9
LAPORAN PENGAMATAN ASTROFOTOGRAFI Dibuat untuk Memenuhi Tugas Laboratorium Astronomi Dasar II oleh Kelompok 6 MIFTAHUL HILMI 10311020 MERI HANDAYANI 10311025 M. ALKINDI T. INDRA 10311027 RANI MAULIDA 10311029 BENI 10311032 PROGRAM STUDI ASTRONOMI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BANDUNG 2013

Laporan Pengamatan Astrofotografi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tugas Kuliah Lab As Das II

Citation preview

Page 1: Laporan Pengamatan Astrofotografi

LAPORAN PENGAMATAN ASTROFOTOGRAFI

Dibuat untuk Memenuhi Tugas Laboratorium Astronomi Dasar II

oleh Kelompok 6

MIFTAHUL HILMI 10311020

MERI HANDAYANI 10311025

M. ALKINDI T. INDRA 10311027

RANI MAULIDA 10311029

BENI 10311032

PROGRAM STUDI ASTRONOMI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BANDUNG

2013

Page 2: Laporan Pengamatan Astrofotografi

A. TUJUAN

Tujuan dari suatu pengamatan Astrofotografi adalah memperoleh suatu citra

yang mempunyai nilai estetika dan keindahan tertentu. Prinsipnya sangat

sederhana, yaitu kita amati objek astronomis (seperti nebula atau galaksi) pada

filter merah, biru, dan hijau. Dengan menggabungkan citra pada filter tersebut,

akan diproleh citra objek yang berwarna.

B. PEMILIHAN OBJEK

Pengamatan Astrofotografi pada awalnya direncanakan pada hari Sabtu tanggal

7 September 2013 bertempat di Observatorium Bosscha (6°49′28″LU

107°36′56″BT), dengan menggunakan teleskop Vixen VMC 200L (D=200mm,

f/9.75) dan detektor CCD SBIG ST-402 (765x510 piksel, @9µm) sehingga

menghasilkan medan pandang citra sebesar 12’x8’. Dengan berbagai

pertimbangan tersebut, kami memilih lima objek untuk menjadi target

pengamatan kami, yaitu M 11, M 27, NGC 7331, NGC 288, NGC 1097. Namun,

karena cuaca yang kurang mendukung, pengamatan pada tanggal tersebut tidak

berhasil memperoleh data.

C. PROSES PENGAMATAN

Pengamatan selanjutnya dilakukan pada hari Sabtu tanggal 14 September 2013

di tempat yang sama, yaitu Observatorium Bosscha. Teleskop yang digunakan

adalah William Optics (D=66 mm, f/5.9) dengan detektor CCD SBIG ST-402

sehingga menghasilkan medan pandang sebesar 61’x38’. Teleskop ini lebih

cocok digunakan untuk Astrofotografi daripada teleskop pada rencana awal

karena medan pandangnya yang relatif lebih besar serta focal ratio-nya yang

relatif lebih kecil (sehingga lebih cepat mengumpulkan foton dari objek). Dari

pengamatan kedua ini, kelompok kami berhasil mendapatkan citra dari Nebula

Orion, atau M42.

Proses pengamatan:

- Assembly Teleskop + CCD, yaitu memasang Teleskop beserta CCD-nya.

Page 3: Laporan Pengamatan Astrofotografi

- Balancing, yaitu menyeimbangkan sumbu-sumbu teleskop pada arah gerak

Deklinasi dan Asensiorekta dengan mengubah-ubah posisi beban (counter

weight) dan tabung utama (OTA).

- Alignment Finder, yaitu mengatur agar Finder dan OTA posisinya sejajar

sehingga mengarah ke objek yang sama. Untuk melakukannya, arahkan

teleskop pada obkjek terrestrial yang cukup jauh, misal lampu di perkotaan.

- Polar Alignment, yaitu mengatur agar sumbu teleskop sejajar dengan sumbu

rotasi Bumi. Semakin bagus polar alignment yang dilakukan, maka semakin

lama exposure time yang dapat kita ambil (karena tracking akan sangat baik).

- Alignment Handset, berfungsi agar teleskop mengarah ke objek yang benar

ketika kita menggunakan handset untuk pointing.

- Ambil citra bias. Jika teleskop sudah siap, maka nyalakan tracking dan CCD.

Setelah itu, turunkan temperatur CCD dan ambil citra bias untuk

menghitung noise awal dari CCD.

- Focusing. Setelah mengambil citra bias, pointing ke bintang dan atur fokus

teleskop dengan melihat citra bintang pada layar laptop.

- Pointing ke objek. Setelah teleskop dalam keadaan fokus, maka kita arahkan

teleskop ke objek target pengamatan.

- Ambil citra. Jika dirasa sudah fokus dan objek sudah masuk di bidang citra,

maka kita ambil citra objek dengan exposure time yang sesuai. Setelah itu,

ambil citra dark dengan exposure time yang sama. Dan terakhir, ambil citra

flat dengan menggunakan flatbox atau mengarahkan teleskop ke sinar

seragam.

- Disassembly. Jika semua citra telah diambil dan CCD telah dinaikkan

temperaturnya kembali serta dishut down dari laptop, maka matikan semua

sambungan listrik (CCD dan Handset) dan bongkar teleskop sesuai dengan

urutan yang benar.

D. DATA DAN PENGOLAHAN

Data yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan adalah sebagai berikut:

Page 4: Laporan Pengamatan Astrofotografi

- 5 citra mentah objek M 42 masing-masing pada filter red, green, blue, serta

clear dengan exposure time sebesar 10 detik.

- 5 citra bias

- 5 citra dark

- 5 citra flat yang telah tereduksi dengan dark masing-masing pada filter yang

sama dengan citra mentah, namun exposure time-nya beragam.

Reduksi dan penggabungan citra dilakukan dengan menggunakan software IRIS.

Untuk mendapatkan citra bersih digunakan rumus berikut:

����� ����ℎ =������ ����ℎ − ���� − ����� − ����

����� − ���� − ��������� − ����

Dark dan DarkFLAT akan sama jika exposure time untuk mengambil citra flat

sama dengan exposure time yang dipakai untuk mengambil citra objek. Jika saat

pengambilan citra flat, kita menggunakan fitur “dark also” yang ada pada

software CCDOps, maka bagian (MasterDark-MasterFlatDARK) tidak perlu

dilakukan.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan citra bersih dan

meggabungkan citra dengan menggunakan software IRIS:

- Buka software IRIS

Page 5: Laporan Pengamatan Astrofotografi

- Pilih menu File > Setting

- Atur ‘Workig Path’ ke tempat kita menaruh file hasil pengamatan. Klik OK

- Buat file masterbias, yaitu file dari rata-rata semua citra bias. Caranya

dengan pilih Preprocessing > Make an offset…

- Masukkan nama file bias dan jumlahnya. Klik OK.

- Pada panel Command, ketikkan save (nama file masterbias). Tekan Enter.

Page 6: Laporan Pengamatan Astrofotografi

- Selanjutnya, buat file masterdark, yaitu rata-rata dari citra (dark-masterbias).

Caranya dengan pilih Preprocessing > Make a dark…

- Masukkan nama file dark dan jumlahnya serta nama file masterbias. Klik

OK.

- Simpan dengan mengetikkan save (nama file masterdark) pada panel

Command. Lalu tekan Enter.

- Buat file masterflat, yaitu rata-rata dari (flat-bias)-(darkflat-bias), yaitu

dengan memilih menu Preprocessing > Make a flat-field…

- Masukkan nama file flat dan jumlahnya serta nama file masterbias. Klik OK.

- Simpan dengan mengetikkan save (nama file masterflat) pada panel

Command. Lalu tekan Enter.

- Buat masterflat tersebut untuk ketiga filter, yaitu R, G, B.

Page 7: Laporan Pengamatan Astrofotografi

- Lakukan reduksi citra mentah sehingga menghasilkan citra bersih dengan

memilih menu Prepocessing > Automatic preprocessing…

- Masukkan nama file citra mentah, masterbias, masterdark, masterflat, serta

nama file keluaran (citra bersih) yang akan dihasilkan.

- Lakukan reduksi tersebut untuk ketiga filter R, G, B.

- Lakukan register untuk tiap filter, yaitu menyesuaikan posisi dari citra-citra

yang ada.

- Caranya dengan memilih menu Processing > Stellar registration…

- Masukkan nama file bersih dan file keluaran, yaitu citra-citra yang posisinya

telah disesuaikan relatif terhadap citra pertama.

Page 8: Laporan Pengamatan Astrofotografi

- Lakukan untuk ketiga filter.

- Gabungkan file yang telah diregister tadi dengan mengetikkan add2 (nama

file yang telah diregister) (jumlah citra) di panel Command, lalu simpan juga

citranya. Lakukan untuk ketiga filter.

- Setelah diperoleh 1 citra (yang merupakan gabungan dari 5 citra yang telah

diregister) untuk masing-masing filter, maka lakukan register untuk ketiga

citra dengan filter berbeda tersbut (R, G, B).

- Untuk memperoleh hasil akhir berupa citra yang berwarna, pilih menu View

> (L)RGB…

Page 9: Laporan Pengamatan Astrofotografi

- Masukkan nama file tunggal yang telah diregister untuk masing-masing

filter.

- Untuk menyimpan hasil akhir dengan format image jpg, ketik savejpg (nama

file) 1 pada panel Command. Tekan Enter.

E. HASIL

Dari pengamatan dan proses reduksi tersebut, diperoleh hasil berupa sebuah

citra Nebula Orion (M 42).