38
BAB II LAPORAN PENDAHULUAN Asuhan Keperawatan Pasien dengan Tumor Otak (Tumor Intrakranial) A. Konsep Dasar 1. Anatomi Intrakranial Ruang intrakranial adalah suatu ruangan kaku yang terisi penuh sesuai dengan kapasitasnya dengan unsur yang tidak dapat ditekan: cairan serebrospinal (± 75 ml), dan darah (± 75 ml), otak (1400 g). Cairan Serebrospinal Cairan serebrospinal (CSS) adalah cairan jernih yang mengelilingi otak dan korda spinalis. CSS melindungi otak terhadap getaran fisik. Antara CSS dan jaringan saraf terjadi pertukaran zat-zat gizi dan produk sisa. Walaupun CSS dibentuk dari plasma yang mengalir melalui otak, konsentrasi elektrolit dan glukosanya berbeda dari plasma. CSS dibentuk sebagai hasil filtrasi, difusi, dan transport aktif melintasi kapiler-kapiler khusus kedalam ventrikel (rongga) otak, terutama ventrikel lateralis. Jaringan kapiler yang berperan dalam pembentukan CSS disebut pleksus koroideus. Setelah 4

Laporan Pendahuluan Tumor Intrakranial Print,, Icok Cok Cok Kor

  • Upload
    imamezy

  • View
    31

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan tumor intrakranial

Citation preview

Page 1: Laporan Pendahuluan Tumor Intrakranial Print,, Icok Cok Cok Kor

BAB II

LAPORAN PENDAHULUAN

Asuhan Keperawatan Pasien dengan Tumor Otak (Tumor Intrakranial)

A. Konsep Dasar

1. Anatomi Intrakranial

Ruang intrakranial adalah suatu ruangan kaku yang terisi penuh sesuai dengan

kapasitasnya dengan unsur yang tidak dapat ditekan: cairan serebrospinal (±

75 ml), dan darah (± 75 ml), otak (1400 g).

Cairan Serebrospinal

Cairan serebrospinal (CSS) adalah cairan jernih yang mengelilingi otak dan

korda spinalis. CSS melindungi otak terhadap getaran fisik. Antara CSS dan

jaringan saraf terjadi pertukaran zat-zat gizi dan produk sisa. Walaupun CSS

dibentuk dari plasma yang mengalir melalui otak, konsentrasi elektrolit dan

glukosanya berbeda dari plasma.

CSS dibentuk sebagai hasil filtrasi, difusi, dan transport aktif melintasi

kapiler-kapiler khusus kedalam ventrikel (rongga) otak, terutama ventrikel

lateralis. Jaringan kapiler yang berperan dalam pembentukan CSS disebut

pleksus koroideus. Setelah berada didalam ventrikel, CSS mengalir kebatang

otak. Melalui lubang-lubang kecil dibatang otak, CSS beredar kepermukaan

otak dan korda spinalis. Dipermukaan otak, CSS masuk ke sistem vena dan

kembali ke jantung. Dengan demikian CSS terus-menerus mengalami

resirkulasi melalui susunan saraf pusat. Apabila saluran CSS diventrikel

mengalami sumbatan, maka dapat terjadi penimbunan cairan. Akibatnya akan

terjadi peningkatan tekanan didalam atau dipermukaan otak.

Sawar Darah Otak

Sawar darah otak mengacu kepada kemampuan sistem vaskular otak untuk

memanipulasi komposisi cairan interstisium serebrum sehingga berbeda

dibandingkan dengan cairan interstisium dibagian tubuh lainnya. Sawar darah

4

Page 2: Laporan Pendahuluan Tumor Intrakranial Print,, Icok Cok Cok Kor

otak terbentuk dari sel-sel endotel yang saling berkaitan erat dikapiler otak,

dan dari sel-sel yang melapisi ventrikel yang membatasi filtrasi dan difusi.

Fungsi transfor khusus mengatur cairan apa yang keluar dari sirkulasi umum

untuk membasahi sel-sel otak. Sawar darah otak melindungi sel-sel otak yang

halus dari pajanan bahan-bahan yang pontensial berbahaya. Banyak obat dan

zat kimia tidak dapat menembus sawar darah otak.

Otak menerima aliran darah otak sekitar 15% curah jantung. Tingginya

tingkat aliran darah ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan otak yang

terus-menerus akan glukosa dan oksigen.

Otak

Otak merupakan jaringan yang paling banyak memakai energi dalam seluruh

tubuh manusia dan terutama berasal dari proses metabolisme oksidasi

glukosa. Jaringan otak sangat rentan dan kebutuhan oksigen dan glukosa

melalui aliran darah adalah konstan.metabolisme otak merupakan proses tetap

dan kontinu, tanpa ada masa istirahat. Aktivitas otak yang tak pernah berhenti

ini berkaitan dengan fungsinya yang kritis sebagai pusat integrasi dan

koordinasi organ-organ sensorik dan system efektor perifer tubuh, dan fungsi

sebagai pengatur informasi yang masuk, simpan pengalaman, impuls yang

keluar dan tingkah laku. Otak terdiri dari batang otak, serebelum, diensefalon,

sistim limbik dan sererum Peningkatan volume salah satu diantara ketiga

unsur utama ini mengakibatkan desakan pada ruangan yang ditempati oleh

unsur lainnya dan menaikan tekanan intrakranial.

2. Pengertian.

Tumor intracranial meliputi lesi benigna dan maligna. Tumor intracranial dapat

terjadi pada beberapa struktur area otak dan pada semua kelompok umur.

Tumor otak dinamakan sesuai dengan jaringan dimana tumor itu muncul.

3. Etiologi

Penyebab dari tumor belum diketahui. Namun ada bukti kuat yang menunjukan

bahwa beberapa agent bertanggung jawab untuk beberapa tipe tumor-tumor

5

Page 3: Laporan Pendahuluan Tumor Intrakranial Print,, Icok Cok Cok Kor

tertentu. Agent tersebut meliptu faktor herediter, kongenital, virus, toksin, dan

defisiensi immunologi. Ada juga yang mengatakan bahwa tumor otak dapat

terjadi akibat sekunder dari trauma cerebral dan penyakit peradangan. (Fagan

Dubin, 1979; Larson, 1980; Adams dan Maurice, 1977; Merrit, 1979).

Metastase ke otak dari tumor bagian tubuh lain juga dapat terjadi. Karsinoma

metastase lebih sering menuju ke otak dari pada sarkoma. Lokasi utama dari

tumor otak metastase berasal dari paru-paru dan payudara.

4. Patofisiologi

Tumor intracranial primer atau neoplasma adalah suatu peningkatan sel-sel

intrinsik dari jaringan otak dan kelenjar pituitari dan pineal. Tumor

sekunder/metastase merupakan penyebab tumor intracranial, kebanyakan

merupakan metastase dari tumor paru-paru dan payudara. Prognosis untuk

pasien dengan tumor intra cranial tergantung pada diagnosa awal dan

penanganannya, sebab pertumbuhan tumor akan menekan pada pusat vital dan

menyebabkan kerusakan serta kematian otak. Meskipun setengah dari seluruh

tumor adalah jinak, dapat juga menyebabkan kematian bila menekan pusat vital.

Gejala-gejala dari tumor intra cranial akibat efk lokal dam umum dari tumor.

Efek lokal berupa infiltrasi, invasi pengrusakan jaringan otak pada bagian

tertentu. Ada juga yang langsung menekan pada struktur saraf, menyebabkan

degenerasi dan gangguan sirkulasi lokal. Edema dapat berkembang dan terjadi

peningkatan takanan intracranial (TIK). Peningkatan TIK akan dipindahkan

melalui otak dan sistem ventrikel. Dapat juga terjadi sistem ventrikel ditekan

dan diganti sehingga menyebabkan obstruksi sebagian vebtrikel. Papilledema

akibat dari efek umum dari peningkatan TIK, kematian biasanya akibat dari

kompressi otak tengah akibat herniasi.

PATWAY TERLAMPIR

6

Page 4: Laporan Pendahuluan Tumor Intrakranial Print,, Icok Cok Cok Kor

5. Tipe Tumor Intracranial

Tipe Tumor Intracranial%

1. Glioma terdiri dari :

Glioblastoma multiforme

Astrocytoma

Ependymoma

Medulloblastoma

Oligodendrocytoma

20 %

10 %

6 %

4 %

5 %

2. Meningioma

3. Pituitary Adenoma

4. Neurinoma

5. Metastatic Carcinoma

6. Craniophryngioma, Dermoid, Epidermoid, Teratoma

7. Angiomas

8. Sarcomas

9. Unclassified (mostly gliomas)

10. Miscellaous (Pinealoma, Chordoma, Granuloma)

TOTAL :

15 %

7 %

7 %

6 %

4 %

4 %

4 %

5 %

3 %

100%

6. Manifestasi Klinik

Manifestasi klinik umum (akibat dari peningkatan TIK, obstruksi dari CSF)

Sakit kepala

Nausea atau muntah proyektil

7

Page 5: Laporan Pendahuluan Tumor Intrakranial Print,, Icok Cok Cok Kor

Pusing

Perubahan mental

Kejang

Manifestasi klinik lokal (akibat kompresi tumor pada bagian yang spesifik dari otak)

1. Perubahan penglihatan, misalnya: hemianopsia, nystagmus, diplopia, kebutaan,

tanda-tanda papil edema.

2. Perubahan bicara, msalnya: aphasia

3. Perubahan sensorik, misalnya: hilangnya sensasi nyeri, halusinasi sensorik.

4. Perubahan motorik, misalnya: ataksia, jatuh, kelemahan, dan paralisis.

5. Perubahan bowel atau bladder, misalnya: inkontinensia, retensia urin, dan

konstipasi.

6. Perubahan dalam pendengaran, misalnya : tinnitus, deafness.

7. Perubahan dalam seksual

8. Tanda-tanda dan gejala-gejala spesifik lesi dari masing-masing lobus dapat dilihat

pada tabel di bawah ini

7. Komplikasi

a.    Ganguan Fungsi Luhur

•    Komplikasi tumor otak yang paling ditakuti selain kematian adalah gangguan

fungsi luhur. Gangguan ini sering diistilahkan dengan gangguan kognitif dan

neurobehavior sehubungan dengan kerusakan fungsi pada area otak yang ditumbuhi

tumor atau terkena pembedahan maupun radioterapi.

•    Neurobehavior adalah keterkaitan perilaku dengan fungsi kognitif dan lokasi / lesi

tertentu di otak. Pengaruh negatif tumor otak adalah gangguan fisik neurologist,

gangguan kognitif, gangguan tidur dan mood, disfungsi seksual serta fatique.

8

Page 6: Laporan Pendahuluan Tumor Intrakranial Print,, Icok Cok Cok Kor

•    Gangguan kognitif yang dialami pasien tumor otak bisa dievaluasi dengan

berbagai tes. Di antaranya adalah Sickness Impact Profile, Minesota Multiphasic

Personality Inventory (MMPI), dan Mini mental State Examination (MMSE).

Komponen kognitif yang dievaluasi adalah kesadaran, orientasi lingkungan, level

aktivitas, kemampuan bicara dan bahasa, memori dan kemampuan berpikir,

emosional afeksi serta persepsi.

b.    Ganguan Wicara

•    Gangguan wicara sering menjadi komplikasi pasien tumor otak. Dalam hal ini kita

mengenal istilah disartria dan aphasia.

•    Disartria adalah gangguan wicara karena kerusakan di otak atau neuromuscular

perifer yang bertanggung jawab dalam proses bicara. Tiga langkah yang menjadi

prinsip dalam terapi disartria adalah meningkatkan kemampuan verbal,

mengoptimalkan fonasi, serta memperbaiki suara normal.

•    Afasia merupakan gangguan bahasa, bisa berbentuk afasia motorik atau sensorik

tergantung dari area pusat bahasa di otak yang mengalami kerusakan. Fungsi bahasa

yang terlibat adalah kelancaran (fluency), keterpaduan (komprehensi) dan

pengulangan (repetitif). Pendekatan terapi untuk afasia meliputi perbaikan fungsi

dalam berkomunikasi, mengurangi ketergantungan pada lingkungan dan memastikan

sinyal-sinyal komunikasi serta menyediakan peralatan yang mendukung terapi dan

metode alternatif. Terapi wicara terdiri atas dua komponen yaitu bicara prefocal dan

latihan menelan.

c.    Ganguan Pola Makan

•    Disfagi merupakan komplikasi lain dari penderita ini yaitu ketidakmampuan

menelan makanan karena hilangnya refleks menelan. Gangguan bisa terjadi di fase

oral, pharingeal atau oesophageal. Komplikasi ini akan menyebabkan terhambatnya

asupan nutrisi bagi penderita serta berisiko aspirasi pula karena muntahnya makanan

9

Page 7: Laporan Pendahuluan Tumor Intrakranial Print,, Icok Cok Cok Kor

ke paru. Etiologi yang mungkin adalah parese nervus glossopharynx dan nervus

vagus. Bisa juga karena komplikasi radioterapi.

•    Diagnosis ditegakkan dengan videofluoroscopy. Gejala ini sering bersamaan

dengan dispepsia karena space occupying process dan kemoterapi yang menyebabkan

hilangnya selera makan serta iritasi lambung. Terapi untuk gejala ini adalah dengan

sonde lambung untuk pemberian nutrisi enteral, stimulasi, dan modifikasi kepadatan

makanan (makanan yang dipilih lebih cair/lunak).

d.    Kelemahan Otot

•    Kelemahan otot pada pasien tumor otak umumnya dan yang mengenai saraf

khususnya ditandai dengan hemiparesis, paraparesis dan tetraparesis. Pendekatan

terapi yang dilakukan menggunakan prinsip stimulasi neuromusculer dan inhibisi

spastisitas. Cara lain adalah dengan EMG biofeedback, latihan kekuatan otot,

koordinasi endurasi dan pergerakan sendi.

e.    Ganguan Penglihatan Dan Pendengaran

•    Tumor otak yang merusak saraf yang terhubung ke mata atau bagian dari otak

yang memproses informasi visual (visual korteks) dapat menyebabkan masalah

penglihatan, seperti penglihatan ganda atau penurunan lapang pandang.

•    Tumor otak yang mempengaruhi saraf pendengaran – terutama neuromas akustik

– dapat menyebabkan gangguan pendengaran di telinga pada sisi yang terlibat otak.

f.    Stroke

•    Seseorang dengan stroke memiliki gangguan dalam suplai darah ke area otak,

yang menyebabkan otak tidak berfungsi. Otak sangat sensitif terhadap setiap

10

Page 8: Laporan Pendahuluan Tumor Intrakranial Print,, Icok Cok Cok Kor

gangguan dalam aliran darah. Sel-sel otak mulai mati dalam beberapa menit

kehilangan pasokan oksigen dan glukosa.

•    Para gangguan aliran darah dapat terjadi oleh salah satu dari dua mekanisme, yaitu

hemorrhagic stroke disebabkan oleh perdarahan dari pembuluh darah kecil yang

memasok darah ke otak dan Stroke iskemik disebabkan oleh bekuan darah yang

menghalangi aliran darah melalui arteri yang memasok darah ke otak. Ada dua jenis

stroke iskemik: Stroke trombotik stroke dan emboli. stroke trombotik disebabkan

oleh gumpalan darah yang terbentuk di dalam arteri otak.  stroke emboli disebabkan

oleh gumpalan darah yang terbentuk di luar pembuluh darah otak, kemudian

gumpalan darah itu berjalan melaui aliran darah dan sampai pada pembuluh darah

otak, gumpalan darah ini selanjutnya menyumbat suplay darah ke otak.

•    Pada tumor otak, komplikasi stroke yang timbul dapat berupa Hemorrhagic stroke

yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah otak yang tertekan akibat pembesaran

tumor.

g.    Epilepsi

•    Kejadian sekitar 30% dari tumor otak. Alasannya sebagian besar disebabkan

karena rangsangan langsung atau represi dari tumor yang menyebabkan ganguan

listrik pada otak dan juga  tumor otak dapat menyebabkan iritasi pada otak yang dapat

menyebabkan kejang

h.    Depresi

•    Depresi dapat disebabkan karena tumor pada pusat emosi (system limbic) atau

karena keadaan klinis yang disebabkan oleh tumor tersebut, Gejala yang timbul dapat

berupa menangis terus-menerus, kesedihan yang mendalam, social withdrawal,

Mudah marah, kecemasan, penurunan libido, gangguan tidur, tingkah laku yang tidak

wajar. Dapat juga karena efek steroid : mood and sleep changes, ganguan bipolar

(manicdepression).

11

Page 9: Laporan Pendahuluan Tumor Intrakranial Print,, Icok Cok Cok Kor

i.    Hidrosephalus

•    Hidrosephalus terjadi apabila tumor yang terbentuk menghalangi aliran LCS,

akibatnya aliran LCS akan terhambat dan mengakibatkan terbentuknya hidrosephalus.

Selain itu peningkatan tekanan intrakranial juga dapat menghambat aliran LCS.

j.    Cerebral Hernia

•    Cerebral hernia adalah kondisi, progresif fatal di mana otak terpaksa melalui

pembukaan dalam tengkorak.

•    Tumor otak akan menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial, yang kemudian

menyebabkan penggeseran parenkim otak ke foramen Magnum atau transtentorial

k.    Ganguan Seksualitas

•    Tumor otak sendiri dapat mempengaruhi seksualitas, terutama jika tumor

melibatkan daerah otak yang mengontrol pelepasan hormon yang mempengaruhi

libido, termasuk estrogen, progesteron testosteron, dan. Daerah-daerah yang sama

dari otak dapat rusak oleh terapi radiasi, yang yang dapat juga mengurangi kesuburan

dan libido selain itu dapat pula menyababkan menopouse dini.

l.    Terbentuknya Gumpalan Darah

•    Adanya Tumor otak mempunyai resiko tinggi terjadinya pembekuan darah.

Pembekuan ini disebut “trombosis vena dalam” (DVT) dan terjadi di pembuluh darah

kaki. Gejala yang DVT meliputi nyeri betis, bengkak, dan perubahan warna kaki,

meskipun itu DVT juga bisa terjadi tanpa gejala. Bahaya itu DVT adalah bahwa

mereka dapat pecah dan dibawa oleh aliran darah ke paru-paru, di mana mereka

menyebabkan “thromboemboli paru” (PTE) pembekuan darah di arteri paru.

12

Page 10: Laporan Pendahuluan Tumor Intrakranial Print,, Icok Cok Cok Kor

8. Penatalaksanaan Medis

Orang dengan tumor otak memiliki beberapa pilihan pengobatan. Tergantung pada

jenis dan stadium tumor, pasien dapat diobati dengan operasi pembedahan,

radioterapi, atau kemoterapi. Beberapa pasien menerima kombinasi dari perawatan

diatas.

Selain itu, pada setiap tahapan penyakit, pasien mungkin menjalani pengobatan untuk

mengendalikan rasa nyeri dari kanker, untuk meringankan efek samping dari terapi,

dan untuk meringankan masalah emosional. Jenis pengobatan ini disebut perawatan

paliatif.

a.    Pembedahan

Pembedahan adalah pengobatan yang paling umum untuk tumor otak. Tujuannya

adalah untuk mengangkat sebanyak tumor dan meminimalisir sebisa mungkin

peluang kehilangan fungsi otak.

Operasi untuk membuka tulang tengkorak disebut kraniotomi. Hal ini dilakukan

dengan anestesi umum. Sebelum operasi dimulai, rambut kepala dicukur. Ahli bedah

kemudian membuat sayatan di kulit kepala menggunakan sejenis gergaji khusus

untuk mengangkat sepotong tulang dari tengkorak. Setelah menghapus sebagian atau

seluruh tumor, ahli bedah menutup kembali bukaan tersebut dengan potongan tulang

tadi, sepotong metal atau bahan. Ahli bedah kemudian menutup sayatan di kulit

kepala. Beberapa ahli bedah dapat menggunakan saluran yang ditempatkan di bawah

kulit kepala selama satu atau dua hari setelah operasi untuk meminimalkan akumulasi

darah atau cairan.

Efek samping yang mungkin timbul pasca operasi pembedahan tumor otak adalah

sakit kepala atau rasa tidak nyaman selama beberapa hari pertama setelah operasi.

13

Page 11: Laporan Pendahuluan Tumor Intrakranial Print,, Icok Cok Cok Kor

Dalam hal ini dapat diberikan obat sakit kepala. Masalah lain yang kurang umum

yang dapat terjadi adalah menumpuknya cairan cerebrospinal di otak yang

mengakibatkan pembengkakan otak (edema). Biasanya pasien diberikan steroid untuk

meringankan pembengkakan. Sebuah operasi kedua mungkin diperlukan untuk

mengalirkan cairan. Dokter bedah dapat menempatkan sebuah tabung, panjang dan

tipis (shunt) dalam ventrikel otak. Tabung ini diletakkan di bawah kulit ke bagian lain

dari tubuh, biasanya perut. Kelebihan cairan dari otak dialirkan ke perut. Kadang-

kadang cairan dialirkan ke jantung sebagai gantinya.

Infeksi adalah masalah lain yang dapat berkembang setelah operasi (diobati dengan

antibiotic). Operasi otak dapat merusak jaringan normal. kerusakan otak bisa menjadi

masalah serius. Pasien mungkin memiliki masalah berpikir, melihat, atau berbicara.

Pasien juga mungkin mengalami perubahan kepribadian atau kejang. Sebagian besar

masalah ini berkurang dengan berlalunya waktu. Tetapi kadang-kadang kerusakan

otak bisa permanen. Pasien mungkin memerlukan terapi fisik, terapi bicara, atau

terapi kerja.

b.    Radiosurgery stereotactic

Radiosurgery stereotactic adalah tehnik “knifeless” yang lebih baru untuk

menghancurkan tumor otak tanpa membuka tengkorak. CT scan atau MRI digunakan

untuk menentukan lokasi yang tepat dari tumor di otak. Energi radiasi tingkat tinggi

diarahkan ke tumornya dari berbagai sudut untuk menghancurkan tumornya. Alatnya

bervariasi, mulai dari penggunaan pisau gamma, atau akselerator linier dengan foton,

ataupun sinar proton.

Kelebihan dari prosedur knifeless ini adalah memperkecil kemungkinan komplikasi

pada pasien dan memperpendek waktu pemulihan. Kekurangannya adalah tidak

adanya sample jaringan tumor yang dapat diteliti lebih lanjut oleh ahli patologi, serta

pembengkakan otak yang dapat terjadi setelah radioterapi.

14

Page 12: Laporan Pendahuluan Tumor Intrakranial Print,, Icok Cok Cok Kor

Kadang-kadang operasi tidak dimungkinkan. Jika tumor terjadi di batang otak

(brainstem) atau daerah-daerah tertentu lainnya, ahli bedah tidak mungkin dapat

mengangkat tumor tanpa merusak jaringan otak normal. Dalam hal ini pasien dapat

menerima radioterapi atau perawatan lainnya.

c.    Radioterapi

Radioterapi menggunakan X-ray untuk membunuh sel-sel tumor. Sebuah mesin besar

diarahkan pada tumor dan jaringan di dekatnya. Mungkin kadang radiasi diarahkan ke

seluruh otak atau ke syaraf tulang belakang.

Radioterapi biasanya dilakukan sesudah operasi. Radiasi membunuh sel-sel tumor

(sisa) yang mungkin tidak dapat diangkat melalui operasi. Radiasi juga dapat

dilakukan sebagai terapi pengganti operasi. Jadwal pengobatan tergantung pada jenis

dan ukuran tumor serta usia pasien. Setiap sesi radioterapi biasanya hanya

berlangsung beberapa menit.

d.    Kemoterapi

Kemoterapi yaitu penggunaan satu atau lebih obat-obatan untuk membunuh sel-sel

kanker. Kemoterapi diberikan secara oral atau dengan infus intravena ke seluruh

tubuh. Obat-obatan biasanya diberikan dalam 2-4 siklus yang meliputi periode

pengobatan dan periode pemulihan.

Dua jenis obat kemoterapi, yaitu: temozolomide (Temodar) dan bevacizumab

(Avastin), baru-baru ini telah mendapat persetujuan untuk pengobatan glioma ganas.

Mereka lebih efektif, dan memiliki efek samping lebih sedikit jika dibandingkan

dengan obat-obatan kemo versi lama. Temozolomide memiliki keunggulan lain, yaitu

bisa secara oral.

Untuk beberapa pasien dengan kasus kanker otak kambuhan, ahli bedah biasanya

melakukan operasi pengangkatan tumor dan kemudian melakukan implantasi wafer

15

Page 13: Laporan Pendahuluan Tumor Intrakranial Print,, Icok Cok Cok Kor

yang mengandung obat kemoterapi. Selama beberapa minggu, wafer larut,

melepaskan obat ke otak. Obat tersebut kemudian membunuh sel kankernya.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Tumor intracranial diantaranya lesi desak ruang jinak maupun ganas, yang

tumbuh di otak, meningen, dan tengkorak. Tumor otak menyebabkan gangguan

neurologis progresif. Gangguan neurologis pada tumor otak biasanya dianggap

disebabkan oleh dua factor, yaitu gangguan fokal karena tumor da kenaikan tekanan

intracranial.

1. PENGKAJIAN

Anamnesis pada tumor intracranial meliputi keluhan utama, riwayat penyakit

sekarang, riwayat penyakit dahulu, riawayat penyakit keluarga, dan pengkajian psiko-

sosio-spiritual.

a. Keluhan utama

Hal yang sering menjadi alas an klien untuk meminta pertolongan kesehatan biasanya

berhubungan dengan peningkatan tekanan intracranial dan adanya gangguan fokal ,

seperti nyeri kepala hebat, muntah-muntah, kejang, dan penurunan tingkat kesadaran.

b. Riwayat penyakit sekarang

Kaji adanya keluhan nyeri kepala, mual, muntah, kejang dan penurunan tingkat

kesadaran dengan pendekatan PQRST. Adanya penurunan atau perubahan pada

tingkat kesadaran dihubungkan dengan perubahan didalam intracranial. Keluhan

perubahan prilaku juga umum terjadi. Seseuai dengan perkembangan, dapat terjadi

latergis, tidak responsive, dan koma.

c. Riwayat penyakit dahulu

16

Page 14: Laporan Pendahuluan Tumor Intrakranial Print,, Icok Cok Cok Kor

Kaji adanya riwayat nyeri kepala pada masa sebelumnya. Pengkajian riwayat ini

dapat mendukung pengkajian dari riwayat penyakit sekarang dan merupakan data

dasar untuk mengkaji lebih jauh dan untuk memberikan tindakan selanjutnya.

d. Riwayat penyakat keluarga

Kaji adanya hubungan keluhan tumor intrakranial pada generasi terdahulu

e. Pengkajian psikososiospiritual

Pengkajian psikologis klien tumor intrakranial meliputi beberapa deminsi yang

memungkinkan perawat untuk memperoleh persepsi yang jelas mengenai status

emosi, kognitif, dan prilaku klien. Pengkajian mekanis koping yang digunakan klien

juga penting untuk menilai respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya,

perubahan peran klien, serta respons atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari,

baik dalam keluarga maupun masyarakat. Apakah ada dampak yang timbul pada

klien yaitu timbul seperti ketakutan akan kecacatan, rasa cemas, rasa

ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas secara optomal, dan pandangan terhadap

dirinya yang salah (ganguan citra tubuh).

Adanya perubahan hubungan dan peran karena klien mengalami kesulitan

untuk berkomunikasi akibat gangguan bicara. Pola persepsi dan konsep diri

didapatkan klien merasa tidak berdaya, tidak ada harapan, mudah marah, tidak

keoperatif. Pola penangan stres, klien biasa mengalami kesulitan untuk memecahkan

masalah karena gangguan proses berpikir dan kesulitan berkomunikasi. Pola tata nilai

dan kepercayaan, klien biasanya jarang melakukan ibdah spiritual karena tingkah laku

yang tidak stabil, dan kelemahan/kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.

Pemeriksaan Fisik.

B1 (Breathing)

Inspeksi: Pada keadaan lanjut yang disebabkan adanya kompresi pada medula

oblongata didapatkan adanya kegagalan pernafasan.

17

Page 15: Laporan Pendahuluan Tumor Intrakranial Print,, Icok Cok Cok Kor

Pada klien tanpa konpresi medula oblongata pada pengkajian inspeksi

pernapasan tidak ada kelainan. Palpasi toraks didapatkan rektil premitus seimbang

kanan dan kiri. Auskultsi tidak didapatkan bunyi napas tambahan.

B2 (Blood)

Pada keadaan lanjut yang disebabkan adanya kompresi pada medula oblongata

didapatkan adanya kegagalan sirkulasi. Pada klien tanpa kompresi medula oblongata

pada pengkajian tidak ada kelainan. Tekanan darah biasanya normal, dan tidak

adanya peningkatan heart rate.

B3 (Brain)

Tumor intrakranial sering menyebabkan berbagai defisis neurologis, bergantung pada

gangguan fokal dan adanya peningkatan intrakranial. Pengkajian B3 (Brain)

merupakan pemeriksaan fokus dan lebih lengkap dibandingkan pengkajian pada

sistim lainnya. Trias klasik tumor otak adalah nyeri kepala, muntah, dan

pappiledema.

Pengkajian tingkat kesadaran. Kualiatas kesedaran klien merupakan parameter

yang paling mendasar dan parameter yang paling penting yang membutuhkan

pengkajian. Tingkat keterjagaan klien dan respons terhadap lingkungan adalah

indikator paling sensitif untuk disfungsi sistem persarafan. Beberapa sistem

digunakan untuk membuat peringkat perubahan dalam kewaspadaan dan keterjagaan.

Pada keadaan lanjut tingkat kesadaran klien tumor intrakranial biasanya

berkisar pada tingkat latergi, stupor, dan semikomatosa. Jika klien sudah mengalami

koma, penilain GCS sangat penting untuk menilai tingkat kesadaran klien dan

avaluasi untuk pemantaun pemberian asuhan.

Pengkajian Fungsi Serebral. Pengkajian ini meliputi status mental, fungsi

intelektual, dan lubos frontal.

18

Page 16: Laporan Pendahuluan Tumor Intrakranial Print,, Icok Cok Cok Kor

Status Mental. Observasi penaampilan, tingkah laku, nilai gaya bicara,

ekspirasi wajah, dan aktivitas motorik klien. Pada klien tumor intrakranial

tahap lanjut biasanya status mental klien mengalami perubahan.

Fungsi Intelektual. Didapatkan penurunan dalam ingatan dan memori, baik

jangka pendek maupun jangka panjang. Penurunan kemampuan berhitung

dan kalkulasi. Pada beberapa kasus klien mengalami ‘brain damage’ yaitu

kesulitan untuk mengenal persamaan dan perbedaan yang tidak begitu nyata.

Lobus Frontal. Tumor lobus frontalis memberi gejala perubahan mental,

hemiparesis, ataksia, dan gangguan bicara.

Perubahan mental bermanifestasi sebagai perubahan ringan dalam

keperbadian. Beberapa klien mengalami periode depresi, bingung, atau priode

ketika tingkah laku klien menjadi aneh.

Perubahan yang paling sering adalah perubahan dalam memberi

argumentasi yang sulit dari perubahan dalam memberi penilaian tentang

benar dan salah. Hemiparesis disebabkan oleh tekanan pada area dan lintasan

motorik di dekat tumor. Jika area motorik terlibat, akan terjadi epilepsi

Jackson dan kelemhan motorik yang jelas. Tumor yang menyerang ujung

bahwa korteks prasentralis menyebabkan kelemahan pada wajah, lidah, dan

ibu jari, sedangkan tumor pada lobulus parasentralis menyebabkan kelemahan

pada kaki dan ekstrimitas bawah.

Tumor pada lobus frontalis dapat mengakibatkan gaya berjalan yang

tidak mantap, sering menyerupai ataksia serebelum. Jika lobus frontalis kiri

atau yang dominan terkena,akan terlihat adanya afasia dan apraksia .

Kerusakan fungsi kognitif dan afek psikologis didapatkan jika

kerusakan telah terjadi pada lobus dan afek psikologis didapatkan jika

kerusakan telah terjadi pada lobus frontal kapasitas, memori, atau fungsi

intelektual kortikal yang lebih tinggi mungkin rusak. Disfungsi ini dapat

ditunjukkan dala lapang perhatian terbatas, kesulitan dalam pemahaman,

19

Page 17: Laporan Pendahuluan Tumor Intrakranial Print,, Icok Cok Cok Kor

lupa, dan kurang motivasi, yang menyebabkan klien ini menghadapi masalah

frustasi dalam program rehabilitas mereka.

Psikologi lain juga umum terjadi dan dimanifestasikan oleh emosi yang lebih,

bermusuhan, frustrasi, dendam, dan kurang kerjasama.

Pengkajian saraf kranial. Pengkajian ini meliputi pengkajian saraf kranial 1-

XII.

Saraf I. Pada klien tumor intrakranial yang tidak mengalami kompresi saraf

ini tidak memiliki kelainan pada fungsi penciuman.

Saraf II. Gangguan lapang pandang disebabkan lesi pada bagian tertentu dari

lintasan visual.

Papiledema disebabkan oleh statis vena yang menimbulkan pembengkakan

pada saraf optikus. Jika terlihat pada pemeriksaan funduskopi, tanda ini

mengisyaratkan peningkatan intrakranial. Sering kali sulit untuk

menggunakan tanda ini sebagai diagnosis tumor otak karena pada beberapa

individu fundus tidak memperlihatkan edema meskipun tekanan intrakranial

amat tinggi. Menyertai papiledema dapat terjadi gangguan penglihatan,

termasuk pembesaran bintik buta dan amaurosis fugaks (saat ketika

penglihatan berkurang).

Saraf III, IV, dan VI. Adanya kelumpuhan unilateral atau bilateral dari saraf

VI memberikan manifestasi pada suatu tanda adanya glioblastoma.

Saraf V. Pada keadaan tumor intrakranial yang tidak menekan saraf

trigeminus, tidak ada kelainan pada fungsi saraf ini. Pada neurolema yang

menekan saraf ini akan didapatkan adanya paralisis wajah unilateral.

Saraf VII. Persepsi pengecapan dalam batas normal, wajah asimetris, dan otot

wajah tertarik ke bagian sisi yang sehat.

Saraf VIII. Pada neurolema didapatkan adanya tuli persepsi. Tumor lobus

temporalis menyebabkan tinitus dan halusinasi pendengaran yang mungkin

diakibatkan iritasi korteks pendengaran temporalis atau korteks yang

berbatasan.

20

Page 18: Laporan Pendahuluan Tumor Intrakranial Print,, Icok Cok Cok Kor

Saraf IX dan X. Kemampuan menelan kurang baik, dan terdapat kesulitan

membuka mulut.

Saraf XI. Tidak ada atrofi otot sternokleidonastoideus dan trapezius.

Saraf XII. Lidah simestris, terdapat deviasi pada satu sisi dan fasikulasi. Indra

pengecapan normal.

Pengkajian Sistem Motorik. Keseimbangan dan koordinasi, lesi serebelum

mengakibatkan gangguan pergerakan. Gangguan ini bervariasi, bergantung pada

ukuran dan lokasi spesifik tumor dalam serebelum. Gangguan yang paling sering

dijumpai yang kurang mencolok tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan

tumor serebelum adalah hipotonia (tidak adanya resistensi normal terhadap

regangan atau perpindahan anggota tubuh dari sikap aslinya) dan

hiperekstensibilitas sendi. Gangguan dalam koordinasi berpakaian merupakan ciri

khas pada klien dengan tumor pada lobus temporalis.

Pengkajian Refleks. Gerakan involunter: pada lesi tertentu yang

memberikan tekanan pada area fokal kortikal tertentu, biasanya menyebabkan

kejang umum, terutama pada tumor lobus oksipital.

Pengkajian Sistem Sensorik. Mungkin nyeri kepala merupakan gejala umum

yang paling sering dijumpai pada klien tumor otak. Nyeri dapat digambarkan

bersifat dalam, terus-menerus, dan kadang-kadang hebat sekali. Nyeri ini paling

hebat waktu pagi hari dan menjadi lebih hebat oleh aktivitas yang biasanya

meningkatkan tekanan intrakranial, seperti membungkuk, batuk, atau mengejan

pada waktu buang air besar. Nyeri kepala sedikit berkurang jika diberi aspirin dan

kompres dingin pada tempat yang sakit. Nyeri kepala yang dihubungkan dengan

tumor otak disebabkan oleh traksi dan pergeseran struktur peka-nyeri dalam

rongga intrakranial.

Lokasi nyeri kepala cukup bernilai oleh karena sepertiga dari nyeri kepala ini

terjadi pada tempat tumor sedangkan dua pertiga lainnya terjadi di dekat atau di

atas motor.

21

Page 19: Laporan Pendahuluan Tumor Intrakranial Print,, Icok Cok Cok Kor

Nyeri kepala oksipital merupakan gejala pertama pada tumor fosa posterior.

Kira-kira sepertiga lesi supratentorial menyebabkan nyeri kepala frontal. Jika

keluhan nyeri kepala yang terjadi menyeluruh maka nilai lokasinya kecil dan pada

umumnya menunjukkan pergeseran ekstensif kandungan intrakranial yang

meningkatkan tekanan intrakranial.

Tumor pada lobus parietalis korteks sensorik parietalis mengakibatkan hilangnya

fungsi sensorik kortikalis, gangguan lokalisasi sensorik, diskriminasi dua-titik,

grafestesia, kesan posisi, dan stereognosis.

B4 (Bladder)

Inkontinensia urine yang berlanjut menunjukkan kerusakan neurologis luas.

B5 (Bowel)

Didapatkan adanya keluhan kesulitan menelan, nafsu makan menurun, mual muntah

pada fase akut. Mual dan muntah terjadi sebagai akibat rangsangan pusat muntah

pada medula oblongata. Muntah paling sering terjadi pada anak-anak dan

berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial disertai pergeseran batang

otak. Muntah dapat terjadi tanpa didahului mual dan dapat berupa muntah proyektil.

B6 (Bone)

Adanya kesulitan untuk beraktivitas karena kelemahan, kehilangan sensori, dan

mudah lelah menyebabkan masalah pada pola aktifitas dan istirahat.

Pemeriksaan Diagnostik

Setiap kasus yang dicurigai menderita lesi intrakranial harus menjalani evaluasi

medis lengkap dengan perhatian khusus pada pemeriksaan neurologis.

Penyelidikan diagnostik spesifik dilakukan setelah pemeriksaan neurologis dan

dimulai dari tindakan non-invasif yang menimbulkan risiko paling kecil sampai

tindakan yang mempergunakan teknik invasif dan yang lebih berbahaya.

Radiogram Tengkorak

Memberikan iinformasi yang sangat berharga mengenai struktur, penebalan, dan

klasifikasi; posisi kelenjar pineal yang mengapur; dan posisi seta tursika.

22

Page 20: Laporan Pendahuluan Tumor Intrakranial Print,, Icok Cok Cok Kor

Elektroensefalogram

Memberikan informasi mengenai perubahan kepekaan neuron. Pergeseran kandungan

intraserebral dapat dilihat pada ekoensefalogram. Pencitraan radioaktif

memperlihatkan area akumulasi abnormal dari zat radioaktif. Tumor otak maupun

oklusio vaskular, infeksi, dan trauma mengakibatkan kerusakan barier darah otak

yang menyebabkan akumulasi abnormal zat radioaktif.

2. Diagnosa Keperawatan

1. Risiko tinggi peningkatan intrakranial yang berhubungan dengan desak ruang

oleh massa tumor intrakranial.

2. Pola napas tidak efektif yang berhubungan dengan kompresi pada pusat

pernapasan di medula oblongata, kelemahan otot-otot pernapasan, dan

kegagalan fungsi pernapasan.

3. Nyeri kepala yang berhubungan dengan traksi dan pergeseran struktur peka-

nyeri dalam rongga intrakranial.

4. Risiko tinggi trauma yang berhubungan dengan serangan kejang dan

penurunan tingkat kesadaran.

5. Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan penurunan kesadaran dan

kehilangan kontrol koordinasi gerakan.

6. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan

peningkatan pemakaian energi untuk metabolisme serta asupan nutrisi yang

kurang sekunder dari mual dan muntah.

7. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan misinterpretasi informasi,

tidak mengenal sumber-sumber informasi, dan ketegangan akibat krisis

situasional.

8. Ansietas yang berhubungan dengan prognosis penyakit yang tidak jelas.

3. Perencanaan

Sasaran pada klien ini meliputi tidak terjadinya peningkatan TIK dan nyeri

klien berkurang.

23

Page 21: Laporan Pendahuluan Tumor Intrakranial Print,, Icok Cok Cok Kor

RISIKO PENINGKATAN TIK YANG BERHUBUNGAN DENGAN DESAK RUANG OLEH MASA TUMOR INTRAKRANIAL DAN EDEMA SEREBRALTujuan : tidak terjadi peningkatan TIK pada klien dalam waktu 3 x 24jam.Kriteria: klien tidak gelisah, klien tidak mengeluh nyeri kepala, mual-mual dan muntah, GCS: 4,5,6, tidak terdapat papiledema. TTV dalam batasan normal.INTERVENSI RASIONALISASIKaji faktor penyebab dari situasi/keadaan individu/penyebab koma/penurunan perfusi jaringan dan kemungkinan penyebab peningkatan TIK.

Deteksi dini untuk memprioritaskan intervensi, mengkaji status neurologi/ tanda-tanda kegagalan untuk menentukan perawatan kegawatan atau tindakan pembedahan.

Memonitor tanda-tanda vital tiap 4 jam. Suatu keadaan normal bila sirkulasi serebral terpelihara dengan baik atau fluktuasi ditandai dengan tekanan darah sistemik, penurunan dari outoregulator kebanyakan merupakan tanda penurundifusi lokal vaskularisasi darah serebral. Dengan peningkatan tekanan darah (diatolik) maka dibarengi dengan peningkatan tekanan darah intrakranial. Adanya peningkatan TD, brakikardi, disritmia, dispnea merupakan tanda terjadi peningkatan TIK.

Evaluasi pupil. Reaksi pupil dan pergerakan kembali dari bola mata merupakan tanda dari gangguan nervus/saraf jika batang otak terkoyak. Keseimbangan saraf antara simpatis dan parasimpatis merupakan respons refleks nervus kranial.

Monitor temperatur dan pengaturan suhu lingkungan.

Panas merupakan refleks dari hipotalamus. Peningkatan kebutuhan metabolisme dan O2 akan menunjang peningkatan TIK.

Berikan periode istirahat antara tindakan perawatan dan batasi lamanya prosedur.

Tindakan yang terus-menerus dapat meningkatkan TIK oleh efek rangsangan kumulatif.

Kurangi rangsangan ekstra dan berikan rasa nyaman seperti masase punggung, lingkungan yang tenang, sentuhan yang ramah, dan suasana/pembicaraan yang tidak gaduh.

Memberikan suasana yang tenang (colming efect) dapat mengurangi respons psikologis dan memberikan istirahat untuk mempertahankan TIK yang rendah.

Cegah/hindarkan terjadinya valsava manuver.

Mengurangi tekanan intratorakal dan intraabdominal sehingga menghindari peningkatan TIK.

24

Page 22: Laporan Pendahuluan Tumor Intrakranial Print,, Icok Cok Cok Kor

Bantu pasien jika batuk atau muntah. Aktivitas ini dapat meningkatkan intra torak/ tekanan dalam torak dan tekanan dalam abdomen di mana aktivitas ini dapat meningkatkan tekanan TIK.

Kaji peningkatan istirahat dan tingkah laku pada pagi hari.

Tingkah nonverbal ini dapat merupakan indikasi peningkatan TIK atau memberikan refleks nyeri di mana pasien tidak mampu mengungkapkan keluhan secara verbal dan nyeri yang tidak menurun dapat meningkatkan TIK.

Palpasi pada pembesaran atau pelebaran blader, pertahankan drainage urine secara paten jika digunakan dan juga monitor terdapatnya konstipasi.

Dapat meningkatkan respons atutomatik yang potensial menaikkan TIK.

Berikan penjelasan pada klien (jika sadar) dan keluarga tentang sebab-akibat TIK meningkat

Meningkatkan kerjasama dalam meningkatkan perawatan klien dan mengurangi kecemasan.

Observasi tingkat kesadaran dengan GCS.

Perubahan kesadaran menunjukkan peningkatan TIK dan berguna menentukan lokasi dan perkembangan penyakit.

Kolaborasi: Pemberian O2 sesuai indikasi;

Berikan cairan intravena sesuai dengan yang diindikasikan;

Berikan obat diuretik osmotic, contohnya mannitol furoscide;

Berikan steroid, contohnya dextamethason, methyl prednisolone;

Berikan analgesik narkotik, contohnya codein;

Berikan antipiretik, contohnya aseptaminophen;

Monitor hasil laboratorium sesuai dengan indikasi seperti prothrombin, LED.

Mengurangi hipoksemia, dimana dapat meningkatkan vasodilatasi serebral dan volume darah dan menaikkan TIK.Pemberian cairan mungkin diinginkan untuk mengurangi edema serebral, peningkatan minum pada pembuluh darah, tekanan darah, dan TIK.Diuretik mungkin digunakan pada fase akut untuk mengalirkan air dari brain cells, dan mengurangi edema serebral dan TIK.Untuk menurunkan inflamasi (radang) dan mengurangi edema jaringan.Mungkin diindikasikan untuk mengurangi nyeri dan obat ini berefek negatif pada TIK tetapi dapat digunakan dengan tujuan untuk mencegah dan menurunkan sensasi nyeri.Mengurangi atau mengontrol hari dan pada metabolisme serebral atau oksigen yang diinginkan.Membantu memberikan informasi

25

Page 23: Laporan Pendahuluan Tumor Intrakranial Print,, Icok Cok Cok Kor

tentang efektifitas pemberian obat.

4. Implementasi

Melaksanakan Intervensi keperawatan

5. Evaluasi : Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan.

26

Page 24: Laporan Pendahuluan Tumor Intrakranial Print,, Icok Cok Cok Kor

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan :

Tumor otak adalah terdapatnya lesi yang ditimbulkan karena ada desakan ruang baik

jinak maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen, dan tengkorak. (price, A.

Sylvia, 1995: 1030). Tumor intracranial meliputi lesi benigna dan maligna. Tumor

intracranial dapat terjadi pada beberapa struktur area otak dan pada semua kelompok

umur. Tumor otak dinamakan sesuai dengan jaringan dimana tumor itu muncul

Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui, tetapi sekarang telah

diadakan penelitian mengenai herediter, sisa-sisa embrional, radiasi, virus, substansi-

substansi zat karsinogenik, trauma kepala. Penatalaksaan pasien dengan tumor otak

dapat dilakukan pembedahan, kemoterapi, dan radioterapi.

2. Saran :

1. Perawat hendaknya mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan

tumor otak secara holistik didasari dengan pengetahuan yang mendalam mengenai

penyakit tersebut.

2. Klien dan keluarganya hendaknya ikut berpartisipasi dalam penatalaksaan serta

meningkatkan pengetahuan tentang tumor otak yang dideritanya.

27

Page 25: Laporan Pendahuluan Tumor Intrakranial Print,, Icok Cok Cok Kor

Daftar Pustaka

Muttaqin, arif. 2008. Asuhan keperawatan dengan gangguan sistem persarafan.

Jakarta: salenba medika

Ignatavicius D Donna, Medical Surgical Nursing, WB. Saunders Company,

Philadelphia, 1991

Long C. Barbara, Essential of Medical Surgical Nursing, CV. Mosby Company, St.

Louis, 1985

Vogt Gordon. Manual of Neurological Care, CV. Mosby Company, St Louis, 1985

28