terjadi hal-hal yang diluar dugaan
seperti kebakaran dan gempa. Tangga pada proyek Apartement Belmont
Residence menggunakan bordes untuk menghemat area yang digunakan
serta supaya pemakai fasilitas tangga tidak terlalu lelah untuk menaiki
tangga. Tangga yang direncanakan mempunyai tebal pelat sebesar 150
13
mm, tinggi optrade 18 cm, lebar antrede 30 cm dan memakai tulangan
D13- 150 untuk tulangan utama dan D10 – 200 untuk tulangan pembagi.
Menggunakan mutu beton fc’ 40 Mpa, fc’ 35 MPa dan fc’ 30 MPa.
2.1.6. Konstruksi Pondasi
Pondasi adalah struktur pendukung bangunan terbawah yang
berfungsi meneruskan beban vertikal dan horizontal dari struktur bagian
atas bangunan ke dalam tanah. Dalam proyek pembangunan Apartement
Belmont Residence pondasi yang digunakan adalah pondasi bored pile Ø
1000 mm dansoldier pile Ø 600 dengan panjang netto tiang 23 m
(elevasi ujung Pile Toe pada -28,050 m). Dengan menggunakan mutu
beton fc’ 25 MPa dan nilai slump 18. Total jumlah titik koordinat
pondasi bored pile adalah 137 titik.
Pile cap merupakan bagian substruktur yang berfungsi untuk
meratakan beban dari kolom ke pondasi tiang yang berada dibawahnya.
Dalam proyek pembangunan Apartement Belmont Residence, pile cap
yang digunakan adalah dengan mutu beton fc’ 35 MPa.
Tabel 2.4 Tipe Pile Cap
No.Tipe
Pile Cap
Jumlah
Pile CapPile
Jumlah
Tiang
Bentuk
Pile cap
1 P1 13 1 13 Persegi
2 P1 - A 42 1 42 Persegi
3 P2 7 2 14 Persegi panjang
4 P2 -A 1 2 2 Persegi panjang
5 P3 2 3 6 Persegi panjang
6 P4 3 4 12 Persegi panjang
14
7 P6 - A 1 6 6 Persegi panjang
8 P8 1 8 8 Persegi panjang
9 P8 - A 1 8 8 Persegi panjang
10 P - 24 1 24 24 Persegi panjang
2.1.7. Core Wall
Core Wall atau Core Lift adalah bagian bangunan yang berfungsi
sebagai tempat akomodasi bagi lift.Core Wall pada umumnya
ditempatkan di tengah bangunan, di tepi bangunan atau di luar bangunan
sebagai tempat transportasi vertikal seperti untuk tangga, lift dan lain-
lain. Core Wall dapat memikul beban angin ataupun beban gempa yang
bekerja padanya melalui portal maupun lantai.Mutu beton untuk Core
wall adalahf’c 40MPa, f’c 35 MPa dan f’c 30 MPa.
2.1.8. Shear Wall
Struktur shear wall adalah unsur pengaku vertikal yang dirancang
untuk menahan gaya lateral atau gaya gempa yang bekerja pada
bangunan. Dalam aplikasi konstruksi di lapangan, shear wall ini sering
ditempatkan di bagian ujung dalam fungsi ruang suatu bangunan,
ataupun ditempatkan memanjang di tengah searah tinggi bangunan, yang
mana akan berfungsi untuk menahan beban angin ataupun beban gempa
yang ditransfer melalui struktur portal atau struktur lantai
2.1.9. Konstruksi Podium
Konstruksi podium adalah bagian bangunan yang dirancang untuk
parkir mobil dan di mana ada sejumlah basement dibawahnya. Podium
pada proyek pembangunan Apartement Belmont Residence terdapat pada
15
lantai Ground. Podium termasuk dalam konstruksi beton bertulang
konvensional.
2.1.10. GWT (Ground Water Tank)
Ground Water Tank (GWT) Merupakan suatu konstruksi bawah
tanah yang berfungsi sebagai tangki penyimpanan air sementara yang
akan dipompakan ke penampungan di atas, untuk dapat didistribusikan
pada setiap unit plumbing yang ada. GWT pada proyek ini terletak di
basement Apartement Belmont Residence dengan kedalaman 4 m. Mutu
beton yang digunakan dalam pembuatan GWT adalah mutu beton fc’ 35
MPa dan besi D19.
2.1.11. STP (Sewage Treatment Plant)
Sewage Treatment Plant (STP) Merupakan suatu unit pengelolaan
Limbah buangan dari aktivitas penggunaan gedung.Mengingat
banyaknya jumlah toilet pada gedung ini, maka diperlukan pengelolaan
limbah buangan untuk selanjutnya dibuang ke saluran air sekitar.Hal ini
dimaksudkan agar limbah yang dibuang ke pembuangan sekitar gedung
sudah menjadi limbah yang lebih ramah lingkungan. Mutu bahan yang
digunakan dalam pembuatan STP ini adalah mutu beton f'c 35 Mpa dan
mutu baja Fy 400 MPa.
2.2. ADMINISTRASI PROYEK
Administrasi proyek pembangunan gedung Apartemen Belmont
Residence meliputi pelelangan, struktur organisasi proyek, rencana waktu
16
kerja (kurva s dan barchart), rencana harian, laporan pekerjaan, dan
tenaga kerja.
2.2.1. PELELANGAN
Pelelangan merupakan suatu proses yang dilakukan untuk
menjaring pemberi barang/jasa konstruksi dengan tujuan untuk
mendapatkan barang/jasa yang terbaik dalam melakukan pelaksanaan
pembangunan proyek konstruksi. Pelelangan dapat dilakukan secara
umum, terbatas atau penunjukan langsung.
Pada proyek ini, PT Mitra Abadi Sukses Sejahtera sebagai pemilik
melakukan pelelangannya secara umum. Pelelangan secara umum adalah
pemilihan pemberi barang/jasa yang dilakukan terbuka, rencana kegiatan
pelelangannya diumumkan secara luas melalui media massa sehingga
masyarakat luas atau dunia usaha yang berminat dan memenuhi
kualifikasi dapat mengikutinya.
Pelelangan dilakukan setelah pihak pemilik (PT Mitra Abadi
Sukses Sejahtera) menunjuk panitia lelang untuk membuat dokumen
lelang dengan data-data teknis mencangkup RKS, gambar, tata cara
penilaian terhadap penawaran dan syarat peserta lelang. Kemudian
dilanjutkan dengan mengadakan pelelangan terbuka yang diikuti oleh
beberapa kontraktor. Setelah melakukan serangkaian proses pelelangan,
didapat pelaksana/kontraktor yaitu PT. Bina Buana Semesta.
2.2.2. STRUKTUR ORGANISASI PROYEK
17
Struktur organisasi secara umum dapat diartikan dua orang atau
lebih yang melaksanakan suatu lingkup pekerjaan secara bersama-sama
dengan kemampuan dan keahliannya masing-masing untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Dengan adanya organisasi kerja yang baik
diharapkan dapat memberikan hasil yang efisien, tepat waktu dan
berkualitas tinggi.
Secara umum struktur organisasi proyek ApartemenBelmont
Residence dapat dilihat pada gambar berikut: (terlampir)
Hubungan kerja antara owner, konsultan perencana, konsultan MK
dan kontraktor pada organisasi proyek pembangunan gedung
ApartemenBelmont Residence ini adalah sebagai berikut:
1.2.2.1 Hubungan antara Owner dengan Konsultan Manajemen Konstruksi
(MK)
Hubungan antara PT Mitra Abadi Sukses Sejahtera selaku owner
dengan PT. Atelier Enam PM selaku konsultan manajemen konstruksi
adalah hubungan kontrak. Pada suatu hubungan kontrak maka akan
terjalin pula sebuah hubungan kerja. Tetapi pada sebuah hubungan kerja
belum tentu ada hubungan kontrak.
Pada proyek ini untuk pengawasan di lapangan pihak owner
memberikan tanggung jawab sepenuhnya kepada konsultan MK. Dengan
kata lain, konsultan MK merupakan wakil owner di lapangan.
18
1.2.2.2 Hubungan antara Owner dengan Konsultan Perencana
Hubungan antara PT Mitra Abadi Sukses Sejahtera selaku owner
dengan PT. Stadin Strukturindo Konsultan, PT. Megantika International
dan PT. Metakom Pranata selaku konsultan perencana adalah hubungan
kontrak. Owner memberikan Term of Reference (TOR) kepada konsultan
perencana untuk membangun sebuah gedung baru berupa rumah sakit
yang dikhususkan untuk ibu dan anak.
Setelah memerima TOR, konsultan perencana kemudian membuat
desain bangunan sesuai dengan TOR dan spesifikasi yang diberikan oleh
owner. Apabila desain telah selesai, konsultan perencana
memperlihatkannya kepada owner. Jika hasilnya sesuai, maka desain
sudah bisa direalisasikan. Jika belum sesuai maka desain tersebut harus
direvisi.
Hubungan antara owner dengan konsultan perencana tidak selesai
hingga tahap itu. Pada proses perlaksanaan desain tersebut, tentu saja
akan terjadi beberapa perubahan. Perubahan tersebut tentu saja harus
dengan persetujuan owner yang diajukan melalui konsultan perencana.
2.2.2.3. Hubungan antara Konsultan Manajemen Konstruksi dengan
Konsultan Perencana
Hubungan antara PT. Atelier Enam PM selaku konsultan MK
dengan PT. Stadin Strukturindo Konsultan, PT. Megantika International
dan PT. Metakom Pranata selaku konsultan perencana adalah hubungan
kerja. Pada saat pra konstruksi, konsultan MK mengawasi dan
menganalisa hasil kerja konsultan perencana agar sesuai dengan TOR
19
dan spesifikasi teknis yang diberikan oleh owner. Hasil dari perencanaan
tersebut akan dijadikan acuan dalam tender untuk memilih kontraktor
utama.
Pada saat pelaksanaan proyek tersebut, konsultan MK bertugas
untuk mengawasi pekerjaan di lapangan yang hasilnya akan dilaporkan
kepada owner dalam bentuk laporan harian, laporan mingguan, dan
laporan bulanan. Laporan tersebut kemudian akan dibahas pada rapat
yang dilaksanakan seminggu sekali, tepatnya setiap hari kamis.
Jika pada pelaksanaannya terdapat perubahan, baik itu dari gambar
desain, material, maupun struktur di lapangan, konsultan MK harus
berkonsultasi terlebih dahulu dengan konsultan perencana yang
kemudian konsultan perencana akan mengajukan perubahan tersebut
kepada owner.
2.2.2.4. Hubungan antara Konsultan Manajemen Konstruksi dengan
Kontraktor
Hubungan antara PT. Atelier Enam PM selaku konsultan MK
dengan PT. Bina Buana Semesta selaku kontraktor utama adalah
hubungan kerja/koordinasi. Konsultan MK memberikan persyaratan
teknis kepada pihak kontraktor dan kontraktor memberikan realisasi
berupa bangunan yang sesuai dengan persyaratan teknis yang telah
diberikan.
20
Apabila pada pelaksanaan di lapangan terdapat perubahan dari apa
yang telah direncanakan, kontraktor akan berkoordinasi dengan
konsultan MK untuk mencari solusi tepat.
Setiap pihak yang terlibat dalam proyek pembangunan gedung
Apartemen Belmont Residence ini mempunyai tugas dan wewenang
masing-masing, yaitu sebagai berikut:
1. Owner (Pemilik)
Owner (pemilik) merupakan badan atau perseorangan baik itu
pemerintah maupun swasta yang memberikan pekerjaan dan membayar
biaya pekerjaan tersebut. Pada proyek ini PT Mitra Abadi Sukses
Sejahtera selaku owner memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut:
a. Memilih konsultan perencana
b. Memilih kontraktor utama
c. Mengeluarkan Surat Perintah Kerja (SPK) kepadakontraktor
d. Menandatangani semua Surat Perintah Kerja (SPK), Surat Perjanjian,
dan dokumen pembayaran dengan kontraktor
e. Membiayai semua pengeluaran untuk keperluan
pembangunan proyek sesuai dengan tender
f. Menyetujui atau menolak mengenai perubahan pekerjaan
g. Menerima hasil pekerjaan dari kontraktor sesuai dengan persyaratan
yang telah disepakati berdasarkan dokumen kontrak
2. Konsultan Perencana
21
Konsultan perencana merupakan pihak yang mempunyai keahlian
di bidang perencanaan. Pada proyek ini yang berlaku sebagai konsultan
perencana adalah PT. Stadin Strukturindo Konsultan, PT. Megantika
International dan PT. Metakom Pranata yang mempunyai tugas dan
wewenang sebagai berikut:
a. Merencanakan suatu bangunan sesuai dengan keinginan owner
b. Bertanggung jawab sepenuhnya atas perencanaan yang dibuatnya
c. Memberikan pertimbangan dan saran mengenai pekerjaan struktur,
arsitektur, dan ME
d. Membuat seluruh perhitungan proyek berdasarkan data teknis yang
telah ditetapkan sebelumnya
3. Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)
Konsultan MK merupakan pihak yang bertugas mengawasi
pelaksanaan pembangunan proyek dari awal hingga akhir. Pada proyek
ini yang berlaku sebagai konsultan MK adalah PT. Atelier Enam PM
yang diberi wewenang dan tanggung jawab berikut ini:
a. Menyetujui rencana kerja kontraktor dan shop drawing
b. Mengadakan pengawasan setiap hari yang meliputi pengawasan
terhadap kualitas bahan, peralatan, tenaga kerja, pengawasan secara
langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan di lapangan, hasil pekerjaan,
dan pengawasan terhadap pengujian bahan maupun peralatan.
c. Melakukan evaluasi terhadap hasil pengujian yang dilakukan oleh
pelaksana pekerjaan
22
d. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan
pelaksanaan pekerjaan
e. Berwenang untuk menghentikan sementara pekerjaan pada keadaan
tertentu apabila terdapat penyimpangan-penyimpangan dari peraturan
yang terdapat pada dokumen kontrak
f. Menyusun dan menyerahkan laporan bulanan dan laporan akhir
kepada owner
4. Kontraktor
Kontraktor merupakan pihak yang melaksanakan proyek sesuai
dengaan tugas yang diberikan oleh owner. Pada proyek ini PT.Bina
Buana Semesta ditunjuk sebagai kontraktor utama yang mempunyai
tugas dan wewenang sebagai berikut:
a. Membuat metode kerja
b. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kontrak
c. Menyiapkan material, tenaga kerja, peralatan, dan segala sesuatu yang
digunakan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan
d. Bertugas untuk melaksanakan perbaikan dan perubahan gambar
pelaksanaan seperti yang telah diinstruksikan oleh owner
e. Bertanggung jawab sepenuhnya atas segala pekerjaan dan kesalahan
dari pekerjaan yang mempunyai hubungan kerja dengannya
f. Menyerahkan hasil pekerjaan kepada owner
5. Sub Kontraktor
23
Merupakan pihak yang terlibat dalam suatu proyek yang
ditugaskan untuk mengerjakan item pekerjaan tertentu sesuai dengan
spesialisasinya masing-masing. Sub Kontraktor ditunjuk oleh kontraktor
utama atas persetujuan Owner dan memiliki ikatan kontrak dengan pihak
kontraktor utama.Secara garis besar tugas dan tanggung jawab
kontraktor, sebagai berikut:
a. Melaksanakan pekerjaan yang telah disubkan sesuai kesepakatan
dalam kontrak kerja.
b. Membuat dan menjelaskan metode kerja yang akan dilakukan kepada
pihak kontraktor.
c. Menyediakan tenaga pelaksana, peralatan dan material yang
dibutuhkan guna mendukung pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
d. Bertanggung jawab penuh kepada pihak kontraktor untuk tiap item
pekerjaan yang dilakukan.
e. Menerima pembayaran sesuai prestasi kerja yang dicapai.
2.2.3. STRUKTUR ORGANISASI KONTRAKTOR
Adapun Struktur Organisasi Kontraktor pada Proyek Belmont
Residence Tower2 adalah sebagai berikut: terlampir dilampiran
Pada proyek ini yang mempunyai kedudukan sebagai kontraktor
adalah PT. Bina Buana Semesta. Adapun uraian pekerjaan tiap bagian
adalah :
a. Project Manager
24
Project manager mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut:
1) Bertanggung jawab secara umum terhadap seluruh aspek perencanaan
dan pelaksanaan proyek dalam hal biaya, mutu dan, waktu.
2) Menyelenggarakan rapat intern minimal satu kali dalam seminggu
untuk evaluasi setiap pekerjaan proyek demi kemajuan proyek.
3) Mengawasi administrasi proyek, pembukuan dan transaksi, alat dan
bahan, serta kinerja staff proyek.
4) Mengontrol time schedule proyek yang akan dilaksanakan.
b. Site Manager
Site manager mempunyai tugas dan wewenangnya sebagai berikut:
1) Membuat rencana proteksi, metode kerja, dan site plan proyek
2) Membuat rencana pemakaian tenaga kerja dan alat untuk kebutuhan
proyek.
3) Membuat evaluasi sistem mutu subkontraktor pada alat sewa yang
digunakan.
4) Membuat surat peminjaman alat dan surat permintaan material.
5) Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
persyaratan waktu, mutu, dan biaya yang telah ditetapkan.
25
6) Mengkoordinir pendataan, penggunaan, dan realisasi pemakaian alat
yang digunakan serta sertifikat kalibrasi untuk alat ukur.
7) Membuat schedule aktivitas setelah 2 minggu dan schedule koordinasi
sub kontraktor, seperti schedule aktivitas pengecoran untuk direalisasi
ke lapangan dalam jangka waktu seminggu.
8) Membuat laporan harian dan laporan progress serta evaluasi setiap
pekerjaan.
9) Memimpin rapat koordinasi lapangan.
10) Melakukan tahapan sukontrol subkontraktor.
11) Dalam serah terima ikut terlibat dalam proses serah terima
pekerjaan.
c. Site Engineering
Site Engineering mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:
1) Meninjau rencana metode kerja dan mengkoordinasikan dengan
Project Managerterhadap keefektifan dan efesiensi pekerjaan proyek.
2) Memeriksa shop drawing.
3) Memberikan penjelasan ke lapangan.
4) Melakukan monitoring dan evaluasi penyelesaian waktu pelaksanaan
pekerjaan proyek.
26
5) Memastikan semua spesifikasi teknis sudah tercantum didalam
rencana inspeksi dan test.
6) Mengkoordinasikan bersama dengan owner dan konsultan apabila
ditemukan perbedaan pelaksanaan di lapangan dengan shop drawing.
d. Surveyor
Surveyor mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:
1) Mengikuti kegiatan pada rapat sosialisasi.
2) Melakukan plotting site plan ke lapangan untuk menentukan titik
elevasi tanah asli.
3) Melaksanakan dan melakukan marking untuk menentukan
elevasi/level, as, vertikal, dan horizontal.
4) Melaksanakan verifikasi alat ukur, mengkoordinir dan mengawasi
penggunaan alat ukur.
5) Melakukan pengukuran kembali atas hasil setiap item pekerjaan.
e. Drafter
Drafter mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:
1) Membuat shop drawing.
27
2) Melakukan pengecekan dan melaporkan kepada konsultan atas
penyimpangan pelaksanaan terhadap gambar struktur dan
arsitektur.
3) Membantu memecahkan masalah teknis di lapangan.
f. Quality Control
Quality Control mempunyai tugas dan wewenang sebgai berikut :
1) Mengecek semua pekerjaan bekisting
2) Mengecek semua pekerjaan pembesian sesuai ketentuan
3) Mengecek pekerjaan pengecoran
4) Menjaga kualitas dan mutu
g. Logistik
Logistik mempunyai tugas dan wewenang sebgai berikut :
1) Mengatur permintaan material ke pusat
2) Membuat laporan material mingguan dan bulanan
3) Mengatur kebutuhan material
4) Monitoring jadwal pengecoran
i. Mekanik
Mekanik mempuyai tugas dan wewenang sebagai berikut :
1) Membuat schedule pemeliharaan alat
2) Melakukan pemeliharaan alat
3) Evaluasi realisasi pemeliharaan alat
4) Memastikan kondisi keamanan alat
5) Melakukan tindakan pencegahan pada setiap pemakaian alat
j. Administrasi
28
Administrasi mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :
1) Membuat laporan surat masuk dan keluar
2) Membuat risalah rapat internal dan rapat dengan subkontraktor
3) Membuat laporan harian
4) Membuat izin pelaksanaan pekerjaan
k. General Affair
1) Building Management, Asset management
2) Pelaksanaan keamanan Satpam/Security dan ketertiban, kebersihan
3) Pengurusan kendaraan perusahaan dan fasilitas pool
4) Mengurus berbagai perijinan, dan kehumasan, operasional, dll
5) Pengurusan Tenaga Kerja Asing
6) Cleaning Service dan penanganan limbah
7) Recepsionist dan operator telepon, serta keluar masuk Tamu
8) Kantin, Laundry & Mess Perusahaan
9) Alat Tulis Kantor (ATK)
10) Pemeliharaan kesehatan, safety dan pelaksanaan K3 bagi seluruh
karyawan
11) Penanganan tamu Penting (Tamu VVIP, VIP, Instansi Pemerintah,
Auditor Perusahaan, Demonstrasi / Unjuk Rasa)
12) Penanganan Listrik, Air dll
13) Outsourcing Management / Labour Suply / Tenaga Kerja Kontrak
(Bagaimana melakukan, memilih dan membuat kerjasama
outsourcing
29
l. Supervisor
1) Memproduksi barang atau jasa (production)
2) Mempertahankan dan meningkatkan mutu hasil kerja dan mutu
suasana kerja (quality)
3) Mengendalikan biaya operasional agar harga produk tetap bersaing
(cost)
4) Mengembangkan cara kerja yang sederhana, mudah, sistematis,
fleksibel dan adaptabel yang mampu mendukung terwujudnya hasil
produksi yang bermutu tinggi, cepat dan murah (methods)
5) Mengupayakan dan mempertahankan semangat kerja yang tinggi
dan suasana kerja yang harmonis (morale)
6) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan kerja anak buah
(training)
7) Menekan seminimal mungkin resiko kerusakan dan kecelakaan di
tempat kerja (safety)
8) Menjaga dan memelihara lingkungan hidup (environment)
m. Site Engineer Arsitek
1) Jasa ini meliputi pekerjaan pra-disain/disain arsitektural untuk
bangunan dan struktur lain.
2) Jasa nasihat/pra disain mencakup kegiatan:
a) Jasa bantuan, nasehat dan rekomendasi yang bertkaitan dengan
masalah arsitektural dan hal lain yang terkait.
30
b) Jasa studi awal mengenai filosofi lokasi, maksud pembangunan,
tinjauan iklim dan lingkungan, kebutuhan hunian (okupansi),
kendala biaya, analisis pemilihan lokasi, skedul disain dan
konstruksi.
c) Jasa lainnya yang mempengaruhi keaslian rancangan dan
konstruksi sebuah proyek.
d) Jasa ini tidak perlu berkaitan dengan proyek konstruksi baru.
Misalnya, ini dapat berupa nasehat yang berkaitan dengan cara
untuk melaksanakan pemeliharaan, renovasi, jasa restorasi
bangunan, atau penilaian kualitas bangunan atau nasehat dalam hal-
hal arsitektural lainnya
3) Jasa disain dan administrasi kontrak meliputi:
a) Jasa rancangan skema yang berupa penentuan, dengan klien,
karakter utama dari proyek , penentuan maksud, kebutuhan ruang,
batasan pembiayaaan dan jadwal waktu.
b) Jasa penyiapan sket termasuk rencana lantai, rencana lokasi dan
pandangan luar.
c) Jasa pembuatan rancangan, yang memuat ilustrasi yang lebih
akurat tentang konsep disain berupa rencana lokasi, bahan yang
harus digunakan, struktur, sistem mekanikal dan elektrikal dan
perkiraan biaya konstruksi.
d) Jasa disain akhir, yang memuat gambar dan spesifikasi tertulis yang
cukup detail untuk submisi tender dan konstruksi, dan nasehat ahli
pada klien pada saat undangan dan pengumuman tender.
31
n. HSE
1) Penetapan HSE Policy/Plan milik Perusahaan
2) Penyusunan HSE Manual System milik Perusahaan
3) Penyusunan standar prosedur untuk penggunaan material atau
aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan
4) Audit keselamatan kerja
5) Menjadi pihak yang paling bertanggung jawab untuk menelusuri
motif, asal-usul, dan segala hal yang berhubungan dengan kejadian
kecelakaan kerja
6) Menggalakkan awareness tentang keselamatan kerja terhadap
seluruh karyawan perusahaan
2.2.4. RENCANA WAKTU KERJA
Rencana waktu kerja merupakan jadwal/waktu dimana dimulainya
suatu pekerjaan hingga selesainya pekerjaan itu. Rencana waktu kerja ini
disusun berdasarkan urutan pelaksanaan pekerjaan dan merupakan
pedoman yang berfungsi agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar,
efisien, dan tepat waktu.
Pada proyek Apartement Belmont Residence ini rencana waktu
kerja yang digunakan untuk mendukung kelancaran proyek adalah kurva
S.
2.2.4.1. Kurva S
Kurva S merupakan rencana kerja proyek secara keseluruhan mulai
dari tahap awal pembangunan hingga selesai pembangunan.
32
Kegunaan kurva Spada proyek konstruksi adalah sebagai acuan
rencana kerja dan proses pelaksanaan pembangunan dapat selesai sesuai
dengan waktu yang telah direncanakan.
2.2.4.2. Rencana Harian
Rencana Harian merupakan rencana yang dibuat oleh pihak
pelaksana yang berisikan item-item pekerjaan yang harus dicapai selama
satu hari kerja. Rencana Harian dibuat sebagai pedoman atau acuan
pelaksanaan pekerjaan di hari yang bersangkutan sehingga target
keseluruhan proyek dapat terrealisasi.
2.2.5. LAPORAN PEKERJAAN
Dalam proyek Apartemen Belmont Residence selalu dibuat laporan
harian, mingguan dan bulanan untuk mengetahui sudah sejauh mana
perkembangan proyek berlangsung di setiap hari, minggu dan bulan nya.
Laporan ini juga digunakan untuk mengetahui apakah pelaksanaan proses
pengerjaan di lapangan sudah berjalan sesuai dengan perencanaan, serta
mencari solusi penyelesaian jika terjadi keterlambatan pengerjaan
dilapangan dengan perencanaan.
Laporan juga dapat membantu melihat sejauh mana tercapainya
sasaran kinerja masing- masing bidang, sehingga dapat terlihat prestasi
kerja yang telah dicapai. Dengan laporan akan terlihat pekerjaan apa saja
yang telah selesai dilaksanakan dan akan dilaksanakan.
Isi maupun penjelasan dari masing masing laporan pekerjaan akan
dijelaskan sebagai berikut :
33
2.2.5.1. Laporan Harian
Merupakan laporan mengenai seluruh pekerjaan dalam satu hari
kerja meliputi pekerjaan fisik, catatan atau perintah–perintah yang
diberikan oleh pengawas termasuk laporan cuaca, biasanya dibuat pada
akhir jam kerja.
2.2.5.2. Laporan Mingguan
Berisi laporan tentang kegiatan yang dilakukan selama satu minggu
meliputi catatan prestasi kerja dalam satu minggu, prestasi kerja selama
satu minggu tersebut, jumlah tenaga kerja dan peralatan serta bahan yang
digunakan.
2.2.5.3. Laporan Bulanan
Laporan bulanan dibuat dari hasil rekapan laporan mingguan dan
harus dibuat setiap bulan, berisi tentang :
a. catatan jenis pekerjaan selama satu bulan
b. prosentase pekerjaan selama satu bulan serta kemajuan proyek yang
dicapai sampai saat laporan ini dibuat
c. Nilai pekerjaan yang telah dilakukan selama satu bulan. Laporan
bulanan ini harus disahkan dahulu oleh pengawas dan ditandatangani
oleh pimpinan proyek sebagai bukti nilai pekerjaan yang telah
dilakukan selama satu bulan.
2.3. TENAGA KERJA
Dalam suatu proyek pembangunan, tenaga kerja merupakan salah
satu faktor yang paling penting serta berperan untuk menentukan sebuah
proyek akan berjalan dengan baik atau tidak. Suatu proyek yang memiliki
34
tenaga kerja dengan keahlian serta ketelitian yang tinggilah yang bisa
meningkatkan kualitas proyek tersebut.
2.3.1. Waktu Kerja
Pegawai tetap/staff
Hari Senin – Jumat pkl. 08.00 s/d 17.00 WIB
Di luar jam kerja tersebut dianggap lembur
2.3.2. Jenis Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang ada dalam proyek Apartemen Belmont residence
ini terdiri dari:
a. Tenaga Kerja Harian
Tenaga kerja harian adalah tenaga kerja yang di system
pembayarannya berdasarkan jumlah hari kerja tenaga kerja yang
bersangkutan. Contoh dari tenaga kerja ini adalah tenaga kerja bagian
dariK3
b. Tenaga Kerja Borongan
Tenaga kerja borongan terdiri dari mandor dan anak buahnya.
Mandor berkewajiban untuk mengatur anak buahnya sesuai dengan
kebutuhan dan jadwal pekerjaan. Mandor ini bertanggung jawab
langsung kepada kontraktor.
35
2.3.3.1 Prosedur Pembayaran Upah
Pada proyek Apartemen Belmont Residence ini pembayaran upah
terdiri atas:
a. Pembayaran upah pegawai tetap dibayarkan setiap akhir bulan
b. Pembayaran upah mandor dibayarkan setiap dua minggu melalui
bagian administrasi proyek
c. Pembayaran upah tenaga kerja di lapangan setiap minggunya melalui
mandor
2.3.3.2 Keselamatan Tenaga Kerja
Untuk menjamin konstruksi dengan angka nol kecelakaan, PT.
Bina Buana Semesta sebagai kontraktor utama menggunakan standar
sistem managemen kualitas internasional ISO 18001-1999.
PT.Bina Buana Semesta menunjukkan komitmen keselamatan
kerja dalam kebijakan perusahaan. Adapun dalam pelaksanaan pekerjaan,
kontrol dasar dari K3 mengacu pada beberapa standar, yaitu:
a. OHSAS 18001-1999
b. Technical Specification of The Project
c. Safety Target of PT. Bina Buana Semesta.
d. Safety Management
Keselamatan kerja tersebut diwujudkan dalam bentuk penggunaan
alat proteksi diri, dibuatnya rambu-rambu peringatan dan tindakan
preventif lainnya yaitu sebagai berikut:
36
a. Pekerja wajib menggunakan pelindung kaki (Safety Shoe) yang bebas
dari oli, alasnya anti slip, anti karat, anti spark dan ada pelindung baja
serta sepatu karet bila tempatnya mengandung bahan kimia.
b. Pekerja wajib menggunakan safety helmet sebagai alat pelindung
kepala yang digunakan di lokasi kerja.
c. Pekerja wajib menggunakan sarung tangan karet untuk bekerja dengan
bahan kimia atau alat listrik dan sarung tangan kulit/bahan untuk
memegang benda panas atau dingin atau untuk penggalian.
d. Pekerja wajib menggunakan pelindung mata dan atau pelindung muka
digunakan untuk pekerjaan memahat, menggerinda dan mengelas.
e. Pekerja wajib menggunakan pelindung pernapasan digunakan untuk
bekerja di ruangan yang mengandung debu dan racun.
f. Pekerja wajib menggunakan safety belt untuk pekerjaan di tingkat atas
(pada ketinggian).
g. Memberikan rambu dan pagar pengaman pada daerah yang potensial
berbahaya.
h. Menyiapkan peralatan P3K dan pemadam kebakaran ditempat tempat
yang strategis.
i. Tidak meminum minuman keras dan merokok pada saat bekerja.
j. Tidak menggunakan narkotika dan obat – obatan terlarang.
Rambu-rambu keselamatan kerja (safety sign) yang terdapat di
proyek Apartemen Belmont residence sebagai berikut:
38
Gambar 2.1 Rambu Keselamatan Kerja
Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan kerja yang
mungkin terjadi dikategorikan menjadi 3 (tiga) jenis kecelakaan, yaitu:
a. Kecelakaan ringan
Jika terjadi kecelakaan ringan (tersandung, terinjak paku, sakit
pusing, dll) yang masih tergolong mudah ditangani, maka yang
bersangkutan melaporkan ke security atau petugas K3 untuk diberikan
tindakan P3K oleh petugas K3 dengan membawa tanda pengenal untuk
mempermudah pendataan.
b. Kecelakaan menengah/sedang
Jika terjadi kecelakaan (terjatuh, terinjak paku hingga sobek,
tertimpa potongan kayu, dll) yang masih masuk kategori
sedang/menengah, maka yang bersangkutan melaporkan ke security atau
petugas K3 untuk diberikan tindakan P3K oleh petugas K3 dengan
membawa tanda pengenal untuk mempermudah pendataan serta apabila
kondisi korban harus dibawa ke rumah sakit, maka security beserta
petugas K3 membawa korban ke rumah sakit rujukan dalam proyek ini
yaitu Apartemen Belmont Residence untuk diambil tindakan selanjutnya.
c. Kecelakaan berat
Jika terjadi kecelakaan berat (jatuh sampai luka berat, tertimpa
potongan kayu yang mengakibatkan kepala sobek, dll) yang tergolong
berat, maka korban bersama security dan petugas K3 langsung membawa
korban ke rumah sakit rujukan untuk selanjutnya ditindak lanjut. Petugas
K3 dan security wajib mendampingi dan membuat berita acara kejadian.
39
Petugas K3 berhak mengambil keputusan untuk tindakan yang harus
diambil dan kemudian melaporkan kepada Project Manager.
Seluruh pekerja dalam proyek Apartemen Belmont residence ini
sudah didaftarkan kepada Jamsostek sehingga terdapat jaminan yang
pasti apabila mungkin terjadi kecelakaan kerja di lokasi proyek
40
BAB III
PELAKSANAAN PEKERJAAN DI LAPANGAN
3.1. PROSES PEKERJAAN STRUKTUR
Ada beberapa tahapan pekerjaan yang harus dilakukan hingga
struktur dapat terbentuk, pekerjaanbekisting, pekerjaan pembesian,
pekerjaan pengecoran dan pekerjaan perawatan beton. Mutu beton yang
dipakai adalah f’c 35 MPa.
3.1.1. Pekerjaan struktur Pelat Lantai
Pekerjaan konstruksi plat lantai diawali dengan pengukuran
dengan pinjaman kolom setinggi 1m. setelah pengukuran, pasang
bekisting dengan metode table form lalu lakukan pengecekkan elevasi.
Setelah bekisting terpasang dilakukan pekerjaan pembesian dengan
urutan pemasangannya adalah tulangan bawah, beton decking, tulangan
kaki ayam, dan tulangan atas. Ikat semuanya dengan menggunakan
bendrat. Setelah pekerjaan pembesian selesai, lakukanlah pembersihan
area plat lantai yang akan di cor dengan menggunakan compressor.
Setelah selesai dibersihkan dilakukan pengecoran menggunakan bucket
yang diangkat menggunakan tower crane. Permukaan plat lantai yang di
cor diratakan dengan trowel. Jika beton sudah mengeras bisa dilakukan
proses curing dengan menggunakan sika. Pelepasan bekisting dilakukan
minimal 14 hari.
41
3.1.2. Pekerjaan Struktur Kolom
Pekerjaan konstruksi kolom dimulai dengan menentukan
ketinggian elevasi tiap lantainya. Untuk bekisting kolom di buat sendiri
disesuaikan dengan dimensi kolom-nya. Setelah tulangan selesai dirakit
kemudian diangkat menggunakan Tower Crane dan disambung dengan
tulangan yang sudah ada. Tulangan yang sudah ada terlebih dahulu
ditopang dengan menggunakan kayu agar ketika proses penyambungan
besi baru dengan besi lama tidak goyang. Panjang overlap untuk kolom
adalah 40D. setelah selesai besi terpasang lalu pasang bekisting yang
diangkat menggunakan Tower Crane dengan hati-hati dan perlahan.
Pengecoran untuk kolom menggunakan bucket yang diangkat
menggunakan tower crane. Setelah lebih dari 8 jam atau 12 jam dari
proses pengecoran, maka bekisting sudah dapat dibuka.
3.1.3. Struktur Corewall
Core wall merupakan inti dari struktur tower. Penulangan pada tiap
lantai berbeda menurut beban yang diterimanya, makin ke atas beban
semakin kecil sehingga jarak antara tulangan besi lebih renggang. Pada
perencanaan struktur suatu bangunan tinggi, gaya lateral yang berupa
gaya angin ataupun gaya gempa merupakan hal yang sangat penting dan
dominan dalam perencanaan bangunan tersebut. Salah satu struktur yang
biasa digunakan pada bangunan tinggi adalah core wall yang dapat
mentransfer beban angin ataupun beban gempa melalui portal maupun
lantai ke dindingnya.
42
Struktur tower pada ProyekBelmont Residences menggunakan
core wall sebagai struktur penahan gempa dan juga sebagai struktur
pendukung untuk lift.
a. Pembesian
Tahap -tahap pembesian core wall secara ringkas, yaitu:
1. Stek-stek tulangan yang telah ditanamkan pada struktur beton
dibawahnya disambungkan (saling overlap) dengan tulangan arah
vertikal dinding, dimana tulangan yang dipasang harus lebih panjang
dari tinggi dinding dengan tujuan untuk overlap dinding sebelah
atasnya dan/atau koneksi ke tulangan pelat atau balok
2. setelah tulangan vertikal terpasang maka tulangan horizontal diikat
padanya dengan kawat
3. tulangan yang dipasang relatif rapat dan dirakit dari besi tulangan ulir
dengan diameter tulangan menurut gambar kerja sehingga tulangan
yang telah selesai relatif kaku dan tidak memerlukan dukungan lateral
untuk membantu berdiri tegak
4. tulangan dipasang dikedua sisi dinding
b. Bekisting
Bekisting untuk pekerjaan dinding core wall dibuat dari plywood
dan rangkanya terbuat dari besi. Tahap pekerjaan fabrikasi bekisting core
wall sama seperti dinding beton bertulang.
c. Pengecoran
Pekerjaan pengecoran dilakukan dengan bantuan tower crane.
Selama pengecoran juga dilakukan pemadatan beton dengan vibrator.
43
Proses curing juga dilakukan setelah bekisting dibongkar, yaitu dengan
penyiraman secara berkala.
3.1.4. Struktur Shearwall
Dinding core pada bangunan tower adalah shear wall (dinding
geser) yang berfungsi sebagai penahan gaya geser yang terjadi. Gaya-
gaya dari pembebanan mati, berat balok sendiri, pelat lantai, serta gaya
lateral pada tiap lantai disalurkan ke shear wall yang terletak pada tengah
bangunan.
Pelaksanaan pekerjaan shearwall diawali dengan pekerjaan
pengukuran (marking) untuk menentukan elevasi dan as shearwall serta
menandai batas shearwall. Setelah itu dilakukan pemasangan
pembesianshearwall, pemasangan bekisting shearwall menggunakan
baja, dan dilanjutkan dengan proses checklist, setelah semua terpenuhi
pengecoran dapat dilaksanakan, lalu pembongkaran bekisting dan
perawatan.
3.1.5. Struktur Balok
Secara garis besar, pekerjaan konstruksi balok hampir sama dengan
pekerjaan konstruksi plat lantai. Pertama dilakukan pengukuran dan
elevasi lantainya, lalu pasang bekisting dengan metode table form. Plat
lantai hanya dengan papan horizontal, sedangkan balok membutuhkan
juga sisi vertikal pada bekistingnya. Pada proses pembesian, letakkan
tulangan utama terlebih dahulu lalu masukkan sengkang satu per satu.
Setelah selesai, lakukan pembersihan area yang akan di cor, hal ini
bersamaan dengan pembersihan plat lantai karena balok dan plat lantai di
44
cor bersamaan. Sama seperti plat lantai, pelepasan bekesting dilakukan
minimal 14 hari.
3.1.6. Struktur Tangga
Tangga yang digunakan dalam proyek Belmont Residences adalah
tangga konvensional dengan mutu beton 35 MPa. Pada pekerjaan ini
diawali dengan pengukuran ketinggian, setelah itu pemasangan bekisting
memakai papan plywood dengan menggunakan bantuan scaffolding.
Pekerjaan selanjutnya adalah pemasangan pembesian plat untuk tangga,
anak tangga dan bordes. Sebelum pengecoran, terlebih dulu dilakukan
pembersihan menggunakan air compressor kemudian dilakukan
pengecoran, perawatan dan terakhir dilakukan pembongkaran bekisting
3.2. Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Tangga
Salah satu pekerjaan konstruksi yang penulis amati adalah
pekerjaan konstruksi tangga. Berikut ini akan dijelaskan peralatan dan
bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan konstruksi tangga serta cara
pemasangan bekisting,pembesian dan pengecorannya.
3.2.1. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi
tangga meliputi tower crane, truck mixer, concrete bucket, vibrator, bar
bender, bar cutter dan scaffolding.
3.2.1.1. Tower Crane
Tower Crane atau yang biasa disebut dengan TC adalah sebuah alat
berat yang sering dijumpai dan hampir selalu ada di semua proyek
45
konstruksi skala besar. TC sangat cocok dipakai untuk pelayanan
bangunan tingkat tinggi untuk melayani daerah yang cukup luas.
Pada proyek ini TC menjadi sentral atau alat yang paling utama
karena dalam proyek gedung bertingkat transportasi vertikal maupun
horizontal yang memegang peranan penting dan menentukan terutama
soal kecepatan kerja. TC digunakan untuk mengangkat concrete bucket
untuk pengecoran pada lokasi yang tinggi serta mengangkat peralatan
bantu dan bahan-bahan untuk pekerjaan struktur seperti compressor,
bekisting kolom, serta alat dan bahan lainnya. Seluruh operasional
proyek dipengaruhi oleh berfungsinya TC, disebabkan peranannya yang
dominan untuk kelancaran jalannya pembangunan proyek. Untuk
keperluan operasional ketinggian TC minimal harus lebih yinggi 4-6
meter dari ketinggian maksimum pekerjaan yang dilayani.
Gambar 3.1 tower crane
3.2.1.2. Truck Mixer
Truck Mixer adalah truk angkutan khusus beton yang dibuat untuk
transportasi dan campuran beton sampai ke lokasi pembangunan. Truk
ini dapat diisi dengan bahan kering dan air. Dengan pencampuran yang
terjadi selama transportasi.
46
Gambar 3.2Truck Mixer
3.2.1.3. Concrete Bucket
Concrete Bucket berfungsi untuk mengangkut adukan beton yang
akan digunakan pada pengecoran dari Truck Mixer ke tempat
pengecoran. Bucket pada proyek ini berkapasitas 0.9 m3. Penggunaan
bucket untuk mengangkut adukan sangat membantu proses pengecoran,
dikarenakan bucket dapat menjangkau tempat-tempat yang sulit
dijangkau. Penggunaan bucket pada proyek ini dibantu dengan bahan
terpal yang dibentuk seperti pipa corong yang dipasang pada ujung
bucket untuk mempermudah pengeluaran adukan dari bucket ke tempat
yang akan di cor dan di angkat menggunakan tower crane.
Gambar 3.3Concrete Bucket
47
3.2.1.4. Vibrator
Vibrator adalah adalah alat yang berfungsi untuk menggetarkan
atau memadatkan beton pada saat pengecoran agar beton dapat mengisi
seluruh ruangan dan tidak terdapat rongga-rongga udara di antara beton
yang dapat membuat beton keropos sehingga mengurangi kekuatan
struktur beton itu sendiri. Vibrator digerakkan oleh mesin listrik dan
mempunyai lengan sepanjang beberapa meter untuk dapat menggetarkan
beton di tempat yang agak jauh. Untuk volume pengecoran yang sangat
besar, alat ini sangat penting.
Gambar 3.4Vibrator
3.2.1.5. Bar Bender
Bar Bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokkan
besi tulangan. Mesin ini akan membengkokkan besi sesuai sudut yang
telah direncanakan secara otomatis. Cara kerja Bar Bender yaitu besi
yang ingin dibengkokkan terlebih dahulu di posisikan sesuai dengan alat,
setelah itu atur sudut pada Bar Bender sesuai dengan sudut yang
diinginkan dan dibutuhkan di lapangan. Setelah itu injak pedal yang
terdapat pada Bar Bender untuk membengkokkan besi tersebut.
48
Gambar 3.5Bar Bender
3.2.1.6. Bar Cutter
Bar Cutter adalah alat yang untuk memotong besi tulangan sesuai
dengan ukuran yang telah ditentukan. Alat ini menggunakan tenaga
mesin. Cara kerjanya yaitu pekerja mengatur posisi dimana besi tersebut
akan dipotong dan bila besi tersebut sudah pas, operator menginjak pedal
yang ada di bawah alat tersebut untuk memotong besi tersebut.
Gambar 3.6Bar Cutter
49
3.2.1.7. Scaffolding
Scaffolding adalah alat yang terdiri dari rangkaian besi yang dapat
dibongkar pasang maupun diatur ketinggiannya dengan menambah
rangkaian besi sampai ketinggian yang direncanakan. Alat ini berfungsi
untuk menyangga bekisting di atasnya seperti pada bekisting balok dan
pelat dan bekisting tangga.
Gambar 3.7. Scaffolding
3.2.1.8. Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi pembantu struktur beton untuk
mencetak beton agar sesuai dengan ukuran, bentuk, rupa atau letak yang
direncanakan. Kualitas bekisting ikut menentukan bentuk dan rupa
konstruksi beton. Dalam proyek ini, bekisting dengan menggunakan
sistem konvensional untuk elemen horizontal dan sistem PERI untuk
elemen vertikal.
50
Gambar : 3.8 bekisting
3.2.1.9. Alat-Alat Pengukuran
Alat-alat ini merupakan perlengkapan yang dipakai oleh
timsurveyor untuk melaksanakan tugas-tugas pengukuran dilapangan.
Alat-alat pengukuran ini terdiri dari:
1) Theodolite.
2) Water pass.
3) Statif / Tripod / kaki tiga
4) Bak ukur / rambu ukur.
5) Meteran.
6) Tali.
7) Spidol /cat pilox.
8) Unting – unting.
9) Alat Bantu lainnya.
51
3.2.1.10. Alat Bantu
Alat alat dibawah ini adalah alat yang digunakan dalam beberapa
pekerjaan seperti, pembuatan bekisting, pembesian dan pengecoran
antara lain :
1. Palu
2. Bor listrik
3. gergaji mesin
4. gergaji manual
5. meteran
6. tang
7. gunting potong
8. meteran
9. kapur tulis
10. ember
11. sekop
12. sendok
13. semen.
3.2.2. Bahan - Bahan
Bahan bangunan yang digunakan pada proyek Apartemen Belmont
Residence harus memenuhi spesifikasi yang ditentukan. Hal ini
dimaksudkan agar menghasilkan konstruksi yang kuat dan bermutu.
Adapun bahan-bahan yang digunakan, yaitu sebagai berikut:
52
3.2.2.1. Beton adhimix
Beton adhimix yang digunakan dengan penggunaan mutu beton
sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan untuk setiap
pekerjaan struktur.
3.2.2.2. Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan harus bersih dari segala macam
kotoran yang dapat merusak mutu beton maupun baja itu sendiri.
Persediaan tulangan diletakkan diatas bantalan kayu yang terletak diatas
tanah untuk menghindari korosi pada tulangan akibat reaksi dengan air
tanah. Mutu Baja Tulangan :
a) BJTP 24 (fy = 240 MPa) kode Ø ( Plain bars/tulangan polos ).
b) BJTD 40 (fy = 400 MPa) kode D” (deform bars/tulangan ulir).
3.2.2.3. Beton Decking
Beton decking berfungsi sebagai penyangga agar besi tidak
mengalami defleksi dan tebal selimut beton tetap terjaga.Berikut adalah
tebal beton decking yang digunakan pada proyek Apartemen Belmont
Residence:
1) Diameter 3 cm dan 5 cm untuk Kolom dan Balok
Gambar 3.9Beton Decking
53
3.2.2.4. Kawat Pengikat (Bendrat)
Digunakan sebagai penguat/pengikat pada rangkaian-rangkaian
tulangan atau sambungan besi. Agar tidak terjadi pergeseran saat
pemasangan dan pengecoran
Gambar 3.10 Kawat Pengikat
3.2.2.5. Tulangan Kaki Ayam
Tulangan kaki ayam digunakan sebagai penyangga antara tulangan
pelat agar tidak mengalami defleksi (lendutan). Tulangan kaki ayam
terbuat dari besi ulir dengan diameter 10 mm dan dipasang diantara
tulangan plat lapis atas dan lapis bawah dengan ketentuan pemasangan,
minimal 4 tulangan kaki ayam dalam radius 1 m2.
54
Gambar 3.11Tulangan Kaki Ayam
3.2.3 Tata Cara Pelaksanaan Konstruksi Tangga
3.2.3.1. Pemasangan Bekisting Tangga
Proses pemasangan bekisting tangga adalah sebagai berikut :
1. Setelah posisi tangga di marking pasang perancah terlebih dahulu
dimulai dengan memasang tiang sebagai penumpu dari bekisting plat
miring tangga. Tiang yang dipasang mengikuti alur terap atau anak
tangga yang sudah jadi dan tinggi tiang disesuaikan dengan
kebutuhan.
2. Pasang kayu suri pada bagian U-Head Jack bekisting dengan ukuran
6/12 sebagai penyangga pelat miring tangga.
3. Pasang papan untuk plat miring. Ukuran sesuai dengan lebar dan
panjang tangga.
4. Buat pijakan kaki di sekitar papan plat miring tangga agar pekerja
dapat mengerjakan pembesian dengan aman dan mudah.
5. Ketika bekisting untuk plat miring sudah terpasang, barulah
dilanjutkan dengan pekerjaan pembesiaan.
55
6. Setelah pekerjaan pembesian selesai, pasang balok untuk bekisting
anak tangga.
7. Lalu pasang 2 buah kayu suri sepanjang tangga sebagai penahan balok
anak tangga.
3.2.3.2. Pembesian Tangga
Pekerjaan pembesian tangga pada proyek ini menggunakan jenis
BJTD 40 dengan D13-200 untuk tulangan pembagi dan D13-150 untuk
tulangan utamanya. Secara ringkas pekerjaan pembesian tangga adalah :
1. Pasang bekisting plat miring terlebih dahulu lalu lanjutkan dengan
pemasangan tulangan sesuai dengan gambar rencana.
2. Pasang besi tulangan D13-150 untuk arah sejajar plat miring tangga
lapisan pertama.
3. Besi overlap D13-200 pada tulangan plat miring tangga, lalu ikat
dengan kawat bendrat.
4. Besi jarak menggunakan beton decking dengan ukuran tebal 2cm
antara bekisting plat miring tangga dengan tulangan arah sejajar plat
miring tangga lapis pertama.
5. Pasang besi tulangan D13-200 untuk pembesian plat miring tangga
arah horizontal lalu ikat dengan tulangan sejajar plat miring tangga
lapis pertama menggunakan kawat bendrat.
6. Pasang besi tulangan kaki ayam dengan tinggi 5cm dan ikat dengan
kawat bendrat.
7. Ikat tulangan plat miring tangga arah horizontal dengan tulangan
sejajar plat miring menggunakan kawat bendrat.
56
Gambar 3.12 Bekisting Tangga
3.2.3.3. Pekerjaan Pengecoran Tangga
Sebelum pengecoran tangga dilaksanakan, dilakukan terlebih
dahulu kegiatan ceklist dimana kegiatan ini berisikan tentang
pemeriksaan keadaan di area yang akan di cor, seperti pengecekkan ulang
pada bekisting dan pembesiannya apakah sudah benar atau belum.
Kegiatan ceklist ini dilakukan oleh seorang pelaksana lapangan dan
beliau mengisi form ceklist. Tahap-tahap dalam pengecoran tangga
adalah :
1. Pertama-tama dilakukan perhitungan volume tangga yang akan di cor.
2. Setelah dapat volume tangga yang akan di cor, kontraktor melakukan
pemesanan beton ready mix ke perusahaan penyedia beton ready mix
dengan menyebutkan berapa mutu beton, nilai slump, volume beton
yang akan di cor, dan kapasitas truk molen.
57
3. Setelah beton ready mix dipesan, truk molen yang berisikan beton
tersebut dating ke proyek dengan 1 orang supir dan 1 orang teknisi
supplier.
4. Selanjutnya teknisi melakukan pekerjaan pengujian slump ( slump test
) dan pembuatan benda uji. Pada pekerjaan pengecoran tangga dalam
proyek ini nilai slump yang direncanakan adalah ±13 cm, dengan
pembuatan benda uji berbentuk silinder dengan jumlah 4 buah.
5. Setelah selesai melakukan pengujian slump dan pembuatan benda uji,
maka tangga siap untuk di cor.
6. Pastikan area yang akan di cor bersih dari kotoran atau sisa-sisa bahan
seperti kawat, batu-batu kecil dan sebagainya.
7. Pengecoran tangga dilakukan menggunakan concrete bucket,
pengecoran dilakukan mulai dari bagian atas tangga dahulu kemudian
dilanjutkan ke bagian bawah tangga.
8. Pada saat penuangan beton ke daerah yang akan di cor, bersamaan
pula dilakukan pemadatan beton menggunakan vibrator.
9. Diusahakan penggunaan vibrator ketika memadatkan jangan sampai
menyentuh besi.
10. Sambil dilakukan pengecoran dan pemadatan, permukaan tangga
diratakan oleh pekerja.
3.3. Pengendalian Mutu
Untuk mendapatkan mutu beton yang baik dan sesuai yang di ingin
kan harus dilakukan. Pengujian, apakah beton tersubut memnuhi syarat
atau tidak. Dalam proyek ada beberapa pengujian yaitu :
58
3.3.1 Slump Test
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air beton yang
berhubungan dengan mutu beton.
Peralatan yang digunakan adalah :
1. Kerucut Abrams dari besi atau baja dengan ukuran :
Diameter atas : 10 cm
Diameter bawah : 20 cm
Tinggi : 30 cm
2. Pelat logam dengan permukaan yang kokoh, rata dan kedap air.
3. Tongkat pemadat dengan diameter 16 mm dan panjang 60 cm.
4. Sendok cekung.
5. Mistar ukur / meteran.
Prosedur pengujian :
1. Basahi cetakan dan pelat dasar dengan lap basah.
2. Letakkan cetakan pada pelat dasar.
3. Adukan beton untuk pengujian slump, diambil langsung dari truck
mixer dengan menggunakan kereta dorong, kemudian diaduk kembali
sebelum diletakkan pada cetakan.
4. Masukan adukan beton ke dalam cetakan dalam tiga lapis, setiap lapis
( 1/3 volume ) dipadatkan dengan menusuk-nusuk tongkat pemadat
sebanyak 25 kali setiap lapisan.
59
5. Ratakan permukaan adukan beton dan pelat slump dibersihkan dari
jatuhan adukan.
6. Angkat cetakan perlahan-lahan, perhatikan dalam pengangkatan,
posisi cetakan harus dijaga tetap dalam keadaan vertikal.
7. Ukurlah penurunan beton dari permukaan adukan beton tersebut
terhadap tinggi kerucut abrams, penurunan diambil harga rata-rata.
8. Hasil pengukuran inilah yang disebut nilai slump dan merupakan nilai
kekentalan dari adukan beton tersebut.
9. Adukan beton dengan hasil slump yang tidak memenuhi syarat tidak
boleh digunakan.
Gambar 3.12 slump test
3.3.2. Crushing test
Crushing test ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton
karakteristik (kuat tekan maksimum yang dapat diterima oleh beton
sampai beton mengalami kehancuran).
Crushing test pada proyek ini menggunakan silinder beton dengan
diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Pembuatan benda uji dilakukan di
lokasi proyek, cetakan silinder diletakkan pada atas plat baja yang telah
60
dibersihkan dan sisi dalam silinder diolesi minyak pelumas seperlunya
untuk mempermudah pelepasan beton dan cetakannya.
Prosedur pengujian :
1. Masukan adukan beton ke dalam cetakan dalam tiga lapis, tiap-tiap
lapis (1/3 volume) dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25
kali tusukan secara merata.
2. Setelah melakukan pemadatan, ketuklah sisi cetakan perlahan-lahan
sampai rongga rongga bekas tusukan tertutup.
3. Ratakan permukaan beton dan tutup dengan bahan yang kedap air dan
tahan karat. Beri kode tanggal pembuatan.
4. Diamkan selama 24 jam dan direndam dalam air (curing) selama
waktu tertentu, kemudian diserahkan ke laboratorium untuk dilakukan
pengetesan beton pada usia 7 hari.
5. Tes uji beton dilakukan dengan mesin uji kuat tekan.
Gambar 3.13Crushing test
3.4. PERHITUNGAN STRUKTUR TANGGA
3.4.1. Data Struktur Tangga Lantai Lt. 1
1. Lebar bordes : 1,8 m
61
2. Panjang Bordes : 3,4 m
3. Tebal plat bordes : 15 cm
4. Tebal plat lengan tangga : 15 cm
5. Banyak anak tangga : 22 buah
6. Panjang Sisi Miring : 3,9 m
7. Tinggi / elevasi tangga : 4 meter
8. Tinggi optrade (vertical) : 17,3 cm
9. Lebar antrade : 30 cm
10. Mutu beton : f’c 35 MPa
3.4.2. Perencanaan optrede (tanjakan/tinggi anak tangga)
1. Teori Ukuran Standar Tangga
a) Ukuran anak tangga tergantung pada langkah naik dan langkah datar,
yaitu menggunakan rumus :a + 2.o= 57 – 65 cm.
Ket :
a. Di mana a = langkah datar dan o = langkah naik
b. Sedangkan bilangan 57 – 65 merupakan panjang langkah rata –
rata orang berjalan di tempat datar, bagi orang dewasa.
c. Biasanya tinggi anak tangga tegak atau langkah tegak berkisar 17–
20 cm.
b) Lebar tangga untuk satu orang adalah antara 60 – 90 cm
c) Lebar tangga untuk dua orang ditentukan antara 80-120 cm.
d) Lebar tangga untuk tempat umum seperti sekolah dan gedung
bertingkat lebar tangga ditentukan antara 150 – 300 cm.
62
e) Banyaknya langkah tegak tergantung pada tinggi ruangan
antara lantai satu dengan lantai berikutnya. Dalam hal ini
pembagian dilakukan seteliti mungkin agar tinggi anak
tangga sama dari tempat awal sampai tempat akhir.
f) Untuk mendapatkan ukuran langkah naik adalah dengan
mengambil bilangan antara 17 – 20 cm dari tinggi lantai
bagian bawah ke atas. bila menggunakan tangga bordes
dengan dua lengan maka banyaknya langkah naik
[n=12
xtinggi lantai(17−20)
=Banyak Langkah−1]g) Perbandingan Kelandaian dan ke amanan konstruksi
tangga
Berdasarkan kelandaiannya, maka kita akan mendapat jenis –
jenis tangga berikut :
Tabel. 3.1. Perbandingan Kelandaian dan ke amanan konstruksi tangga
No Jenis Tangga Kelandaian
1 Lantai miring 6o – 20o
2 Tangga landai 20 o - 24 o
3 Tangga biasa 24 o - 45 o
4 Tangga curam, tangga hemat 45 o - 75 o
5 Tangga naik, tangga tingkat 75 o - 90 o
2. Ukuran Tangga (Optrade dan Antrade)
63
Berdasarkan rumus ukuran anak tangga, maka tinggi optrade
dan lebar antrade pada perencanaan struktur tangga ini adalah
:
Ukuran Tangga = Lebar Antrade + (2 x Tinggi
Optrade)
= 30 + (2 x 17,3)
= 64,6 cm
Rumus Ukuran Tangga = a + 2.o= 57 – 65 cm
(Maka ukuran tangga sudah memenuhi persyaratan :
57cm< 64,6cm< 65 cm)
Lebar Bordes
Lebar bordes yang terdapat pada proyek pembangunan
Apartement Belmont Residence adalah = 180 cm. Ukuran ini
sudah memenuhi syarat ukuran bordes :
( Lebar tangga untuk tempat umum seperti sekolah dan
gedung lebar tangga ditentukan antara 150 – 300 cm
3. Banyak Optrade
Banyak Optrade = ( Selisih Tinggi LantaiTinggi Optrade )−1
=(40017,3
) - 1
= 23,12 – 1
= 22,12 Optrade ~ 22 Optrade
3.4.3. Perencanaan antrede (injakan/lebar anak tangga)
64
Banyak Antrade = Banyak Optrade = 22 buah
3.4.4. Gambar potongan Tangga
3.4.5. Gambar Perencanaan
Mencari Sudut Tangga
tg∝=Tinggi Lengan Tangga SatuPanjangTangga
ditentukan 320
Berdasarkan tabel Perbandingan Kelandaian dan keamanan
konstruksi tangga, maka kemiringan tangga termasuk golongan :
“ Tangga Biasa dengan derajat kemiringan berkisar 24 o – 45 o “
3.4.6. Pembebanan Struktur Tangga
1. Pembebanan Tangga Bawah = Pembebanan Tangga Atas
a) Berat Sendiri Plat Tangga
Berat sendiri = Tebal plat tangga x Lebar x Panjang x BJ
¿0,15 x1,375 x 3,9 x 24 kN /m3=19,305 kN /m2
Beban merata akibat plat = Total berat plat / panjang plat
= 19,305 / 3,9 = 4,95 kN/m
65
b) BeratSendiri Anak Tangga
BS 1 Anak Tangga=[ Antrade x Optrade x lebar plat t2 ] x BJ
¿ [ 0,3 x0,173 x 1,3752 ] x 24
kNm3
¿0,86 kN
maka 11 anak tangga = 11 x 0,86 = 9,46 kN
berat anak tangga per-meter = 9,463,9
=2,43 kN/m
c) Berat Sendiri Finishing pada Tangga
B.S. Adukan = Tebal adukan x BJ.Adukan + Berat Kramik
= 0,03 m x 21 kN
m3 +0,5 kN/m2
= 1,13kN
m2
d) B.S. Finishing Pada Anak Tangga Bawah
Optrade = Panjang Optrade x Lebar Tangga x B.S. Finishing
Total = 0,173 m x 1,375 m x 1,13kN
m2
= 0,27kN
Antrade = Panjang Antrade x Lebar Tangga x B.S. Finishing
Total = 0,3 m x 1,375 m x 1,13 kN
m2
= 0,47kN
e) B.S. Finishing Total 1 Anak Tangga
= Optrade + Antrade
= 0,27kN + 0,47 kN
66
= 0,74kN
f) B.S. Finishing Per-Meter
=jumlah anak tangga xb . s finishing 1anak tangga
3,9 m
= 11 x0,74
3,9 m = 2,09 kN/m
Beban Mati (DL) Untuk Plat Tangga Tangga
Jadi, Nilai Beban Mati (DL) Untuk Plat Tangga adalah = 9,47kNm
g) Beban Hidup (LL) Untuk Plat tangga
Beban Hidup (LL) Tangga = Panjang plat x Lebar Plat x Beban hidup
= 3,9 m x 1,375 m x 3 kN/m2
= 16,09 kN
Beban Hidup per-Meter Plat Tangga = 16,09 / 3,9 =4,13
kN/m
No Berat Beban Mati Nilai
1 Berat Sendiri Plat Tangga 4,95 kN /m
2 Berat Sendiri Anak Tangga /
meter
2,43 kN /m
3 B.S. Finishing Anak Tangga /
Meter
2,09 kNm
TOTAL DL9,47
kNm
67
h) Beban Ultimit (Wu) Untuk Plat Tangga
Wu = 1,2 DL + 1,6 LL
= 1,2 (9,47 kNm
) + 1,6 (16,09
= 37,108 kNm
2. Pembebanan Bordes
a) Berat Sendiri Plat Bordes
B.S. Plat Bordes = Tebal Plat x panjang x lebar x BJ. Beton
= 0,15 m x x 3,4 m x 1,8 m x 24 kN
m3
= 22,032 kN
Berat plat bordes per-meter = 22,032 / 1,8 = 12,24 kN/m
b) Berat sendiri finishing
B.S. Finishing = Tebal adukan x BJ. Adukan +
Berat keramik
= 0,03 m x 21 kN
m3 + 0,5
= 1,13kN
m2
Berat total finishing bordes = 3,4 x 1,8 x 1,13 =6,92 kN
Berat finishing bordes per-meter = 1,13/1,8 = 0,63 kN/m
Beban Mati (DL) Untuk Bordes
No Berat Nilai
1 Berat Sendiri Plat Bordes12,24
kNm
2 Berat Sendiri Finishing Bordes0,63
kNm
TOTAL12,87
kNm
68
c) Beban Hidup (LL) Untuk Bordes
Untuk Bordes, Beban Hidup (LL) ditetapkan =3,00kN
m2
Beban Hidup total pada Bordes adalah 1,8 x 3,4 x 3 = 18,36 kN
Beban Hidup pada Bordes Per-meter = 18,36/1,8 = 10,2 kN/m
d) Beban Ultimit (Wu) Untuk Bordes
Wu = 1,2 DL + 1,6 LL
= 1,2 (12,87 kNm
)+1,6(10,2kNm
)
= 31,764 kNm
3.4.7 Perhitungan Mekanika Teknik Struktur Tangga
3,3 m 1,8m
2 m
31,764 kN/m
37,108 kN/m
37,108 kN/m
A
CB
D
69
a. Momen primer
- MAB = -1/12 ql2 = -1/12 x 37,108 x (3,3)2 = -33,68 kNm
- MBA = 1/12 ql2 = 1/12 x 37,108 x (3,3)2 = 33,68 kNm
- MBD = 1/12 ql2 = 1/12 x 37,108 x (3,3)2 = 33,68 kNm
- MDB = - 1/12 ql2 = -1/12 x 37,108 x (3,3)2 = -33,68kNm
- MBC = -1/12 ql2 = -1/12 x 31,764 x (1,8)2 = -8,58 kNm
- MCB= 1/12 ql2 = 1/12 x 31,764 x (1,8)2 = 8,58 kNm
b. Faktor kekakuan
KAB =KBD= 4 EIL AB
= 4 EI
√3,32+22 = 1,037
KBC = 4 EIL BC
=4 EI1,8
= 2,222
c. Faktor distribusi
DBA =DBD= 1,037
1,037+1,037+2,222=0,2414
DBC = 2,222
1,037+1,037+2,222=0,5172
d. Distribusi momen
JOINT A B C D
BATAN AB BA BD BC CB DB
3,3 m 1,8m
70
G
DF 0 0.2414 0.2414 0.5172 0 0
MF -33.68 33.68 33.68 -8.58 8.58 -33.68
BAL 0 -14.19 -14.19 -30.4 0 0
CO -7.1 0 0 0 -15.2 -7.1
JUMLA
H -40.78 19.49 19.49 -38.98 -6.62 -40.78
Free Body Diagram :
Gaya geser di tumpuan AB = DB
37,108 kN/m
A
B
19,49 kNm
40,78 kNm
71
−40,78+19,493,3
+ 37,108 .3,32
=−6,451+61,23=54,779 kN
Gaya geser di tumpuan BA = BD
−−40,78+19,493,3
+ 37,108 .3,32
=67,681 kN
Gaya geser tumpuan BC
−38,98−6,621,8
+ 31,764 .1,82
=−25,33+28,59=3,26 kN
Gaya geser tumpuan CB
−−38,98−6,621,8
+ 31,764 . 1,82
=53,92 kN
Momen lapangan maksimum plat AB = DB terletak pada x =
54,779−37,108 x=0
x=1,48 m
Momen lapangan maksimum bordes terletak pada x =
3,26−31,764 x=0
x=0,1 m
Momen lapangan maksimum plat tangga
54,779 . 1,48−0,5 .37,108 .1,482=40,43 kNm
Momen lapangan maksimum plat bordes
31,764 kN/m
CB
39,98 kNm 6,62 kNm
72
3,26 . 0,1−0,5 .37,764 .0,12=0,14 kNm
Penulangan
a. Tangga
Mu = 40,78kNm/lebar plat tangga = 40,78/1,375 = 29,66 kNm
Tebal pelat = 150 mm
Fc’ = 35 Mpa ρmin = 0,0018
fy = 400 Mpa ρmax = 0,0244
Selimut beton = 30 mm
Tulangan utama = D13
Tinggi efektif d = h – p – ½ Ø tulangan utama
= 150 – 30 – ½ x 13
= 113,5 mm
Mu
0,8 . b d2 = 29,6 .106
0,8 .1000 .(113,5)2 = 2,87 MPa
ρhitung=0,85 . f ' c
fy (1−√1− 2k0,85. f ' c )
¿ 0,85 .35400 (1−√1− 2 .2,87
0,85.35 )=0,00756
ρmax> ρhitung >ρmin maka dipakai ρhitung
- Tulangan utama
Ast=ρ x b x d
73
¿0,00756 . 1000 .113,5
= 858,06 mm2 Dipakai tulangan D13-150( As = 885
mm2 )
- Tulangan pembagi
Sesuai SNI-03-2847-2002 pasal 9.12.12 tulangan pembagi untuk
fy = 400 Mpa adalah
As=0,18 x b x h100
¿ 0,18 x1000 x150100
= 270 mm2
Dipakai tulangan D10-200 ( As = 392,7 mm2 )
b. Bordes
MCB = -38,98 kNm
Karena momen pada bordes hasilnya hamper sama dengan momen
yang terbesar maka pembesian pada tangga diteruskan ke bordes,
sehingga tulangan yang digunakan sama.
Tabel 3.2 Perbandingan Perhitungan Penulangan Tangga
Tulangan Hasil Hitungan Konsultan
Perencana
Kesimpulan
Tulangan
Utama
D13 - 150
As = 885 mm2
D13 – 150
As = 885 mm2
Sama
Tulangan
Pembagi
D10 – 200
As = 392,7 mm2
D10 – 200
As = 392,7 mm2
Sama
74
Kesimpulan :
Hasil perhitungan penulis sama dengan hasil perencana
dikarenakan umumnya dalam perhitungan tangga, jarang sekali di
sertakan beban gempa. Sehingga hasil perhitungan penulis sama dengan
hasil perhitungan perencana.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Setelah mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapangan di PT. Bina Buana
Semesta banyak sekali hal-hal yang penulis temui di lapangan sehingga
menambah wawasan dan memperluas pola pikir penulis terhadap dunia
keteknikan dan suasana kerja di lapangan.
Dari tinjauan dan pengamatan serta informasi yang penulis dapat selama
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) dapat diambil kesimpulan bahwa :
75
1. Pelaksanaan proyek berjalan sesuai dengan jadwal pekerjaan, tetapi ada
beberapa faktor yang terjadi di lapangan yang mengakibatkan sedikit
keterlambatan atau tidak sesuai jadwal pekerjaan dikarenakan oleh
keadaan cuaca yang tidak mendukung seperti hujan dan kendala proyek
lainnya.
2. Secara umum proses pekerjaan struktur meliputi
pekerjaan pengukuran, pekerjaan bekisting, pekerjaan
pembesian, pekerjaan pengecoran, dan pekerjaan
perawatan beton yang sacara langsung dilaksanakan di
dalam area proyek dan diawasi oleh bagian quality control
dan konsultan pengawas
3. Penyimpangan yang terjadi dilapangan maupun gambar
kerja segera direvisi oleh kontraktor, hal ini menandakan
pengawasan dalam proyek berjalan dengan baik.
4. Pada pembangunan proyek Apartemen Belmont Residence
mutu beton plat menggunakan fc’ 40 Mpa, fc’ 35 Mpa dan
fc’ 30 Mpa.
5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan
komponen penting dalam kelancaran suatu proyek karena
sistem K3 yang baik dapat menunjang keberhasilan proyek
dan semua unsur yang terlibat di dalamnya akan merasa
aman.
76
6. Dalam proyek peralatan penunjang memiliki peranan yang
penting dalam pelaksaanaan kegiatan proyek sehari-hari.
Tujuan penggunaan peralatan penunjang ini untuk
mempermudah pekerjaan yang dilakukan di peroyek
sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan
lebih mudah pada waktu yang relative lebih hemat
4.2 SARAN
Dari kesimpulan di atas, penulis memberikan saran yang
mudah-mudahan dapat memberikan dorongan dan motivasi bagi
mahasiswa maupun bagi penulis sendiri, yaitu:
1. Bagi para mahasiswa yang hendak melakukan Praktek Kerja
Lapangan terlebih dahulu harus menyusun rencana belajar dan
pengamatan yang jelas dan terarah, sehingga waktu yang dimiliki
selama di proyek lebih efisien dan bermanfaat.
2. Mahasiswa harus lebih aktif dan disiplin dalam mengikuti
rangkaian kegiatan PKL. Mahasiswa juga harus lebih berani
berkomunikasi dengan pihak kontraktor dan menciptakan
hubungan yang baik demi lancarnya kegiatan PKL yang
dilaksanakan.
3. Setiap ada permasalahan yang menyimpang dari perencanaan,
hendaknya konsultan pengawas dan kontraktor berkomunikasi
langsung dan memberikan jalan keluar yang terbaik agar dapat
menyelesaikan permasalahan dengan cepat.
77
4. Pada pelaksanaan proyek Apartemen Belmont Residences
dibutuhkan kerja sama yang baik pada pihak-pihak yang terkait,
yang berguna untuk memperlancar dan menyelesaikan kegiatan
sesuai dengan waktu yang ditentukan.
5. Dalam pelaksanaan pekerjaan hendaknya pekerja diberikan
pengarahan oleh pihak Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 )
untuk memperhatikan keselamatan dirinya dengan menggunakan
peralatan dan pengaman sewaktu bekerja yang sudah ditetapkan
oleh pihak kontraktor.
6. Pentingnya dilakukan pemeriharaan peralatan yang ada agar
penggunaannya dapat dioptimalkan semaksimal mungkin, sebab
bila pemeliharaan tidak dilakukan hal ini dapat mengganggu
pelaksanaan dan akan meningkatkan biaya proyek.
DAFTAR PUSTAKA
Vis, W.C & Kusuma Gideon. Dasar Perencanaan Beton Bertulang
Berdasarkan SK SNI T-15-1991-03 Seri 1. Jakarta: Erlangga, 1993
Vis, W.C & Kusuma Gideon. Grafik danTabel Perhitungan Beton Bertulang
Berdasarkan SK SNI T-15-1991-03 Seri 4. Jakarta: Erlangga, 1993