33
PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH SAMPAH DI DUA TPS YANG BERBEDA (Pasar Rengasdengklok & Pasar Ujung Berung) Laporan Hasil Observasi ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas kelompok yang merupakan tugas Mata Kuliah Pengetahuan Lingkungan Hidup dengan dosen pengampu Dosen : Drs. R. Ading Pramadi, MS Assisten : Meti Maspupah, M.Pd Disusun oleh: Aan Amilah (1211206002) Cep Zaki (1210206020) Jaenudin (1211206038) Kukuh Masdhin (1211206040) IV/A JURUSAN PEND. MIPA PRODI PEND. BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2013

Laporan Observasi Penelitian TPS.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Observasi Penelitian TPS.pdf

PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH SAMPAH DI

DUA TPS YANG BERBEDA

(Pasar Rengasdengklok & Pasar Ujung Berung) Laporan Hasil Observasi ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas kelompok yang

merupakan tugas Mata Kuliah Pengetahuan Lingkungan Hidup dengan dosen pengampu

Dosen : Drs. R. Ading Pramadi, MS

Assisten : Meti Maspupah, M.Pd

Disusun oleh:

Aan Amilah (1211206002)

Cep Zaki (1210206020)

Jaenudin (1211206038)

Kukuh Masdhin (1211206040)

IV/A

JURUSAN PEND. MIPA PRODI PEND. BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2013

Page 2: Laporan Observasi Penelitian TPS.pdf
Page 3: Laporan Observasi Penelitian TPS.pdf

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohiim.....

Alhamdulillah, segala puji bagi Tuhan semesta alam Allah SWT. Berkat izinnya

akhirnya laporan hasil observasi ini dapat tersusun. Solawat beserta salam juga tetap

terlimpah pada sang revolusi Islam Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.

Kami selaku penyusun dan tim observasi menghaturkan terimakasih kepada pihak-

pihak yang terlibat dalam observasi ini yang telah membantu dalam mencari berbagai

referensi tempat dan memberikan saran dalam penyusunan laporan hasil observasi ini

sehingga akhirnya laporan hasil observasi ini dapat tersusun dengan baik dan sistematik.

Observasi yang telah kami lakukan ke dua Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang

berbeda yaitu di TPS Pasar Rengasdengklok dan TPS Pasar Ujung Berung diharapkan dapat

menjadi sampel di beberapa TPS di setiap daerah yang letaknya dekat dengan pasar

tradisional.

Bandung, Maret 2013

Penyusun

Page 4: Laporan Observasi Penelitian TPS.pdf

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................ i

Daftar Isi ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................. iii

B. Rumusan Masalah ............................................................................................ iv

C. Tujuan Masalah ................................................................................................ iv

BAB II KAJIAN TEORI

A. Identifikasi Masalah ......................................................................................... 1

B. Argumentasi ..................................................................................................... 9

C. Hasil Observasi ................................................................................................ 10

BAB III PENUTUP

A. Saran ............................................................................................................ 18

B. Implikasi ............................................................................................................ 19

C. Solusi ............................................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 5: Laporan Observasi Penelitian TPS.pdf

iii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pada dasarnya pola pembuangan sampah yang dilakukan dengan sistem

tempat pembuangan akhir (TPA) yang beroperasi saat ini sudah tidak relevan lagi

dengan pertambahan penduduk yang pesat, dan lahan kota yang semakin sempit.

Pembuangan yang dilakukan dengan pembuangan sampah terbuka dan di tempat

terbuka juga berakibat meningkatnya intensitas pencemaran. Selain itu yang

paling dirugikan dan selama ini tidak dirasakan oleh masyarakat adalah telah

dikeluarkannya miliaran rupiah untuk mengelola TPA (Tiwow, et. al., 2003).

Peningkatan volume sampah menyebabkan kebutuhan lahan penimbunan

di TPA semakin meningkat. Cukup sulit memperoleh lahan yang luas dan

memenuhi syarat-syarat untuk TPA di kota, sehingga TPA terpaksa ditempatkan

di pinggiran kota atau bahkan di luar kota. Hal tersebut mengakibatkan jarak TPS

yang umumnya dekat dengan sumber timbulan terhadap TPA cukup jauh waktu

tempuhnya (time trip) dan biaya transportasi yang dibutuhkan lebih besar akiba

jauhnya jarak tersebut (Wiranegara, 2002).

Cara penyelesaian yang ideal dalam penanganan sampah di perkotaan

adalah dengan pengelolaan sampah terpadu. Seperti yang tercantum dalam

Undang-undang RI Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah bahwa

sampah telah menjadi permasalahan nasional sehingga pengelolaannya perlu

dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan

manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat dan aman bagi lingkungan, serta

dapat mengubah perilaku masyarakat.

Berbicara mengenai sampah, maka kami selaku mahasiswa ingin

mengetahui langsung bagaimana kondisi di dua TPS yang berbeda yaitu di TPS

Rengasdengklok dan TPS Ujung Berung. Karena banyaknya keluhan-keluhan dari

masyarakat sekitar yang merasa terganggu oleh adanya ke dua TPS terebut. Maka

dari hal itu kami melakukan observasi pada tanggal 24 Maret 2013 di TPS

Page 6: Laporan Observasi Penelitian TPS.pdf

iv

Rengasdengklok dan 30 Maret 2013 di TPS Ujung Berung, obsevasi kami lakukan

selain melihat kondisi lingkungan secara langsung kami juga mewawancarai

warga disekitarnya guna mendapatkan data yang akurat dan ingin mengetahui

pencemaran apa saja yang selama ini dikeluhkan oleh masyarakat sekitar.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka kami dapat merumuskan beberapa

permasalahan menjadi beberapa poin pertanyaan, diantaranya adalah:

1. Bagaimana kondisi nyata/sesungguhnya TPS rengasdengklok dan TPS Ujung

Berung?

2. Adakah pengolahan sampah yang dilakukan oleh pihak PEMDA sekitar demi

menjaga stabilitas lingkungan?

3. Apa saja yang dikeluhkan warga sekitar mengenai pencemaran yang

ditimbulkan oleh adanya TPS tersebut?

C. Tujuan Dari beberapa rumusan masalah diatas, maka kami memiliki beberapa tujuan,

yaitu:

1. Mengetahui kondisi nyata/sesungguhnya di TPS rengasdengklok dan TPS

Ujung Berung?

2. Mengetahui da atau tidaknya pengolahan sampah yang dilakukan oleh pihak

PEMDA sekitar demi menjaga stabilitas lingkungan.

3. Mengetahui keluhan apa saja yang dikeluhkan warga sekitar mengenai

pencemaran yang ditimbulkan oleh adanya TPS tersebut.

Page 7: Laporan Observasi Penelitian TPS.pdf

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Identifikasi Masalah

1. Pengertian Sampah dan Dampaknya

Sampah adalah sebagian dari benda-benda atau hasil-hasil yang dipandang

tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, dan harus dibuang, sedemikian

rupa sehhingga tidak mengganggu kelangsungan hidup.

Perkembangan dalam pembangkitan jumlah sampah terutam disebabkan

oleh perubahan berbagai tingkat dan struktur konsumsi dan produksi, sampah kota

dan sampah industri merupakan bagian yang terpenting dalam hal ini.

Sampah adalah semua jenis buangan/ kotoran padat yang berasal antara

lain dari rumah tinggal, perkotaan, rumah penginapn, hotel, rumah makan,

restoran, pasar, bangunan umum, pabrik, industri, termasuk piung-puing/sisa-sisa

bahan-bahan bangunan dan besi tua (bekas) kendaraan bermotor dan lain-lain

yang sejenis.

Sampah mengandung berbagai bahan pencemar seperti: pencemar dari

biologis seperti bakteri, jamur, virus, protozoa dan sebagainnya baik yang patogen

maupun yang tidak, pencemaran anorganik seperti kaleng, kaca, besi, paku,

plastik, kain dan sebagainya. Pencemar bahan toksik (beracun) seperti sisa-sisa

obat, baterai, asbes, dan sebagainnya.

Yang perlu mendapatkan perhatian adalah sampah/limbah dari rumah sakit

dan poloklinik yang seharusnya dibuang ke tempat khusus, limbah dari tempat ini

mengandung berbagai macam kuman dan penyakit yang berpotensi menyebar

kelingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Untuk mencegah terjadinya pencemaran perlu diupayakan adanya

organisasi pembuangan sampah akan menentukan tempat pembuangan sampah

dan manajemen pembuangan sampah.

Page 8: Laporan Observasi Penelitian TPS.pdf

2

Sampah yang terkumpul seharusnya dibuang ke tempat tertentu yang jauh

dari pemukiman, jauh dari sumber air dan badan air, ini dimaksudkan agar tidak

terjadi dampak berangkai yang merugikan masyarakat.

Seharusnya sampah dipilah-pilah sehingga menjadi sampah yang terurai

dan yang tidak terurai, sampai yang terurai dapat dijadikan kompos sebagai bahan

pupuk sampah yang tidak dapat teruraikan dapat di daur ulang untuk

dimanfaatkan kembali.

Sampah yang terkumpul dapat dimusnahkan dengan pembakaran sampah,

agar tidak menimbulkan pencemaran udara yang serius, proses pembakaran

sampah hendaknya dilakukan dalam tungku-tungku bersuhu tinggi dan diadakan

penyaringan pada cerobong asapnya.

Sampah memiliki hubungan yang erat dengan kesehatan karena:

Sampah merupakan tempat berkembangbiaknya bebragai jenis binatang vektor

seperti lalat, tikus dan lain-lain.

Pembuangan sampah disembarang tempat dapat terbawa ke selokan sungai

menyebabkan pencemaran air dan tersumbatnya saluran air

Sampah yang dibuang sembarangan akan menyebabkan pemnadangan yang

tidak enak dan mengeluarkan bau busuk.

Apabila sampah dapat dikelola dan dimanfaatkan secara maksimal akan dijadikan

dampak positifnya antara lain:

Mengurangi tempat berbiaknya serangga dan binatang pengerat sebagai

vektor penyakit.

Mengurangi insidenn penyakit yang berhubungan dengan samapah

Membuna estetika lingkungan

Keadaan lingkungan yang biak akan menghemat pengeluaran devisa

Apabila sampah tidak dikelola dengan baik, akan didapatkan dampak negatif

antara lain:

Page 9: Laporan Observasi Penelitian TPS.pdf

3

Insiden penykit meninggal, misalnya penyakit saluran pernafasan (diare,

kolera, tipus), demm berdarah, penyakit kulit dan sebagainya. Potongan-

potongan besi, kaleng, kaca dapat melukai anggota tubuh.

Mengganggu estetika lingkungan

Menimbulkan bau, abu dan polusi udara lainnya (bila sampah dibakar)

Sampah yang masuk kedalam air dapat menurunkan kualitas air,

mencemari permukaan dan banjir

Bila air jadi asam karena pembusukan sampah, maka akan berakibat

dipercepatnya perusakan fasilitas pelayanan masyarakat seperti jalan,

jembatan, dan sebagainya.

Pengelolaan sampah yang kurang baik mencerminkan status keadaan

sosial masyarakat di daerah tersebut

Sampah dapat menimbulkan gangguan keseimbangan lingkungan , kesehatan

serta kematian dan pencemaran, gangguan tersebut dapat disebutkan sebagai

berikut:

a. Sampah dapat menimbulkan pencemaran atau pengotoran,

pencemaran dapat berupa udara yang kotor karena mengandung gas-

gas yang terjadi dari perombakan sampah, bau yang tidak enak,

daerah yang becek dan kadang-kadan berlumpurnya lebih apabila

musim penghujan.

b. Sampah bertumpuk-tumpuk dapat menimbulkan kondisi tidak sesuai

dengan lingkungan yang normal. Dapat menyebabkan kenaikan suhu

dan kenaikan pH menjadi terlalu asam atau terlalu basa, keadaan

demikian akan menyebabkan terganggunya kehidupan dilingkungan

sekitarnya

c. Kekurangan oksigen pada daerah pembuangan sampah, keadaan ini

disebabkan karena selama proses perombakan sampah menjadi

senyawa-senyawa sederhana diperlukan osegen yang diambil dari

udara di sekitarnya, bila dibiarkan terus menerus dapat terjadi akibat

yang lebih parah, misalnya tanah menjadi gersang (kurus).

Page 10: Laporan Observasi Penelitian TPS.pdf

4

d. Gas-gas yang dihasilkan selama degradasi sampah dapat

membahayakan kesehatan dan kadang-kadang beracun serta dapat

mematikan

e. Berbagai penyakit akan timbul dari berbagai sampah yang ditularkan

oleh lalat, tikus, anjing atau binatang yang lainnnya.

Sampah tidak dapat di golongkan sebagai pemandangan yang nyaman

untuk dinikmati. Sampah merupakan segala bentuk buangan padat yang sebagian

besar berasal dari aktivitas manusia (domestik). Sampah domestik lebih banyak

didominasi oleh bahan organik, meskipun tipe dan komposisinya bervariasi dari

satu kota ke kota lainnya, bahkan dari hari ke hari. Sampah merupakan penyebab

terjadinya pencemaran terhadap lingkungan. Pencemaran karena sampah dapat

membawa akibat-akibat negatif, baik terhadap kehidupan di sekitarnya, maupun

terhadap kehidupan manusia. Pencemaran tersebut mungkin dapat berbentuk

rusaknya tanah-tanah pertanian, perikanan, gangguan kehidupan mikroorganisme

dan organisme-organisme lainnya di sekitar lokasi sampah. Limbah domestik

merupakan campuran yang rumit dari zat-zat bahan mineral dan organik dalam

banyak bentuk, termasuk partikel-partikel besar dan kecil benda padat, sisa bahan-

bahan larutan dalam keadaan terapung dan dalam bentuk koloid dan setengah

koloid. Sampah mengandung zat-zat hidup, khususnya bakteri, virus, dan

protozoa, dan dengan demikian merupakan wadah yang baik sekali untuk

pembiakan jasad-jasad renik. Kebanyakan daripada bakteri itu secara relatif tidak

berbahaya namun sebagian dari mereka secara positif berbahaya karena

pathogenik.

Kadar air sampah adalah sangat tinggi. Benda-benda padat dalam sampah

dapat berbentuk organik maupun anorganik. Zat organik dalam sampah terdiri

dari bahan-bahan nitrogen, karbohidrat, lemak, dan sabun. Mereka bersifat tidak

tetap dan menjadi busuk, mengeluarkan bau tidak sedap. Sifat-sifat khas sampah

inilah yang membuat perlunya pembenahan sampah dan menyebabkan

kesulitankesulitan yang maha besar dalam pembuangannya. Benda-benda padat

anorganik biasanya tidak merugikan.

Page 11: Laporan Observasi Penelitian TPS.pdf

5

2. Sumber dan Macamnya Sampah

a. Sampah Berasal Dari Pemukiman

Terdiri dari sapah pengolahan makanan, daari halaman dan dalam rumah,

sisa-sisa minyak, kardus bekas, bekas pembungkus, kertas bekas dan

sebagainya.

b. Sampah Berasal Dari Daerah Perdagangan

Erdiri dari sampah pusat perdagangan atau pasar biasanya terdiri dari

kardus-kardus besar, kotak-kotak pembungkus, kertas-kertas koran, pita

mesin, sampah makanan dari restoran.

c. Sampah Berasal Dari Jalan-Jalan

Berasal dari pembersih jalan-jalan, kertas-kertas, plastik, kardus, sobekan-

sobekan, daun-daun dan lain-lain.

d. Sampah Berasal Dari Industri

Berasal dari pembangunan industri dan segala sampah dari prosess-proses

produksi yang terjadi dalam industri, sampah pengepakan barang sampah

bahan makanan, logam, plastik, kayu, potongan tekstil, termasuk sampah

industri yang bersiat beracun berbahaya terhadap kesehatan masyarakat.

e. Sampah Berasal Dari Pertanian Dan Perkebunan

Dapat berupa sampah-sampah yang berasal dari hasil

perkebunan/pertanian, jerami, sisa-sisa sayuran, batang jagung, pohon

kacang-kacangan dan lain-lain yang jumlahnya cukup besar sewaku

musim panen.

f. Sampah Berasal Dari Pertambangan

Sampah yang dihasilkan tergantung dari jenis usaha tambangnya dimana

mengndung zat kontaminan yang bila kena hujan dapat menembus dan

membawa zat-zat yang berbahaya ke suatu sumber air sehingga

mencemari sumber air dan sebagainya.

g. Sampah Berasal Dari Gedung-Gedung Dan Perkantoraan

Terdiri dari kertas-kertas, karbon, pita mesin tik, penjepit yang bersifat

kering dan umumnya mudah terbakar.

h. Sampah Berasal Dari Penghancuran

Page 12: Laporan Observasi Penelitian TPS.pdf

6

Gedung-gedung, pemugaran, bangunan, puing-puing, pipa plastik/besi,

paku, kayu, kaca, kaleng dan lain-lain.

i. Sampah Berasal Dari Tempat Umum

Tempat hiburan, tempat olahraga, tempat ibadah dan lain-lain berupa

kertas, pembungkus, sisa makanan, pastik dan lain-lain.

j. Sampah Berasal Dari Peternakan Dan Perikanan

Dapat berupa kotoran ternak atau sisa-sisa dari makanan, bangkai ikan,

sisa makan ikan dan lumpur.

Sampah bila diklasifikasikan berdasarkan sifatnya adalah:

a. Berdasarkan Zat Kimia Yang Terkandung Di Dalamnya:

- Bersifat anorganik (logam-logam, pecahan, gelas, abu)

- Bersifat organik (sisa-sisa makanan, kertas, plastik, daun, sisa sayuran

dan buah)

b. Berdasarkan Dapat Tidaknya Di Bakar:

- Sampah yang mudah terbakar (kertas, karet, plastik, kain, kayu)

- Sampah yang tidak dapat dibakar (kaleng, sisa potongan besi, gelas,

abu)

c. Berdasarkan Dapat Tidaknya Membusuk:

- Samph yang sukar membusuk (plastik, kaeng, pechan gela, karet)

- Sampah yang mudah membususuk (potongan daging, sisa daun, buah).

3. Penanganan Sampah

Penanganan sampah dapat berbentuk semata-mata membuang sampah atau

mengembalikan sampah menjadi bahan-bahan yang bermanfaat. Tahap

pertama dalam penangan sampah ialah mengumpulkan sampah dari berbagai

tempat ke suatu lokasi pengumpulan, sesudah itu dilakukan pemisahan

komponen sampah menurut jenisnya.

Samph merupakan suatu baraang yang tidak dipergunakan lagi, yang tidak

dapat dipakai lagi dan yang tidak disenangi dan harus dibuang, maka sampah

tentu saja harus dikelola dengan sebaik-baiknya

Page 13: Laporan Observasi Penelitian TPS.pdf

7

Dalam menangani pengelolaan sampah meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Pengumpulan

Sampah yang akan dibuang harus dikumpulkan lebih dulu dari berbagai

tempat asalnya, dengan alat-alat yang sederhana seperti sapu lidi,

pengeruk/penggaruk, maka sampah berupa bak sampah, tong sampah dan

kotak-kotak sampah dan lain-lain dikumpulkan dengan mengggunakan

kendaraaan-kendaraan pengangkut (truk, gerobak, kereta dorong) sampah

tersebut diangkut kelokasi pembuangan atau pemanfaatan sampah.

Syarat-syarat yang dianjurkan untuk tempat pengumpulan sampah agar

memenuhi syarat kesehatan adalah sebagai berikut:

- Dibuang diatas permukaan setinggi kendaraan pengangkut sampah.

- Mempunyai dua buah pintu, satu untuk tempa masauk sampah dan yang

satunya lagi untuk mengeluarkan

- Perlu ada lubang ventilasi, tertutup kawat kasa untuk mencegah

masuknya lalat

- Di dalam rumah sampah harus ada keran air untuk membersihkan lantai

- Tidak menjadi tempat tinggal lalat dan tikus

- Tempat tersebut mudah dicapai baik oleh masyarakat yang akan

mempergunakannya ataupun oleh kendaraan pengangkut sampah.

b. Pemisahan

Tujuannya adalah untuk memisahkan jenis-jenis sampah yaitu yang berupa

daun-daun kertas atau yang tergolong sampah organik dipisahkan dengan

sampah yang berupa gelas, keramik, logam plastik (sampah anorganik),

apabola sampah dibuang untuk penimbun, maka pemisahan ini perlu

dikerjakan. Apabila sampah akan dimanfaatkan menjadi produk-produk

berguna maka tahap pemisahan perlu dikerjakan. Pemisahan dikerjakan

dua tahap, pertama dipisahkan antara sampah organik dan sampah

anorganik, tahap kedua dipisahkan berdasarkan jenisnya menurut

keperluan.

c. Pembakaran

Page 14: Laporan Observasi Penelitian TPS.pdf

8

Dalam membakar diusahakan harus keadaan apinya berkobar, sehingga

sampah bisa langsung habis dilalap api tanpa tersisa sedikit pun.

Pembuangan sampah aharus dilakukan di daerah tertntu sedemikian rupa

sehingga tidak mengganggu kesehatan manusia.

d. Penimbunan atau Pembuangan

Pekerjaan pembakaran sampah ialah pekerjaan tanpa mengambil manfaat,

baik dari sampah maupun hasil pembakarannya.

Yang dimaksud pembuangan sampah disini ialah menempatkan sampah

pada suatu tempat yang rendah, keudian menimbunnya dengan tanah.

Beberapa keuntungan juka sampah ditimbun ialah:

- Tanah yang semula tidak rata dapat dibuat rata

- Tempat yang semula tidak dapat digunakan, menjadi berfungsi

menjadi tempat yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan,

misalnya jalan, gedung dan sebagainya.

- Bila tanah tersebut digunakan untuk pertanian, tanaman tau ditanamai

dengan pohon-pohonan akan menjadi tempat yang subur sekali.

- Akibat-akibat negatif sampat terhadap lingkungan dapat dikendaikan

Lokasi penimbunan sampah perlu diperhatikan dengan seksama. Lokasi

sebaiknya jauh dari keramaian kota, atau sekecil mungkin dapat

menimbulkan gangguan lingkungan.

e. Pengomposan Sampah

Kompos ialah hasil proses pengomposan, yaitu suatu cara untuk

mengkonversikan bahan-bahan organik menjadi bahan-bahan yang telah

dirombak lebih sederhana dengan mengunakan aktivitas mikrobik, semacam

perombakan yang terjadi pada bahan organik dalam tanah oleh bakteri tanah.

Pengomposan secara sederhana pada umumnya dikerjakan hanya dengan

menumpuk-numpuk sampah kemudian membiarkan beberapa wakt lamanya.

Page 15: Laporan Observasi Penelitian TPS.pdf

9

Sampah yang terlalu kering akan menyebabkan pengomposan yang lama,

bisanya kadar air 48-55%.

Pengomposan akan berjalan lama apabila jumlah mikroba pada mulanya

sedikit, untuk memperbanyak jumlah mikroba pada awal pengomposan dapat

ditambahkan bibit berupa kotoran ternak atau limbah cairan misalnya dari

rumah-rumah tangga.

Dengan memperbaiki kondisi pengomposan selain akan mendapatkan hasil

kompos yang baik juga memperpendek waktu pengomposan menjadi kurang-

lebih hanya satu bulan saja.

B. Argumentasi

Permasalahan pencemaran oleh sampah tidak henti-hentinya terjadi dan

menimbulkan permasalahan–permasalahan lingkungan. Terjadinya penumpukan

sampah di TPA dan TPS yang tersebar di setiap kota dan daerah itu berbeda,

perbedaan itu semata-mata dikarenakan oleh padatnya jumlah penduduk yang idak

di imbangi oleh penanggulangan sampah yang tepat. Akibatnya sampah-sampah

yang dihasilkan oeh masyarakat menumpuk bahkan menggunung menjadi

gunung-gunung sampah. Jika hal tersebut tetap terjadi, maka dapat dipastikan

akan mencemari lingkungan sekitarnya.

Beberapa pencemaran akan terjadi karena kondisi ini. Seperti akan

mencemari udara, air bahkan akan mencemari tanah. Apalagi jika di sekitar TPA

atau TPS itu terdapat perumahan penduduk maka akan meluas permasalahannya

seperti akan timbulnya beberapa penyait karena kondisi lingkungan yang kotor

dan tidak layak. Udara yang tidak seharusnya dihirup karena kotor, air sumur

warga yang digunakan untuk melakkan aktifitas sehari-hari akan tercemar seperti

air sumur yang keruh dan bau karena meresapnya zat-zat yang berbahaya kedalam

tanah yang akhirnya dapat menimbulkan air yang keruh dan kotor di sumur-sumur

atau sumber air lainnya yang brasal dari tanah sekitar yang akhirnya menimbulkan

penyakit kepada manusia karena mengkonsumsi air yang tidak bersih/tercemar,

menghirup udara yang kotor. Selain daripada hal itu gunungan sampah juga dapat

menjadi sarang nyamuk untuk berkembang biak karena daerah kotor dan kumuh

Page 16: Laporan Observasi Penelitian TPS.pdf

10

gampang dihinggapi nyamuk bahkan berbagai jenis nyamuk berkembang biak

disana, yang dikhawatirkan adalah nyamuk demam berdarah yang menyerng

warga yang rumahnya dekat dengan TPA/TPS tersebut.

Jika PEMDA setempat tidak segera mengmbil tindakan untuk pengelolaan

limbah sampah ini, dikhawatirkan akan muncul masalah-masalah lain yang

ditimbulkan oleh lingkungan yang tercemar ini. PEMDA jangan terlalu lama

untuk berfikir karena semakin hari sampah menumpuk dan menggunung yang

akhirnya sampai akhirnya menelan banyak korban jiwa maupun rumah, sawah,

dan kebun penduduk yang ada di sekitarnya beberapa waktu lalu, mengguncang

sekaligus menyadarkan masyarakat, eksekutif maupun pihak legislatif untuk tidak

lagi menganggap enteng penanganan sampah. Kejadian yang pernah terjadi di

TPA Leuwigajah Bandung pada tahun 2005 lalu karena ledakan gas metana dan

juga kondisi sampah disana sudah over load . Kota Bandung yang dulu terkenal

kota kembang sekarang telah berubah menjadi Bandung kota sampah karena hal

tersebut. Sampah di Bandung kini menjadi masalah yang serius sehingga tidak

bisa ditunda-tunda lagi penanganannya. Untuk itu perlunya berbagai pihak terkait,

terutama Pemprov Jabar dan pusat untuk segera memfasilitasi sekaligus

memberikan back up dana guna menangani permasalahan sampah di Bandung

Raya.

C. Hasil Observasi

Dari hasil observasi yang telah kelompok kami lakukan ke dua tenpat

yaitu di Rengasdengklok-Karawang dan di Ujung Berung-Bandung, sebetulnya

tempat tujuan observasi kami adalah TPA Rengasdengklok dan TPA Bandung,

tetapi kami tidak berhasil mendatangi ke dua TPA tersebut dikarenakan ada

beberapa kendala yang tidak memungkinkan kami untuk melakukan observasi

kesana. Tetapi kami mengamati dan melakukan observasi ke dua daerah tersebut,

hanya saja loksi yang kami pilih itu adalah TPS (Tempat Pembuangan Sampah) di

Rengasdengklok dan di Ujung Berung. Berdasarkan hasil dari observasi kami ke

dua tempat diatas, kami memperole data-data dan informasi mengenai sampah-

sampah di dua TPS tersebut.

Page 17: Laporan Observasi Penelitian TPS.pdf

11

TPS Rengasdengklok-Karawang

Keadaan TPS di daerah Rengasdengklok Kabupaten Karawang ini yaitu

sampah yang dihasilkan dalam sehari di Kecamatan Rengasdengklok adalah 10

ton / hari untuk sampah kering yang terdiri dari sampah rumah tangga, jalan,

restoran,toko dan sampah-sampah kering lainnya. Sedangkan untuk sampah basah

ini mencapai 5 ton / hari, biasannya yang menyumbang sampah basah paling

banyak yaitu di daerah Pasar Tradisional Rengasdengklok. Berdasarkan

keterangan yang kami dapat dari salah seorang petugas kebersihan wilayah

Rengasdengklok yaitu Bapak Ujang, di dapatkan keterangan bahwa dalam sehari

mobil truk sampah yang dikirim dari TPA Jalupang, Kecamatan Kotabaru

Kabupaten Karawang oleh PEMDA Karawang mencapai 5 truk dalam sehari

dengan kapasitas muatan yaitu 3 ton / truk. Jadi dalam sehari sampah di daerah

Rengasdengklok mencapai 15 ton / hari. Berdasarkan keterangan petugas

kebersihan yang sama bahwa sampah-sampah yang dihasilkan di Kabupaten

Karawang yaitu tepatnya di TPA Jalupang Kota Baru Cikampek pada beberapa

tahun yang lalu sampah organiknya di olah oleh perusahaan asing milik seorang

pengusaha dari negeri ginseng Korea yaitu menjadikan sampah organik menjadi

pupuk kompos. Tetapi sekarang sudah tidak lagi karena ada beberapa hal yang

membuat berheninya proses produksi dan akhirnya tidak ada lagi yang mengelola

sampah-sampah itu saat ini.

Beberapa tahun yang lalu TPA Karawang itu berada di Rengasdengklok,

tetapi karena lahannya yang kecil dan di daerah perumahan penduduk akhirnya

TPA tesebut di pindahkan ke Jalupang Cikampek karena disana lebih besar

tempatnya dan agak jauh dari daerah perumahan penduduk. Namun kini sampah

disana sudah sangan menggunung karena tidak adanya yang mengelola sampah-

sampah tersebut. Sejauh ini belum ada tindakan dari pihak Pemerintah Daerah

Karawang mengenai hal itu, begitu penuturan dari salah seorang petugas

kebersihan wilayah Rengasdengklok Karawang. Di daerah TPS Rengasdengklok

keadaan sampahnya tidak terlalu banyak pada saat kita melakukai survei karena

pada saat itu sampah telah diangkut pada siang hari sekitar jam 2 siang.

Pengangkutan dilakukan sekali sehari dengan 5 unit ruk sampah. Tetapi ada

Page 18: Laporan Observasi Penelitian TPS.pdf

12

beberapa keluhan dari warga sekitar yang rumahnya di sekitar TPS. Mereka

mengeluhkan bau busuk yang terkadang maasuk kedalam rumah, banyak lalat dan

nyamuk. Berdasarkan data yang kami daparkan juga dari referensi internet bahwa

Pemerintah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, melalui Dinas Cipta Karya

setempat kewalahan mengangkut sampah ke tempat pembuangan akhir, menyusul

tingginya volume sampah di daerah tersebut yang mencapai lebih dari 1.500 kubik

per hari. Akibatnya, cukup banyak sampah di tempat pembuangan sementara

(TPS) yang tidak terangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) di Jalupang,

Kecamatan Kotabaru, Karawang. Bahkan, sampah menumpuk di sejumlah TPS

liar di sekitar Karawang.

Kepala Dinas Cipta Karya setempat, Yusuf Abdulgani, Jumat, mengakui

saat ini pengangkutan sampah ke TPA Jalupang belum optimal karena minimnya

armada pengangkut sampah. Volume sampah di Karawang yang mencapai lebih

dari 1.500 kubik per hari, yang terangkut dari TPS ke TPA Jalupang hanya sekitar

400 kubik. "Idealnya, kami memiliki 70 unit armada pengangkut sampah yang

mengangkut sampah dari TPS ke TPA sampah Jalung. Tetapi saat ini Pemkab

Karawang hanya ada 40 armada," katanya.

Ia menilai kepemilikan armada pengangkut sampah yang hanya 40 unit

itu masih minim jika dibandingkan dengan luas wilayah Karawang dan kondisi

riil volume sampah per hari. Untuk mengatasi masalah TPA Jalupang yang kini

sudah mendekati "overload", Pemkab Karawang berencana mengaktifkan TPA

Leuwisisir yang berlokasi di Desa Mekar Mulya, Kecamatan Telukjambe Barat

pada 2013. Dalam mempersiapkan pengaktifan TPA sampah Leuwisisir, Yusuf

mengaku pihaknya kini tengah mengintensifkan koordinasi ke Dinas Bina Marga

dan Pengairan Karawang. Sebab, ada beberapa titik jalan menuju TPA Leuwisisir

yang masih perlu diperbaiki. "Jika nanti sudah aktif, maka TPA Leuwisisir akan

menjadi TPA sampah kedua setelah TPA Jalupang. Dengan begitu, persoalan

sampah di Karawang dapat cepat teratasi," katanya.

Menurut dia, sebagai persiapan pengaktifan TPA Leuwisisir, sepanjang

tahun 2012 pihaknya melalui Dinas Cipta Karya serta Dinas Bina Marga dan

Pengairan setempat sudah melakukan berbagai upaya agar TPA Leuwisisir yang

Page 19: Laporan Observasi Penelitian TPS.pdf

13

berlokasi di Desa Mekarmulya, Kecamatan Telukjambe Barat, tersebut bisa segera

difungsikan. Salah upaya tersebut ialah dengan mengalokasikan anggaran

pembangunan jalan di sekitar Kecamatan Telukjambe Barat, yang merupakan

akses menuju TPA tersebut. Selain itu juga sudah dilakukan pembahasan

mengenai rencana penggunaan teknologi pengolahan sampah di TPA itu.

Penanganan sampah di Karawang, kata dia, harus sudah ditangani

secara serius, bahkan pada tahun depan harus sudah ditangani secara modern

permasalahan sampah tersebut. Sehingga tidak akan terjadi penumpukan sampah

di wilayah perkotaan sekitar Karawang. "Saya kira rencana pengaktifan TPA

sampah Leuwisisir itu sudah siap pada tahun depan, dan sudah mendesak untuk

segera difungsikan," kata bupati. Penolakan Pengaktifan TPA Leuwisisir Rencana

pengaktifan TPA Leuwisisir pada 2013 masih menyisakan "pekerjaan rumah"

bagi Pemkab Karawang. Sebab masih bermunculan penolakan terkait akan

diaktifkannya TPA tersebut. Beberapa warga yang tinggal di sekitar calon TPA

Leuwisisir masih ada yang tidak setuju terhadap rencana pengaktifan TPA sampah

di daerahnya, karena dikhawatirkan akan terjadi pencemaran lingkungan. "Warga

khawatir jika di daerahnya dibangun TPA akan berdampak terhadap pncemaran

lingkungan dan juga dikhawatirkan mengganggu kesehatan warga," kata

Saepullah, salah seorang warga Desa Mekarmulya, Kecamatan Telukjambe Barat.

Dikatakannya, warga yang menolak rencana TPA Leuwisisir itu sudah

menyampaikan surat keberatan ke pemerintah daerah setempat. Salah satu isi surat

tersebut ialah meminta Pemkab Karawang mengkaji ulang rencana pengaktifan

TPA Leuwisisir. Menurut dia, walaupun pengelolaan sampah di TPA Leuwisisir

tersebut nantinya dilakukan dengan menggunakan teknologi canggih, warga tetap

tidak setuju. Sebab berbagai dampak negatif dari keberadaan TPA sampah itu

akan mengganggu warga setempat. Seorang aktivis lokal Karawang, Gufroni,

mengatakan, pemerintah daerah seharusnya lebih intensif melakukan sosialisasi

tentang rencana pengaktifan TPA sampah Leuwisisir. Hal itu perlu agar

masyarakat setempat mengetahui bagaimana sebenarnya TPA sampah Leuwisisir

tersebut, termasuk di antaranya menyampaikan kepada masyarakat terkait dengan

Page 20: Laporan Observasi Penelitian TPS.pdf

14

teknologi yang akan dilakukan dalam pengelolaan sampah di TPA Leuwisisir.

"Kalau sekarang ada penolakan, kemungkinan itu terjadi akibat kurang matangnya

sosialisasi kepada masyarakat setempat," kata dia.

Ketua LSM Lodaya Karawang, Nace Permana, menilai perencanaan

Pemkab Karawang untuk mengaktifkan TPA Leuwisisir itu kurang matang.

Sehingga, walaupun proyek itu sudah berlangsung sejak beberapa tahun lalu,

hingga kini masih ada "riak-riak" penolakan pengaktifan TPA Leuwisisir.

Menurut dia, pembangunan TPA sampah Leuwi Sisir itu merupakan proyek yang

dikerjakan sejak 2006-2007, tetapi hingga kini belum bisa dimanfaatkan. Hal

tersebut diduga karena proyek pembangunan TPA tersebut tidak direncanakan

melalui kajian matang dan tidak disusun secara komprehensif. "Kondisi itu sangat

disayangkan, karena anggaran proyek pembangunan TPA itu tidak sedikit,

mencapai lebih dari Rp18,5 miliar," katanya. Sementara itu, Pemerintah Desa

Mekarmulya menegaskan warganya tidak menolak rencana pemerintah daerah

setempat yang akan mengaktifkan TPA sampah Leuwisisir, untuk mengurangi

beban pada tempat pembuangan akhir Jalupang.

Kepala Desa Mekarmulya, Darlim, dalam beberapa kesempatan

menyebutkan, sampai saat ini pihaknya belum mendengar dan menerima

pengaduan terkait penolakan rencana pengaktifan TPA sampah Leuwisisir.

Dikatakannya, masyarakat Desa Mekarmulya, Kecamatan Telukjambe Barat,

sudah menerima sosialisasi terkait dengan rencana pengaktifan TPA sampah

Leuwisisir sejak beberapa tahun terakhir. Justru pemerintah desa beserta

masyarakat setempat menantikan pengaktifan TPA sampah Leuwisisir tersebut.

"Tidak benar ada penolakan rencana pengaktifan TPA Leuwisisir itu. Justru

sebaliknya setiap kami mengikuti kegiatan sosialisasi, masyarakat yang sering

bertanya kapan TPA itu akan fungsikan. Kemungkinan penolakan bukan berasal

dari warga desa kami," kata dia. Ia menegaskan masyarakatnya tidak menolak

pengaktifan TPA Leuwisisir. Penolakan itu muncul dari warga Desa Cipayung,

Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi. Sebab, lokasi TPA tersebut

berada di titik perbatasan antara Karawang - Bekasi.

Page 21: Laporan Observasi Penelitian TPS.pdf

15

Sementara itu, Ketua DPRD Karawang, Tono Bachtiar, meminta

pemerintah daerah setempat serius dalam menangani permasalahan sampah

menyusul kondisi TPA sampah Jalupang yang sudah mendekati "over load".

"Permasalahan sampah itu persoalan yang berdampak langsung kepada

masyarakat atau menjadi persoalan publik. Jadi harus cepat tertangani masalah

sampah itu," katanya. Menurut dia, saat ini di Karawang terdapat TPA sampah

Jalupang yang kondisinya sudah mendekati "overload". Hal tersebut harus

diperhatikan serius. "Jika solusi atas permasalahan sampah itu ialah mengaktifkan

TPA Leuwisisir, maka harus Pemkab Karawang harus mempersiapkan secara

matang pengaktifan TPA itu," katanya. Hanya ia mengingatkan agar pengaktifan

TPA Leuwisisir dibarengi dengan penerapan teknologi pengolahan sampah. Jika

di TPA Leuwisisir itu nantinya tidak ada penerapan teknologi pengolahan sampah

yang benar, maka DPRD Karawang akan menolak rencana pengaktifan TPA itu.

Ia menilai penerapan teknologi tinggi pengolahan sampai di TPA

Leuwisisir sudah perlu dilakukan. Dengan demikian, TPA tidak hanya sebagai

titik pembuangan sampah, tetapi juga ada aktivitas pengolahan sampah yang

menggunakan teknologi tinggi. Sebab berbagai kemungkinan buruk, akan dialami

warga yang tinggal tidak jauh dari lokasi TPA, jika rencana pengaktifan TPA

Leuwisisir itu tidak dibarengi dengan penerapan teknologi pengolahan sampah

yang baik. Atas hal itu, penerapan teknologi pengolahan sampah sudah menjadi

keharusan untuk dilakukan Pemkab Karawang atau pihak ketiga yang nantinya

akan mengelola TPA Leuwisisir.

TPS Ujung Berung-Bandung

TPS ini terletak di pinggir Pasar Ujung Berung. Keadaan TPS ini pada

saat kami melakukan survei ternyata masih banyak sampah di TPS ini karena

belum diangkut oleh truk pengangkut sampah. Masih ada 2 truk lagi dengan

sampah yang begitu menumpuk saking penuhnya truk, sampai sampah-

sampahnya jatuh lagi ke tanah. Untuk TPS Ujung Berung ini sampahnya diangkut

ke TPA Sarimukti di Rajamandala, Cipatat Kabupaten Bandung Barat. Menurut

keterangan dari salah seorang petugas TPS memaparkan bahwa sampah-sampah

di Ujung berung diangkut ke TPA Sarimukti Rajamandala. Biasanya dalam sehari

Page 22: Laporan Observasi Penelitian TPS.pdf

16

sampah yang ada di TPS Uber ini biasanya orang-orang menyebut tempat ini,

dibawa ke TPA sebanyak dua kali. Pengangkutan pertama dilakukan pada jam 10

pagi dan pengangkutan yang kedua dilakukan pada sore hari antara jam 4 sampai

jam 6 sore. Kondisi TPS Uber ini pada saat kami kesana itu lebih baik menurut

keterangan seorang warga di sana yaitu Ibu Eti seorang penjual minuman es

kelapa yang letak warungnya itu tepat di depan TPS dan dia sudah berjualan es di

tempat itu selama 7 tahun. Keterangannya yaitu di TPS itu sering sampahnya

tidak diangkut setiap hari, terkadang 2 minggu bahkan pernah 1 bulan tidak

diangkut. Menumpuknya sampah dikarenakan alat berat yang ada di TPA tersebut

rusak atau terkadang truknya yang rusak jadi tidak dapat mengangkut sampah

setiap hari, belum lagi kalau ada demo masyarakat di sekitar TPA Sarimuktinya

yang menyebabkan para sopir diam dan tidak bisa lewat karena jalanan diblokir

oleh para demonstran yang menolak TPA tersebut karena mereka meresa

terganggu dengan sampah-sampah yang diangkut oleh truk-truk sampah karena

sampah-sampah tersebut setiap kali lewat dan melewati rumah mereka begitu

tercium bau busuk yang tidak seharusnya mereka hirup.

Jadi, jika sampah tak diangkut secara rutin setiap hari maka sampah

akan menumpuk di TPS yang akhirnya sampah begitu menumpuk bahkan sampai

menumpuk ke badan jalan yang biasa masyarakat gunakan untuk beraktifitas jika

mau kepasar atau pun akan lewat. Berdasarkan keterangan Ibu Eti dia

mengeluhkan keadaan ini karena menurutnya sebagai seorang penjual minuman

yang lokasinya tepat didepan TPS mengaku merasa tidak nyaman karena pembeli

sering mengeluhkan bau, terkadang jika sampah tidak diangkut 2 minggu dia

bercerita banyak belatung di daerah sekitar TPS tersebut bahkan belatungnya

banyak di warung miliknya yang notaben penjual minuman itu harus bersih agar

tidak banyak bakteri dan vektor penyakit lainnya. Dia mengeluhkan bau busuk

terkadang jika sampah telat diangkut dan sudah mencapai badan jalan dan banyak

belatung yang dapat ditemukan disekitar warungnya seain itu lalat hijau juga tidak

kalah banyak jika sampah itu sudah benar-benar bnyak dan menumpuk. Dia

berharap kepada pemerintah daerah (PEMDA) Kota Bandung untuk lebih

memperhatikan lagi masalah sampah sehingga sampah di TPS dapat diangkut

Page 23: Laporan Observasi Penelitian TPS.pdf

17

setiap hari. Berdasarkan keterangan yang kami dapat dari Pak Ujang yang

merupakan petugas TPS di TPS Uber yang sudah bekerja sebagai petugas TPS

selama 20 tahun ini menyebutkan bahwa truk sampah yang dikirimkan PEMDA

ke TPS itu sebanyak 1 unit truk sampah, tetapi truk itu mengangkut 2-3 kali balik

dari TPS Uber ke TPA Rajamandala karena keterbatasan truk. Dia juga

memaparkan bahwa sampah yang dihasilkan di TPS itu sebanyak 10 ton / hari.

Jika keadaan sampahnya tidak begitu banyak maka truk itu akan mengangkut 2

kali dalam sehari, tetapi jika jumlah sampahnya banyak maka truk akan

mengangkut sampah di TPS itu sebanyak 3 kali dalam sehari. Jika sampai sampah

itu menumpuk seperti truk sampah tidak datang selama 2 minggu bahkan 1 bulan

maka sampah bena-benar banyak dan telah membusuk Pak Ujang ini sampai

kewalahan dan akhirnya sering jatuh sakit karena ketidak teraturan truk sampah

datang yang akhirnya sampah begitu namyak sampai menempati badan jalan.

Selain dari pada hasil observasi kami diatas, berikut ini juga ada referensi internet

mengenai TPA di Rajamandala. Berdasarkan pantauan, tumpukan sampah di TPA di Rajamandala tidak

hanya terjadi di TPS yang berada di Kota Bandung saja, tetapi juga terjadi di

sejumlah TPS yang berada di Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi yang

juga membuang sampahnya ke TPA di Sarimukti. Seperti di TPS Jalan Gedung

Lima Padalarang, Kab Bandung Barat dan di TPS Jalan Raya Cimahi Kota

Cimahi, terlihat tumpukan sampah sudah sampai ke badan jalan meski belum

mengganggu arus kendaraan yang lewat. Kota Bandung memproduksi sampah

1.800 ton per hari, yang bisa diangkut ke TPA Sarimukti sekitar 1.000 ton sampah

atau 200 ritase per hari dengan menggunakan 107 truk. Meski produksi sampah

dari Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat, tidak sebesar Kota Bandung,

namun akibat penutupan ini masyarakat menjadi resah karena sampah yang

berada di depan rumah masing-masing semakin menumpuk dan menimbulkan bau

busuk.

Page 24: Laporan Observasi Penelitian TPS.pdf

18

BAB III

PENUTUP

A. Saran

Saran kami untuk permasalahan sampah di TPS maupun TPA Karawang

dan Bandung intinya sama karena permasalahan sampah dikedua daerah ini sama

yaitu terletak di letak TPA dan cara pengolahan sampah yang baik sehingga tidak

terjadi lagi hal-hal yang beresiko yang disebabkan karena sampah. Untuk

PEMDA Karawang semoga saja tidak sampai salah pilih dalam pemilihan dan

penetapan TPA, tempat harus dipertimbangkan ke semua hal, jangan sampai satu

masalah teratasi yaitu tampat sampah tersedia tetapi masalah baru muncul dari

masyarakat karena mereka merasa terganggu oleh tindakan yang diambil

pemerintah yang akhirnya bermunculan berbagai penyakit dan masalah lain-lain.

Pemerintah harus cerdas dalam menyikapi sebuah masalah, jangan sampai satu

masalah teratasi tetapi menimbulkan banyak permasalahan lain.

Untuk PEMDA Bandung, harus segera mengambil keputusan dan mulai

menagnggapi masalah sampah dengan serius karena masalah ini benar-benar telah

menjadi masalah yang besar. Sama halnya dengan pemerintah Karawang. Cerdas

dalam mengambil dan menentukan keputusan jangan sampai ada hal atau pihak

yang harus dikorbankan demi menangani suatu permasalahan.

Untuk warga sekitar dan masyarakat seluruhnya pandai-pandailah dalam

menggunakan sesuatu, minimalisir segala bentuk kegiatan yang menghasilkan

sampah, apa lagi sampah anorganik yang tidak bisa diurai akan menimbulkan

permasalahn lingkungan. Sedikit pun sampah yang kita hasilkan maka seperti

pepatah “sedikit-sedikit menjadi bukit”. Begitu pula sampah yang kita hasilkan,

setelah menjadi bukit maka sulit untuk menanganinya dan membutuhkan waktu

yang lama untuk dapat menangani itu.

Page 25: Laporan Observasi Penelitian TPS.pdf

19

B. Implikasi

Permasalahan yang timbul diatas ini membuat kita sadar bahawasanya

sampah yang kita hasilkan setiap harinya itu ternyata menimbulkan efek negatif

yang lebih besar pada lingkungan, sedangkan permasalahan itu tidak mudah untuk

mencari solusinya. Maka dari itu khususnya kita sebagai generasi muda dan

sebagai orng berpendidikan harus bisa dan peka terhhadap permasalahan-

permasalahan itu, hal kecil yang dapat kita lakukan adalah meminimalisir

penggunaan barang yang dapat menimbulkan sampah. Karena seperti yang kita

tahu saat ini sampah di sekitar kita sudah sangat banyak bahkan sudah membentuk

gunung-gunung sampah itu sebetulkan kalau kita kaji lebih dalam lagi karena

kebiasaan kita yang sering memandang sampah itu hal yang biasa yang akhirnya

kita seenaknya membuang sampah/ menyampah sehingga sampah-sampah itu

menjadi salah satu permasalahan lingkungan yang cukup serius. Sebab akibat

disetiap tindakan yang kita lakukan pasti ada walaupun tindakan itu kecil.

C. Solusi

Dari permasalahan diatas mengenai sampah seharusnya pemerintah

menggunakan cara yang lebih efektif dan tindakan yang lebih cerdas seperti

halnya mengolah sampah dengan alat yang memang dikhususkan untuk mengolah

sampah menjadi bahan-bahan yang dapat dipakai ulang atau dapat menjadikan

sampah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Mungkin saja

tidak semua sampah dapat memberikan nilai ekonomi yang tinggi, tetapi hal itu

dapat meminimalisir menumpuknya sampah di lingkungan. Menggunakan

teknologi tinggi (high technology) walau secara pasti negara harus mengeluarkan

biaya yang tidak sedikit untuk itu).

Mungkin saat ini kita belum bisa membuat teknologi semacam itu dengan

alasan keterbatasan alat, bahan dan pastinya biaya, dan untuk sementara kita bisa

memesan itu dari negara tetangga seperti Jerman atau Jepang sebagaimana kita

ketahui negara-negara tersebut merupakan negara penghasil teknologi modern.

Dari pada pemerintah sibuk mencari TPA yang tepat dan mengeluarkan biaya

yang besar unuk sampah seperti biaya pembelian lahan TPA, TPS armada untuk

Page 26: Laporan Observasi Penelitian TPS.pdf

20

mengangkut sampah dan merapikan sampah yang jumlahnya dapat memakan

biaya dengan nilai yang sangat tinggi seperti yang akan dilakukan oleh

pemerintah Kabupaten Karawang, itu pun tidak akan mengurangi masalah

lingkungan meskipun di TPA yang baru. Karena sampah tetaplah sampah jika

tidak kita olah, yang terjadi hanya akan membentuk gunungan sampah. Jika hal

itu terjadi lagi maka apa yang akan pemerintah lakukan? Akankah membeli lahan

baru lagi untuk TPA yang baru? sedangkan itu tidak akan mengurangi sampah

yang ada, malah lebih banyak sampah yang terkumpul di beberapa TPA di suatu

daerah. Artinya tindakan pemerintah sebetulnya tidak untuk menyelamatkan

lingkungan, tetapi malah membuat lingkungan semakin tercemar karena

gunungan sampah terdapat dimana-mana sebab TPA pun tersebar dimana-mana

dalam suatu daerah.

Page 27: Laporan Observasi Penelitian TPS.pdf

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2004. Masalah Pencemaran. Bandung: Tarsito

Mochamad Indrawan. 2007. Biologi Konservasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Conservation International.

Nasya Fathiras. 2011. Analisis Pengelolaan Sampah Di Tempat Pembuangan

Akhir. Bogor: IPB

http://www.pdaid.org/library/index.php?menu=library&act=detail&gmd=Artikel

&Dkm_ID=20050156&start=40

http://m.pikiran-rakyat.com/node/129906

http://dezia.wordpress.com/tag/tpa-sarimukti/

http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/informasi/berita/detailberita/1422

http://Pemkab Karawang kekurangan armada pengangkut sampah -

Antaranews.com.htm

http:// Pengaktifan TPA Sampah Leuwisisir Karawang Terkatung-katung.htm

Page 28: Laporan Observasi Penelitian TPS.pdf
Page 29: Laporan Observasi Penelitian TPS.pdf

LAMPIRAN

GAMBAR TPS PASAR RENGASDENGKLOK

Page 30: Laporan Observasi Penelitian TPS.pdf
Page 31: Laporan Observasi Penelitian TPS.pdf

GAMBAR TPS PASAR UJUNG BERUNG

Page 32: Laporan Observasi Penelitian TPS.pdf
Page 33: Laporan Observasi Penelitian TPS.pdf