Upload
imamezy
View
31
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan tumor intrakranial
Citation preview
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Tumor Otak (Tumor Intrakranial)
A. Konsep Dasar
1. Anatomi Intrakranial
Ruang intrakranial adalah suatu ruangan kaku yang terisi penuh sesuai dengan
kapasitasnya dengan unsur yang tidak dapat ditekan: cairan serebrospinal (±
75 ml), dan darah (± 75 ml), otak (1400 g).
Cairan Serebrospinal
Cairan serebrospinal (CSS) adalah cairan jernih yang mengelilingi otak dan
korda spinalis. CSS melindungi otak terhadap getaran fisik. Antara CSS dan
jaringan saraf terjadi pertukaran zat-zat gizi dan produk sisa. Walaupun CSS
dibentuk dari plasma yang mengalir melalui otak, konsentrasi elektrolit dan
glukosanya berbeda dari plasma.
CSS dibentuk sebagai hasil filtrasi, difusi, dan transport aktif melintasi
kapiler-kapiler khusus kedalam ventrikel (rongga) otak, terutama ventrikel
lateralis. Jaringan kapiler yang berperan dalam pembentukan CSS disebut
pleksus koroideus. Setelah berada didalam ventrikel, CSS mengalir kebatang
otak. Melalui lubang-lubang kecil dibatang otak, CSS beredar kepermukaan
otak dan korda spinalis. Dipermukaan otak, CSS masuk ke sistem vena dan
kembali ke jantung. Dengan demikian CSS terus-menerus mengalami
resirkulasi melalui susunan saraf pusat. Apabila saluran CSS diventrikel
mengalami sumbatan, maka dapat terjadi penimbunan cairan. Akibatnya akan
terjadi peningkatan tekanan didalam atau dipermukaan otak.
Sawar Darah Otak
Sawar darah otak mengacu kepada kemampuan sistem vaskular otak untuk
memanipulasi komposisi cairan interstisium serebrum sehingga berbeda
dibandingkan dengan cairan interstisium dibagian tubuh lainnya. Sawar darah
4
otak terbentuk dari sel-sel endotel yang saling berkaitan erat dikapiler otak,
dan dari sel-sel yang melapisi ventrikel yang membatasi filtrasi dan difusi.
Fungsi transfor khusus mengatur cairan apa yang keluar dari sirkulasi umum
untuk membasahi sel-sel otak. Sawar darah otak melindungi sel-sel otak yang
halus dari pajanan bahan-bahan yang pontensial berbahaya. Banyak obat dan
zat kimia tidak dapat menembus sawar darah otak.
Otak menerima aliran darah otak sekitar 15% curah jantung. Tingginya
tingkat aliran darah ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan otak yang
terus-menerus akan glukosa dan oksigen.
Otak
Otak merupakan jaringan yang paling banyak memakai energi dalam seluruh
tubuh manusia dan terutama berasal dari proses metabolisme oksidasi
glukosa. Jaringan otak sangat rentan dan kebutuhan oksigen dan glukosa
melalui aliran darah adalah konstan.metabolisme otak merupakan proses tetap
dan kontinu, tanpa ada masa istirahat. Aktivitas otak yang tak pernah berhenti
ini berkaitan dengan fungsinya yang kritis sebagai pusat integrasi dan
koordinasi organ-organ sensorik dan system efektor perifer tubuh, dan fungsi
sebagai pengatur informasi yang masuk, simpan pengalaman, impuls yang
keluar dan tingkah laku. Otak terdiri dari batang otak, serebelum, diensefalon,
sistim limbik dan sererum Peningkatan volume salah satu diantara ketiga
unsur utama ini mengakibatkan desakan pada ruangan yang ditempati oleh
unsur lainnya dan menaikan tekanan intrakranial.
2. Pengertian.
Tumor intracranial meliputi lesi benigna dan maligna. Tumor intracranial dapat
terjadi pada beberapa struktur area otak dan pada semua kelompok umur.
Tumor otak dinamakan sesuai dengan jaringan dimana tumor itu muncul.
3. Etiologi
Penyebab dari tumor belum diketahui. Namun ada bukti kuat yang menunjukan
bahwa beberapa agent bertanggung jawab untuk beberapa tipe tumor-tumor
5
tertentu. Agent tersebut meliptu faktor herediter, kongenital, virus, toksin, dan
defisiensi immunologi. Ada juga yang mengatakan bahwa tumor otak dapat
terjadi akibat sekunder dari trauma cerebral dan penyakit peradangan. (Fagan
Dubin, 1979; Larson, 1980; Adams dan Maurice, 1977; Merrit, 1979).
Metastase ke otak dari tumor bagian tubuh lain juga dapat terjadi. Karsinoma
metastase lebih sering menuju ke otak dari pada sarkoma. Lokasi utama dari
tumor otak metastase berasal dari paru-paru dan payudara.
4. Patofisiologi
Tumor intracranial primer atau neoplasma adalah suatu peningkatan sel-sel
intrinsik dari jaringan otak dan kelenjar pituitari dan pineal. Tumor
sekunder/metastase merupakan penyebab tumor intracranial, kebanyakan
merupakan metastase dari tumor paru-paru dan payudara. Prognosis untuk
pasien dengan tumor intra cranial tergantung pada diagnosa awal dan
penanganannya, sebab pertumbuhan tumor akan menekan pada pusat vital dan
menyebabkan kerusakan serta kematian otak. Meskipun setengah dari seluruh
tumor adalah jinak, dapat juga menyebabkan kematian bila menekan pusat vital.
Gejala-gejala dari tumor intra cranial akibat efk lokal dam umum dari tumor.
Efek lokal berupa infiltrasi, invasi pengrusakan jaringan otak pada bagian
tertentu. Ada juga yang langsung menekan pada struktur saraf, menyebabkan
degenerasi dan gangguan sirkulasi lokal. Edema dapat berkembang dan terjadi
peningkatan takanan intracranial (TIK). Peningkatan TIK akan dipindahkan
melalui otak dan sistem ventrikel. Dapat juga terjadi sistem ventrikel ditekan
dan diganti sehingga menyebabkan obstruksi sebagian vebtrikel. Papilledema
akibat dari efek umum dari peningkatan TIK, kematian biasanya akibat dari
kompressi otak tengah akibat herniasi.
PATWAY TERLAMPIR
6
5. Tipe Tumor Intracranial
Tipe Tumor Intracranial%
1. Glioma terdiri dari :
Glioblastoma multiforme
Astrocytoma
Ependymoma
Medulloblastoma
Oligodendrocytoma
20 %
10 %
6 %
4 %
5 %
2. Meningioma
3. Pituitary Adenoma
4. Neurinoma
5. Metastatic Carcinoma
6. Craniophryngioma, Dermoid, Epidermoid, Teratoma
7. Angiomas
8. Sarcomas
9. Unclassified (mostly gliomas)
10. Miscellaous (Pinealoma, Chordoma, Granuloma)
TOTAL :
15 %
7 %
7 %
6 %
4 %
4 %
4 %
5 %
3 %
100%
6. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik umum (akibat dari peningkatan TIK, obstruksi dari CSF)
Sakit kepala
Nausea atau muntah proyektil
7
Pusing
Perubahan mental
Kejang
Manifestasi klinik lokal (akibat kompresi tumor pada bagian yang spesifik dari otak)
1. Perubahan penglihatan, misalnya: hemianopsia, nystagmus, diplopia, kebutaan,
tanda-tanda papil edema.
2. Perubahan bicara, msalnya: aphasia
3. Perubahan sensorik, misalnya: hilangnya sensasi nyeri, halusinasi sensorik.
4. Perubahan motorik, misalnya: ataksia, jatuh, kelemahan, dan paralisis.
5. Perubahan bowel atau bladder, misalnya: inkontinensia, retensia urin, dan
konstipasi.
6. Perubahan dalam pendengaran, misalnya : tinnitus, deafness.
7. Perubahan dalam seksual
8. Tanda-tanda dan gejala-gejala spesifik lesi dari masing-masing lobus dapat dilihat
pada tabel di bawah ini
7. Komplikasi
a. Ganguan Fungsi Luhur
• Komplikasi tumor otak yang paling ditakuti selain kematian adalah gangguan
fungsi luhur. Gangguan ini sering diistilahkan dengan gangguan kognitif dan
neurobehavior sehubungan dengan kerusakan fungsi pada area otak yang ditumbuhi
tumor atau terkena pembedahan maupun radioterapi.
• Neurobehavior adalah keterkaitan perilaku dengan fungsi kognitif dan lokasi / lesi
tertentu di otak. Pengaruh negatif tumor otak adalah gangguan fisik neurologist,
gangguan kognitif, gangguan tidur dan mood, disfungsi seksual serta fatique.
8
• Gangguan kognitif yang dialami pasien tumor otak bisa dievaluasi dengan
berbagai tes. Di antaranya adalah Sickness Impact Profile, Minesota Multiphasic
Personality Inventory (MMPI), dan Mini mental State Examination (MMSE).
Komponen kognitif yang dievaluasi adalah kesadaran, orientasi lingkungan, level
aktivitas, kemampuan bicara dan bahasa, memori dan kemampuan berpikir,
emosional afeksi serta persepsi.
b. Ganguan Wicara
• Gangguan wicara sering menjadi komplikasi pasien tumor otak. Dalam hal ini kita
mengenal istilah disartria dan aphasia.
• Disartria adalah gangguan wicara karena kerusakan di otak atau neuromuscular
perifer yang bertanggung jawab dalam proses bicara. Tiga langkah yang menjadi
prinsip dalam terapi disartria adalah meningkatkan kemampuan verbal,
mengoptimalkan fonasi, serta memperbaiki suara normal.
• Afasia merupakan gangguan bahasa, bisa berbentuk afasia motorik atau sensorik
tergantung dari area pusat bahasa di otak yang mengalami kerusakan. Fungsi bahasa
yang terlibat adalah kelancaran (fluency), keterpaduan (komprehensi) dan
pengulangan (repetitif). Pendekatan terapi untuk afasia meliputi perbaikan fungsi
dalam berkomunikasi, mengurangi ketergantungan pada lingkungan dan memastikan
sinyal-sinyal komunikasi serta menyediakan peralatan yang mendukung terapi dan
metode alternatif. Terapi wicara terdiri atas dua komponen yaitu bicara prefocal dan
latihan menelan.
c. Ganguan Pola Makan
• Disfagi merupakan komplikasi lain dari penderita ini yaitu ketidakmampuan
menelan makanan karena hilangnya refleks menelan. Gangguan bisa terjadi di fase
oral, pharingeal atau oesophageal. Komplikasi ini akan menyebabkan terhambatnya
asupan nutrisi bagi penderita serta berisiko aspirasi pula karena muntahnya makanan
9
ke paru. Etiologi yang mungkin adalah parese nervus glossopharynx dan nervus
vagus. Bisa juga karena komplikasi radioterapi.
• Diagnosis ditegakkan dengan videofluoroscopy. Gejala ini sering bersamaan
dengan dispepsia karena space occupying process dan kemoterapi yang menyebabkan
hilangnya selera makan serta iritasi lambung. Terapi untuk gejala ini adalah dengan
sonde lambung untuk pemberian nutrisi enteral, stimulasi, dan modifikasi kepadatan
makanan (makanan yang dipilih lebih cair/lunak).
d. Kelemahan Otot
• Kelemahan otot pada pasien tumor otak umumnya dan yang mengenai saraf
khususnya ditandai dengan hemiparesis, paraparesis dan tetraparesis. Pendekatan
terapi yang dilakukan menggunakan prinsip stimulasi neuromusculer dan inhibisi
spastisitas. Cara lain adalah dengan EMG biofeedback, latihan kekuatan otot,
koordinasi endurasi dan pergerakan sendi.
e. Ganguan Penglihatan Dan Pendengaran
• Tumor otak yang merusak saraf yang terhubung ke mata atau bagian dari otak
yang memproses informasi visual (visual korteks) dapat menyebabkan masalah
penglihatan, seperti penglihatan ganda atau penurunan lapang pandang.
• Tumor otak yang mempengaruhi saraf pendengaran – terutama neuromas akustik
– dapat menyebabkan gangguan pendengaran di telinga pada sisi yang terlibat otak.
f. Stroke
• Seseorang dengan stroke memiliki gangguan dalam suplai darah ke area otak,
yang menyebabkan otak tidak berfungsi. Otak sangat sensitif terhadap setiap
10
gangguan dalam aliran darah. Sel-sel otak mulai mati dalam beberapa menit
kehilangan pasokan oksigen dan glukosa.
• Para gangguan aliran darah dapat terjadi oleh salah satu dari dua mekanisme, yaitu
hemorrhagic stroke disebabkan oleh perdarahan dari pembuluh darah kecil yang
memasok darah ke otak dan Stroke iskemik disebabkan oleh bekuan darah yang
menghalangi aliran darah melalui arteri yang memasok darah ke otak. Ada dua jenis
stroke iskemik: Stroke trombotik stroke dan emboli. stroke trombotik disebabkan
oleh gumpalan darah yang terbentuk di dalam arteri otak. stroke emboli disebabkan
oleh gumpalan darah yang terbentuk di luar pembuluh darah otak, kemudian
gumpalan darah itu berjalan melaui aliran darah dan sampai pada pembuluh darah
otak, gumpalan darah ini selanjutnya menyumbat suplay darah ke otak.
• Pada tumor otak, komplikasi stroke yang timbul dapat berupa Hemorrhagic stroke
yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah otak yang tertekan akibat pembesaran
tumor.
g. Epilepsi
• Kejadian sekitar 30% dari tumor otak. Alasannya sebagian besar disebabkan
karena rangsangan langsung atau represi dari tumor yang menyebabkan ganguan
listrik pada otak dan juga tumor otak dapat menyebabkan iritasi pada otak yang dapat
menyebabkan kejang
h. Depresi
• Depresi dapat disebabkan karena tumor pada pusat emosi (system limbic) atau
karena keadaan klinis yang disebabkan oleh tumor tersebut, Gejala yang timbul dapat
berupa menangis terus-menerus, kesedihan yang mendalam, social withdrawal,
Mudah marah, kecemasan, penurunan libido, gangguan tidur, tingkah laku yang tidak
wajar. Dapat juga karena efek steroid : mood and sleep changes, ganguan bipolar
(manicdepression).
11
i. Hidrosephalus
• Hidrosephalus terjadi apabila tumor yang terbentuk menghalangi aliran LCS,
akibatnya aliran LCS akan terhambat dan mengakibatkan terbentuknya hidrosephalus.
Selain itu peningkatan tekanan intrakranial juga dapat menghambat aliran LCS.
j. Cerebral Hernia
• Cerebral hernia adalah kondisi, progresif fatal di mana otak terpaksa melalui
pembukaan dalam tengkorak.
• Tumor otak akan menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial, yang kemudian
menyebabkan penggeseran parenkim otak ke foramen Magnum atau transtentorial
k. Ganguan Seksualitas
• Tumor otak sendiri dapat mempengaruhi seksualitas, terutama jika tumor
melibatkan daerah otak yang mengontrol pelepasan hormon yang mempengaruhi
libido, termasuk estrogen, progesteron testosteron, dan. Daerah-daerah yang sama
dari otak dapat rusak oleh terapi radiasi, yang yang dapat juga mengurangi kesuburan
dan libido selain itu dapat pula menyababkan menopouse dini.
l. Terbentuknya Gumpalan Darah
• Adanya Tumor otak mempunyai resiko tinggi terjadinya pembekuan darah.
Pembekuan ini disebut “trombosis vena dalam” (DVT) dan terjadi di pembuluh darah
kaki. Gejala yang DVT meliputi nyeri betis, bengkak, dan perubahan warna kaki,
meskipun itu DVT juga bisa terjadi tanpa gejala. Bahaya itu DVT adalah bahwa
mereka dapat pecah dan dibawa oleh aliran darah ke paru-paru, di mana mereka
menyebabkan “thromboemboli paru” (PTE) pembekuan darah di arteri paru.
12
8. Penatalaksanaan Medis
Orang dengan tumor otak memiliki beberapa pilihan pengobatan. Tergantung pada
jenis dan stadium tumor, pasien dapat diobati dengan operasi pembedahan,
radioterapi, atau kemoterapi. Beberapa pasien menerima kombinasi dari perawatan
diatas.
Selain itu, pada setiap tahapan penyakit, pasien mungkin menjalani pengobatan untuk
mengendalikan rasa nyeri dari kanker, untuk meringankan efek samping dari terapi,
dan untuk meringankan masalah emosional. Jenis pengobatan ini disebut perawatan
paliatif.
a. Pembedahan
Pembedahan adalah pengobatan yang paling umum untuk tumor otak. Tujuannya
adalah untuk mengangkat sebanyak tumor dan meminimalisir sebisa mungkin
peluang kehilangan fungsi otak.
Operasi untuk membuka tulang tengkorak disebut kraniotomi. Hal ini dilakukan
dengan anestesi umum. Sebelum operasi dimulai, rambut kepala dicukur. Ahli bedah
kemudian membuat sayatan di kulit kepala menggunakan sejenis gergaji khusus
untuk mengangkat sepotong tulang dari tengkorak. Setelah menghapus sebagian atau
seluruh tumor, ahli bedah menutup kembali bukaan tersebut dengan potongan tulang
tadi, sepotong metal atau bahan. Ahli bedah kemudian menutup sayatan di kulit
kepala. Beberapa ahli bedah dapat menggunakan saluran yang ditempatkan di bawah
kulit kepala selama satu atau dua hari setelah operasi untuk meminimalkan akumulasi
darah atau cairan.
Efek samping yang mungkin timbul pasca operasi pembedahan tumor otak adalah
sakit kepala atau rasa tidak nyaman selama beberapa hari pertama setelah operasi.
13
Dalam hal ini dapat diberikan obat sakit kepala. Masalah lain yang kurang umum
yang dapat terjadi adalah menumpuknya cairan cerebrospinal di otak yang
mengakibatkan pembengkakan otak (edema). Biasanya pasien diberikan steroid untuk
meringankan pembengkakan. Sebuah operasi kedua mungkin diperlukan untuk
mengalirkan cairan. Dokter bedah dapat menempatkan sebuah tabung, panjang dan
tipis (shunt) dalam ventrikel otak. Tabung ini diletakkan di bawah kulit ke bagian lain
dari tubuh, biasanya perut. Kelebihan cairan dari otak dialirkan ke perut. Kadang-
kadang cairan dialirkan ke jantung sebagai gantinya.
Infeksi adalah masalah lain yang dapat berkembang setelah operasi (diobati dengan
antibiotic). Operasi otak dapat merusak jaringan normal. kerusakan otak bisa menjadi
masalah serius. Pasien mungkin memiliki masalah berpikir, melihat, atau berbicara.
Pasien juga mungkin mengalami perubahan kepribadian atau kejang. Sebagian besar
masalah ini berkurang dengan berlalunya waktu. Tetapi kadang-kadang kerusakan
otak bisa permanen. Pasien mungkin memerlukan terapi fisik, terapi bicara, atau
terapi kerja.
b. Radiosurgery stereotactic
Radiosurgery stereotactic adalah tehnik “knifeless” yang lebih baru untuk
menghancurkan tumor otak tanpa membuka tengkorak. CT scan atau MRI digunakan
untuk menentukan lokasi yang tepat dari tumor di otak. Energi radiasi tingkat tinggi
diarahkan ke tumornya dari berbagai sudut untuk menghancurkan tumornya. Alatnya
bervariasi, mulai dari penggunaan pisau gamma, atau akselerator linier dengan foton,
ataupun sinar proton.
Kelebihan dari prosedur knifeless ini adalah memperkecil kemungkinan komplikasi
pada pasien dan memperpendek waktu pemulihan. Kekurangannya adalah tidak
adanya sample jaringan tumor yang dapat diteliti lebih lanjut oleh ahli patologi, serta
pembengkakan otak yang dapat terjadi setelah radioterapi.
14
Kadang-kadang operasi tidak dimungkinkan. Jika tumor terjadi di batang otak
(brainstem) atau daerah-daerah tertentu lainnya, ahli bedah tidak mungkin dapat
mengangkat tumor tanpa merusak jaringan otak normal. Dalam hal ini pasien dapat
menerima radioterapi atau perawatan lainnya.
c. Radioterapi
Radioterapi menggunakan X-ray untuk membunuh sel-sel tumor. Sebuah mesin besar
diarahkan pada tumor dan jaringan di dekatnya. Mungkin kadang radiasi diarahkan ke
seluruh otak atau ke syaraf tulang belakang.
Radioterapi biasanya dilakukan sesudah operasi. Radiasi membunuh sel-sel tumor
(sisa) yang mungkin tidak dapat diangkat melalui operasi. Radiasi juga dapat
dilakukan sebagai terapi pengganti operasi. Jadwal pengobatan tergantung pada jenis
dan ukuran tumor serta usia pasien. Setiap sesi radioterapi biasanya hanya
berlangsung beberapa menit.
d. Kemoterapi
Kemoterapi yaitu penggunaan satu atau lebih obat-obatan untuk membunuh sel-sel
kanker. Kemoterapi diberikan secara oral atau dengan infus intravena ke seluruh
tubuh. Obat-obatan biasanya diberikan dalam 2-4 siklus yang meliputi periode
pengobatan dan periode pemulihan.
Dua jenis obat kemoterapi, yaitu: temozolomide (Temodar) dan bevacizumab
(Avastin), baru-baru ini telah mendapat persetujuan untuk pengobatan glioma ganas.
Mereka lebih efektif, dan memiliki efek samping lebih sedikit jika dibandingkan
dengan obat-obatan kemo versi lama. Temozolomide memiliki keunggulan lain, yaitu
bisa secara oral.
Untuk beberapa pasien dengan kasus kanker otak kambuhan, ahli bedah biasanya
melakukan operasi pengangkatan tumor dan kemudian melakukan implantasi wafer
15
yang mengandung obat kemoterapi. Selama beberapa minggu, wafer larut,
melepaskan obat ke otak. Obat tersebut kemudian membunuh sel kankernya.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Tumor intracranial diantaranya lesi desak ruang jinak maupun ganas, yang
tumbuh di otak, meningen, dan tengkorak. Tumor otak menyebabkan gangguan
neurologis progresif. Gangguan neurologis pada tumor otak biasanya dianggap
disebabkan oleh dua factor, yaitu gangguan fokal karena tumor da kenaikan tekanan
intracranial.
1. PENGKAJIAN
Anamnesis pada tumor intracranial meliputi keluhan utama, riwayat penyakit
sekarang, riwayat penyakit dahulu, riawayat penyakit keluarga, dan pengkajian psiko-
sosio-spiritual.
a. Keluhan utama
Hal yang sering menjadi alas an klien untuk meminta pertolongan kesehatan biasanya
berhubungan dengan peningkatan tekanan intracranial dan adanya gangguan fokal ,
seperti nyeri kepala hebat, muntah-muntah, kejang, dan penurunan tingkat kesadaran.
b. Riwayat penyakit sekarang
Kaji adanya keluhan nyeri kepala, mual, muntah, kejang dan penurunan tingkat
kesadaran dengan pendekatan PQRST. Adanya penurunan atau perubahan pada
tingkat kesadaran dihubungkan dengan perubahan didalam intracranial. Keluhan
perubahan prilaku juga umum terjadi. Seseuai dengan perkembangan, dapat terjadi
latergis, tidak responsive, dan koma.
c. Riwayat penyakit dahulu
16
Kaji adanya riwayat nyeri kepala pada masa sebelumnya. Pengkajian riwayat ini
dapat mendukung pengkajian dari riwayat penyakit sekarang dan merupakan data
dasar untuk mengkaji lebih jauh dan untuk memberikan tindakan selanjutnya.
d. Riwayat penyakat keluarga
Kaji adanya hubungan keluhan tumor intrakranial pada generasi terdahulu
e. Pengkajian psikososiospiritual
Pengkajian psikologis klien tumor intrakranial meliputi beberapa deminsi yang
memungkinkan perawat untuk memperoleh persepsi yang jelas mengenai status
emosi, kognitif, dan prilaku klien. Pengkajian mekanis koping yang digunakan klien
juga penting untuk menilai respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya,
perubahan peran klien, serta respons atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari,
baik dalam keluarga maupun masyarakat. Apakah ada dampak yang timbul pada
klien yaitu timbul seperti ketakutan akan kecacatan, rasa cemas, rasa
ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas secara optomal, dan pandangan terhadap
dirinya yang salah (ganguan citra tubuh).
Adanya perubahan hubungan dan peran karena klien mengalami kesulitan
untuk berkomunikasi akibat gangguan bicara. Pola persepsi dan konsep diri
didapatkan klien merasa tidak berdaya, tidak ada harapan, mudah marah, tidak
keoperatif. Pola penangan stres, klien biasa mengalami kesulitan untuk memecahkan
masalah karena gangguan proses berpikir dan kesulitan berkomunikasi. Pola tata nilai
dan kepercayaan, klien biasanya jarang melakukan ibdah spiritual karena tingkah laku
yang tidak stabil, dan kelemahan/kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.
Pemeriksaan Fisik.
B1 (Breathing)
Inspeksi: Pada keadaan lanjut yang disebabkan adanya kompresi pada medula
oblongata didapatkan adanya kegagalan pernafasan.
17
Pada klien tanpa konpresi medula oblongata pada pengkajian inspeksi
pernapasan tidak ada kelainan. Palpasi toraks didapatkan rektil premitus seimbang
kanan dan kiri. Auskultsi tidak didapatkan bunyi napas tambahan.
B2 (Blood)
Pada keadaan lanjut yang disebabkan adanya kompresi pada medula oblongata
didapatkan adanya kegagalan sirkulasi. Pada klien tanpa kompresi medula oblongata
pada pengkajian tidak ada kelainan. Tekanan darah biasanya normal, dan tidak
adanya peningkatan heart rate.
B3 (Brain)
Tumor intrakranial sering menyebabkan berbagai defisis neurologis, bergantung pada
gangguan fokal dan adanya peningkatan intrakranial. Pengkajian B3 (Brain)
merupakan pemeriksaan fokus dan lebih lengkap dibandingkan pengkajian pada
sistim lainnya. Trias klasik tumor otak adalah nyeri kepala, muntah, dan
pappiledema.
Pengkajian tingkat kesadaran. Kualiatas kesedaran klien merupakan parameter
yang paling mendasar dan parameter yang paling penting yang membutuhkan
pengkajian. Tingkat keterjagaan klien dan respons terhadap lingkungan adalah
indikator paling sensitif untuk disfungsi sistem persarafan. Beberapa sistem
digunakan untuk membuat peringkat perubahan dalam kewaspadaan dan keterjagaan.
Pada keadaan lanjut tingkat kesadaran klien tumor intrakranial biasanya
berkisar pada tingkat latergi, stupor, dan semikomatosa. Jika klien sudah mengalami
koma, penilain GCS sangat penting untuk menilai tingkat kesadaran klien dan
avaluasi untuk pemantaun pemberian asuhan.
Pengkajian Fungsi Serebral. Pengkajian ini meliputi status mental, fungsi
intelektual, dan lubos frontal.
18
Status Mental. Observasi penaampilan, tingkah laku, nilai gaya bicara,
ekspirasi wajah, dan aktivitas motorik klien. Pada klien tumor intrakranial
tahap lanjut biasanya status mental klien mengalami perubahan.
Fungsi Intelektual. Didapatkan penurunan dalam ingatan dan memori, baik
jangka pendek maupun jangka panjang. Penurunan kemampuan berhitung
dan kalkulasi. Pada beberapa kasus klien mengalami ‘brain damage’ yaitu
kesulitan untuk mengenal persamaan dan perbedaan yang tidak begitu nyata.
Lobus Frontal. Tumor lobus frontalis memberi gejala perubahan mental,
hemiparesis, ataksia, dan gangguan bicara.
Perubahan mental bermanifestasi sebagai perubahan ringan dalam
keperbadian. Beberapa klien mengalami periode depresi, bingung, atau priode
ketika tingkah laku klien menjadi aneh.
Perubahan yang paling sering adalah perubahan dalam memberi
argumentasi yang sulit dari perubahan dalam memberi penilaian tentang
benar dan salah. Hemiparesis disebabkan oleh tekanan pada area dan lintasan
motorik di dekat tumor. Jika area motorik terlibat, akan terjadi epilepsi
Jackson dan kelemhan motorik yang jelas. Tumor yang menyerang ujung
bahwa korteks prasentralis menyebabkan kelemahan pada wajah, lidah, dan
ibu jari, sedangkan tumor pada lobulus parasentralis menyebabkan kelemahan
pada kaki dan ekstrimitas bawah.
Tumor pada lobus frontalis dapat mengakibatkan gaya berjalan yang
tidak mantap, sering menyerupai ataksia serebelum. Jika lobus frontalis kiri
atau yang dominan terkena,akan terlihat adanya afasia dan apraksia .
Kerusakan fungsi kognitif dan afek psikologis didapatkan jika
kerusakan telah terjadi pada lobus dan afek psikologis didapatkan jika
kerusakan telah terjadi pada lobus frontal kapasitas, memori, atau fungsi
intelektual kortikal yang lebih tinggi mungkin rusak. Disfungsi ini dapat
ditunjukkan dala lapang perhatian terbatas, kesulitan dalam pemahaman,
19
lupa, dan kurang motivasi, yang menyebabkan klien ini menghadapi masalah
frustasi dalam program rehabilitas mereka.
Psikologi lain juga umum terjadi dan dimanifestasikan oleh emosi yang lebih,
bermusuhan, frustrasi, dendam, dan kurang kerjasama.
Pengkajian saraf kranial. Pengkajian ini meliputi pengkajian saraf kranial 1-
XII.
Saraf I. Pada klien tumor intrakranial yang tidak mengalami kompresi saraf
ini tidak memiliki kelainan pada fungsi penciuman.
Saraf II. Gangguan lapang pandang disebabkan lesi pada bagian tertentu dari
lintasan visual.
Papiledema disebabkan oleh statis vena yang menimbulkan pembengkakan
pada saraf optikus. Jika terlihat pada pemeriksaan funduskopi, tanda ini
mengisyaratkan peningkatan intrakranial. Sering kali sulit untuk
menggunakan tanda ini sebagai diagnosis tumor otak karena pada beberapa
individu fundus tidak memperlihatkan edema meskipun tekanan intrakranial
amat tinggi. Menyertai papiledema dapat terjadi gangguan penglihatan,
termasuk pembesaran bintik buta dan amaurosis fugaks (saat ketika
penglihatan berkurang).
Saraf III, IV, dan VI. Adanya kelumpuhan unilateral atau bilateral dari saraf
VI memberikan manifestasi pada suatu tanda adanya glioblastoma.
Saraf V. Pada keadaan tumor intrakranial yang tidak menekan saraf
trigeminus, tidak ada kelainan pada fungsi saraf ini. Pada neurolema yang
menekan saraf ini akan didapatkan adanya paralisis wajah unilateral.
Saraf VII. Persepsi pengecapan dalam batas normal, wajah asimetris, dan otot
wajah tertarik ke bagian sisi yang sehat.
Saraf VIII. Pada neurolema didapatkan adanya tuli persepsi. Tumor lobus
temporalis menyebabkan tinitus dan halusinasi pendengaran yang mungkin
diakibatkan iritasi korteks pendengaran temporalis atau korteks yang
berbatasan.
20
Saraf IX dan X. Kemampuan menelan kurang baik, dan terdapat kesulitan
membuka mulut.
Saraf XI. Tidak ada atrofi otot sternokleidonastoideus dan trapezius.
Saraf XII. Lidah simestris, terdapat deviasi pada satu sisi dan fasikulasi. Indra
pengecapan normal.
Pengkajian Sistem Motorik. Keseimbangan dan koordinasi, lesi serebelum
mengakibatkan gangguan pergerakan. Gangguan ini bervariasi, bergantung pada
ukuran dan lokasi spesifik tumor dalam serebelum. Gangguan yang paling sering
dijumpai yang kurang mencolok tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan
tumor serebelum adalah hipotonia (tidak adanya resistensi normal terhadap
regangan atau perpindahan anggota tubuh dari sikap aslinya) dan
hiperekstensibilitas sendi. Gangguan dalam koordinasi berpakaian merupakan ciri
khas pada klien dengan tumor pada lobus temporalis.
Pengkajian Refleks. Gerakan involunter: pada lesi tertentu yang
memberikan tekanan pada area fokal kortikal tertentu, biasanya menyebabkan
kejang umum, terutama pada tumor lobus oksipital.
Pengkajian Sistem Sensorik. Mungkin nyeri kepala merupakan gejala umum
yang paling sering dijumpai pada klien tumor otak. Nyeri dapat digambarkan
bersifat dalam, terus-menerus, dan kadang-kadang hebat sekali. Nyeri ini paling
hebat waktu pagi hari dan menjadi lebih hebat oleh aktivitas yang biasanya
meningkatkan tekanan intrakranial, seperti membungkuk, batuk, atau mengejan
pada waktu buang air besar. Nyeri kepala sedikit berkurang jika diberi aspirin dan
kompres dingin pada tempat yang sakit. Nyeri kepala yang dihubungkan dengan
tumor otak disebabkan oleh traksi dan pergeseran struktur peka-nyeri dalam
rongga intrakranial.
Lokasi nyeri kepala cukup bernilai oleh karena sepertiga dari nyeri kepala ini
terjadi pada tempat tumor sedangkan dua pertiga lainnya terjadi di dekat atau di
atas motor.
21
Nyeri kepala oksipital merupakan gejala pertama pada tumor fosa posterior.
Kira-kira sepertiga lesi supratentorial menyebabkan nyeri kepala frontal. Jika
keluhan nyeri kepala yang terjadi menyeluruh maka nilai lokasinya kecil dan pada
umumnya menunjukkan pergeseran ekstensif kandungan intrakranial yang
meningkatkan tekanan intrakranial.
Tumor pada lobus parietalis korteks sensorik parietalis mengakibatkan hilangnya
fungsi sensorik kortikalis, gangguan lokalisasi sensorik, diskriminasi dua-titik,
grafestesia, kesan posisi, dan stereognosis.
B4 (Bladder)
Inkontinensia urine yang berlanjut menunjukkan kerusakan neurologis luas.
B5 (Bowel)
Didapatkan adanya keluhan kesulitan menelan, nafsu makan menurun, mual muntah
pada fase akut. Mual dan muntah terjadi sebagai akibat rangsangan pusat muntah
pada medula oblongata. Muntah paling sering terjadi pada anak-anak dan
berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial disertai pergeseran batang
otak. Muntah dapat terjadi tanpa didahului mual dan dapat berupa muntah proyektil.
B6 (Bone)
Adanya kesulitan untuk beraktivitas karena kelemahan, kehilangan sensori, dan
mudah lelah menyebabkan masalah pada pola aktifitas dan istirahat.
Pemeriksaan Diagnostik
Setiap kasus yang dicurigai menderita lesi intrakranial harus menjalani evaluasi
medis lengkap dengan perhatian khusus pada pemeriksaan neurologis.
Penyelidikan diagnostik spesifik dilakukan setelah pemeriksaan neurologis dan
dimulai dari tindakan non-invasif yang menimbulkan risiko paling kecil sampai
tindakan yang mempergunakan teknik invasif dan yang lebih berbahaya.
Radiogram Tengkorak
Memberikan iinformasi yang sangat berharga mengenai struktur, penebalan, dan
klasifikasi; posisi kelenjar pineal yang mengapur; dan posisi seta tursika.
22
Elektroensefalogram
Memberikan informasi mengenai perubahan kepekaan neuron. Pergeseran kandungan
intraserebral dapat dilihat pada ekoensefalogram. Pencitraan radioaktif
memperlihatkan area akumulasi abnormal dari zat radioaktif. Tumor otak maupun
oklusio vaskular, infeksi, dan trauma mengakibatkan kerusakan barier darah otak
yang menyebabkan akumulasi abnormal zat radioaktif.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko tinggi peningkatan intrakranial yang berhubungan dengan desak ruang
oleh massa tumor intrakranial.
2. Pola napas tidak efektif yang berhubungan dengan kompresi pada pusat
pernapasan di medula oblongata, kelemahan otot-otot pernapasan, dan
kegagalan fungsi pernapasan.
3. Nyeri kepala yang berhubungan dengan traksi dan pergeseran struktur peka-
nyeri dalam rongga intrakranial.
4. Risiko tinggi trauma yang berhubungan dengan serangan kejang dan
penurunan tingkat kesadaran.
5. Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan penurunan kesadaran dan
kehilangan kontrol koordinasi gerakan.
6. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan
peningkatan pemakaian energi untuk metabolisme serta asupan nutrisi yang
kurang sekunder dari mual dan muntah.
7. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan misinterpretasi informasi,
tidak mengenal sumber-sumber informasi, dan ketegangan akibat krisis
situasional.
8. Ansietas yang berhubungan dengan prognosis penyakit yang tidak jelas.
3. Perencanaan
Sasaran pada klien ini meliputi tidak terjadinya peningkatan TIK dan nyeri
klien berkurang.
23
RISIKO PENINGKATAN TIK YANG BERHUBUNGAN DENGAN DESAK RUANG OLEH MASA TUMOR INTRAKRANIAL DAN EDEMA SEREBRALTujuan : tidak terjadi peningkatan TIK pada klien dalam waktu 3 x 24jam.Kriteria: klien tidak gelisah, klien tidak mengeluh nyeri kepala, mual-mual dan muntah, GCS: 4,5,6, tidak terdapat papiledema. TTV dalam batasan normal.INTERVENSI RASIONALISASIKaji faktor penyebab dari situasi/keadaan individu/penyebab koma/penurunan perfusi jaringan dan kemungkinan penyebab peningkatan TIK.
Deteksi dini untuk memprioritaskan intervensi, mengkaji status neurologi/ tanda-tanda kegagalan untuk menentukan perawatan kegawatan atau tindakan pembedahan.
Memonitor tanda-tanda vital tiap 4 jam. Suatu keadaan normal bila sirkulasi serebral terpelihara dengan baik atau fluktuasi ditandai dengan tekanan darah sistemik, penurunan dari outoregulator kebanyakan merupakan tanda penurundifusi lokal vaskularisasi darah serebral. Dengan peningkatan tekanan darah (diatolik) maka dibarengi dengan peningkatan tekanan darah intrakranial. Adanya peningkatan TD, brakikardi, disritmia, dispnea merupakan tanda terjadi peningkatan TIK.
Evaluasi pupil. Reaksi pupil dan pergerakan kembali dari bola mata merupakan tanda dari gangguan nervus/saraf jika batang otak terkoyak. Keseimbangan saraf antara simpatis dan parasimpatis merupakan respons refleks nervus kranial.
Monitor temperatur dan pengaturan suhu lingkungan.
Panas merupakan refleks dari hipotalamus. Peningkatan kebutuhan metabolisme dan O2 akan menunjang peningkatan TIK.
Berikan periode istirahat antara tindakan perawatan dan batasi lamanya prosedur.
Tindakan yang terus-menerus dapat meningkatkan TIK oleh efek rangsangan kumulatif.
Kurangi rangsangan ekstra dan berikan rasa nyaman seperti masase punggung, lingkungan yang tenang, sentuhan yang ramah, dan suasana/pembicaraan yang tidak gaduh.
Memberikan suasana yang tenang (colming efect) dapat mengurangi respons psikologis dan memberikan istirahat untuk mempertahankan TIK yang rendah.
Cegah/hindarkan terjadinya valsava manuver.
Mengurangi tekanan intratorakal dan intraabdominal sehingga menghindari peningkatan TIK.
24
Bantu pasien jika batuk atau muntah. Aktivitas ini dapat meningkatkan intra torak/ tekanan dalam torak dan tekanan dalam abdomen di mana aktivitas ini dapat meningkatkan tekanan TIK.
Kaji peningkatan istirahat dan tingkah laku pada pagi hari.
Tingkah nonverbal ini dapat merupakan indikasi peningkatan TIK atau memberikan refleks nyeri di mana pasien tidak mampu mengungkapkan keluhan secara verbal dan nyeri yang tidak menurun dapat meningkatkan TIK.
Palpasi pada pembesaran atau pelebaran blader, pertahankan drainage urine secara paten jika digunakan dan juga monitor terdapatnya konstipasi.
Dapat meningkatkan respons atutomatik yang potensial menaikkan TIK.
Berikan penjelasan pada klien (jika sadar) dan keluarga tentang sebab-akibat TIK meningkat
Meningkatkan kerjasama dalam meningkatkan perawatan klien dan mengurangi kecemasan.
Observasi tingkat kesadaran dengan GCS.
Perubahan kesadaran menunjukkan peningkatan TIK dan berguna menentukan lokasi dan perkembangan penyakit.
Kolaborasi: Pemberian O2 sesuai indikasi;
Berikan cairan intravena sesuai dengan yang diindikasikan;
Berikan obat diuretik osmotic, contohnya mannitol furoscide;
Berikan steroid, contohnya dextamethason, methyl prednisolone;
Berikan analgesik narkotik, contohnya codein;
Berikan antipiretik, contohnya aseptaminophen;
Monitor hasil laboratorium sesuai dengan indikasi seperti prothrombin, LED.
Mengurangi hipoksemia, dimana dapat meningkatkan vasodilatasi serebral dan volume darah dan menaikkan TIK.Pemberian cairan mungkin diinginkan untuk mengurangi edema serebral, peningkatan minum pada pembuluh darah, tekanan darah, dan TIK.Diuretik mungkin digunakan pada fase akut untuk mengalirkan air dari brain cells, dan mengurangi edema serebral dan TIK.Untuk menurunkan inflamasi (radang) dan mengurangi edema jaringan.Mungkin diindikasikan untuk mengurangi nyeri dan obat ini berefek negatif pada TIK tetapi dapat digunakan dengan tujuan untuk mencegah dan menurunkan sensasi nyeri.Mengurangi atau mengontrol hari dan pada metabolisme serebral atau oksigen yang diinginkan.Membantu memberikan informasi
25
tentang efektifitas pemberian obat.
4. Implementasi
Melaksanakan Intervensi keperawatan
5. Evaluasi : Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan.
26
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan :
Tumor otak adalah terdapatnya lesi yang ditimbulkan karena ada desakan ruang baik
jinak maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen, dan tengkorak. (price, A.
Sylvia, 1995: 1030). Tumor intracranial meliputi lesi benigna dan maligna. Tumor
intracranial dapat terjadi pada beberapa struktur area otak dan pada semua kelompok
umur. Tumor otak dinamakan sesuai dengan jaringan dimana tumor itu muncul
Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui, tetapi sekarang telah
diadakan penelitian mengenai herediter, sisa-sisa embrional, radiasi, virus, substansi-
substansi zat karsinogenik, trauma kepala. Penatalaksaan pasien dengan tumor otak
dapat dilakukan pembedahan, kemoterapi, dan radioterapi.
2. Saran :
1. Perawat hendaknya mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan
tumor otak secara holistik didasari dengan pengetahuan yang mendalam mengenai
penyakit tersebut.
2. Klien dan keluarganya hendaknya ikut berpartisipasi dalam penatalaksaan serta
meningkatkan pengetahuan tentang tumor otak yang dideritanya.
27
Daftar Pustaka
Muttaqin, arif. 2008. Asuhan keperawatan dengan gangguan sistem persarafan.
Jakarta: salenba medika
Ignatavicius D Donna, Medical Surgical Nursing, WB. Saunders Company,
Philadelphia, 1991
Long C. Barbara, Essential of Medical Surgical Nursing, CV. Mosby Company, St.
Louis, 1985
Vogt Gordon. Manual of Neurological Care, CV. Mosby Company, St Louis, 1985
28