33
LAPORAN KASUS KATARAK Nama : Ny. wambue Agama : islam Suku/bangsa : wawonii Pekerjaan : IRT Alamat : jln. Kartika. No. 17. Karumba No. Reg : 38 31 83 Umur : 73 tahun Laki/perempuan : perempuan Tg. Penerimaan : 06 januari 2014 A. ANAMNESIS 1. Keluhan Utama : penglihatan kedua mata kabur. Keluhan Tambahan : seperti melihat asap, sering merasa silau terutama pada siang hari 2. Penglihatan : kabur 3. Sakit : tidak ada 4. Sekret/ air mata : sekret jarang, mata berair (+) 5. Kacamata : tidak pernah menggunakan kacamata 6. Peny. Mata peny. Lain: tidak ada 7. Peny. Mata dlm keluarga : tidak ada

LAPORAN KASUS KATARAK

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN KASUS KATARAK

LAPORAN KASUS KATARAK

Nama : Ny. wambue

Agama : islam

Suku/bangsa : wawonii

Pekerjaan : IRT

Alamat : jln. Kartika. No. 17. Karumba

No. Reg : 38 31 83

Umur : 73 tahun

Laki/perempuan : perempuan

Tg. Penerimaan : 06 januari 2014

A. ANAMNESIS

1. Keluhan Utama : penglihatan kedua mata kabur.

Keluhan Tambahan : seperti melihat asap, sering merasa silau

terutama pada siang hari

2. Penglihatan : kabur

3. Sakit : tidak ada

4. Sekret/ air mata : sekret jarang, mata berair (+)

5. Kacamata : tidak pernah menggunakan kacamata

6. Peny. Mata peny. Lain : tidak ada

7. Peny. Mata dlm keluarga : tidak ada

B. PEMERIKSAAN

1. INSPEKSI OD OS

a. Palpebra :edema (-), hiperemi(-) edema (-),hiperemi (-)

ptosis (-)

b. Aparatus lakrimalis : normal normal

c. Silia : trichiasis(-), trichiasis (-)

madarosis(-). madarosis (-)

Page 2: LAPORAN KASUS KATARAK

d. Konjungtiva : injeksi konjungtiva (-) inj. Konjungtiva (-)

Inj. Siliar (-) inj. Siliar (-)

Hiperemi (-) hiperemi (-)

e. Bola mata : menonjol (-) menonjol (-)

f. Sklera : putih (+) putih (+)

g. Mekanisme muskuler: normal (+) normal (+)

h. Kornea :

Tes sensitivitas : (+) (+)

Tes placido : normal normal

i. Bilik mata depan : dangkal dangkal

j. Iris :iris shadow iris shadow

k. Pupil :bulat, isokor, refleks (+) bulat, isokor, refleks (+)

l. Lensa :keruh (+) keruh (+)

2. PALPASI

a. Tensi okuler :normal normal

b. Nyeri tekan :(-) (-)

c. Massa tumor :(-) (-)

d. Gland. Pre aurikuler :(-) (-)

3. TONOMETRI : tidak dilakukan

4. VISUS : 3/60 6/40

Tidak terkoreksi tidak terkoreksi

5. Color sense : normal normal

6. Light sense : normal normal

7. Penyinaran oblik : normal normal

8. Oftalmoskop : tidak dilakukan

9. Slit lamp : tidak dilakukan

Page 3: LAPORAN KASUS KATARAK

C. Resume

Pasien perempuan 73 tahun datang ke poli mata RSUB dengan keluhan

penglihatan kedua matanya kabur yang dialami kurang lebih 1 tahun yang

lalu. Keluhan dirasakan lebih berat pada mata kanan. Keluhan ini dirasakan

makin lama makin bertambah. Pasien mengaku penglihatan kedua matanya

seperti melihat asap,seperti melihat pelangi bila melihat lampu serta sering

merasa silau pada siang hari. Pasien mengaku baru kali ini berobat atas

keluhan penglihatannya yang kabur.

Pada pemeriksaan didapatkan bilik mata depan kanan dan kiri dangkal, iris

shadow (+), pupil kiri dan kanan bulat, isokor, refleks (+), lensa kiri dan

kanan keruh (+), VOD 3/60, tidak terkoreksi, VOS 6/40 tidak terkoreksi

D. Diagnosis

Katarak stadium II

E. Diagnosis Banding

Katarak insipien

Katarak matur

F. Terapi

Catarak cut 4x1 tetes

G. Diskusi

Definsi katarak

Katarak adalah perubahan lensa mata yang sebelumnya jernih dan tembus

cahaya menjadi keruh. Katarak menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan

jelas karena dengan lensa yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan akan

menghasilkan bayangan yang kabur pada retina.

Page 4: LAPORAN KASUS KATARAK

Gambar 1. Lensa yang mengalami katarak     

 Katarak adalah keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut atau

bahan lensa di dalam kapsul lensa atau juga suatu keadaan patologik lensa di

mana lensa menjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa atau denaturasi protein lensa.

Etiologi Katarak

       Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau

bertambahnya usia seseorang. Katarak kebanyakan muncul pada usia lanjut. Data

statistik menunjukkan bahwa lebih dari 90% orang berusia di atas 65 tahun

menderita katarak. Sekitar 55% orang berusia 75-85 tahun daya penglihatannya

berkurang akibat katarak. Walaupun sebenarnya dapat diobati, katarak merupakan

penyebab utama kebutaan di dunia.

Katarak disebabkan hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi

protein lensa, proses penuaan (degeneratif). Meskipun tidak jarang ditemui pada

orang muda, bahkan pada bayi yang baru lahir sebagai cacat bawaan, infeksi virus

(rubela) di masa pertumbuhan janin, genetik, gangguan pertumbuhan, penyakit

mata, cedera pada lensa mata, peregangan pada retina mata dan pemaparan

berlebihan dari sinar ultraviolet.

Page 5: LAPORAN KASUS KATARAK

Kerusakan oksidatif oleh radikal bebas, diabetes mellitus, rokok,

alkohol, dan obat-obatan steroid, serta glaukoma (tekanan bola mata yang tinggi),

dapat meningkatkan risiko terjadinya katarak.

Pada awal serangan, penderita katarak merasa gatal-gatal pada mata, air

matanya mudah keluar, pada malam hari penglihatan terganggu, dan tidak bisa

menahan silau sinar matahari atau sinar lampu. Selanjutnya penderita akan

melihat selaput seperti awan di depan penglihatannya. Awan yang menutupi lensa

mata tersebut akhirnya semakin merapat dan menutup seluruh bagian mata. Bila

sudah sampai tahap ini, penderita akan kehilangan penglihatannya.

Klasifikasi Katarak

Berdasarkan penyebabnya katarak dapat dibagi menjadi :

1. Katarak akibat penuaan (Aging related cataract)Ada 3 tipe utama katarak yang berhubungan dengan usia adalah nuclear,

kortikal dan katarak subcapsular posterior. Pada banyak pasien, bisa

timbul lebih dari satu tipe.

Katarak Nuklear

Katarak nuclear adalah sclerosis dan penguningan yang berlebihan

pada lensa. Dimana sebenarnya secara fisiologis lensa memang

mengalami sclerosis dan penguningan sesuai dengan pertambahan

umur. Namun hal ini tidak berpengaruh banyak pada fungsi visual.

Apabila sclerosis dan penguningan lensa ini sudah berlebihan maka

ia disebut katarak nuclear. Cara mengevaluasi katarak nuclear

adalah dengan menggunakan slit-lamp biomicroscope dan dengan

memeriksa refleks warna merah dengan dilatasi pupil.

Page 6: LAPORAN KASUS KATARAK

Gambar 2. Katarak Nuklearis

Ciri-ciri katarak nuclear:

Perkembangannya lambat

Biasanya bilateral dan mungkin asimetris

Menyebabkan penurunan penglihatan jauh dibandingkan

penglihatan dekat.

Pada stadium awal, karena proses pengerasan dari nucleus

lensa, seringkali terjadi peningkatan indeks refraksi lensa yang

berakibat terjadi myopic shift pada refraksi (myopia lentikuler).

Pada beberapa kasus, myopc shift dapat membuat orang-orang

dengan presbiopi dapat membaca dengan kacamata, kondisi ini

disebut juga sebagai second sight (penglihatan sekunder).

Adakalanya, perubahan yang kasar pada indeks refraksi antara

sklerotik nucleus (atau opasiti lensa yang lain) dan lensa

korteks dapat menyebabkan monocular diplopia.

Gangguan penglihatan warna, khususnya warna biru.

Penurunan fungsi photopic retinal.

Pada kasus lanjut, nucleus lensa akan menjadi semakin opaque

dan coklat yang disebut dengan brunescent katarak nuclear.

Katarak Kortikal

Page 7: LAPORAN KASUS KATARAK

Perubahan komposisi ionic dari korteks lensa dan perubahan

subsekuen pada hidrasi dari serat lensa akan mengakibatkan

opasifikasi kortikal.

Gambar 3. Katarak Kortikalis

Ciri-ciri katarak kortikal :

Biasanya bilateral, namun paling sering asimetris.

Efeknya pada fungsi visual sangat bervariasi tergantung

lokasi opasifikasi relative pada axis visual.

Gejala umum dari katarak kortikal adalah silau terhadap

sumber cahaya fokal, missal lampu mobil.

Diplopia mononuclear.

Progresivitas katarak kortikal sangat bervariasi. Dapat

sangat lambat atau malah begitu cepat.

Pemeriksaan katarak kortikal adalah dengan slit-lamp.

Dimana awalnya terdapat gambaran vakuola dan celah air

pada korteks anterior dan posterior.

Katarak hipermartur terjadi ketika material degeneratif

kortikal bocor melewati kapsul lensa, dan meninggalkan

kapsul menjadi mengerut.

Page 8: LAPORAN KASUS KATARAK

Katarak morgagni terjadi ketika likuefaksi lanjut dari

korteks menyebabkan pergerakan bebas dari nucleus di

dalam kantong kapsular.

Katarak Subkapsularis Posterior

Katarak subcapsular posterior sering terjadi pada pasien dengan

usia yang lebih muda dari katarak kortikal dan nuclear. Lokasinya

di lapisan kortikal posterior dan biasanya axial. Pasien sering

mengeluh silau dan penglihatan yang jelek pada kondisi cahaya

tertutup. Tajam penglihatan dekat menurun lebih banyak

dibandingkan tajam penglihatan jauh. Monocular diplopia.

Pemeriksaan terbaik katarak subkapsular posterior adalah dengan

menggunakan slit-lamp dalam kondisi pupil dilatasi.

Gambar 4. Katarak Subkapsularis Posterior

2. Katarak Traumatika

Dapat mengenai sebagian atau seluruh lensa, rosette katarak dapat

mengenai seluruh lensa, rosette katarak dapat mengenai seluruh lensa.

Bentukan opasifikasi stellata atau rosete.

Lokasi biasanya di axial dan melibatkan bagian posterior lensa.

Kadang, trauma tumpul dapat menyebabkan dislokasi dan

pembentukan katarak.

Page 9: LAPORAN KASUS KATARAK

3. Katarak Metabolik

Merupakan katarak yang terjadi karena kelainan metabolik seperti :

o Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus dapat mempengaruhi kekeruhan lensa, indeks

refraktifnya, dan amplitudo akomodasinya. Saat tingkat gula darah

meningkat, kandungan glukosa di cairan aqueous juga meningkat.

Karena glukosa dari aqueous memasuki lensa dengan difusi,

kandungan glukosa pada lensa akan meningkat juga. Sebagian glukosa

diubah oleh enzim aldosereductase menjadi sorbitol, yang tidak

dimetabolism tetapi tetap dalam lensa.

Secara subsekuen, tekanan osmotik menyebabkan peningkatan air ke

dalam lensa yang mengarah ke pembengkakan dari fiber lensa.

Keadaan hidrasi lenticular dapat mempengaruhi kekuatan refraksi

lensa. Pasien dengan diabetes dapat menunjukkan perubahan refraksi

transient yang diakibatkan perubahan gula darah. Pergeseran myopic

akut dapat mengindikasikan diabetes belum terdiagnosa atau yang

tidak terkontrol. Orang dengan diabetes memiliki penurunan amplitude

akomodasi dibandingkan dengan control orang yang seumur, dan

presbiopi dapat muncul pada usia yang lebih muda pada pasien

diabetes daripada yang tidak menderita diabetes.

Katarak adalah penyebab umum dari kelainan visual pada pasien

dengan diabetes. Meskipun 2 tipe dari katarak secara klasik ditemukan

pada pasien ini, pola lain juga dapat ditemukan.

1. True diabetic cataract atau snowflake cataract : terjadi bilateral,

perubahan lensa subkapsular yang luas, dan progresifitas yang

akut, dan biasa terjadi pada orang usia muda dengan DM tidak

terkontrol. Opasitas subkapsular superficial korteks lensa anterior

dan posterior. Vakuola muncul di kapsul lensa dan terbentuklah

celah yang mendasari korteks di bawahnya. Intumesensi dan

maturitas dari katarak kortikal mengikuti secara cepat sesudahnya.

Page 10: LAPORAN KASUS KATARAK

Peneliti percaya bahwa perubahan metabolic dihubungkan dengan

true cataract diabetic pada manusia dipadukan pada penelitian

katarak sorbitol pada hewan percobaan. Meskipun true diabetic

cataract jarang ditemukan pada praktek sehari-hari, setiap katarak

kortikal bilateral yang matang secara cepat pada anak-anak atau

dewasa muda harus mengingatkan klinisi pada kemungkinan DM.

2. Senescent cataract adalah tipe kedua yang sering ditemukan pada

pasien diabetes. Bukti-bukti menunjukkan bahwa pada pasien ini

mempunyai peningkatan resiko dari perubahan lensa yang

berhubungan dengan perubahan usia yang tidak dapat dibedakan

dari katarak non-diabetic yang berhubungan dengan usia, dan

bahwa perubahan lensa mengarah pada usia lebih muda daripada

pasien yang tidak menderita DM. Resiko tinggi dari katarak yang

berhubungan dengan usia pada pasien dengan diabetes mungkin

merupakan hasil dari akumulasi sorbitol pada lensa, perubahan

hidrasi subsekuen, dan peningkatan glikosilasi protein pada lensa

diabetik.

o Galaktosemia

Galaktosemia adalah ketidakmampuan merubah galaktose menjadi

glukosa yang diturunkan secara autosomal resesif. Sebagai

konsekuensi dari ketidakmampuan ini , akumulasi galaktose

berlebihan di jaringan tubuh, dengan konversi metabolic yang lebih

lanjut dari galaktose menjadi galaktitol (ducitol), gula alcohol dari

galaktose. Galaktosemia dapat merupakan hasil dari kelainan pada

satu dari tiga enzim yang berperan pada metabolisme dari galaktose

: Galaktose-1 phospat uridyl transferase, galactokinase, atau UDP-

galactoce-4-epimerase. Bentuk yang paling umum dan paling parah

diketahui sebagai galaktosemia klasik, disebabkan dari kelainan

enzim transferase.

Page 11: LAPORAN KASUS KATARAK

Pada galaktosemia klasik, symptom dari malnutrisi, hepatomegali,

kuning dan defisiensi mental timbul pada beberapa minggu pertama

kehidupan. Penyakit ini fatal atau berbahaya jika tidak terdiagnosa

atau tidak diobati. Diagnosis dari galaktosemia klasik dapat

dikonfirmasi dengan adanya substansi non glukosa reducing

galaktosa di urin.

Pada pasien dengan galaktosemia klasik, 75 % akan menjadi

katarak, biasanya pada beberapa minggu setelah lahir. Akumulasi

dari galaktose dan galaksitol pada sel lensa mengarah ke

peningkatan tekanan osmotic intaselular dan peningkatan cairan ke

dalam lensa. Secara tipikal, nucleus dan korteks terdalam menjadi

bertambah opak, menyebabkan penampakan “oil droplet” pada

retroiluminasi.Jika penyakit dibiarkan tidak diobati, katarak

meningkat menjadi opasitas menyeluruh dari lensa. Pengobatan

galaktosemia termasuk menghilangkan susu dan produk susu dari

diet. Pada beberapa kasus, bentukan katarak awal dapat dicegah

dengan diagnosis yang cepat dan intervensi diet.

Defisiensi dari dua enzim lain, galaktokinase dan epimerase, dapat

juga menyebabkan galaktosemia. Defisiensi ini jarang,

bagaimanapun dapat menyebabkan kelainan yang tidak parah.

Katarak yang disebabkan defisiensi enzim dapat terlihat, tetapi

mengarah ke kehidupan yang lebih lanjut daripada yang terlihat

pada galaktosemia klasik.

o Hipokalsemia (Katarak Tetanic)

Katarak dapat muncul diasosiasikan dengan kondisi apapun yang

berakibat hipokalsemia. Hypokalsemia dapat idiopatik, atau dapat

muncul sebagai hasil dari destruksi yang tidak diharapkan dari

kelenjar parathyroid selama pembedahan tyroid, biasanya bilateral,

katarak hipokalsemi mempunyai opasitas punctat yang berwarna-

warni pada korteks anterior dan posterior yang berada antara kapsul

lensa dan biasanya terpisah dari itu oleh daerah lensa yang jelas.

Page 12: LAPORAN KASUS KATARAK

Opasitas yang terpisah ini dapat stabil atau matang menjadi katarak

kortikal komplit.

o Wilson Disease (Degenerasi Hepatolenticular)

Wilson Disease merupakan kelainan metabolisme tembaga yang

diturunkan secara autosomal resesif. Karakteristik manifestasi

okuler dari Wilson Disease adalah Kayser-Fleischer Ring,

perubahan warna coklat emas dari membrane descement sekitar

pinggir kornea. Sebagai tambahan dapat juga muncul katarak

Sunflower. Pigmen coklat kemerahan disimpan pada kapsul lensa

anterior dan korteks subkapsular pada bentukan stellata yang

menyerupai bunga matahari. Pada kebanyakan kasus katarak

sunflower tidak menyebabkan kelainan visual yang serius.

o Distrofi Miotonik

Dystrofi miotonik adalah kondisi yang diturunkan autosomal

dominant dengan ciri-ciri: penundaan relaksasi otot yang

berkontraksi, ptosis, kelemahan otot wajah, defek konduksi

jantung, dan pada pasien pria dapat terjadi kebotakan di bagian

frontal yang prominen. Pasien dengan gangguan ini secara khas

berkembang suatu kristal iridesensi polikromatik pada korteks

lensanya dengan secara sekuen adanya katarak subkapsular

posterior untuk menyempurnakan opasifikasi kortikal. Secara

struktur ultra, kristal ini melingkar membentuk ulir dari

plasmalemma dari serta lensa. Secara subsekuen, ada bentuk

katarak subkapsulat posterior dan opasifikasi dari korteks lensa.

4. Katarak akibat defisiensi nutrisi

Walaupun defisiensi nutrisi telah terbukti menyebabkan katarak pada

percobaan binatang, etiologi ini sulit dibuktikan pada manusia.

Epidemiologi melaporkan lebih dari dekade yang lalu memiliki konflik

informasi pada subjek ini. Beberapa penelitian menyarankan bahwa

Page 13: LAPORAN KASUS KATARAK

multivitamin, vitamin A,vitamin C, vitamin E, miasin, tiamin, riboflavin,

beta karotene, dan banyak protein mungkin memiliki efek protektif, pada

perkembangan katarak. Penelitian lain telah menemukan bahwa Vitamin

C dan E memiliki efek yang sangat sedikit atau tidak sama sekali pada

perkembangan katarak. Baru-baru ini Age-Related Eye Disease Study

(AREDS) menunjukkan bahwa lebih dari 7 tahun,intake yang tinggi dari

vitamin C dan E, dan beta karotene tidak mengurangi perkembangan atau

progresivitas dari katarak. Bagaimanapun juga, penggunaan vitamin dosis

tinggi membawa resiko. Perokok yang menggunakan dosis tinggi vitamin

A dan beta karotene memperlihatkan peningkatan dari resioko kanker

paru, kematian dari kanker paru dan kematian dari penyakit

kardiovaskular.

Lutein dan zeaxanthin merupakan karotenoid yang ditemukan pada lensa

manusia dan penelitian baru-baru ini menunjukkan penurunan pada resiko

katarak dengan peningkatan frekuensi intake makanan kaya lutein

(bayam,sayur hijau,brokoli). Makan bayam yang dimasak, lebih dari dua

kali seminggu dapat menurunkan resiko katarak. Penurunan resiko ini

tidak berhubungan dengan gaya hidup sehat. Sebaliknya, pada efek-efek

seperti diet suplemen, diare yang berat, dihubungkan dengan dehidrasi

yang berat dapat mengarah pada peningkatan resiko katarak. Suatu studi

prospektif pada laki-laki dan perempuan menunjukkan bahwa merokok

dapat meningkatkan resiko terjadinya katarak subkapsular posterior dan

sclerosis nuklear pada keduanya.

5. Katarak Komplikata

Merupakan katarak yang terjadi akibat komplikasi dari penyakit yang ada

di dalam mata tersebut seperti uveitis. Perubahan lensa sering timbul

menjadi uveitis kronik dan/ atau berhubungan dengan terapi

kortikosteroid. Biasanya katarak subkapsular posterior muncul, perubahan

lensa anterior juga muncul. Susunan dari synechiae posterior sering terjadi

pada uveitis, sering dengan robeknya lensa anterior, dimana mungkin

Page 14: LAPORAN KASUS KATARAK

berkaitan dengan membrane popullary fibrous. Perubahan lensa pada

katarak sekunder menjadi uveitis mungkin berkembang menjadi katarak

matur. Deposit Kalsium mungkin didapatkan di kapsul anterior atau di

dalam substansi lensa.

Susunan katarak kortikal terjadi lebih dari 70% kasus dari Fuchs

Heterochromic uveitis karena posterior synechiae jarang timbul pada

sindrom ini, susunan dari membrane pupil tidak sama dan terapi

kortikosteroid kronik tidak ada indikasi. Ekstraksi katarak pada pasien

dengan Fuchs Heterochromic uveitis pada umumnya memiliki prognosis

lebih baik. Perdarahan bilik mata depan intraoperative telah dilaporkan

25% kasus.

6. Katarak Diinduksi Obat

Kortikosteroid

Penggunaan kortikosteroid jangka panjang dapat menyebabkan katarak

subcapsular posterior. Angka kejadiannya bergantung pada dosis dan lama

pemakaian dan penerimaan individu terhadap paparan kortikosteroid.

Katarak terjadi pada pemberian kortikosteroid secara: sistemik, topical,

subkonjungtiva, dan inhalasi. Sebagai contoh, pada pengobatan dermatitis

di kelopak mata secara topical dalam jangka waktu yang lama.

Dalam suatu penelitian terhadap pasien yang diobati dengan prednisolon

oral dan diobservasi selama 1-4 tahun, 11% diobati dengan 10 mg/hari

terjadi katarak, seperti sebelumnya 30% menerima 10-15 mg/hari dan 80

% mendapat 15 mg/hari. pada penelitian lain, setengah dari pasien

menerima topical kortikosteroid diikuti keratoplasty menyebabkan katarak

setelah menerima kira-kira 2,4 tetes per hari 0,1 % dexamethason dalam

periode 10,5 bulan.

Phenothiazines

Phenothiazine, merupakan grup utama dari pengobatan psycothropic,

dapat menyebabkan deposit pigmentasi di epitel lensa anterior pada suatu

konfigurasi axial. (Gambar5.9) Deposit ini muncul tergantung pada dosis

Page 15: LAPORAN KASUS KATARAK

dan lama pemakaian. Perubahan visual dihubungkan dengan penggunaan

phenothiazineumumnya tidak significan.

Miotic

Antikolinesterase dapat menyebabkan katarak. Insiden katarak meningkat

20% setelah penggunaan 55 bulan pilokarpine dan 60% pada pasien yang

menggunakan fosfolipin iodine. Biasanya katarak muncul dalam bentuk

vakuola kecil di bagian dalam posterior sampai anterior kapsul dan epitel

lensa. Vakuola ini dapat dilihat dengan retroilluminasi. Katarak ini dapat

berkembang ke kortikal posterior dan inti lensa dan berubah. Katarak ini

terjadi pada pasien yang menggunakan antikolinesterase jangka panjang

dan dosis yang lebih sering. Biasanya terjadi pada pasien usia lanjut dan

pada anak-anak belum dilaporkan.

Amiodarone

Amiodaron suatu oat antiaritmia, dilaporkan dapat menyebabkan deposisi

pigmen axial anterior stelata. Amiodaron juga dideposit di epitel kornea

dan jarang menyebabkan neuropati optic.

Statin

Percobaan pada anjing dengan menggunakan 3-hidroksil-3metilglutaril

coenzim A (HMG CoA) reduktase inhibitor dikaitkan dengan timbulnya

katarak dengan menggunakan dosis berlebihan. Namun penggunaan statin

pada manusia tidak menunjukkan peningkatan resiko katarak. Namun

demikian, pnggunaan serempak simvastatin dan eritromisin dapat

dikaitkan dengan peningkatan 2-3 kali lipat resiko katarak

7. Katarak Kongenital

Berkembang dari genetik, trauma atau infeksi prenatal dimana kelainan

utama terjadi di nukleus lensa. Kekeruhan sebagian pada lensa yang sudah

didapatkan pada waktu lahir dan umumnya tidak meluas dan jarang sekali

mengakibatkan keruhnya seluruh lensa Kongenital

Page 16: LAPORAN KASUS KATARAK

Gambar 5. Katarak Kongenital

Berdasarkan densitasnya, katarak dibagi menjadi :

1) Katarak imatur

Katarak imatur merupakan stadium dimana kekeruhan pada lensa belum

mengenai seluruh bagian lensa. Pada katarak imatur tampak lensa yang

mencembung karena mengalami hidrasi.

2) Katarak matur

Pada katarak matur terjadi kekeruhan diseluruh bagian lensa, terjadi

perubahan bentuk lensa kembali seperti semula.

Gambar 6. Katarak Matur

Page 17: LAPORAN KASUS KATARAK

3) Katarak hipermatur

Pada katarak hipermatur, terjadi pengerutan lensa karena korteks lensa

telah mencair sehingga air keluar dari lensa dan membuat bentuk lensa

menjadi keriput.

Berdasarkan umur katarak dapat dibagi menjadi :

1. Katarak Juvenilis ( kurang dari 20 tahun)

2. Katarak Presenilis (20 - 50 tahun)

3. Katarak Senilis (diatas 50 tahun)

Manifestasi klinis

Gejala umum gangguan katarak meliputi :

Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi

objek.

Peka terhadap sinar atau cahaya.

Dapat melihat dobel pada satu mata.

Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat

membaca.

Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.

Pemeriksaan

Katarak terjadi secara perlahan-perlahan sehingga penglihatan penderita

terganggu secara berangsur. karena umumnya katarak tumbuh sangat lambat dan

tidak mempengaruhi daya penglihatan sejak awal. Daya penglihatan baru

terpengaruh setelah katarak berkembang sekitar 3—5 tahun. Karena itu, pasien

katarak biasanya menyadari penyakitnya setelah memasuki stadium kritis.  

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

Pemeriksaan mata meliputi segmen anterior mata yang berupa palpebra,

konjungtiva, kornea bilik mata depan, iris, pupil, dan lensa. Pemeriksaan lensa

pada katarak yaitu shadow test (tes bayangan iris). Tes bayangan iris ini dilakukan

Page 18: LAPORAN KASUS KATARAK

untuk mengetahui derajat kekeruhan pada lensa. Jika lensa belum keruh

sepenuhnya pada katarak immatur akan didapat pantulan bayangan iris pada lensa

karena cahaya yang mengenai iris dipantulkan oleh bagian lensa yang keruh.

Sedangkan pada katarak matur dimana kekeruhan telah mengenai seluruh lensa

maka tidak ada bayangan yang dibentuk karena semua cahaya langsung

dipantulkan dianggap tes bayangannya negatif.

Sebelum operasi juga dilakukan beberapa pemeriksaan yaitu :

Tes anel : untuk menilai fungsi ekskresi saluran air mata apakah ada yang

menyumbat atau tidak. Tes ini perlu dilakukan untuk menghindari kebuntuan

aliran air mata yang akan mempermudah berkembangbiaknya kuman yang

dapat mengakibatkan infeksi paska operasi sehingga hasil operasi tidak

optimal.

Penilaian segmen posterior mata dengan USG dan funduskopi, untuk menilai

prognosis setelah operasi.

Keratometri, merupakan pemeriksaan untuk mengetahui kelengkungan kornea

sehingga bisa memperkirakan kekuatan lensa intra okular yang akan dipasang.

Biometri, untuk mengetahui panjang aksis visual dan berapa kekuatan lensa

yang diperlukan untuk ditanam.

Operasi Pada Katarak

Indikasi operasi katarak :

1. Mengganggu pekerjaan/ aktivitas

2. Rehabilitasi visus (terapetik)

3. Diagnostik segmen posterior

4. Mencegah komplikasi

5. Kosmetik

Page 19: LAPORAN KASUS KATARAK

Macam-macam operasi katarak antara lain :

Intracapsular Cataract Extraction (ICCE )ICCE merupakan tehnik operasi pada katarak yang mengangkat lensa dengan

kapsul-kapsulnya.

Indikasinya : pada peralatan yang terbatas, pada katarak yang tidak stabil,

intumesen, hipermatur, dan luksasi.

Kontraindikasi absolut : katarak pada anak-anak dan dewasa muda, kasus-

kasus ruptur kapsul karena trauma.

Kontraindikasi relatif : high myopia, sindrom Marfan, katarak Morgagnian,

dan keluarnya vitreus ke dalam bilik mata depan.

Keuntungan : tidak terjadi katarak sekunder, tidak memerlukan peralatan yang

canggih.

Kerugian : penyembuhan luka yang lebih lambat karena luka insisi yang lebar,

rehabilitasi visus yang tertunda, resiko astigmatisme yang besar karena tarikan

akibat jahitan lebih banyak, resiko inkarserasi iris lebih besar, dan resiko

terjadinya prolaps vitreus.

Extracapsular Cataract Extraction (ECCE) ECCE merupakan tehnik operasi pada katarak yang mengangkat lensa dengan

meninggalkan kapsul posterior sebagai cangkang untuk pemasangan IOL

( Lensa Intra Okular).

Kontraindikasi : bila zonula zinni tidak memungkinkan untuk mendukung

dilakukannya ECCE dan pemasangan IOL

Keuntungan : resiko prolaps iris lebih kecil, penyembuhan luka yang lebih

cepat dibanding ICCE, resiko prolaps vitreus lebih kecil.

Kerugian : membutuhkan peralatan dan bahan yang lebih mahal dari ICCE

Small Incision Cataract Surgery (SICS) Operasi katarak yang merupakan pengembangan dari ECCE dengan

melakukan insisi 2 mm dari limbus sehingga tidak mengenai kornea.

Keuntungan : resiko astigmatisme lebih kecil dibandingkan ECCE, resiko

prolaps iris lebih kecil, penyembuhan luka yang lebih cepat.

Page 20: LAPORAN KASUS KATARAK

Kerugian : butuh pengalaman yang cukup untuk melakukan operasi.

Fakoemulsifikasi Operasi katarak terbaru yang menggunakan getaran suara untuk mengemulsi

isi lensa sehingga lebih mudah dikeluarkan dan tidak memerlukan insisi yang

luas.

Keuntungan : lebih cepat dan tidak menimbulkan luka operasi yang lebar

sehingga penyembuhan operasi sangat cepat.

Kerugian : alat yang mahal dan diperlukan tenaga profesional untuk

melaksanakan operasi ini.

Lensa Intraokular

Terbuat dari bahan polimetilmetakrilat

Mempunyai optik

Mempunyai kaki (haptik) agar lensa tetap pada tempatnya

Gambar 7. IOL

Indikasi penanaman lensa intraokular :

1. Katarak monokular

2. Usia muda (produktif)

Kontraindikasi :

1. Katarak kongenital

2. Uveitis berulang

3. Glaukoma berat

4. Distrofi endotel kornea

Page 21: LAPORAN KASUS KATARAK

5. Afakia pada fellow eye

II.7 Pencegahan

Pencegahan utama adalah mengontrol penyakit yang berhubungan

dengan katarak dan menghindari faktor-faktor yang mempercepat terbentuknya

katarak :

Menggunakan kaca mata hitam ketika berada di luar ruangan pada siang

hari bisa Mengurangi jumlah sinar ultraviolet yang masuk ke dalam mata.

Berhenti merokok bisa mengurangi resiko terjadinya katarak.

Katarak dapat dicegah, di antaranya dengan menjaga kadar gula darah

selalu normal pada penderita diabetes mellitus.

Makanan-makanan sumber riboflavin di antaranya susu, daging, sayur,

telur sayuran hijau seperti kol, brokoli, asparagus serta biji-bijian (cereals).

Page 22: LAPORAN KASUS KATARAK

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas, Sidharta. 2005. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. 3rd edisi. Jakarta :

Balai Penerbit FKUI, hlm : 128-136

2. Vaughan DG. Oftalmologi Umum. Widya Medika. 1995

3. Ilyas, Sidharta. 2006. Dasar – Tehnik Pemeriksaan Dalam Ilmu Penyakit

Mata. Edisi kedua. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

4. James, Bruce, et al. 2006 . Lecture Notes Oftalmologi, 9th eds. Jakarta :

Erlangga. Hlm : 76-79.

5. http://www.erfins.multiply.com.journalitem43 - 19k . Sumber : American

Academy of Ophthalmology.

6. http://www.tedmontgomery.com/the_eye/index.html

7. Young RW. Age-Related Cataract. New York : Oxford University Press;

1991.